• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Teori H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Teori H"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Teori Hukum Alam

Eko Yuliyanto

Ekoyuliyanto354@students.unnes.ac.id

Data buku :

Nama/Judul Buku : HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial

Penulis/Pengarang : Prof. A. Masyhur Effendi, S.H., M.S. dan Taufani S. Evandri, S.H., M.H.

Penerbit : Ghalia Indonesia

Tahun Terbit : 2014

Kota Penerbit : Bogor

Bahasa Baku : Bahasa Indonesia

Jumlah Halaman : 354

ISBN Buku : 978-979-450-535-9

Istilah hukum alam dapat dipahami sebagai sesuatu yang dihadapkan kepada hal yang gaib atau pada hal-hal yang bersifat supranatural, atau terhadap apa yang diwahyukan atau juga dapat digunakan dalam arti akal budi, tentang hal ini secara jelas diungkapkan oleh Cicero dengan mengatakan bahwa suatu

undang-undang yang benar adalah akal yang murni yang selaras dengan alam, tersebar dalam semuanya dan tetap abadi (Algra:1983:92). Oleh karena itu tidak mengherankan apabila berbagai aliran hukum alam telah memberikan arti

dengan tekanan yang beraneka warna terhadap konsep hukum alam. Misalnya kaum stoa telah mengartikan hukum alam sebagai hukum yang selaras dengan susunan alamiah dari jagat raya. Bagi kaum stoa hukum alam dipadukan dengan hukum jagat raya, subyek-subyek dari hukum alam dianggap sebagai wakil yang abstrak yang sama-sama tunduk pada satu hukum yang universal. Menurut paham hukum alam, manusia merupakan bagian dari alam, oleh karena itu manusia tunduk pada hukum alam, yaitu hukum yang menetapkan apa yang harus dilakukan oleh setiap bagian alam, baik untuk dirinya sendiri maupun dalam hubungan dan keterkaitannya dengan yang lain atau dengan seluruh alam. Hal ini berarti bahwa manusia sebagai bagian dari alam harus hidup sesuai kodratnya sebagaimana telah digariskan oleh alam.

Hak asasi manusia tidak bisa dilepaskan dari pandangan penganut hukum alam tentang hak asasi itu sendiri. Istilah yang disebut dengan “Human Rights” atau “The Right of man” seperti yang kita kenal saat ini pada awalnya adalah produk pemikiran mazhab hukum alam. Ide dasar dari hukum alam berasl dari konsep Yunani kuno yang artinya alam semesta. Setiap gerak alam diatur oleh hukum alam abadi yang tidak berubah-ubah. Penganut hukum alam seperti Zeno (336-264 SM), beranggapan bahwa alam semesta diatur oleh logika (logos)

sebagai prinsip rasional dan umat manusia memilikinya, karenanya manusia akan mentaati hukum alam tersebut dan tidak mungkin melanggarnya, selama

(2)

positif. Hukum yang diberlakukan dalam keadaan alamiah adalah hukum alam (law of nature). Hukum inilah yang menjadi patokan dasar perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dengan perhatian utama pada tuntutan keadilan.

Maksudnya masyarakat memberlakukan norma-norma moral menjadi dasar dalam kehidupannya. Mazhab modern hukum alam dimulai atau ditandai dengan

lahirnya tulisan-tulisan filsuf kristiani yang dipelopori oleh Thomas Aquinas (1225-1274 M). Pandangan Thomastik dari Thomas Aquinas mengenai hukum alam mempostulatkan bahwa hukum alam merupakan bagian dari hukum Tuhan yang dapat diketahui melalui penggunaan nalar manusia (Davidson:1993:36).

Meluasnya pemikiran keagamaan pada masa itu menyebabkan terjadinya

perubahan terhadap konsep-konsep yang mendasari pandangan tentang hukum alam.

