• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transparansi Rencana Pembangunan | Payakumbuh Kota BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transparansi Rencana Pembangunan | Payakumbuh Kota BAB I "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA

(RENJA)

DINAS KESEHATAN KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN

KOTA PAYAKUMBUH

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Rencana kerja (renja) merupakan dokumen perencanaan tahunan yang

menjabarkan gambaran permasalahan pembangunan daerah serta indikasi daftar program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah secara terencana dan

bertahap melalui sumber pembiayaan APBD dengan mengutamakan kewenangan wajib

disusul dengan bidang lainnya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah.

Rencana kerja juga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan program dan

kegiatan yang realistis untuk mengantisipasi perkembangan masa depan yang selanjutnya

dijadikan suatu parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan dan/atau

ketidakberhasilan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan menggunakan

indikator kinerja berupa masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat

(benefit) dan dampak (impact). Penetapan indikator kinerja perlu dilakukan untuk

mengantisipasi kelemahan evaluasi pembangunan saat ini.

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu sektor pembangunan daerah yang

sangat penting. Upaya pembangunan kesehatan dilakukan secara paripurna dan menyeluruh,

meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sesuai arah kebijakan Kota

Payakumbuh periode tahun 2012 – 2017 untuk pembangunan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan mengutamakan upaya promotif dan preventif.

Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Bidang Kesehatan sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 sebagai berikut :

1. Bidang Upaya Kesehatan

a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

- Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

- Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

- Peningkatan Imunisasi

- Peningkatan surveylance epidemiology dan penanggulangan wabah

- Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit skala kota

- Pengendalian penyakit tidak menular b. Lingkungan Sehat

- Pengkajian pengembangan lingkungan sehat

(3)

c. Perbaikan Gizi Masyarakat

- Penyelenggaraan surveylance gizi buruk dan penanggulangan masalah gizi (KEP, anemia gizi besi, GAKY, KVA, & kekurangan zat gizi mikrolainnya)

d. Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat

- Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sekunder

- Registerasi, akreditasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah dan provinsi

- Pemberian izin sarana kesehatan meliputi RS pemerintah kelas C, kelas D, RS Swasta yang setara, praktek berkelompok, klinik umum/spesialis, RB

Bersalin, Klinik dr Keluarga/ drg Keluarga, kedokteran komplementer dan

pengobatan tradisional serta sarana penunjang yang setara.

2. Bidang Pembiayaan Kesehatan

a. Pengelolaan/penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (merupakan

gabungan dari Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda dan Jamkesko).

3. Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan

a. Pemanfaatan tenaga kesehatan strategis

b. Pendayagunaan tenaga kesehatan makro

c. Pelatihan teknis tenaga kesehatan

d. Registerasi, Akreditasi, Sertifikasi tenaga kesehatan tertentu (tekhnis)

e. Pemberian izin praktek tenaga kesehatan tertentu (tekhnis).

4. Bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan

a. Penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, alat kesehatan,

regensia dan vaksin

b. Pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan.

c. Pemberian rekomendasi izin PBF cabang, PBAK dan industri kecil obat

tradisional (IKOT)

5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Penyelenggaraan promosi kesehatan skala kab/kota

b. Pemberdayaan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

6. Bidang Manajemen Kesehatan

a. Kebijakan

- Penyelenggaraan, bimbingan dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan pemerintah kota.

b. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

- Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung

(4)

- Pengelolaan survey kesehatan daerah (surkesda).

- Implementasi penapisan IPTEK di bidang pelayanan kesehatan c. Kerjasama Luar Negeri

- Penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala Kab/Kota d. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

- Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan skala Kab/Kota e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

- Pengelolaan Sitim Informasi Manajeman Kesehatan

Untuk mendukung terlaksananya kewenangan tersebut ketenagaan teknis pelayanan

kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Ketenagaan Teknis Basic Six di Kota Payakumbuh, Tahun 2013

No Unit Kerja Medis Paramedis Gizi Sanitasi SKM Apoteker

Dalam penyusunan anggaran kesehatan, pemerintah Kota Payakumbuh lebih fokus

terhadap promosi kesehatan, penanggulangan penyakit dan penyehatan masyarakat. Saat ini

sektor kesehatan menjadi primadona dan unggulan dan merupakan salah satu dari 4 sektor

penting pembangunan di Kota Payakumbuh.

Beberapa hasil pembangunan kesehatan dalam data 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada

matriks sebagai berikut :

Tabel 2: Hasil pencapaian Indikator Kesehatan dalam 3 tahun terakhir (2011 – 2013) di Kota Payakumbuh

I. INDIKATOR INPUT DAN PROSES

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1 % Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K.4 97,3 96,8 96,8

2 % Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan

(5)

3 % ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk 100 100 100

4 % bumil mendapatkan Fe 95,3 96,3 96,3

5 % cakupan kunj. Pel.kes kepada bayi baru lahir di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu oleh Nakes/Bidan sesuai std

100 100 100

6 % Cakupan kunjungan bayi 100 100 100

7 % Bayi baru lahir dengan BBLR yg dirujuk 100 100 100

8 % Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita (1-5 th) dan pra sekolah oleh Nakes 2x/th

54,4 55,5 55,5

9 % Cak. Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan setingkat di satu wilayah kerja sesuai dengan std oleh Nakes atau tanaga terlatih (guru UKS atau dokter kecil paling sedikit 2x/th)

32 32 32

10 % Murid SD/Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat pemeriksaan Gigi dan Mulut

32 32 32

11 % Cakupan pelayanan kesehatan remaja 0 0 0

12 % Cakupan Peserta aktif KB 93,25 93,25 93,25

13 % Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut

15,5 16,5 16,5

14 % desa/kelurahan UCI 92,5 92,5 92,5

15 % Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum

6 6 6

B SUMBER DAYA KESEHATAN

16 Rata-rata Dokter per 100.000 penduduk 29 29 29

17 Rata-rata Dokter Spesialis per 100.000 penduduk

22 Rata-rata Perawat per 100.000 penduduk 155 155 155

23 Rata-rata Ahli Gizi per 100.000 penduduk 16 16 16

24 Rata-rata Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 14 14 14

25 Rata-rata Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk

27 27 27

26 Rata-rata Prosentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota

7,9 7,9 7,9

27 Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per Kapita per-tahun (ribuan rupiah)

190.256 190.256 190.256

C MANAJEMEN KESEHATAN

28 % Kota/Kab mempunyai Dokumen Sistem Kesehatan

100 100 100

29 % Kota/Kab mempunyai "Contingency Plan" untuk masalah Kesehatan akibat Bencana

0 0 0

30 % Kota/Kab membuat Profil Kesehatan 100 100 100

31 % Kota/Kab melaksanakan SURKESDA 100 100 100

32 % Kota/Kab mempunyai Distric Health Account (DHA)

100 100 100

D FARMASI, KOSALKES, DAN MAKMIN

(6)

34 % pengadaan obat essensial 100 100 100

35 % pengadaan obat generik dalam persediaan obat

100 100 100

36 Ratio jumlah apotik dengan jumlah penduduk 1/8527 1/8527 1/8527

E KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT 37 % keluarga yang memiliki akses terhadap air

bersih

87 87 87

38 Angka Kecelakaan Lalulintas per 100.000 penduduk

- - -

39 % penduduk yang melek huruf - - -

II INDIKATOR HASIL ANTARA

F PROMOSI KESEHATAN/PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

40 % rumah tangga PHBS 57 63 63

41 % posyandu purnama dan mandiri 88.4 88.4 88.4

G KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

42 % rumah sehat 78,4 78,4 78,4

43 % institusi sanitasi yang dibina 71 71 71

44 % rumah/bangunan bebas jentik nyamuk penular (vektor)

72 72 72

45 % tempat umum yang memenuhi syarat/sehat 88.2 88.2 88.2

H PENANGGULANGAN NAFZA

46 % upaya penyuluhan P3 Nafza oleh petugas kesehatan

0 0 0

I AKSES DAN MUTU YANKES

47 % sarana kesehatan dengan 4 kompetensi dasar (Kebidanan, Bdh, Penyakit Dalam, Anak) sesuai std yg dapat diakses masy.

100 100 100

48 % rujukan ibu hamil risiko tinggi yang tertangani

100 100 100

49 % rujukan bayi baru lahir BBLR yang tertangani

100 100 100

50 % sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat sesuai std yg diakses oleh masyarakat

100 100 100

51 % akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yg aman utk menangani MMR

100 100 100

52 % rumah sakit yang mampu menangani pelayanan labor sesuai std

100 100 100

53 % puskesmas yang mempu menangani pelayanan labor sesuai std

100 100 100

54 % cakupan pemeliharaan kesehatan pra bayar / JPK

100 100 100

55 % cakupan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin

100 100 100

III INDIKATOR HASIL AKHIR (DERAJAT KESEHATAN)

J MORTALITAS

56 Jumlah Kematian Bayi dari kelahiran hidup/thn

24 14 14

57 Jumlah Kematian Balita dari total kelahiran hidup/thn

(7)

58 Jumlah Kematian Ibu Melahirkan dari total

62 % cakupan balita yang mendapatkan kapsul Vit. A sebanyak 2x/th

88,9 88,5 88,5

63 % cakupan WUS yang mendapatkan kapsul Yodium

100 100 100

64

% cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi gizi kurang dari keluarga miskin

100 100 100

65 % balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai dengan std tatalaksana gizi buruk

