Abstrak-Bahan bakar yang digunakan untuk
menjalankan kendaraan selama ini masih belum bisa terserap sepenuhnya. Dari sebuah penelitian di New York State University, hanya 10-16 persen energi dari bahan bakar yang efektif digunakan untuk menjalankan kendaraan. Sisa energi yang terbuang sebesar 84-90 persen menjadi panas (thermal) dan getaran (vibration) Hal ini menunjukkan masih banyaknya energi yang terbuang dari kendaraan.Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan mekanisme Regenerative Shock Absorber (RSA) yang digunakan untuk memanfaatkan gerakan translasi naik turun suspensi kendaraan menjadi gerak rotasi untuk memutar generator. Dalam penulisan tugas akhir ini akan dijelaskan mekanisme dari RSA sendiri mulai dari tahap perancangan sampai tahap perhitungan kekuatan bahan dari roda gigi dan poros penggerak roda gigi.
Dari tugas akhir yang dikerjakan ini dihasilkan sebuah mekanisme RSA dan hasil perhitungan dari kekuatan bahan dari roda gigi dan poros penggerak roda gigi,dimana aman untuk penggunaannya serta menghasilkan energi listrik dari generator. Mekanisme RSA ini berdimensi 17,6cm x 16,8cm x 13cm, hasil output dari mekanisme ini setelah diuji menggunakan slider crank dapat menghasilkan daya sebesar 7,2 Watt.
Kata Kunci: Mobil, Vibration, Suspensi, Mekanisme
RSA, Energy Harvesting.
I. PENDAHULUAN
Sejak dimulainya revolusi industri manusia sudah menetapkan sebuah sumber energi yang sebenarnya jumlahnya sangat terbatas. Akibatnya energi menjadi semakin mahal dari waktu ke waktu dan terasa makin menipis. Mulailah manusia mengenal suatu usaha dalam melakukan proses untuk mendapat energi dari sumber lain seperti matahari, termal, angin, gradien salinitas, atau energi kinetis. Hal ini dikarenakan cadangan bahan bakar atau energy yang biasa kita pakai sudah menipis. Lalu dengan suatu mekanisme yang dikembangkan sedemikian rupa dapat menangkap dan menyimpan energy dari sumber lain untuk digunakan dalam pemenuhan kebutuhan perangkat kebutuhan manusia. Dalam menyikapi keadaan ini maka semua orang mulai berlomba-lomba untuk mencari teknologi yang dapat menggantikan. tidak hanya mekanisme akan teetapi juga jenis bahan baku atau bahan alternative mulai dikembangkan agar sumberdayanya dapat diperbaharui.
Berdasarkan sebuah program penelitian yang diterapkan oleh University of Tennessee Chattanooga untuk mengembangkan dan menyebarkan teknologi maju yang memanfaatkan sumber yang bersih dan aman energi, sebuah kendaraan motor pembakaran dalam hanya efektif menggunakan 16% dari tenaga bahan bakar yang digunakan. Panas yang timbul saat proses pembakaran bahan bakar menjadi kerugian terbesar dari proses ini, serta energi lainnya terbuang pada gesekan saat transmisi daya. Sisanya sebesar 62% menjadi engine losses sebagai panas dan getaran, 11% engine idling, 6% transmission losses , serta 2% dari penambahan aksesori seperti Air Conditioner (AC). Dengan menganalisa banyaknya losses yang terjadi pada suatau mekanisme mobil saat berjalan maka banyak mulai ditemukan mekanisme baru dalam memanen energy (harevesting energy). Sebagai contoh Kinetic Energy Recovery System (KERS) yang mengkonversikan energi kinetis terbuang saat pengereman menjadi energi listrik yang disimpan pada baterai KERS. Kemudian memanen energy dari panas gas buang yang timbul dari proses pembakaran dengan Thermal Energy Recovery System (TERS). Teknologi ini bertujuan sama dengan KERS dimana energi listrik bangkitan TERS ini akan digunakan untuk mengisi baterai dan digunakan saat beban mesin besar. Dan pemanenan energy dari getaran yang timbul pada suspensi kendaraan.