Dalam filsafatnya tentang hukum, Thoma Aquinas mengadakan pembedaan hukum dalam empat golongan yaitu; lex aetrena, lex naturalis, lex divina dan lex humana. Hukum abadi (lex aeterna) ialah hukum dari keseluruhan yang berakar pada jiwa Tuhan. Hukum abadi adalah kebijaksanaan atau rencana abadi dari tuhan berkenaan dengan penciptaan alam semesta dengan segala isinya. Segala sesuatu yang berada di alam semesta ini tunduk dan harus berjalan sesuai

dengan apa yang digariskan oleh hukum abadi. Mengikuti pemikiran kaum sesuai dengan apa yang digariskan oleh hukum abadi. Mengikuti pemikiran kaum Stoa, Thomas Aquinas melihat bahwa hukum alam bagi manusia bukanlah suatu kekuatan buta yang memaksa, karena menurutnya hukum alam adalah hukum akal budi yang hanya dimiliki oleh makhluk yang rasional. Pemikiran yang demikian ini mengandung arti bahwa manusia hanya bisa tunduk pada hukum abadi melalui refleksi akal budinya. Oleh karen aitu manusia dengan kebebasan akal budinya mampu mengambil sikap untuk mengikuti atau menolaknya.

Dalam ajaran Thomas Aquinas tentang hukum alam dinyatakan bahwa hukum alam mempunyai dua asas utama yaitu: Principia Prima dan Principia Scundaria. Asas Principia Prima adalah asas atau prinsip-prinsip yang

berkaitandengan prinsip hak dasar manusia yang bersifat umum, universal dan berlaku tanpa batas ruang atau waktu. Prinsip ini bersufat mutlak dalam arti melekat pada setiap manusia. Sedangkan Principia Scundaria, merupakan prinsip-prinsip khusus yang dijabarkan dalam prinsip-prinsip pertama, penjabarannya dilakukan dengan menggunakan pikiran manusia. Daya berlaku dan mengikatnya

didasarkan pada kesempatan yang diciptakan dan diberikan oleh hukum positif. Dalam filsafatnya tentang negara dan hukum Grotius mengatakan bahwa rasio itu berlaku secara bebas, terlepas dari kekuasaan tinggi apapun, juga

melebihi kekuasaan alam (de ratio geldt onafhankelijke macht). Pemikiran ini juga menandai terjadinya pemisahan antara teologi dengan ilmu hukum menjadi

semakin sempurna. Grotius berargumentasi bahwa eksistensi hukum alam yang merupakan landasan semua hukum positif atau tertulis, dapat dirasionalkan diatas landasan non empiris dengan menggunakan aksioma ilmu ukur. Pendekatan matematis semacam itu terhadap permasalahan hukum, menunjukkan bahwa semua kesahihanya tidak tergantung pada Tuhan

(3)

a) Hukum alam berasal dar Tuhan yang kehendaknya tertulis dalam benak dan jiwa manusia, jadi apa yang diperlihatkan Tuhan sebagai kehendaknya itulah hukum.

b) Hukum alam merupakan hukum tertinggi karena hukum alam adalah perintah Tuhan yang berisi prinsip-prinsip keadilan.

c) Hukum alam bersifat universal yang mengikat semua manusia atas dasar hakikatnya mereka sebagai manusia.

d) Hukum alam adalah struktur rasional, maksudnya sebagai tuntutan akal budi sampai tingkat tertentu hukum alam mencerminkan kodrat atau hakekat manusia yang rasional. Jadi Hukum alam adalah hukum yang menyangkut kodrat manusia dan karenanya adalah hukum bagi makhluk rasional.(Keraf:1997:25-26). Secara teoritik ciri hukum alam seperti yang dikemukakan oleh Grotius, mempunyai kaitan erat dengan perkembangan hak asasi manusia, sebab penekanan Grotius pada empat ciri hukum alam sebagaimaa diatas melahirkan hak-hak alamiah atau hak kodrati yang merupakan hak asasi manusia.

