• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN

PENDIDIKAN (Jurnal Ilmiah)

Oleh

MADIAN AZHAR

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM BANTUAN

PENDIDIKAN Oleh

Madian Azhar, Upik Hamidah, S.H.,M.H, Ati Yuniati, S.H.,M.H. Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email : madian.azhar@gmail.com

Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat saat ini tentu masih jauh dari harapan, banyak lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Alasan utamanya adalah biaya/dana pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik yang selanjutnya disingkat (BPS) pada tahun publikasi 2014/2015 jumlah Siswa SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Tubaba sebanyak 4032 siswa namun hanya 3,56 % saja yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Oleh karena itu ditetapkan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Pendidikan untuk saat ini sudah memiliki tiga angkatan, angkatan pertama tahun 2015 berjumlah 34 orang, kedua tahun 2016 berjumlah 40 orang dan angkatan ketiga tahun 2017 berjumlah 39 orang.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan dan faktor penghambat Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan. Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendikan sudah terlaksana dengan baik. Meskipun dalam pengakuan beberapa mahasiswa yang menjadi responden pada saat penelitian, mengatakan bahwa masih ada beberapa faktor penghambat. Faktor penghambatnya dikarenakan secara umum di sejumlah instansi Pemerintah Daerah banyak terjadi keterlambatan dalam memberikan bantuan pendidikan, faktor yang sering terjadi ialah keterlambatan pencairan dana khususnya dana tempat tinggal.

Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat harus lebih mengutamankan dana-dana yang berhubungan dengan terlaksananya Program Bantuan Pendidikan yang bertujuan untuk kelancaran dalam Pelakasanaan Program Bantuan Pendidikan.

(4)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan Nasional sekurang-kurangnya akan menghadapi empat tantangan besar yaitu : (1) tantangan dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan. (2) tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi perubahan struktur masyarakat yang cakupannya pada tuntutan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), (3) tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat. Yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan Iilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). (4) munculnya kolonialisme baru dibidang IPTEK dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik dalam bentuk informasi dan teknologi.2

1

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2006. hlm 2 2

Indra Djatisidi,Menuju Masyarakat Belajar,Jakarta Selatan : Paramadina, 2010, hlm 42

Pendidikan merupakan investasi panjang yang hasilnya tidak bisa dilihat satu atau dua tahun, tetapi jauh kedepan sebagai suatu investasi produktif, mestinya pembangunan pendidik harus menghitungkan dua konsep utama, yaitu biaya (cost) dan manfaat (benefit) pendidikan. Berkaitan dengan biaya pendidikan ini, menurut Ace Suryadi terdapat empat agenda kebijakan yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu : (1) besarnya anggaran pendidikan yang di alokasikan (revenue); (2) aspek keadilan dalam pendayagunaan anggaran; (3) aspek efisiensi dalam pendayagunaan anggaran; dan (4) anggaran pendidikan dan desentralisasi pengelolaan.3

Berdasarkan analisis situasi banyak pemuda tamatan SMA di Tulang Bawang Barat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pendidikan merupakan salah satu sarana mobilitas sosial, dan pendidikan merupakan sarana individu melalukan perubahan status sosial nya dalam kehidupan bermasyarakat, pendidikan juga dapat menjadi sarana pemutus rantai kemisikinan, oleh karena itu diharapkan bantuan pemerintah melalui program bantuan pendidikan seorang individu akan memiliki kecakapan dan keilmuan yang di butuhkan oleh dunia kerja dengan bantuan tersebut.

