• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menengok Kembali Sejarah Kemajuan Sains

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menengok Kembali Sejarah Kemajuan Sains"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Arfilisiana Annafi Institut Teknologi Bandung

Menengok Kembali Sejarah Kemajuan Sains dan Teknologi di Eropa dan Amerika

Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi di negara tersebut. Pola pikir manusia, kebudayaan yang terbentuk, pemaknaan akan eksistensi diri dan negara merupakan beberapa akibat yang terbentuk dari sejauh mana manusia dalam suatu negara memahami sains dan teknologi. Adanya sains dan teknologi pada akhirnya juga mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya. Harapan positif dari kemudahan ini, manusia mampu menyelesaikan pekerjaannya secara lebih efektif dan efisien.

Tentu bukan hal yang serta merta, dimana sains dan teknologi berkembang baik di suatu negara. Ada beberapa hal yang kiranya perlu kita tinjau untuk mempelajari perkembangan ini. Mungkinkah dari faktor sejarah terbentuknya suatu negara, peran pemerintah dalam mendorong iklim belajar dan penelitian, dinamika politik yang terjadi di negara tersebut, ataukah faktor-faktor lainnya.

Merunut kebelakang bagaimana manusia mulai mempelajari alam sebagai laboratorium pengetahuan. Kita akan mendapatkan fakta bahwa dari sinilah sains dan teknologi lahir. Sejarah mencatat bahwa ide, rasa ingin tahu, dan imajinasi telah mendorong manusia untuk berpikir kreatif memahami alam semesta dan keteraturannya. Saat itu manusia tidak berpikir ilmu apa yang mereka pelajari, astronomi, fisika, kimia, biologi atau matematika, tidak ada spesifikasi yang mengkhususkan mereka untuk belajar sesuai dengan bidangnya. Mereka tidak mengenal bidang dan bakat, yang coba mereka kenali adalah bagaimana mereka mampu lebih baik untuk mengenali alam di sekitarnya.

Semangat tersebut lahir ketika manusia di belahan bumi Eropa mulai jenuh dengan doktrin-doktrin gereja yang membatasi gerak dan pandangan hidup manusia. Timbullah gerakan kultural sebagai gerakan kebangkitan yang disebut dengan abad Renaissence. Esensi semangat renaissance di Eropa telah mengubah pandangan manusia akan alam dan diri mereka. Renaissance mengajarkan manusia bagaimana mereka seharusnya mendayagunakan kemampuan fisiknya, kecerdasan, dan idenya untuk aktif berperan memperbaiki kehidupannya, tidak hanya menjadi manusi pasif seraya pasrah pada takdir. Abad kebangkitan tanpa disadari menjadikan Eropa menjadi masyarakat cerdas yang gila pengetahuan. Abad ini juga melahirkan ilmuan-ilmuan seperti Nicolas Copernicus, Tycho Brahe, Galileo, dan Johannes Keppler yang teorinya dijadikan pijakan dalam perkembangan sains modern. Kebangkitan ilmu pegetahuan di Eropa sangat nyata efeknya di akhir abad ke 18 - Revolusi Industri. Kemapaman keekonomian Kerajaan Inggris serta pengaruh ilmu pengetahuan, menjadikan Inggris menjadi negara Jaya yang menyebabkan terjadinya perubahan besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi.

(2)

Warga Amerika yang tak lain adalah warga Eropa, ternyata tidak meninggalkan tradisi belajar dan membaca. Pada tahun 1630-an mulai banyak sekolah-sekolah yang didirikan. Para imigran pertama di koloni New England tidak ketinggalan membawa serta buku mereka untuk dijadikan sumber bacaan bagi perpustakaan kecil yang mereka dirikan. Mereka juga terus mengimpor buku dari London. Sejak awal 1680-an mulai bermunculan toko-toko buku di Boston walaupun dalam jumlah yang terbatas. Keinginan untuk belajar merambah hampir di semua koloni-koloni Amerika. Akses sekolah dengan subsidi silang, dimana orang kaya diminta untuk membayar uang sekolah, sedangkan orang miskin bebas biaya pendidikan, memberikan kemudahan tersebarluasnya ilmu pengetahuan. Di koloni Selatan, peladang dan pedagang kaya mendatangkan guru pribadi dari Irlandia dan Skonlandia untuk mengajarkan anak-anak mereka ilmu pengetahuan. Adapula warga koloni yang mengirimkan anaknya untuk belajar ke Inggris. (Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, 2004: 40-41).

