Modul 5
Penilaian dan
Manajemen Pasien
Dengan Ketergantungan
NAPZA
Tujuan
Tujuan Umum
Pada akhir sesi, peserta latih memahami berbagai instrumen untuk
penilaian/assessment pasien dengan ketergantungan Napza
Tujuan Khusus
• Peserta latih mampu menilai keadaan klinis & masalah terkait
penggunaan Zat.
• Peserta latih mengetahui & memahami berbagai instrumen
pemeriksaan pengguna Napza: ASSIST, ,AUDIT, ASI lite
Kriteria Adiksi
Tujuan Penilaian
Tingkatan Pemakaian
Penilaian/Asesmen
Pecandu
Modalitas terapi
Adiksi pada Napza
Sifat penyakit yang kronis kambuhan
Merupakan Brain Disease
Adanya “Addict Personality”
Dukungan yang minimal
Tahapan proses pemulihan yang panjang
Komplikasi fisik maupun psikologis akibat penggunaan Napza akan
menjadi pertimbangan dalam penentuan modalitas terapi yang tepat
Kriteria Adiksi
Adanya toleransi
Adanya gejala putus zat
Penggunaan meningkat baik jumlah maupun lamanya
Keinginan untuk menggunakan secara terus-menerus
Menghabiskan waktu yang cukup signifikan untuk penggunaan
zat
Dampak negatif yang bermakna dalam bidang sosial,
pekerjaan, atau aktivitas rekreasional
Perorangan
Usia pengalaman pria atau wanita
ukuran tubuh suasana hati kepribadian Apa yang diharapkan
Asupan makanan
Napza
Substansi Jumlah
Selama berapa lama Substansi lain Di acara apa Pengawasan Waktu dalam hari/minggu Apa yg selanjutnya akan
dilakukan
Kontinuum Penggunaan
Napza
Sumber: Burrows D, Bijl M, Trautmann F and Sarankov Y. 1999
Training Manual on HIV/AIDS prevention among injecting drug users in the Russian Federation. Medecins Sans Frontieres – Holland, Russian Federation. Moscow
Coba-coba
Reguler Tergantung
Tak pernah pakai/ Abstinen
Bersenang-senang
Kebiasaan
Berbahay a/
Mekanisme Kerja Endorphin di Otak
dalam keadaan Normal
Endorphin (endogen morfin)
1 2
Reseptor Opiat
Mekanisme Kerja Opiat di Otak pada
Pengguna
Nalokson
Endorphin (endogen
morfin)
1 2
Reseptor Opiat
CRAVING = SUGES(TI)
Internal Craving
= endorphin
EXTERNAl CRAVING
Lebih lama 2 th ( ? )
Pemahaman pada
Penyalahguna Napza
Penggunaan zat yang terus bertambah
Denial : penyangkalan penggunaan zatnya
Proyeksi : menyalahkan orang lain di lingkungannya
Rigidity : ketidak mampuan untuk mengelola dirinya sesuai
kebutuhan
Kemarahan : individu memperlihatkan permusuhan dan
Perilaku dan Pola pikir
Adiksi
manipulatif : dapat digambarkan secara superfsial
sebagai daya tarik
Perfeksionis
Banyak mengobral janji
Superioritas : dilakukan untuk melawan ketidakmampuan
dan ketakutannya
Grandiosity : pikiran yang tidak realistik Ketidakmampuan bertanggung jawab Self-pity : selalu merasa sebagai korban Perilaku seksual yang tidak sesuai
Penarikan diri secara sosial dan emosional
Ciri emosi dan Perilaku
EMOSI
:
•
sensitif, cepat bosan, emosi naik turun
•
malas, sering lupa pd tanggung jawab
PERILAKU
:
•
sikap membangkang, kasar, memukul
•
sering mengantuk, kurang perhatian
•
sering bertemu orang asing, pulang telat
•
meninggalkan aktivitas yang biasa
Ciri-ciri fsik yang sering
didapat
Berat badan menurun, muka pucat
Mata merah, cekung, mata/hidung berair
Jejas suntikan (
needle track)
, bekas luka sayatan
Sembelit/sakit perut, sering sakit kepala
