• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAKTI KUM DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAKTI KUM DAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

DisusunOleh :

Nama : Niko Utomo

NIM : 12/14678/BP_SPKS Kelas : SPKS I

Jurusan : BudidayaPertanian Fakultas : Pertanian

Kelompok : III (Tiga) Co. Ass : Ravita Yani

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

(2)

I. ACARA : II. Pengenalan Hama Tanaman II. TANGGAL : 06 Februari 2014

III. TUJUAN : Untuk mengetahui dan mengenal ciri – ciri morfologi umum serangga yang bertindak sebagai hama menurut kelompok takson.

IV. DASAR TEORI

Untuk mengenal berbagai jenis binatang yang dapat berperan sebagai hama, maka sebagai langkah awal dalam kuliah dasar – dasar Perlintan akan dipelajari bentuk atau morfologi, khususnya morfologi luar (external morphology) binatang penyebab hama. Namun demikian, tidak semua sifat morfologi tersebut akan dipelajari dan yang dipelajari hanya terbatas pada morfologi “penciri” dari masing-masing golongan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali jenis – jenis hama yang dijumpai di lapangan.

Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan – golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).

Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain – lain). Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.

(3)

simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak, tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.

Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Bekicot atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat-tempat lain yang tersembunyi.

Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota klas Mammalia bertindak sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis (spesies) saja yang benar – benar merupakan hama tanaman. Jenis – jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina). Anggota ordo Rodentina ini memiliki peranan penting sebagai perusak tanaman, sehingga secara khusus perlu dibicarakan tersendiri, yang meliputi keluarga bajing dan tikus. Ada beberapa jenis tikus yang diketahui banyak menimbulkan kerusakan antara lain, tikus rumah (Rattus – rattus diardi Jent); tikus pohon (Rattus – rattus tiomanicus Muller), serta tikus sawah (Rattus-rattus argentiver_Rob.&Kl).

Filum Anthropoda merupakan filum terbesar di antara filum – filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda.

(4)

V. ALAT & BAHAN 1. ALAT

1. Alat tulis

2. Lembar pengamatan 3. Penggaris

2. BAHAN

1. Filum Chordata (Tikus = Rattus tiomanicus), (Burung pipit = Lonchura punctulata)

2. Filum Anthropoda (Kumbang tanduk = Oryctes rhinoceros L), (Kumbang janur kelapa = Brontispa Longissima Gestr)

3. Filum Mollusca (Bekicot = Achatina fulica), (Keong Mas = Pomacea ensularis)

(5)

VI. CARA KERJA

1. Mengamati masing – masing karakteristik morfologi spesimen.

2. Memperhatikan perbedaan masing – masing spesmen, terutama dari takson yang berdekatan.

3. Menggambar masing – masing speamen dan memberi keterangan gambar yang menunjukkan ciri dari morfologi filum ataupun kelas yang bersangkutan dan bagaimana perannya dalam pertanian.

(6)

VII. HASIL PENGAMATAN

1. Filum Chordata ( Tikus = Rattus tiomanicus )

Tikus meninggalkan rumahnya pada sore hari untuk mencari makan dengan menempuh jarak sejauh 800-1000 meter. Pulangnya melalui jalan yang sama. Rumah tikus berbentuk gua mini dengan terowongan yang berliki-liku. Setelah tikus dewasa bunting, maka dibuatkan tempat khusus didalam terowongan tersebut dan dihampiri dengan rerumputan. Ditutupnya jalan keluar dengan tanah (sumbuk).

Tikus tergolong dalam Filum Chordata dan merupakan binatang Omnivora artinya dia bisa memakan apa saja baik itu tumbuhan maupun daging. Tikus yang sering membuat kerusakan terhadap tanaman budidaya adalah jenis tikus sawah yang memiliki ciri antara lain : badannya kecil, berbulu hitam keabu-abuan dan berdada putih dan lebih menyukai makanan berupa padi, ubi-ubian serta kacang-kacangan. Tikus ini pun berbeda dengan jenis tikus rawa maupun tikus got yang memiliki badan yang lebih besar. Serangan tikus ini tidak terlepas dari upaya pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dimana seekor tikus pada masa pertumbuhannya membutuhkan makanan yang banyak. Seekor tikus betina mampu hamil sambil menyusui dan sekali melahirkan bisa mencapai 10 ekor, dengan waktu yang sangat singkat. Tingginya populasi tikus menuntut kebutuhan makan yang banyak pula, akibatnya mereka mencari makanan yang tidak ada di sekitar mereka dengan cara merusak tanaman.