Keberhasilan Inggris dan negara-negara Eropa lainnya dalam membentuk koloni di Benua Amerika ternyata tidak hanya dalam sektor pendidikan. Dalam sektor ekonomi, kaum kolonis pemilik modal besar (para pedagang atau pemilik lahan yang kaya) secara tidak langsung diuntungkan justru ketika mereka tidak dengan segera menghasilkan keuntungan dari hasil pertaniannya kepada para investor di Inggris. Karena kecewa, para investorpun banyak yang menyerahkan hak kepemilikan lahan kepada para penetap. Ternyata hal ini mempunyai implikasi politik yang cukup besar. Kaum kolonis dibiarkan membangun kehidupan, komunitas, dan ekonomi mereka sendiri – ujung-ujungnya, membangun dasar sebuah bangsa baru yang mempunyai kekuatan ekonomi penting di dunia. Pada tahun 1770, koloni di Amerika telah siap secara politik dan ekonomi menjadi bangsa baru yang terbebas dari pengaruh kerajaan Inggris. Tanpa kesengajaan mereka-pun membulatkan tekat untuk merdeka dari Inggris. (Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Sejarah Ekonomi, 2004:25)

Tonggak awal sejarah kemajuan Amerika justru disebabkan karena Amerika hidup dalam kondisi yang penuh dinamika dan problematika. Amerika tumbuh menjadi negara dewasa di antara dua perang besar, perang saudara dan perang dunia pertama. Kebutuhan perang dengan cepat merangsang industri manufaktur, mempercepat proses ekonomi berdasarkan eksploitasi besi, uap, dan tenaga listrik dan juga gerak maju ilmu pengetahuan dan penemuan. Dalam kurun waktu kurang dari 50 tahun, negara tersebut berubah dari republik pedesaan menjadi bangsa perkotaan. (Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, 2005:174-175).

Pasca PD I, negara-negara pemenang perang masih berhasrat besar untuk melakukan ekspansi ke sebanyak mungkin negara. Amerika yang pada awalnya memilih untuk netral tidak membela pihak manapun, pada akhirnya membulatkan suara untuk ikut andil dalam PD II lantaran serangan mendadak dan penghancuran pangkalan militer Amerika di Pearl Harbor Hawai oleh Jepang. Perang berlangsung dengan mengorbankan jutaan jiwa. Amerika dan Uni Soviet- yang keluar sebagi juara menjadikan mereka sebagai negara adidaya pada saat itu.

Kemengan ini tidak lantas membuat suasana keamanan dunia kondusif. Kemanangan keduanya justru memicu lahirnya perang dingin yang ditengarai perbedaan pendapat mengenai bentuk dunia pasca Perang. kondisi ini menimbulkan kecurigaan dan rasa tidak percaya di antara Amerika dan Uni Soviet. Moskow menuntut pemerintahan yang mengacu pada pengaruh Soviet; Washington menginginkan bentuk pemerintahan yang lebih merdeka, mencontoh pemerintahan model Barat. Perang pun berkobar, tidak dengan saling adu fisik, tetapi saling beradu dan unjuk kebolehan di bidang teknologi.

(3)

sebagai "pertempuran dalam Perang Dingin". Dari sinilah Amerika sampai sekarang mewarisi kebudayaan para pejuang pendahulunya untuk membuktikan kepada dunia bahwa Amerika adalah negara adidaya yang mampu memimpin dunia di bidang sains dan teknologi.

