• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Mengenal Mikroprosesor Ziloc 80 (Z-80)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi Mengenal Mikroprosesor Ziloc 80 (Z-80)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT

SISTEM MIKROPROSESOR

Materi

Mengenal Mikroprosesor Ziloc 80 (Z-80)

SIGIT PRIYAMBODO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Pengantar... 1

1.2 Teknologi Mikroprosesor... 2

BAB II SISTEM MIKROPROSESOR... 4

2.1 Mikroprosesor ... 4

2.1.1 Bus Data... 5

2.1.2 Bus Alamat ... 9

2.1.3 Bus Kontrol... 12

2.2 Memori... 15

2.3 Mikroprosesor dalam Organisasi Komputer ... 16

2.4 Bahasa Mesin Mikroprosesor ... 18

2.4.1 Pembuatan Program Bahasa Mesin ... 18

2.4.2 Register-register... 22

2.4.3 Cara Pengalamatan ... 23

2.4.4 Operasi Penumpukan (stack) ... 24

2.4.5 Sub Routine ... 25

BAB III MIKROPROSESOR Z-80... 28

3.1 Sistem Minimal Mikroprosesor ... 28

(3)

3.1.2 Register pada Z-80 ... 32

3.2 PIO Z-80 ( Pararel Input-Output Z-80 )... 40

3.2.1 Diagram Port Logic ... 41

3.2.2 Penyusunan Interrupt control ... 43

3.2.3 Susunan Pin dari PIO Z-80... 43

3.2.4 Fungsi Pin dari PIO Z-80 ... 44

3.2.5 Pemprograman PIO Z-80 ... 49

3.3 Sistem Memori... 51

3.3.1 EPROM 2716 ... 51

3.3.2 RAM ( Random Acces Memory ) ... 53

3.4 Rangkaian Address Decoder... 54

BAB IV PERANCANGAN PROGRAM MIKROKOMPUTER Z-80 DENGAN PENAMPIL MPF-1... 55

4.1 Spesifikasi MPF-1... 55

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras ... 55

4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 57

4.2 Gambaran Umum MPF-1 ... 59

4.2.1 Fungsi Program Monitor ... 59

4.2.2 Notasi dan Penampil Program Monitor ... 60

4.2.3 Pesan Kesalahan ... 62

4.2.4 Alamat RAM ... 62

(4)

4.3.1 Inisialisasi Sistem MPF-1... 63

4.3.2 Melihat dan Merubah Isi Memori... 63

4.3.2.1 Melihat Isi Memori ... 63

4.3.2.2 Merubah Isi Memori ... 64

4.3.3 Melihat dan Merubah Isi Register ... 69

4.3.3.1 Melihat Isi Memori ... 69

4.3.3.2 Merubah Isi Register ... 71

4.4 Dasar Perancangan Program Mikrokomputer ... 71

4.4.1 Analisa Masalah ... 72

4.4.2 Flowchart... 74

4.4.3 Perancangan Program... 75

4.4.4 Penulisan Program ... 76

4.4.5 Program Assembly ... 79

4.4.6 Memanggil Program... 80

4.4.7 Pelaksanaan Program ... 81

4.5 Instruksi Cabang dan Program Loop ... 81

4.5.1 Program Counter ... 81

4.5.2 Instruksi Cabang... 82

4.5.3 Kondisi Instruksi Cabang... 82

4.5.4 Program Loop... 83

BAB V PENERAPAN MIKROPROSESOR Z-80 SEBAGAI PENYIMPAN DAN PEMANGGIL PROGRAM PADA PITA MAGNETIK... 86

5.1 Penyimpan dan Pemanggil Program pada Pita Magnetik... 86

(5)

5.2.1 Memasukkan Program... 87

5.2.2 Menjalankan Program ... 87

5.2.3 Merekam Program ... 87

5.2.4 Memanggil Program... 87

5.3 Pembuatan Program Utama ... 87

5.3.1 Nada Telepon ... 88

5.3.1.1 Diagram Alir ... 88

5.3.1.2 Program Utama... 89

5.3.2 Display HELPUS (tidak berkedip)... 91

5.3.2.1 Listing Program ... 91

5.3.3 Display HELPUS (berkedip)... 92

5.3.3.1 Listing Program ... 92

5.3.4 Organ Mikrokomputer... 94

5.3.4.1 Flowchart... 94

5.3.4.2 Listing Program ... 95

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mikroprosesor ideal... 5

Gambar 2.2 Mikroprosesor 8-bit ... 6

Gambar 2.3 Suatu bus data dari mikroprosesor 8-bit ... 7

Gambar 2.4 Bus alamat ... 10

Gambar 2.5 Ruang memori mikroprosesor dengan bus alamat 16-bit ... 11

Gambar 2.6 DMA oleh suatu alat luar ... 13

Gambar 2.7 Suatu saluran alamat dan saluran bus data dua arah ... 13

Gambar 2.8 Mikroprosesor umum (generaziled) ... 14

Gambar 2.9 Diagram operasi program ... 21

Gambar 3.1 Konfigurasi PIN Z-80 CPU ... 29

Gambar 3.2 Diagram blok port logic dari PIO Z-80 ... 41

Gambar 3.3 Diagram kelompok pin pada Z-80... 44

Gambar 3.4 Susunan pin-pin dari EPROM 2716 ... 52

Gambar 3.5 Diagram blok EPROM 2716 ... 52

Gambar 3.6 Susunan pin-pin dari RAM 6116... 54

Gambar 4.1 Susunan perangkat keras MPF-1 ... 56

Gambar 4.2 Nomor tampilan (display)... 62

Gambar 4.3 Tampilan setelah menekan tombol ADDR... 63

Gambar 4.4 Tampilan setelah menekan tombol 1800 ... 64

Gambar 4.5 Tampilan merubah isi memori... 65

(7)

Gambar 4.7 Tampilan merubah isi register ... 71

Gambar 4.8 Urutan analisa perancangan program ... 74

Gambar 4.9 Simbol-simbol dalam flowchart ... 75

Gambar 5.1 Flowchart nada telepon... 88

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka oktal ... 8

Tabel 2.2 Angka heksadesimal... 9

Tabel 2.3 Pelaksanaan dari instruksi panggil ... 27

Tabel 3.1 Konfigurasi register Z-80 ... 32

Tabel 3.2 Format program status word (register bendera) ... 33

Tabel 3.3 Arti bit-bit dari program status ... 34

Tabel 3.4 Format kata set mode ... 49

Tabel 3.5 Format kata pemilihan register I/O ... 50

Tabel 3.6 Mode kerja dari EPROM 2716... 53

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 PENGANTAR

Perkembangan teknologi elektronika dewasa ini mengalami peningkatan

yang sangat pesat. Perkembangan ini cenderung mengarah pada peningkatan

optimalisasi kecepatan kerja dan minimalisasi. Artinya peralatan dan komponen

elektronika diupayakan menggunakan materi dan ukuran yang semakin kecil

tetapi mempunyai kemampuan kecepatan maupun kerja yang lebih tinggi. Dapat

dilihat dewasa ini banyak terdapat produk rangkaian terintegrasi yang lebih

dikenal dengan nama IC ( integrated circuit). Hanya dengan satu serpih rangkaian

IC saja sudah dapat menggantikan fungsi umum dari beberapa rangkaian yang

rumit dan kompleks. Misalnya dalam bidang komputer, komponen mikro

komputer yang dapat melakukan pengolahan data yang meliputi operasi-operasi

aritmatika dan logika dalam satu serpih secara internal, dewasa ini sangat mudah

diperoleh salah satunya adalah mikroprosesor Z-80. Mikroprosesor ini relatif

murah yang beredar di pasaran jika dibandingkan dengan jenis mikroprosesor

lainnya.

Salah satu dampak positif dari perkembangan teknologi elektronika

dibidang rangkaian terintegrasi, adalah menuntut para peneliti dibidang

elektronika untuk terus berkarya dan mengembangkan ide-idenya untuk dapat

menemukan peralatan-peralatan elektronika yang semakin canggih. Hal ini sangat

(10)

elektronika hanya dengan menghubungkan rangkaian IC, tanpa mengetahui sistem

perkawatan yang ada dalam blok-bloknya.

Komponen mikroelektronika yang dibuat dengan bantuan komputer dan

selanjutnya komponen tersebut digunakan untuk membuat komputer dengan

kemampuan yang lebih canggih. Kecendrungan itu juga didukung dengan

kretivitas para peneliti dibidang elektronika yang demikian tinggi. Disamping

tuntutan masyarakat konsumen yang menginginkan semua serba otomatis dan

praktis. Perkembangan dan penerapan teknologi elektronika khususnya, mau tidak

mau akan mewarnai segala bidang kehidupan. Mula-mula dari hal-hal yang sangat

sederhana sampai kepada hal-hal yang lebih rumit dan kompleks, yang tidak

mungkin dilakukan oleh manusia.

