• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA

67

Vol.01, No.XVII, Maret 2014 HIPERTENSI USIA 45-59 TAHUN DI DESA TURI

KEC. TURI LAMONGAN Virgianti Nur Faridah

…………...……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ...………. …… …… . .….

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Desa Turi Kec. Turi pada bulan Oktober 2013 didapati dari 10 orang dengan usia antara 45-59 tahun, hanya 4 orang atau (40%) yang tidak menderita hipertensi. Tujuan penelitian ini dalah untuk menganalisa pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan rancangan one group pre post test design. Populasinya adalah seluruh penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi dengan jumlah 47 orang dengan sampel 42 orang. Tehnik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Instrumen yang dipakai adalah observasi secara langsung ke responden. Pengolahan data diawali dengan koding, skoring, tabulasi dan selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired T Test dengan tingkat p = 0,05

Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya mengalami penurunan tekanan darah sistole sejumlah 85,7% dan penurunan tekanan darah diastole sejumlah 85,7%. Hasil analisa denagan uji Paired T Test ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah sebelum dengan tekanan darah setelah pemberian rebusan daun alpukat pada penderita hipertensi dengan didapatkan p = 0,000 maka H1 diterima, artinya terdapat pengaruh pemberian rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Kata kunci : Rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill), Tekanan darah sistole, diastole

PENDAHULUAN. …… . … … .

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa diatas 18 tahun) (Bruner & Suddart. 2001).

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah di masyarakat, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi pada tiap tahunnya, di negara industri hipertensi

merupakan salah satu masalah utama, di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, data dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi, dari data epidemologis menunjukkan laju pengendalian tekanan darah yang terus meningkat dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar) dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi (Aru W, 2006).

Selain meningkatnya angka kejadian hipertensi, peningkatan tekanan darah merupakan faktor utama lain bagi serangan jantung dan stroke, dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat kelainan

(2)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

68 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

atau kerusakan target organ yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit sampai jam) agar dapat mencegah atau membatasi kerusakan target organ yang terjadi (Aru W,2006).

Di Indonesia berdasarkan hasil survey Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease (INA-MONICA) pada tahun 2007, angka hipertensi mencapai 16,2% dan terus meningkat hingga 19,6% pada survei 5 tahun kemudian. Berdasarkan data dari the National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) di negara Amerika menunjukkan bahwa dari tahun 2005-2006, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65

juta orang terkena hipertensi

(Ridwanamirudin, 2007).

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Desa Turi Turi pada bulan Oktober 2013 didapati dari 10 orang dengan usia antara 45-59 tahun yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan tensi meter, hanya 4 orang atau (40%) yang tidak menderita hipertensi. Tekanan darah mereka berkisar antara: tekanan sistolik 140-160 mmHg dan tekanan diastolik 90-100 mmHg,

kebanyakan dari mereka mengalami

kekembuhan dari penyakit hipertensinya karena kurangnya pengontrolan tekanan darah.

Penyakit hipertensi dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan, obesitas, hormonal, kurang aktivitas atau olahraga, gaya hidup meliputi : konsumsi garam yang berlebih, alkohol, rokok dan diet, ras dan tipe kepribadian serta stress atau kecemasan (Smeltzer, 2001). Apabila hipertensi tidak dikontrol dengan baik, dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah: 1) Jantung, yang terdiri dari, Hipertropi ventrikel kiri, Angina atau infark Otak yang bisa mengakibatkan Strok atau transisten ischemic attack, 2) Penyakit ginjal kronis, 3) Penyakit arteri perifer, 4) Retinopati, 5) Miokardium, gagal jantung.

Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain dari ekspresi Nitric Oxide Synthase (Corwin, 2000).

Penyebab peningkatan angka kejadian hipertensi di Desa Turi diantaranya adalah karena konsumsi garam yang berlebihan, Kegemukan atau makan berlebihan, stress, dan merokok. Strategi gizi yang tepat dapat menjadi alternative pengobatan bagi penderita hipertensi sehingga tidak selalu bergantung dengan pemberian obat oral (kimia) (Yuniarti T. 2008).

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dan keterbatasan waktu dari peneliti yang tidak memungkinkan untuk meneliti beberapa faktor tersebut, maka peneliti hanya meneliti tentang pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Rebusan daun alpukat memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Azizahwati, penggunaan rebusan daun alpukat 200 ml setiap hari secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, karena daun alpukat mengandung zat flavonoid yang berkhasiat sebagai diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan (Utami, Indah W. 2008). Namun sebagian masyarakat belum menyadari manfaat dari rebusan daun alpukat dan belum ada yang menggunakan, sehingga pengaruh rebusan daun alpukat (200 ml) terhadap penurunan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Maka dari itu diperlukan pengontrolan terhadap hipertensi dengan penggunaan rebusan daun alpukat (Persea Americana

(3)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

69 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Mill) sebagai pengobatan alternative selain obat kimia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Pre

Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi usia 45 – 49 tahun di Desa Turi sebanyak 47 orang. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling didapatkan sebanyak 42 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Alimul, 2003).

