• Tidak ada hasil yang ditemukan

yesus dalam sejarah bangsa yahudi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "yesus dalam sejarah bangsa yahudi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

YESUS DALAM SEJARAH BANGSA YAHUDI

S ebelum membahas tentang per ayaan N atal dan segala konfr ontasi yang menyer tainya, ter lebih dahulu per lu dijelaskan latar belakang kesejar ahan Yesus itu sendir i. B ahwa Yesus memang lahir dan hidup dikalangan bangsa Yahudi. O leh kar ena itu, untuk bisa memahami sosok Yesus, har us paham ter lebih dahulu bangsa Yahudi.

B angsa Yahudi ber keyakinan bahwa mer eka adalah “bangsa pilihan” T uhan. T uhan menciptakan alam semesta beser ta isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka. D an mer eka mer asa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai pelengkap pender ita. Lebih lanjut hanya dir i mer eka yang dianggap ”manusia, sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing. K eyakinan seper ti itulah yang membuat mereka lebih dar i bangsa lain, sombong, pongah, ker as kepala bahkan kejam.

P er nyataan- pernyataan seper ti ter sebut di atas bukan sebuah dr amatisasi belaka, melainkan ber sumber dar i B ibel sendir i, diantar anya:

”K amu akan menjadi bagiK u ker ajaan iman dan bangsa yang kudus. I nilah semunya fir man yang harus kaukatakan kepada or ang I srael.” (K eluaran 19:6).

’E ngkau akan diber kati lebih dar opada segala bangsa” (U langan 7:14).

”E ngkau har us melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh T uhan, A llahmu: janganlah engkau mer asa sayang kepada mer eka....” (U langan 7:16).

(2)

kepada per empuan itu: ” K arena kata- katamu itu per gilah sekar ang sebab setan itu sudah keluar dar i anakmu.” (M ar kus 7:26- 29).

P er nyataan- pernyataan B ibel ter sebut di atas menjelaskan betapa bangsa Yahudi menganggap dir i mereka istimewa, yaitu ”bangsa pilihan T uhan”. O leh kar ena itu mer eka boleh ber buat apa saja terhadap bangsa lain, ter masuk membantai (melenyapkan). D an semua itu dilakukan atas nama T uhan.

N amun adakah suatu bangsa yang r ela ter us mener us ditindas dijajah ataupun diper budak? . D emikian pula dengan bangsa F alestin, penduduk asli neger i itu, yang setelah melalui per juangan berat akhir nya bangsa F alestin menang. K emenangan bangsa F alestin ter sebut membuat keadaan menjadi ter balik. B angsa Yahudi- sang penindas- kini dalam bayang- bayang ter tindas. M aka mereka memohon agar Yahwe (T uhan I sr ael) segera mengutus seor ang A l- M asih (J ur u S elamat) agar mer eka jaya dan ber kuasa lagi.

S ederetan A l- M asih

D ar i B ibel, khususnya dalam per janjian lama, akan kita dapatkan bahwa A l- M asih itu bukan hanya Yesus, mer eka natar a lain :

1. S aul A l- M asih

(3)

2. H ar un A l- M asih

S etelah S aul menjadi A l- M asih maka H ar un (saudar a M usa) juga diangkat sebagai A l- M asih: ”K emudian ditungkannya sedikit dar i minyak ur apan itu ke atas kepala H ar un dan di ur apinyalah dia untuk menguduskannya”. (I mamat 8:12).

3. E lisa A l- M asih

K ehadir an seor ang A l- M asih untuk masa ini ter nyata tidak cukup, maka setelah H ar un menjadi A M asih, E lisa pun diangkat menjadi A l-M asih: ”J uga Yehu, cucu N imzi, har uslah kau urapi menjadi R aja atau I sr ael, dan E lisa bin S afat dar i A bel M ahola, har us kau ur api menjadi N abi mengggantikan engkau” (I R aja- R aja 19;16).

4. D avid A l- M asih

S etelah S aul meninggal dunia maka sesepuh suku- suku I sr ael menggangkat D avid sebagai A l- M asih: ”M aka datanglah semua tua- tua I sr ael menghadap R aja, lalu R aja D avid mengadakan per janjian dengan mereka di H ebr on, di hadapan T uhan; kemudian mer eka mengur api D avid menjadi R aja atas I sr ael” (I I S amuel 5:3).

5. S olomon A l- M asih

S etelah D avid meninggal dunia, maka S olomon putra D avid diangkat sebagai A l- M asih: ”I mam Z adok telah membawa tanduk ber isi minyak dar i dalam kemah, lalu diur apinya S olomon. K emudian sangkakala ditiup, dan seluruh r akyat ber ser u” H idup R aja S olomon” (I R aja- R aja 1:39).

6. K oresy A l- M asih

(4)

supaya aku membuka pintu- pintu di depannya dan supaya pintu gerbang tidak tinggal tertutup.” (Yesaya 45:1).

A yat ini dialamatkan R aja S yrus yang pagan, untuk memenuhi ker induan akan datangnya penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat ter sebut adalah nubuat dar i nabi Yesaya akan datangnya seor ang K oresy (Q ur aisy) sebagai nabi akhir yaitu N abi M uhammad S A W . A matlah mustahil jika T uhan menyayangi seorang kafir untuk diur api. A pabila ter nyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin oleh A l- M asih yang kafir , situasi keamanan dan politik ber ubah kembali dengan datangnya ser buan pasukan R omawi. M aka kembali lagi seper ti pada per istiwa sebelumnya, yakni ketika bangsa I sr ael menangis, mer aung dan memohon kepada Yahwe untuk diber i A l- M asih atau seorang juru selamat untuk membebaskan mereka dar i cengkr aman bangsa R omawi. M aka mer eka ber angan- angan dan menyusun kr iter ia A l- M asih.

O r ang- or ang I sr ael akhir nya mengadakan kesepakatan bahwa A l-M asih adalah seor ang yang merupakan:

1. R aja- r aja terdahulu yang dianggap ”B angkit” dar i kuburnya, antar a lain : D avid Yesekhiel, Yosafat, atau

2. N abi yang ”dibangkitkan ”, misalnya E lia atau E lisa. 3. (H ar us) keturunan D avid dan S olomon.

D isamping tiga kr iter ia ter sebut, bangsa I sr ael mempunyai penghayatan bahwa kelahir an seor ang pahlawan (J uru S elamat) har uslah lahir dar i seor ang per awan, sebagaimana pahlawan- pahlawan bangsa ter dahulu yang juga tr elahir dar i seorang per awan.

Yesus K etur unan D avid

(5)

aku akan mengokohkan ker ajaannya. D ialah yang akan mendir ikan rumah bagi nama K u dan A ku akan mengokohkan tahta ker ajaannya untuk selama-lamanya”. D emikian pula K isah P ar a R asul 2:30: ”...B ahwa ia akan mendudukkan seor ang dar i ketur unan D avid sendir i diatas tahtanya”. P adahal dengan gar is ketur unannya (silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan ketur unan D avid, kar ena M ar yam bukan ketur unan D avid. Yang merupakan keturunan D avid adalah J oseph, yang oleh B ibel disebut tunagan M ar ia (M ar iam), silsilah itu juga mengandung per bedaan. M atius (1:6- 16) menur ut 28 or ang sedangkan Lukas (3:23- 31) 43 or ang. J adi ter dapat selisih 15 generasi perhatikan silsilah Yesus pada lampir an.

S ejar ah mengatakan bahwa bangsa I sr ael merasa dir inya sebagai ”bangsa pilihan” telah ber abad- abad mengalami penindasan dan penjajahan bangsa- bangsa B obilonia, Yunani, S ir ia dan R omawi. O leh kar ena itu mereka selalu terkenang pada zaman keemasan dibawah pimpinan D avid dan ber harap datangnya ”R aja I sr ael” dar i ketur unan D avid yang akan melepaskan mer eka dar i kesengsar aan. J elas bahwa pengikatan Yesus-J oseph- D avid adalah rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah ketur unan D avid, A l M asih yang dinanti- nantikan sebagai jur u selamat.

Yesus dan K ontr ofer si K elahir annya

(6)

sebutan M essiah bagi I sa menjadi K r istos yang ber ar ti yang disir am dengan minyak (diur api). O leh or ang er opa Yesus disebut C hr istus atau K r istus, yaitu sang penyelamat atau sang penebus dosa.

P er debatan S eputar “A yah” Yesus

K eajaiban kelahir an Yesus menjadi bahan aktual dalam diskusi. S ebagian ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah dar ah daging J oseph tunangan M ar ia (M ar iam). D ikar enakan Yesus memiliki silsilah dar i J oseph, dengan nenek moyang D avid. B ibel sendir i masih bingung ter hadap status “A yah” Yesus. P ada suatu kesempatan Yesus itu diakui sebagai tunangan M ar ia (M atius 1:18), tapi dilain kesempatan juga diakui sebagai suami M ar ia (M atius 1:19). T er hadap per soalan ini sebagia or ang Yahudi yang sangat ekstr im dengan menuduh bahwa Yesus adalah anak haram, hasil hubungan gelap M ar yam dan J oseph.

S ebagian lagi ada yang ber pendir ian bahwa Yesus dilahir kan secara mur ni suci, tanpa campur tangan (unsur jantan) manusia. O leh kar ena itu Yesus adalah “A nak T uhan”. T etapi pihak yang ber pendapat demikian juga ber tentangan dengan memahami dan menafsirkan kata “A nak T uhan” ter sebut. D isatu pihak memahaminya secar a har fiah (liter al), bahwa Yesus adalah anak “B iologis”, yakni anak yang dijadikannya memerlukan campur tangan T uhan secar a langsung kepada M ar yam melalu r oh yang suci. P emikir an ter sebut akhir nya melahirkan konsep ketuhanan “T r initas”: T uhan B apak, T uhan A nak dan T uhan R oh S uci. A kan tetapi sebagian pihak memahaminya secar a kiasan (M etafor a). B ahwa anak bukan dalam penger ian ”biologis” atau nasap, melainkan kiasan saja. P endapat seper ti ini didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan bibel dibawah ini:

(7)

”P ada waktu itu or ang- or ang r aksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak- anak A llah menghampir i anak- anak perempuan manusia dan per empuan- per empuan itu melahir kan anak bagi mereka.” (K ejadian 6:4),

”A ku mau mencar itakan tentang ketetapan T uhan: I a ber kata kepadaku: ”A nakK u engkau! E ngkau telah kuperankan pada har i ini.” (M azmur 2:7),

”D engan mengais mereka akan datang, dengan hibur an A ku akan membawa mereka; A ku akan memimpin mereka ke sungai- sungai, dijalan yang r ata, dimana mer eka tidak akan ter sandung sebab A ku talah menjadi bapa isr ael. E fr aim adalah anak sulungku.” (J er emia 31:9),

”A nak E r os, anak S et, anak A dam, A nak A llah” (Lukas 3:38),

”S emua or ang yang dipimpin R oh A llah, adalah anak A llah.” (R oma 8:14),

”B er bahagialah or ang yang membawa damai, kar ena mereka itu akan disebut anak- anak A llah”. (M atius 5:9),

”A ku sendir i telah ber firman: ”K amu adalah A lllah dan anak- anak yang M aha T inggi kamu sekalian.” (M azmur 82:6).

D ar i paparan ayat- ayat ter sebut di atas, jelaslah bahwa istilah ”anak A llah” adalah ungkapan khas or ang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak bukan hanya Yesus.

I slam T entang Yesus dan M ar ia

(8)

”D an cer itakanlah (kisah) M ar yam di dalam A l- Q ur an, yaitu ketika ia menjauhkan dir i dar i keluar ganya kesuatu tempat disebelah timur , maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dar i mer eka; lalu kami mengutus r uh K ami (jibr il) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. M ar yam ber kata: S esungguhnya aku ber lindung dar ipadamu kepada T uhan Yang maha P emurah, jika kamu seor ang ber taqwa. I a (J ibr il) berkata: S esungguhnya aku ini hanyalah seor ang utusan T uhanmu, untuk member imu seor ang anak laki- laki yang suci. M ar yam ber kata: bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki- lak, sedang tidak per nah seor angpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina. J ibr il ber kata: D emikianlah, T uhanmu ber fir man: H al itu mudah bagiK u; dan agar dapat K ami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai r ahmat dar i K ami; dan hal itu adalah suatu perkar a yang sudah diputuskan. M aka M ar yam mengandungnya, lalu ia menyisihkan dir i dengan kandungannya itu ketempat yang jauh.” (M ar yam: 16- 22),

”D an (ingatlah) ketika malaikat (J ibr il) berkata: H ai M ar yam, sesungguhnya A llah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia( yang semasa dengan kamu”. (A li I mr an: 42),

(9)

kepadaku, pada har i aku dilahirkan, pada har i aku meninggal, dan pada har i aku dibangkitkan hidup kembali. I tulah I sa putra mar yam, yang mengatakan per kataan yang benar , yang mereka ber bantah- bantahan tentang kebenarannya. T idak layak bagi A llah mempunyai anak, M aha S uci D ia. A pabila D ia telah menetapkan sesuatu, maka D ia hanya ber kata kepadanya; J adilah, maka jadilah ia. S esungguhnya A llah adalah T uhanku dan T uhanmu, maka sembahlah D ia oleh kamu sekalian. I ni adalah jalan yang lur us.” (M ar yam: 27- 36).

