• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian Kutipan - Laporan bacaan 11 (Kelompok 8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A. Pengertian Kutipan - Laporan bacaan 11 (Kelompok 8)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Bacaan kelompok XI Jum’at, 20 Maret 2015

Teknik Mengutip, Jenis, dan Parafrase Kutipan

A. Pengertian Kutipan

(Widjono,2007:72) Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.

Skripsi, thesis, disterasi, dan makalah ilmiah lebih dari 10 halaman sebaiknya menggunakan catatan kaki.

B. Prinsip-prinsip Mengutip

Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.

b. Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa

penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita.

(2)

 Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.  Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.

Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis. (dari margin kiri sampai margin kanan)

C. Macam-macam Kutipan

Pada umumnya kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu 1. Kutipan langsung (direct quotation):

Kutipan langsung ini dibedakan bagi menjadi dua yaitu : a. Kutipan langsung pendek (short direct quotation), b. Kutipan langsung panjang (long direct quotation).

2. Kutipan tidak langsung (indirect quotation atau paraphrase); Kutipan tidak langsung ini juga dibedakan menjadi dua yaitu: a. Kutipan tidak langsung pendek (short indirect quotation), b. Kutipan tidak langsung panjang (long indirect quotation)

C.1. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah kutipan yang dilakukan persis seprti sumber aslinya, kata-katayang digunakan sama seperti bahan aslinya.Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk mengutip rumus atau model matematika,

b. Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan, surat perintahanggaran rumah tangga, tabel statistik dan sebagainya.

c. Untuk mengutip peribahasa, puisi, karya drama, dan kata-kata mutiara.

(3)

C.1.1 Kutipan langsung pendek

Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tigabaris ketikan. Kutipan yang demikian cukup dimasukkan dalam teks dengan memberikantanda petik diantara bahan yang dikutip.

Contoh :

Dalam memperkirakan distribusi pendapatan usaha tani akan digunakan pendekatanakuntansi, yakni "menghitung distribusi pendapatan usaha tani di antara para penerimapendapatan dan di antara faktor-faktor produksi." 1)

1) C.G. Ranade and R.W. Herdt,"Shares of Farm Eamings from Rice Production, "ii Economic Consequences of the New Rice Technology (Los Banos, Philipgines:International Rice Research Institute, 197 8),p. 8 8.

C.1.2 Kutipan langsung panjang

Kutipan langsung panjang adalah kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga barisketikan. Kutipan semacam ini tidak dimasukkan dalam teks. Kutipan tersebut diberi tempattersendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri. Kutipan langsung panjang ini diketik dengan satu spasi. Lebar jorokan ke dalam dari kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru. Sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dimulai sesudahempat ketukan huruf dari garis tepi kiri. Bahan kutipan langsung panjang tidak ditulis diantara tanda petik.

Contoh:

(4)

2) R. W Herdt,"costs and Returns for Rice Production," in Economic Consequences of the New Rice Technology (Los Banos: International Rices ResearchInstitute,1978),PP.64-65.

Penempatan kutipan langsung panjang dalam skripsi disarankan tidak melebihisetengah halaman. Usahakanlah dan pilihlah kutipan langsung panjang yang cukup pendek. Apabila terpaksa terdapat kutipan langsung Panjang yang melebihisatu halaman diseyogyakan untuk dimasukkan dalam bagian lampiran.

C.2. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya.Kutipan ini merupakan suatu petikan. Pokok - pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan yang disusun menurut jalan pikiran dan dinyatakan dalam Bahasa pengutip sendiri. Kutipan tidak langsung tidak dituliskan di antara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Ketentuan ini berlaku baik untuk kutipan tidak langsung pendek maupun kutipan-kutipan tidak langsung panjang.

Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari satu alinea atau kurang. Apabila lebih dari satu alinea dianggap sebagai kutipan tidak langsung panjang. Beberapa petunjuk dalam membuat kutipan tidak langsung pendek:

a. Jangan memasukkan pendapat sendiri ke dalam kutipan tidak langsung. Satualinea sepenuhnya disediakan untuk kutipan tidak langsung.

b. Kutipan tidak langsung dalam alinea itu hanya berasal dari satu sumber.

c. Apabila suatu bahan yang diambil dari dua sumber atau lebih berisi pokok-pokok pikiran yang sama, maka pernyataan tersebut tidak perlu dicantumkan dalamalinea sendiri-sendiri dengan footnote masing-masing, tetapi cukup diparaphrasekan dalam satu alinea saja dan kemudian disebutkan sumbemya.

(5)

Kutipan langsung ditulis dengan diberi tanda petik ("..."), jika pendek (satu - lima baris) ditulis dobel spasi, terintegrasi dalam kalimat yang dibuat penulis.

Contoh 11:

Salah Satu dimensi kehidupan afektif emosional adalah kemampuan memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “… a relationship that nourishes us as we give, and enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cole, 1953: 832).

Kutipan langsung panjang (lebih dari lima baris) ditulis pada tempat tersendiri dengan spasi tunggal, tidak diberi tanda petik (“...”), dan penulisan pada baris pertama disesuaikan dengan jumlah ketukan pada penulisan alinea baru (5-7 ketukan) (Keraf, 1984:183)

Contoh 12:

R.C. Kwant berpendapat tentang hubungan antara kritik dan demokrasi sebagai berikut.

Demokrasi itu tidak mungkin kalau tanpa kritik. Tetapi rakyat itu tentu dihimpun oleh pemimpin. Bagaimana yang dipimpin itu dapat bisa memimpin diri sendiri? Itu bisa karena rakyat

mengontrol orang-orang yang mereka pimpin, habislah demokrasinya. Pada hal kritik adalah sebagian integral daripada kontrol. Maka krisis termasuk dalam hakikat demokrasi (Kwant, 1995: 70).

D.2. Pada Kutipan Tidak Langsung D.2.1. Parafrase (Paraphrasing)

(6)

identitas sumber yang dirujuk. Parafrase diperoleh penulis dengan mengambil inti/pokok pikirannya saja, redaksi kalimat dibuat sendiri oleh pengutip. Cara penulisannya adalah: kutipan disatukan (diintegrasikan) dengan kalimat penulis, tidak diberi tanda petik (“...”).

Contoh:

Sejarah wacana keadilan gender (baca: feminisme) di Mesir sebenarnya telah bergema sejak awal abad XX. Ironisnya, wacana tersebut kelihatannya hanya berjalan di tempat. Perempuan Mesir pada umumnya, terutama di tingkat masyarakat bawah, masih mengalami ketidakadilan atau bahkan penindasan. Sejauh ini masih belum ada tanda-tanda yang memperlihatkan

perubahan yang signifikan dalam relasi sosial antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Polarisasi ekstrim elemen sosial ke dalam dua kutub berdasarkan seks (jenis kelamin) masih terjadi. Meminjam istilah Simone de Beauvoir, perempuan masih diposisikan sebagai the second sex atau being for others (ada untuk orang lain) (Siswanti, 2003: 21).

Paragraf di atas dapat dibuat menjadi parafrase sebagai berikut:

Perempuan di Mesir hingga sekarang masih mengalami ketidakadilan gender bahkan penindasan meskipun wacana keadilan gender telah berkembang sejak satu abad terakhir. Relasi sosial laki-laki dan perempuan masih seperti dua kutub yang berjauhan. Perempuan masih dipandang sebagai makhluk kelas dua (the second sex) atau eksistensinya sekedar menjadi pelengkap bagi laki-laki (being for others) (Siswanti, 2003: 21).

Perhatikan contoh parafrase yang kurang benar dari kutipan di atas berikut ini:

(7)

D.2.2. Pengikhtisaran (Summarizing)

Adapun pengikhtisaran (summarizing) adalah teknik perujukan dengan menyarikan atau mengikhtisarkan (membuat ikhtisar) atas kutipan dari suatu sumber. Seperti halnya, parafrase, pernyataan-pernyataan yang gagasan utamanya diperoleh melalui summarizing perlu dilengkapi pula dengan identitas sumber yang dirujuk (nama penulis, tahun terbit, dan halaman. Sedikit berbeda dengan parafrase, summarizing merupakan bentuk ikhtisar yang lebih ringkas, padat, juga dengan menggunakan redaksi bahasa penulis sendiri. Summarizing bermanfaat sekali ketika penulis ingin mengambil esensi atau substansi semacam abstrak dari kutipan yang mungkin panjang, misalnya satu halaman atau lebih.

Contoh:

Karakteristik pluralitas Indonesia adalah kompleksitasnya di dalam hal etnik dan agama. Di Indonesia terdapat tidak hanya puluhan etnis, melainkan ratusan etnis dengan bahasa dan

budayanya masing-masing yang satu dengan lainnya berbeda. Selain itu, berbagai etnik itu pada umumnya menganut agama masing-masing yang satu dengan lainnya berbeda, meskipun secara yuridis formal Indonesia menetapkan adanya agama-agama tertentu yang diakui negara yakni: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Dengan demikian semboyan Bhinneka Tunggal Ika terasa pas dengan kondisi bangsa Indonesia yang memang pluralistik.

(8)

harus menderita karenanya. Kasus kerusuhan Jakarta (2005), Solo (1998), Bali (1999), Ambon, Maluku Utara (1999/ 2000; 2003/ 2004), Mataram (2000), massal disertai tindak kekerasan kolektif (anarkisme) muncul. Akibatnya, rakyat yang tidak berdosa harus menderita karenanya. Kasus kerusuhan Jakarta (2005), Solo (1998), Bali (1999), Ambon, Maluku Utara (1999/ 2000; 2003/ 2004), Mataram (2000), Kalimantan (2003) dan Poso (2003-2006) adalah contoh aktual. Sekaligus mengindikasikan betapa kekerasan sosial akhir-akhir ini begitu fenomenal melanda masyarakat kita, yang dulu dikenal religius dan berbudaya santun: halus budi bahasanya, berbudi pekerti luhur, dan ramah-tamah. Sayang sekali, karakteristik bangsa Indonesia yang bagus itu kini tinggal 'kenangan indah'.

Identitas "bangsa religius dan berbudaya santun" itu telah terkoyak dan ternodai oleh berbagai tindak kekerasan sosial di berbagai daerah. Semoga situasi di Ambon yang sudah cukup kondusif dapat terus berlangsung, setelah lama dilanda konflik antara komunitas Kristen dengan

komunitas Islam. Namun, bukan tidak mungkin di dalamnya masih tersimpan bara yang dapat menyala sewaktu-waktu. Kondisi demikian tentu saja menimbulkan keresahan dan kegelisahan di kalangan masyarakat Indonesia yang sedang berjuang mengatasi kesulitan hidup akibat krisis ekonomi sejak 1997 dan mengatasi berbagai musibah di tanah air.

Kutipan orisinal dari sebuah sumber tersebut dapat dibuat ikhtisarnya (summarizing) menjadi sebagai berikut:

Pluralitas bangsa Indonesia baik dari segi etik, agama, bahasa, dan budayanya merupakan sebuah keniscayaan. Dengan kata lain multikulturalisme merupakan sebuah faktan yang tidak

(9)

Parafrase

Parafrase merupakan salah satu cara meminjam gagasan/ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat. Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.” Dengan kata lain pengutipan yang dilakukan dalam parafrase merupakan kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama. Selain membuat gagasan tersebut lebih mudah untuk dimengerti, parafrase dapat juga digunakan untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.

Menurut OWL purdue, parafrase didefinisikan sebagai berikut: 1) kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru, 2) merupakan cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang lain, 3) sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan. Parafrase merupakan sebuah keahlian yang sangat berharga karena:

1. parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.

2. Parafrase membantu penulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang terlalu sering.

3. Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah prafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks sumber yang akan ia sadur.

Setiap penulis memiliki dan mengembangkan tekniknya sendiri untuk mengembangkan keahlliannya dalam melakukan parafrase. Teknik tersebut bersifat unik. Bagi penulis pemula, ia perlu belajar mengembangkan keahlian membuat parafrase. Jika kalian belum terbiasa melakukan parafrase, berikut ini adalah 6 langkah efektif dalam melakukan parafrase seperti yang diberikan oleh panduan OWL Purdue:

1. bacalah kembali teks sumber sampai kalian memahami benar isi teks tersebut

(10)

3. Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase kalian tadi untuk mengingatkan kalian kembali pada cara kalian memahami naskah asli tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan subjek atau tema parafrase kalian.

4. Bandingkan tulisan parafrase kalian tadi dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase tersebut.

5. Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang kalian pinjam dari naskah asli, dan yang kalian ambil sama pesis dengan naskah asli.

6. Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan kalian sehingga ini mempermudah kalian untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi, bila kalian bermaksud mengambil parafrase tersebut

Jika kalian masih memiliki kesulitan dalam melakukan parafrase, maka mulailah berlatih dari tingkatan yang termudah terlebih dahulu, yakni membuat parafrase pada taraf kalimat. Jika kalian telah cukup mahir dalam melakukan parafrase kalimat, maka buatlah parafrase untuk sebuah paragraf. Berikut ini adalah contoh parafrase untuk tingkat kalimat terlebih dahulu: Contoh 1:

kalimat asli : Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.

Parafrase : Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati, 2000, hlm 55).

Referensi

Dokumen terkait