Sifat hukum alam itu menjadi sekuler dilanjutkan oleh Thomas Hobbes, Pufendorf Spinoza. Bagi mereka essensi hukum alam itu berada dalam kemauan manusia. Konsekunsi dari pandangan yang demikian ini membuat isi hukum menjadi berubah-ubah sesuai dengan kemauan itu sendiri, sebab isi hukum tergantung dari kemauan bebas yang tidak terikat pada nilai yang mendahului kemauan itu. Pandangan ini secara teoritik menandai beralihnya paham hukum alam rasional ke arah paham hukum alam voluntaris. Pikiran-pikiran yang muncul pada abad ke XVII, merupakan titik awal atau peletak dasar dari konsep hak, karena pada abad sebelumnya yang mengedepan adalah kewajiban. Menurut konsep yang berpengaruh pada abad ke XVII, hak-hak asasi manusia berasl dari hak kodrat (natural law), hak yang sangat ditonjolkan pada abad ini adalah kebebasan politik (Political Freedom) dan hak untuk ada (R ights to be).

Menonjolnya dua macam hak ini karena pada masa sebelumnya dalam kehidupan bernegara terdapat dominasi absolutisme sehingga sama sekali tidak ada

kebebasan politik, dan dalam kehidupan bermasyarakat yang dikuasai hawa nafsu kekejaman merajalela sehingga eksistensi manusia terancam.

John Locke merupakan pendunkung termuka hak-hak kodrat, Locke berargumentasi bahwa semua individu dikaruniai oleh alam hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan dan harta yang merupakan milik mereka sendiri, tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh negara. Akan tetapi Locke juga

mempostulatkan bahwa untuk menghindari ketidakpastian hidup dalam alam ini, manusia telah ambil bagian dalam suatu kontrak sosial atau ikatan sukarela. Dengan cara ini penggunaan hak mereka yang tidak dapat dicabut itu diserahkan pada penguasa. Apabila penguasa memutuskan kontrak sosial dengan melanggar hak-hak kodrat individu, mereka yang menyerahkannya itu bebas untuk

menyingkarkan penguasa dan menggantinya dengan penguasa lain yang dapat menjamin dan melindungi hak-hak warganya.

Gagasan-gagasan John Locke sangat berpengaruh pada abad ke XVIII, terutama di Amerika Serikat dan Prancis dimana ajaran-ajaran Locke menjadi dasar filosofis bagi liberalisme. Demikian pula halnya dengan konsep hak asasi pada abad XVIII, hak-hak kodrat dirasionalkan melalui konsep-konsep kontrak sosial dan membuat hak-hak tersebut menjadi sekuler, rasional, universal,

(4)

adalah kebebasan sipil (civil liberty) dan hak untuk memiliki (Rights to be). Menonjolnya kedua hak tersebut, merupakan rentetan logis dari hak yang diperoleh sebelumnya dalam abad ke XVII, yaitu kebebasan politik (Political Freedom) dan hak untuk ada (Rights to be). Patut dicatat bahwa pemikiran-pemikiran Thomas Hobbes, John Locke, Montesqueu dab Rousseau serta

Immanuel Kant, sangat berpengaruh dalam perkembangan hak asasi manusia. Jadi dapat dipahami apabila pemikiran Locke mengilhami rakyat Amerika

memberontak melawan pemerintah Inggris pada tahun 1976 dan ajaran Jean Jacquas Rousseau menjadi inspirasi bagi rakyat Prancis untuk melancarkan

revolusinya pada tahun 1789. walaupun perjuangan pengakuan dan perlindungan hak asasi pada masa itu, masih terbatas pada hak-hak di bidang politik seperti hak asasi manusia dan berkumpul, megeluarkan pikiran dan pendapat, hak atas persamaan dan lain-lain. Hak-hak tersebut dituangkan dalam beberapa piagam antara lain di Kerajaan Inggris dituangkan dalam “Bill of Rights” tahun 1689. dio Prancis dicantumkan dalam “Declaration des droits de I’homme et du Citoyen” tahun 1789 yaitu deklerasi mengenai hak-hak asasi manusia dan warga negara, deklarasi ini anatara lain memuat mengenai hak atas kemerdekaan, kebebasan, kesamaan dan kesitiakawanan.