S ejar ah N atal S ebagai H ar i K elahir an Yesus

K ata N atal ber asal dar i bahasa Latin yang ber ar ti lahir . S ecara istilah N atal ber ar ti upacara yang dilakukan oleh orang K r isten untuk memper ingati har i kelahir an Yesus K r istus. P er ingatan N atal bar u ter cetus antar a tahun 325- 354 oleh P aus Liber ius, yang ditetapkan tanggal 25 D esember , sekaligus menjadi momentum penyembahan D ewa M atahar i, yang kadang juga diper ingati pada tanggal 6 J anuar i, 18 O ktober , 28 A pr il atau 18 M ei. O leh K aisar K onstantin, tanggal 25 D esember ter sebut akhir nya disahkan sebagai kelahir an Yesus (N atal).

K elahir an Yesus M enurut B ibel

H ar i N atal pada tanggal 25 D esember diyakini sebagai H ar i K elahir an Yesus. B ibel member itakan tentang kelahir an Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1- 8 dan M atius 2:1,10,11 (M arkus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahir an Yesus).

(10)

tibalah waktunya bagi M ar ia untuk ber salin dan ia melahir kan seor ang anak laki- laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan dibar ingkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dir umah penginapan. D idaerah itu ada gembala- gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ter nak mer eka pada waktu malam.”

J adi menur u B ibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan K aisar A gustinus yang saat itu yang sedang melaksanakan sensus penduduk (7M =579 R omawi). J oseph tunangan M ar ia, ibu Yesus yang ber asal dar i B ethlehem, mereka ber tiga ke sana, dan lahir lah Yesus di B etlehem, anak sulung M ar ia. M ar ia membungkusnya dengan kain lampan dan membar ingkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat dar i kayu). P er istiwa itu ter jadi pada malam har i dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mer eka di padang r umput.

M enurut M atius 2:1, 10, 11: “S esudah Yesus dilahir kan di B etlehem di tanah Yudea pada zaman H er odus, datanglah or ang- or ang M ajus dar i T imur ke Yer usalem. K etika mer eka melihat bintang itu, sangat ber suka citalah mer eka. M aka masukalah mer eka kedalam r umah itu dan melihat A nak itu ber sama M ar ia, ibunya”. J adi menur ut M atius, Yesus lahir dalam masa pemer intahan r aja H er odus yang disebut H er odus A gung yang memer intah tahun 37 S M - 4 M (749 R omawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh or ang- or ang M ajusi dar i T imur .

(11)

tidak mustahil. B agi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencar i kebenar an, kitab suci A l- Q ur an telah member ikan jawaban tentang kelahir an Yesus (I sa A S ):

”M aka rasa sakit akan melahir kan anak memaksa ia (M ar yam) ber sandar pada pangkal pohon kur ma, ia ber kata: ”A duhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak ber arti, lagi dilupakan”. M aka J ibr il menyerunya dar i tempat yang rendah. ”J anganlah kamu ber sedih hati, sesungguhnya T uhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). D an goyanglah pangkal pohon kurma itu kear ahmu, niscaya pohon itu akan menggugur kan buah kurma yang masak kepadamu” (M ar yam: 23- 25).

J adi menurut A l- Q ur an, Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon- pohon kur ma ber buah dengan lebatnya. U ntuk itu perlu kita cermati pendapat sar jana K r isten, D r . A r thus S . P eak, dalam C ommentar y on the B ible – seperti dikutip buku B ible dalam T imbangan oleh S oleh A . N ahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan E lul (bulan Yahudi), ber samaan dengan bulan A gustus- S eptember .

S ementar a itu U skup B arns dalam R ise of C hr istianity – seper ti juga dikutip oleh S oleh A . N ahdi ber pendapat: ”K eper cayaan, bahwa 25 D esember adalah har i lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. K alau kita per caya cer ita Lukas tentang har i lahir itu dimana gembala- gembala waktu malam menjaga di padang di dekat B etlehem, maka har i lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di neger i pegunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju mer upakan hal yang tidak mustahil. S etelah ter jadi banyak per bantahan tampaknya har i lahir ter sebut diter ima penetapannya kir a- kir a tahun 300 M asehi”.

T ahun K elahir an Yesus

(12)

dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemer intahan K aisar A gustinus, antar a tahun 27 S ebelum M aseh- 14 S esudah M asehi. S edangkan M atius: 2:1 menyatakan Yesus lahir dalam masa pemer intahan r aja H er odes A gung: tahun 37 S ebelum M asehi- 4 S esudah M asehi. A ntar a pemahaman yang beredar di kalangan umat K r isten tentang kelahir an Yesus dengan ber ita yang disampaikan oleh I njil, Lukas maupun M atius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan- ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 S ebelum M asehi, tahun 6 S ebelum M asehi, tahun 4 sesudah M asehi. D iantar anya dikutip dar i buku tulisan R ev. D r . C harles F r ancis P etter , M A . . B .D ., S .T .M . yang ber judul, T he Lost Year s of J esus R evealed hal 119: “P ada abad ke- 19 setelah ter bukti dan akhir nya diakui bahwa H er odes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menur ut cer ita M atius (2:16) r aja H er odes memer intahkan pembunuhan kanak- kanak umur / dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. M asa kini par a sar jana lebih condong menggeserkan tanggal lahir nya Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun M asehi. K esulitan menentukan tanggal kelahir an Yesus, kehidupannya, dan kematiannya ter paksa ditimbulkan kembali kar ena adanya keter angan-keter angan yang banyak ter dapat dalam gulungan- gulungan E ssene (yang ter dapat di gua Q amran) malah soal- soal yang berhubungan dengan ketuhanan juga har us dibangkitkan kembali”. J adi sampai har i ini pun tidak ada kejelasan tahun ber apa Yesus dilahirkan.

A sal U sul P er ayaan N atal 25 D esember

(13)

K etika K onstantin dan r akyat R omawi menjadi penganut agama K atolik, mer eka tidak mampu meninggalkan adat/ budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memper ingati har i S unday (sun=matahar i: day=har i) yaitu kelahiran D ewa M atahar i tanggal 25 D esember . S upaya agama K atolik bisa diter ima dalam kehidupan masyar akat R omawi diadakanlah sinkretisme (per paduan agama- budaya/ penyembahan berhala), dengan car a menyatukan per ayaan kelahir an S un of G od (D ewa M atahar i) dengan kelahir an S on of G od (A nak T uhan=Yesus).

M aka pada konsili tahun 325, K onstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 D esember sebagai har i kelahir an Yesus. J uga diputuskan, P er tama, har i minggu (S unday = har i matahar i) dijadikan pengganti har i S abat yang menurut hitungan jatuh pada S abtu. K edua, lambang dewa matahar i yaitu sinar yang ber silang dijadikan lambang K r isten. K etiga, membuat patung- patung Yesus untuk menggantikan patung D ewa M atahar i.

S esudah K aisar K ontantin memeluk agama K atolik pada abad ke - 4 masehi, maka r akyat pun ber amai- r amai ikut memeluk agama K atolik. I nilah pr estasi gemilang hasil pr oses sinkr etisme K r isten oleh K aisar K onstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.

S ejar ah K eper cayaan P aganis B angsa B abilonia K uno dalam K ekuasaan R aja N imr od (N amr ud)

(14)

dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “E ver green” yang tumbuh dar i sebatang kayu mati.

M aka untuk memper ingati kelahir annya dinyatakan bahwa N amr ud selalu hadir di pohon E ver gr een dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di r anting- r anting pohon itu. S edangkan kelahir an N amr ud dinyatakan tanggal 25 D esember . I nilah asal usul pohon N atal.

Lebih lanjut S emir amis dianggap sebagai “R atu Langit” oleh r akyat B abilonia, kemudian N amrud dipuja sebagai “anak suci dar i sur ga”. P utar an zaman menyatakan bahwa penyembahan ber hala ver si B abilonia ini ber ubah menjadi “M esiah palsu”, ber upa dewa “B a- al” anak dewa matahar i dengan objek penyembahan ‘I bu dan A nak (S emir amis dan N amrud) yang lahir kembali. A jar an ter sebut menjalar ke negar a lain: D i mesir berupa “I sis dan O sir is”, di A sia ber nama “C ybele dan D eoius”. D i R oma disebut F or tuna dan Yupiter . B ahkan di Yunani, “K wan I m” di C ina, J epang dan T ibet, I ndia, P er sia, A fr ika, E r opa dan M eksiko juga ditemukan adat pemujaan ter hadap dewa “M adonna” dan lain- lain.

D ewa- dewa ber ikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 D esember , dilahir kan oleh gadis per awan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan diper caya sebagai J ur u S elamat (P enebus D osa):

1. D ewa M ithr as (M itr a) di I r an, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang mur id. D ia juga disebut sebagai S ang P enyelamat, kar ena ia pun mengalami kematian dan dikubur kan, tapi bangkit kembali. K eper cayaan ini menjalar hingga E r opa. K onstantin termasuk salah seor ang pengagum sekalugus penganut keper cayaan ini.

