• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN RI"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

NOMOR HK.02.03/III.1/ 007021 /2016 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES DENGAN PERGURUAN TINGGI, DUNIA USAHA ATAU PIHAK LAIN DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN.

Menimbang Mengingat a. b. c. : 1. 2. 3. 4. 5. :

Jl. Hang Jebat III/F.3 Kebayoan Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120 Telepon : (021) 7245517-72797302 Fax. : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id

bahwa dalam rangka meningkatkan akreditasi dan kualitas pendidikan tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi yang berstandar internasional maka perlu adanya kerja sama dengan pihak luar negeri;

bahwa Poltekkes Kemenkes sebagai institusi pendidikan tenaga kesehatan yang memiliki sumber daya manusia dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu perlu mengelola kegiatan kerja sama dengan pihak luar negeri;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Kerja Sama Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi. Dunia Usaha atau Pihak Lain di Luar Negeri.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4130);

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Telepon : Pusdiklat Nakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Pustanserdik SDM Kes. (021) 7257822 Pusdiklat Aparatur Fax. (021) 7262977

(4)

6. 7. 8. 9. 10. : : : : MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 253);

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1952); Peraturan Menteri Kesehatan No.657/Menkes/PER/VIII/2009 Tentang Pengiriman dan Penggunaan specimen klinik materi biologik dan muatan informasinya.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/1.2/08810/2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.03.05/1.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Laksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES DENGAN PERGURUAN TINGGI, DUNIA USAHA ATAU PIHAK LAIN DI LUAR NEGERI.

Petunjuk Teknis Kerja Sama Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. Petunjuk Teknis Kerja Sama Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di Luar Negeri sebagaimana tercantum pada Diktum kesatu merupakan acuan bagi Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan kegiatan kerja sama bidang akademik dan non akademik dengan Perguruan Tinggi. Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

.(3$/$ %$'$13(1*(0% $1*$1 '$13(0 %(5'$<$$1680% (5'$<$ 0$186,$.(6(+ $7$1 1. $ , ( 5 6 ( ( 7 + 1 $ ( 7 0 $ ( 1 . 5 $ ( , 3 6 8 ( % 1 / 2 , . 1, '  

(5)

KATA PENGANTAR

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia mengemban tugas yang tidak ringan di bidang pendidikan tinggi kesehatan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Untuk itu, guna memperbesar peran sebagai agen pembaruan dan meningkatkan daya saing global, Poltekkes Kemenkes dituntut untuk menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengatur pelaksanaan kerja sama agar berjalan lancar sesuai dengan peraturan perundangan maka diperlukan adanya Petunjuk Teknis.

Petunjuk Teknis ini disusun dengan maksud untuk memberikan arahan bagi unit-unit di internal Poltekkes Kemenkes yang bermaksud menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri. Dengan adanya Petunjuk Teknis ini diharapkan kerja sama dengan pendidikan tinggi, dunia usaha dan pihak lain di luar negeri dapat dikelola dengan baik sehingga mampu meningkatkan akreditasi dan kinerja Poltekkes Kemenkes sebagai perguruan tinggi kesehatan menuju World Class University.

Semoga Petunjuk Teknis ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan citra Poltekkes Kemenkes dalam berinteraksi di tingkat internasional.

Jakarta, Agustus 2016

Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan,

dr. Achmad Soebagjo Tancarino, MARS NIP.196007311989031003 %$'$ 13(1*(0%$1*$1 '$1 3(0% (5'$<$$1 680%(5'$ <$ 0$186 ,$.(6(+ $7$1 1. $ , ( 5 6 ( ( 7 + 1 $ ( 7 0 $ ( 1 . 5 $ ( , 3 6 8 ( % 1 / 2 , . '  1,  

(6)
(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan... 2

C. Lingkup Kerja Sama ... 2

BAB II. LANDASAN KERJA SAMA ... 4

A. Definisi Istilah ... 4

B. Landasan Hukum ... 7

BAB III. BENTUK KERJA SAMA... 10

A. Bidang Akademik ... 10

B. Bidang Non Akademik ... 16

BAB IV. KERJA SAMA INTERNASIONAL... 19

A. Tujuan Penyelenggaran Kerja Sama Internasional ... 19

B. Prinsip Penyelenggaran Kerja Sama Internasional ... 20

BAB V. NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA ... 22

A. Nota Kesepahaman ... 22

B. Pengaturan Pelaksanaan (Implementation of Arrangement)... 25

C. Ketentuan lain... 28

BAB VI. TATA KELOLA NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL... 30

A. Perencanaan ... 30

B. Prosedur... 33

C. Penerapan atau Pelaksanaan ... 34

D. Monitoring dan Evaluasi... 37

E. Pelaporan Kerja Sama... 38

BAB VII. PENUTUP ... 40 LAMPIRAN

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan persaingan di era globalisasi memerlukan kualitas sumber daya manusia kompeten, professional dan handal yang dihasilkan dari pendidikan tinggi bermutu. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, agar mampu bersaing di dunia Internasional, Poltekkes Kemenkes perlu menyelenggarakan kerja sama dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri. Kerja sama dengan institusi pendidikan luar negeri perlu dikembangkan sejalan dengan diberlakukannya Free Trade Area (Zona Perdagangan Bebas) seperti Asean Community 2015, CAFTA, AFTA dan lain-lain menuntut perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu berkompetisi dengan lulusan perguruan tinggi negara lain.

Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi sebagaimana tercantum dalam pasal 50 telah mengatur kerja sama internasional pendidikan tinggi. Kerja sama dimaksud adalah merupakan proses interaksi dalam pengintegrasian dimensi internasional ke dalam kegiatan akademik untuk berperan dalam pergaulan internasional tanpa kehilangan nilai-nilai keindonesiaan.

Poltekkes Kemenkes sebagai institusi yang memiliki sumber daya manusia dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu, disertai ketersediaan fasilitas pendukung yang memadai, tentunya memiliki kemampuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sehingga dapat berkontribusi untuk pembangunan bangsa melalui kerja sama antar lembaga. Namun demikian, kerja sama yang dibangun tidak saja terbatas di bidang akademik, namun dapat lebih luas di bidang non-akademik.

Sejak beberapa tahun terakhir, Poltekkes Kemenkes sudah banyak mengelola kegiatan kerja sama secara melembaga. Kerja sama tersebut sudah barang tentu

(10)

akan semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya pada masa mendatang. Hal ini sejalan dengan semakin terbukanya arus informasi dan semakin meningkatnya keinginan saling membutuhkan di antara berbagai institusi, baik akademik maupun non-akademik. Oleh karena itu, keunggulan dan kekuatan yang dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menangkap peluang-peluang yang ada di lingkungan eksternal. Untuk itu, guna memfasilitasi berbagai kegiatan kerja sama dipandang perlu membuat suatu Petunjuk Teknis Kerja Sama.

Kerja sama yang dimaksudkan dalam Petunjuk Teknis ini adalah kesepakatan antara Poltekkes Kemenkes dengan mitra kerja luar negeri, yang dituangkan dalam kesepakatan bersama atau perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan kerja sama tersebut.

B. Tujuan

Petunjuk teknis ini menjadi acuan bagi Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan kegiatan kerja sama bidang akademik dan non akademik dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

C. Lingkup Kerja Sama

Ruang lingkup kerja sama bidang akademik meliputi penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, penjaminan mutu internal, program kembaran (twinning program), gelar bersama (joint degree), gelar ganda (double degree), pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit (credit

transfer program), Penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi

yang membutuhkan pembinaan (program detasering), post doctoral, pertukaran dosen dan/atau mahasiswa (faculty and student exchange), pemanfaatan bersama berbagai sumber daya (resource sharing), penerbitan berkala ilmiah (joint

(11)

seminar), dan bentuk-bentuk Kerja sama lain yang dianggap perlu dan bermanfaat

bagi pengelolaan/pengembangan Poltekkes Kemenkes.

