• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memahami Kerukunan Hidup Beragama di Desa Sidomulyo Kutai Timur dari Perspektif Georg Simmel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memahami Kerukunan Hidup Beragama di Desa Sidomulyo Kutai Timur dari Perspektif Georg Simmel"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3.1.1. Lokasi penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian peneliti adalah desa Sidomulyo, berada Kecamatan Kalitidu Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur. Peneliti menganggap desa Sidomulyo cocok untuk diteliti dan didukung oleh keberagaman agama dan suku yang ada dilingkungan desa tersebut.

3.1.2. Letak Geografis

Secara geografis desa Sidomulyo terletak pada garis lintang : 13’40.44”U dan garis bujur : 11656’24.82’T. Topografi desa Sidomulyo merupakan kawasan dataran rendah yang potensial terbukti keberadaan kawasan yang subur berada pada ketinggian 60,00 mdl dari permukaan laut dengan kelembapan 15 % dan suhu rata-rata harian 230 C – 320 C,1. Secara administratif desa Sidomulyo berada di wilayah kecamatan Kongbeng kabupaten Kutai Timur dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga :

- Di sebelah utara berbatasan dengan desa Marga Mulya kecamatan Kongbeng. -Di sebelah barat berbatasan dengan desa Karya Bakti kecamatan Muara Wahau. - Di sisi selatan berbatasan dengan desa Karya Bakti kecamatan Muara Wahau. - Di sisi Timur berbatasan dengan desa Sripantun kecamatan Kongbeng.

Jarak tempuh desa Sidomulyo ke ibukota kecamatan Kongbeng: 20 km, Waktu tempuh ibukota kecamatan Kongbeng: 60 menit, Jarak tempuh ke ibukota kabupaten: 191 km, Waktu tempuh ke ibukota kabupaten Kutai Timur: 5 jam,

(2)

Ketersediaan angkutan umum ke ibukota kecamatan: kurang tersedia. Jarak Tembuh ke Ibu kota Propinsi 490 Km Waktu tempu ke Ibu kota Propinsi 12 jam, Ketersediaan angkutan umum ke ibukota propinsi: kurang tersedia2.

Desa Sidomulyo merupakan wilayah yang terdiri dari pemukiman penduduk, tanah tegalan, lahan persawahan dan fasilitas umum dengan luas wilayah desa 1.920 ha. Adapun tata guna lahan desa Sidomulyo adalah sebagai berikut : luas tanah sawah tadah hujan : 3,5 ha, luas lahan kering : 960 ha, pemukiman : 80 ha, luas tanah fasilitas umum: 2,5 ha, lahan gembala : 10 ha, lapangan Olah Raga : 0,75 ha, perkantoran pemerintah : 4,5 ha, bangunan Sekolah : 2 ha, tempat pemakaman umum : 3 ha, jalan : 15 ha, usaha perikanan : 12 ha3,

3.1.3. Sejarah

Sejarah desa Sidomulyo tidak terlepas dari sejarah masyarakat transmigrasi di Kabupaten Kutai Timur. desa ini awalnya bernama desa UPT III Pantun dengan PJ Kepala Desa yang I Gusti Putu Astawa. Beliau adalah Kepala Desa yang sangat disiplin sehingga sangat disegani oleh masyarakat desa.

Karena adanya semangat perubahan maka desa ini pada tahun 1993 diubah namaya menjadi desa Sidomuyo . Nama Sidomulyo didasarkan pada arti dari mana Sido (jadi) dan Mulyo (mulia). Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut : PJ I Gusti Astawa (tahun 1990-1993), Jumari (tahun

2 Hasil observasi deskripsi umum wilayah desa Sidomulyo dan wawancara dengan pegurus desa, pada hari Kamis, tanggal 23 Oktober 2017, pukul 09.00 WITA.

(3)

1994), Harsono (tahun 1995-1999), Sutrisno Hadi Wibowo (tahun 2000-2003), I Gusti Putu Astawa (tahun 2003-2007), I Made Sutama (tahun 2013-sekarang) 4.