Pendidikan merupakan suatu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar 3

(5)

akan menunjukkan hasil yang baik dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka sesesorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.4 Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam perkembangannya, Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk meningkatkan daya saing daerah di berbagai sektor. Salah satunya, dalam dunia pendidikan. Melalui Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, Pemerintah Tulang Bawang Barat berupaya untuk membantu pelajar SMA/SMK/MA agar mampu melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Dengan berlakunya Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat ini diharapkan akan menjadi stimulus munculnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu melanjutkan pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Kondisi Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat saat ini tentu masih jauh dari harapan, banyak lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Alasan utamanya adalah biaya. Lulusan pelajar SMA akhirnya lebih memilih bekerja merantau di kota atau bahkan menikah. Menurut data BPS pada tahun publikasi 2014/2015 jumlah Siswa SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Tubaba sebanyak 4032 namun hanya 3,56 % saja yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri.

4

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi belajar,Jakarta : Rineka Cipta, 2008, hlm. 160

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis judul skripsi “Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan”

Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan ?

2. Apakah faktor penghambat Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan? II. METODE PENELITIAN 2.1. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pendekatan Normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, memahami serta menelaah peraturan perundang-undangan,

peraturan daerah, peraturan bupati dan dokumen yang berkaitan dengan Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang program Bantuan Pendidikan. Dan 2. Pendekatan Empiris adalah

(6)

Tulang Bawang Barat seperti Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat, SMA Negeri 1 Tumijajar, dan SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

2.2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari data primer dan data sekunder :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung sebagai hasil penelitian lapangan berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak tertentu yang mengetahui secara jelas tentang Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 tahun 2016 tentang Program Bantuan Pendidikan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari5:

a. Bahan-bahan primer

Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat seperti peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya

b. Bahan Hukum Sekunder Bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer. Terdiri dari naskah, dokumen resmi, perjanjian kerjasama dan hasl penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

c. Bahan Hukum Tersier

5

Soerjono Soekanto,Pengantar

Penelitian Hukum, 1983, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 52

Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok-pokok permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bukan merupakan bahan hukum yang signifikan dapat dijadikan bahan analisa terhadap penerapan kebijakan hukum dilapangan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensklopedia, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet dan bahan-bahan lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

2.3 Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara

Wawancara menurut Husaini Usaman dan Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian Sosial menyatakan bahwa Wawancara ialah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang di wawancarai disebutinterviewee6.

2) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui proses pengamatan. Pengamatan difokuskan pada jenis kegiatan dan peristiwa tertentu yang memberikan informasi dan pandangan benar-benar berguna7 melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

6

Usman, Husaini. Akbar, Purnomo Setiady. 2009 hal 24

7

(7)

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan datum yang bersifat tertulis baik berupa dokumen, arsip, buku, buletin, perjanjian kerjasama, maupun literatur tertulis lainnya yang selaras serta mendukung penyelesaian penelitian yang akan dilakukan ini.

2.4. Metode Pengolahan Data pengolahan data yaitu kegiatan merapikan data dari hasil pengumpulan data sehingga siap pakai untuk dianalisis.8 Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu suatu kegiatan memeriksa data yang terkumpul dan memeriksa kelengkapan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan guna menghindari kekeliruan dan kesalahan penulisan penulisan, sehingga akan mendukung proses penelitian selanjutnya.

b. Interpretasi, yaitu mendiskripsikan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dari lokasi penelitian berupa data primer

dan kemudian

diinterpretasikan untuk kemudian dirangkum guna penyempurnaan pada bab-bab berikutnya.

8

Bambang Waluyo,Penelitian Hukum dalam Praktek, 2008, Jakarta:Sinar Grafika, hlm. 72

2.5. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan secara terperinci hasil penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat sehingga diperoleh gambaran yang jelas dari jawaban permasalahan yang dibahas dan dirangkum guna pembahasan pada bab-bab selanjutnya.

III. PEMBAHASAN

3.1. Pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan

(8)

Tinggi dikarenakan biaya Perguruan Tinggi Negeri begitu mahal.9

Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawag Barat juga mengatakan untuk saat ini penerima Program Bantuan Pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jurusan Diploma III Perkebuan yang selanjutnya di singkat (D3 Perkebunan) sudah memiliki 3 angkatan. Angkatan pertama tahun 2015 berjumlah 34 orang, Angkatan kedua tahun 2016 berjumlah 40 orang dan angkatan ketiga tahun 2017 berjumlah 39 orang. Dengan terealisasinya Program Bantuan Pendidikan ini maka Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat khususnya Dinas Pendidikan memilki tujuan untuk membuat Politeknik D3 Kelapa Sawit di Kabupaten Tulang Bawang Barat karena selain perkebunan kelapa sawit bisa juga memanfaatkan lahan dibawah perkebunan kelapa sawit ditanami rumput-rumput sebagai makanan peternakan.

Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat juga mengatakan sistem penyampaian informasi atau sosialisasi program bantuan pendidikan melalui sekolah-sekolah dengan memberikan surat, dan brosur, kepada pihak sekolah bertujuan untuk disampaikan kepada siswa-siswa yang ada disekolah, selain itu juga Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat juga mengatakan cara penyampaian informasi tentang program bantuan pendidikan ini diumumkan melalui radio-radio yang ada di daerah Tulang Bawang Barat

9

M. Badri, Bendahara Dinas Pendidikan, Wawancara, Selasa, 22 Mei 2018.

dan memasang benner disetiap titik keramaian.

Berdasarkan pernyataan Bendahara Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat tentang sistem penyampaian informasi atau sosialisasi program bantuan pendidikan ini dibenarkan oleh Bapak Fahmi Rahmi, S.Pd selaku WK Kurikulum SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dan Ibu Erlita Yuani Putri, S.Pd selaku WK Kurikulum SMA Negeri 1 Tumijajar.10

Bapak Fahmi Rahmi, S.Pd juga menambahkan Dari Program Bantuan Pendidikan ini diharapkan dapat memotivasi pelajar SMA/MA/SMK di Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dan bertujuan untuk (a) memperluas kesempatan mengikuti pendidikan pada jenjang perguruan tinggi bagi lulus SLTA di daerah, (b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan di daerah, dan (c) pemerataan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi bagi mahasiswa/mahasiswi yang berprestasi.

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan, maka Peraturan Bupati tersebut diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat khususnya Dinas Pendidikan Tulang Bawang Barat. Berdasarkan naskah perjanjian kerjasama talah dibuat Memorandum

10

(9)

of Understanding yang selanjutnya disingkat (MoU) sebagai bentuk nota kesepahaman antara Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada tanggal 13 Juni 2016 dengan Nomor : 1112/UN26/4/DT/2016 dan Nomor : 180/7/1.02/MoU/HK/TUBABA/2016 Penyelenggara Program Pengembang an Diploma III Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2. Faktor Penghambat Pelaksana

an Program Bantuan Pendidik an

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam bentuk wawancara dengan Bapak M. Badri, S.E., M.H sebagai Bendahara Dinas Pendidikan dikatakan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan adalah11:

1. Mahasiswa penerima Program Bantuan Pendidikan tidak pernah memberikan laporan kepada Dinas Pendidikan mengenai hasil dari studi pembelajaran yang mahasiswa pelajari di perguruan tinggi, berbeda halnya dengan pembayaran Uang Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat (UKT) dan pembayaran tempat tinggal maka mahasiswa melakukan laporan ke Dinas Pendidikan. 2. Kurangnya kontribusi dalam

kegiatan di Tulang Bawang Barat, mahasiswa tidak pernah

11

M. Badri, Bendahara Dinas

Pendidikan, Wawancara, Selasa, 22 Mei 2018.

ikut campur dalam acara-acara/pameran yang di lakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam bentuk wawancara kepada beberapa penerima program bantuan pendidikan mereka mengatakan faktor penghambatnya sebagai berikut :

1. Komitmen dan keseriusan mahasiswa dalam menjalankan kewajibannya. Pola fikir dan sudut pandang setiap mahasiswa penerima program bantuan pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kualitas diri dari masing-masing mahasiswa. Sebab tidak semua mahasiswa penerima program bantuan pendidikan menyadari akan tanggung jawab dan tugasnya sebagai mahasiswa penerima program bantuan pendidikan. Hal ini dibutikan dengan adanya mahasiswa yang mengalami kemunduran pada prestasi akademiknya.

2. Kurangnya transparansi antara Dinas Pendidikan kepada penerima program bantuan pendidikan, dalam hal ini yang dimaksud dengan kurangnya transparansi adalah tidak ada kejelasan ataupun penjelasan mengenai hak dan kewajiban sebagai mahasiswa.

3. Keterlambatan pembayaran dana tempat tinggal mahasiswa.

(10)

evaluasi ataupun menbuat suatu kegiatan yang dilakukan di daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat dikarenakan padatnya jadwal kuliah, sedangkan diwaktu libur semua mahasiswa penerima program bantuan pendidikan melakukan Kuliah Kerja Lapangan yang selanjutnya disingkat (KKL).

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan:

1. Pelaksanaan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan sudah terlaksana dengan baik, yang di harapkan program bantuan pendidikan dimasa yang akan datang dapat terus dilakukan secara berkesinambungan sehingga pelaksanaan program bantuan pendidikan tersebut banyak dirasakan oleh para mahasiswa yang potensial tapi kurang beruntung dibidang dana pendidikan.

2. Faktor penghambatnya dari pelaksanaan program bantuan pendidikan ialah laporan transparansi baik dari pihak dinas maupun penerima, kontribusi yang diharapkan pihak dinas belum terlihat maksimal dari pihak penerima dikarenakan jadwal kuliah yang padat, serta pembayaran tempat tinggal penerima program bantuan pendidikan.

4.2 Saran

1. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat CQ Dinas Pendidikan terus menggalakkan dan menganggarkannya dalam APBD setempat khususnya Program Bantuan Pendidikan secara berkesinambungan sehingga banyak para mahasiswa yang potensial tapi kurang dana dalam penyelesaian pendidikan dapat membantu dengan program bantuan pendidikan ini.

2. Sebaiknya faktor penghambat yang ada selama ini dapat di eliminir dengan cara memberikan pengawasan dan rasatanggung jawab akan bantuan program bantuan pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah setempat, transparansi tentang hak dan kewajiban, meningkatkan rasa memiliki dan peduli terhadap Pemerintah Daerah guna mewujudkan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mandiri dan sejahtera dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Badri, M. Bendahara Dinas Pendidikan, Wawancara, Selasa, 22 Mei 2018.

Djatisidi, IndraMenuju Masyarakat Belajar,Jakarta Selatan : Paramadina, 2010

Djamarah, Syaiful Bahri,Psikologi belajar,Jakarta : Rineka Cipta, 2008

(11)

Rahmi, Fahmi dan Yuani, Erlita WK Kurikulum, Wawancara. Rabu, 23 Mei 2018

Soekanto, SoerjonoPengantar Penelitian Hukum, 1983, Jakarta: Rineka Cipta

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2006.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Besaran Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan cara : Dana Kampung untuk suatu Kampung = Pagu Dana Kampung Kabupaten x [(25% x persentase

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas dalam penyelenggaraan kewenangan rumah tangga kabupaten

Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 56 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang

Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan Permukiman Subbidang Rumah Swadaya yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Biaya yang diperlukan dalam Pengadaan, Pengangkatan dan Pemberhentian Petugas Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang Barat dibebankan pada Anggaran

bahwa untuk memaksimal kedudukan, susunan organisasi,tugas dan fungsi, serta tata kerja perangkat daerahSekretariat DaerahKabupaten Tulang Bawang Barat, maka

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, tarif Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana diatur dalam Pasal 93 dan Pasal 94 Peraturan Daerah

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas Dinas dalam menyelenggarakan kewenangan rumah tangga