Dengan ada banyaknya mekanisme pemanen energy ini maka disatukan dalam teknologi mobil hybrid. Mobil hybrid ini bertenaga bensin sekaligus listrik, mobil ini merupakan solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak seperti bensin. Teknologi harvesting energy ini sendiri digunakan untuk mengisi ulang baterai atau accu sebagai sumber tenaga listrik yang dipakai. Dalam pengisian ulang listriknya yang semakin canggih, cepat, dan tenaga mesin listriknya semakin besar. Salah satu cara pengisian ulang listrik pada mobil hybrid adalah merancang bangun “Suspensi mobil yang menghasilkan listrik”. Dengan alat ini, pengisian ulang listrik bisa langsung dengan sendirinya pada saat mobil berjalan tanpa harus di-charge secara khusus. Dengan teknologi suspensi ini,didapat keluaran listrik yang cukup significant untuk menambah energi listrik pada accu mobil hybrid ataupun mobil listrik tersebut. Dengan profil jalan yang ada di Indonesia banyak yang tidak rata,maka semakin banyak energi listrik yang bisa dipanen karena suspensi berdefleksi secara kontinyu dan suspensi tersebut dihubungkan suatu mekanisme transmisi yang dihubungkan mini generator melalui induksi elektromagnetik agar dapat dihasilkan energi listrik dalam bentuk voltase.
PENGEMBANGAN MEKANISME TRANSMISI DAYA DARI REGENERATIVE SHOCK
ABSORBER (RSA) MODEL ROTATIONAL JAW PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN
TOYOTA AVANZA
Nanang Ismail Fahmi, Harus Laksana Guntur
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
II. URAIANPENELITIAN
A. Regeneratif Shock Absorber
Sebuah penelitian terdahulu di University of Stony Brook, New York dilakukan oleh Professor Lei Zuo, Brian Scully, Jurgen Shestani, dan Yu Zhou yang telah mendesain dan mengujikan regenerative shock absorber yang mampu memanfaatkan energi getaran dari mobil. Para peneliti tersebut membuat skala 1:2 dari prototip dari regenerative shock absorber dan mendemonstrasikan kemampuan alat tersebut untuk menghasilkan 2 – 8 Watts pada kondisi mengemudi dengan kecepatan 45 mph. Mereka memprediksikan dalam skala penuh dan digunakan pada kendaraan roda empat alat ini dapat menghasil listrik sampai 256 Watts. Alat mereka terdiri dari dua tube, yaitu: Di dalam regenerative shock absorber ini terdapat dua komponen utama, yaitu kumparan yang sangat sensitif dan magnet permanen berbentuk cincin bersusun yang dikemas secara khusus untuk meningkatkan daya kemagnetannya.
Gambar2.1. Shock absorber memakai piezoelectrik
Gambar 2.1 menujukkan shock absorber yang menggunakan piezoelektrik sebagai penangkap energi. Pada shock absorber ini, piezoelektrik diletakkan pada bagian puncak dalam tabung shock absorber, sehingga pada saat mobil melewati bump maka shock absorber akan mengalami kompresi. Kompresi tersebut nantinya akan menyebabkan adanya beda potensial pada kedua sisi piezoelktrik yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
B. Generator Listrik dan Prinsip Flux Magnet
Dalam rancang bangun smart police trap terdapat sistem generator elektrik. Sistem generator elektrik ini menggunakan tekanan oleh sebuah kendaraan saat melewati polisi tidur. Didalamnya terdapat komponen berupa spur gear, roda gila, mekanisme flux magnet untuk menghasilkan arus DC, lampu led, resistor dan baterai.Pada bagian belakang roda gila teradapat flux magnet. Didalamnya ada lilitan kumparan dan magnet. Ketika roda gila berputar, magnet ikut berputar pula. Namun lilitan kumparan tetap diam (tidak berputar). Dengan kondisi ini maka akan timbul arus listrik berupa arus DC dan kemudian disimpan didalam flywheel, dan energi yang tersimpan tersebut dapat kita manfaatkan untuk berbagai macam keperluan
Ada beberapa metode untuk membangkitkan energi dari gerak berjalan manusia, salah satunya adalah dengan cara induksi elektromagnetik. Induksi Elektromagnetik merupakan penggabungan antara listrik dan magnet. Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan kawat tembaga dan pada gulungan tersebut
kita alirkan listrik, maka akan timbul medan magnet, sebaliknya apabila kita menggerakkan magnet dekat gulungan tersebut, akan timbul listrik dalam gulungan tersebut.
