Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 222 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI
MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN JAMBAN SEHAT
Sumarni1, Heru Listiono2, Sutriyanti3
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Kader Bangsa Palembang1,2,3 sumartiamkl@gmail.com1
heru.bltg@gmail.com2 sutriatiok202@gmail.com3
ABSTRAK
Latar Belakang: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan nama Community Lead Total Sanitation (CLTS) merupakan program pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat. Motivasi pembuatan jamban sehat merupakan salah satu upaya dalam peningkatan pemanfaatan jamban yang memenuhi sayrakat kesehatan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan motivasi masyarakatdalam pembuatan jamban sehat pada program STBM. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitikdengan desain penelitian Cross Sectional, penelitian dilakukan pada bulan Juni 2020 di Desa Bumi Agung Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2020, sampel
penelitian adalah sebagian masyarakat yang tinggal di Desa Bumi Agung Kecamatan Tanjung Lubuk
Kabupaten Ogan Komering Ilir berjumlah 96 orang, melalui simple random sampling, dan analisis data menggunakan analisis univariat (proporsi), bivariat (uji chi square). Hasil: Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p : 0,000) , sikap (p : 0,000) dan tindakan (p : 0,000) dengan motivasi masyarakat dalam pembuatan jamban sehat pada program STBM. Saran: Perlunya memberikan lebih banyak penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama mengenai penggunaan dan pentingnya jamban sehat, serta memberikan sumbangsihpemikiran untuk memotivasi masyarakat agar memiliki jamban sehat di rumah.
Kata Kunci: Jamban, Motivasi, Pengetahuan, Sikap, Tindakan
ABSTRACT
Background: Community Based Total Sanitation (STBM) or also known as Community Lead Total
Sanitation (CLTS) is a government program in order to strengthen efforts to cultivate a clean and healthy life. The motivation for making healthy latrines is one of the efforts to increase the use of latrines that meet health needs. Objective: To determine the relationship between knowledge, attitudes and actions with community motivation in making healthy latrines in the STBM program. Methods: This study is an analytical survey with a Cross Sectional research design, the study was conducted in June 2020 in Bumi Agung Village, Tanjung Lubuk District, Ogan Komering Ilir District in 2020, the research sample was part of the community living in Bumi Agung Village, Tanjung Lubuk District, Ogan Komering Ilir Regency. totaled 96 people, through simple random sampling, and data analysis using univariate (proportion), bivariate (chi square test) analysis. Results: The results of the analysis show that there is a relationship between knowledge (p: 0,000), attitude (p: 0,000) and action (p: 0,000) with community motivation in making healthy latrines in the STBM program. Suggestion: There is a need to provide more counseling on Clean and Healthy Behavior (PHBS), especially regarding the use and importance of healthy latrines, as well as contributing ideas to motivate people to have healthy latrines at home.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 223 PENDAHULUAN
Permasalahan pembangunan
sanitasi di Indonesia merupakan masalah tantangan sosial- budaya, salah satunya adalah perilaku penduduk yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan
kebutuhan higienis lainnya (Sari,
Ratnawati, & Livana, 2018).
Terkait BAB sembarangan
Indonesia menduduki peringkat kedua atau tepatnya di bawah India dengan lebih dari 51 juta orang penduduk Indonesia masih melakukan praktik BAB sembarangan (UNICEF) (Putra & Selviana, 2019).
Tinja atau kotoran manusia
merupakan media sebagai tempat
berkembang dan berinduknya bibit
penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dan lain-lain, maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang (Puti, 2019).
Jamban sehat efektif untuk
memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan
digunakan oleh keluarga dengan
penempatan (di dalam rumah atau di luar
rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah, serta memenuhi syarat kesehatan yang telah ditentukan. Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat. Faktor seperti pengetahuan, sikap,
ekonomi dan pendidikan masyarakat
(predisposisi), ketersediaan air bersih (pemungkin) dan peran petugas kesehatan (penguat) merupakan faktor-faktor yang dapat berperan dalam ketersediaan jamban keluarga sehat (Joseph & Warouw, 2018).
Data yang diperoleh dari
pengamatan peneliti di Desa Bumi Agung Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2019 sudah 75 persen yang memiliki jamban sehat yaitu tidak mengotori permukaan tanah di
sekelilingnya, tidak mengotori air
permukaan tanah disekitarnya, tidak
mengotori air tanah disekitarnya, tidak
terjangkau oleh serangga, tidak
menimbulkan bau, mudah digunakan dan
dipelihara, sederhana desainnya dan
murah.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan desain Cross sectional. (Notoadmodjo, 2018). Dalam proses pengambilan data
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 224
penelitian, peneliti telah memperoleh ijin dari responden yang di buktikan dengan surat informan concernt yang telah di tanda tangani dan telah mendapatkan surat ijin dari komite etik penelitian Universitas Kader Bangsa.
Sebelum mengadakan penelitian penulis telah melakukan survei data awal terlebih dahulu dalam upaya untuk
menemukan permasalahan di tempat
penelitian terkait motivasi masyarakat dalam membuat jamban sehat. Dalam penelitian ini alat untuk pengumpulan data primer yaitu berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan- pertanyaan mengenai
pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat yang belum dipakai dan telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Kegiatan penelitian di lakukan dari tanggal 5 Mei sampai 25 Juni 2020.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. (Hastono, 2017). Analisis univariat untuk
mengetahui distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel. yakni terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan dan motivasi masyarakat dalam membuat jamban sehat yang di tampilkan
dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Analisis bivariat yakni
dilakukan tabulasi silang yang bertujuan melihat hubungan antara variabel bebas
(independen) yakni terdiri dari
pengetahuan, sikap dan tindakan dan motivasi masyarakat dalam pembuatan jamban sehat sebagai variable terikat (dependen) menggunakan uji statistik “Chi-Square” dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kemaknaan (α:0.05). Keputusan hasil statistik di peroleh dengan cara membandingkannilai p-value dengan nilai α.Kriteria hasil uji (Hastono, 2001): Bila p-value < 0,05 berarti ada hubungan antara variabel independendengan variabel dependen dan bila p-value > 0,05 tidak ada hubungan antara variabel independen dengan dependen (Hastono, 2017).
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi, frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel baik variabel
independen (pengetahuan, sikap dan
tindakan) dengan variabel dependen
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 225 Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Variabel Independen dan Dependen
No Variabel Penelitian Jumlah (N) Persentase (%)
1 Motivasi Pembuatan Jamban Sehat
Kurang termotivasi 52 54,2 Termotivasi 44 45,8 2 Pengetahuan Rendah 51 53,1 Tinggi 45 46,9 3 Sikap Negatif 49 51,0 Positif 47 49,0 4 Tindakan Kurang Baik 55 57,3 Baik 41 42,7
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
diperoleh 96 responden terdapat 52
responden (54,2%) kurang termotivasi dan
44 responden (45,8%) termotivasi
pembuatan jamban sehat.Dari 96 responden terdapat 51 responden (53,1%) pengetahuan
rendah dan 45 responden (46,9%)
pengetahuan tinggi. Dari 96 responden terdapat 51 responden (53,1%) pengetahuan
rendah dan 45 responden (46,9%)
pengetahuan tinggi.Dari 96 responden
terdapat 55 responden (57,3%) tindakan
kurang baik dan 41 responden (42,7%) tindakan baik.
Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel
pengetahuan, sikap dan tindakan dengan
variabel motivasi pembuatan jamban
sehat.Dimana antara variabel independen dan dependen diuji statistik chi-square dengan program SPSS diperoleh p value bila p
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 226 Tabel 2.
Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
No Variabel Independen
Motivasi Pembuatan Jamban Sehat
Total P value Odd Ratio Kurang Termotivasi Termotivasi n % n % N % 1 Pengetahuan Rendah 44 86,3 7 13,7 31 100 0,000 29,071 (9,633-87,736) Tinggi 8 17,8 37 82,2 51 100 2 Sikap Negatif 42 85,7 7 14,3 28 100 0,000 22,200 (7,675-64,217) Positif 10 21,3 37 78,7 54 100 3 Tindakan Kurang Baik 47 85,5 8 14,5 55 100 0,000 42,300 (12,757-140,260) Baik 5 12,2 36 87,8 41 100
Berdasarkan tabel 2, diperoleh 51 responden yang berpengetahuan rendah ada sebanyak 44 responden (86,3%) kurang termotivasi dalam pembuatan jamban sedangkan dari 45 responden yang berpengetahuan tinggi ada sebanyak 8 responden (17,8%) kurang termotivasi dalam pembuatan jamban.
Setelah dianalisa dengan uji statistik Chi-square diperoleh p value= 0,000< α 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan motivasi
masyarakat dalam pembuatan jamban sehat pada program STBM. Dari analisis diperoleh pula nilai Odd Ratio (OR) = 29,071 (95% CI = 9,633 – 87,736) memberikan interpretasi bahwa responden yang berpengetahun rendah mempunyai resiko 29,071 kali kurang termotivasi
dalam pembuatan jamban sehat,
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi.
Berdasarkan tabel 2, diperoleh 49 responden dengan sikap negatif terdapat 42 responden (85,7%) kurang termotivasi pembuatan jamban sehat dan 7 responden (14,3%) termotivasi pembuatan jamban sehat sedangkan dari 47 responden sikap positif terdapat 10 responden (21,3%) kurang termotivasi pembuatan jamban sehat. Setelah dianalisa dengan uji statistik
chi-squarep value= 0,000< α 0.05 artinya
ada hubungan yang bermakna antara sikap
dengan motivasi masyarakatdalam
pembuatan jamban sehat pada program STBM.
Dari analisis diperoleh OR: 22,200 (7,633-64,217) artinya responden dengan
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 227
sikap negatif mempunyai resiko 22.200 kali untuk kurang termotivasi dalam pembuatan jamban sehat, dibandingkan dengan responden yang sikap positif.
Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh 55 responden dengan tindakan kurang baik terdapat 47 responden (85,5%) yang kurang termotivasi dalam pembuatan jamban sehat sedangkan dari 41 responden tindakan baik terdapat 5 responden (12,2%) kurang termotivasi pembuatan jamban sehat dan 36 responden (87,8%) termotivasi pembuatan jamban sehat. Setelah dianalisa dengan uji statistik
chi-squarep value= 0,000< α 0.05 artinya ada
hubungan yang bermakna antara tindakan
dengan motivasi masyarakatdalam
pembuatan jamban sehat pada program STBM.
Dari analisis diperoleh OR: 42,300 (95% CI = 12,757 – 140,260) memberikan
interpretasi bahwaresponden dengan
memiliki tindakan kurang baik mempunyai resiko42,300 kali untuk kurang termotivasi
dalam pembuatan jamban sehat,
dibandingkan dengan responden dengan tindakan baik.
PEMBAHASAN
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Motivasi Pembuatan Jamban Sehat
Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik Chi-square diperoleh p value= 0,000< α 0,05 artinya ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan motivasi masyarakat dalam pembuatan jamban sehat pada program STBM.
Pengetahuan merupakan berbagai kombinasi dari teori, konsep, informasi,
pengalaman, interprestasi, dan
pertimbangan yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan diri, tim atau
kelompok dan pengembangan organisasi. (Geumala, Nugraha, Pratiwi, & Ali, 2018). Pengetahuan memang menjadi hal utama yang berpengaruh dalam membentuk pola pikir manusia, semakin luas pengetahuan yang kita miliki, maka akan semakin maju pemikiran seseorang, dan akan lebih banyak mengandalkan pemikiran yang lebih rasional. Pendidikan adalah salah satu jalan untuk menambah wawasan kita. (Apriyanti, Widjanarko, & Laksono, 2018).