Prof. A. Masyhur Effendi, S.H., M.S. adalah guru besar emeritus ilmu hukum FH Universitas Brawijaya. Beliau mengajar diberbagai perguruan tinggi di Jakarta, Surabaya, dan Malang baik S-1, S-2, maupun S-3. Dalam bukunya HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial membahas mengenai dimensi atau pandangan Hak Asasi Manusia dalam berbagai bidang terutama dalam bidang hukum, politik, ekonomi serta bidang sosial. Serta dalam buku ini juga menyertakan beberapa lampiran mengenai sejarah Hak Asasi Manusia dalam bentuk peraturannya baik dalam pentuk piagam, perjanjian maupun undang-undang. Dibagian awal membahas mengenai dinamika HAM dalam teori hukum alam dimana notabenya teori hukum alam merupakan teori dasar ataupun teori utama sebab dalam teori hukum alam berhubungan dengan segala hal itu

berproses seperti alam yang selalu berproses dan memiliki asal-usul. Hukum alam bersifat umum/abstrak, hukum alam “mengejar” hakikat keadilan (absolute

justice). Sejarah hukum alam menurut Fredmann adalah sejarah mencari keadilan mutlak. Hukum alam terdiri atas dua aspek, yaitu dalam arti ilmu alam (natural science) dan hukum alam ilmiah (natural moral science). Rumus/dalil/premis hukum alam, yaitu hukum yang bersifat kekal/abadi (mengatasi runag dan waktu) dan akan terus berkembang karena umat manusia hakikatnya ada persamaan ide dalam bermasyarakat. Ide-ide tersebut berkembang terus lewat akal budinya.

(5)

teori hukum alam banyak pendapat mengenai hukum alam, sehingga dalam revie saya diatas tadi sebagai bentuk yang sedikit berbeda dengan yang terdapat

dalam buku ini namun dalam intinya akan tetap sama menegnai perkembangan dan seluk beluk teori hukum alam tersebut.

Dalam sub bab kedua mengenai hubungan hukum alam dan hak asasi manusia dimana dalam hukum alam keadilan adalah syarat utama dalam hukum karena adanya hukum untuk menciptakan sebuah keadilan begitu pula dengan adanya hak asasi manusia dimana hak asasi manusia tersebut haruslah

ditegakkan dalam artian juga dicari keadilannya sehingga hubungan antara hukum alam dengan hak asasi manusia sama-sama keadilanlah yang dicari. Sub bab ketiga mengenai HAM dalam pandangan liberlisme, konsepsi gerakan hukum kristis secara tidak langsung menyatakan suatu pandangan mengenai

masyarakat. Menurut Unger gerakan ini lebih merupakan suatu dengan memakai konsep negara barat, halini membuka kemungkinan untuk melakukan studi

hukum yang mnentang wawasan tioritis dan upaya-upaya dalam transparansi, sebab kata-kata tidak menjanjikan, studi hukum kritis yang muncul dari aliran kiri yang meluas dalam terhadap prkatek hukum modern tersebut. Dalam perhatian pertama adalah kritik terhadap formalisme dan objektivisme yaitu : formalisme diartikan terhadap suatu komitmen untuk suatu pembenaran hukum yang

berbeda dengan pemikiran yang tidak ada ujungnya dan menyangkut pengertian – pengertian dasar kehidupan sosial, konflik-konflik sering disebut menjadi

masalah idiologi, filosofis, dan visioner.

Sub bab keempat HAM dalam pandangan sosialis/komunis, Menurut paham sosialis adalah bahwa konsepsi ini dimulai dari ide Karl Marx, dan Melkin, dimana konsepsi hak asasi manusia pada masyarakat bahkan lebih menuntut kewajiban terhadap masyarakat, maka konsepsi sosialis Marx bermaksud untuk

mendahulukan kemajuan dibidang ekonomi dari suatu hak pada politik, dan hak sipil, yaitu mendahulukan kesejahteraan dari suatu kebebasan pada individu atau kelompok masyarakat. Masalah kritik dalam konsepsi ini menyebut bahwa

konsepsi hak asasi manusia bukanlah bersumberkan hukum alam, akan tetapi merupakan pemberian dari suatu penguasa negara, pemerintah, sehingga

pelaksanaan kadarnya tergantung pada negara pula, sebab ide dari hak asasi itu bagian dari suatu idiologi, oleh paham komunis, sehingga dapat kita katakan bahwa hak asasi dari gerakan komunis tidaklah setua (semurni) oleh gerakan hukum alam berdasarkan penafsiran hukum.

(6)

didunia baik dunia barat maupun didunia timur, yang mengakibatkan terjadinya perkembangan budaya barat didunia ketiga (Asia dan Afrika) dan secara pelolitis dunia ketiga adalah termasuk negara-negara non blok (nonaligement countries) umumnya ini ditemukan di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan sebagian kecil di Eropah, lebih lanjut kita kenal tokoh-tokoh dari dunia ketiga yang kuat

memberikan kritik pada penyelenggaraan kekuasaan barat yaitu Mahatmagandi. Sub bab terakhir yaitu HAM di bidang politik dan ekonomi di Indonesia, berbicara hak asasi manusia dibidang politik Indonesia merupakan negara

demokratis sehingga itu menunjukkan penegakan hak asasi manusia benar-benar ditegakkan karena dalam bidang politik warga negara sangat dilibatkan dalam segala hal dalam bisang politik seperti contoh dalam pemilu. Sementara dalam bidang ekonomi itu dipengaruhi seberapa besar penegakan hukum dalm negara tersebut. Saat ini bisa dikatak penegakan hukum di Indonesia belum begitu baik maka HAM dalam bidang ekonomi juga belum begitu bagus sebagai contoh

korupsi dimana korupsi tersebut berasal dari uang rakyat sehingga menunjukkan has asasi manusia dalam bidang ekonomi masih perlu ditindak lanjuti agar dapat diatasi secara maksimal salah satu bentuk upaya itu adalah dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Dalam review ini saya mengambil bentuk yang lain dalam pembahasan materi yang sama dalam setiap sub bab dalam bab dinamika HAM dalam teori hukum alam tujuannya semakin memberika variasi materi untuk semakin

membuat paham dalam mempelajari materi ini. buku ini cukup tebal yaitu terdiri dari 354 halaman sehingga dalam mempelajarinya perlu sumber lain agar

pemahaman yang di peroleh dapat maksimal. Dengan jumlah halam 354 itu buku ini terdapat tiga belas bab yaitu bab dinamika HAM dalam teori hukum alam, hubungan/garis singgung HAM dan ilmu hukum, hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa/bernegara, posisi individua tau kelompok dari sudut

pandang HAM, dimensi absolut dan relative hak asasi manusia, langkah-langkah PBB dalam menyusun HA-KHAM, dinamika perjuangan HAM di berbagai belahan dunia, hubungan hukum internasional denga hukum hak asasi manusia

(HA-KHAM), aplikasi hukum hak asasi manusia dalam negara RI, pedoman beracara di pengadilan criminal internasional dan pengadilan ad Hoc HAM Indonesia,

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Perilaku Keberagamaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Kelas VI SDN. Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

201521100 92 yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Teknik Scanning, Motivasi Belajar, Dan Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di SDN

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian adalah siswa kelas XII TPHP SMK Putra Wilis Kecamatan Sendang

Penelitian ini di lakukan untuk memilih varietas cabe kering yang bermutu tinggi dari generasi F1 hasil kawin silang antara Cabebangi-3 (buah besar dan segar) dan

Berikut ini adalah tampilan dari halaman kelompok dari sistem klasifikasi dokumen , pada halaman ini dapat dilihat data kelompok yang telah disimpan dalam database

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajran yang berlangsung. 2) Lembar observasi kerja sama siswa yang digunakan untuk mengamati dan. mengukur kerja

Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan dikurangi dengan nilai

masyarakat Mandar di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene ialah diantaranya: (1) penentuan calon dilihat dari akhlaknya yang baik (agama); (2) penjajakan dengan maksud