Gambar2.2. Prinsip kerja dinamo
Pada Gambar 2.1 menunjukkan prinsip kerja dari dinamo, dimana dinamo tersebut merupakan komponen terpenting pada rangkaian RSA. Dinamo ni nantinya akan menyimpan energi listrik yang dihaslkan dari putaran pada rangkaian gear box RSA.
C. Metode Penelitian
Pada tahap ini dilakukan metode pustaka sebagai dasar penelitian vibration energy recovery system (P-VERS) ini. Beberapa metode pustaka yang membangun penelitian ini adalah blue print departemen ESDM Indonesia, buku teknologi otomotif, buku machine design untuk mencari kekuatan serta pemilihan material roda gigi dan poros dan buku mekanika kekuatan material karangan R.C Hibbeler untuk mengetahui konsep tegangan dan regangan pada tuas penggerak toda gigi.
Tahap Proses Perancangan dan Pendesainan mekanisme RSA pada sistem suspensi Toyota Avanza
Secara rinci tahap proses perancangan dan pengembangan RSA dengan melakukan perancangan mekanisme, penentuan dimensi, penentuan kekuatan serta penentuan material yang tepat agar alat berfungsi dengan baikSecara rinci tahap proses perancangan dan pengembangan RSA dengan melakukan perancangan mekanisme, penentuan dimensi, penentuan kekuatan serta penentuan material yang tepat agar alat berfungsi dengan baik
Gambar2.1. Mekanisme Regenerative Shock Absorber
Perhitungan kekuatan roda gigi
Tahap pertama untuk perhitungan kekuatan roda gigi ini adalah menentukan putaran awal (input) , putaran akhir (output) dan rasio kecepatan roda gigi sesuai yang
diharapkan dari penelitian ini. Sesuai dengan rumus kecepatan rasio dibawah :
g p g p p g p g v d d Nt Nt n n r = = = = ω ω
Setelah mendapatkan rasio kecepatan dapat ditentukan daya input yang akan ditransmisikan pada roda gigi yang lain dengan rumus dibawah ini :
33000 . 63000 .n FtVp T hp= =
Daya yang diterima oleh sepasang roda gigi yang bersentuhan, akan mengarah normal terhadap permukaan gigi dan searah dengan garis tekan / kontak. Pada gambar 3.4 ditunjukkan sepasang roda gigi yang bersentuhan pada pitch pointnya, gaya normal Fn adalah gaya yang
ditimbulkan oleh roda gigi yang digerakkan terhadap roda gigi penggerak. Dengan demikian gigi roda gigi penggerak akan menerima juga gaya normal Fn yang sama besarnya
tetapi berlawanan arah.
Gaya radial disebut juga gaya pemindah, sebab gaya ini cenderung memisahkan antara dua roda gigi. Dalam perencanaan, gaya tangensial dianggap konstan selama kontak antara dua roda gigi, mulai dari bagian puncak gigi sampai dasar gigi, torsi yang timbul akibat gaya normal yang dihitung dari pusat dari pusat roda gigi adalah :
2 cos 2 1 1 F d d F T= n φ = t Kecepatan pitch line :
12 . . nd
Vp =π (ft/menit)
Dimana d (diameter gigi) dalam in, atau data juga dengan :
60 . . nd Vp =π (m/s)
dimana d (diameter gigi) dalam m
Nilai harga ini dimasukkan kedalam rumus sebelumnya, maka :
( )
63000 12 2 63000 . d V d F n T hp p t π = =sehingga gaya tangensial pada roda gigi adalah :
p t
V hp F = .33000
Setelah menentukan gaya tangensial, maka langkah selanjutnya adalah menentukan gaya dinamis pada roda gigi yaitu :
t p d F V F 600 600+ = untuk 0 < Vp < 2000 ft/menit t p d F V F 1200 1200+ = untuk 2000 < Vp < 4000 ft/menit t p d F V F 78 78+ = untuk Vp > 4000 ft/menit
III. HASILDANDISKUSI
A. Data simulink matlab dari analisa yang dilakukan untuk daya input masukan VERS dan kecepatan naik turun suspensi mobil Data simulink matlab dari analisa yang dilakukan untuk daya input masukan VERS dan kecepatan naik turun suspensi mobil
Grafik Simulink matlab daya yang diterima VERS pada kecepatan mobil 36 km/jam dengan Constanta redaman Vers 10% pada roda belakang. Didapatkan daya dari root mean square (RMS) grafik sebesar 27,1 watt atau 0,003 Hp.