100 100 100

66 % bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif 67,3 65,6 65,6

67 % desa dengan garam beryodium baik 100 100 100

68 % kecamatan bebas rawan gizi 100 100 100

L PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR / MORBIDITAS

69 % desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam

100 100 100

70 AFP rate per 100.000 penduduk kurang 15 tahun

0 0 0

71 % penemuan penderita TBC baru BTA + 18 16 16

72 % kesembuhan penderita TBC BTA + 100 100 100

73 % penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)

100 100 100

74 % penemuan dan pengobatan pneumoni balita sesuai standar

100 100 100

75 % klien yang mendapatkan pelayanan HIV/AIDS sesuai standar

100 100 100

76 % infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan dan diobati sesuai standar

100 100 100

77 Prevalensi HIV (% kasus terhadap penduduk berisiko)

0 0 0

78 % penderita diare balita yang ditemukan dan ditangani sesuai standar

100 100 100

Beberapa masalah kesehatan yang masih mencuat di Kota Payakumbuh, yakni

terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular

(degeneratif) yang lebih disebabkan pola konsumsi dan pola hidup (perilaku kesehatan) yang

salah. Sebagai tindak lanjutnya Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dalam menyusun

rencana kerja tahun 2015 lebih memperioritaskan kegiatan kepada promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit. Program dan kegiatan bidang kesehatan tahun 2015 disesuaikan

dengan RKPD Kota Payakumbuh dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun

(8)

1.2. LANDASAN HUKUM

 Undang – undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan,

 Undang – undang No 25 tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional,

 Kepmenkes RI No HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 – 2014,

 Peraturan Daerah No 4 tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Payakumbuh tahun 2012 – 2017,

 Peraturan Walikota Payakumbuh No 47 tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh,

Tugas pokok Dinas Kesehatan untuk membantu fungsi pemerintah Kota

Payakumbuh dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dan tugas-tugas

perbantuan di bidang kesehatan.

Fungsi :

a. Pembinaan pelayanan kesehatan masyarakat

b. Pengelolaan/penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan

c. Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional (tugas perbantuan).

d. Penyediaan dan pengelolaan obat kesehatan dasar, alat kesehatan, regensia dan

vaksin

e. Penyelenggaraan peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan

f. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat melalui UKBM

g. Pelayanan teknis manajemen kesehatan dan administrasi kepada semua unsur

dan bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh

h. Perencanaan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk

semua unsur dan bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh

i. Pengkoordinasian perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan

pengawasan tugas-tugas sekretariat dan bidang dengan prinsip-prinsip

pelayanan prima yang terhindar dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2015

adalah sebagai acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawab Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2015.

Dan tujuan dari disusunnya rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun

(9)

a. Sebagai pedoman bagi pemegang program di lingkungan Dinas Kesehatan Kota

Payakumbuh dalam menyusun anggaran tahun 2015

b. Sebagai landasan opersional bagi pemegang program di Dinas Kesehatan Kota

Payakumbuh dan unit pelaksana teknis kesehatan dalam menjalankan anggaran

tahun 2015

1.4 Sistimatika Penulisan

Rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2015 disusun dengan

sistimatika sebagai berikut;

BAB I. Pendahuluan

Memuat latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistimatika

penulisan Renja.

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

Memuat evaluasi Renja Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh tahun 2013 dan capaian

Renstra Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, analisis kinerja pelayanan Dinas

Kesehatan, dan Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan.

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Memuat telaahan terhadap kebijakan nasional, tujuan dan sasaran Renja, serta

program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh

BAB IV. PENUTUP

Memuat catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah pelaksanaan,

Gambar

Tabel 1. Ketenagaan Teknis Basic Six di Kota Payakumbuh, Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Sistem dapat menerima 2 nilai input untuk diproses dengan menggunakan fuzzy logic Ttukamoto. Sistem dapat menampilkan output yang sesuai dengan rule yang

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai parameter-parameter yang berkaitan dengan penentuan kerentanan potensi banjir di Kecamatan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Greco (2011) adalah penelitian ini hanya menguji pengaruh konsentrasi kepemilikan, kepemilikan oleh

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode logika fuzzy tsukamoto ini dapat digunakan untuk membuat suatu sistem pendukung keputusan yang

Sementara itu, implikasi praktis memberikan rekomendasi bagi pengguna Twitter dalam berperilaku dengan pengguna lain sehingga dapat tercipta komunikasi yang sehat.. Kata kunci

Variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROIC dapat digunakan sebagai variabel independen dan dependen untuk menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung

Sarana komunikasi massa yang tidak terpisahkan dengan masyarakat adalah televisi tak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga media hiburan, dan edukasi bagi

Pada peneltian ini mencoba menggunakan Evolution Strategies yang merupakan bagian dari Algoritma Evolusi untuk mengatasi masalah VRPTW distribusi minuman bersoda..