1.2 TEKNOLOGI MIKROPROSESOR

Dalam perkembangan teknologi mikroprosesor ini menduduki tempat

yang sangat dibutuhkan oleh manusia modern. Alat elektronika modern hampir

semua menggunakan chip ini, apalagi di jaman informasi bebas seperti sekarang

ini kebutuhan akan mikro chip sangat berguna sekali baik dalam penggunaannya

yang sangat efiseien, bentuknya yang mudah dibawa, atau yang mudah

pengorperasiannya. Perancangan sistem elektronika ini ditetapkan dalam berbagai

aplikasi. Mikroprosesor telah banyak digunakan dalam kalkulator saku,

instrumen-instrumen laboratorium, barang-barang konsumer, sistem pengendali

terbang dari pesawat terbang, sistem komputer perusahaan, dll. Ke semua itu

dudukung oleh teknologi yang bernama mikrokomputer dengan mikro chip yang

(11)

Data program yang telah kita tuliskan dalam mikroprosesor akan hilang

jika catu daya yang ada pada mikroprosesor mati, dan pemprogram harus

memasukkan data program lagi agar mikroprosesor dapat bekerja lagi sesuai

dengan yang diinginkan. Mungkin ini merupakan suatu kejadian yang kurang

nyaman dan tentunya memerlukan suatu solusi untuk mengatasinya, agar data

yang telah di-program tidak perlu lagi dimasukkan dalam mikroprosesor jika

tiba-tiba catu daya mati. Fenomena seperti ini tentunya memerlukan suatu pemecahan

yang tepat, penggunaan pita magnetik untuk memanggil dan menyimpan data

merupakan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan seperti di atas, dimana

(12)

BAB II

SISTEM MIKROPROSESOR

2.1 Mikroprosesor

Dalam beberapa tipe mikroprosesor yang ada selama ini, banyak memiliki

ciri yang sama. Perkembangan desainnya mendekati pada CPU dalam satu chip

yang ideal dan lengkap, komputer yang demikian terdiri dari beberapa rangkaian

yang terpadu yang disebut dengan IC. IC ini dapat melakukan penyimpanan

program dan dirancang pula untuk melakukan perantaraan (interface) dengan

mudah pada alat-alat yang ada diluar.

Dalam pembuatannya mikroprosesor mempunyai batasan kualitas ideal

seperti pada gambar 2.1, suatu mikroprosesor mempunyai N saluran masukan dan

keluaran. Karena mikroprosesor merupakan piranti digital maka hanya ada dua

tingkatan tegangan yang dipasang pada salurana masukan dan juga akan muncul

dua tingkatan tegangan pada keluaran. Kedua tegangan tersebut dinamakan

dengan logika Nol dan logika Satu (bilangan bit).

Sinyal-sinyal pada saluran masukan adalah data masukan ke

mikroprosesor, data-data tersebut dapat berasal dari saklar, sensor, papan tombol,

atau peralatan lainnya. Didalam mikroprosesor yang ideal disimpan program

mikroprosesor program tersebut adalah suatu kumpulan dari serangkaian perintah

berurutan yang menentukan bagaimana program masukan diproses dan informasi

(13)

Maka secara konseptual mikroprosesor adalah suatu alat digital yang

menerima data dari sejumlah saluran masukan, memproses atau menurut

ketentuan-ketentuan program yang disimpan dan menghasilkan sebuah sinyal

keluaran sebagai akibat dari pemprosesan data tersebut. Tingkatan-tingkatan

logika pada saluran keluaran mikroprosesor ditentukan oleh dua faktor :

1. Data yang lengkap dari sinyal masukan ke mikroprosesor.

2. Program mikroprosesor yang disimpan.

N 4 3 2 1

M 4 3 2 1

Gambar 2.1. Mikroprosesor Ideal

Kunci dari keserbagunaan dari mikroprosesor adalah bahwa bagi

perangkat keras (hardware) yang sama atau yang sangat mirip, program-program

dapat didesain untuk sejumlah besar pemakaian yang berbeda.

2.1.1 Bus Data

Mikroprosesor-mikroprosor yang riil tidak mampu mendapatkan

kemewahan dari N saluran masukan dan M saluran keluaraan dengan bilangan –

bilangan N dan M yang sangat besar, untuk kebanyakan mikroprosesor , N sama

dengan M. Bilangan ini didefinisikan sebagai lebar jejak data atau ukuran kata

(14)

(word size) dari mikroprosesor yang bersangkutan. Satu parameter yang paling

lazim digunakan dalam klasifikasi mikroprosesor adalah lebar jejak data.

Saluran-saluran digunakan untuk mengangkut data dari mikroprosesor dan ke

mikoprosesor secara kolektif disebut bus data. Gambar 2.2. memperlihatkan suatu

mikroprosesor yang mempunyai lebar jarak data 8-bit (yaitu M = N = 8).

Mikroprosesor ini hanya beroperasi pada data 8-bit, satu kata data dari 8-bit

didefinisikan sebagai satu byte. Dalam hal mikroprosesor 8-bit yang diperlihatkan

pada gambar 2.3, kata data tersebut dibangun oleh 8 angka biner D0sampai D7. D0

disebut bit yang paling tidak berarti (Least Signification Bit disingkat LSB).

7 6 5 4 3 2 1 0

7 6 5 4 3 2 1 0

(15)

1

Gambar 2.3. Suatu Bus Data dari Mikroprosesor 8-bit

D7 disebut bit yang paling berarti (Most Signifacant Bit) atau MSB kata

data dalam bus dapat dinyatakan secara numerik dengan berbagai cara. Cara

paling sederhana adalah dinyatakan sebagai notasi biner dalam bilangan biner.

Dalam notasi ini kata data 8-bit ditunjukkan pada gambar 2.3. ditulis sebagai

11101011. Untuk menunjukkan bahwa bilangan ini suatu bilangan biner, bilangan

tersebut dapat diberi akhiran dengan huruf B atau indek 2 sebagai berikut :

11101011 B atau 11101011 2

Kata data ini juga dapat dinyatakan sebagai suatu bilangan oktal. Dalam

suatu oktal setiap kelompok dari tiga angka biner ditunjukkan satu bilangan antara

0 sampai 7 menurut tabel 2.1. Tabel ini dapat digunakan untuk mencari ekwivalen

oktalnya dari kata biner :

(16)

1 1 1 0 1 0 1 1 biner

3 5 3 oktal

353 adalah ekwivalen oktal dari bilangan biner 11 101 011. Untuk

menunjukkan bahwa bilangan tersebut notasi oktal, bilangan tersebut dapat diberi

akhiran dengan huruf Q atau indek 8 sebagai berikut :

353 Q atau 3538

Cara yang ketiga untuk menyatakan kata data (dan merupakan cara yang

paling banyak digunakan sehubungan dengan mikroprosesor) adalah sebagai suatu

bilangan heksadesimal, setiap gugusan dari 4-bit ditunjuk satu huruf, menurut

tabel 2.2. Ekwivalen heksadesimal untuk bilangan biner diatas dapat diperoleh

sebagai berikut :

Tabel 2.1.Angka oktal

Bilangan Biner Angka oktal

000 0

001 1

010 2

011 3

100 4

101 5

110 6

(17)

Tabel 2.2.Angka Heksadesimal

EB adalah ekivalen heksadesimal dari bilangan biner 1110 1011 dari

bilangan-bilangan oktal 353 kata heksadesimal biasanya disingkat dengan Hex.

Bilangan Hex dapat diakhiri dengan huruf H atau dengan indek 16.

2.1.2 Bus Alamat

Untuk mikroprosesor ideal data keluaran dapat merupakan fungsi dari

seluruh data dari seluruh masukan, sifat dari fungsi ini ditentukan oleh program

mikroprosesor. Apabila mikroprosesor ideal dianggap mempunyai memori

internal yang terbatas, mikroprosesor yang riil jumlah memori internal yang

tersedia, untuk meyimpan data harus dibatasi, proses penyimpanan informasi

dalam penyimpanan dalam memori tersebut penulisan memori, proses mengambil

informasi dari memori tersebut pembacaan memori.

Bilangan Biner Heksadesimal

(18)

Informasi disimpan dalam memori pada kumpulan lokasi memori, suatu

lokasi memori mempunyai alamat memori yang ditentukan dengan menggunakan

notasi heksadesimal sebelum membaca dan menulis mikroprosesor harus memilih

alamat memori yang dikehendaki dan mengeluarkan informasi ini pada bus

alamat, kebanyakan mikroprosesor mempunyai bus alamat yang terpisah

diperlihatkan pada gambar 2.4. bus alamat dapat pada logika 1 maupun pada

logika 0 karena masing-masing mikroprosesor dengan p saluran alamat dapat

berhubungan dengan 2palamat tertentu.

Memori

Bua alamat

Saluran bus dua arah

Gambar 2.4. Bus Alamat

Kata alamat dari mikroprosesor dapat dinyatakan dalam notasi

heksadesimal dengan cara yang sama dengan kata data. Dalam penulisan alamat

1 2 3 4 5 . . p

mikroprosesor

I/0

(19)

pada mikroprosesor bilangan heksadesimal sering digunakan daripada bilangan

biner karena penulisannya yang lebih ringkas.

Seluruh kumpulan dari lokasi memori suatu mikroprosesor yang dapat

dihubungi disebut ruang memori. Notasi heksadesimal digunakan untuk

menyatakan alamat dari masing-masing lokasi dalam ruang memori. Untuk

mikroprosesor dengan bus alamat 16-bit, lokasi memori yang paling rendah

berada pada alamat 0000 sedangkan yang paling tinggi berada pada alamat FFFF

FFFF

64 K

0002

0001

0000

Gambar 2.5. Ruang Memori untuk Mikroprosesor dengan bus alamat 16-bit

Ukuran dari ruang memori dinyatakan dalam satuan kilokata (kiloword),

dimana satu kilo kata sama dengan 210 atau 1024 kata-kata dalam hal satu kata

dengan 8-bit, satuannya adalah kilobyte yang sama dengan 1024 byte. Walaupun

awalan kilo biasanya menunjukkan 1000 satuan, cara pemakaian yang agak

(20)

suatu mikroprosesor 8-bit dengan bus alamat 16-bit dapat berhubungan dengan

ruang memori 64 kilobyte atau 64K.