Jantung berdebar, keringat berlebihan
Bila telah terinfeksi penyakit maka akan timbul
gejala-gejala sesuai etiologi penyakitnya
(contoh : batuk-batuk disertai penurunan berat
badan pada infeksi TB atau ikterus pada infeksi
hepatitis C akut)
Prinsip terapi dan
layanan
Program Multidisiplin sesuai kebutuhan klien
Proses detoksifkasi yang nyaman
Asesmen berulang
Layanan psikososial untuk program pemulihan
(konseling, terapi kelompok, sesi re-edukatif)
Kegiatan kelompok bantu diri (
self help group)
Layanan psikososial keluarga untuk meningkatkan
kualitas hidup
Tersedia pelatihan vokasional yang sesuai budaya
Berjejaring dengan organisasi di masyarakat
Penegakan diagnosis
dan Proses Terapi
Identifkasi dan intervensi awal (anamnesa, pemeriksaan fsik,
neurologis, psikologis, psikiatrik dan riwayat penggunaan zat)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang lain sesuai kebutuhan
Detoksifkasi dan penatalaksanaan komorbiditas masalah medis
maupun psikiatri
Manajemen psikososial untuk ketergantungan Napza
Program terapi untuk keluarga
Penambahan program lain seperti after care atau rehabilitasi
vokasional
Penatalaksanaan pada kekambuhan
Dokumentasi dan evaluasi hasil terapi
Tujuan Penilaian
Mengidentifikasi secara jelas dan akurat gambaran klinis individu
dengan adiksi
Menginisiasi interaksi dan dialog terapeutik
Meningkatkan kesadaran individu terhadap gambaran
masalah-masalah yang terjadi
Memberikan umpan balik yang obyektif
Menegakan diagnosis
Melakukan kolaborasi dalam terapi yang sesuai dengan maksud dan
tujuan
Mendorong perubahan yang positif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
:
Gangguan klinis/kondisi lain yang
menjadi pusat perhatian klinis
Aksis II
:
Gangguan kepribadian
Retardasi mental
Aksis III
:
Kondisi medis umum
Aksis IV
:
Masalah psikososial & lingkungan
Aksis V
:
Asesmen fungsi secara global
Instrumen Skrining dan
Asesmen
ASSIST (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement
Screening Test )
CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, Eye opener)
TWEAK (Tolerance, Worried, Eye opener, America, Cut down)
DAST (Drug Abuse Screening Test )
CRAFFT (Car driven, Relax, Alone, Forget, Family and Friends,
Skrinin
-Sudah divalidasi dalam berbagai budaya dan bahasa termasuk di Indonesia
8 Tingkat bahaya penggunaan, dampak buruk, atau ketergantungan penggunaan NAPZA (termasuk NAPZA suntik)
Puskesmas Wawancara
CAGE Dewasa dan remaja >16 tahun 4 -Tingkat bahaya minum alkohol
-Menanyakan kebutuhan untuk berhenti minum alkohol, tanda dan gejala ketergantungan serta masalah yang timbul terkait dengan minum alkohol
Puskesmas Wawancara dan mengisi sendiri
TWEAK Wanita Hamil 5 -Risiko minum alkohol saat hamil. Berdasar instrumen CAGE.
-Menanyakan ttg banyaknya minum alkohol dan toleransinya, ketergantungan alkohol serta masalah yang ditimbulkan
Puskesmas, Organisasi wanita dan lain-lain.
-Dewasa dan dewasa muda -sudah divalidasi oleh berbagai bangsa dan budaya
10 Identifkasi masalah penggunaan dan ketergantungan alkohol. Dapat digunakan sebagai pra skrining untuk identifkasi skrining penuh dan intervensi singkat.
Dewasa 10 Untuk mengidentifkasi masalah penggunaan NAPZA pada tahun sebelumnya
Berbagai
Dewasa muda 6 Untuk identifkasi penggunaan alkohol dan NAPZA, perilaku berisiko dan konsekuensi penggunaan
Berbagai tatanan
Wawancara
Hasil Penilaian
Asesmen (ASI)
Level 0 :
Abstinensia
Level 1 :
Penggunaan sosial
Penggunaan yang sesekali/sosial, masalah belum ada
Level 2
: Penggunaan sosial/masalah awal ketergantungan
Hasil Penilaian
Asesmen (ASI)
lanjutan Level 3 : Masalah penggunaan berat/ketergantungan awal
Penggunaan zat sudah mulai menimbulkan masalah fisik seperti gejala putus zat
Level 4 : Ketergantungan zat/Adiksi
Masalah yang akibat penggunaan zat sangat kompleks meliputi aspek ; medis, psikologis dan sosial dividu sama sekali tidak menggunakan zat psikoaktif
Managemen Terapi dan
Rehabilitasi
Tidak ada satu jenis terapi dan rehabilitasi yang cocok
untuk setiap individu. Terapi dan rehabilitasi harus
sesuai dengan kebutuhan individu
Kebutuhan terapi dan rehabilitasi harus siap tersedia
Waktu perawatan yang adekuat menjadi salah satu
isu kritis efektivitas terapi
Terapi dan rehabilitasi tidak selalu harus sukarela
agar bisa efektif
Detoksifkasi medis hanya merupakan satu langkah
Kondisi dual diagnosis dan penyakit fsik harus
Managemen Terapi dan Rehabilitasi
Konseling (individual/kelompok/keluarga) dan terapi perilaku
adalah komponen kritis dari terapi yang efektif untuk pengguna Napza dengan ketergantungan
Terapi individual dan rencana pelayanan harus dinilai ulang
secara kontinyu dan dimodifkasi sesuai kebutuhan klien
Kemungkinan tetap menggunakan zat selama pengobatan harus
dimonitor secara terus menerus berkesinambungan
Program terapi harus termasuk penilaian untuk HIV, Hepatitis B
atau C dan TBC. Diberikan konseling untuk mengubah
perilakunya terhadap penyakit tersebut serta faktor risikonya
Akses Layanan
Layanan Rawat Jalan :
1. detoksifkasi rawat jalan (PKM/RS)
2. Program terapi Rumatan ( methadone, burphrenorpine) 3. Model Tradisional
Layanan Rawat Inap :
1. Detoksifkasi , rehabilitasi, dan perawatan fsik dan mental di Sarana
Kesehatan
2. Perawatan yang diselenggarakan oleh masyarakat 3. Rehabilitasi jangka pendek
4. Rehabilitasi jangka panjang
5. Rumah singgah (halfway house)
Referensi dasar yang dapat
digunakan
Treatment model and approaches (pendekatan model terapi dan
rehabilitasi)
Twelve core Functions (12 fungsi inti)
Programme Component (komponen program)
Phasing system (system tahapan )
Stage of treatment and Expected outcomes (tahapan terapi dan
rehabiltasi dan hasil yang diharapkan)
Other Services ( system penunjang lain)
Model Terapi dan Rehabilitasi
1. Therapeutic Community : pendekatan perilaku
2. Model Medik : pendekatan biologi, genetik dan fsiologi
(Farmakoterapi)
3. Model Minnesota :Fokus pada kondisi abstinen
4. Model Elektik : Komponen spritual dan kognitif (12
langkah)
5. Multi-Disciplinary Model : komprehensif dengan menyertakan keluarga dan pendekatan disiplin lain
6. Model Tradisional : program jangka pendek dengan
komponen medis, pengobatan alternatif, ritual dan kepercayaan/budaya lokal yang dipahami
Tempat tinggal&tran sportasi
Komponen Inti untuk
Layanan Komprehensif
TERAPI DAN REHABILITASI
DASAR
Penilaian Awal
Komponen Program
Klinis/medis Gizi
HIV-STD Spiritual
Legal aspek Vocational
Layanan keluarga
Relaps preventions (pencegahan kekambuhan) After care
Konseling
Pelatihan life skill (kemampuan bertahan hidup) Informasi dan edukasi
Twelve core functions
( 12 fungsi Inti )
1. Skrining 2. Intake 3. Orientasi 4. Penilaian
5. Rencana terapi dan rehabilitasi 6. Konseling
7. Management kasus 8. Intervensi krisis 9. Rujukan
10. Edukasi bagi klien
11. Catatan dan pelaporan
Sistem tahapan dalam
Terapi dan Rehabilitasi
Merupakan sebuah sistem untuk klasifkasi klien
Sistem ini didasarkan dan terkait pada kemajuan klien
Sistem ini tertanam pada jenis tugas atau tanggung jawab
yang diberikan kepada klien pada periode perawatan
Sitem ini juga tercermin dalam jumlah dan hak yang
dinikmati oleh klien
Kemajuannya dipetakan sepanjang continuum dari tahap
ketergantungan penuh sampai bebas sepenuhnya