3.1.4. Demografi

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Sidomulyo Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Jumlah Kepala Keluarga

1.394 1.153 2.547 815

Sumber: kantor desa

Jumlah penduduk yang berdomisili desa Sidomulyo ada 2.547 jiwa dari 1.394 laki-laki dan 1.153 perempuan, menjadi bagian dalam 815 kepala keluarga. Dengan jumlah penduduk tersebut, maka desa Sidomulyo bisa dinyatakan memiliki jumlah penduduk yang padat jika dibandingkan dengan lima desa lainnya di kecamatan kongbeng5.

3.1.5. Perekonomian

Masyarakat desa Sidomulyo mayoritas bekerja sebagai besar sebagai petani dan sebagian besar yang lainnya bekerja sebagai pegawai buruh perusahan kelapa sawit PT Sinar Mas. Meskipun sebagian di antara mereka juga ada yang bekerja sebagai PNS seperti Guru dan lain-lainnya, dan wiraswasta. Oleh karena itu, kehidupan masyarakatnya termasuk dalam taraf sejahtera6.

3.1.6. Kehidupan Keagamaan

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Sidomulyo Islam Kristen Hindu Katolik Jumlah Penduduk

2.027 210 250 50 2.547

Sumber: data, Kantor Desa

4 Hasil observasi deskripsi umum wilayah Desa Sidomulyo dan wawancara dengan pegurus desa, dengan mengkorscek arsip desa pada hari Senin, 23 Oktober 2017, pukul 09.00 WITA.

5 Data Demografi Desa Sidomulyo,2016

(4)

Jika diperhatikan tabel diatas mayoritas penduduknya adalah Muslim, tapi bukan berarti dalam setiap tempat atau RT yang berdomisili terdapat banyak Muslim, karena dibeberapa RT mempunyai komposisi penghuni yang berbeda-beda.

3.2. Keadaan Sosial Budaya Desa Sidomulyo

Desa Sidomulya merupakan bagian dari kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur. Awal masyarakatnya berasal dari warga transmigran datang pada tahun 1988 yang terdiri dari suku Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak terlepas dari tradisi atau budaya suku masing-masing. Unsur keyakinan akan ajaran agama masing-masing tidak menjadikannya mereka meninggalkan tradisi atau budaya yang diwariskan oleh leluhur atau nenek moyang mereka atau tradisi dari daerah asal.

Budaya dalam sistem sosial masyarakat yang masih ada di antaranya acara:

Kendurian/Slametan selapanan, kelahiran dan perkawinan, tasmiah, suroan, dan

arak-arakan Ogoh-ogoh.Kebudayaan tersebut yang berasal dari daerah masing - masing warga yang ada di desa Sidomulyo ikut memberi warna untuk menemukan jati diri masyarakat. Dalam perkembangannya kebudayaan yang tidak sama ini memberi dampak pada keberagaman di desa Sidomulyo.

(5)

kemerdekaan atau acara Agustusan. Tidak hanya budaya tradisional yang mereka lestarikan, tetapi mereka juga sudah mulai menerima budaya modern.

Sebagian aspek yang memengaruhi keragaman budaya, diantaranya, bahasa, teknologi, mata pencaharian, organisasi sosial, pengetahuan, agama, serta kesenian. Dampak umum yang muncul dari keberagaman keadaan sosial budaya desa Sidomulyo, salah satunya : terbentuknya system pemerintahan demokratis untuk mengakomodasi semua kebutuhan orang-orang serta semua keadaan sosial budaya yang bermacam - macam sehingga setiap individu memperoleh kesamaan.

3.3. Pergaulan Sosial Antar Umat Beragama di Desa Sidomulyo

Sebagaimana dikemukakan oleh Raimundo Panikkar, ekspresi keagamaan seseorang dibedakan menjadi tiga, yaitu eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme7 Dengan adanya pemahaman inilah sehingga Pluralitas ke-beragamaan dapat diterima, dan dengan menggunakan paradigma pluralisme, maka hal-hal negatif yang dapat memunculkan konflik tidak akan terjadi.

Untuk menghindari konflik, setiap umat beragama haruslah bersikap terbuka, apalagi di tengah kehidupan beragama yang plural seperti di desa Sidomulyo khususnya yang memiliki perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat, kedaerahannya menjadi ciri bahwa masyarakat desa Sidomulyo bersifat majemuk (plural societies)8.

Kemajemukan didalam kehidupan sosial keagamaan nampak pada kegiatan-kegiatan perayaan hari besar agama seperti: acara hari besar agama Islam Idul Fitri. Satu hari sebelum Idul Fitri, tetangga yang bukan Muslim memberi hantaran atau yang bisa disamakan dengan parsel. Hal ini diberlakukan kepada

(6)

mereka yang Hindu dan Kristen dan sebaliknya. Selanjutnya. Perkunjungan dan memberi ucapan selamat diacara hari besar agama seperti: Om Swastiastu, bagi yang beragama Hindu, Minal Aidin wal Faizin bagi yang beragama Islam dan selamat Natal dan Tahun Baru bagi yang beragama Kristen.

Secara umum pergaulan hidup umat beragama dapat dilihat dari adanya tempat-tempat ibadah seperti; Gereja, Masjid dan Pura sebagai tempat pelaksanaan ritual agama yang tidak jauh jaraknya. Disampaikan juga saat wawancara bahwa tempat tempat ibadah pada awal mereka hadir di desa Sidomulyo yang masih berstatus transmigrasi, saat itu mereka bergotong royong untuk mendirikan tempat ibadah9. situasi yang rukun setiap individu yang terbuka memampukan mereka hidup berdampingan, maka dengan demikian bisa mendatangkan kesejahteraan dan pemerataan hidup. Hal ini juga yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila itu, Taopan10.

3.4. Faktor-Faktor pendukung Kerukunan Hidup beragama Di Desa Sidomulyo

3.4.1 Saling Menghormati

Setiap umat beragama harus atau wajib memupuk, melestarikan dan meningkatkan keyakinannya. Dengan mempertebal keyakinan maka setiap umat beragama akan lebih saling menghormati sehingga perasaan takut dan curiga semakin hari dapat dihilangkan bersamaan dengan meningkatkan taqwa.

Rasa saling menghormati juga termasuk menanamkan rasa simpati atas kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kelompok lain, sehingga mampu menggugah optimisme dengan persaingan yang sehat. Mengusahakan untuk tidak mencari

9

Sumber wawancara dengan Sumadi, Misdram, pada hari Jumat,n20 Oktober 2017, pukul 10:00 WITA sampai 12:00 WITA.

10

(7)

kelemahan-kelemahan agama lain, apalagi kelemahan tersebut dibesar-besarkan yang menimbulkan perasaan tidak senang.

3.4.2. Kebebasan Beragama

Setiap manusia mempunyai kebebasan untuk menganut agama yang disukai serta situasi dan kondisi memberikan kesempatan yang sama terhadap semua agama. Dalam menjabarkan kebebasan perlu adanya pertimbangan sosiologis dalam arti bahwa secara kenyataan proses sosialisasi berdasarkan wilayah, keturunan dan pendidikan juga berpengaruh terhadap agama yang dianut seseorang.

Kebebasan beragama juga dilindungi oleh UUD 1945 yang berkaitan dengan sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa”. Yaitu; Pasal 28E Ayat (1) Setiap orang

bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Pasal 29 Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Sehingga kedudukan agama terlihat jelas dalam Undang-undang dasar 1945 dimana dalam UUD 1945 tersebut telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam memeluk agama yang dianutnya.

3.4.3. Menerima orang lain apa adanya

(8)

kehadirannya apa adanya begitu pula sebaliknya. Jika menerima orang Islam, Hindu dan Kristen dengan persepsi seperti mereka yakini maka terjadi ketidakrukunan tapi justru mempertajam konflik.