2.1.3 Bus Kontrol

Selain bus data dan bus alamat mikroprosesor harus memiliki saluran

pengendali untuk saluran masukan dan keluaran yang dapat digunakan untuk

menyerempakkan operasi mikroprosesor dengan operasi luar. Saluaran pengendali

ini yaitu berupa bus pengendali.

Dalam mikroprosesor disediakan suatu pengendali masukan khusus yang

memungkinkan operasi DMA (direct memory access) masukan ini ditandai

dengan masukan HOLD pada gambar 2.6, suatu sinyal “ 1 “ pada saluran HOLD

suatu alat diluar meminta pengendali dari bus data dan alamat maka keadaannya

ditempat pada tri state, pada gambar 2.7. dan keadaan ini secara efektif

memutuskan bus data dan alamat pada mikroprosesor. Dan mikroprosesor akan

memberi tanggapan pada permintaan HOLD dan mengeluarkan sinyal pengakuan

HOLD pada saluran HLDA yang diperlihatkan pada gambar 2.7.

Sinyal pengendali dari bus pengendali yang diberikan dapat aktif tinggi

atau rendah dalam contoh diatas (DBIN, HOLD, dan HLDA) sinyalnya yang

disebut aktif tinggi karena isyarat logika 1 digunakan untuk menunjukkan isyarat

dari isyarat aktif, apabila logika 0 menunjukkan bahwa bus data berada dalam

modus masukan suatu garis diatas nama sinyal dan menunjukkna bahwa sinyal

tersebut sinyal aktif rendah dan keluaran pengendali akan ditandai dengan DBIN

(21)

menunjukkan dalam suatu pandangan sinyal-sinyal kontrol yang mana aktif

tinggi dan yang mana aktif rendah.

1

Bus alamat

Bus data dua arah

Gambar 2.6. DMA Oleh Suatu Alat Luar

‘1’ ‘1’

Saluran alamat

Saluran bus data dua arah

Gambar 2.7.Suatu Saluran Alamat dan Saluran Bus Data dua Arah

Hold Alat

Memori

(22)

Masukan

Pengendali Bus alamat Bus

pengendali

Keluaran pengendali

Saluran bus catu daya data dua arah

Gambar 2.8. Mikroprosesor Umum (Generaziled)

Mikroprosesor merupakan suatu alat digital dengan :

1. Bus data.

2. Bus alamat.

3. Bus pengendali.

Mikroprosesor dapat memasukkan informasi sinyal digital, memproses

informasi menurut suatu program disimpan dan mengeluarkan informasi dalam

bentuk sinyal digital program yang disimpan berada dalam memori yang ada di

mikroprosesor dalam hal yang lain program tersebut disimpan dalam memori luar

mikroprosesor.

Disamping ketiga bus diatas mikroprosesor memerlukan satu atau lebih

tegangan catu daya untuk menjalankan rangkaian-rangkaian yang ada didalamnya

(23)

2.2 Memori

Dalam prosesnya mikroprosesor membutuhkan sebuah memori untuk

dapat berfungsi. Program dan data yang diperlukan disimpan dalam

mikrokomputer. Dua jenis memori dapat digunakan dalam suatu sistem

mikroprosesor adalah Volatoil (mudah menguap) dan Nonvolatoil (tidak mudah

menguap).

Memori volatoil mempunyai ciri bahwa sekali daya diambil maka data

yang tersimpan akan hilang sedangkan memori non-volatoil data tidak akan hilang

bila daya diambil. ROM (memori yang hanya untuk membaca) adalah salah satu

dari memori non-volatoil yang mengandung informasi tetap yang tidak berubah

atau susah untuk dirubah, sedangkan RAM (Random Access Memory) adalah

salah satu dari contoh dari memori volatoil.

ROM dapat diprogram oleh pabrik maupun pemakai, ROM yang

diprogram pabrik diberi suatu pola memori pada saat pembuatannya yang

ditentukan oleh suatu proses (perisai metalisasi IC). ROM yang dapat diprogram

oleh pemakai (EPROM) terdiri dari dua jenis. PROM yang disambung dengan

pelelehan (fuse link) hanya dapat diprogram sekali dan erasable programmable

ROM (EPROM) hanya dapat dihapus oleh pemakai dan diprogram kembali. Ada

dua jenis EPROM yaitu : UV PROM (dihapus dengan penyinaran ultraviolet yang

kuat), jenis EPROM yang lainnya adalah EAROM (Electrically alterable ROM)

artinya ROM yang dapat dihapus secara elektronis. RAM digolongkan menjadi

(24)

Di dalam RAM dinamik informasi disimpan sebagai urutan dan memori

ini akan hilang jika tidak di refresh, suatu rangkaian penyegar diluar memori

diperlukan jika mengandung RAM dinamik. Memori statik tidak memerlukan

rangkaian penyegar, karena informasi yang disimpan dalam flip-flop yang ditahan

(latched flip-flop).

2.3 Mikroprosesor dalam Organisasi Komputer

Bersamaan dengan komponen LSI lainnya, mikroprosesor dipakai untuk

membuat sebuah komputer, mikroprosesor melaksanakan sebagian besar fungsi

atau kerja unit pemproses sedangkan komponen lainnya melaksanakan fungsi

memori, masukan/keluaran, dan fungsi lain yang diperlukan.

Semua komputer mempunyai organisasi logika yang sama dengan

beberapa unit dasar. Fungsi utama unit pengendali adalah mengambil, mengkode,

melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori.

Unit pengendali mengatur urutan operasi sebuah sistem khususnya untuk

menghasilkan dan mengatur sinyal yang ada pada bus pengendali. Bus adalah

sarana untuk sinyal ketiga bus standar yang digunakan untuk menghubungkan

sistem mikroprosesor adalah bus data, bus alamat, dan bus pengendali.

Unit pengendali umumnya dihubungkan dengan ALU (Arit Metic and

Logical Unit). Kombinasi unit pengendali dan ALU dinamakan unit pemproses

pusat (CPU). Jadi pada dasarnya mikroprosesor adalah CPU pada suatu serpih.

Dalam mendesain sebuah komputer, CPU tidak harus diimplementasikan

(25)

Modul memori digunakan untuk menyimpan informasi secara fungsional,

memori berisi dua jenis informasi yaitu program dan data. Program adalah

serangkaian instruksi yang telah disandikan dalam bentuk biner sehingga dapat

menetap dalam memori elektronik.

Program menetapkan urutan langkah yang harus dilakukan oleh komputer

dibawah pengawasan unit pengendali, masing-masing instruksi berurutan dalam

suatu program diambil dan disimpan dalam sebuah register khusus unit

pengendali, dimana instruksi-instruksi tersebut akan dikode dan dilaksanakan.

Data yang terdapat dalam memori diproses oleh ALU, biasanya data

berupa angka atau huruf yang dipresentasikan dalam sistem biner.

Istilah memori biasanya berbagai jenis memori yang mencakup memori

utama (main memori). Memori utama digunakan untuk menyimpan program yang

sedang dilaksanakan dan data yang diperlukan atau dihasilkan sewaktu

pelaksanaannya. Memori utama yang khas adalah rangkaian terpadu LSI jenis

MOS dan inti Magnetik. Waktu siklus yang khas untuk memori utama adalah

dalam orde ratus nano detik. Memori massal dipakai untuk menyimpan program

dan data. Dua modul lainnya adalah modul masukan dan keluaran kedua modul

ini digunakan untuk komunikasi dengan dunia luar, modul masukan menyediakan

informasi bagi ALU atau memori separti alat masukan keyboard. Modul keluaran

menyajikan data yang datang dari ALU atau melaksanakan perintah-perintah.

Modul keluaran yang khas adalah pencetak, lampu atau mekanisme (motor atau

(26)

2.4 Bahasa Mesin Mikroprosesor

Operasi mikroprosesor dikendalikan oleh suatu program, dan program ini

terdiri dari sekumpulan instruksi. Instruksi-instruksi ini disimpan sebagai barisan

logika 1 dan logika 0 di dalam memori dan membentuk bahasa mesin dari

mikroprosesor.

Mikroprosesor-mikroprosesor yang berbeda mempunyai perangkat

instruksi yang berbeda yang dapat digunakan untuk menyusun program.

Instruksi-instruksi dari mikroprosesor 8748 misalnya berbeda dengan Instruksi-instruksi-Instruksi-instruksi

yang ada pada mikroprosesor 8080.

Apabila bekerja dengan suatu mikroprosesor sangat penting untuk

memahami perangkat instruksi dan dapat menggunakan instruksi dalam menyusun

program.

2.4.1 Pembuatan Program Bahasa Mesin

Walaupun kumpulan bahasa mesin berbeda dari satu prosesor yang lain.

Pabrik dari 8080 dan 8085 menggunakan kumpulan numeric (singkatan untuk

memudahkan untuk mempermudah dihafal) yang berbeda dengan pabrik Z-80

untuk masing-masing instruksi tersebut.

Untuk memberikan bagaimana instruksi dapat digunakan untuk menyusun

suatu program mikroprosesor, suatu program yang sangat sederhana untuk

menerima data 8-bit dari suatu pintu masukan, kemudian mengeluarkan data dari

8-bit ini keluar dari suatu pintu keluaran. Instruksi pertama yang diperlukan oleh

(27)

11011011

Instruksi ini harus diikuti dengan byte kedua dari informasi untuk

menentukan salah satu dari 257 pintu masukan yang mungkin. Untuk masukan ke

pintu 1, misalnya, memerlukan kode.