Gambar3.1. Grafik Simulink matlab daya yang diterima VERS
Grafik kecepatan naik turun suspensi mobil pada roda belakang, didapatkan kecepatan rata – rata naik turun suspense mobil pada roda belakang sebesar 0,36 m/s.
Gambar3.2. Grafik kecepatan naik turun suspensi
B. Hasil Perhitungan Roda Gigi
• Data Gear jaw : Daya :0.03 HP Jenis Gear : spur gear
Sudut tekan : 20 derajat coarse pitch Angka transmisi : 3,067
Putaran : 85 rpm Diameter : 3,60 in Lebar roda gigi : 0,62 inch (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (8) (10)
(12) (13) (14) (15) (16) Jumlah gigi : 181 Diametral pitch : 50 Lewis from factor : 0,361
Gambar3.3. Roda Gigi Jaw
• Data Gear 1&2 Jenis Gear : Spur gear Sudut tekan : 20 derajat Daya : 0,03 HP Angka transmisi : 3,067 Putaran : 260 rpm Diameter : 0,70 in Lebar roda gigi : 0,62 in Jumlah gigi : 59 Diametral pitch : 50 Lewis from factor : 0,295
Gambar3.4. Roda Gigi 1 dan 2
Perancangan roda gigi jaw dan roda gigi 1&2
• Jarak roda gigi
c = 1,51 2 70 . 0 60 , 3 2 = + = + dg dp inchi
• Torsi masing – masing roda gigi Tjaw= 85 63000 . 03 . 0 63000 . = njaw Hp
=
22
,
235
lb
−
in
T1= lb in n Hp = = − 269 , 7 260 63000 . 03 . 0 1 63000 .• Gaya – gaya pada roda gigi jaw
Ftjaw= 12,352 60 . 3 235 . 22 2 . 2 = x = djaw Tjaw lb.f
Fr = Ft jaw. tan
φ
= 12,352 lb.f tan 20 = 4,495 lb.fFn= lb f Cos lb Cos Ftjaw . 147 , 13 20 352 , 12 .φ = =
• Kecepatan pitch line (Vp)
Vp=
12
n
.
d
.
π
= 12 rpm .85 3,60.inchi . π = 80,07ft/min• Beban dinamik (Fd), untuk Vp < 2000 ft/min
Fd = 600 V 600+ p Ft = 600 80.07 600+ 12,352 lb.f = 14,001 lb.f
Lewis Equation untuk mencari bahan roda gigi Diketahui b : 0.62 inchi
φ
: 200
Ntp : 181 (Dari tabel 10-2,deutchman didapat Y = 0,461) Fb =
P
bY
So.
So =461
,
0
.
62
,
0
50
.
001
,
14
.
inchi
inchi
lb
bY
P
Fd
=
So = 2449,268 PsiJadi karena nilai Safe static stress(so) = 2449,268 Psi maka bahan material roda gigi 1&2 dan jaw yang digunakan cukup Gray cast iron ASTM 25 dengan BHN 174. Sedangkan alat yang kita pakai memakai bahan gray cast iron ASTM 60,jadi sudah sangat kuat dan tahan terhadap keausan dan tegangan bending.
Check roda gigi berdasarkan Wear Load (Buckingham) Fw = dp . b . Q . K
F
w≈
F
ddimana : dp = Diameter pitch pinion
b = Lebar roda gigi K = Wear load factor dan harga Q diperoleh dari persamaan Q = g p g
d
d
d
.