Ruang lingkup kerja sama bidang non akademik meliputi pendayagunaan aset; penggalangan dana; jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual; pengembangan sumberdaya manusia; pengurangan tarif; koordinator kegiatan; pemberdayaan masyarakat; dan/ atau bentuk lain yang dianggap perlu.

(12)

BAB II

LANDASAN KERJA SAMA

A. Definisi Istilah

1. Kerja sama adalah kesepakatan kerja sama antara Poltekkes Kemenkes

dengan perguruan tinggi, dunia usaha, atau pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, atau akademi komunitas.

3. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan adalah perguruan tinggi

yang menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang kesehatan yang merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kemenkes yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

4. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran

yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

5. Program kembaran (twinning) adalah penyelenggaraan kegiatan antar

perguruan tinggi untuk melaksanakan suatu program studi secara bersama serta saling mengakui lulusannya.

6. Program pemindahan kredit (credit transfer) adalah pengakuan terhadap

hasil kegiatan pembelajaran mahasiswa antar perguruan tinggi yang beKerja sama.

7. Program gelar ganda (double degree) adalah kegiatan antar perguruan

(13)

sama atau berbeda, dan saling mengakui kelulusan mahasiswa dalam sejumlah mata kuliah yang serupa atau mata kuliah lain yang disyaratkan oleh masing-masing perguruan tinggi untuk memperoleh 2 (dua) gelar yang berbeda.

8. Pertukaran dosen (faculty exchange) adalah penugasan dosen yang

memiliki keahlian di bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tertentu dari suatu perguruan tinggi untuk melakukan diseminasi ilmiah di perguruan tinggi lain yang belum memiliki dosen atau kepakaran di bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tersebut.

9. Pertukaran mahasiswa (student exchange) adalah kegiatan pengiriman

mahasiswa untuk mempelajari ilmu, teknologi, kegiatan kemahasiswaan dan/atau seni tertentu di perguruan tinggi lain yang memiliki dosen/pakar di bidang ilmu, teknologi, kegiatan kemahasiswaan dan/atau seni yang dimaksud.

10. Penelitian bersama (joint research) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh kelompok dosen dari beberapa perguruan tinggi, baik dari disiplin ilmu yang sama maupun berbeda, dan sumber pendanaan dari pemerintah, dunia usaha/ industri maupun sponsor internasional.

11. Penerbitan karya ilmiah bersama (joint publication) adalah penerbitan publikasi ilmiah melalui pengelolaan jurnal ilmiah secara bersama-sama antar perguruan tinggi dan/atau penulisan artikel ilmiah secara bersama-sama oleh dosen dari perguruan tinggi yang berbeda dan/atau pertukaran artikel ilmiah untuk dimuat di dalam berkala ilmiah yang diterbitkan oleh masing-masing perguruan tinggi.

12. Pembimbingan tugas akhir bersama (joint supervision) adalah kegiatan pembimbingan tugas akhir mahasiswa dari suatu perguruan tinggi oleh pembimbing yang berasal dari dua atau lebih perguruan tinggi yang berbeda.

(14)

13. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah bersama adalah kegiatan penyelenggaraan ilmiah seperti seminar, simposium atau konferensi yang pembiayaan maupun kepanitiaannya berasal dari dua atau lebih perguruan tinggi yang berbeda.

14. Post Doctoral adalah seseorang yang memegang gelar doktor yang

terlibat dalam proyek riset (baik riset honours degree maupun riset doktor) sebagai mentor atau terlibat dalam training ilmiah untuk tujuan memperoleh keahlian profesional yang diperlukan untuk mengembangkan karir yang dipilihnya.

15. Magang mahasiswa (internship) adalah bentuk kegiatan di mana mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar sambil bekerja di lingkungan dunia usaha/industri dengan tujuan untuk memberikan bekal pengalaman kerja sambil mempraktekkan ilmu yang didapat di bangku kuliah.

16. Penyediaan beasiswa (scholarship) adalah kegiatan penyediaan dana oleh dunia usaha/industri bagi mahasiswa berprestasi, baik di bidang akademik maupun non- akademik, baik yang berasal dari keluarga kurang mampu maupun bukan.

17. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) adalah kesepakatan di antara pihak-pihak untuk berunding dalam rangka membuat perjanjian di kemudian hari, apabila hal-hal yang belum pasti sudah dapat dipastikan.

18. Pendayagunaan Asset merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan dunia usaha dan/atau pihak lain dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik.

19. Penggalangan Dana merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan dunia usaha dan/atau pihak lain dengan cara saling

(15)

memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki masing-masing dalam penggalangan dana.

20. Jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual merupakan kerja sama dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing tanpa imbal jasa dan pembayaran royalti.

21. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan kerja sama dalam bidang: layanan pelatihan; internship/praktek kerja; bursa tenaga kerja.

22. Pengurangan tarif merupakan kerja sama dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memberikan tarif khusus untuk pengadaan sarana non-akademik oleh perguruan tinggi.

23. Koordinator kegiatan (event organizer) merupakan kerja sama dengan cara perguruan tinggi menjadi koordinator pelaksanaan kegiatan non-akademik yang diselenggarakan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya.

24. Pemberdayaan masyarakat merupakan kerja sama dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memanfaatkan sumber daya manusia perguruan tinggi untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 tentang

Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor185);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4130);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

(16)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang

PendidikanTinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Sebagaimana Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2014 tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 253);

9. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1952);

10. Peraturan Menteri Kesehatan No.657/Menkes/PER/VIII/2009 tentang pengiriman dan penggunaan specimen klinik materi biologik dan muatan informasinya.

(17)

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Laksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.

(18)

BAB III

BENTUK KERJA SAMA

A. Bidang Akademik

Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014, Poltekkes Kemenkes dapat melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha atau pihak lain di luar negeri baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Kerja sama tersebut dapat dilaksanakan melalui penawaran dan/atau permintaan yang diselenggarakan dengan pola pembimbing-dibimbing atau pola kolaborasi. Bentuk kerja sama bidang akademik meliputi kerja sama dengan perguruan tinggi/institusi pendidikan dan dengan dunia usaha atau pihak lain.

1. Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi lain

Kerja sama bidang akademik (Tri Dharma Perguruan Tinggi) dapat dilakukan antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain maupun antara Poltekkes Kemenkes dengan dunia usaha atau pihak lain. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dikerjasamakan antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain di antaranya adalah:

a. Penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

Kerja sama akademik antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain di bidang pendidikan dapat berupa kerja sama mengenai kurikulum, pembelajaran, dan/atau evaluasi pendidikan. Kerja sama di bidang penelitian dapat berupa penelitian dasar (fundamental research), penelitian terapan (applied

research), penelitian pengembangan (developmental research), dan/atau

penelitian-penelitian yang bersifat evaluatif. Kerja sama di bidang pengabdian kepada masyarakat diimplementasikan dalam bentuk pemanfaatan hasil-hasil

(19)

penelitian yang dilakukan oleh dosen dan/atau mahasiswa bagi kemaslahatan masyarakat.

b. Penjaminan mutu internal

Kerja sama bidang akademik antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain dalam hal penjaminan mutu internal dilaksanakan dengan cara: berbagi praktek baik (godd practices) penyelenggaraan penjaminan mutu, saling melakukan audit mutu dan/atau saling membantu dalam penyediaan sumber daya penjaminan mutu.

c. Program kembaran (twinning program)

Kerja sama akademik melalui program kembaran (twinning program) adalah kerja sama penyelenggaraan program studi yang sama oleh Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain dalam rangka peningkatan mutu dan/atau kapasitas pendidikan.

d. Gelar bersama (joint degree)

Kerja sama yang dilakukan melalui pemberian gelar bersama (joint degree) merupakan kerja sama antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain yang memiliki program studi yang sama pada strata yang sama, dimana mahasiswa dapat menyelesaikan studi di program studi salah satu perguruan tinggi dengan memberikan 1 (satu) gelar akademik.