(7)

2. Filum Chordata ( Burung pipit = Lonchura punctulata)

Burung pipit adalah burung kecil berparuh pendek pemakan biji-bijian. Nama latin burung pipit adalah Lonchura punctulata.Sekilas nampak kemiripan fisik antara burung pipit dengan burung gereja/house sparrow, karena burung gereja (Passer domesticus) dan burung pipit tergabung dalam satu ordo yang sama: Passeriformes, meskipun berbeda family. Nama lain burung pipit di Indonesia adalah Emprit atau Bondol. Sedangkan di luar negeri, burung pipit dikenal dengan nama Munia (spesies burung pipit dari Asia), Mannikin (spesies burung pipit dari Afrika) atau Silverbills.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves

Ordo : Passeriformes Family : Estrildidae Genus : Lonchura

(8)

3. Filum Anthropoda (Kumbang janur kelapa = Brontispa Longissima Gestr)

4.

Filum Anthropoda (Kumbang Badak = Oryctes rhinoceros L)

a. Alat mulut : Penggigit pengunyah b. Metamorfosis : Sempurna (holometabola) c. Ciri-ciri kerusakan :

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Anthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Scarabaeidae Genus : Brontispa

Species : Brontispa longissima Gestr

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Anthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Scarabaeidae Genus : Oryctes

(9)

1. Uret/larvanya sebagai perusak akar tanaman.

2. Terdapat luka bekas gigitan yang merusak pucuk kelapa, daun muda dan daun tua, yaitu sebagian daun hilang dan bila membuka daun kelapa nampak seperti berbentuk kipas/ada deretan lubang-lubang besar didaun.

d. Morfologi hama :

1. Tubuh kokoh, oval atau memanjang. 2. Berwarna coklat tua kehitaman.

3. Antena membentuk benjolan gada panjang, 8-11 ruas. 4. Panjangnya bisa mencapai lebih kurang 5-6 cm.

5. Disebut kumbang badak karena pada bagian kepala ada tanduk menyerupai cula badak .

6. Kumbang dewasa aktif pada malam hari dan mulai muncul berterbangan pada waktu senja untuk mencari makan dan tertarik pada cahaya.

(10)

5. Filum Mollusca ( Bekicot = Achatina fulica )

6. Filum Mollusca (Keong Mas = Pomacea ensularis ) Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Gastropoda Ordo : Pulmonata Family : Achanidae Genus : Achatina Species : Achatina fulica

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Gastropoda Ordo : Pulmonata Family : Achanidae Genus : Pomacea

(11)

B

Bekicot ini mempunyai rumah. Hama ini memiliki panjang 10-13 cm.. Pada siang hari bekicot sering istirahat di tempat yang sejuk misalnya dibatang papaya, pisang, dan dinding rumah serta mencari tempat perlindungan di lubang-lubang tanah, kaleng atau bambu. Pada malam harinya bekicot mencari makan. Jika diganggu bekicot akan manarik kepalanya kedalam rumahnya, terkadang dapat mengeluarkan suara.

Telurnya berwarna kuning dengan diameter 5 mm. Biasanya telur terdapat dalam kelompok yang jumlahnya 100-500 butir. Gumpalan telur tersebut diameternya bias sampai 5 cm. Telur biasanya terletak dibawah batu, tanaman, atau di dalam tanah gembur. Setelah 14 hari telur ini akan mennetas.Bekicot memakan bagian tanaman yang masih hidup dan juga makan tanaman yang sudah mati sehingga bekicot menimbulkan kerusakan pada tanaman tersebut.

(12)

Pengendalian bekicot dapat dilakukan dengan cara menangkap bekicot/keong lalu dibuang atau dibakar Kemudian lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus

7. Filum Nematheminthes ( Nematoda = Ascaris lumbricoides)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Nematheminthes Class : Secernentea Ordo : Ascaridida Family : Ascarididae Genus : Ascaris

(13)

8. Filum Nematheminthes ( Nematoda puru akar = Melaidogyne sp)

Anggot

filum Nematheminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa), yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan dalam uraian-uraian selanjutnya. Secara umum ciri-ciri anggota klas Nematoda tersebut antara lain adalah :

a. Tubuh tidak bersegmen (tidak beruas)

b. Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak c. Tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan. VIII. PEMBAHASAN

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

(14)

Pada praktikum pengelolaan hama dan penyakit tanaman acara II praktikan diperkenalkan berbagai macam hama pengganggu tanaman dan pembagian filumnya. Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa Untuk mengetahui dan mengenal ciri – ciri morfologi umum serangga yang bertindak sebagai hama menurut kelompok takson. Dalam pengelolaan tanaman pertanian terutama tanaman perkebunan tidak akan terhindar dari gulma, hama ataupun penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan semua organisme pengganggu tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi dan juga produktifitas tanaman yang berjangka pendek dan juga jangka panjang. Adapun hama yang diamati tergolong dari beberapa filum diantaranya Filum Chordata, Filum Anthropoda, Filum Mollusca, dan Filum Nematheminthes.

Tikus pohon merupakan salah satu hama yang tergolong dalam filum Chordata. Tikus pohon memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan tikus rumah. Bulu tubuh bagian ventral putih bersih atau kadang – kadang agak keabu-abuan. Panjang ekor biasanya lebih panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah putting susunya ada 10 buah.

Kumbang tanduk merupakan salah satu hama yang tergolong dalam filum Anthropoda. Kumbang tanduk memiliki ciri – ciri : bentuk kepala adalah Hypognatus yang artinya bagian mulut yang menghadap ke bawah. Bentuk mulut juga sama yakni penggigit pengunyah. Bentuk sayap juga masih sama yakni Elytra yakni bentuk sayap yang sayap depannya keras dan sebagai penutup sayap membran yang ada di bawahnya. Scarabidae mempunyai bentuk antena serrate yang artinya bentuknya seperti gergaji, ruas-ruas terutama yang ada di distal separuh atau dua pertiga sungut kurang lebih segitiga. Scarabidae mempunyai bentuk kaki yang berfungsi untuk berjalan atau disebut ambulatorial.

(15)

mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.

Anggota filum Nematheminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa), yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan dalam uraian – uraian selanjutnya. Secara umum ciri – ciri anggota klas Nematoda tersebut antara lain adalah: Tubuh tidak bersegmen (tidak beruas), bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak, tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.

(16)

Dari hasil pengamatan dan pembahasan pada kegiatan praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. hama yang diamati tergolong dari beberapa filum diantaranya Filum Chordata, Filum Anthropoda, Filum Mollusca, dan Filum Nematheminthes.

2. Tikus pohon merupakan salah satu hama yang tergolong dalam filum Chordata. Tikus pohon memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan tikus rumah. Bulu tubuh bagian ventral putih bersih atau kadang – kadang agak keabu-abuan. Panjang ekor biasanya lebih panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah putting susunya ada 10 buah. 3. Kumbang tanduk memiliki ciri – ciri : bentuk kepala adalah Hypognatus

yang artinya bagian mulut yang menghadap ke bawah. Bentuk mulut juga sama yakni penggigit pengunyah. Bentuk sayap juga masih sama yakni Elytra yakni bentuk sayap yang sayap depannya keras dan sebagai penutup sayap membran yang ada di bawahnya

4. Ciri – ciri Nematoda antara lain tubuh tidak bersegmen (tidak beruas), bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak, tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.

5. Mollusca memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula).

(17)

Inderjit, K.M.M. Dakshini, and Frank A. Einhelling. 1993. Allelopathy. Organisms, Processes, and Application. American Chemical Society, Washington,DC. 211-224.

Mercado, B.I. 1979. Introduction to Weed Science. SEARCA, College, Laguna, Philippines. 292 p.

Nanik, Elisabeth & Satia Idum. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman. INSTIPER : Yogyakarta

Radosevics, S.R. and J.S. Holt. 1984. Weed Ecology. Jhon Wiley and Sons. New York. 265 p.

Roa, V.S. 2000. Principles of Weed Science. Secience. Pulb. Inc. NH, USA.

Soekisman T., I.H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT. Gramedia, Jakarta. 120 hal.

Mengetahui, Yogyakarta, 17 Februari 2014

Co Ass Pembimbing Praktikan

Referensi

Dokumen terkait