1101 1011

0000 0000

Instruksi kedua dalam contoh program ini, adalah instruksi output, untuk

pengeluaran data dari pintu 3 akan memerlukan kode sebagai berikut :

1101 0011

0000 0011

Untuk ringkasnya, dengan mempergunakan notasi hex, seluruh program sekarang

dapat dituliskan sebagai :

DB

01

D3

03

Masing-masing byte dari program 4-byte memerlukan satu lokasi memori.

Apabila program dimulai dari lokasi 0000H dalam memori, masing-masing byte

(28)

LOKASI MEMORI ISI MEMORI

0000H DB

0001H 01

0001H D3

0003H 03

Sekarang misalkan pintu keluar terus-menerus diperbaharui dengan data

muktahir dari pintu masuk. Untuk melakukan hal ini, suatu loop program (sinyal

program) diciptakan dengan menambahkan instruksi jump (loncat) pada program

tersebut. Sekarang program menjadi :

LOKASI INSTRUKSI KETERANGAN

MEMORI

0001H DB Masukan

0002H 01 dari pintu 1

0003H D3 Keluaran

0004H 03 ke pintu 3

0005H C3 Loncat ke

0006H 00 lokasi 00 (8-bit tingkat rendah)

0007H 00 00 (8-bit tingkat tinggi)

Instruksi yang pertama meminta data dimasukkan dari pintu 1, data ini

disimpan dalam mikroprosesor dalam register yang disebut akumulator.

Selanjutnya, mikroprosesor membaca instruksi yang berikut dalam memori, dan

melaksanakan instruksi ini dengan mengeluarkan informasi yang ada di

akumulator, ke pintu keluaran 3. Instruksi yang ketiga menyebabkan program

(29)

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu loop dalam contoh

program tersebut dapat dihitung dengan mudah. Banyaknya siklus pewaktu (status

mesin = machine status) yang diperlukan untuk, melaksanakan masing-masing

instruksi. Untuk suatu 8080 dengan pewaktu 2 MHz masing-masing siklus

pewaktu memerlukan 0,5 µs masing-masing dari ketiga instruksi dalam contoh program memerlukan 10 siklus pewaktu. Waktu seluruhnya yang diperlukan

untuk satu loop menjalani program adalah :

(10 + 10 + 10) x 0,5µs = 15µs

Apabila pewaktu yang digunakan 4MHz maka waktu yang diperlukan

akan separuh dari yang digunakan dengan pewaktu 2 MHz.

8

4

2 3 8

bus data

5 8

6 8

Gambar 2.9. Diagram Operasi Program

Accum

ROM

Masuk

an

Keluaran 8080

Reset

(30)

2.4.2 Register-register

RAM dalam mikroprosesor disusun dalam register-register. Satu register

yang demikian adalah akumulator. Sebagian besar dari instruksi bahasa mesin

didesain untuk memindahkan data dari dan ke register-register atau untuk

memanipulasi data yang disimpan dalam register-register tersebut. Dalam suatu

mikroprosesor seringkali terdapat register bendera yang terdiri dari satu kumpulan

bit-bit bendera (flag bits). Bit-bit ini dipasang (set) dan direset selama program

mikroprosesor mencatat kondisi-kondisi khusus dalam pelaksanaan instruksi.

Informasi yang disimpan sebagai bit bendera mengandung informasi yang

bermanfaat yang dapat ditanyakan oleh program mikroprosesor.

Bit-bit bendera dari mikroprosesor 8080 merupakan contoh-contoh dari

bit-bit bendera yang terdapat dalam mikroprosesor-mikropsoesor yang lain. Bit-bit

bendera ini adalah :

1. Nol.

2. Tanda.

3. Parity (paritas).

4. Carry (pindahan).

5. auxiliary (pembantu) carry.

Bendera nol dipasang pada logika 1, apabila hasil suatu instruksi sama

dengan nol, kalau tidak bendera nol dipasang kembali pada logika nol. Bendera

tanda dipasang apabila MSB dari hasil suatu instruksi adalah satu, kalau tidak bit

(31)

Bendera paritas di reset apabila hasil instruksi adalah suatu bilangan yang

paritasnya genap, kalau tidak ia di reset. Bendera carry dipasang bila suatu

instruksi menghasilkan suatu carry (pindahan dari penjumlahan) atau suatu

pinjaman (dari suatu pengurangan), kalau tidak bit tersebut di reset. Bit carry

pembantu diset apabila suatu instruksi menghasilkan suatu carry (pindahan) dari

bit 3 dan bit 4. Bendera ini digunakan dalam hitungan BCD.

2.4.3 Cara Pengalamatan ( Addresing Mode )

Satu ukuran keefektifan perangkat instruksi dari suatu mikroprosesor

ditentukan oleh banyaknya modus pengalamatan (adderessing mode). Lokasi

memori dalam suatu instruksi mikroprosesor dapat ditentukan dengan beberapa

cara dan masing-masing cara ini adalah modus pengalamatan yang berbeda.

Cara yang paling mudah untuk menentukan alamat dalam suatu instruksi

adalah memasukkan seluruh alamat 16-bit sebagai dua byte instruksi. Cara ini

disebut pengalamatan langsung. Cara pengalamatan lain terjadi bila sebuah

register penunjuk 16-bit (seperti HLO mengandung alamat dari lokasi memori

yang diinginkan). Cara ini disebut pengalamatan register tak langsung. Suatu

lokasi memori mungkin pula ditentukan dalam suatu instruksi relatif terhadap

register indeks, dimana pergeseran dari register-indeks-alamat diberikan dalam

instruksi. Cara ini disebut pengalamatan diindekskan. Suatu instruksi dapat pula

menentukan lokasi memori terhadap lokasi instruksi itu sendiri dalam memori

modus, ini disebut pengalamatan relatif. Kita dapat mengalamatkan pada data

(32)

register.Akhirnya suatu instruksi dapat menunjuk pada data yang langsung

mengikuti op-kode dari instruksi tersebut, ini disebut pengalamatan segera.

Semua modus pengalamatan diatas, digunakan oleh berbagai instruksi dari

mikroprosesor-mikroprosesor Z-80 dan 8748. Semua modus tersebut digunakan

dalam mikroprosesor 8080, kecuali pengalamatan diindekskan dan pengalamatan

relatif.

2.4.4 Operasi Penumpukan ( Stack )

Pada umumnya, informasi dapat disimpan dan dikeluaran dari RAM,

dalam urutan yang sembarang. Akan tetapi, suatu cara yang khususnya sangat

bermanfaat adalah mengatur informasi dalam memori sebagai “Last in first out”

(LIFO) atau struktur penumpukan.informasi yang terakhir disimpan dalam

memori penumpukan adalah yang pertama kali dikeluarkan. Apabila suatu

informasi dilepaskan dari tumpukan, dikatakan bahwa informasi tersebut

disembulkan (popped) dari memori.

Beberapa mikroprosesor mempunyai informasi didalamnya khusus

digunakan untuk penumpukan informasi. Mikroprosesor-mikroprosesor yang lain

menggunakan sebagian dari memori luar untuk penumpukan ini. Apabila memori

diluar digunakan untuk penumpukan ini, sebuah register dari mikroprosesor yang

disebut penunjuk penumpukan penyimpanan alamat yang paling atas dari

tumpukan. Tumpukan biasanya disimpan terbalik didalam memori. Apabila data

di dorong ke dalam tumpukan data tersebut disimpan dalam memori yang

mempunyai memori semakin rendah. Akibatnya puncak dari tumpukan

(33)

Memori tumpukan biasanya dipakai untuk menyimpan informasi tentang

keadaan mikroprosesor tepat sebelum terjadi pencabangan ke suatu subroutine.

Informasi dapat dikeluarkan dari tumpukan dengan diselesaikannya subroutine

untuk mengembalikan mikroprosesor pada keadaan tepat sebelum pencabangan ke

subroutine.

Sebelum penulisan program-program mikroprosesor seperti Z-80 atau

8080 yang mempergunakan tumpukan, sangatlah penting bahwa nilai dari stack

pointer dipasang oleh program mikroprosesor sebelum adanya operasi

penumpukan. Memang mengisi petunjuk tumpukan (stack pointer) sebagai

instruksi yang pertama dari program mikroprosesor adalah suatu kebiasaan yang

baik dalam pembuatan program. Nilai dari register penunjuk penumpukan

selanjutnya secara otomatis dikurangi setiap operasi penulisan penumpukan dan

dinaikkan mengikuti setiap operasi pembacaan penumpukan.

2.4.5 Subroutine

Subroutine adalah suatu bagian dari program mikroprosesor yang

merupakan pencabangan atau dapat dipanggil oleh bagian lain dari program

tersebut. Subroutine dipanggil dalam instruksi call (panggil) yang diikuti dengan

alamat permulaan dari subroutine. Suatu subroutine diakhiri dengan instruksi

RET. Apabila suatu subroutine dipanggil, alamat dari instruksi berikutnya dari

instruksi CALL di dorong ke dalam tumpukan sebagai alamat kembali. Instruksi

RET menyebabkan alamat kembali disembulkan dari tumpukan dan dilanjutkan

(34)

pembuatan sarang subroutine, subroutine dapat dipanggil dari dalam

subroutine-subroutine yang selanjutnya dapat memanggil subroutine-subroutine-subroutine-subroutine yang lain dan

seterusnya.

Untuk melukiskan operasi dari instruksi CALL akan dibahas perinciannya

siklus demi siklus seperti yang telah dilakukan untuk instruksi-instruksi diatas.

Sebagai ilustrasi, misalkan bahwa penumpukan disimpan diujung ruang memori

4K dan alamat dari subroutine yang dipanggil adalah 0002H. program yang

berikut digunakan untuk mengisi register penunjuk tumpukan dan memanggil

subroutine-subroutine (semua bilangan adalah heksadesimal) yang berikut :

ALAMAT MEMORI INSTRUKSI KETERANGAN

0000 31 Isi SP

0001 00 Byte rendah

0002 10 Byte tinggi

0003 CD Call (panggil)

0004 00 Byte rendah

0005 02 Byte tinggi

Perhatikan bahwa alamat kembali adalah 0006, oleh karena itu merupakan

alamat dari instruksi berikut sesudah instruksi CALL. M1 digunakan untuk

mengambil op-code instruksi. M2 dan M3 digunakan untuk membaca byte kedua

dan ketiga dari instruksi yang memberikan alamat dari permulaan subroutine yang

dipanggil M4 dam M5 digunakan untuk operasi menulis tumpukan untuk

(35)

Tabel 2.3. Pelaksanaan dari Instruksi Panggil

T1 T2 T3 T4 T5

M1 Alamat = 0003 Ready? Data = CD Pengkodean Instruksi

M2 Alamat = 0004 Ready? Data = 00

M3 Alamat = 0005 Ready? Data = 02

M4 Alamat = 0FFF Ready? Data = 00

M5 Alamat = 0FFE Ready? Data = C6

M1 Alamat = 0200 ….

Gambaran diatas menunjukkan pelaksanaan dari instruksi panggil

memerlukan lima siklus alat dan tujuh belas keadaan alat. M1 adalah pengambil

upkode. M2 dan M3 digunakan untuk membaca byte kedua dan byte ketiga

(alamat subroutine). M4 dan M5 digunakan untuk mendorong alamat kembali

keatas tumpukan. Setelah selesai instruksi call, operasi yang berikut adalah suatu

siklus M1 pada permulaan dari subroutine.

Instruksi Restart (RST) serupa dengan instruksi CALL, hanya RST

panjangnya hanya satu byte. Instruksi restart mempunyai bentuk yang umum

11ZYZ11 dan dapat menentukan satu dari delapan lokasi subroutine yang

bergantung nilai-nilai ZY dan Z. Instruksi ini ekwivalen dengan instruksi call

3-byte yang berikut :

11001101

00XYZ000

00000000

Instruksi RST biasanya digunakan mengikiuti suatu interupsi untuk bercabang ke

(36)

BAB III

MIKROPROSESOR Z – 80

3.1 Sistem Minimal Mikroprosesor

Mikroprosesor pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976. Dengan

menggunakan proses pembuatan CMOS kanal – N, dengan menggunAkan beban

tegangan ± 5 Volt. Sinyal tambahan yang ada pada mikroprosesor Z - 80

meniadakan keperluan untuk memultiplekskan informasi status pada bus data

seperti yang ada pada 8080. Mikroprosesor Z - 80 dikemas dalam DIP (Dual In

Package). Dengan 40 pin konfigurasi, seperti pada gambar 3.1.

3.1.1 Pin pada Z - 80

Z - 80 mempunyai 16 saluran alamat yaitu A0 - A15 yang dapat

mengeluarkan alamat memori data masukan dan keluaran (I/O). Salauran ini

bersifat tri-state, artinya ia mudah dibuat mengambang (float) oleh CPU. Dengan

demikian bua alamat ini dapat dikontrol oleh logika dari luar, yang lazim disebut

external logic.

Bus data 8 - bit, yaitu dari D0 - D7, mentransmisikan data secara dua arah

(bidirectional), dari atau kedalam CPU. Saluran-saluran dasar ini juga bersifat

tri-state, sehingga dapat dikontrol oleh external logic. Bus data Z - 80 dapat

beroperasi pada level TTL normal.

Sinyal kontrol yang terdapat pada mikroprosesor Z - 80 dapat dibagi menjadi

tiga kelompok, yaitu : Sinyal kontrol, CPU kontrol, dan bus kontrol.

(37)

27 30

Gambar 3.1. Konfigurasi PIN Z-80 CPU

(38)

a. M1 : Menandakan suatu siklus perintah yang dibawa oleh

prosesor dari suatu eksekusi instruksi.

b. MREQ : Menandakan pelaksanaan suatu operasi memori

sedang berlangsung.

c. IOREQ : Menandakan suatu operasi masukan dan keluaran

sedang berlangsung. Ketika IOREQ rendah, A0 – A6

berisi alamat I/O yang siap digunakan. IOREQ juga

dapat berfungsi sebagai interrupt acknowledge, yaitu

interrupt yang akan diketahui jika IOREQ dan M1

rendah.

d. WRITE : Adalah sinyal tri-state yang menandakan bahwa CPU

siap menulis data, baik ke memoi maupun ke media

I/O.

e. READ : Adalah sinyal tri-state yang menandakan bahwa CPU

siap membaca baik dari memori maupun dari media

I/O sebagaimana ditunjuk oleh MREQ dan IOREQ.

f. RFES : adalah sebuah sinyal kontrol yang digunakan untuk

menyegarkan (refresh) memori dinamik. Ketika

RFES rendah, MREQ yang ada dapat digunakan

untuk menyegarkan memori dinamik sebagaimana

ditunjuk oleh alamat A0 - A6.

Sinyal kontrol untuk mengendalikan CPU ada lima buah, sedangkan

(39)

a. HLT

Akan mengeluarkan sinyal aktif rendah apabila CPU Z - 80 mengeksekusi

perintah HLT. Pada saat ini CPU berada pada keadaan HLT, yaitu

terjadinya eksekusi perintah NOP (no opertation) berulang-ulang untuk

mempertahankan kondisi-kondisi refresh memori dinamik. HLT hanya

dapat dihentikan oleh sebuah instruksi biasa lainnya.

b. WAIT

Menyebabkan perpanjangan waktu pelaksanaan perintah, jika CPU

berjalan terlalu cepat. Suatu memori atau perangkat I/O biasanya

mempunyai instruksi (acess) tertentu. Jika waktu acessnya lebih lama dari

periode clock CPU, maka kondisi WAIT ini harus dilaksanakan.

c. INT dan NMI

Merupakan masukan-masukan untuk melakukan inrerupsi. Perbedaannya

adalah bahwa NMI memiliki prioritas lebih tinggi dan tidak dapat

dimatikan oleh suatu instruksi.

d. RESET

Adalah sinyal kontrol bus yang melakukan beberapa hal, yaitu

mengenolkan isi program counter, interup vector dan register R. Jika

RESET sedang berjalan, maka permintaan inrerupsi melalui INT tidak

akan dilayani dan semua sinyal tri-state dalam keadaan mengambang.

e. BURSQ dan BUSAK

Merupakan sinyal bus reques dan bus acknowlegdge. Untuk melakukan

(40)

sistem dari mikroprosesor. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara

memberikan masukan rendah pada BUSRQ, sehingga CPU akan membuat

semua jalur tri-state mengambang dan memberikan tanda dengan

merendahkan taraf logika di terminal BUSAK.

3.1.2 Register pada Z - 80

Mikroprosesor Z - 80 memiliki dua set register yang dapat diprogram dan

dua buah program status word. Pada satu saat, hanya satu set programmable

register dan satu program status word yang dapat diakses. Di dalam CPU Z - 80

terdapat sebuah program counter 16-bit,(IX dan IY), sebuah interrupt vector 8-bit,

dan sebuah refresh memori 8-bit. Tabel 3.1.memperlihatkan pengorganisasian

register-register tersebut.

Terdapat dua set progam status word dalam prosesor Z - 80 yaitu utama

(F) dan pilihan (F’), beserta register-register A,B,C,D,E,H,dan L. suatu instruksi

tunggal pada CPU Z - 80 dapat menukar penggunaan atau isi dari kedua register

tersebut.

Tabel 3.1. Konfigurasi Register Z - 80

(41)

Int. Vektor

I

Ref. Vektor

R

INDEX REGISTER IX

INDEX REGISTER IY

STACK POINTER SP

PROGRAM COUNTER PC

Pada saat hanya satu instruksi tunggal yang dapat diakses. Dua buah

register yaitu IX dan IY, yang besarnya 16-bit digunakan sebagai base register.

Instruksi-instruksi tunggal tersebut adalah EX (SP),HL,EX (SP),IX, EX (SP),HL,

EX AF,AF’, EX DE, HL.

Program status word ini juga dikenal dengan register bendera (flag

register). Register ini sangat berperan dalam operasi-operasi aritmatika, logika dan

juga sebagai kondisi untuk syarat program (jump dan branch). Format dari

program status word tersebut dapat digambarkan seperti pada tabel 3.2. dibawah.

setelah operasi logika atau aritmatika selesai dilaksanakan, hasilnya akan

disimpan di register A yang juga akan mempengaruhi kedudukan register bendera

(register F).

Tabel 3.2. Format Program Status Word (Register Bendera)

7 6 5 4 3 2 1 0

(42)

Isi register juga dapat dipindahkan ke memori dengan instruksi khusus

(PUSH instruksion). Tidak semua status dari register bendera ini sering digunakan

dalam suatu operasi umum. Adapun status-status yang sering digunakan adalah

sebagai berikut :

a. Carry flag

Carry flag digunakan untuk menguji apakah suatu operasi penjumlahan/

pengurangan menghasilkan carry/borrow. Selain itu, digunakan sebagai bit

ke-19 bagi operasi instruksi Shiff dan Rotate. Carry flag juga dapat

digunakan sabagai kondisi untuk instruksi jump, return, dan call.

b. Over flow/Parity flag

Merupakan dua buah flag yang mempunyai dua fungsi yang berbeda. Parity

(P) = 0, bila jumlah bit benilai 1 (high) ganjil, dan P = 1, bila bila jumlah bit

bernilai 1 (high) genap.

Over flow digunakan untuk mendeteksi pada operasi penjumlahan/

pengurangan, apakah telah terjadi over flow setelah mencapai bilangan

positif terbesar (+ 127) atau mengalami over flow setelah mencapai bilangan

negatif terbesar (- 128). Over flow bernilai V = 1, bila terjadi over flow atau

sebaliknya.

Tabel 3.3. Arti bit-bit dari program status

Bit Nama flag Logika Katerangan

0 C : Carry

0

1

Operasi tanpa carry

(43)

1 N : Non carry

Parity even tidak terjadi over flow

Parity odd tidak terjadi over flow

3 Tidak digunkan - ---

4 H : Half carry

0

1

Tidak terjadi carry pada bit 4 register A

Terjadi carry pada bit 4 register A

5 Tidak digunakan - ---

6 Z : Zero

0

1

Hasil operasi bukan 0

Hasil operasi 0

Adalah flag yang menunjukkan apakah harga bit yang tengah dihitung atau

sedang ditransfer adalah 0. Bila ‘ya’ maka nilai flag ini akan bernilai Z = 1.

Selain itu juga sering dipakai untuk mendeteksi apakah nilai yang

dibandingkan sama besarnya.

d. Sigh flag

Adalah flag yang mencerminkan nilai bit yang paling signifikan (bit 7).

(44)

complemnts = 0, bila bilangan ALU adalah positif dan sebaliknya. Pada

tabel 3.1. diatas diberikan sebuah gambaran secara umum tentang arti dari

bit-bit pada program status word setelah suatu operasi.

Dilihat dari segi pemprograman, mikroprosesor Z - 80 memiliki dua set

register yang dapat diprogram dan dua buah program status word (PSW). Pada

suatu saat, hanya dapat diprogram satu set register serta sebuah PSW. Selain itu,

Z - 80 juga memiliki sebuah program counter 16-bit. Stack pointer 16-bit, dua

buah indeks register, interrupt vector register 8-bit, dan refresh memori register

8-bit. Pada gambar 2.3. diatas diperlihatkan susunan register dari Z-80. Sedangkan

kegunaan umum dari register-register tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Umum dari Register-Register pada Z-80

1. Akumulator

Merupakan pusat dari pemproses data yang juga merupakan tempat salah

satu operand dan tempat tujuan dari hasil operasi aritmatika, logika dan

operasi lainnya.

2. Register HL

Merupakan register dari alamat memori utama. Beberapa instruksi

seringkali merujuk pada data yang alamatnya ditunjuk oleh register ini,

yang dilambangkan dengan HL.

3. Register DE

Pasangan register DE adalah merupakan register dari alamat memori

sekunder. Pemrogram, dapat menukar isi register HL dengan

(45)

4. Register B ,C dan BC

Register-register ini merupakan register serbaguna (multi purpose) yang

fungsi utamanya adalah sebagai penghitung (counter) dan sebagai

penyimpan data sementara. Register B sering digunakan sebagai

penghitung loop, karena memiliki fungsi khusus pada instruksi DJNZ.

5. Register Index dan IY

Register index digunakan apabila pemprogram menunjuk alamat memori

dengan suatu offset atau pemindahan yang tetap dari suatu referensi

variable. Register ini dapat pula membantu register GHL jika pasangan

register HL telah terisi.

b. Fungsi Khusus Register-Register pada Z-80

Fungsi-fungsi khusus yang dapat dilaksanakan oleh masing-masing

register pada Z-80 adalah sebagai berikut:

1. Akumulator

Register ini adalah satu-satunya register yang dapat diisi dan

dipindahkan isinya secara langsung melalui masukan dan keluaran port.

Akumulator juga merupakan satu-satunya register yang isinya dapat

digeser, dikomplement, diatur letak desimalnya, atau dinegasi dengan

instruksi satu byte. Selain itu akumulator dapat diisi dan dipindahkan

dari atau ke memori yang alamatnya ditunjuk pada pasangan register BC

atau DE. Register ini juga merupakan tempat asal dan tujuan dari semua

(46)

2. Register HL

Register ini dapat digunakan secara tidak langsung pada

instruksi-instruksi ADC, ADD, AND, CMP, DEC, INC, OR, SUB, dan XOR.

Register HL merupakan tempat dan tujuan bagi instruksi-instruksi ADD

HL, ADC HL, dan SBC HL. Pasangan register ini dapat ditukar isinya

dengan pasangan register DE atau dengan isi register stack teratas. Isi

register HL dapat dipindahkan ke dalam stack pointer dengan instruksi

LD SP, HL atau kedalam program counter dengan instruksi JP (HL).

Register HL dapat juga digeser isinya dengn instruksi satu byte, yaitu

dengan instruksi ADD HL. Pasangan register HL dengan otomatis akan

digunakan sebagai register alamat asal dari data dalam operasi

pemindahan blok, pembanding blok dan pengeluaran data satu blok.

3. Register DE

Pasangan register DE adalah merupakan satu-satunya pasangan register

yang isinya dapat saling menggantiakn dengan isi register HL melalui

perintah EX DE, HL. Register ini secara otomatis akan berfungsi sebagai

register dari alamat tujuan operasi pada operasi pemindahan blok.

4. Register BC

Pasangan register BC secara otomatis akan berfungsi sebagai penghitung

pada operasi pemindahan blok dan pembanding blok seperti pada

instruksi CPIR atau LDIR.

5. Register B

Register B secara otomatis akan berfungsi sebagai penghitung pada

(47)

6. Register C

Register ini merupakan satu-satunya register yang dapat berfungsi

sebagai alamat port pada operasi pemasukan dan pengeluaran data, yaitu

dengan instruksi IN reg (C) atau OUT (C), reg.

7. Register Index IX dan IY

Register IX dan IY merupakan register yang berfungsi pada

pengalamatan index (index addersing) dengan (IX + d). Artinya alamat

memori ditunjuk oleh IX dan d, atau oleh IT dan d (d = displacent).

Selain itu register IX dan IY juga berfungsi sebagai alamat asal data dan

alamat hasil dari operasi ADD IX, rp atau ADD IY,rp dimana rp adalah

pasangan register. Isi register IX dan IY dapat ditukar dengan isi stack

teratas, dipindahkan ke dalam stack pointer atau program counter.

8. Stack pointer

Stack pointer secara otomatis akan bertambah satu jika terjadi operasi

pengambilan data dari stack dan berkurang satu sebelum instruksi

penyimpanan data ke stack dijalankan. Stack pointer adalah satu-satunya

register alamat yang dapat digunakan untuk trasfer pasangan register lain

dari atau kedalam memori melalui instruksi POP dan PUSH. Dapat pula

mentransfer progam counter dari atau kedalam memori dengan

(48)

9. Program Counter (PC)

Sebelum program dijalankan, program counter (register PC) harus

mencatat alamat awal letak kode instruksi pertama suatu program.

Secara otomatis bertahap satu persatu PC mencatat laju ke alamat

berikutnya.

Selain diketahui fungsi-fungsi umum dan khusus dari setiap register dan

pasangan-pasangan register yang terdapat dalam CPU Z-80, untuk dapat

melakukan penyusunan suatu program maka perlu untuk mengetahui bahasa

mesin dari Z-80 yang lazim dipakai pada kebanyakan mikroprosesor keluaran

zilog inc.

3.2 PIO Z-80 ( Pararel Input Output Z-80 )

Sebuah chip Z-80 adalah sebuah perangkat antar muka yang dapat

diprogram, mempunyai dua buah port yaitu port A dan port B, dalam satu serpih.

Dibawah program kontrol, CPU 80 akan dapat memvariasi fungsi dari PIO

Z-80 secara luas, tanpa membutuhkan external logic tambahan. Pentransferan data

dapat dilakukan dengan teknik interrupt controlled yang memungkinkan peralatan

I/O luar (diluar sistem) menuntut pentransferan tersebut, sesuai dengan prioritas

interrupt yang diberikan.

PIO Z-80 adalah sebuah generasi chip ketiga yang menggunakan kanal N,

(49)

power supply + 5 Volt ± 5 %, dan sebuah clock phase tunggal pada level TTL

yang dapat diperoleh dari rangkaian clock tersendiri. PIO Z-80 ini mampu

beroperasi pada 00C sampai 700C. kedua portnya yaitu A port A dan port B dapat

berdiri sendiri tanpa ada keterikatan satu dengan yang lainnya, namun port A

mempunyai prioritas yang lebih tinggi jika digunakan secara bersama-sama.

3.2.1 Diagram Port Logic

Gambar 3.2. adalah sebuah diagram blok dari blok yang berlabel port A

dan port B pada diagram blok PIO Z-80 secara umum pada gambar 3.2. diatas.

Internal bus (8) Data/kontrol bus (8)

Gambar 3.2. Diagram Blok Port Logic dari PIO Z-80

(50)

Gambar ini memperlihatkan 6 buah register blok logic untuk kontrol

handshake. Mode kontrol register adalah yang pertama dimuat oleh

CPU dengan dua kode bit yang memilih satu dari empat mode yang

ada (mode 0,1,2, dan 3). Kode ini akan mengadakan konfigurasi logika

untuk mode operasi PIO Z-80 yang diinginkan. Register data output

3-bit menerima byte dari CPU dan mengirimnya keluar dari CPU Z-80

ke peralatan I/O lewat data/kontriol bus. Begitu juga register data input

8-bit menerima bit masukan dari peralatan I/O lewat data/kontrol bus,

dan mengirinnya ke CPU lewat internal bus. Pentrasferan data antara

CPU (ready and strobe) lewat handshake kontrol logic, agar data

masuk dan keluar tidak saling bertabrakan. I/O select logisc hanya

digunakan pada mode 3 (birt kobntrol mode). Register ini pertama

akan dimuat oleh CPU dengan sebuah kontrol kata (word control).