3.4.4 Berfikir positif

Dalam pergaulan antar umat beragama harus dikembangkan berbaik sangka, jika orang berburuk sangka maka akan menemui kesulitan dan kaku dalam bergaul apa lagi jika bergaul dengan orang yang berbeda agama.

Dasar berbaik sangka adalah saling percaya. Kesulitan yang besar dalam dialog adalah saling tidak percaya. Selama masih ada saling tidak percaya maka dialog sulit dilaksanakan. Jika agama yang satu masih menaruh prasangka terhadap agama lain maka usaha kearah kerukunan masih belum memungkinkan. Untuk memulai usaha kerukunan harus dicari di dalam agama masing-masing tentang adanya prinsip-prinsip kerukunan (toleransi).30

3.4.5. Budaya

Nilai-nilai dalam budaya khususnya yang terlihat ialah dari budaya jawa11. Dikaitan dengan suatu norma-norma yang menilai baik dan buruknya sesuatu yang berlaku dalam masyarakat Jawa. Suatu interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ada dalam suatu masyarakat12. Keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya itu bisa disebut etika Jawa13.

11 Hasil observasi wilayah desa Sidomulyo dan wawancara dengan pengurus desa, warga masyarakat pada hari rabu 25 Oktober 2017.

12 D.A. Wila Huki, Pengantar Sosiologi (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1986).,158.

13 Franz Magnis-Suseno, Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang hidup Jawa

(9)

Ada dua hal prinsip kaidah rukun dan prinsip hormat. Pertama, prinsip rukun mempunyai tujuan untuk mempertahankan masyarakat agar tetap dalam keadaan yang harmonis. Rukun berarti berada dalam keadaan selaras, tenang dan tentram dan damai, tanpa perselisihan dan pertentangan, bersatu dalam maksud saling membantu14.

Di desa Sidomulyo, setiap orang menjadi tetangga dan semuanya mempunyai kedudukan yang sama. Sehingga meskipun mereka terdiri dari masyarakat yang heterogen dalam hal agama, tetapi mereka tetap menjalankan nilai-nilai tersebut dengan sebaik- baiknya. Realisasi dari nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari kegotongroyongan warga ketika, melayat orang meninggal baik itu agama Hindu, Kristen dan Islam, menghadiri acara pernikahan, sunatan dan sebagainya. Apabila mendapat undangan untuk mengikuti acara seperti pernikahan, syukuran kelahiran, melayat, dan lain sebagainya semua warga akan saling berkunjung tanpa membedakan agama.

Mewujudkan kerukunan hidup antar sesama manusia tidak akan terjadi begitu saja tanpa ada usaha dan perjuangan, Winata Rairin mengatakan :

Kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga hidup rukun di antara sesama umat beragama sesama penganut kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dan meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat15

(10)

Gambar

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Sidomulyo

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka pengertian prokrastinasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku yang dilakukan secara sengaja menunda untuk

Berdasarkan peta prakiraan angin dan gelombang laut mingguan di wilayah perairan Kepulauan Riau pada bulan November 2014 yang dibuat Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

Kesimpulan dari Optimisasi dan Share Webblog Menggunakan Teknik Search Engine Optimization adalah sebagai berikut. a) Webblog merupakan salah satu media pembelajaran

Pre-test akan dibandingkan dengan hasil Post- test sehingga dapat diketahui apakah kegiatan belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan diharapkan pemahaman

Pada budaya yang terlihat, pengajar dan pemelajar akan segera menyadari akan hal tersebut karena memang terlihat dengan jelas, sedangkan pada mienai bunka ( 見えない文化

Ini dilihat dari indikator dari prestasi kerja yang paling menunjang adalah mempunyai keterampilan dalam pekerjaan yang dilakukan, kualitas kerja kemapuan yang

Orangtua yang menerapkan strength- based parenting cenderung memberikan saran dan motivasi kepada remaja untuk terus menemukan potensinya, lalu memberikan pujian

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam