• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Produktivitas Static Tower crane

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan Produktivitas Static Tower crane "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane

dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi

Titik Supply

Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail : tri_joko@ce.its.ac.id

Abstrak– Pada proyek konstruksi Rusunawa Pucang

Sidoarjo adalah bangunan 5 lantai dengan alat berat yang digunakan mengangkat material adalah mobile

crene. Material struktur yang digunakan semua dari

beton precast, baik kolom, balok, dan pelat lantai. Karena area proyek yang cukup luas, untuk perletakan material memungkinkan lebih dari satu area supply dan dapat juga untuk dilakukan pergerakan untuk mobile

crane . Berdasarkan analisa kondisi exsisting dilapangan

memungkinkan untuk dilakukan memodifikasi area supply untuk menentukan waktu yang optimum

khususnya untuk pengangkatan material.

Memungkinkan dianalisa penggunaan tower crane sebagai pembanding mobile crane, karena tower crane memiliki kelebihan tidak memperlukan area yang luas dengan jangkauan lebih jauh.

Dari penelitian ini didapat 3 hasil skenario. Dimana ketiga skenario dihitung masing – masing baik mobile

crane dan tower crane dan dicari waktu yang paling

optimum untuk tiap skenario. Penentuan letak tower

crane disesuaikan dengan dengan kondisi proyek, dan

perpindahan area supply juga disesuaikan dengan kondisi proyek.

Dari ketiga skenario didapatkan waktu yang paling optimum adalah skenario 3 dimana waktu untuk mobile

crane 23 hari, 7 jam, 17 menit dan untuk tower crane 23

hari, 1 jam 18 menit. Jadi pada skenario ketiga penggunakan tower crane lebih cepat dengan selisih waktu 5 jam, 59 menit dari pada penggunaan mobile

crane.

Kata Kunci – Tower Crane (TC), Mobile Crane (MC), titik supply, Material

I. PENDAHULUAN

ada proyek konstruksi bangunan bertingkat, perencanaan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan yang kurang baik akan mengakibatkan bermacam – macam persoalan dan masalah yang menjurus pada kerugian. Alat berat yang paling sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat adalah tower crane (TC). TC merupakan jenis crane yang statis dan

berfungsi untuk memindahkan material baik secara vertikal maupun secara horizontal. Namun ada beberapa jenis crane yang mampu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain seperti mobile crane (MC). MC merupakan jenis crane yang dapat melakukan pergerakan sehingga memerlukan tempat yang luas[1]. Rujukan [1] untuk pemilihan TC sebagai alat angkat, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain, dan pergerakan alat tidak perlu. Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai karena TC diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung. Dalam pemasangan TC harus diperhitungkan tambahan pondasi dan tenaga listrik untuk pengoperasian. Sehingga penggunaan TC memperlukan biaya yang cukup tinggi. Dalam penggunaan MC tidak perlu pembuatan pondasi dan tanpa pembongkaran boom (lengan untuk memperpanjang dan memperpendek pada MC).

Proyek Rusunawa Pucang Sidoarjo, di Kabupaten Sidoarjo memiliki 3 blok bangunan dan berlantai 5. Karena area proyek yang cukup luas untuk perletakan material memungkinkan lebih dari satu area supply dan bisa juga untuk dilakukan pergerakan untuk

mobile crane. Dengan analisa kondisi eksisting di

lapangan memungkinkan untuk dilakukan modifikasi area supply untuk menentukan waktu yang optimum khususnya untuk pengangkatan material. Dan memungkinkan penggunaan tower crane sebagai pembanding mobile crane. Untuk penggunaan tower

crane memiliki kelebihan tidak memerlukan area yang

luas dapat menjangkau bangunan yang tinggi dan jangkauan yang luas.

Dari latar belakang diatas, dapat dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil yang tepat untuk membandingkan kerja tower crane (TC) dan mobile

crane (MC) dari segi waktu pada proyek pembangunan Rusunawa Pucang Sidoarjo dengan memodifikasi titik supply.

(2)

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Konsep Penelitian

Penelitian tugas akhir ini berupa analisa perbandingan pemakaian alat berat antara tower crane (TC) dan

mobile crane (MC), yang dilihat dari waktu

pelaksanaan. Penelitian ini menggunakan proyek pembangunan rusunawa Pucang Sidoarjo sebagai studi kasus. Penelitian ini juga akan dilakukan modifikasi atau perpindahan titik supply, untuk menentukan waktu optimum alat tersebut. Eksisting proyek menggunakan alat berat MC dan untuk titik supply disesuaikan sesuai kondisi proyek. Untuk memperoleh waktu optimum antara TC dan MC ada 3 skenario yang harus dilakukan dalam mengerjakan penelitian ini.

B. Alur dan Proses Penelitian Tugas Akhir

1. Studi Literatur dan Lapangan

Penggunaan literatur adalah menggunakan brosur tipe alat berat, buku petunjuk penggunaan alat berat, dan lain – lain. Pengamatan di lapangan dilakukan wawancara untuk mengetahui alur pekerjaan yang menggunakan alat berat tersebut.

2. Pengumpulan data

Data – data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada antara lain :

Data Primer:

a. Pengamatan di lapangan

b. Wawancara dengan pihak kontraktor Data Sekunder:

a. Gambar layout dan struktur proyek b. Volume pekerjaan

c. Brosur jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai.

3. Studi Peralatan

Mempelajari bagian – bagian peralatan berat agar dapat mengetahui definisi, cara kerja, dan tata letak atau penempatan peralatan berat MC dan TC dilapangan.

4. Skenario Posisi Titik Supply

Menentukan posisi titik supply untuk tower

crane (TC) dan mobile crane (MC) terdapat 3

skenario:

 Skenario 1

Untuk skenario ini adalah kondisi eksisting, dimana terdapat 2 area supply yang ada di lokasi. Eksisting menggunakan mobile crane, sedangkan untuk tower crane berada di tengah bangunan.

 Skenario 2

Skenario 2 ini pada kondisi area supply dimodifikasi, dimana area supply hanya terdapat 1 area supply. Untuk posisi mobile crane dan

tower crane sama seperti skenario sebelumnya.

 Skenario 3

Skenario 3 ini pada kondisi area supply berada pada semua zone bangunan yang telah ditentukan. Untuk posisi mobile crane akan mengalami pergerakan yang akan lebih panjang

dan tower crane sama seperti skenario sebelumnya.

5. Perhitungan waktu

Setelah diketahui titik supply dan area demand, maka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk penggunaan TC dan MC dapat diperoleh.

a. Perhitungan waktu (TC) :

Hoisting mechanism (mekanisme angkat)

Slewing mechanism (mekanisme putar)

Trolley traveling mechanism (mekanisme jalan trolley)

Landing mechanism (mekanisme turun)

b. Perhitungan waktu(MC) :

Hoisting mechanism (mekanisme angkat)

Slewing mechanism (mekanisme putar)

Landing mechanism (mekanisme turun)

6. Membandingkan hasil dari perhitungan

Dibandingkan alat berat tersebut dari ketiga skenario dalam segi waktu pelaksanaan.

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Skenario 1

Untuk skenario ini adalah kondisi eksisting, dimana terdapat 2 area supply :

1. Mobile crane

Gambar 1

Layout Skenario 1 Mobile Crane

(3)

2. Tower Crane

3. Waktu Total Skenario 1

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai. Perhitungan tiap lantai untuk skenario 1 dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel.1 Waktu total tiap lantai skenario 1

Dari grafik diatas pada skenario 1 waktu yang optimum adalah pada penggunaan tower crane (TC) dengan selisi waktu 5 jam, 12 menit dari penggunaan

mobile crane (MC).

B. Skenario 2

Skenario 2 adalah kondisi rencana dengan memodifikasi area supply, dimana area supply hanya terdapat 1 area supply :

1. Mobile crane

2. Tower Crane

3. Waktu Total Skenario 2

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai. Perhitungan tiap lantai untuk skenario 2 dapat dilihat pada tabel 2 :

S2

Layout Skenario 1 Tower Crane

S2

(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)

Gambar 3

Layout Skenario 2 Mobile Crane

Layout Skenario 2 Tower Crane

2 3 4 5

Total 24 hari 3 jam 12 menit

(4)

Tabel. 2 Waktu total tiap lantai skenario 2

Dari grafik diatas pada skenario 2 penggunakan

mobile crane tidak dapat dilakukan dikarenakan

terbatasnya jangkuan pada lantai 4 dan 5. Sedangkan untuk tower crane dapat digunakan dengan waktu 24 hari, 1 jam, 16 menit.

C. Skenario 3

Direncanakan di lapangan terdapat empat area supply. Untuk posisi mobile crane akan mengalami pergerakan yang akan lebih panjang dan tower crane sama seperti skenario sebelumnya.

1. Mobile Crane

2. Tower Crane

3. Waktu Total Skenario 3

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai Perhitungan tiap lantai untuk skenario 3 dapat dilihat pada tabel 3 :

Tabel. 3 Waktu total skenario 3

Dari grafik diatas pada skenario 3 waktu yang optimum adalah pada penggunaan tower crane TC dengan selisi waktu 5 jam, 59 menit, dari mobile

crane MC.

Gambar 5

Layout Skenario 3 Mobile Crane

Layout Skenario 3 Tower Crane

(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)

(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)

MOBILE CRANE TOWER CRANE

JAM JAM

2 44,29 44,50

3 46,65 46,86

4 - 49,77

MOBILE CRANE TOWER CRANE

(JAM) (JAM)

2 43,62 42,51

3 45,97 44,86

4 49,67 47,79

5 52,02 50,15

LANTAI

Total 23 hari 7 jam 17 menit 23 hari 1 jam 18 menit

(5)

D. Perbandingan Waktu

1. Waktu Total Mobile Crane

Nilai waktu total penggunakan Mobile Crane untuk setiap masing – masing skenario :

Tabel 4. Waktu total Mobile Crane

Dari grafik diatas penggunakan mobile crane skeneraio 3 lebih cepat pelaksanaannya dengan waktu optimum 23 hari, 7 jam, 17 menit. Untuk penggunakan mobile crane pada skenario 2 tidak dapat dilakukan dikarenakan terbatasnya jangkuan

mobile crane untuk pelaksanaan lantai 4 dan 5.

2. Waktu Total Tower Crane

Nilai waktu total penggunakan Tower Crane untuk setiap masing – masing skenario :

Tabel 5. Waktu total Tower Crane

Dari grafik diatas penggunakan tower crane (TC) pada skeneraio 3 lebih cepat pelaksanaannya dengan waktu optimum 23 hari, 1 jam, 18 menit.

IV. KESIMPULAN

Dari penelitian ini didapatkan hasil skenario :

 Skenario 1 kondisi asli dilapangan terdapat 2 area supply. koordinat area supply-1 kolom (62,27;37,56), pelat lantai (58,88;28,68), balok (64,6;43,67) dan titik koordinat area-2 kolom (19,78;55,25), pelat lantai (14,06;40,26), balok (17,45;49,13). Dengan menggunakan MC diperoleh waktu 24 hari 3 jam 12 menit dan TC diperoleh waktu 23 hari 6 jam. Jadi waktu optimum dari skenario 1 adalah penggunaan TC dengan selisih waktu 5 jam, 12 menit, dari MC.

 Skenario 2 adalah modifikasi area supply terdapat 1 area dengan koordinat kolom (62,27;37,56), pelat lantai (58,88;28,68), balok (64,6;43,67), dengan menggunakan MC diperoleh waktu 11 hari, 2 jam, 56 menit, pada skenario 2 tidak dapat menggunakan MC karena terbatasnya jangkauan pada lantai 4 dan 5 dan TC diperoleh waktu 24 hari, 1 jam, 16 menit.

 Skenario 3 adalah modifikasi area supply terdapat 4 area suplly. Koordinat titik supply area-1 kolom (48,41;24,13), pelat lantai (58,88;28,68), balok (53,17;26,55), area-2 kolom (64,60;43,67), pelat lantai (62,27;37,56), balok (66,35;48,25), area-3 kolom (22,04;61,17), pelat lantai (24,06;65,92), balok (19,25;54,93), area-4 kolom (11,73;30,33), pelat lantai (9,61;24,09), balok (13,75;36,92). Dengan menggunakan MC diperoleh waktu 23 hari 7 jam 17 menit dan TC diperoleh waktu 23 hari 1 jam 18 menit. Jadi pada skenario 3 waktu optimum penggunaan TC dengan selisih waktu 5 jam, 59 menit dari MC.