Instrumen yang dipakai adalah observasi secara langsung ke responden. Pengolahan data diawali dengan koding, skoring, tabulasi dan selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired T Test dengan tingkat p = 0,05 (Sugiyono, 2006).

HASIL .PENELITIAN

1. Data Umum

1) Karakteristik Responden

(1) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuen si Prosentas e 1 2 Laki-laki Perempuan 23 19 54,8% 45,2% Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berjenis

kelamin laki-laki sejumlah 54,8% dan hampir sebagian penderita berjenis kelamin perempuan sejumlah 45,2 %.

(2) Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Frekuen si Prosenta se 1 2 3 45-50 tahun 51-55 tahun 56-59 tahun 12 14 16 28,6% 33,1% 38,1% Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 38,1% berusia 56-59 tahun, dan penderita berusia 45-50 tahun sejumlah 28,6 %.

(3) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi Prosentase

1 2 3 4 5 Tidak Sekolah SD SMP SMA/PT 14 13 10 4 1 33,3% 31% 23,8% 9,5% 2,4% Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 33,3% yang tidak sekolah dan sebagian kecil penderita sejumlah 2,4% yang berpendidikan sampai perguruan tinggi.

(4) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Frekue nsi Prosentas e 1 2 3 4 Tani PNS/Polri/TNI Wiraswasta Buruh 19 1 16 6 45,2% 2,4% 38,1% 14,3% Jumlah 42 100%

(4)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

70 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 45,2% bekerja sebagai petani, dan sebagian kecil penderita sejumlah 2,4 % bekerja sebagai PNS.

2. Data Khusus

1) Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat

Tabel 5 Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat No Tekanan Darah Pre Sistole Frekuen si Prosenta se 1 2 3 140–159 (HT 1) 160 – 179 (HT2) 180 – 200 (HT3) 14 17 11 33,3% 40,5% 26,2% Jumlah 42 100%

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 40,5% mempunyai tekanan darah sistole 160-179 mmHg (Hipertensi stadium 2). Rata- rata dari 42 penderita sebelum di berikan rebusan daun alpukat tekanan darah sistolenya adalah 170 mmHg (Hipertensi stadium 2).

2) Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat

Tabel 6 Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat No Tekanan Darah Pre Diastole Frekuen si Prosenta se 1 2 3 90–99 (HT 1) 100–109 (HT 2) 110–119 (HT 3) 14 17 11 33,3% 40,5% 26,2% Jumlah 42 100%

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 40,5% mempunyai tekanan darah diastole 100 – 109 (hipertensi stadium 2). Rata- rata sebelum diberikan rebusan daun alpukat tekanan

darah diastolenya adalah 100 mmHg (Hipertensi stadium 2).

3) Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 15

Tabel 7 Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 15

No Tekanan Darah Post Sistole Hari Ke 15 Frek uensi Prosen tase 1 2 3 4 120 (Normal) 130–139 (N Tinggi) 140–159 (HT 1) 160–179 (HT 2) 6 18 15 3 14,3% 42,9% 35,7% 7,1% Jumlah 42 100%

Dari tabel 7 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 42,9% mempunyai tekanan sistole pada hari ke 15 130-139 mmHg (Normal tinggi). Rata-rata setelah di berikan rebusan daun alpukat selama 15 hari tekanan darah sistolenya adalah 130 mmHg (Normal tinggi).

4) Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 15

Tabel 8 Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Hari ke 15 No Tekanan Darah Post Diastole Hari Ke 15 Frekue nsi Prosent ase 1 2 3 70-80 (Normal) 85-90(N tinggi) 90-100 (Ht1) 20 17 5 47,6% 40,5% 11,9% Jumlah 42 100%

Dari tabel 8 menunjukkan bahwa hampir setengah penderita sejumlah 47% mempunyai tekanan diastole pada hari ke 15 70-80 (Normal). Rata- rata setelah diberikan rebusan daun alpukat selama 15 hari tekanan

(5)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

71 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

darah diastolenya adalah 80 mmHg (Normal).

5) Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun

Tabel 9 Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun No Perubahan TD Post Sistole Frekuensi Prosentase 1 2 3 Tetap Penurunan Meningkat 4 36 2 9,5% 85,7% 4,8% Jumlah 42 100 %

Tabel 9 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya penderita sejumlah 85,7% mengalami penurunan tekanan darah sistole dan sebagian kecil penderita sejumlah 4,8% mengalami peningkatan tekanan darah sistole.

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test menunjukkan nilai t = 11,002 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi Tahun 2013 (Hidayat, 2007). Rata-rata penurunan tekanan darah sistole setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) selama 15 hari yaitu 20 mmHg.

Tabel 10 Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Diastole Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun No Perubahan Tekanan Darah Post Diastole Freku ensi Prosent ase 1 2 3 Tetap Penurunan Meningkat 5 36 1 11,9 % 85,7 % 2,4 % Jumlah 42 100 %

Tabel 10 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya penderita sejumlah 85,7% mengalami penurunan tekanan darah diastole dan sebagian kecil responden sejumlah 2,4% mengalami peningkatan tekanan darah diastole.

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi (Nursalam, 2003). Rata-rata penurunan tekanan darah diastole setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) selama 15 hari yaitu 20 mmHg.

PEMBAHASAN .… .…

1. Tekanan Darah Sebelum Diberikan Rebusan Daun Alpukat

Pada saat pertama dilakukan

pengukuran tekanan darah sebagian besar penderita merupakan golongan hipertensi stadium 1 dan hipertensi stadium 2.

Berdasarkan fakta diatas diketahui bahwa ada banyak faktor resiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan dikontrol. Umur, jenis kelamin dan genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Sementara obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan stres emosional merupakan faktor risiko yang dapat dikontrol (Mansjoer. 2001).

Menurut Rohandi (2008), umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah dan pada umumnya terjadi pada manusia yang berusia 40 tahun ke atas. Dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensipun meningkat ini disebabkan oleh karena penebalan dinding otot pada jantung, pembuluh darah dan hormon.

Menurut Dian Ibnu (2008), hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa pada umunya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.

(6)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

72 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Wanita > Pria pada usia > 50 tahun, sedangkan Pria > wanita pada usia < 50 tahun. Ini terjadi karena wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lypoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan esterogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon esterogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon esterogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umunya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Smeltzer and Bare, 2002).

Faktor jenis kelamin, bahwa sebagian besar penderita berjenis kelamin laki-laki, hal ini karena pada umunya di Indonesia yang mempunyai kebiasaan merokok adalah kaum laki-laki. Faktor pekerjaan, bahwa sebagian besar penderita sejumlah 45,2% berprofesi sebagai petani yang dalam sehari-harinya selalu merokok dan beranggapan bahwa rasanya belum mantap kalau tidak merokok.

Pada umumnya penderita atau pasien baru mengetahui mempunyai penyakit hipertensi setelah memeriksakan tekanan darahnya kepada petugas kesehatan. Penderita yang baru mengetahui penyakit hipertensi hanya diberi obat antihipertensi, sedangkan terapi herbal jarang sekali diberikan.

2. Tekanan Darah Setelah Diberikan Rebusan Daun Alpukat

Berdasarkan hasil tabulasi didapatkan bahwa antara Pre dan Post sistole hampir seluruhnya mengalami penurunan yaitu sejumlah 85,7%, dan didapatkan Pre dan Post diastole hampir seluruhnya mengalami penurunan yaitu sejumlah 85,7 %.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa, rebusan daun alpukat (Persea Americana

Mill) juga dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun. Setelah diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) penderita menyatakan frekwensi buang air kecil meningkat. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun alpukat bersifat diuretik yang salah satu kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan (Utami, 2008).

Pada penatalaksanaan hipertensi berfokus dan bertujuan untuk dapat mengendalikan kestabilan tekanan darah agar tidak menimbulkan komplikasi dengan memodifikasi determinan faktor yang menyebabkan hipertensi, yaitu: Obesitas, konsumsi garam, merokok, minum alcohol, konsumsi daging berlebih, olahraga, kurang mengkonsumsi sayur dan buah, stress dan lain – lain. Sedangkan cara untuk menjaga kestabilan atau menurunkan tekanan darah

yaitu dengan mempertahankan atau

menurunkan berat badan pada batas normal, mengurangi konsumsi garam, membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, mengkonsumsi buah dan sayuran segar, mengendalikan stres dengan tehnik relaksasi nafas dalam, membatasi atau menghindarkan konsumsi rokok, alkohol dan kopi (Suyono, 2005).

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan sistole menunjukkan nilai t = 11,002 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H1 diterima, dan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan diastole menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi (Nursalam, 2008).

Pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) yang mulai diberikan hari pertama kepada penderita

(7)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

73 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

hipertensi usia 45-59 tahun, memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada hari berikutnya. Rebusan daun alpukat(Persea Americana Mill) yang diberikan setiap hari secara berturut-turut sedikitnya sekali sehari sebanyak 200 cc telah memberikan efek yang baik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun.

3. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun

Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan.

Tapi pada tekanan darah post sistole ada penderita yang mengalami tekanan darah tetap sejumlah 9,5% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah sejumlah 4,9%. Untuk tekanan darah post diastole yang mengalami tekanan darah tetap sejumlah 11,9% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah sejumlah 2,4%. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam penelitian ini penderita hipertensi usia 45-59 tahun tidak dikontrol dalam hal pola makan, minuman, gaya hidup, dan stress, penderita hanya tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi selama dilakukan perlakuan.

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan darah sistole menunjukkan nilai t = 11,002 dan P Sign = 0,000 sedangkan hasil pengujian dengan uji Paired T Test pada tekanan darah diastole menunjukkan nilai t = 9,985 dan P Sign = 0,000 dimana P < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi.

Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Utami (2008), dimana rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) memiliki senyawa flavonoid yang bersifat sebagai diuretik yang salah satu kerjanya

yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan.

Dari penjelasan diatas rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan salah satunya yaitu dapat

menurunkan tekanan darah apabila

dikonsumsi secara teratur dan sesuai anjuran, sehingga hasil dari penelitian dan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa rebusan daun alpukat (Persea Americana Mil) efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di Desa Turi Kecamatan Turi.

PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Sebagian penderita sebelum diberikan rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) adalah penderita hipertensi stadium 1 dan hipertensi stadium 2.

2) Setelah dilakukan pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) dari sebagian besar responden mengalami penurunan tekanan darah sistole sejumlah 85,7%, dan diastole sejumlah 85,7%.

3) Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah pada sistole dan diastole dengan P Sign = 0,000.

2. Saran

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi agar menganjurkan untuk mengkonsumsi rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) sebagai modifikasi terapi non farmakalogis selain terapi farmakologis.

(8)

Di Desa Turi Kec. Turi lamongan

SURYA

74 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz 2003. Riset Keperawatan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Madika

Aru W. Sudoyo. 2006. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Bruner & Suddart. 2001. Buku ajar keperawatan medikal-bedah. Edisi 8, volume 3. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth. (2000). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Dian Ibnu Wahid, (2008). Hipertensi pada Lansia.www. Diyoyen blogspot.com. diakses tanggal 16 November 2013 jam 10.00 wib

Hidayat, A. Aziz, Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta : salemba medika.

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Medika Aesculapius Jakarta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperwatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Ridwanamirudin. 2007. Hipertensi dan

Faktor Resikonya Dalam Kajian

Epidemiologi www

Ridwanamirudin.wordperss.com.

diakses tanggal 21 November 2013. Jam 09.22 wib

Rohandi. 2008 Hipertensi. www.

Blogspot.com. diakses tanggal 12 Oktober 2013 jam 11.30 wib

Smeltzer and Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC Sugiyono, (2006). Statistic Untuk Penelitian.

Bandung : Alfabeta

Suyono, Slamet. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta

Utami, Indah W. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan Sprague-Dawley. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Yuniarti T. 2008. Ensiklopedia Tanaman

Obat Tradisional. Yogyakarta: MedPress.

Referensi

Dokumen terkait

dampak negatif terhadap intensi turnover. Kepuasan kerja yang tinggi dikaitkan dengan rendahnya intensi turnover dan kepuasan kerja yang rendah mengarah pada

Dengan kembali menilik sejarah pertumbuhan kelompok Iba&gt;d} iyyah, sebagaimana sudah disinggung di muka, bahwa Abu&gt; Bila&gt;l Mirda&gt;s sebagai pelopor dan

Ia juga dapat meningkatkan lagi kemampuan penyesuaian dengan mencuba perkara baru dan mencabar kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam pelbagai keadaan,

Penelitian ini dengan bantuan data yang lebih luas telah berhasil menyempurnakan dua penelitian terdahulu karena membuktikan adanya fonem vokal /Ɛ/ dan konsonan

Pengertian dari prognosis adalah penentuan alternatif pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh konseli. Setelah melakukan beberapa

Pada penyusunan RAPBM di MTs. Al-Hikmah, pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Kepala Madrasah. Pembagian kewenangan meru- pakan

sayangnya pada tutorial online TAP Kimia yang baru kita lewat banyak teman- teman yang tidak ikut berpartisipasi terutama pada inisiasi awal yang sebenarnya sangat bermanfaat

[r]