e. Gelar ganda (double degree)

Kerja sama akademik melalui pemberian gelar ganda (double degree) dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain yang memiliki program studi berbeda pada strata yang sama atau berbeda, dengan cara:

1) Saling mengakui kelulusan mahasiswa dalam sejumlah mata kuliah yang

(20)

2) Menempuh dan lulus mata kuliah selain mata kuliah yang disyaratkan oleh masing-masing perguruan tinggi; untuk memperoleh 2 (dua) gelar yang berbeda.

f. Pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit (credit transfer program)

Kerja sama bidang akademik yang dilakukan melalui pengalihan dan/atau pemerolehan kredit merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara saling mengakui hasil proses pendidikan yang dinyatakan dalam satuan kredit semester antara lain:

1) Program studi yang sama dengan strata yang sama,

2) Program studi yang sama dengan strata yang berbeda,

3) Program studi yang berbeda dengan strata yang sama, dan/atau

4) Program studi yang berbeda dengan strata yang berbeda.

g. Penugasan dosen senior sebagai Pembina pada perguruan tinggi yang

membutuhkan pembinaan (program detasering)

Kerja sama bidang akademik antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain yang dilakukan melalui bentuk penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara:

1) Dosen dari Poltekkes Kemenkes dengan jabatan akademik Lektor Kepala

ke atas melakukan pengembangan penguasaan ilmu, teknologi, dan/atau seni kepada dosen dengan jabatan akademik Lektor Kepala ke bawah dari perguruan tinggi lain

2) Dosen dari Poltekkes Kemenkes dengan jabatan akademik Lektor Kepala

ke atas melakukan kerja sama penelitian dengan dosen dengan jabatan akademik Lektor Kepala ke bawah dari perguruan tinggi lain. Hasil penelitian kerja sama tersebut dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah ataupun disajikan pada pertemuan ilmiah dengan penulis utama atau penyaji utama sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

(21)

h. Pertukaran dosen dan/atau mahasiswa (faculty and student exchange)

Kerja sama dalam bentuk pertukaran dosen dilaksanakan dengan cara penugasan dosen dari Poltekkes Kemenkes yang menguasai bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tertentu untuk melakukan diseminasi di perguruan tinggi lain yang belum atau tidak memahami bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tersebut. Hal yang sebaliknya juga dapat terjadi, yakni Poltekkes Kemenkes menerima penugasan dosen dari perguruan tinggi lain yang memahami bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni tertentu untuk melakukan hal yang sama di Poltekkes Kemenkes.

Kerja sama bidang akademik dalam bentuk pertukaran mahasiswa dilaksanakan dengan cara memberikan kesempatan kepada mahasiswa Poltekkes Kemenkes yang memerlukan dukungan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang tidak ada di Poltekkes Kemenkes untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi lain yang memiliki dosen dengan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang dimaksud. Poltekkes Kemenkes juga dapat menerima (menjadi tuan rumah) bagi mahasiswa dari perguruan tinggi lain untuk tujuan yang serupa.

i. Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya (resource sharing)

Kerja sama akademik yang dilakukan melalui pemanfaatan bersama berbagai sumber daya (resource sharing) merupakan kerja sama untuk penyelenggaraan pendidikan antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain dengan saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak secara bersama- sama (sharing).

j. Penerbitan berkala ilmiah (joint publication)

Kerja sama penerbitan berkala ilmiah antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain dilaksanakan dengan cara menerbitkan berkala ilmiah (jurnal ilmiah) yang dikelola secara bersama-sama. Selain itu dapat pula kerja sama ini dilaksanakan dengan cara saling mengirimkan artikel ilmiah untuk diterbitkan di

(22)

dalam berkala ilmiah yang dikelola oleh Poltekkes Kemenkes ataupun perguruan tinggi mitra.

k. Pemagangan (internship)

Kerja sama bidang akademik yang dilakukan dalam bentuk pemagangan dilaksanakan dengan cara mengirimkan dosen dan/atau tenaga kependidikan dari Poltekkes Kemenkes untuk menimba pengetahuan (magang) di perguruan tinggi lain yang memiliki dosen dan/atau tenaga kependidikan dengan bidang keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat. Hal yang sebaliknya dapat pula terjadi, di mana dosen dan/atau tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain mengikuti program pemagangan di Poltekkes Kemenkes.

l. Penyelenggaraan seminar bersama (joint seminar)

Kerja sama penyelenggaraan seminar bersama dapat dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan suatu seminar atau kegiatan ilmiah sejenis dengan membentuk kepanitiaan yang personalianya berasal dari Poltekkes Kemenkes dan perguruan tinggi lain. Kerja sama ini dapat pula dilakukan dengan cara mengirimkan dosen, mahasiswa, dan/atau tenaga kependidikan untuk menyampaikan makalah, berpartisipasi, dan/atau bertugas di dalam seminar atau kegiatan ilmiah sejenis yang diselenggarakan atas kerja sama Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi lain.

m. Bentuk-bentuk kerja sama lain yang dianggap perlu

Kerja sama Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi mitra yang dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu ditetapkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(23)

2. Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan/atau Pihak Lain

Kerja sama di bidang akademik antara Poltekkes Kemenkes dengan dunia usaha dan/atau pihak lain di bidang akademik dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan dibawah ini.

a. Pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusia dilakukan pada bidang pendidikan, pelatihan, pemagangan dan atau layanan pelatihan.

b. Penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat

Penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat meliputi bidang penelitian terapan, penelitian pengembangan dan/atau penelitian evaluative dan hasilnya diabdikan bagi kemaslahatan masyarakat secara bersama.

c. Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya (resource sharing)

Pemanfaatan bersama sumber daya merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik oleh perguruan tinggi maupun oleh dunia usaha.

d. Layanan keahlian praktis oleh dosen tamu yang berasal dari dunia usaha

Layanan keahlian praktis oleh dosen tamu yang berasal dari dunia usaha merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara perguruan tinggi memanfaatkan narasumber dari dunia usaha untuk memperkaya pengalaman praktis mahasiswa, dosen, dan/atau tenaga pendidikan.

e. Pemberian beasiswa atau bantuan biaya pendidikan

Pemberian beasiswa atau bantuan biaya pendidikan merupakan kerja sama yang dilaksanakan dengan cara penyediaan dana oleh dunia usaha kepada:

1) Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dalam bentuk beasiswa

2) Mahasiswa yang berasal dari tingkat sosio-ekonomi rendah dalam bentuk

(24)

f. Bentuk lain yang dianggap perlu

Kerja sama bidang akademik antara perguruan tinggi dan dunia usaha dan/atau pihak lain dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Bidang Non Akademik

1. Antar Perguruan Tinggi

Kerja sama bidang non-akademik antar perguruan tinggi dapat dilakukan melalui: pendayagunaan aset; penggalangan dana; jasa dan royalti hak kekayaan intelektual; dan/atau bentuk lain yang dianggap perlu.

a. Pendayagunaan aset;

Kerja sama pendayagunaan aset merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing perguruan tinggi untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik.

b. Penggalangan dana;

Kerja sama penggalangan dana merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih dengan cara saling memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki masing- masing perguruan tinggi dalam penggalangan dana untuk biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya pendidikan.

c. Jasa dan royalti hak kekayaan intelektual;

Kerja sama bidang non-akademik antarperguruan tinggi yang dilakukan melalui jasa dan royalti hak kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh 2 (dua) perguruan tinggi atau lebih dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi tanpa imbal jasa dan pembayaran royalti.

(25)

d. Bentuk lain yang dianggap perlu.

Kerja sama bidang non-akademik antar perguruan tinggi yang dilakukan melalui bentuk lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha dan/atau Pihak Lain

Kerja sama bidang non-akademik antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan/atau pihak lain dapat dilakukan melalui: pendayagunaan aset; penggalangan dana; jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual; pengembangan sumberdaya manusia; pengurangan tarif; koordinator kegiatan; pemberdayaan masyarakat; dan/ atau bentuk lain yang dianggap perlu.

a. Pendayagunaan Asset

Kerja sama pendayagunaan aset merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan dunia usaha dan/atau pihak lain dengan cara saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing untuk penyelenggaraan kegiatan di bidang non-akademik.

b. Penggalangan Dana

Kerja sama penggalangan dana merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan dunia usaha dan/atau pihak lain dengan cara saling memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki masing-masing dalam penggalangan dana.

c. Jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual

Kerja sama ini merupakan kerja sama dengan cara memanfaatkan hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing tanpa imbal jasa dan pembayaran royalti.

d. Pengembangan sumberdaya manusia

Kerja sama pengembangan sumberdaya manusia merupakan kerja sama dalam bidang layanan pelatihan, internship/praktek kerja dan bursa tenaga kerja.

(26)

e. Pengurangan tarif

Kerja sama pengurangan tarif merupakan kerja sama dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memberikan tarif khusus untuk pengadaan sarana non-akademik oleh perguruan tinggi.

f. Koordinator kegiatan (event organizer)

Kerja sama ini merupakan kerja sama dengan cara perguruan tinggi menjadi koordinator pelaksanaan kegiatan non-akademik yang diselenggarakan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya.

g. Pemberdayaan masyarakat

Kerja sama pemberdayaan masyarakat merupakan kerja sama dengan cara dunia usaha dan/atau pihak lain memanfaatkan sumber daya manusia perguruan tinggi untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh dunia usaha dan/atau pihak lain, atau sebaliknya.

h. Bentuk lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan

(27)

BAB IV

KERJA SAMA INTERNASIONAL

Kerja sama internasional didefinisikan sebagai kerja sama antara Poltekkes Kemenkes dengan perguruan tinggi, dunia usaha dan/atau pihak lain di luar negeri yang bersifat melembaga. Kerja sama internasional yang sifatnya individual tidak termasuk dalam kategori yang dimaksud dalam panduan ini. Kerja sama Internasional dapat berbentuk kerja sama yang outputnya adalah pemberian gelar atau ijazah pada peserta didik yang terlibat dalam program kerja sama tersebut (disebut Kerja Sama Bergelar) atau kerja sama yang outputnya tidak pada pemberian gelar atau ijazah pada peserta didik namun pada pemberian Sertifikat Alih Kredit (Credit Transfer) bagi peserta didik yang nantinya akan dituliskan pula pada Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) dari peserta didik ketika lulus (disebut Kerja Sama Non-gelar).

A. Tujuan Penyelenggaran Kerja Sama Internasional

Program kerja sama internasional secara spesifik bertujuan menyiapkan mahasiswa Poltekkes Kemenkes menjadi masyarakat global yang mendukung perdamaian dunia melalui internalisasi multi kultural oleh mahasiswa sambil melakukan penguatan nasionalisme. Kerja sama internasional ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kualitas dosen, mahasiswa dan lulusan Poltekkes

Kemenkes dalam membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan teknologi yang dapat memasuki pasar kerja internasional dengan tambahan ketrampilan multi-bahasa, kemampuan komunikasi, negosiasi, pemahaman budaya dan aturan antarnegara,

2. Meningkatkan pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan dan

(28)

3. Meningkatkan kemampuan bangsa dan negara Indonesia untuk menjawab tantangan pembangunan manusia dan pencapaian Sustainable

Development Goals (SDGs).

B. Prinsip Penyelenggaran Kerja Sama Internasional

Penyelenggaraan program kerja sama internasional wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi umum, ketentuan Hukum Nasional dan Internasional yang berlaku. Penyelenggaraan program kerja sama internasional dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip:

1. Mengutamakan kepentingan pembangunan nasional dan kontribusi pada

peningkatan daya saing bangsa;

2. Kesetaraan dan saling menghormati, artinya Poltekkes Kemenkes dapat

menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain atau lembaga di luar negeri dengan tujuan meningkatkan kinerja program pendidikan tinggi. Oleh sebab itu, jalinan kerja sama hanya dapat dilaksanakan apabila perguruan tinggi luar negeri tersebut telah teregistrasi dan terakreditasi oleh lembaga akreditasi yang diakui di negaranya.

3. Nilai tambah dalam hal peningkatan mutu pendidikan, artinya kerja sama

selayaknya dibangun secara inovatif, kreatif, bersinergi, dan saling mengisi agar dapat memberikan nilai tambah dalam bentuk peningkatan mutu pendidikan tinggi di Poltekkes Kemenkes;

4. Berkelanjutan, artinya kerja sama sepatutnya memberikan manfaat setara

bagi Poltekkes Kemenkes dan pihak-pihak yang bekerja sama dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Kerja sama juga harus memberi manfaat bagi pemangku kepentingan dan berkontribusi dalam membangun perdamaian nasional, dan/atau internasional. Selain itu, kerja sama juga selayaknya dapat diperluas ke pihak-pihak lainnya;

(29)

5. Keberagaman, artinya kerja sama selayaknya mempertimbangkan keberagaman budaya yang dapat bersifat lintas-daerah, nasional, dan/atau internasional.

(30)

BAB V

NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA

A. Nota Kesepahaman

Istilah Memorandum of Understanding (MoU) dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Nota Kesepahaman. Meskipun di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) istilah Nota Kesepahaman ataupun Nota Kesepakatan ini tidak dikenal. Namun seringkali Nota Kesepahaman dibuat berdasarkan ketentuan pada Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi: “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya”. Hal ini berarti bahwa orang per orang maupun secara institusional memiliki kebebasan berkontrak yang artinya boleh membuat perjanjian. Selain itu, Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya perjanjian, khususnya yang berhubungan dengan kesepakatan, dijadikan pula sebagai dasar bagi Nota Kesepahaman karena diasumsikan bahwa Nota Kesepahaman merupakan suatu perjanjian yang didasarkan atas adanya kesepakatan, dan dengan adanya kesepakatan maka ia mengikat Para Pihak (azas pacta sunt servanda). Lebih lanjut, apabila kita membaca Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, dapat dikatakan pula bahwa undang-undang tersebut dapat dijadikan dasar bagi pembuatan suatu Nota Kesepahaman.

Pada prinsipnya Nota Kesepahaman adalah suatu surat yang dibuat oleh salah satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain yang isinya memuat keinginan untuk mengadakan hubungan hukum. Berdasarkan surat tersebut pihak yang lain diharapkan untuk membuat surat sejenis untuk menunjukkan kehendak yang sama. Secara umum substansi yang terdapat di dalam Nota Kesepahaman adalah pernyataan bahwa kedua belah pihak secara prinsip sudah memahami dan akan melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu sesuai isi dari Nota Kesepahaman tersebut.

(31)

Nota Kesepahaman secara umum memiliki bagan atau anatomi yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

1. Bagian Judul

Judul Nota Kesepahaman tidak bersifat spesifik karena pada hakekatnya Nota Kesepahaman adalah dokumen yang sifatnya sangat umum mengenai keinginan para pihak untuk saling bekerja sama. Namun, dari judul dapat diketahui siapa saja para pihak yang terlibat atau menandatangani Nota Kesepahaman tersebut. Secara struktur, bagian Judul memuat kata-kata “Nota Kesepahaman”, nama institusi para pihak, dan nomor surat para pihak. Judul ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca. Nota Kesepahaman dapat mencantumkan logo institusi yang diletakkan di kiri dan kanan atas halaman judul. Logo PIHAK PERTAMA terletak di sebelah kiri dan logo PIHAK KEDUA di sebelah kanan.

2. Bagian Pembukaan

Bagian ini ditulis setelah Bagian Judul, merupakan bagian awal dari Nota Kesepahaman. Bagian Pembukaan memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pencantuman Hari, Tanggal, Bulan, Tahun, dan Tempat penandatanganan

saat Nota Kesepahaman.

b. Jabatan para pihak

Menggambarkan kedudukan dan kewenangan penandatangan bertindak untuk dan atas nama institusi.

- Para pihak disebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang

merupakan pimpinan dari masing-masing institusi.

- Para pihak dapat orang perorangan, dapat pula badan hukum baik badan

(32)

c. Konsiderans atau pertimbangan

- Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang

menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Nota Kesepahaman.

- Konsiderans diawali dengan kalimat: "Dengan terlebih dahulu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut".

- Tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang

merupakan satu kesatuan pengertian.

- Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan

dalam satu kalimat yang utuh, diawali dengan kata "bahwa" dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).

3. Bagian Isi

Para pihak yang bermaksud mengadakan Nota Kesepahaman memiliki kewenangan untuk bersama-sama menentukan apa yang akan menjadi isi Nota Kesepahaman. Isi Nota Kesepahaman menggambarkan apa yang dikehendaki oleh mereka atau kedua belah pihak. Dalam praktiknya, perumusan isi Nota Kesepahaman ada yang singkat, ada pula yang lengkap, tergantung pada kesepakatan para pihak. Namun dari kedua pola tersebut yang lebih banyak digunakan adalah rumusan secara singkat, sementara rumusan secara lebih rinci diwujudkan dalam isi kontrak (Kesepakatan Kerja Sama). Pada umumnya substansi Nota Kesepahaman memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Maksud dan Tujuan, yang mencerminkan kehendak para pihak untuk melakukan kegiatan yang saling menguntungkan.

b. Ruang Lingkup Kegiatan, yang memuat gambaran umum tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. Pelaksanaan Kegiatan, yang memuat rincian pelaksanaan atau kegiatan dari Nota Kesepahaman.

d. Hak dan Kewajiban, yang memuat rincian mengnai Hal dan Kewajiban kedua belah pihak

(33)

e. Hak atas kekayaan intelektual, yang memuat hak atas setiap kekayaan intelektual yang diciptakan atau dihasilkan sebagai hasil dari kerjasama menurut prinsip-prinsip Konvensi Pembentukan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia dan persetujuan-persetujuan kedua belah pihak.

f. Jangka Waktu, yang menunjukkan masa berlakunya Nota Kesepahaman (jangka waktu dapat diperpanjang atas kesepakatan para pihak).

g. Biaya Penyelenggaraan Kegiatan, yang merupakan beban finansial yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan, yang dapat dibebankan kepada salah satu pihak atau kedua belah pihak atau sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai dengan kesepakatan.

h. Aturan Peralihan, yang memuat perubahan yang mungkin terjadi, yang hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.

4. Bagian Penutup

Bagian ini merupakan bagian akhir dari Nota Kesepahaman dan dirumuskan dengan kalimat yang sederhana: "Demikian Memorandum (atau Nota Kesepakatan) ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak".

5. Bagian tanda tangan para pihak

Bagian ini terletak di bawah bagian penutup, dan pada bagian tersebut para pihak membubuhkan, tanggal, tempat, tanda tangan kedua belah pihak dan nama terang.

B. Pengaturan Pelaksanaan (Implementation of Arrangement)

Secara umum Pengaturan Pelaksanaan (Implementation of Arrangement) Perjanjian Kerja Sama tidak banyak berbeda dengan Nota Kesepahaman dalam hal strukturnya. Akan tetapi Pengaturan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama lebih bersifat mengatur hal-hal teknis dari suatu perjanjian. Pengaturan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama dapat dipandang sebagai suatu kontrak yang memiliki

(34)

kekuatan yang mengikat para pihak yang menjadi subjek di dalamnya atau yang menandatanganinya.

Bagan atau anatomi dari suatu Pengaturan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama pada umumnya yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

1. Bagian Judul

Judul dirumuskan oleh para pihak yang menjadi subjek dalam Perjanjian Kerja Sama, sehingga dapat diketahui siapa saja para pihak yang terlibat atau menandatangani Perjanjian Kerja Sama tersebut. Judul hendaknya menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan mencerminkan apa yang menjadi kehendak para pihak. Secara struktur, bagian Judul memuat nama institusi para pihak, nama Perjanjian Kerja Sama dan nomor surat para pihak. Judul ditulis dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca. Seperti halnya Nota Kesepahaman, Perjanjian Kerja Sama menggunakan logo institusi yang diletakkan di kiri dan kanan atas halaman judul. Logo PIHAK PERTAMA terletak di sebelah kiri dan logo PIHAK KEDUA di sebelah kanan.

2. Bagian Pembukaan

Bagian ini ditulis setelah Bagian Judul, merupakan bagian awal dari Perjanjian Kerja Sama. Bagian Pembukaan memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pencantuman Hari, Tanggal, Bulan, Tahun, dan Tempat penandatanganan

saat Perjanjian Kerja Sama.

b. Jabatan para pihak

Menggambarkan kedudukan dan kewenangan penandatangan bertindak untuk dan atas nama institusi. Para pihak disebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang merupakan pimpinan dari masing-masing institusi.

(35)

-

Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Perjanjian Kerja Sama.

-

Konsiderans diawali dengan kalimat: "Dengan terlebih dahulu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut".

-

Tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang

merupakan satu kesatuan pengertian.

-

Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan

dalam satu kalimat yang utuh, diawali dengan kata "bahwa" dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).

3. Substansi Perjanjian Kerja Sama

Para pihak yang bermaksud mengadakan Perjanjian Kerja Sama memiliki keleluasaan untuk bersama-sama menentukan apa yang akan menjadi isi Perjanjian Kerja Sama. Isi Perjanjian Kerja Sama menggambarkan apa yang dikehendaki oleh kedua belah pihak. Isi Perjanjian Kerja Sama dirumuskan secara rinci diwujudkan dalam isi kontrak. Pada umumnya isi Perjanjian Kerja Sama memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Maksud dan Tujuan, yang mencerminkan kehendak para pihak untuk

melakukan kegiatan yang disepakati dan saling menguntungkan.

b. Ruang Lingkup Kegiatan, yang memuat gambaran umum tentang

kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. Hak dan kewajiban para pihak, yang memuat rincian hak dan kewajiban

masing- masing pihak yang dirumuskan secara adil dan seimbang (tidak berat sebelah).

d. Force Mejeure, yang memuat sikap para pihak terhadap setiap peristiwa

atau kejadian di luar kekuasaan dan kemampuan para pihak yang dapat mengganggu atau menghalangi berlangsungnya perjanjian.

(36)

e. Jangka Waktu, yang menunjukkan masa berlakunya Perjanjian Kerja Sama, berikut ketentuan mengenai perpanjangan ataupun penghentian Kerja Sama sebelum jangka waktu berakhir.

f. Biaya Kegiatan, yang merupakan beban finansial yang dikeluarkan

sebagai akibat pelaksanaan kegiatan, yang dapat dibebankan kepada salah satu pihak atau kedua belah pihak atau sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai dengan kesepakatan.

g. Penyelesaian Perselisihan, yang merupakan upaya-upaya yang mungkin

untuk ditempuh manakala terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan di antara pihak- pihak yang membuat Perjanjian Kerja Sama.

h. Aturan Peralihan, yang memuat perubahan yang mungkin terjadi, yang

hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.

4. Bagian Penutup

Bagian ini merupakan bagian akhir dari Perjanjian Kerja Sama dan dirumuskan dengan kalimat yang sederhana: "Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak".

5. Bagian tanda tangan para pihak

Bagian ini terletak di bawah bagian penutup, dan pada bagian tersebut para pihak membubuhkan, tanggal, tempat, tanda tangan kedua belah pihak dan nama terang.

C. Ketentuan lain

Dalam pembuatan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan Pengaturan Pelaksanaan (Implementation of Arrangement), ketentuan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan bahasa Inggris, kecuali ada permintaan khusus dari kedua

(37)

2. Penggunaan kertas concord

3. Mencantumkan lambang Poltekkes Kemenkes dan Lambang Perguruan

(38)

BAB VI

TATA KELOLA NOTA KESEPAHAMAN

DAN PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

A. Perencanaan

Kerja sama antara Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di Luar Negeri sesuai dengan standar tata kelola pada masing-masing pihak yang berpedoman pada kepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip persamaan kedudukan, saling menguntungkan, sesuai dengan hukum nasional maupun hukum internasional yang berlaku.

1. Langkah-langkah Perencanaan Operasional Kerja Sama

Langkah-langkah perencanaan operasional kerja sama yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi diri dengan analisis kebutuhan institusi;

b. Berdasarkan hasil evaluasi diri, dipilih potensi yang layak dan menguntungkan (feasible and profitable) untuk ditawarkan sebagai bentuk kerja sama;

c. Menetapkan bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai dalam lingkup tridharma PT baik akademik maupun non akademik;

d. Menetapkan kewenangan dan batas kewenangan pihak yang bekerja sama/terkait;

e. Menetapkan karakteristik kerja sama yang dilakukan mengacu pada prinsip mengutamakan kepentingan pembangunan nasional; menghargai kesetaraan mutu; saling menghormati; menghasilkan peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan; dan mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional, dan/atau internasional.

(39)

g. Menetapkan pihak yang berwenang untuk melakukan monitoring dan evaluasi.

h. Menetapkan tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi

2. Tahapan Pembuatan Kerja Sama

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam merintis kerja sama internasional sesuai dengan Pasal 6, UU No. 24 thn 2000 tentang Tahapan Pembuatan Perjanjian Internasional yang meliputi:

a. Penjajakan (Preliminary Process)

Pada tahap ini Poltekkes Kemenkes mencari institusi yang akan dituju untuk kerja sama, dapat berupa hasil analisis kebutuhan, usulan atau rekomendasi dari Kemristek Dikti/Badan PPSDM Kesehatan. Di tahap ini terjadi pembicaraan awal antara Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi/ Lembaga luar negeri yang potensial untuk menjadi mitra kerja sama dalam pengembangan institusi para pihak. Kerja sama ini dapat juga berupa tawaran kerja sama dari Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri atau sebaliknya, diawali usulan dari Poltekkes Kemenkes. Tahap ini merupakan tahapan penjajagan dari masing-masing pihak untuk mendapatkan manfaat yang diperoleh dari kerja sama tersebut.

b. Perundingan (Negotiation Process)

Pembicaraan di tahap ini dapat dilakukan oleh pimpinan masing-masing Perguruan Tinggi atau perorangan yang telah ditunjuk untuk mewakili masing-masing pihak. Pembicaraan berupa rencana, lingkup dan arah kerrjasama yang akan dilaksanakan, waktu, mekanisme monitoring evaluasi kerja sama. Tahap ini merupakan tahapan negosiasi dari masing-masing pihak untuk menyepakati ruang lingkup Kerja sama tersebut sehingga tercapai kesepakatan kerja sama.

(40)

c. Perumusan Naskah (Drafting Process)

Pembuatan draf Nota Kesepahaman ini dibuat oleh salah satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui pada tahap negosiasi. Berdasarkan draft Nota Kesepahaman ini pihak yang lain diharapkan untuk membuat surat sejenis yang menunjukkan kehendak yang sama. Pada tahap ini dimungkinkan para pihak untuk bertemu membahas klausul yang tertuang dalam draft Nota Kesepahaman. Susunan yang tertuang dalam Nota Kesepahaman mengikuti kaidah hukum yang berlaku dan substansinya secara prinsip kedua pihak sudah memahami dan akan melakukannya untuk tujuan tertentu dalam kegiatan kerja sama.

Bila sudah ada kesepakatan dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain lain sebagai mitra, maka Poltekkes dapat mengajukan Usulan Nota Kesepahaman kepada Badan PPSDM Kesehatan untuk diteruskan pada Biro Kerja Sama Luar Negeri dengan melampirkan:

1. Program rencana kerja sama 2. Draft Nota Kesepahaman

Jika diperlukan maka dilakukan koordinasi dan konsultasi antara kemenkes dengan pihak lain yang terkait.

d. Penerimaan (Acceptance Process)

Pada tahap ini para pihak menyepakati klausul dan materi dalam Naskah Kerja Sama yang akan ditandatangani.

e. Penandatanganan (Signing Process)

Penandatanganan dilakukan jika usulan kerja sama telah memenuhi persyaratan. Nota Kesepahaman yang telah disepakati dan ditandatangani bersama selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan Pengaturan Pelaksanaan (Implementation of Arrangement) pada tempat yang disepakati bersama para pihak.

(41)

B. Prosedur

Berikut ini adalah prosedur yang berlaku dalam proses kerja sama dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak Lain di luar negeri:

1. Prosedur menanggapi tawaran kerja sama

a. Melakukan analisis tawaran kerja sama dari mitra Perguruan Tinggi,

Dunia Usaha atau Pihak lain luar negeri

b. Melakukan koordinasi dalam memberi jawaban kesanggupan atas

tawaran kerja sama tersebut

c. Melakukan koordinasi dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau

Pihak lain yang mengajukan kerja sama

d. Menyusun draft Nota Kesepahaman

2. Prosedur mengusulkan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di

Luar Negeri sebagai mitra kerja sama

a. Mencari Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain di luar negeri

yang setara dan sesuai dengan Program Kurikulum di Jurusan/Prodi Poltekkes sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. Mangidentifikasi program-program kerja sama yang dapat dilakukan

dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak lain luar negeri

c. Melakukan koordinasi dalam menentukan Perguruan Tinggi, Dunia

Usaha atau Pihak lain di luar negeri

d. Melakukan koordinasi dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau

Pihak lain yang akan bekerja sama

e. Menyusun draft Nota Kesepahaman

3. Prosedur penyusunan Nota Kesepahaman dan Pengaturan Pelaksanaan

a. Menyusun Nota Kesepahaman

b. Melakukan poordinasi dan konsultasi sebelum penandatanganan Nota

Kesepahaman dengan Badan PPSDM Kesehatan (mengirimkan surat permohonan rekomendasi dan draft nota kesepahaman)

(42)

c. Mendapatkan rekomendasi penandatanganan Nota Kesepahaman dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan.

d. Melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman para pihak

e. Menyusun pengaturan pelaksanaan (terutama untuk kegiatan joint

research oleh dosen harus memenuhi batasan yang jelas)

C. Penerapan atau Pelaksanaan

Penerapan atau pelaksanaan kerja sama sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam penyelengggaraan pendidikan tinggi, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang berlaku, meliputi:

1. Ruang Lingkup Kerja Sama

a. Akademik

Ruang lingkup kerja sama yang dilaksanakan meliputi:

1) Tridharma Perguruan Tinggi, terdiri dari kegiatan Pendidikan,

Penelitian, Pengabdian Masyarakat

2) Konferensi

3) Seminar

4) Lokakarya

5) Kuliah

6) Praktik/assistant ship

7) Penerbitan karya ilmiah

8) Program sertifikasi 9) Student exchange 10) Double degree 11) Faculty exchange 12) Post Doctoral 13) Join reaserch 14) Scholarship 15) Transfer Credit

(43)

b. Non Akademik

1) Pendayagunaan aset;

2) Penggalangan dana;

3) Jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual;

4) Pengembangan sumberdaya manusia;

5) Pengurangan tarif;

6) Koordinator kegiatan;

7) Pemberdayaan masyarakat; dan/ atau

8) Bentuk lain yang dianggap perlu.

2. Pelaksana Kegiatan

Yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan kerja sama ini adalah:

a. Sekretariat negara

b. Kementerian luar negeri

c. Kemenkes RI (Biro Umum, Biro Kerja Sama Luar Negeri)

d. Badan PPSDM Kes (Rekomendasi Ka Badan)

e. Poltekkes Kemenkes

f. Rumah Sakit

g. Perguruan Tinggi

h. Pihak Lain

3. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan kerja sama ini dilaksanakan pada waktu:

a. Setiap tahun ajaran untuk seminar, lokakarya, konferensi dan pelatihan

b. Setiap tahun ajaran untuk student exchange, praktik, kuliah dan program

sertifikasi

c. Setiap awal tahun untuk scholarship, program double degree dan joint

reaserch

d. Setiap triwulan untuk penerbitan karya ilmiah

e. Untuk faculty exchange dilakukan setiap semester (sesuai kebutuhan)

(44)

Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing – masing pihak terkait.

4. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan kerja sama tersebut dilaksanakan di:

a. Kementerian Kesehatan

b. Universitas (Perguruan Tinggi)

c. Politeknik

d. Rumah sakit

e. Organisasi Profesi

f. Lembaga Pelatihan

g. Dunia usaha dan pihak lain

Tempat pelaksanaan sesuai dengan yang terekomendasi dari Kemenristekdikti.

5. Teknis pelaksanaan

Teknis kegiatan dan pelaksanaan sebagai berikut: Kegiatan dan pelaksanaan

Kegiatan Pelaksanaan

1. Kerja sama mengenai kurikulum

2. Kerja sama penelitian berupa: penelitian dasar dan penelitian terapan 3. Pemberian gelar ganda

4. Student exchange 5. Faculty exchange 6. Scholarship

7. Penerbitan karya ilmiah 8. Praktik Mahasiswa 9. Magang Dosen

1. Sharing kurikulum

2. Melaksanakan penelitian bersama oleh kelompok dosen dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda

3. Kegiatan melaksanakan program studi yang berbeda dengan strata yang sama atau berbeda/ mengikuti mata kuliah lain yang disyaratkan.

4. Mengikuti perkuliahan dalam rangka mempelajari ilmu tertentu

5. Melakukan desiminasi ilmiah yang belum dimiliki oleh dosen

6. Penyediaan dana untuk mahasiswa yang berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik

(45)

7. Penerbitan publikasi ilmiah melalui pengelolaan jurnal ilmiah secara bersama, pertukaran artikel ilmiah untuk dimuat oleh masing-masing perguruan tinggi dan pertukaran reviewer.

8. Melaksanakan kegiatan belajar praktik bagi mahasiswa

9. Melaksanakan kegiatan pembinaan dalam rangka meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

Uraian pelaksanaan kegiatan tersebut di atas seperti pada lampiran 1.1.

D. Monitoring dan Evaluasi

Montoring dan evaluasi (monev) kerja sama internasional antara Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, dunia usaha atau pihak lain di luar negeri bertujuan agar pelaksanaan kegiatan kerja sama dapat mencapai mutu dan volume hasil serta ketepatan waktu penyelesaian sesuai perjanjian.

Pengelolaan kerja sama ini menjadi tugas dari suatu unit atau urusan yang berada di bawah tanggungjawab salah satu Pembantu Direktur. Pimpinan urusan atau unit tersebut berperan sebagai ketua tim pelaksana dalam monev dibantu dengan personal lainnya dalam suatu tim. Ketua Tim Pelaksana berkewajiban membuat laporan berkala kepada Direktur Poltekkes Kemenkes melalui Pembantu Direktur yang menangani kegiatan kerja sama tersebut.

Untuk mengimplementasikan monev tersebut di atas, diperlukan suatu tahapan Monev Kerja Sama. Tahapan tersebut meliputi:

1. Pembentukan Tim Pelaksana Monev

Pembentukan Tim Pelaksana Monev di dasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Langkah yang pertama dilakukan dengan cara mengidentifikasi unit kerja dan dosen/tenaga kependidikan yang dapat menjadi bagian dari tim. Selanjutnya unit atau urusan yang membidangi kerja sama, menyampaikan usulan Tim

(46)

pelaksana monev kepada Direktur untuk mendapatkan persetujuan dan ditetapkan dengan surat keputusan.

2. Penyusunan Instrumen Monev

Tim Pelaksana Monev yang telah ditetapkan mulai bekerja dengan cara menelaah dokumen kerja sama internasional antara Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi di luar negeri. Berdasarkan hasil telaahan, kemudian dilakukan penyusunan instrumen monev kerja sama. Instrumen yang telah disusun disampaikan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes untuk mendapatkan persetujuan melalui Pembantu Direktur terkait.

3. Pelaksanaan Monev

Berdasarkan instrumen yang telah disetujui oleh Direktur Poltekkes Kemenkes, Tim Pelaksana Monev dapat melaksanakan kegiatannya. Direktur Poltekkes Kemenkes mengeluarkan surat tugas pelaksanaan kegiatan untuk Tim Pelaksana Monev.

4. Pelaporan Hasil Monev

Hasil kegiatan monev oleh Tim Pelaksana Monev dilaporkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes melalui Pembantu Direktur terkait. Laporan hasil monev juga disampaikan ke unit atau urusan terkait dengan pelaksanaan kerja sama tersebut sebagai bahan arsip.

E. Pelaporan Kerja Sama

Pelaporan kegiatan kerja sama internasional merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai bagian proses utuh dari kerja sama internasional yang dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes. Pelaksanaan kerja sama internasional oleh Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, dunia usaha atau pihak lain di luar negeri harus dilaporkan kepada BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan kegiatan akan dilakukan

(47)

evaluasi oleh BPPSDM Kesehatan dan selanjutnya hasil evaluasi akan disampaikan kepada Poltekkes Kemenkes.

1. Tujuan Pelaporan Kerja Sama

a. Melaporkan hasil kegiatan kerja sama dan keuangan sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kerja sama internasional

b. Mendokumentasikan semua kegiatan sebagai dasar untuk mengambil

keputusan

c. Merekomendasikan rencana tindak lanjut dari hasil kegiatan kerja sama

internasional yang telah dilaksanakan.

d. Mendiseminasikan hasil kegiatan kepada dosen dan mahasiswa.

2. Prosedur Pelaporan Kerja Sama

a. Dosen dan atau mahasiswa menyusun laporan kegiatan kerja sama

internasional dan melaporkan kepada Kepala Unit Kerja Sama.

b. Kepala Unit Kerja Sama menelaah kesesuaian isi laporan antara rencana

dengan capaian kegiatan.

c. Kepala Unit Kerja Sama melaporkan kegiatan / keuangan kepada

Direktur melalui Pudir.

d. Direktur melaporkan kegiatan kepada Pusat Pendidikan SDM

Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan

e. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan menelaah dan mengevaluasi laporan

kegiatan

(48)

BAB VII

PENUTUP

Petunjuk Teknis Kerja Sama Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak Lain di Luar Negeri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan berdasarkan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan. Bilamana dikemudian hari terdapat perubahan akibat diterbitkannya peraturan baru oleh pemerintah yang berkaitan dengan Kerja Sama Perguruan Tinggi, maka akan dilakukan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Semoga dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis Kerja Sama Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha atau Pihak Lain di Luar Negeri akan meningkatkan jumlah kerja sama yang terjalin antara Poltekkes Kemenkes dengan berbagai mitra di luar negeri, baik dari kalangan perguruan tinggi maupun dunia usaha, yang bermuara pada peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan akreditasi Poltekkes Kemenkes.

(49)
(50)
(51)

Halaman 43

Juknis Kerjasama Poltekkes Kemenkes dengan Pihak Luar Negeri

L a m p ir an 1.1. IM PLEM EN TA SI P ERJ AN JI AN KER JA S A M A IN TERN A SION A L Bentuk K e rj a s ama P e la ks an a W ak tu Pelaksan aan Tem p at Pelaksanaan B agaim ana K e gi atan Pelaksan aan 1 . Tr idharm a Pe rg uruan T ing gi : a. Pe ndi di kan b . Pen elitian c. Pe ng abdi an Mas yarakat 2. Ko n feren si 3. Semin ar 4. Pelatih an 5. Lokakarya 6. Magan g 7. Ku liah 8. Praktik/as si st ants hip 9.

Penerbitan karya ilmiah

10. Program s ertifika si 11. Student ex chang e 12. Double degr ee 13. Fa culty exchange 14. Jo in re ase rc h 1. Setn eg 2. Kem en ke s 3. BPPSDM K 4. Poltekkes 5. Ru mah Sakit 6 . Pe rg uruan Tin ggi 7. Pih ak lain 1) Setiap seme st er gan jil untuk semi n ar , lokakary a, ko n feren s i d an pe la tihan 2) Setiap seme st er ge nap set ia p

tahun Student exchange, ma

ga n g, prakti k, kuli ah dan prog ram 1 . K eme nte ri an Kes eh atan 2. Un ive rs ita s (Pergu ru an Tin ggi) 3. Politekn ik 4. Ru mah s akit 5. Organ isas i Profe si 6. Le m b aga Pelatihan 7 . D uni a us aha dan pi hak lai n 1. Kerja sama men gen ai kurikulum 2. Kerja sama pene lit ia n be rupa: pe ne lit ia n das ar dan pe ne lit ia n te rapan 3. Pemb er ian gelar ganda 1. Shar in g kurikulum 2. Me laks anakan pe ne liti an be rs am a ol eh ke lom p ok dos en dari be be rapa d is ip lin ilmu yang be rbe d a 3. Ke giatan m elak sanakan prog ram s tudi yang be rbe d a de ng an s trata yang s m a atau be rbe d a/ m eng ik uti

(52)

Halaman 44

Juknis Kerjasama Poltekkes Kemenkes dengan Pihak Luar Negeri

15. Schol a rs hi p 16. Tr ansf er Cr edit 17. Post Doctor al ser ti fi ka si 3) Setiap aw al

tahun untuk Scholar

shi p , prog ram double degr ee dan join re a se rc h 4) Setiap triw ulan untuk pene rbi ta n karya ilmiah 5) Un tu k Fa cu lty

exchange dilakukan set

ia p se me st er (se su ai ke butuha n) 4 . St ude nt exch an ge 5. Facu lty exch an ge 6. Sch o lars h ip 7. Pen erb itan karya ilmiah mata ku liah lain y an g dis yaratkan. 4 . Me ng ik uti pe rkul ia han dal am rang ka me mp ela ja ri ilmu terten tu 5. Me lakukan de si m inas i ilmiah y an g b elu m d imiliki ole h dos en 6. Pe nye d iaan dana untu k ma h asi swa yang berpres ta si bai k di bi dang akade m ik m aupun non akade m ik 7. Pen erb itan

(53)

Halaman 45

Juknis Kerjasama Poltekkes Kemenkes dengan Pihak Luar Negeri

8. Praktik Mahas is w a 9. Magang Dosen p u b likas i ilmiah m elalu i pe ng el ol aan ju rn al ilmiah sec ar a be rs am a, pe rtukaran

artikel ilmiah untuk di

m u at ole h m as ing -ma sin g pe rg uruan ti ng gi dan pe rtukaran revi ew er. 8. Me laks anakan ke giatan be la jar prakti k 9. Me laks anakan Pem agangan Dosen

(54)

Halaman 46

Juknis Kerjasama Poltekkes Kemenkes dengan Pihak Luar Negeri

L a m p ir an 1.2. IN ST RU M EN MO NI TO RI NG DA N E V A LU A SI K ER JA S A M A L U A R NE G ERI NA M A PR OGR A M : N A MA KE GIA TAN : N O MOR KE RJ A SAMA : SUMBE R D A N A : JU ML AH DAN A : TIM PE LAKS AN A MON EV : TIM PE LAKS AN A KE GIA TAN : B ER IK A N T A ND A “V ” pada K O LOM J A WA B A N “Y A atau T ID A K ” TAH A P A N ITEM M O N EV JA WAB A N YA TID A K 1. T ahap Pe re ncanaan 1.1. T im Pe lak sana m enyus un re ncana ke giatan yang m enc akup s e m u a as pe k (m an , money , mat er ial, method) 1 .2 . T im Pe la ks ana m enyus u n R K T dan R K A yang di us ul kan dalam R K A K L / s u m b er pem b ia yaan l ai n s es u ai ke te ntuan yang be rl aku 1 .3 . T im Pe la ks ana me la kukan s inkroni sa si / des k pe re nc ana an prog ram dan ang garan yang akan di danai dal am R K A K L / su m b er pem b ia yaan l ai n s es u ai ke te ntuan yang be rl aku 1 .4 . K eg iatan yang di re n canakan / di us ul kan s u d ah di se su ai kan de ng an ke kuat an ang ga ran dan jadw al pe re ncanaan ins titus i 1 .5 . Pro ses pere nc anan dan pe ng ang garan di lakukan sec ara

(55)

Halaman 47

Juknis Kerjasama Poltekkes Kemenkes dengan Pihak Luar Negeri

parti si p ati f de ng an me lib atka n s e m u a s take hol d er s dan dilakukan s ecara trans p aran 1 .6 Mone v sy st em pe re nc anaan ( 4 W + 1 H) 2. Ta hap Pe laks anaan 2.1. T im Pe lak

sana dan Dire

ktorat, m elaks anakan prog ram atau ke giatan s e su ai de ng an indikator output yang di te tapkan pada m as ing-m asi n g prog ram atau ke gi atan 2.2. T im P elaks ana m elak sanakan ke giatan te pat w aktu se suai dokum en pe re nc anaan 2 .3 . Prog ra m m e m b er ik an m anf aat yang nyata bag i c iv ita s dan in stitu si 2 .4 . K e gi atan K erja sa m a luar ne ge ri t el ah me ndukung prog ram pe ng em bang an i n st it us i 2 .5 . A d a r enc ana ti ndak l anjut atau re pl ik as i pas ca be rakhi rnya program Kerja sa ma. 3 . Ev al uas i ( h am batan dan ma sa la h ) 3 .1 . A d a kes u litan koordi nas i, kom u ni kas i, dan kons ul ta si de ng an para pe m ang ku ke penti n ga n prog ram K erja s am a te rkait de ng an pe ng el ol aan prog ram dan pe la ks anan ke giatan 3 .2 . A d a koordi nasi dan ko m uni kas i yang ef ek ti antar uni t pe laks ana dalam rangka pe nye le saian pe rm as alah pe ng el ol an prog ram K erja s am a 3.3. Ada pe rm as

alahan dan ham

b atan dalam pe laks anaan ke giatan Ke rja s am a ini * )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa likuiditas yang diukur dengan cash

Banyak bilangan berbeda yang dapat dibentuk dengan nilai masing- masing kurang dari 400 adalah..... Banyak cara memasang 5 bendera dari negara yang berbeda disusun dalam satu

Kun täydennysrakentamista koskeva tutkimus (Kleinhans 2004; Vaattovaara et al. 2009) osoittaa, että mitä pienempi fyysinen etäisyys on, sitä todennäköisempää on sosiaalinen

Veteran No.116 Banjar Harga Terkoreksi

[r]

kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja Jasa Konsultansi Provinsi Jawa.. Barat yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor

Dengan hasil Pembuktian Kualifikasi sebagai berikut: Secara Substantif dokumen kualifikasi yang dilakukan pembuktian kualifikasi Ada yang Tidak Sesuai sehingga TI DAK MEMENUHI

Untuk perhitungan logika Fuzzy terdiri dari penulisan kode program untuk menghitung derajat keanggotaan variabel cahaya, suhu, kelembaban, kode program untuk mencari