Analisis Kuantitatif Kemajuan Sains dan Teknologi

Sejarah telah menunjukan kepada kita bagaimana sains dan teknologi mampu berkembang dengan baik di Benua Eropa dan Amerika. Tetapi rasanya sangat tidak adil, ketika kita menjadikan sejarah kelahiran sains dan teknologi sebagai alasan kenapa perkembangan sains dan teknologi begitu pesat di kedua benua tersebut. Sebagian kecil mungkin ia disebabkan faktor sejarah, tetapi ada faktor yang lebih fundamental dari sekedar alasan historis. Tengok tetangga sebelah kita, Singapura. Negara yang baru merdeka pada tahun 1965 telah menjelma menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang tergolong sepuluh besar dunia. Dalam bidang teknologi misalnya, Singapura mampu mengekspor teknologi tinggi sebesar 45,2% dari total ekspor manufaktur. Dalam bidang sains, kita lagi-lagi dibuat terkejut dengan jumlah peneliti Singapura yang mencapai angka 6.173 per satu juta orang, serta jumlah jurnal/artikel di bidang sains dan teknik yang mencapai 4.187. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mampu mengekspor teknologi tinggi sebesar 8,3 % , jumlah peneliti yang hanya 90 per satu juta orang, dan jumlah jurnal/artikel yang hanya berjumlah 262 (worldbank.org).

Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki negara ternyata juga bukan faktor utama kemajuan suatu negara. Republik Angola dan Congo misalnnya, negara penghasil mineral utama bernilai tinggi seperti berlian, tantalum, tembaga, dan cobalt tetapi masih banyak ditemui kehidupan rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan. Congo bahkan memiliki 50% luas hutan Afrika dan sistem sungai yang bisa menyediakan hydro-electric power ke seluruh pelosok benua (VOA News, 10/03/2007). Sementara Jepang adalah negara yang tidak cukup kaya sumber daya alam, tetapi mampu membawa rakyatnya ketingkat kehidupan yang sangat layak.

Lantas apa yang sebenarnya menjadi benang merah pondasi utama kemajuan suatu negara?. Mencoba untuk mengambil alasan yang lebih hati-hati, penulis melihat bahwa aspek public

management yang disopiri pemerintahlah yang paling menentukan bagaimana kondisi sebuah negara

berkembang. Mengutip tulisan Mark Tulner dan David Hulme (1997:1) dalam jurnal Sekretariat Negara RI oleh Budi Setiyono, beliau mengatakan bahwa salah satu kunci pokok keberhasilan sebuah negara dalam mencapai kemajuan adalah eksistensi pengelolaan organisasi pemerintah yang efektif. Organisasi pemerintah yang efektif terbangun karena adanya kepemimpinan politik yang visioner disertai dengan strategic management yang taktis membimbing pelaksanaan pembangunan negara (Budi Setiyono, 2010:137). Tata kelola pemerintah yang bagus dan disegani rakyat tentu akan melahirkan kebijakan revolusioner yang bagus untuk peningkatan mutu dan kualitas warga negaranya, dalam hal ini terutama di bidang sains dan teknologi.

Salah satu tata kelola yang baik dari suatu sistem pemerintahan adalah digalakannya

discouraging corruption (pemberantasan korupsi) secara konsisten. Hal ini penting dilakukan karena korupsi mempunyai andil yang cukup besar dalam sistem perekonomian suatu negara. Negara yang perekonomiannya kurang stabil lantaran korupsi, tentu akan menemui banyak masalah dalam merealisasikan kebijakan pemerintahannya, dan rasanya sulit bagi negara tersebut untuk meninggikan nilai GDB.

(4)

maju dengan tingkat GDB tinggi seperti di Benua Amerika dan Eropa, berada di garda terdepan dibidang teknologi. Dengan menggunakan tiga indikator penilaian: internet, telepon, dan listrik, Daniele membuat peringkat untuk 86 negara. Indonesia menempati peringkat ke 64. Sangat jauh berada di bawah Germany yang menempati peringkat ke 16, disusul Amerika ke 8, Singapura ke 4, Finland ke 2, dan Sweden ke 1. (Daniele Archibugi, 2004:649-650)

Pemerintah khususnya Indonesia, sebenarnya tidak benar-benar tidur dan pura-pura tidak mengetahui hubungan ini. Masalahnya, kebijakan yang mereka terapkan masih sering terbentur dengan kepentingan golongan tertentu, mengambil untung dari apa yang mereka kerjakan. Akibatnya terhambatlah laju perkembangan teknologi Indonesia.

