• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bagian pendahuluan tesis ini membahas latar belakang pemilihan Tugas Akhir Karya Seni berupa sajian gending-gending Jawa. Diuraikan pentingnya pemahaman garap gending bagi pengrawit akademis, bukan hanya sekedar memainkan tetapi juga menganalisis dan mempertanggungjawabkan secara akademis. Latar belakang menjelaskan pemilihan rebab sebagai instrumen utama dan jenis gending yang dipilih (klenèngan, pakeliran, dan beksan), menekankan pada keragaman pathet dan garap yang jarang ditemukan, sekaligus sebagai upaya pelestarian tradisi. Tujuan dan manfaat penelitian dijabarkan secara jelas, menunjukkan relevansi dengan tujuan pembelajaran tinggi dan pengembangan keahlian spesifik dalam bidang karawitan.

1.1 Latar Belakang

Bagian ini memberikan konteks historis dan akademis pentingnya penelitian ini. Dijelaskan perbedaan antara pengrawit awam dan akademis, menekankan kemampuan analisis dan pertanggungjawaban garap. Pembahasan mengenai kreativitas dan interpretasi dalam garap gending dikaitkan dengan konteks penggunaannya (iringan tari, pakeliran, atau karawitan mandiri). Perbedaan bentuk gending terstruktur dan tidak terstruktur dijelaskan, kemudian dihubungkan dengan pemilihan gending yang akan dikaji, khususnya terkait dengan bagian-bagian gending seperti umpak, mérong, ngelik, dan inggah serta pengaruhnya terhadap rasa gending. Pemilihan rebab sebagai fokus penelitian dijelaskan secara rinci dengan alasan penguasaan dan pengalaman praktis peniliti.

1.2 Ide Penyajian

Bagian ini memaparkan ide-ide kreatif peniliti dalam menyajikan gending, seperti alih laras, mrabot, andhegan, dan iringan wayang madya. Setiap ide dijelaskan secara rinci dengan tujuan dan pertimbangan akademis. Misalnya, alih laras bertujuan untuk menganalisis perubahan garap dan alur melodi ketika gending dialih laraskan. Ide mrabot menunjukkan kreativitas dalam merangkai komposisi gending dengan mempertimbangkan kesamaan laras, nada gong, dan rasa. Ide andhegan dijelaskan dengan memperhatikan detail garap dan inspirasi dari sumber referensi. Ide iringan wayang madya diuraikan sebagai tantangan dalam mengolah gending slendro menjadi pélog.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Bagian ini secara eksplisit menyatakan tujuan penelitian, yaitu mendalami garap rebab, memperkaya vokabuler céngkok dan wiledan, dan melestarikan gending-gending jarang disajikan. Manfaat penelitian dijabarkan, antara lain sebagai informasi tentang proses menggarap gending dan sebagai referensi bagi peneliti lain. Tujuan dan manfaat ini secara langsung berkaitan dengan capaian pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi, baik dalam hal penguasaan keahlian praktis maupun kemampuan analisis kritis.

1.4 Tinjauan Pustaka

Bagian ini menunjukan orisinalitas karya dengan membandingkan penelitian yang telah ada. Dirinci karya-karya sebelumnya yang membahas gending-gending yang dipilih, serta perbedaan garap dan interpretasi dengan penelitian ini. Pembahasan ini menunjukkan kemampuan peniliti dalam mereview literatur dan menempatkan penelitiannya dalam konteks penelitian sebelumnya, sekaligus menunjukkan keaslian dan kontribusi penelitiannya terhadap bidang ilmu yang diteliti.

1.5 Landasan Konseptual

Bagian ini memaparkan teori-teori dan konsep yang mendasari penelitian, seperti konsep garap menurut Supanggah, konsep pathet, konsep mérong dan inggah menurut Sumarsam, konsep molak-malik menurut Darsono, dan konsep mungguh. Penjelasan setiap konsep dikaitkan dengan aplikasi praktis dalam penggarapan gending. Penggunaan teori-teori ini menunjukkan landasan teoritis yang kuat dan pemahaman peniliti terhadap kerangka berpikir dalam bidang karawitan Jawa.

1.6 Metode Kekaryaan

Bagian ini menjelaskan metode pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan, termasuk studi pustaka, observasi, dan wawancara. Sumber-sumber data yang digunakan diuraikan secara rinci, menunjukkan cakupan penelitian yang komprehensif. Metode yang digunakan menunjukkan kemampuan peniliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian secara sistematis dan ilmiah. Pemilihan metode yang tepat memperkuat validitas dan reliabilitas data.

1.7 Sistematika Penulisan

Bagian ini memberikan gambaran umum tentang struktur dan isi tesis. Uraian sistematis ini memudahkan pembaca untuk memahami alur dan isi dari penelitian. Bagian ini menunjukan kemampuan peniliti dalam mengorganisasikan informasi dan menyajikannya secara terstruktur dan logis.

II. Proses Penyajian

Bab ini menjelaskan tahapan proses kekaryaan, dimulai dari tahap persiapan (orientasi, observasi, dan eksplorasi) hingga tahap penggarapan (latihan mandiri, kelompok, dan bersama). Penjelasan rinci setiap tahapan menunjukkan proses kreatif dan sistematis peniliti dalam menghasilkan karya seni. Penjelasan ini juga menunjukkan keterampilan peniliti dalam manajemen proyek, kolaborasi, dan problem solving.

2.1 Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi orientasi pemilihan gending, observasi lapangan dan studi pustaka, serta eksplorasi awal garap gending. Penjelasan rinci mengenai pemilihan gending, mempertimbangkan gaya, bobot, keragaman garap dan pathet. Observasi meliputi pengamatan langsung dan tidak langsung, sedangkan eksplorasi meliputi analisis awal notasi, laras, dan pathet. Penjelasan ini menunjukkan proses seleksi yang sistematis dan kritis dalam menentukan objek penelitian.

2.2 Tahap Penggarapan

Tahap ini meliputi latihan mandiri, latihan kelompok, dan latihan bersama dengan dosen pembimbing. Proses latihan diuraikan secara detail, menunjukkan tahapan penyempurnaan garap dan pencapaian kemungguhan antar instrumen. Penjelasan ini menunjukkan proses kolaborasi dan problem solving, serta kemampuan peniliti dalam mengaplikasikan teori dan konsep yang dipelajari.

III. Deskripsi Sajian dan Garap Rebab

Bab ini merupakan inti dari tesis, yang mendeskripsikan hasil karya seni berupa sajian gending-gending Jawa dengan garap rebab. Dijelaskan struktur dan bentuk gending yang dipilih, serta detail garap sajian untuk klenèngan, pakeliran, dan bedhayan. Analisis mendalam mengenai pemilihan céngkok dan wiledan dalam konteks pathet dan rasa gending. Bagian ini menampilkan puncak dari proses kreatif dan akademis peniliti dalam menganalisis dan mengaplikasikan teori.

3.1 Struktur dan Bentuk Gending

Bagian ini memberikan penjelasan rinci tentang struktur dan bentuk gending-gending yang dipilih (klenèngan, pakeliran, dan beksan). Penjelasan meliputi klasifikasi gending ageng, sedheng, dan alit, serta analisis struktur gending berdasarkan ricikan struktural (kenong, kempul, gong, kethuk). Penjelasan ini menunjukkan pemahaman peniliti tentang sistematika musik karawitan Jawa dan kemampuannya mengklasifikasikan gending berdasarkan ciri-ciri strukturalnya.

3.2 Garap Sajian Gending

Bagian ini menjelaskan detail garap sajian gending untuk keperluan klenèngan, pakeliran, dan bedhayan. Penjelasan meliputi perbedaan garap dan urutan sajian, serta pemilihan céngkok dan wiledan yang sesuai dengan konteks dan karakter gending. Penjelasan ini menunjukkan pemahaman peniliti tentang nuansa dan karakteristik garap gending dalam konteks pemakaiannya yang berbeda. Pembahasan ini juga menunjukkan kemampuan peniliti untuk membandingkan dan menganalisis garap yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa empiris yang penyusun alami saat terjadi hujan, mengilhami penyusun untuk membuat sebuah karya komposisi baru dengan mengambil konsep hujan yang

Penyaji dalam menggarap iringan pakeliran pada karya Tugas Akhir Wohing Kanisthan ini tidak menggarapnya sendiri, tetapi dibantu oleh Saudara Setyaji, S.Sn, karena

Tahap penggarapan karya tari “ Schizophrenia” ini mendapatkan referensi dari garapan terdahulu, referensi tertulis ataupun audio visual lalu diproses menjadi po kok

Karya musik baru berjudul Pencon Kekek merupakan sebuah karya yang terinspirasi dari gending tayub Walang Kekek yang populer di Kabupaten Grobogan dengan

Deskripsi Tugas Akhir karya seni yang berjudul “ Garap rebab: Sambul Laras, Klenthung Winangun, Sangapati, Thukul, Krawitan, Anglir Mendhung ”, adalah benar -benar

Observasi dialkukan untuk memastikan hasil dari tahap sebelumnya sekaligus untuk memahami secara detail kerangka pikir yang direpresentasikan melalui karya. Tahap ini

lainnya, maka dari itu penyaji merasa bahwa instrument ini dibutuhkan untuk menguatkan dari beberapa permainan dalam karya ini. Kentrung adalah instrument yang cara

Dengan membangun kesan dari latar belakang Adaninggar Kelaswara yaitu putri Cina dan putri Jawa, penyaji menggunakan tekhnik-tekhnik tabuhan yang ada di tradisi karawitan seperti