KONVERSI KP MENJADI IUP, DAN
PELELANGAN UNTUK WIUP
LATAR BELAKANG PENATAAN IZIN
USAHA PERTAMBANGAN
1. Dengan terbitnya UU 22/1999 yang diamandemen menjadi UU 32/2004
tentang
Pemerintah
Daerah
(Pemda),
Pemda(Bupati/Walikota/Gubernur)/Pemerintah sesuai kewenangan dapat
menerbitkan izin KP. Maka dalam periode 2000-2009, KP-KP minerba
diterbitkan di banyak wilayah, khususnya Pemda.
2. UU No 4/2009 telah mengahiri skema kontrak/perjanjian dan untuk
selanjutnya seluruh perizinan menggunakan pola Izin Usaha Pertambangan
(IUP) yang terdiri atas IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi. Seluruh KP
yang ada diwajibkan untuk dikonversi menjadi IUP.
3. Dalam rangka penataan seluruh IUP yang diterbitkan oleh Pemda, maka
berdasarkan UU 4/2009 dilaksanakan rekonsiliasi nasional IUP, yang terdiri
dari inventarisasi, verifikasi dan klasifikasi, sehingga akan dihasilkan
sistem informasi IUP nasional yang komprehensif.
DASAR HUKUM PENYESUAIAN KP, SIPD,
DAN SIPR MENJADI IUP
(PASAL 112 AYAT 4 DAN 5)
Pasal 112 Ayat (4)
Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib:
a.disesuaikan menjadi IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan khusus BUMN dan BUMD, untuk IUP Operasi Produksi merupakan IUP Operasi Produksi pertama;
b.menyampaikan rencana kegiatan pada seluruh wilayah kuasa pertambangan sampai dengan jangka waktu berakhirnya kuasa pertambangan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
DASAR HUKUM PENYESUAIAN KP, SIPD, DAN
SIPR MENJADI IUP
(PASAL 112 AYAT 4 DAN 5)
LANJUTAN
Pasal 112 Ayat (5)
Permohonan Kuasa Pertambangan yang telah diterima Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebelum terbitnya
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara dan telah
mendapatkan Pencadangan Wilayah dari Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
PROSES PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
Pada tanggal 3-6 Mei 2011 KESDM c.q Ditjen Minerba mengadakan Rekonsiliasi Nasional
Data IUP yang bertujuan untuk Penataan IUP yang diterbitkan Pemda seluruh Indonesia.
Pemda (Bupati/Walikota/Gubernur) menyampaikan seluruh IUP yang diterbitkan
dilengkapi dengan seluruh dokumen pendukungnya antara lain: SK IUP yang masih
berlaku dengan lampiran peta dan koordinat, tidak tumpang tindih, kewajiban keuangan,
tidak masuk kawasan konservasi, dan persetujuan AMDAL. Berdasarkan verifikasi dan
klasifikasi, IUP dikelompokkan menjadi : IUP Clear and Clean serta IUP Non Clean and
Clear
REKONSILISASI NASIONAL DATA IUP
Diperoleh data IUP secara Nasional
Verifikasi dan Klasifikasi data IUP Nasional berdasarkan dokumen
yang disampaikan (Pengumuman 1 Juli 2011)
Clean and clear
•Tidak bermasalah secara administrasi
•Tidak ada tumpang tindih
Non Clean and Clear
•Bermasalah secara administrasi atau
•Tumpang tindih
PROSES PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
(LANJUTAN)
IUP Clear and Clean adalah IUP yang perizinannnya tidak bermasalah dan wilayahnya tidak
tumpang tindih sehingga dapat masuk dalam Wilayah Usaha Pertambangan.
IUP Non Clear and Clean adalah IUP yang perizinannya bermasalah dan/atau wilayahnya
tumpang tindih yang terinventarisasi terbagi atas 7 permasalahan.
7 permasalahan IUP Non Clear and Clean diselesaikan berdasarkan kategori permasalahan
sehingga setelah memenuhi syarat dapat menjadi IUP Non Clear and Clean
IUP Clean and clear
IUP Non Clean and Clear
1.IUP terbit setelah 30 April 2010 2.Tumpang tindih sama komoditi 3.Tumpang tindih beda komoditi 4.Tumpang tindih lintas kewenangan 5.Dokumen pendukung tidak lengkap 6.Koordinat tidak sesuai dengan sk 7.KP yang belum penyesuaian menjadi IUP WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN
A. DIAGRAM ALIR PENATAAN IUP (lanjutan)
PROSES PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
(LANJUTAN)
1. dasar hukum dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan
2. bahan koordinasi dengan instansi lain dalam penentuan tata ruang sehingga dapat mengetahui tumpang tindih antara daerah, tumpang tindih antar sektor, dan tumpang tindih antar pemegang iup
3. optimalisasi penerimaan negara bukan pajak (iuran tetap, royalti, penjualan hasil tambang) dari izin usaha pertambangan
4. peluang untuk peningkatan nilai tambah mineral dan batubara
5. mengetahui produksi nasional mineral dan batubara
6. dasar penentuan pemenuhan kebutuhan domestik (dmo)
7. peningkatan kontribusi usaha jasa pertambangan nasional
8. peningkatan kebutuhan sumber daya manusia
9. pengelolaan lingkungan
NO
PERMASALAHAN IUP
DASAR HUKUM
1
IUP CnC Terbit Setelah 30 April 2010
PP 23 Tahun 2010 Pasal 112 (penyesuaian
menjadi IUP paling lambat 3 bulan sejak
terbitnya PP 23/2010)
2
Tumpang Tindih (TT) WIUP sesama komoditi
Kepmen ESDM 1603 tahun 2003 tentang
Pedoman Pencadangan Wilayah
3
Tumpang Tindih Beda Komoditi
PP 23 Tahun 2010 Pasal 44, boleh namun
dengan persyaratan
4
Tumpang Tindih Kewenangan
Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah
5
Dokumen SK Pendukung tidak lengkap dan format
SK tidak sesuai
PP 23 tahun 2010 pasal 23
6
Koordinat tidak sesuai dengan SK
Kepmen ESDM 1603 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pencadangan Wilayah
NO PERMASALAHANIUP DASAR HUKUM PIHAK TERKAIT LANGKAH PENYELESAIAN
1. a IUP CnC Terbit
Setelah 30 April 2010 Pencadangan setelah 12 Januari 2009
PP 23 Tahun 2010 Pasal 112
(penyesuaian menjadi IUP paling lambat 3 bulan sejak terbitnya PP 23/2010)
1. Biro Hukum KESDM 2. Kementerian Hukum dan
HAM
3. Kemendagri
Meminta pemerintah daerah
melakukan pembatalan/pencabutan SK IUP
1.b IUP CnC Terbit Setelah 30 April 2010 Pencadangan Wilayah sebelum 12 Januari 2009
PP 23 Tahun 2010 Pasal 112
(penyesuaian menjadi IUP paling lambat 3 bulan sejak terbitnya PP 23/2010)
1. Biro Hukum KESDM 2. Kementerian Hukum dan
HAM
3. Kemendagri
1. Melakukan revisi PP 23 Tahun 2010 atau menetapkan kebijakan bersama dalam rangka memberikan kejelasan stasus dari IUP
2. KESDM dan Kemendagri mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi
berlangsungnya kegiatan IUP sebelum revisi PP 23/2010 terbit.
1.c IUP CnC Terbit Setelah 30 April 2010 Telah ada KP
sebelumnya,
disesuaikan menjadi IUP setelah 30 April 2010
PP 23 Tahun 2010 Pasal 112
(penyesuaian menjadi IUP paling lambat 3 bulan sejak terbitnya PP 23/2010)
1. Biro Hukum KESDM 2. Kementerian Hukum dan
HAM
3. Kemendagri
1. Melakukan revisi PP 23/2010 atau IUP
2. KESDM dan Kemendagri mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi berlangsungnya kegiatan IUP sebelum revisi PP 23/2010 terbit
Kategori Permasalahan IUP non-CNC
Serta
NO PERMASALAHANIUP DASAR HUKUM PIHAK TERKAIT TINDAK LANJUT
2 Tumpang Tindih (TT) WIUP sesama komoditi
Kepmen ESDM 1603 tahun 2003 tentang Pedoman Pencadangan Wilayah 1. Pemerintah Daerah 2. Perusahaan Terkait
1. Melakukan Evaluasi Permasalahan Tumpang Tindih Wilayah.
2. Menyampaikan Evaluasi Timpang Tindih Tersebut Kepada Penerintah Daerah.
3. Mengundang pemerintah daerah dan pihak terkait tentang penyelesaian Tumpang Tindih. 4. Meminta Pemerintah Daerah merivisi atau
mencabut IUP yang tidak berhak.
3 Tumpang Tindih
Beda Komoditi PP 23 Tahun 2010 Pasal 44, boleh namun dengan persyaratan 1. Pemerintah Daerah 2. Perusahaan Terkait
1. Melakukan Evaluasi Permasalahan Tumpang Tindih Wilayah.
2. Menyampaikan Evaluasi Timpang Tindih Tersebut Kepada Penerintah Daerah.
3. Mengundang pemerintah daerah dan pihak terkait tentang penyelesaian Tumpang Tindih. 4. Penerbitan surat pernyataan tidak keberatan
dari pihak pemegang IUP pertama
5. Meminta Pemerintah Daerah merivisi atau mencabut IUP yang tidak berhak.
NO PERMASALAHANIUP DASAR HUKUM PIHAK TERKAIT TINDAK LANJUT
4 Tumpang Tindih
Kewenangan Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah
1. Biro Hukum KESDM 2. Kementerian
Hukum dan HAM 3. Kemendagri 4. Pemerintah
Daerah
1. Meminta penetapan tapal batas wilayah administrasi seluruh Indonesia kepada KEMENDAGRI (DJPUM), dan BAKORSUTANAL 2. Mengadakan Raker terbatas
dengan 16 Gubernur terkait masalah tumpang tindih kewenangan
3. Meminta masing-masing Gubernur memfasilitasi penyelesaian
penegasan batas kabupaten/kota dalam satu provinsi
5 Dokumen SK Pendukung tidak lengkap dan format SK tidak sesuai
PP 23 tahun 2010 pasal
23 1. Pemerintah Daerah 2. Perusahaan
Melengkapi dokumen SK Pencadangan Wilayah/SK KP Eksplorasi/SK KP Eksploitasi sebelumnya
6 Koordinat tidak
sesuai dengan SK Kepmen ESDM 1603 Tahun 2003 tentang Pedoman Pencadangan Wilayah
1. Tim teknis 2. Pemerintan
Daerah
1. Meminta Perbaikan Koordinat Oleh Pemerintah Daerah
2. Meminta Revisi SK dan lampiran peta, koordinat oleh Bupati
NO PERMASALAHANIUP DASAR HUKUM PIHAK TERKAIT TINDAK LANJUT
7 KP, SIPD yang belum disesuaikan menjadi IUP
PP 23 tahun
2010 Pasal 112 1. Pemerintah Daerah 2. Kemendagri
1.Koordinasi dengan KESDM (DJMB) dengan KEMENDAGRI (DJPUM), KEMENHUKHAM (DJ PeraturanPerundangan) :
•Rapat penyusunan kebijakan atau keputusan bersama sesuai dengan ketentuan PP
23/2010 pasal 112
•Menyampaikan pengajuan permohonan Fatwa Hukum dari KEMENHUKHAM
•Mengeluarkan kebijakan/keputusan bersama untuk memfasilitasi berlangsungnya kegiatan IUP sebelum Revisi PP 23/2010
2.Penerbitan keputusan bersama
3.Penerbitan penyesuaian KP menjadi IUP oleh
Kategori Permasalahan IUP non-CNC
Serta
WIUP
Radioaktif Mineral Logam Mineral Bukan Logam Batuan Batubara Lelang Permohonan Lelang Permohonan IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi1 Pemohon 1 WIUP, Kecuali Badan Usaha yang telah terbuka Ditetapkan oleh Pemerintah sesuai kewenangannya. Kecuali radioaktif Diberian oleh Pemerintah sesuai kewenangannya
P e r m o h o n a n
WUP
Permohonan
Peserta :
1. Badan Usaha 2. Koperasi 3. Perseorangan
4. Perusahaan Firma dan Perusahaan Komanditer
WIUP IUP
Ditetapkan oleh Menteri, Kecuali Mineral radioaktif Menteri mendapat rekomendasi instansi
PROSES PELELANGAN
WIUP/K MINERAL ATAU BATUBARA
Pengumuman terbuka WIUP/K Menteri
3 bulan sebelum lelang
Gubernur WalikotaBupati/
Rekomendasi Rekomendasi Panitia Pesera Persyaratan : 1. Administrtif 2. Teknis 3. Finansial WIUP 1. Badan Usaha 2. Koperasi 3. Perseorangan
WIUPK 1. BUMN 2. BUMD
3. Badan Usaha Swasta
Pelelangan 1. Lulus prakualifikasi
2. Kualifikasi
- Penjelasan data teknis - Penawaran harga - Penentuan peringkat - Penentuan pemenang - Kesempatan sanggah
atas keputusan lelang Pemenang lelang
WIUPK dilaporkan ke Menteri WIUP Dilaporkan ke
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota Waktu mak. 35 hari
IUP/K Permohonan
Persyaratan administratif adalah untuk: Badan usaha,
Koperasi,
Orang perseorangan
Perusahaan frma dan perusahaan komanditer Persyaratan teknis, paling sedikit:
Pengalaman di bidang pertambangan mineral dan batubara.
Keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial paling sedikit 3 (tiga) tahun,
Mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli dalam bidang pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;
Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain
RKAB untuk kegiatan 4 (empat) tahun eksplorasi atau operasi produksi. Persyaratan finansial, meliputi:
laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik; sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan ,;
menempatkan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai di bank pemerintah sebesar 10% dari nilai kompensasi data informasi atau dari total biaya pengganti investasi untuk lelang WIUP yang telah berakhir;
pernyataan bersedia membayar nilai lelang WIUP dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja.
Panitia lelang WIUP wajib melaksanakan prosedur lelang secara adil, transparan, dan mendorong terciptanya persaingan yang sehat.
Prosedur Lelang WIUP Tahap Kesatu Prakualifkasi
1. Panitia lelang WIUP wajib melakukan pengumuman
prakualifkasi secara terbuka kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah panitia lelang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
2. Pengumuman prakualifkasi WIUP dilaksanakan secara terbuka:
• paling sedikit di 1 (satu) media cetak lokal dan 1 (satu) media
cetak nasional, dan/atau media elektronik;
• di kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang mineral dan batubara; dan
• di kantor pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pengumuman prakualifkasi selama 7 (tujuh) hari kerja.
Jangka waktu pengambilan dokumen prakualifkasi dan
pemasukan dokumen prakualifkasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak pengumuman prakualifkasi.
Dokumen lelang WIUP meliputi:
–
daftar isian formulir lelang;
–
peta,koordinat dan luas WIUP yang akan dilelang;
–
resume data eksplorasi, geologi, potensi mineral/batubara, status
lahan; dan
–
kelengkapan persyaratan lelang;
Biaya kompensasi data informasi adalah nilai informasi
data pada WIUP yang akan dilelang berdasarkan
klasifkasi data geologi/data eksplorasi/hasil
eksplorasi/keadaan endapan, data/informasi tambang
yang merupakan nilai minimum.
Biaya kompensasi data informasi dihitung berdasarkan
kelengkapan dan ke akuratan data eksplorasi dan data
kondisi potensi mineral/ batubara yang ada pada WIUP
yang dilelang.
Biaya kompensasi data informasi hasil pelaksanaan
lelang WIUP dimasukkan dalam daftar PNBP atau
Penerimaan Daerah Bukan Pajak, dan dilaporkan serta
dimanfaatkan sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
Jangka waktu pelaksanaan lelang WIUP, mulai dari
pengumuman prakualifkasi, sampai penentuan
peringkat pemenang lelang serta pemberian WIUP
tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
Persyaratan :
1.Administratif
2.Teknis
a.IUP Eksplorasi : daftar riwayat hidup dan surat
pernyataan tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi
yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun ; peta WIUP
yang dibatasi koordinat sesuai ketentuan SIG nasional.
b.IUP Operasi Produksi : peta WIUP yang dibatasi koordinat
sesuai ketentuan SIG nasional, laporan lengkap eksplorasi,
laporan FS, rencana reklamasi dan pasca tambang, RKAB,
rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang,
tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi
yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun.
3. Lingkungan : pernyataan kesanggupan untuk
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ;
persetujuan dokumen lingkungan hidup
4. Finansial :
IUP Eksplorasi : bukti penempatan jaminan
kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan
bukti pembayaran harga nilai kompensasi data
informasi hasil lelang WIUP mineral logam dan
batubara.
IUP Operasi Produksi : laporan keuangan tahun
terakhir, bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun
Persyaratan :
1.Administratif
2.Teknis
3.Lingkungan
4.Finansial : bukti pembayaran biaya pencadangan
wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP
mineral bukan logam atau batuan atas permohonan