BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS ?
•
Etika Terapan
•
Etika Profesi
•
Menuju Bisnis
Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi
etis, bila :
a. Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang
kondusif
- aturan yg jelas dan fair
- kepastian keberlakuan aturan tersebut
- aturan hukum yg mengatur kegiatan bisnis
- sistem pemerintahan yg adil dan efektif
1. Etika
Terapan
Secara umum Etika dibagi menjadi :
a. Etika Umum
b. Etika Khusus
Etika Umum
berbicara mengenai norma dan
nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi
manusia untuk bertindak secara etis, bgmn
manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan
semacamnya.
Etika Khusus
adalah penerapan prinsip-prinsip
Etika
Terapan
Etika sebagai Refeksi adalah pemikiran moral.
Etika sbg refeksi krisis rasional meneropongi dan merefeksi kehidupan manusia dg mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yg ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yg dilakukan setiap orang atau kelompok orang dlm suatu masyarakat.
Dalam etika sebagai refeksi kita berfkir tentang apa yang dilakukan dari khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika
Khusus
Etika Khusus dibagi menjadi 3 :
a. Etika Individual
b. Etika Sosial
c. Etika Lingkungan hidup
Etika Individual
lebih menyangkut kewajiban dan
sikap manusia thd dirinya sendiri.
Etika Sosial
berbicara mengenai kewajiban dan
hak, sikap dan pola perilaku manusia sbg
makhluk sosial dlm interaksinya dg sesamanya.
Etika
Khusus
Etika Lingkungan Hidup, berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sbg kelompok dg lingkungan alam yg lbh luas dlm totalitasnya, dan jg hubungan antara manusia yg satu dg manusia yg lainnya yg berdampak langsung atau tdk langsung pd lingkungan hidup scr keseluruhan.
Etika Lingkungan dapat berupa :
- cabang dr etika sosial, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dg manusia yg berdampak pd lingkungan)
Skema Etika :
Etika Umum Etika Individual Sikap thd sesama Biomedis Etika Keluarga Bisnis Etika Sosial Etika Gender Hukum
Etika Etika Profesi Ilmu Pengetahuan Etika Politik
2. Etika
komitmen pribadi (moral) yg mendalam.Orang Profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dg mengandalkan keahlian dan ketrampilan yg tinggi serta punya komitmen pribadi yg mendalam atas pekerjaannya itu. Atau
Etika
Profesi
b. Ciri-ciri Profesi
Adanya keahlian dan ketrampilan khusus
Adanya komitmen moral yg tinggi
Biasanya orang yg profesional adalah orang
yg hidup dari profesinya
Pengabdian kepada masyarakat
Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus
untuk menjalankan profesi tsb.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota
Adanya komitmen moral yg
tinggi
Komitmen moral ini biasanya dituangkan, khususnya untuk profesi yg luhur dalam bentuk aturan khusus yg menjadi pegangan bg setiap orang yg mengemban profesi ybs.
Aturan main dlm menjalankan atau mengemban profesi tsb biasanya disebut Kode Etik.
Ada 2 sasaran pokok dari kode etik, yaitu :
kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian entah secara sengaja atau tidak sengaja dari kaum profesional
Biasanya orang yg profesional adalah orang
yg hidup dari profesinya
•
ini berarti ia hidup sepenuhnya dari profesi ini
•
Ini berarti profesinya telah membentuk
Pengabdian kepada
masyarakat
Profesi luhur biasanya ada izin khusus
untuk menjalankan profesi tersebut
• Keberadaan izin khusus, karena menyangkut kepentingan orang banyak, dan terkait dg nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan dsb.
• Izin khusus bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yg tdk becus. Atau izin merupakan bentuk perlindungan awal atas kepentingan masyarakat
• Izin juga sesungguhnya merupakan tanda bahwa orang tsb mempunyai keahlian, ketrampilan Dan komitmen moral yg diandalkan dan dapat dipercaya
Kaum profesional biasanya menjadi
anggota dari suatu organisasi profesi
• Contoh : IDI, IAI
• Tujuan organisasi profesi ini terutama adalah untuk menjaga dan melindungi keluhuran profesi tsb.
Etika
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan terhadap hasilnya
- Bertanggung jawab atas dampak profesinya ini
terhadap kehidupan orang lain, khususnya
kepentingan orang-orang yg dilayani.
Prinsip-prinsip etika
profesi
• Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yg profesional agar dlm menjalankan profesinya ia tdk merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yg dilayani dalam rangka profesinya
• Prinsip Otonomi
Prinsip
Otonomi
Batas-batas prinsip otonomi :
• Tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan moral) atas kemajuan profesi tsb serta (dampaknya pada) kepentingan masyarakat • Kendati pemerintah di tempat pertama
Prinsip etika
profesi
•
Prinsip Integritas Moral
3.
Menuju Bisnis sebagai Profesi
Luhur
a. Pandangan
Praktis-Realistis
• Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yg diamati berlaku dlm dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yg umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sbg suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual Dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan
Pandangan
Praktis-Realistis
Asumsi Adam Smith :
• Dlm masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tdk bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri
b. Pandangan
Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dlm kenyataannya masih mrpk suatu hal yg ideal mengenai dunia bisnis. Sbg pandangan yg ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir orang yg dipengaruhi oleh idealisme ttt berdasarkan nilai ttt yg dianutnya.
Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair di antara pihak-pihak yg terlibat. Maka yg mau ditegakkan dlm bisnis yg menyangkut pandangan ini adalah keadilan komutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yg fair.
Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang ttt sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yg tidak bisa dibuatnya sendiri.
Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama yg melihat bisnis sekadar sbg mencari keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bgmn mengusahakan
agar keuntungan yg diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana yg dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yg penting adalah bgmn keuntungan ini sendiri tercapai