• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN APLIKASI E H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN APLIKASI E H"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Sanyoto Gondodiyoto, (2007): Audit Sistem Informasi : Pendekatan COBIT. Jakarta, Mitra Wacana Media.

(2)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 15

atau per kasus. Secara umum pendekatan kepada pengelolaan proses tidak terorganisasi.

2. Saran

a. Perlu adanya perbaikan secara bertahap oleh Puskesmas Pleret agar didapatkan kondisi ideal tingkat kematangan pengelolaan sistem informasi

kesehatan terpadu dalam implementasi E-Health sebagai aplikasi utama skala prioritas utama pada domain IT process yang memiliki tingkat kematangan paling rendah.

b. Dalam implementasi aplikasi E-Health ini diperlukan dukungan kebijakan yang tepat dan menejemen pengelolaan yang tangguh agar mampu merubah

budaya kerja yang selama ini ada sehingga aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

c. Sebaiknya dalam implementasi aplikasi E-Health perlu didukung dengan

aplikasi lainnya yang bersifat open source untuk mencegah terjadinya permasalahan legalitas penggunaan aplikasi teknologi informasi.

d. Ada baiknya jika aplikasi tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan instansi dan bila diperlukan aplikasi tersebut dapat diganti dengan aplikasi lainnya yang lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan instansi.

Daftar Pustaka

Abdul Kadir, (2003): Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta, Penerbit Andi. IT Governance Institute, (2007): COBIT 4.1. Illinois, IT Governance Institute. Marina, A, P,dan Kridanto, S, (2012): Perancangan Model Kapabilitas Proses

(3)

menerus dipertahankan jangan sampai mengalami penurunan. Setelah tercapai keseimbangan dimana semua domain berada pada level 2, maka dilakukan

langkah perbaikan untuk semua domain secara bersamaan menuju tingkat kematangan level 3. Begitu seterusnya, bersama-sama dilakukan perbaikan

disemua domain hingga didapatkan tingkat kematangan ideal level 5.

Penutup

1. Simpulan

Hasil perhitungan tingkat kematangan untuk masing-masing domain

IT process adalah PO2, AI4 dan AI5 dengan tingkat kematangan level 2 yaitu

repeatable but intuitive. Artinya proses yang dikembangkan oleh puskesmas

berada dalam tahapan dimana terdapat satu prosedur serupa yang diikuti oleh

pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau pengkomunikasian prosedur yang terstandarisasi. Selain itu

tanggung jawab diserahkan kepada individu masing-masing. Terdapat tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kemampuan individu sehingga kemungkinan terjadi error sangat besar.

Sedangkan PO3, AI1, AI2, AI6 dan AI7 dengan tingkat kematangan level 1 yaitu initial/ad hoc. Dan secara keseluruhan, maturity level dalam

implementasi E-Health di Puskesmas Pleret berada di sekitar level 1 yaitu

initial/ad hoc. Artinya dalam implementasi aplikasi E-Health di Puskesmas

Pleret terdapat bukti bahwa instansi mengetahui adanya permasalahan yang

(4)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 13

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 13

mplementasi aplikasi E-Health di Puskesmas COBIT 4.1, idealnya berada pada maturity leve

telah mencapai tingkat best practices (pedoman katan secara terus menerus dan adanya perbandi

nnya. Namun hasil evaluasi menunjukan kat kematangan saat ini berada dibawah tingka sebut. Tingkat kesenjangan pengelolaan sist

du di Puskesmas Pleret dalam implementasi apl resentasinya dalam grafik radar berikut ini.

Gambar 2.

enjangan Tingkat Kematangan Saat Ini (CML) de (IML) Sistem Informasi Kesehatan Terpadu Puske sil diatas maka perlu adanya perbaikan secara

ret agar didapatkan kondisi ideal tingka em informasi kesehatan terpadu dalam implem

si utama. Dimana proses yang masih berada as utama. Sedangkan yang sudah berada di leve

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 13

(5)

Tabel 3.

Tingkat Kematangan Saat Ini Aplikasi E-Health

Domain Process Current Maturity

PO2 Define the Information Architecture 1,73

PO3 Determine Technological Direction 1,39

AI1 Identify Automated Solutions 1,23

AI2 Acquire and Maintain Application

Software 1,32

AI4 Enable Operation and Use 1,73

AI5 Procure IT Resources 1,67

AI6 Manage Changes 1,45

AI7 Install and Accredit Solutions and

Changes 1,43

Maturity Level dalam implementasi E-Health 1,49

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ditinjau dari proses

implementasi aplikasi E-Health, tingkat aplikasi E-Health di Puskesmas Pleret berada di sekitar level 1 (Initial / Ad Hoc). Tingkat kematangan terendah

adalah domain AI1, Identify Automated Solutions, dengan tingkat kematangan 1,23. Sedangkan domain dengan tingkat kematangan tertinggi ada 2 yaitu domain PO2, Define the Information Architecture, dan domain AI4, Enable

Operation and Use, dengan tingkat kematangan masing - masing 1,73.

Dalam implementasi aplikasi E-Health di Puskesmas Pleret terdapat

bukti bahwa instansi mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi. Bagaimanapun juga tidak terdapat proses standar, namun menggunakan pendekatan ad hoc yang cenderung diperlakukan secara individu atau per

(6)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 11

Tabel 2.

Deskripsi Kedelapan Proses Teknologi Informasi COBIT 4.1

Domain Deskripsi

Plan and Organise

PO2 Define the information architecture PO3 Determine technological direction Acquire and Implementation

AI1 Identify automated solutions

AI2 Acquire and maintain application software. AI4 Enable operation and use

AI5 Procure IT resources

AI6 Manage changes

AI7 Install and accredit solutions and changes

4. Identifikasi Control Objectives

Sesuai standar COBIT, setiap proses teknologi informasi memiliki

sasaran yang harus dikendalikan secara cermat. Istilah tersebut oleh COBIT disebut Control Objectives. Dari 8 proses teknologi informasi yang diteliti

ditemukan 45 Control Objectives. 5. Tingkat Kematangan

Secara keseluruhan tingkat kematangan pengelolaan sistem informasi

(7)

Tabel 1.

Pemetaan Business Goals Dengan Tujuan Teknologi Informasi COBIT 4.1

Business Goals IT Goals

Proses TI yang sesuai dengan implementasi aplikasi E-Health di

Puskesams Pleret terdiri dari 8 proses TI. Kedelapan proses TI tersebut terbagi dalam 2 domain yaitu domain Plan and Organise dengan 2 proses TI dan domain Acquire and Implementation dengan 6 proses TI. Adapun deskripsi

(8)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 9

Hasil dan Pembahasan

1. Identifikasi Tujuan Bisnis

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memiliki misi menyelenggarakan

manajemen, informasi kesehatan dan penelitian di bidang kesehatan. Hal ini bertujuan agar terselenggaranya manajemen pembangunan kesehatan yang

standar didukung oleh informasi yang akurat dalam penyelenggaraan program dan kegiatan melalui kemitraan dengan pihak lain. Oleh karena itu dilakukan penataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan pengembangan sumber daya

serta teknologi yang mendukung dan terpadu baik dengan cara membangun SIK terintegrasi dan meningkatkan pemanfaatannya di semua bagian dan

UPTD dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

Dengan tujuan bisnis itulah maka diimplementasikan aplikasi E-Health di puskemas - puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

Tujuan bisnis tersebut sesuai dengan business goals COBIT 4.1 yang ke-10 pada perspektif internal yaitu meningkatkan dan menata kemampuan proses

bisnis.

2. Identifikasi Tujuan Teknologi Informasi

Setiap business goals COBIT memiliki tujuan teknologi informasi

spesifik yang menunjang business goals tersebut. Berikut ini adalah pemetaan

(9)

Data dikumpulakan menggunakan metode triangulasi data. Triangulasi data yang dipakai terdiri dari penggunaan angket/kuesioner yang dilengkapi

dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Dalam penelitian ini kuesioner diuji validitasnya untuk mengetahui bahwa butir-butir dalam kuesioner tersebut valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji reliabel

dimaksudkan untuk menguji konsistensi hasil kuesioner sebagai instrumen penelitian. Uji validitas dan reliabel dilakukan secara statistik.

Proses analisis data dimulai dengan merubah data skala Likert yang bersifat ordinal menjadi bersifat nominal sehingga didapatkan urutan indeks tingkat kematangan. Tingkat kematangan diukur dengan rumus berikut :

Indeks Tingkat Kematangan =

∑ (Total Jawaban x Bobot)

Jumlah Responden x Jumlah Soal

Data indeks tingkat kematangan yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain

adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, medium, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan

(10)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 7

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 7

ntuk setiap proses teknologi informasi, terda p, berdasarkan rating yaitu 0-Non Existent

efined, 4-Managed, dan 5-Optimized.

ini dirancang menggunakan metode deskript ptif digunakan karena dalam penelitian ini rum usan masalah deskriptif. Karena penelitia

ka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terh ya, maka penelitian ini disebut deskriptif kua

angan penelitiannya dapat digambarkan sebagai

Gambar 3. Rancangan Penelitian

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 7

(11)

pencapaiannya, dan mengidentifikasi tanggung jawab terkait bisnis dan pemilik proses teknologi informasi.

Framework COBIT didasarkan pada sebuah prinsip yang terdiri dari

empat hal yaitu kebutuhan bisnis, sumber daya teknologi informasi, proses

teknologi informasi, dan informasi yang terpercaya. Prinsip framework COBIT adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuannya, perusahaan perlu investasi dan mengelola dan

mengendalikan sumber daya teknologi informasi menggunakan sekumpulan proses yang terstruktur untuk menyediakan layanan untuk memberikan

informasi yang dibutuhkan perusahaan.

Untuk dapat mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk mengambil keputusan dibutuhkan informasi dengan kriteria tertentu. COBIT sebagai alat

kontrol kualitas sistem informasi memiliki tujuh kriteria kualitas informasi yang dibutuhkan tersebut. Adapun kriteria kualitas informasi tersebut adalah

efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, Keutuhan, ketersediaan, ketaatan dan keandalan.

Maturity modeling digunakan oleh organisasi sebagai alat kontrol

proses teknologi informasi. Tingkat kematangan dirancang untuk dapat memberikan gambaran kondisi saat ini dan kondisi yang akan datang. Dengan

(12)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 5

tugas khusus" (Kadir, 2003 : 204). Aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu program aplikasi serbaguna dimana aplikasi ini dapat digunakan oleh pemakai

untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat umum dan dapat mengotomasikan tugas individual yang bersifat berulang. Yang kedua adalah

aplikasi spesifik yaitu program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang bersifat spesifik. Aplikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sistem operasi yang ditujukan untuk menangani pekerjaan-pekerjaan yang

bersifat spesifik. 3. COBIT

Control Objective for Information and related Technology, disingkat

COBIT, dirancang sebagai alat penguasaan teknologi informasi yang membantu dalam pemahaman dan mengelola risiko, manfaat serta evaluasi

yang berhubungan dengan teknologi informasi. COBIT digunakan sebagai salah satu standar dalam tata kelola teknologi informasi. COBIT dikembangkan

oleh IT Governance Institute dan telah dibuat dalam beberapa versi dalam perkembangannya.

Menurut IT Governance Institute (2007), "COBIT adalah sekumpulan

dokumentasi proses-proses terbaik untuk sistem informasi, yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk menjembatani gap antara

(13)

perancangan model kapabilitas proses pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang ada di PT. KAI.

Landasan Teori

1. IT Governance

Gondodiyoto (2007) menyatakan bahwa "IT Governance merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan good corporate

governance". IT Governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi

peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan teknologi informasi menuju ke arah tujuan strategis perusahaan. IT Governance

memadukan best practice proses perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk memastikan bahwa teknologi informasi benar-benar mendukung pencapaian perusahaan.

Dengan menerapkan IT Governance diharapkan perusahaan dapat mendayakan informasi yang dimilikinya sehingga dapat mengoptimumkan

segala sumber daya dan proses bisnis mereka untuk menjadi lebih kompetitif. Keputusan bisnis yang baik harus didasarkan pada pengetahuan yang berasal dari informasi yang relevan, komprehensif dan tepat waktu. Informasi tersebut

harus memenuhi kriteria : efektif, efisien, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan terhadap rencana / aturan, serta keakuratan informasi

yang dihasilkan. 2. Program Aplikasi

(14)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 3

penyempurnaan tersebut diperlukan evaluasi menyeluruh untuk melihat kondisi terkini dan kebutuhan pengembangan selanjutnya.

Hingga saat ini evaluasi dari sisi tata kelola sistem informasi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu diusulkan suatu penelitian mengenai evaluasi tata

kelola sistem informasi dari sisi aplikasi yang digunakan dengan menggunakan framework COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) 4.1. Dengan evaluasi tersebut diharapkan dapat diketahui tingkat kematangan

aplikasi E-Health. Dengan diketahuinya tingkat kematangan tersebut maka dapat diuslkan langkah-langkah yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi

E-Health tersebut.

Tinjauan Pustaka

Alat yang komprehensif untuk menciptakan adanya IT Governance di

organisasi adalah penggunaan COBIT. COBIT inilah yang mempertemukan kebutuhan beragam manajemen dengan menjembatani celah antara risiko bisnis,

memenuhi kebutuhan akan kontrol, dan permasalahan teknis teknologi informasi lainnya. Oleh karena itu banyak penelitian yang menggunakan kerangka kerja COBIT ini baik untuk pengembangan sistem informasi maupun untuk

mengevaluasi pelaksanaan suatu sistem informasi.

Diantara penelitian menggunakan kerangka kerja COBIT ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Utomo dan Mariana (2011) dengan studi kasus pada universitas Stikubank Semarang. Mereka berdua mencoba untuk menganalisis tata kelola informasi pada bagian akademik dengan menggunakan

(15)

Pendahuluan

Selama ini sistem informasi kesehatan nasional masih dalam proses

pengembangan untuk dapat diimplementasikan sampai tingkat paling bawah. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul telah berinovasi untuk mengembangkan

sistem informasi kesehatan terpadu dengan didukung oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tahun 2007, pengoperasian aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Terpadu (IHIS) diujicobakan di beberapa Puskesmas di

wilayah Bantul. Dan beberapa tahun berikutnya diujicobakan aplikasi E-Health untuk melengkapi aplikasi yang sudah ada sebelumnya.

Aplikasi E-Health tersebut sangat membantu dalam pengelolaan data di tingkat puskesmas dan dapat memberikan informasi yang cepat hingga tingkat Kabupaten. Namun dirasa masih terdapat banyak kendala dalam pengoperasian

aplikasi tersebut. Salah satu kendala tersebut adalah belum semua bagian di puskesmas yang menggunakan aplikasi ini untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Pengguna aplikasi tersebut di puskesmas masih menganggap keberadaan aplikasi tersebut sebagai tambahan beban kerja mereka.

Salah satu puskesmas yang mengelola informasi dengan aplikasi E-Health

di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul adalah Puskesmas Pleret. Dengan banyaknya kendala dalam menggunakan aplikasi E-Health, membuat hingga saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap penyempurnaan. Untuk dapat

(16)

Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta 2013 1

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN APLIKASI E-HEALTHDI PUSKESMAS PLERET KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.1.*

Irfan Budi Santoso

Bidang Studi Komunikasi Informasi Publik Konsentrasi Studi Produksi Media Informasi Publik

Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC”, Jl. Magelang km. 6 Yogyakarta, email :[email protected]

Abstract

The process of health development in Indonesia is still facing various problems that have not been fully resolved. Health Office of Bantul has developed an integrated health information system called Health, supported by a Health Office of Daerah Istimewa Yogyakarta. Since 2007, E-Health application has been tested in the Primary E-Health Care to complement existing applications. This application is very helpful the primary health care for the data management. But it is still there are many obstacles in the operation of the application.

This study aimed to describe the maturity level of E-Health application that exist in the Primary Heath Care of Pleret using COBIT 4.1 framework. The study was designed using quantitative descriptive method. There are five the stages of research to determine the maturity level of E-Health applications including identification of business goals, identifying IT goals, identifying IT process, identification of control objectives and determine the maturity level.

The calculation of maturity levels for each IT process domains indicates that PO2, AI4 and AI5 with the maturity level 2, repeatable but intuitive. While PO3, AI1, AI2, AI6 and AI7 with maturity level 1 that is the initial / ad hoc. And overall, the maturity level of E-Health application in Primary Health Care of Pleret at the level of 1 that is the initial / ad hoc.

Keywords : COBIT 4.1, E-Health application,Primary Health Care of Pleret

Abstraksi

Proses pembangunan kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul telah berinovasi untuk mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu dengan didukung oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tahun 2007, diujicobakan aplikasi E-Health untuk melengkapi aplikasi yang sudah ada sebelumnya. Aplikasi sistem informasi tersebut sangat membantu dalam pengelolaan data di tingkat puskesmas. Akan tetapi dirasa masih terdapat banyak kendala dalam pengoperasian aplikasi tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan aplikasi E-Health yang ada di Puskesmas Pleret dengan menggunakan framework COBIT 4.1. Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Ada lima tahapan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan aplikasi sistem informasi kesehatan yaitu identifikasi business goals, identifikasi it goals, identifikasi it process, identifikasi control objectives, menentukan maturity level.

Hasil perhitungan tingkat kematangan untuk masing-masing domain IT process adalah PO2, AI4 dan AI5 dengan tingkat kematangan level 2 yaitu repeatable but intuitive. Sedangkan PO3, AI1, AI2, AI6 dan AI7 dengan tingkat kematangan level 1 yaitu initial/ad hoc. Dan secara keseluruhan, maturity level dalam implementasi E-Health di Puskesmas Pleret berada di sekitar level 1 yaitu initial/ad hoc.

.Kata kunci : COBIT 4.1, aplikasi E-Health, Puskesmas Pleret

* Makalah ini merupakan ekstrasi dari Tugas Akhir Karya Ilmiah berjudul Evaluasi Tingkat

Gambar

Gambar 2.enjangan Tingkat Kematangan Saat Ini (CML) de
Tabel 3.Tingkat Kematangan Saat Ini Aplikasi
Tabel 1.Pemetaan Business Goals Dengan Tujuan Teknologi Informasi COBIT 4.1
Gambar 3.Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, mengindentifikasi item pengukuran kematangan

Untuk analisis kematangan tata kelola TI service desk dan insiden dengan menggunakan framework Cobit sebagai IT governance tool, dengan framework Cobit ini

Maka hasil dari penelitian ini adalah gambaran implementasi dari analisa tingkat kematangan tata kelola sistem teknologi informasi dan komunikasi menggunakan COBIT

Untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan ( expected maturity level ), manajemen perusahaan harus memiliki mekanisme perencanaan dan organisasi yang tepat

Untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan (expected maturity level), manajemen perusahaan harus memiliki mekanisme perencanaan dan organisasi yang tepat

Dalam framework COBIT, terdapat model domain pengontrolan tingkat kematangan suatu sistem yaitu mengenai Maturity Model yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kematangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad berdasarkan jenis kelamin dan Tingkat Kematangan Gonad berdasarkan sebaran ukuran panjang dan berat Ikan Kurisi (Nemipterus bathybius) di perairan Teluk

Penelitian ini bertujuan untuk 1 mendeskripsikan kematangan sosial siswa, 2 mendeskripsikan validitas dan tingkat keterpakaian atau kepraktisan panduan, 3 menghasilkan panduan