2
+
= 3,60 0,71 0,325 7 . 0 2 = + inchi inchi xDari tabel 10-11 (Deutschman) untuk gear dan pinion dengan average BHN = 260,didapat K:
K = 143 psi
Jadi Fw = 3,60 x 0,62 x 0,325 x 143 = 103,732 lb.f Karena Fw
≥
Fd103,732 lb.f
≥
14,001 lb.fMaka Fw
≥
Fd ( maka bahan memenuhi syarat keausan Buckingham )Pengecekan dengan Metode AGMA Bending • Tegangan ijin untuk perencanaan Sad = R T L at
K
K
K
S
⋅
⋅
dimana :Sad = Tegangan ijin maksimum
Untuk bahan ASTM 60 (260 BHN) diperoleh data sebagai berikut :
Sat = 15000 Psi Tegangan ijin material (tabel 10-7
atau gambar 10-24, Deutschman)
KL = 2,4 take as unity Life factor (tabel 10-8,
Deutschman) KT = 1 Faktor temperatur
KR=1,33 normal design Faktor keamanan (tabel
10-9, Deutschman) Sehingga : Sad = = 33 . 1 . 1 4 . 1 . 15000 x psi 15789,47 (11)
(17)
(18)
(19) • Stress at rooth of tooth
σt =
J
b
K
K
K
P
K
F
V m S O t⋅
⋅
⋅
⋅
⋅
⋅
dimana :σt = Tegangan di kaki roda
gigi
Ft = Gaya tangensial roda
gigi
Ko = Faktor koreksi beban
lebih J = Faktor geometri P = Diametral pitch Ks = Faktor koreksi ukuran Km = Faktor distribusi beban Kv = Faktor dinamik
b = Lebar roda gigi Ft = 12,35 lb.f ( dari data awal perhitungan gaya ) Ko = 1 ( uniform,table 10-4 )
P = 50 ( diametral pitch )
Ks = 1 ( for spur gear take as unity ) Km = 1,6 ( table 10-5 , spur gear )
Kv = 0,84 ( dengan Vp= 80,07 ft /min ,fig 10-21 ) b = 0,62 (dari data awal perencanaan )
J = 0,49 ( 200 FD, Ntp = 181, Ntg = 59, fig 10-22 )
Jadi Stress at rooth of tooth
σt =
3871
,
59
49
,
0
.
62
,
0
.
84
,
0
6
,
1
.
1
.
50
.
1
.
35
,
12
lb
=
karena Sad > σt 15789.47Psi > 3871,59Psimaka Sad > σt maka check roda gigi terhadap ketahanan
bending AGMA terpenuhi
Pengecekan Keausan dengan AGMA Wear Equation Bahan  Pinion : ASTM 60 (260BHN)
Gear : ASTM 60 (260 BHN) σc=
⋅ ⋅ ⋅ ≤ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ R C T C H C L C ac S I b d v C f C m C s C o C t F P C dimana: σc = Tegangan kompresi Cp = Faktor ketahanan dalam elastisitas properties material Co = Faktor koreksi beban Cs = Faktor koreksi umum Cm = Faktor koreksi beban untuk pengurangandengan sistem roda gigi yang pertama Cf = 1, jika roda gigi
difinished bagus Cv = Faktor dinamik
d = Diameter b = Lebar roda gigi I = Faktor geometri Sac = Tegangan maksimum bahan CL = Faktor umur CH = Faktor kekerasan CT = Faktor temperatur CR = Faktor keamanan = 1, dari tabel 10-16 jika 1 dari 100 yang rusak
Data untuk pinion :
Cp = 2300 psi gear and pinion steel (tabel 10-12,
Deutschman),
Ft = 12.35(dari data awal perencanaan ) Co = 1 (sama dengan Ko )
Cv = 1 (dengan Vp=80,07 curve 1, fig 11-27 ) Cs = 1 ( take a minimum value )
Cm = 1,3 ( spur gear b= 0,62 inchi, fig 10-31 ) Cf = 1,25 (finising halus) I = 0,120 ( Ntp=181, fig 10-32 ) σc = 2300
120
,
0
.
62
.
0
.
60
,
3
.
1
25
,
1
.
3
,
1
.
1
.
1
.
35
,
12
lb
= 19909,038 • check keausan σc <
⋅
⋅
⋅
R T H L acC
C
C
C
S
Sac = 118000 ( dari ekstrapolasi table 10-14 ) CL = 1 (fig 10-33, assumsi umur 105 ) CH = 1 ( K < 1.2 fig 10-34 )
CT = 1 (take as unity )
CR = 1 ( table 10-16,fewer than 1 in 100 )
Jadi, σc <
⋅
⋅
⋅
R T H L acC
C
C
C
S
19909,038≤
118000
1
.
1
1
.
1
19909,038Psi < 118000Psi ( memenuhi untuk keausan AGMA )
Tabel 1.
Hasil Utama Roda Gigi Jaw dan Roda Gigi1&2
Karakteristik Pinion Gear Lebar gigi 0,62" 0,62" Sudut tekan 20⁰ FD 20⁰ FD Diametral pitch 50 50
Jumlah gigi 181 59
Bahan ASTM 60 ASTM 60
Hasil perancangan mekanisme Regenerative Shock Absorber (RSA) model Rotational Jaw
Hasil perancangan dari mekanisme RSA adalah roda gigi Jaw, roda gigi 10 buah, 4 buah poros, dan 1 buah tuas untuk pendorong roda gigi jaw. Seluruh hasil perancangan ini dirangkai menjadi 1 dan menghasilkan sebuah alat untuk memanen energi yaitu sebuah Regenerative Shock Absorber.
Gambar3.5. Susunan Roda Ggi dengan poros
KESIMPULAN
Setelah dilakukan rangkaian pengujian dan analisis data, didapatkan beberapa kesimpulan dari penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari hasil perancangan Regenerative Shock Absorber (RSA) pada kendaraan Toyota avanza yang sudah dilakukan, RSA sudah berjalan dengan baik dan mampu menyerap energi dari naik turunnya suspensi kendaraan.
2. Dari RSA yang dibuat didapat diameter roda gigi masing-masing adalah roda gigi jaw 3,60 inch ; roda gigi 1: = 0,70 inch; roda gigi 2 = 0,70 inch; roda gigi 3 = 2,36 inch; roda gigi 4 = 2,36 inch; roda gigi 5 = 0,66 inch; roda gigi 6 = 2,40 inch; roda gigi 7 = 0,66 inch; .roda gigi 8 = 2,40 dan roda gigi 9 = 0,70.
3. Dari RSA yang dibuat didapat jumlah gigi roda gigi masing-masing adalah roda gigi jaw = 181 buah; roda gigi 1 = 59 buah; roda gigi 2 = 59 buah; roda gigi 3 = 118 buah; roda gigi 4 = 118 buah; roda gigi 5 = 60 buah; roda gigi 6 = 120 buah; roda gigi 7 = 60 buah; roda gigi 8 = 120 buah dan roda gigi 9 = 59 buah.
4. Dari pengecekan kekuatan dan keausan,roda gigi telah memenuhi untuk uji keandalan dan sangat kuat terhadap gesekan terhadap roda gigi yang lain
5. Dari RSA yang dibuat didapat diameter poros yang aman adalah poros 1 = 0.26 inch, poros 2 = 0.18 inch, poros 3 = 0,18 inch, poros 4 = 0,27 inch, poros 5 = 0,29 inch.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh dosen maupun Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS dan seluruh teman-teman laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS yang telah banyak mendukung kelancaran penelitian kali ini.
DAFTARPUSTAKA
[ 1 ] Deutschman, Michels Wilson. Machine Design. Machmillar Publishing Co.,Inc. New York
[ 2 ] Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Cetakan Kesembilan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
.
[ 3 ] Hibbeler, RC. 2007. Engineering Mechanics static. 11th Edition.
Prentice Hall. Singapore
[ 4 ] Sutantra, I Nyoman. 2001. Teknologi Otomotif. Edisi Pertama. Guna Widya. Surabaya
[ 5] Sutantra, I Nyoman. 2010. Teknologi Otomotif. Edisi kedua. Guna Widya. Surabaya
[ 6 ] Berata, Wayan. 1999.Mekanika kekuatan material. Edisi pertama. Institut Teknologi Sepuluh Nopember