Kata ini akan menunjuk 8 garis dari data/bus kontrol I/O secara

individual menjadi garis masukan atau garis keluaran. Begitu juga

mask register 8-bit hanya digunakan pada mode 3 (bit control mode).

Ini digunakan untuk sebuah ciri interrupt yang sangat khusus dari

sistem Z-80. Kemudian register ini dimuat sebelumnya dengan sebuah

kata dari CPU. Kata dalam register ini secara efektif akan

menyembunyikan pemilihan pin-pin I/O dari bus/data kontrol I/O. 2 bit

(51)

keadaan aktif yang diinginkan (tinggi atau rendah) dari bit-bit mask

register.

3.2.2 Penyusunan Interrupt Kontrol

Sejak teknologi daisy chain digunakan, prioritas kerja dari tiap-tiap

peralatan I/O mulai diperhitungkan oleh CPU. Diusahakan peralatan yang paling

dekat dengan CPU mempunyai prioritas yang paling tinggi. Pada PIO Z-80, portA

mempunyai prioritas yang paling tinggi dari port B. Ketika PIO dioperasikan pada

mode 0,1,2, sebuah interrupt request dikirim ke PIO ketika peralatan I/O siap

untuk menstransfer sebuah data. Ketika PIO dioperasikan pada mode 3 (bit

kontrol mode), sebuah interrupt hanya dapat dihasilkan ketika tingkat dari sebuah

peralatan I/O menyamai sebuah nilai yang ditentukan. Peralatan I/O dengan

sebuah prioritas yang lebih rendah pada daisy chain tidak dapat menyela ketika

sebuah peralatan I/O yang mempunyai prioritas yang lebih tinggi sedang

melaksanakan suatu subroutine. Sebuah peralatan I/O yang mempunyai prioritas

yang lebih tinggi dapat menginterrupsi selama eksekusi sebuah subroutine dari

sebuah peralatan I/O yang mempunyai prioritas yang lebih rendah pada daisy

chain.

3.2.3 Susunan Pin dari PIO Z-80

PIO Z-80 dibuat dalam standart 40 pin, dual in package (DIP), dengan

pin-pin yang bervariasi dalam fungsi-fungsinya yang dibuat berurutan. Secara

(52)

diperlihatkan dalam gambar 3.3. catatan bahwa sebagian garis diperlihatkan

sebagai unidirectional (satu arah) dan yang lain sebagai bidirectional (dua arah).

CPU DATA BUS I/O DATA BUS

Gambar 3.3. Diagram Kelompok Pin pada Z-80

Ada juga beberapa garis yang menunjukkan signal yang mengalir dalam

satu arah dan yang lain dalam arah yang berlawanan. Secara umum dapat

dijelaskan sebagai berikut :

PIO Menunjukkan signal yang mengalir dari PIO (output)

PIO Menunjukkan signal yang mengalir ke PIO (input)

PIO Menunjukkan signal yang mengalir pada garis yang sama

(bidirectional).

3.2.4 Fungsi Pin dari PIO Z-80

PIO Z-80 disajikan dalam 40 pin. Adapun fungsi dari masing-masing pin

tersebut adalah sebagai berikut :

(53)

1. D0-D7 adalah bus data 8-bit aktif tinggi yang bersifat dua arah, ini

digunakan sebagai saluran data dan perintah pentransferan antara

PIO dan CPU.

2. A0-A7 adalah saluran untuk mentransfer data atau status-status dan

signal-signal kontrol antara peralatan I/O dan port A dari PIO, aktif

tinggi yang bersifat dua arah.

3. B0-B7 adalah saluran untuk mentransfer data atau status-status dan

signal-signal kontrol antara peralatan I/O dan port A dari PIO, aktif

tinggi yang bersifat satu arah.

b. kelompok kontrol PIO

1. B/A Sel adalah port select signal yang menentukan port untuk

dipilih selama pengoperasian pentransferan data. Merupakan signal

aktif rendah untuk memilih port A dan signal aktif tinggi untuk

port B. Kadang-kadang untuk pemilihan ini digunakan alamat bit

AO dari CPU. Merupakan signal satu arah ke PIO.

2. C/D Sel adalah signal kontrol atau pemilih data yang menentukan

apakah data atau informasi kontrol yang ditransfer antara CPU dan

port, oleh signal B/A sel. Sebuah signal aktif rendah menunjukkan

bahwa data yang ditransfer antara CPU dan PIO. Sedang sebuah

signal aktif tinggi menunjukkan bahwa sebuah perintah atau

kontrol yang dikirim ke port oleh signal B/A sel. Kadang-kadang

fungsi ini digunakan alamat bit A1 dari CPU. Merupakan signal

(54)

3. CE adalah sebuah signal aktif rendah yang menginformasikan

kepada PIO untuk mengirimkan kata data ke CPU, selama CPU

dalam siklus membaca. Selama CPU dalam siklus menulis, signal

ini menginformasikan PIO untukmenerima kontrol atau kata data

dari CPU ketika ditentukan oleh signal C/D sel.

4. M1 adalah sebuah signal aktif rendah yang masuk ke PIO dari

CPU, untuk mengsinkronkan kerja interrupt logic dari PIO. Ketika

M1 dan READ terus-menerus aktif, CPU membawa sebuah

instruksi dari memori ketika M1 dan IORQ terus-menerus aktif,

CPU memberitahukan sebuah interrupt.

5. IORQ adalah signal I/O request yang aktif rendah digunakan

untuk mentransfer perintah-perintah dan data antara CPU dan PIO.

Ketika CE, RD, IORQ adalah aktif, alamat port mengirim data ke

CPU. Ketika CE dan IORQ aktif dan RD tidak aktif, lalu CPU

menulis data atau sebuah perintah ke dalam alamat port.

6. READ adalah signal yang aktif rendah yang menuju PIO, yang

menunjukkan bahwa CPU membaca sebuah kata dari I/O atau

memori. Ketika digunakan hubungan dengan CE, I/O, signal B/A

sel dan C/D sel, RD mentransfer data dari PIO ke CPU.

c. Kelompok kontrol interrupt

1. INT adalah signal interrupt respons yang merupakan keluaran aktif

rendah yang menunjukkan PIO meminta sebuah interrupt dari

(55)

2. IEI adalah signal interrupt enable input yang merupakan masukan

aktif tinggi, digunakan untuk menentukan prioritas interrupt. Jika

signal ini aktif menunjukkan bahwa tidak ada peralatan I/O lain

dengan prioritas yang lebih tinggi dari yang sedang dilayani.

3. IEO adalah signal interrupt enable output yang merupakan signal

keluaran aktif tinggi, yang digunakan juga untuk menentukan

prioritas interrupt. Ini hanya aktif, ketika IEI aktif dan tidak

melayani sebuah interrupt dari PIO.

d. kelompok status dan kontrol port

1. A STB adalah signal strobe port A, aktif rendah yang diinputkan

ke PIO dari peralatan I/O. Operasinya tergantung pada mode

operasi yang dipilih sebagai berikut :

Mode 0 (output byte mode), menunjukan bahwa peralatan

I/O telah menerima data yang terkirim oleh PIO.

Mode 1 (input byte mode), peralatan mengeluarkan

signal, ini menunjukkan bahwa data telah terkirim ke

register input dari port yang telah dipilih.

Mode 2 (bidirectional mode), ketika aktif menunjukan

bahwa data dari register output pada port A diletakkan

pada bus data dua arah, dan kemudian menunjukkan

bahwa data telah diterima oleh peralatan I/O.

Mode 3 (control mode), pulsa ini secara internal ditahan

(56)

2. A RDY adalah signal ready untuk port A yang aktif tinggi,

operasinya tergantung pada mode operasi yang dipilih sebagai

berikut:

Mode 0 (output byte mode), ketika aktif menunjukkan

bahwa register output port A berisi data word, dan data

bus telah siap mentransfer ke peralatan I/O.

Mode 1 (input byte mode), ketika aktif menunjukkan

bahwa register input port A kosong dan siap menerima

kata berikutnya dari peralatan I/O.

Mode 2 (bidirectional mode), ketika aktif menunjukkan

bahwa register output port A mempunyai data word untuk

mentransfer ke peralatan I/O. Tetapi data tidak

dikeluarkan ke data bus jika STB tidak aktif.

Mode 3 (control mode), signal ini secara internal ditahan

oleh PIO.

3. B STB adalah signal masukan strobe port B yang aktif rendah,

dimana operasinya sama dengan A STB, tetapi hanya berlaku pada

port B.

4. B RDY adalah signal keluran ready port B, yang aktif tinggi yang

operasinya juga sama dengan A RDY, hanya berlaku bagi port B.

signal ini aktf jika register input dari port A kosong dan siap untuk

(57)

3.2.5 Pemprograman PIO Z-80

Di atas telah dibicarakan tentang chip PIO Z-80 dan bagaimana cara

pengoperasiannya. Selanjutnya akan dibicarakan tentang cara pemprogramannya.

PIO Z-80 adalah sebuah antar-muka yang dapat diprogram, yang berarti bahwa

dibawah program kontrol, pemakai dapat memanfaatkan sifat dan ciri-cirinya

yang bervariasi untuk sebuah sistem pengantar-mukan. PIO juga dapat digunakan

lebih dari satu secara bersama-sama secara pararel atau seri dengan sebuah pusat

kendali CPU. Namun untuk ini perlu digunakan sebuah sub sistem yang disebut

interrupt priority daisy chain yang biasanya dengan standart TTL, yakni yang

mengontrol dari rangkaian PIO atau peralatan I/O sesuai dengan yang telah

ditentukan.

Program inisialisai adalah sebuah program yang hanya terdiri dari

beberapa byte saja, yang dimaksudkan sebagai program permulaaan yakni untuk

mengadakan suatu pilihan mode kerja dari sebuah peripheral input output baik itu

PPI, PIO, CTC ataupun yang lainnya. PIO Z-80 dapat dioperasikan pada 1

diantara 4 mode operasi yang ada. Program inisialisasi harus dapat

mengidentifikasikan yang mana dari keempat mode yang dipilih untuk

mengantar-mukakan sebuah sistem. Kata pertama harus dapat melakukan hal ini secara jelas.

Format dari byta tersebut diperlihatkan pada tabel 3.4.

Tebel 3.4. Format Kata Set Mode

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

(58)

Pada tabel diatas terlihat pada bit-bit dari D0-D3 adalah selalu mempunyai

logika 1, sedang bit-bit pada posisi D4 dan D5 adalah tidak tentu (down care),

artinya PIO Z-80 tidak peduli apapun keadaannya baik 0 maupun 1. Kode untuk

pemilihan mode operasi PIO diberikan pada bit-bit D7 dan D6, yang dapat

memberikan 4 pilihan mode sebagai berikut :

M1 M0 Mode Mode selected Keterangan

0 0 0 output byte sebagai port output

0 1 1 input byte sebagai port input

1 0 1 bidirectional byte dapat dua arah

1 1 3 bit control sebagai kontrol bit

Jika digunakan mode 3 (bit kontrol mode), maka byte berikutnya setelah

pemilihan mode operasi PIO, harus dapat mengadakan pemilihan terhadap register

I/O. Format dari byte ini diberikan pada tabel 3.5. sebagai berikut :

Tabel 3.5. Format Kata Pemilihan Register I/O

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

I/O 7 I/O 6 I/O 5 I/O 4 I/O 3 I/O 2 I/O 1 I/O 0

Fungsi dari kata ini adalah untuk membuat tiap-tiap garis pada I/O

data/kontrol bus secara individual sebagai sebuah garis masukan atau garis

keluaran. Jika diberi logika 1 berarti masukan, dan jika diberi logika 0 berarti

(59)

3.3 Sistem Memori

Dalam dunia mikroprosesor dikenal istilah sistem memori. Setiap orang

yang pernah mempelajari mikroprosesor pasti mengenal istilah tersebut. Istilah ini

tidak jauh berbeda dengan istilah memori yang sering dipakai sehari-hari. Pada

mikroprosesor memori dikelompokkam menjadi dua jenis yaitu votatile dan

nonvotatile memory. EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory),

termasuk jenis nonvotalite memori yang berarti bahwa informasi yang tersimpan

tidak akan terhapus meskipun catu dayanya putus. Berbeda dengan RAM

(Random Acces Memoy), informasi yang tersimpan akan hilang jika catu dayanya

dimatikan, bahkan ada jenis RAM dinamik akan kehilangan informasinya yang

semula tersimpan jika operasi refresh-nya dihentikan walaupun catu dayanya tidak

dimatikan. Oleh karena itu banyak orang menggunakan EPROM sebagai

penyimpan informasi awal untuk melakukan pekerjaan awal dari setiap

mikroprosesor.

3.3.1 EPROM 2716 (Erasable Programmable Read Only Memory)

EPROM merupakan satu jenis ROM (Read Only Memory) yang dapat

dihapus dengan menyinari lembar silikonnya dengan sinar ultra violet dengan

panjang gelombang tertentu. Gambar 3.4 adalah gambar susunan pin-pin dari

EPROM 2716, dan gambar 3.5. adalah gambar diagram blok dari EPROM 2716

(60)

A7 Vcc

Gambar 3.4. Susunan Pin-pin dari EPROM 2716

Data Output (D0-D7)

Gambar 3.5. Diagram Blok EPROM 2716

EPROM 2716 ini mempunyai kapasitas memori sebesar 2 kilo byte,

dengan waktu akses maksimal 350 nS. Tegangan supply yang diperlukan sebesar

5 Volt dengan disipasi daya 525 mW pada waktu aktif dan 132 mW pada waktu

(61)

Tabel 3.6. Mode Kerja dari EPROM 2716

Dari tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa dengan memberi pin

20 dengan tegangan sebesar Vpp (Programming voltage) dan membuat pin CE

berlogika rendah, maka pemprograman EPROM dapat dilaksanakan. Tegangan

pemprogramman ini berbeda-beda besarnya tergantung dari tipe dan pabrik

pembuatnya. EPROM generasi pertaman memiliki Vpp sebesar 25 Volt, bahkan

ada yang 12,5 Volt untuk tipe yang terbaru. Dalam memprogram EPROM ini,

yang perlu diperhatikan adalah mode-mode pemprogrammannya seperti pada

tabel 3.6. diatas.

3.3.2 RAM (Random Access Memory)

RAM (Random Access Memory) adalah jenis votalite memori atau jenis

memori yang isinya dapat hilang jika catu dayanya dimatikan. RAM 6116 adalah

jenis RAM statis yang mempunyai kapasitas sebesar 2 kilo byte (211 = 2048

(62)

masukan dan keluaran 8 bit secara bersama-sama. Konfigurasi pin-pin pada RAM

ini kompotibel dengan EPROM 2716. Pada mode baca, ia akan aktif jika pin CS

dan EO diaktifkan rendah dan pin WE aktif tinggi. Sedangkan pada mode tulis, ia

akan aktif jika pin CS dan WE diaktifkan rendah dan OE aktif tinggi. Susunan

pin-pin RAM 6116 akan diperlihatkan pada gambar 3.6.

A7 Vcc A6 A8 A5 A9 A4 WE A3 OE A2 A10 A1 CS A0 D7 D0 D6 D1 D5 D2 D4 GND D3

Gambar 3.6. Susunan Pin-pin dari RAM 6116

3.4 Rangkaian Address Decoder

Dalam suatu sistem komputer, bahkan pada sistem yang paling minimal

sekalipun pasti dikenal dengan adanya memori, serta unit masukan dan keluaran

(I/O unit). Agar sistem memori dan unit masukan dan keluaran tersebut dapat

terdefinisi dengan baik, sehingga prosesor dapat melakukan dengan unit memori

serta dengan unit I/O secara tepat, maka dibutuhkan sebuah rangkaian pengkode

alamat, atau yang lebih dikenal dengan address decoder.

(63)

BAB IV

PERANCANGAN PROGRAM MIKROKOMPUTER Z-80

DENGAN PENAMPIL MPF-1

4.1 SPESIFIKASI MPF-1

Peralatan Mikroprofesor adalah Mikroprosesor yang mempunyai

rangkaian hardware sederhana yang diatur oleh suatu sistem yang disebut dengan

program monitor. Dengan spesifikasi yang diterangkan sebagai berikut ini,

peralatan ini mudah dikembangkan dan dipakai untuk mengendalikan peralatan

hardware lainnya. sistem mikroprosesor ini akan membantu memahami

pemprograman mikrokomputer yang menggunakan bahasa mesin dan bahasa

assembly.

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras

1. CPU (Central Prosesing Unit):

Menggunakan Z-80 dengan 158 instruksi dan kecepatan clock

maksimum 2,5 Mhz.

2. Memori :

a. ROM (Read Only Memory)

b. RAM (Random Access Memory)

3. Peralatan Input/Output

a. Display.

(64)

c. Speaker dan rangkaian speaker.

d. Audio tape interface.

Gambar 4.1. Susunan Perangkat Keras MPF-1 P1

74LS74 74LS14 74LS90

Gambar

Gambar 2.1. Mikroprosesor Ideal
Gambar 2.2. Mikroprosesor 8-bit
Gambar 2.3. Suatu Bus Data dari Mikroprosesor 8-bit
Tabel 2.1.Angka oktal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Zelio smart relay adalah merupakan suatu bentuk khusus dari pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat di program untuk menyimpan

Program disimpan dalam sebuah unit yang disebut dengan memori.. Memori merupakan unit pokok dalam sistem mikroprosesor sebagai tempat penyimpan program

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan program dengan baik, merepresentasikan program dalam algoritma dan flowchart, memilih instruksi secara tepat,

Di dalam Unit Kontrol, instruksi akan diterjemahkan sehingga sinyal yang mengendalikan ALU dan Register Umum untuk melakukan operasi data.. Dalam rancangan ini, mikroprosesor

Fungsi decoder adalah untuk memilih salah satu dari chip yang akan diakses oleh mikro posesor, perlu diingat bahwa pada suatu saat mikroprosesor hanya dapat mengakses satu chip

Pada tahun 1982 Intel mengenalkan Mikroprosesor 286 atau yang lebih dikenal dengan nama 80286 adalah sebuah processor yang pertama kali dapat mengenali dan

Suatu sistem mikroprosesor, yang minimum terdiri dari chip mikroprosesor (CPU: Central Processing Unit), ROM (Read Only Memory) yang berisi firmeware (Program kendali sistem

Secara fisik mikroprosesor adalah sebuah keping (chip) yg merupakan perpaduan dari suatu rangkaian elektronika yang rumit yang dirancang / dibuat untuk mengolah