Kebanyakan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Pengarayan khususnya di Desa Bumi Agung Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir
masih banyak yang pendidikannya
termasuk rendah karena masih banyak masyarakat yang tamatan SMA, bahkan masih ada yang hanya tamatan SD. Maka dari itu, pola pikir masyarakat di Desa tersebut masih belum terlalu maju dan masih belum banyak mengetahui tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, meski tidak semuanya.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 228 Hubungan Antara Sikap Dengan
Jamban Sehat
Berdasarkan hasil analisa dengan uji statistik chi-square p value= 0,000< α 0.05 artinya ada hubungan yang bermakna
antara sikap dengan motivasi
masyarakatdalam pembuatan jamban sehat pada program STBM.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau
objek.Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus social.
(Geumala et al., 2018).
Sebagian masyarakat masih
bersikap dan memiliki pola pikir yang dalam kondisi ekonomi sekarang ini, yang lumayan sulit, di mana harga karet sedang menurun, membangun jamban bukan merupakan termasuk prioritas utama, masyarakat yang sebagian besar pekerjaan adalah sebagai petani karet lebih memilih untuk BAB ke sungai, selain lebih nyaman, mereka tidak perlu mengangkut air dan memang lokasi dua Desa tersebut lumayan dekat dengan sungai setempat. (Hayana, 2020).
Hubungan Antara Tindakan Dengan Jamban Sehat
Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik chi-square p value= 0,000< α 0.05 artinya ada hubungan yang bermakna
antara tindakan dengan motivasi
masyarakatdalam pembuatan jamban sehat pada program STBM.
Tindakan adalah gerakan/perbuatan
dari tubuh setelah mendapatkan
rangsangan ataupun adaptasi dari dalam
tubuh maupun luar tubuh dan
lingkungan.Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akanbanyak ditentukan
oleh bagaimana kepercayaan dan
perasaannya terhadap stimulus tersebut. (Geumala et al., 2018).
Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Pengarayan atau masyarakat Desa Bumi Agung Kecamatan Tanjung Lubuk masih bahwa BAB atau Buang Air ke sungai lebih baik atau lebih nyaman
ketimbang di Jamban, mungkin
dikarenakan dari segi perawatan atau
penjagaan kebersihan, jika memiliki
jamban, sudah barang tentu harus dijaga kebersihannya, apalagi setalah digunakan, sedangkan jika Buang Air ke sungai, tidak
perlu repot-repot membersihkannya,
karena kotoran yang keluar akan langsung terbawa arus sungai atau tenggelam di dalam air. Padahal hal tersebut dapat mencemari lingkungan terutama air sungai.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 229 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas ada beberapa kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa diperoleh 96 responden terdapat 52 responden (54,2%) kurang termotivasi dan 44 responden (45,8%) termotivasi pembuatan jamban sehat.
2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi pembuatan jamban sehat (p : 0,000).
3. Ada hubungan antara sikap dengan motivasi pembuatan jamban sehat (p : 0,000).
4. Ada hubungan antara tindakan dengan motivasi pembuatan jamban sehat (p : 0,000).
Saran
Perlunya memberikan lebih banyak penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama mengenai penggunaan dan pentingnya
jamban sehat, serta memberikan
sumbangsihpemikiran untuk memotivasi masyarakat agar memiliki jamban sehat di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, L., Widjanarko, B., & Laksono, B. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1), 1-14.
Geumala, M., Nugraha, A., Pratiwi, Y. E., & Ali, M. (2018). Manajemen Lingkungan
Kesehatan Perkotaan. OSF Preprints, 1-11
Hastono, S. P. (2017). Analisis Data pada Bidang Kesehatan.
Joseph, W. B., & Warouw, F. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tersedianya
Jamban Keluarga Sehat di Desa Tompaso Dua Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa. KESMAS, 7(1).
Notoadmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta
Puti, I. A. P. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban sehat di
Wilayah Kerjad Puskesmas Kayu Tanam Tahun 2019. Universitas Andalas
Putra, G. S., & Selviana, S. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan
Jamban Sehat di Desa Empakan Kecamatan Kayan Hulu. Jurnal Kesmas (Kesehatan
Masyarakat) Khatulistiwa, 4(4), 238-243.
Sari, R. K., Ratnawati, R., & Livana, P. (2018). Gambaran Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Cakupan Kepemilikan Jamban Sehat. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah