• Tidak ada hasil yang ditemukan

Didik Wahyudi(1), Sutarno (2), Artini Pangastuti (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Didik Wahyudi(1), Sutarno (2), Artini Pangastuti (2)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Didik Wahyudi(1), Sutarno (2), Artini Pangastuti (2) 1. Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

(2)

QUORUM SENSING

Suatu proses yang memungkinkan bakteri dapat berkomunikasi dengan mensekresikan molekul sinyal

yang disebut autoinducer atau molekul sinyal sebagai

bahasa.

Proses ini memungkinkan suatu populasi bakteri dapat mengatur ekspresi gen tertentu, tingkah laku dan fenotipiknya, yang bergantung kepada jumlah populasi

(3)

Beberapa Peneliti Sistem Quorum Sensing Bakteri

Indiana University

Clay Fuqua

Yonsei University, Seoul, Korea Selatan. Yaya Rukayadi Allison L Adonizio Florida International University Miami Massachusetts University Djordjevic DENMARK UNIVERSITY Fajar Mustika School of Life Sciences andTechnology - ITB

(4)
(5)

SISTEM QUORUM SENSING BAKTERI

MENGENDALIKAN EKSPRESI GEN

BIOLUMINESCENS

SEKRESI VIRULENSI FACTOR PRODUKSI PIGMEN

(Taga dan Bassler, 2003).

SPORULASI

PEMBENTUKAN BIOFILM

(6)
(7)

QUORUM SENSING BLOCKING

Ekstrak

Alpina galanga

(8)

1. sistem quorum sensing, dapat dikembangkan

untuk pengendalian infeksi yang dilakukan

dengan mencegah pengumpulan massa

bakteri atau merusak sistem komunikasinya.

2. Produksi Eksopretease dikendalikan oleh

sistem quorum sensing, sehingga produksi

eksoprotease bisa dijadikan indikator sistem

(9)

BIOFILM BAKTERI

Biofilm adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

suatu lingkungan kehidupan yang khusus dari sekelompok

mikroorganisme, yang melekat ke suatu permukaan, menjadi

mikrolingkungan yang unik.

Ada lima tahap perkembangan biofilm P. aeruginosa 1. initial attachment 2. irreversible attachment 3. maturation I 4. maturation II 5. dispersion

(10)

Pseudomonas aeruginosa

Phylum : Proteobacteria

Class : GammaProteobacteria Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Penyebab Nosokomial infeksi

paling tinggi dibandingkan

bakteri jenis lainnya (26%)

(Bagian Mikrobiologi Klinik

RSPM Jakarta, 1998).

(11)

Lengkuas (Alpinia galanga L)

Klas :Monocots Order :Zingiberales Family :Zingiberaceae Catherine (2002) Khasiat:

antibakteri, anti fungi, anti tumor, analgenikum, anti kembung, obat penyakit kulit. sakit perut , radang

(12)

Zat Kimia yang terkandung dalam

Ekstrak etanol Alpinia galanga L

• eskuifelandren.

• fenolik

• ester asam lemak

• asam lemak

• galanal A

• galanal B,

• galanolakton,

• terpen, dan lain-lain.

• asetokavikol asetat,

• p-coumaril siasetat,

• asam palmitat,

• eugenol,

• asetosiugenol asetat,

• bisabolene,

• farnesen,

(13)

RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Apakah ekstrak Alpinia galanga L mampu menghambat sistem

quorum sensing (produksi eksoprotease, jumlah sel bakteri

dan produksi biofilm) pada Pseudomonas aeruginosa?

2. Berapakah konsentrasi ekstrak Alpinia galanga L yang paling efektif dalam menghambat sistem quorum sensing (produksi eksoprotease, jumlah sel bakteri dan produksi biofilm) pada

Pseudomonas aeruginosa?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penghambatan sistem quorum sensing pada Alpinia galanga L yang diperoleh dengan pelarut polar (eatanol) dan semi polar (etil asetat)?

(14)

Sistem Quorum sensing Pseudomonas aeruginosa

Acyl Homoserin lactone,

Esktrak Alpinia galanga L

Ekspresi Gen untuk Faktor Virulensi

Pembentukan Biofilm

Patogen

Penyakit Infeksi

Sistem Quorum Sensing dihambat! Bakteri Tidak membentuk Faktor Virulensi dan Biofilm

Tidak Menjadi Patogen

(15)

HIPOTESIS

Ekstrak Alpinia galanga L mempunyai kemampuan dalam menghambat sistem quorum sensing (produksi

eksoprotease, jumlah sel bakteri dan produksi biofilm) pada Pseudomonas aeruginosa.

Ada perbedaan kemampuan penghambatan sistem quorum

sensing pada Pseudomonas aeruginosa oleh ekstrak Alpinia galanga L dengan pelarut polar (eatanol) dan semi polar

(16)
(17)

Waktu dan Tempat Penelitian

 Laboratorium Bakteriologi dan Kimia Farmasi AAK

Nasional Surakarta pada bulan November 2009 - Juni 2010. Jl. Yos Sudarso 338 Surakarta 57155.

 Laboratorium Mikrobiologi, Media Reagensia Balai dan

Laboratorium Kimia Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta (Lab. rujukan Nasional bidang Mikrobiologi Klinik, ISO 17025:2005). Bulan Desember 2009 – Juni 2010.

(18)

Analisis Data

Ekstraksi Alpinia galanga L

isolasi & Persiapan Bakteri Uji Persiapan Media Biakan

Uji Penghambatan Quorum Sensing

Uji pembentukan Biofilm: Microtiter Plate Polivinil Clorida (PVC) Kurva Pertumbuhan

(19)

BAKTERI UJI

Bakteri strain. Pseudomonas aeruginosa diperoleh dari

Pseudomonas aeruginosa yang diisolasi dari Rumah Sakit

(20)

Lengkuas (Alpinia galanga L)

Alpinia galanga

L (Lengkuas) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis Lengkuas

merah besar berumur 4 – 5 bulan, yang

didapatkan dari Perkebunan Tanaman Obat di

Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar,

(21)

Persiapan Media Biakan

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Luria-Bertani (LB) dilengkapi dengan 0,5% glukosa dan 2 %

susu skim (media AB, mengandung 2,5 mg tiamin /

liter). semua strain yang diinkubasi pada 37 ° C.

(22)

Alpinia galanga L 1 kg DIPARUT & DIKERINGKAN

100 g rimpang diekstrak dalam 500ml etanol 70%

selama 24 jam

DISARING,

Filtrat dievavorasi dengan Rotary Evaporator

40C Vakum

Setelah kering di tambah 10 ml etanol dan 20 ml

heksana

Dikocok, lapisan etanol dikeringkan jadi kristal

di Larutkan dalam etanol 1% (1:100 w/v)

(23)

inokulasi P. aeruginosa ke media agar dengan

spot plate

media LB Agar + 0,5% Glukosa +

2% susu skim

Ditunggu sampai dingin dan keras

Inkubasi pada suhu 30 C 24 jam

Adanya zona hambatan disekitar koloni indikasi

adanya enzim eksoprotease

(24)

Pengujian Kuantitatif aktivitas enzim eksoprotease P. aeruginosa

Endapan dipisahkan, filtrat akan membentuk warna bila direaksikan dengan NaOH.

Intensitas warna diukur dengan spektrofotometer OD 440 nm.

Tujuan untuk mengetahui aktivitas enzim eksoprotease P. aeruginosa. Prinsip pengujian berdasarkan

metode Hanlon dan Hodges (1981); kemampuan enzim protease untuk

menghidrolisis Azocasein.

Residu azocasein yang tidak dapat terhidrolisis oleh enzim eksoprotease akan diendapkan oleh tricloro acetic acid

(25)

Pengukuran Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa diukur dengan spektofotometer (OD 600nm)

(26)

Kultur P.a terhambat diinkubasi dalam 10 ml TSBYE 32C, 24 jam 0,1 ml kultur di TSBYE dipindahkan ke 10 ml LB Broth VORTEX 100µl dipindahkan ke microtiter Plate PVC Ditutup dan diinkubasi pada 32C, 20 – 40 jam

Kekeruhan sel dipantau menggunakan microtiter pembaca pada OD 595 Di bandingkan dengan kontrol Pewarnaan dengan kristal violet 1%, lalu dicuci Analisis kuantitatif

(27)
(28)

NO NAMA OBAT KODE

POTENSI OBAT (µ GRAM)

HASIL

1 Amoxycillin AML 10 Resisten

2 Amoxycillin Clav.Acid AMC 30 Resisten

3 Cefriaxone CRO 30 Sensitif

4 Ceffazidime CAZ 2 Resisten

5 Clindamisin DA 5 Resisten

6 Ciprofloxacine CIP 5 Resisten

7 Penicillin G P 30 Resisten

8 Sulfamethaxazole SXT 100 Resisten

9 Fosfomycin FOS 50 Sensitif

10 Trimetrhoprim W 5 Resisten

11 Streptomycin SXT 10 Resisten

12 Meropenem MEM 30 Sensitif

13 Imipenem IPM 30 Sensitif

14 Nalidic Acid NA 30 Resisten

15 Amikacin AK 300 Resisten

16 Cloramphenicol C 30 Resisten

17 Gentamycin CN 10 Sensitif

18 Netilmycin NET 15 Sensitif

19 Novobiocin NV 5 Resisten

20 Cephalothin KF 20 Resisten

21 Cefuroxime CXM 30 Resisten

22 Kanamycin KF 15 Resisten

23 Cefepime FEP 30 Sensitif

24 Cefoxitin FOX 30 Resisten

25 Coumpounds CMP 300 Sensitif

26 Ofloxacin OFL 30 Resisten

27 Piperacillin PPR 100 Sensitif H asi l Uji S en si ti vi tas an ti b io ti k P. ae rug ino sa H asi l Iso lasi d ar i R SU Dr . M o e w ar d i S u rak ar ta

(29)

Kurva Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Jam ke Absorbansi Jumlah Bakteri Log Jumlah Bakteri 0 0.124 8,9 x 105 5.94939 2 0.119 9,8 x 105 5.98900 4 0.137 3,2 x 106 6.50515 6 0.243 7,7 x 107 7.88649 8 0.482 8,2 x 108 8.91381 10 0.752 1,8 x 1010 10.25527 12 1.066 8,7 x 1011 11.93952 14 1.123 9,8 x 1011 11.99123 16 1.162 3,3 x 1011 11.51851 18 1.104 9,8 x 1011 11.99123 20 1.178 6,2 x 1011 11.79239 22 1.089 8,4 x 109 9.92427 24 1.092 1,4 x 109 9.14612 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Ab so rba ns i Jam ke

(30)

Rata-rata Luas zona bening yang terbentuk di sekitar koloni Pseudomonas

aeruginosa dengan pemberian ekstrak Alpinia galanga L dengan pelarut Etanol

pada medium pertumbuhannya

Konse ntrasi

Rata-rata Diameter Rata-rata Luas Zona Bening (mm) Koloni (mm) Zona Bening (mm) 0% 13.7 18.0 107.7 2% 12.3 16.3 90.1 4% 10.7 14.7 79.6 6% 8.7 10.7 30.4 8% 8.0 0.0 0.0 10% 5.0 0.0 0.0 12% 4.0 0.0 0.0 kontrol 2% 4% 6% 8% 10% 12%

(31)

Rata-rata Luas zona bening yang terbentuk di sekitar koloni Pseudomonas

aeruginosa dengan pemberian ekstrak Alpinia galanga L dengan pelarut etil

asetat pada medium pertumbuhannya

Konse ntrasi

Rata-rata Diameter Rata-rata Luas Zona Bening mm Koloni (mm) Zona Bening (mm) 0% 13.0 17.0 94.3 2% 12.0 15.3 71.2 4% 11.3 13.3 38.8 6% 9.0 11.0 31.4 8% 7.0 0 0 10% 6.7 0 0 12% 4.7 0 0 kontrol 2% 8% 10% 12% 6% 4%

(32)

No Perlakuan Rata-rata

0 Kontrol 0.872a

1 kontrol + DMSO 0.737a

2 6% Ekstrak dengan pelarut etanol 0.726a

3 8% Ekstrak dengan pelarut etanol 0.655b

4 6% Ekstrak dengan pelarut Etil Asetat 0.705a

5 8% Ekstrak dengan pelarut etil asetat 0.671b

Nilai Rata-rata produksi enzim eksoprotease P. aeruginosa pada beberapa perlakuan dengan ekstrak A. galanga L.

(33)

Kurva produksi enzim eksoprotease Pseudomonas aeruginosa

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 U /m l Jam ke

kontrol kontrol + DMSO 6% Ekstrak etanol 8% ekstrak etanol 6% Ekstrak Etil Asetat 8% ekstrak etil asetat

(34)

Pengukuran Pertumbuhan P. aeruginosa pada berbagai perlakuan 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 OD ( 600nm ) Jam Ke

kontrol kontrol + DMSO 6% Ekstrak etanol 8% ekstrak etanol 6% Ekstrak Etil Asetat 8% ekstrak etil asetat

(35)

kontrol (0) ekstrak 6% pelarut etanol (1) ekstrak 6% pelarut etil asetat (2) ekstrak 8% pelarut etanol (3) ekstrak 8% pelarut etil asetat (4)

20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam

2.548a 2.503a 1.746b 1.503b 1.722b 1.488b 1.582b 1.226b 1.606b 1.254b Rata-rata Produksi biofilm (berdasarkan Optical Density) pada P.

aeruginosa yang terhambat pada media yang ditambahkan ekstrak A. galanga L dengan pelarut etanol dan etil asetat pada konsentrasi

6% dan 8%.

(36)

Rata-rata Produksi biofilm pada Pseudomonas aeruginosa yang terhambat pada media yang ditambahkan ekstrak Alpinia galanga L

dengan pelarut etanol dan etil asetat pada konsentrasi 6% dan 8%.

0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam 20 jam 40 jam kontrol Ekstrak 6% pelarut etanol Ekstrak 6% pelarut Etil Asetat Ekstrak 8% pelarut etanol Ekstrak 8% pelarut Etil Asetat O D ( 595n m)

(37)

0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 kontrol ekstrak 6% pelarut etanol ekstrak 6% pelarut Etil Asetat ekstrak 8% pelarut etanol ekstrak 8% pelarut Etil Asetat O D ( 595n m)

(38)

KESIMPULAN

Ekstrak Alpinia galanga L mampu menghambat uorum

sensing pada P. aeruginosa (pada konsentrasi 8% mampu

menghambat produksi eksoproteasenya namun tidak

menghambat pertumbuhan selnya, dan pada konsentrasi 6% mampu menghambat pembentukan biofilmnya).

Tidak ada perbedaan kemampuan penghambatan

quorum sensing pada Pseudomonas aeruginosa oleh

ekstrak Alpinia galanga L dengan pelarut polar (etanol) dan semi polar (etil asetat).

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Berapa konsentrasi ekstrak kloroform limbah padat daun serai wangi (Cymbopogon nardus) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji ?.D. Berapa

Semakin tinggi suhu dan konsentrasi klorin yang diberikan semakin efektif dalam mengendalikan sel biofilm pada permukaan ketiga bakteri patogen oportunistik Escherichia

hand sanitizer dengan bahan aktif alami, diperlukan penentuan konsentrasi efektif ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen pencernaan, disamping itu,

Ekstrak etanol buah sawo (Manilkara zapota) terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan konsentrasi yang efektif dalam menghambat

Tidak didapatkan konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli maupun bakteri Staphylococcus aureus,

Hasil uji menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak beberapa jenis Alpinia yang diteliti meningkatkan aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag terhadap bakteri

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, ekstrak kulit buah kawista efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp., ekstrak kulit buah Kawista pada konsentrasi

Konsentrasi efektif dari ekstrak kulit buah dan kulit batang manggis dibandingkan dengan antibiotik kloramfenikol dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriaediperoleh pada