Dari ketiga skenario didapatkan waktu yang paling optimum adalah skenario 3 dimana waktu untuk

mobile crane 23 hari 7 jam 17 menit dan untuk tower crane 23 hari 1 jam 18 menit. Jadi penggunakan tower crane lebih cepat dengan selisih waktu 5 jam, 59

menit dari pada penggunakan mobile crane.

Pada skenario 1 menggunakan 2 area supply sesuai kondisi eksisting, sedangkan skenario 2 menggunakan 1 area supply dan skenario 3 ditambah menjadi 4 area supply. Jadi dapat disimpulkan bawah pada skenario 3 terdapat 4 area supply dapat mempercepat waktu siklus pekerjaan, jika sebaliknya skenario 1 terdapat 1 area supply akan memperlambat waktu siklus pekerjaan.

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

2 44,29 44,29 43,62

3 46,65 46,65 45,97

4 50,95 - 49,67

5 53,31 - 52,02

LANTAI

Total 24 hari 3 jam 12 menit 11 hari 2 jam 56 menit 23 hari 7 jam 17 menit

MOBILE CRANE

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

2 43,68 44,50 42,51

3 46,04 46,86 44,86

4 48,96 49,77 47,79

5 51,32 52,14 50,15

LANTAI TOWER CRANE

Total 23 hari 6 jam 24 hari 1 jam 16 menit 23 hari 1 jam 18 menit

(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)

(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)

40,00

Skenar io 1

Skenar io 2

(6)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Rostiyanti, S.F, (2008), Alat Berat Untuk

Proyek Konstruksi Edisi 2, Jakarta: Rineka

Cipta.

[2] Ervianto. W, (2004), Manajemen Proyek

Konstruksi, Yogyakarta: Andi.

[3] Rochamanhadi, (1985), Perhitungan Biaya

Pelaksanaan Pekerjaan Dengan

Menggunakan Alat – Alat Berat, Jakarta:

Departemen Pekerjaan Umum.

[4] Wilopo. D, (2009). Metode Konstruksi dan

Alat – Alat Berat, Jakarta : Universitas

Indonesia.

[5] Tam, C. M, Thomas K,L Tong, Wilson K.W Chan, (2001). Genetic Algorithm for Optimizing

Supply Location Around Tower Crane, Journal

Of Construction Engineering And Management,

ASCE.

[6] Ridha. M, (2011), Analisa Perbandingan Biaya

dan waktu Pemakaian Alat Berat Tower Crane dan Mobil Crane pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Haji Surabaya,

Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November.

[7] Winanda, L.A.R, (2007), Optimasi Lokasi

Tower Crane Terhadap Layanan Dengan

Pendekatan Algoritma Genetika, Jurnal

Gambar

Gambar 1 Layout Skenario 1
Gambar 2 Layout Skenario 1
Tabel. 2 Waktu total tiap lantai skenario 2
Tabel 4. Waktu total Mobile Crane MOBILE CRANE

Referensi

Dokumen terkait

Desa Perigi Kecil terletak di daerah bantaran muara Sungai Martapura atau dikenal dengan nama Muara Mantuil. Daerah ini memiliki prevalensi tertinggi anak dengan status gizi buruk.

Hipotesis yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional, motivasi kerja dan komitmen kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial di

Mengingat bahwa aktivitas perem- puan sangat dominan dalam bermedia sosial, maka perempuan perlu memper- hatikan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghindari

Berdasarkan pada paparan tersebut di atas, sejauh ini belum ada penelitian yang actual mengenai pengaruh penguasaan keterampilan teknik dasar terhadap kecemasan

dihasilkan serta menentukan kondisi operasi optimum pada proses ekstraksi minyak nilam dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave

(bahkan anda bisa melakukannya di tepi pantai jika anda mau!) Tetapi untuk mendapatkan uang yang banyak melalui bisnis gaya pos ini, anda perlu mengetahui RAHASIA

Realized rate of return adalah return yang terjadi, merupakan tingkat return yang telah benar-benar diperoleh investor. Istilah requaired rate of return tidak dikenal

Dengan menggunakan persamaan trend tersebut kita bisa memperkirakan berapa hasil penjualan pada tahun 2008, yaitu dengan memasukkan nilai koding tahun untuk tahun 2008 pada