2. A pollo, yang ter kenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/ planet. 3. H er cules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak ter tandingi. 4. B a- al yang disembah or ang- or ang I srael adalah dewa pendududk

(15)

5. D ewa R a, sembahan or ang- or ang M esir K uno; keper cayaan ini menyebar hingga ke R omawi dan diperingati secar a besar - besar an dan dijadikan sebagai pesta r akyat.

6. D emikian juga S erapsis, A ttis, I ssis, H or us, A donis, B acchus, K r isna, O sir is, S yamas, K ybele dan lain- lain. S elain itu ada lagi tokoh/ pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahir kan oleh per awan, antar a lain Z or ates (bangsa P er sia) dan F o H i (bangsa C ina). D emikian pula pahlawan- pahlawan H elenisme: A gis, C elomenes, E unus, S oluius, A r istonicus, T ibar ius, G r ocecus, Yupiter , M iner sa, E aster .

J adi konsep bahwa T uhan itu dilahirkan seor ang per awan pada tanggal 25 D esember disalib/ dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak zaman pur ba. K onsep/ dogma agama bahwa Yesus adalah anak T uhan dan bahwa T uhan mempunyai tiga pr ibadi dengan sangat mudahnya diter ima oleh kalangan masyar akat R omawi karana merekalah telah memiliki konsep itu sebelumnya. M er eka tinggal mengubah nama- nama dewa menjadi Yesus. M aka dengan jujur P aulus mengakui bahwa dogma- dogma ter sebut hanyalah K E B O H O N G A N yang sengaja dibuatnya. K ata P aulus kepada J emaat R oma: “T etapi jika kebesar an A llah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai seor ang berdosa? ” (R oma 3:7).

M engenai kemungkinan ter jadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya: “J awab Yesus kepada mer eka: W aspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! S ebab banyak or ang akan datang dengan memakai namaku dan ber kata A kulah M esias, dan mer eka akan menyesatkan banyak or ang.” (M atius 24:4- 5).

P andangan B ibel T entang U pacar a N atal

(16)

janganlah gentar ter hadap tanda- tanda di langit, sekalipun bangsa- bangsa gentar ter hadapnya. S ebab yang diseganii bangsa- bangsa adalah kesia-siaan. B ukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dar i hutan, yang diker jakan dengan pahat oleh tukang kayu? O r ang memper indahnya dengan emas dan per ak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang”. D emikianlah pandangan B ibel tentang upacar a N atal yaitu melar ang or ang K r isten mengikuti kebiasaaan bangsa- bangsa penyembah ber hala. S elanjutnya penjelasan dalam Yer emia 10:5: ”B er hala itu sama seper ti or ang- or angan di kebun mentimun. T idak dapat ber bicar a; or ang har us mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. J anganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat ber buat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”

S umber - sumber K r isten yang M enolak N atal

1. C atolic E ncyclopedia, edisi 1911 tentang C hr istmas:

”N atal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini ber asal dar i M esir , per ayaan yang diselenggar akan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan J anuar i, kemudian dijadikan kelahir an Yesus”. D alam buku yang sama, tentang ” N atal D ay” dinyatakan: ”D i dalam kitab suci tidak ada seor ang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggar aan per ayaan untuk mer ayakan har i kelahir an Yesus. H anyalah or ang- or ang kafir saja (seper ti F ir aun dan H er odes) yang berpesta por a mer ayakan har i kelahir annya ke dunia ini.”

2. E ncyclopedia B r itanica, edisi 1946 menyatakan:

”N atal bukanlah upacar a ger eja abad per tama, Yesus K r istus atau para mur idnya tidak per nah menyelenggar akan dan B ibel juga tidak per nah menyelenggar akannya. U pacar a ini diambil oleh gereja dar i keper cayaan kafir penyembah ber hala.”

(17)
(18)

selain T uhan Yang M aha E sa. J ika mereka T idak ber henti dar i apa yamg mer eka katakan itu, pasti or ang- or ang kafir diantar a mer eka akan ter timpa siksaan yang pedih.”

Yesus diselamatkan A llah dar i kematian di kayu salib.

F A T W A M A J E LI S U LA M A I N D O N E S I A

T entang P er ayaan N atal ber sama

M emper hatikan :

1. P er ayaan natal ber sama pada akhir - akhir ini disalah ar tikan oleh sebagian umat I slam dan disangka sama dengan umat I slam mer ayakan M aulid N abi M uhammad S A W .

(19)

M enimbang :

1. U mat I slam per lu mendapatkan petunjuk yang jelas tentang per ayaan N atal ber sama.

2. U mat I slam agar tidak mencampur adukkan A qidah dan ibadahnya dengan A qidah dan ibadah agama lain.

3. U mat I slam har us berusaha untuk menambah iman dan taqwanya kepada A llah S W T .

4. T anpa mengur angi usaha umat I slam dalam kerukunan antar umat ber agama di I ndonesia.

M eneliti kembali ajar an- ajar an agama I slam, antar a lain:

B ahwa umat I slam diper bolehklan untuk beker jasama dan ber gaul dengan umat agama –agama lain dalam masalah- masalah yang ber hubungan dengan masalah keduniaan, ber dasar kan atas:

1. A l- Q ur `an sur at A l- H ujarat ayat 13: ”H ai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dar i seorang laki-laki dan seorang per empuan dan K ami manjadikan kamu sekalian ber bangsa- bangsa dan besuku- suku supaya kamu saling kenal mengenal. S esunguhnya orang yang paling mulia diantar a kamu di sisi A llah adalah or ang yang paling ber taqwa (kepada A llah). S esungguhnya A llah M aha M engetahui lagi M aha M engenal.”

2. A l- Q ur `an sur at Lukman ayat 15: ”D an kedua orang tuamu mamaksakan unutuk memper sekutukan dengan A ku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang ini, maka janganlah kamu mengikutinya, dan per gaulilah keduanya di dunia dengan baik. D an ikutilah jalan orang yang kembali kepadaK u. K emudian kepadaK ulah kembalimu, maka akan kuber itakan kepadamu yang telah kamu ker jakan.”

(20)

or ang (ber agama Lain) yang tidak memerangi kamu kar ena agama dan tidak pula mengusir kamu dar i negerimu. S esungguhnya A llah menyukai orang- or ang yang berlaku adil.”

B ahwa umat I slam tidak boleh mancampuradukkan agamanya dengan A qidah dan per ibadatan agama lain, berdasarkan :

1. A l- Q ur `an sur at A l- K afir un ayat 1- 6: ”K atakanlah hai or ang-or ang kafir , aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. D an kamu bukan penyembah T uhan yang aku sembah. D an aku tidak per nah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. D an kamu tidak per nah pula menjadi penyembahan T uhan yang aku sembah. U ntukmu agamamu dan untukku agamaku.”

2. A l- Q ur `an surat A l B aqar ah ayat 42: “D an janganlah kamu campur adukkan yang ber hak dengan yng bathil, dan jangan kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya.”

B ahwa umat I slam har us mangakui kenabian dan ker asulan I sa A l- M asih bin M ar yam sebagaimana pengakuan mer eka kepada N abi dan R asul yang lain, ber dasar kan ayat:

1. A l- Q ur `an surat M ar yam ayat 30- 32: “B er kata I sa : sesungguhnya aku ini hamba A llah. D ia member iku A l K itab (I njil) dan D ia menjadikan aku seor ang nabi. D an dia menjadikan aku seor ang yang diberkahi dimana saja aku ber ada, dan D ia memer intahkan kepadaku mendir ikan shalat dan menunaikan zakat selama aku masih hidup (dan D ia memer intahkan aku) berbakti kepada ibuku (M ar yam) dan D ia tidak menjadikan aku seor ang yang sombong lagi celaka.”

(21)

K edua- duanya biasa memakan makanan (sebagai manusia). P er hatikanlah sebagaimana K ami menjelaskan kepada mer eka (A hli K itab) tanda- tanda kekuasaan (K ami), kemudian per hatikanlah bagaimana mereka ber paling (dar i memper hatikan ayat- ayat K ami itu),”

3. A l- Q ur `an sur at A l- B aqar ah ayat 285: “R asul (M uhammad) telah ber iman kepada A l- Q ur `an yang telah diturunkan kepadanya dar i T uhannya, demikian pula or ang- orang yang ber iman kepada A llah, malaikat- malaikat- N ya, K itab- kitab- N ya, dan R asul-r asul- N ya (measul-reka mengatakan): kami tidak membeda- bedakan antar a seseorang pun (dengan yang lain) dar i R asul- r asul- N ya dan mer eka mengatakan: kami mendengar dan kami taat. (mer eka ber do`a) ampunilah ya T uhan kami dan kepada E ngkaulah tempat kembali.“

B ahwa barang siapa ber kenyakinan bahwa T uhan itu lebih dar i satu, T uhan itu mempunyai anak dan I sa A l M asih itu anaknya, maka or ang itu kafir dan musyr ik, berdasarkan atas:

1. A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 72 : “S esunguhnya telah kafir or ang- or ang yang ber kata sesungguhnya A llah itu ialah A l M asih putr a M ar yam. P adahal A l- M asih sendir i ber kata : H ai bani I sr ael, sembahlah A llah T uhanku dan T uhanmu, S esungguhnya or ang yang memper sekutukan (sesuatu dengan) A llah, maka pasti A llah mangharamkan kepadnya sor ga dan tempatnya ialah ner aka, tidak adalah bagi or ang zalim itu seor ang penolong pun.”

(22)

3. A l- Q ur `an sur at A t- T aubah ayat 30 : “O r ang- or ang Yahudi ber kata U zair itu anak A llah dan or ang- or ang N asr ani berkata A l- M asih itu anak A llah. D emikian itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka menir u ucapan/ perkataan or ang- or ang kafir yang ter dahulu, dilaknati A llah mereka, bagaimana mer eka sampai ber paling.”

B ahwa A llah pada har i kiamat nanti akan menayakan I sa, apakah dia pada waktu di dunia menyur uh kaumnya agar mer eka mengakui I sa dan ibunya (M ar yam) sebagai T uhan. I sa menjawab: T idak. H al itu ber dasar kan atas A l- Q ur `an sur at A l- M aidah ayat 116- 118: “D an (ingatlah) ketika A llah ber fir man: H ai I sa puter a M ar yam, adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaumku): jadikanlah aku dan ibuku dua or ang T uhan selain A llah? I sa menjawab: M aha S uci E ngkau (A llah), tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). J ika aku per nah mengatakannya tentu E ngkau telah mengetahuinnya. E ngkau mengetahui apa yang ada pada dir iku sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada dir i E ngkau. S esungguhnya E ngkau M aha M engetahui perkar a yang ghaib. A ku tidak per nah mengatakan kepada mer eka kecuali apa yang E ngkau per intahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu: sembahlah A llah T uhanku dan T uhanmu dan aku menjadi saksi ter hadap mer eka selama aku ber ada diantara mereka. E ngkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. J ika E ngkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba- M u dan jika E ngkau mengampunkan mer eka, maka sesunguhnya E ngkau M aha K uasa Lagi M aha B ijaksana.”

(23)

I slam mengajar kan kepada umatnya untuk menjauhkan dir i dar i hal- hal yang syubhat dan dar i lar angan A llah S W T untuk mendahulukan menolak ker usakan dar ipada menar ik kemaslahatan, ber dasar kan atas:

1. H adist N abi dar i N u`man bin B asyir : ”S esungguhnya apa- apa yang halal itu telah jelas dan apa- apa yang haram pun telah jelas, akan tetapi di antar a keduanya itu banyak yang syubhat (sebagian halal sebagian har am). B ar angsiapa yang memelihara dir i dar i yang syubhat itu, maka ber seruhlah agamanya dan kehormatannya, tetapi bar angsiapa jatuh pada yang syubhat maka ber ar ti ia telah jatuh kepada yang har am, misalnya semacam or ang yang mengembalakan binatang di sekitar daer ah lar angan itu. K etahuilah bahwa setiap r aja mempunyai lar angan A llah ialah apa- apa yang diharamkan- N ya (oleh karena itu yang haram jangan didekat).”

2. K aidah U sul F ikih: ”M enolak ker usakan- kerusakan itu didahulukan dar ipada menar ik kemaslahatan- kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin nafasid- nya yang diper oleh, sedangkan mashalih- nya tidak dihasilkan).”

M ajelis U lama I ndonesia menfatwakan:

1. P er ayaan N atal di I ndonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghor mati N abi I sa as, akan tetapi N atal itu tidak dapat dipisahkan dar i soal- soal yang ditegaskan di atas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan data penulis yang dikemukakan dari bab tiga (3), bahwa persepsi masyarakat Desa Pidodo terkait hak perempuan dalam memutuskan perkawinan yaitu masyarakat

kemudian dari data antopometri bayi yaitu berat badan bayi 1700 gram sesuai dengan kriteria BBLR yaitu berat bayi lahir kurang dari 2500 gram dan jika berat badan

Standar ini menetapkan acuan normatif, definisi, syaral mutu, pengarnbilan contoh, cara uji, hygiene, pengemasan dan syarat penandaan minyak goreng baik berbentuk cair maupun

Kepemilikan manajemen dalam perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi konflik kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Isnanta, 2008).

1) Dengan gambaran yang komprehensif, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui kearifan lokal

Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan bahwa tindakan yang akan dilakukan harus dapat memberi sesuatu yang terbaik bagi siswa, terutama dalam hal peningkatan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, komik pencemaran udara dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai media pembelajaran pencemaran udara kelas VII SMP

Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinamika eksistensi sunnah yang berakar pada problem utama yang dihadapi ummat Islam pada abad modern yakni “pergulatan otoritas