Data 1. Indeks Persepsi Korupsi Internasional 2012

Sweden:88 Finland:90 Amerika:73 Denmark:90 Germany:79

Singapore:87 Indonesia:32

Data 2. Rata-rata Pertumbuhan GDP di Beberapa Negara tahun 2010-2012

Sweden 55.041 Findland:45.721 Denmark:56.326 Germany:41.863 Amerika: 51.749

(5)

Bersumber dari data penelitian IAU dalam Astronomy for The Developing World, mereka menemukan hubungan antara nilai GDB dengan perkembangan sains suatu negara, khususnya di bidang astronomi. Nilai GDP ternyata berbanding lurus dengan kemajuan keilmuan astronominya. Dalam data tersebut tidak disebutkan secara eksplisit berapa pastinya nilai indeks perkembangan astronomi di beberapa negara. Tetapi dapat kita pahami, negara-negara di Amerika dan Eropa, serta Singapura umumnya berwarna hijau yang artinya mereka memiliki nilai tinggi dalam perkembangan keilmuan astronomi, sedangkan Indonesia masih berwarna kuning, yang mengindikasikan bahwa perkembangan astronomi di Indonesia masih dalam level menengah. Berikut peta globalnya.

Data 3. Perkembangan Astronomi di Beberapa Negara

(6)

Kesimpulan

Kemajuan sains dan teknologi suatu negara dapat mengindikasikan kemajuan suatu negara. Kata kunci kemajuan tersebut terletak pada kepiawaian suatu negara dalam mengelola penyelenggaraan pemerintahan melalui public management yang baik dan cerdas. Pemerintahan yang baik mampu melihat peluang disetiap kesempatan, mampu meraba kekurangan untuk dijadikan kelebihan, dan mampu mendengarkan suara rakyat untuk bersama membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Referensi

Archibugi, Daniele. 2004. A New Indicator of Technological Capabilities for Developed and developing Countries (ArCo). World Development, Vol.32, No. 4, pp 629-654. Elsevier: great Britain

Setiyono, Budi. 2010. Manajemen Publik yang Efektif Sebagai Kunci Kemajuan Negara: Sebuah Gagasan Paradigma. Jurnal sekretariat Negara RI No. 18: Jakarta.

Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. 2004. Garis Besar Sejarah Ekonomi Amerika serikat.

Biro Program Informasil DepLu A.S: Amerika Serikat

Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Biro Program Informasil DepLu A.S: Amerika Serikat

Tim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. 2005. Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Biro Program Informasil DepLu A.S: Amerika Serikat

Tim IAU. 2009. Astronomy for Developing World. International Astronomical Union

Tim Transparansi Internasional. 2012. Transparency International Corruption Perseptions Index 2012. Transparency International, the Global Coalition Against Corruption.

VOA News. 10/03/2007

Referensi

Dokumen terkait

belakangi oleh faktor ekonomi, dikarenakan untuk mengadakan pernikahan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, jika mengadakan pernikahan dua mempelai dalam waktu yang sama

Sebelum Pemeruman dilakukan dipilih suatu kawasan air yang cukup tenang dan dalam, dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal.. Pemilihan lokasi barchek pada air tenang

Untuk mencegah angin dingin berhembus dalam mode Panas, kipas indoor tidak akan beroperasi jika penukar panas indoor belum mencapai suhu yang tepat dalam waktu 2 menit..

(3) Motivasi berprestasi dalam bidang berafiliasi siswa tidak tuntas kkm, penulis menyimpulkan bahwa, siswa yang tidak tuntas kkmnya karena mereka merasa kurangnya

Dengan demikian suatu peubah acak Y dapat dicirikan dalam tiga bentuk

Penggunaan software Microsoft Word 2007 dapat dilakukan dengan mudah karena software ini tersedia di semua computer generasi baru.Keterampilan membuat bangun-bangun dasar geometri

Dalam kerangka ini, maka pertanyaan yang mengmuka adalah kondisi seperti apa yang 

53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara..