• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Materi struktur memori.pdf (268Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "7. Materi struktur memori.pdf (268Kb)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Psikologi Kognitif “ öshé “

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

Struktur memori terdiri dari Sensori Information Storage (SIS), Short-Term Memory (STM)

dan Long-Term Memory (LTM).

Sistem indera Sistem ingatan

Transient memory

SeNsor! InForMaT!oN STorAge (SIS)

Pembahasan mengenai SIS sebagai bagian dari struktur ingatan terpecah setidaknya menjadi

dua pendapat. Solso dalam bukunya Cognitif psychology (2001) menyatakan bahwa SIS tidak

termasuk dalam struktur ingatan. Hal tersebut dikarenakan walaupun SIS sudah mulai ada proses

penyimpanan, tetapi belum dapat dikatakan sebagai proses mengingat karena belum ada proses

kognitif tahap lanjut seperti terlibatnya perhatian.

Sebaliknya Hall & Lindsay menyatakan bahwa karena sudah mulai terjadi proses

penyimpanan, berarti SISjuga termasuk dalam struktur memori.

Mengingat kita masih berada dalam proses belajar, tak ada salahnya pembahasan mengenai

SIS juga dicantumkan sebagai tambahan informasi dan memperjelas proses terjadinya penyimpanan

informasi pada manusia.

SIS melakukan penyimpanan setelah menerima info dari lingkungan berupa gambar lengkap

dan akurat sesuai yang diterima oleh sistem indera manusia. Hanya saja proses ini terjadi dalam

durasi waktu yang sangat singkat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,5 detik.

Tugas untuk mengekstrak fitur dari pesan inderawi ditentukan melalui penampakan pesan

atau info tersebut yang memakan waktu lebih lama dari penampakan pesan itu sendiri. Disini SIS

memainkan peranan penting untuk mengolah data dan melakukan pengenalan pola atas info yang

diterima oleh sistem indera manusia.

Sebagai contoh, ketika pesan visual diterima oleh mata, image visual yang ditangkap mata

akan disimpan beberapa saat. Image ini akan disimpan dalam penyimpanan informasi sensori visual

(iconic storage). Hal inilah yang memungkinkan kita tetap dapat mengolah informasi yang kita

terima walau hanya muncul dalam waktu yang singkat.

SIS menyimpan segala bentuk informasi yang tertangkap indera secara lengkap dan akurat,

walaupun mungkin tidak semua informasi tersebut akan dipergunakan. Hal ini disebabkan dalam

(2)

Psikologi Kognitif “ öshé “

diperlukan. SIS hanya mengenali dan menginterpretasi data yang masuk. Hal ini sesuai dengan

karakteristik SIS yang hanya mampu mengatasi segala bentuk data dalam waktu singkat dan

pengenalan pola yang sifatnya hanya menerima, mengambil dan memilih data yang sesuai saja.

Kapasitas SIS sendiri sangat terbatas. Dari penelitian yang dilakukan dengan menampilkan 9

deret huruf, diketahui bahwa manusia hanya dapat mengingat 4-5 huruf saja. Semua huruf dapat

masuk ke SIS, tetapi karena terbatasnya waktu penyimpanan, huruf yang dapat diingat lebih sedikit

dari huruf terlihat. Dengan demikian, manusia mengingat lebih sedikit dari pada yang dapat

dilihatnya.

SHoRT-tErM MeMorY (STM)

Berbeda dengan SIS, dalam STM informasi yang masuk tidak lagi berupa image yang lengkap

dan akurat. Dalam STM sudah ada proses interpretasi yang terjadi segera terhadap informasi yang

masuk. Dalam STM, informasi yang dapat masuk juga masih sangat terbatas. Dengan usaha yang

dilakukan secara sadar, yaitu dengan mengulang-ulang kembali informasi yang dilakukan dengan

cara “silent mental repetition” maka info yang telah masuk ke STM dapat tetap dipertahankan.

Adapun proses pengulangan informasi ini dikenal dengan istilah rehearsal. Rehearsal inilah yang

menjadi karakteristik khusus pada struktur memori yang kedua ini. Berbeda dengan info yang masuk

dalam SIS yang tidak dapat direhearsal karena hanya disimpan sementara.

REHEARSAL

Ada dua bentuk rehearsal, yaitu :

a. Maintenancerehearsal

Merupakan usaha untuk mempertahankan infrmasi yang ada dalam STM itu sendiri.

b. Integrative rehearsal

Merupakan usaha untuk membantu mengintegrasikan informasi agar dapat masuk ke LTM.

Untuk lebih mudahnya, perhatikan bagan berikut ini :

Maintenance rehearsal

Item yang ingin diingat Proses integratif

Bertahannya informasi dalam STM melalui rehearsal juga dipengaruhi oleh banyaknya

informasi yang akan disimpan. Sebaiknya informasi yang akan disimpan hanya dalam jumlah yang

Long-Term Memory (LTM) Long-Term Memory

(3)

Psikologi Kognitif “ öshé “

sedikit. Walaupun dengan melakukan rehearsal dapat mempertahankan informasi, pada

kenyataannya rehearsal tidak dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan dalam sistem memori.

Karena itu jika Maintenance rehearsal yang dilakukan kurang baik, maka akan menyebabkan

hilangnya jejak signal dan perlu adanya pembaharuan informasi yang masuk dalam STM. Selain itu,

terlalu banyaknya jumlah informasi yang harus diproses melalui rehearsal akan menyebabkan

kurang lengkapnya informasi yang dapat disimpan, karena ada kemungkinan hilangnya informasi

terakhir yang harus diproses sebelum proses rehearsal tersebut berlangsung

KESALAHAN DALAM MERECALL DATA DI STM

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam proses recall

informasi yang ada dalam STM, yaitu :

a. Acoustic confusion

Kesalahan yang terjadi ketika kita keliru membedakan huruf F dan E karena adanya kemiripan

bentuk antara keduanya. Atau kesamaan bntuk antara huruf C dan O.

b. Articulatory confusion

Kesalahan yang terjadi ketika kita keliru membedakan huruf F dan X karena adanya kemiripan

bunyi antara keduanya. Atau kesamaan antara bunyi huruf C dan X.

FENOMENA LUPA

Adanya fenomena lupa dalam proses mengingat pada manusia terjadi karena adanya

kehilangan data atau informasi yang ada dalam STM. Menurut Hall & Lindsay, ada 2 hal yang dapat

menjelaskan mengapa info atau data yang ada dalam STM dapat hilang, yaitu adanya pengaruh

gangguan dan waktu.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Interference (gangguan) dari data atau info lain

♠ Adanya keterbatasan STM dalam menyimpan info yang masuk sehingga menyebabkan gangguan yang dapat mengakibatkan hilangnya data yang telah disimpan sebelumnya.

♠ Adapun prosesnya seperti ilustrasi berikut ini :

Info yang ada di lingkungan diterima oleh sistem indera manusia. Kemudian data

tersebut mengalami proses pengenalan pola yang terjadi dalam SIS. Data yang telah dikenali

kemudian dimasukkan ke dalam ruang kosong dalam STM. Begitu seterusnya hingga

mencapai 7 item. Kemampuan STM yang hanya mampu menyimpan paling banyak 7 item

data (padahal masih banyak info lain yang akan masuk) menyebabkan info yang telah masuk

dalam STM berkurang satu untuk memberikan ruang bagi info baru yang akan masuk. Begitu

seterusnya.

(4)

Psikologi Kognitif “ öshé “

Kelemahan : Bagaimana menjelaskan item mana dari info yang telah masuk tersebut yang akan hilang? Untuk menjawab masalah ini, dikenal istilah adanya jejak memori (memory

trace) yaitu penampilan dari masing-masing item dari info yang telah tersimpan dalam

memori. Contoh : ada suara dosen (signal) yang dilatarbelakangi oleh keributan. Apakah

signal atau keributan yang akan disimpan dalam memori, tergantung dari kemampuan

manusia untuk memahami signal yang diterimanya.

♠ Jejak ingatan yang kuat menyebabkan item yang telah tersimpan dalam memori akan lebih bertahan dibandingkan dengan jejak ingatan yang lemah. Biasanya item yang baru memiliki

jejak ingatan yang lebih kuat dari pada item yang diterima sebelumnya.

♠ Adapun yang menyebabkan melemahnya jejak ingatan tergantung dari jumlah item yang ditampilkan. Semakin banyak item baru yang ditampilkan, semakin lemah jejak ingatan item

yang lama.

♠ Teori ini memprediksi adanya kehilangan data yang tersimpan dalam memori.

b. Waktu (penundaan)

♠ Dalam hal ini, terbatasnya waktu pemrosesan info yang masuk menyebabkan item yang telah masuk menjadi hilang dari memori.

♠ Waktu juga menyebabkan berkurangnya kekuatan jejak ingatan dari item yang diterima sebelumnya.

♠ Walaupun demikian, berlalunya waktu tidak menyebabkan hilangnya info yang masuk dalam memori.

ATRIBUT MEMORI

Pembahasan mengenai atribut memori berkaitan dengan usaha untuk mengetahui bagaimana

kata ditampilkan dalam STM. Yang disimpan dalam STM berupa atribut-atribut, bukan

kata-kata itu sendiri. Perhatikan contoh berikut ini :

BATU

♠ Jika yang tampil adalah huruf B, A, T → maka kemungkinan kata yang diingat oleh manusia adalah : BATA atau mungkin BATU

♠ Jika yang tampil adalah huruf A, T → maka kemungkinan kata yang diingat adalah : CAT, ATAU, atau mungkin BATU

♠ Jika yang tampil adalah huruf B, T → maka kemungkinan kata yang diingat adalah : BATA, BUTA atau mungkin BATU.

Ketika satu atribut hilang, maka akan ada banyak kemungkinan kata yang dapat dibentuk dari

atribut-atribut yang ada (ditambah tingkat pengetahuan individu yang dapat mempengaruhi,

misalnya : kosa kata). Semakin banyak atribut yang hilang, semakin banyak kemungkinan yang dapat

dibentuk dari atribut yang tersisa. Proses ini dikenal dengan istilah proses pembentukan dalam

(5)

Psikologi Kognitif “ öshé “

LoNg-TeRM MeMorY (LTM)

Komponen ketiga yang terdapat dalam struktur memori adalah LTM. Perbedaan yang tampak

jelas antara STM dan LTM adalah bahwa STM merupakan memori yang digunakan untuk

menyimpan data atau info yang baru saja diterima atau dari kejadian yang baru terjadi. Sedangkan

LTM merupakan tempat penyimpanan data untuk kejadian yang telah terjadi jauh sebelumnya.

Kemudian STM merupakan memori yang prosesnya berlangsung cepat dan langsung, sedangkan

LTM lambat dan perlu usaha. Untuk dapat menyimpan data dalam LTM, dibutuhkan waktu dan

usaha.

LTM bisa jadi merupakan bagian paling penting dan paling kompleks dari struktur memori.

Selain itu jika SIS dan STM memiliki kapasitas yang sangat terbatas, LTM justru memiliki kapasitas

yang tidak terbatas. Segala bentuk kejadian yang dipelajari manusia termasuk kemampuan

berbahasa merupakan bagian dari LTM.

Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan mengenai LTM adalah pada proses

pemanggilan data kembali dari LTM atau yang dikenal dengan istilah retrieval. Karena sangat

banyaknya jumlah data yang masuk dalam LTM, menyebabkan manusia kesulitan untuk menemukan

kembali data yang telah disimpannya.

PENGUJIAN MEMORI LTM

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menguji ingatan dalam LTM, yaitu :

a. Metode Recall

♣ Dengan metode ini, individu diminta untuk memanggil item dari materi yang telah dipelajari, tanpa ada bantuan petunjuk, kecuali instruksi yang diberikan. Contohnya soal essay.

♣ Pada metode ini, individu mencari info yang ada dalam memorinya hingga menemukan konteks yang tepat untuk memberikan info yang sesuai dengan instruksi yang diberikan dan

kemudian memanggilnya kembali.

♣ Secara umum hasil yang diperoleh melalui metode ini kurang bagus dibandingkan dengan metode lain. Penyebabnya ada dua kemungkinan, yaitu :

 Pencarian memori tidak mencapai area yang sesuai

 Memori tidak cukup lengkap untuk mengarahkan individu dalam meregenerasi item

yang telah dipelajari.

b. Metode Recognition

♣ Pada metode ini, individu diminta untuk mencocokkan instruksi dengan data yang sudah tersimpan dalam memorinya. Contohnya soal-soal pilihan ganda.

PROSES INTEGRATIVE

Dalam usaha penyimpanan data ke dalam LTM, diperlukan suatu usaha untuk

mengintegrasikan informasi yang telah tersimpan dalam STM. Info yang masuk berupa data dibuat

berstruktur agar mudah dalam me-retrieve-nya kembali. Proses integrasi yang terjadi selama proses

(6)

Psikologi Kognitif “ öshé “

sedikit kesadaran yang menyertainya. Kadang kala proses tersebut membutuhkan usaha mental agar

proses elaborasi data dapat berlangsung dengan baik.

Untuk waktu yang singkat, mempelajari sebuah materi dapat dipertahankan dalam STM

dengan ‘recycling’ data melalui proses maintenance rehearsal. Namun maintenance rehearsal

sendiri tidak mampu mempertahankan data dengan baik. Karena itu diperlukan suatu usaha

integratif agar data dapat sepenuhnya dipertahankan.

Sistem memori manusia bekerja dengan baik saat kita mampu mengorganisasikan data yang

telahkita pelajari. Cara yang dapat ditempuh bisa melalui ‘accidental relationship’ antara item

dengan pengetahuan yang telah kita miliki sebelumnya. Melalui cara ini, akan terjadi “reconstructive

nature of memory”. Kemampuan kita untuk membentuk struktur hubungan yang logis antara materi yang kita pelajari dengan pengetahuan atau info yang telah kita ketahui sebelumnya.

Kedalaman pemrosesan juga dapat mempengaruhi proses retrieval. Dalam hal ini, waktu dan

pengulangan memegang peran penting. Info yang di-rehearse dalam waktu yang lama masih dapat

gagal di-retrieve ketika info lain yang diproses lebih cepat ternyata dapat di-retrieve dengan sukses.

Hal ini tergantung dari tingkat kedalaman pemrosesannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

lebih banyak usaha yang dicurahkan serta lebih dalam proses yang dilakukan untuk membentuk

asosiasi antara item dengan pengetahuan yang dimiliki individu, maka item tersebut akan sukses

untuk di-retrieve.

Cara yang digunakan agar dapat membantu dalam proses integratif ini adalah dengan

membentuk mental image. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa membentuk mental image

adalah cara yang efektif untuk mempelajari berbagai hal.

STRATEGI DALAM MENGINGAT

Berkaitan dengan proses retrieval data dari LTM, dikenal sebuah seni mengingat yang

dikenal dengan nama “MNEMONICS”. Ada tiga metode mnemonics yang biasa digunakan, yaitu :

a. Metode tempat (method of places)

b. Metode asosiasi

c. Metode kata kunci (key words)

Agar dapat berhasil dalam mengingat dengan metode mnemonics, ada hal-hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

1. Kerja terdiri dari perhatian, usaha dan keahlian.

2. Pemahaman : tahu apa yang coba dilakukan, coba untuk buat parafrase, tahu bagaimana

menghubungkan antara satu item dengan item lainnya.

3. Pengaturan :

 Bagi materi dalam bagian-bagian kecil

 Coba untuk mengkombinasikan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui

(7)

Psikologi Kognitif “ öshé “

 Pisahkan hal-hal yang sulit untuk diingat  Buat struktur

Referensi

Dokumen terkait