• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Diagnostik Dan Korelasi Rasio Neutrofil-Limfosit Dengan Serum Procalcitonin Sebagai Biomarker Infeksi Bakteri Pasien Sepsis Di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Diagnostik Dan Korelasi Rasio Neutrofil-Limfosit Dengan Serum Procalcitonin Sebagai Biomarker Infeksi Bakteri Pasien Sepsis Di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI DIAGNOSTIK DAN KORELASI

RASIO NEUTROFIL-LIMFOSIT DENGAN SERUM

PROCALCITONIN

SEBAGAI BIOMARKER INFEKSI BAKTERI PASIEN SEPSIS

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT ADAM MALIK

TESIS

DAVID MARINTUA RAJA SILALAHI 107114010

P

PR

RO

OG

G

RA

R

AM

M

M

MA

AG

GI

I

ST

S

TE

ER

R

K

KL

LI

IN

NI

IK

K

-

-

S

SP

PE

ES

SI

IA

AL

LI

IS

S

D

DE

EP

PA

AR

RT

TE

EM

ME

EN

N

/

/

S

SM

MF

F

A

AN

NE

ES

ST

TE

ES

SI

IO

O

LO

L

OG

GI

I

D

DA

AN

N

T

TE

ER

RA

AP

PI

I

I

IN

NT

TE

EN

NS

SI

IF

F

F

FA

AK

KU

UL

LT

TA

AS

S

K

K

ED

E

DO

OK

K

TE

T

ER

RA

AN

N

U

UN

NI

IV

VE

ER

RS

SI

IT

TA

AS

S

S

SU

UM

MA

AT

TE

ER

RA

A

U

U

TA

T

AR

RA

A

/

/

R

RS

SU

UP

P

H

H

.

.

A

AD

DA

AM

M

MA

M

AL

LI

IK

K

M E D A N

2

(2)

NILAI DIAGNOSTIK DAN KORELASI

RASIO NEUTROFIL-LIMFOSIT DENGAN SERUM

PROCALCITONIN

SEBAGAI BIOMARKER INFEKSI BAKTERI PASIEN SEPSIS

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT ADAM MALIK

TESIS

DAVID MARINTUA RAJA SILALAHI 107114010

Pembimbing I :

Prof.dr.Achsanuddin Hanafie, SpAn. KIC. KAO

Pembimbing II :

dr. Asmin Lubis, DAF, Sp.An, KAP KMN

Untuk memperoleh gelar Magister Klinik di bidang

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

DAFTAR SINGKATAN x

RINGKASAN xi

ABSTRACT xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.1.1. Rumusan Masalah 4

1.2. Hipotesa 4

1.3. Tujuan Penelitian 4

1.4. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Sepsis 6

2.1.1. Epidemiologi 6

2.1.2 Definisi 7

2.1.3. Patofisiologi SIRS dan Sepsis 9

2.1.4 Proses imunologi pada sepsis 12

2.1.4.1 Peran neutrofil pada sepsis 12

2.1.4.2 Proses kerja neutrofil pada infeksi bakteri 14

2.1.5 Disfungsi imunologi pada sepsis 15

2.1.5.1 Disfungsi proses migrasi neutrofil menuju fokus infeksi 15

2.1.5.2 Limfositopenia pada sepsis 16

2.2 Biomarker infeksi bakteri 18

2.2.1 Peran Procalcitonin sebagai biomarker infeksi bakteri 18

2.2.1.1 Biosintesis Procalcitonin 18

2.2.1.2 Patofisiologi procalcitonin 19

2.2.1.3 Peran PCT dalam Diagnostik 21

2.2.2 Limfositopenia & rasio neutrofil-limfosit sebagai biomarker 25 infeksi bakteri.

2.2.2.1 Limfositopenia 26

(4)

2.2.2.3 Kultur mikrobiologi 30

2.3 Efek kortikosteroid pada sistem imunitas 32

2.4 Kerangka Teori 34

2.5 Kerangka konsep 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

28 3.1.Desain 35

3.2.Tempat danWaktu 35

3.2.1.Tempat 35

3.2.2.Waktu 35

3.3.Populasi dan Sampel 35

3.3.1.Populasi 35

3.3.2.Sampel 35

3.4.Kriteria inklusi & eksklusi 35

3.4.1. Kriteria inklusi 35

3.9. Identifikasi variabel 40

3.9.1.Variabel efek (baku emas) 40

3.9.2.Variabel prediktor 40

3.10. DefenisiOperasional 40

3.11. Rencana Manajemen dan Analisa Data 44

3.12. Masalah Etika 46

BAB IV HASIL PENELITIAN 47

BAB V PEMBAHASAN 64

BAB VI KESIMPULAN & SARAN 69

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Perbandingan insiden dan mortalitas sepsis berat dengan penyakit lain 6

Gambar 2. Respon inflamasi yang dinamik pada sepsis 10

Gambar 3.Respon inflamasi terhadap pengaktifan sel imun 11

Gambar 4. Proses pembentukan dan maturasi sel leukosit 13

Gambar 5.Proses aktifasi neutrofil dalam infeksi bakteri 13

Gambar 6 Kaskade proses disfungsi imunologi pada sepsis 15

Gambar 7. Struktur Procalcitonin 18

Gambar 8. Mekanisme sekresi Procalcitonin 19

Gambar 9. Peningkatan PCT pada hari 1&2 kasus trauma 22

Gambar 10Algoritma Antibiotik sesuai Procalcitonin 24

Gambar 11. Grafik boxplot perbedaan kadar leukosit berdasarkan kadar

Procalcitonin 48

Gambar 12.Grafik boxplot perbedaan kadar neutrofil berdasarkan kadar procalcitonin

49

Gambar 13.Grafik boxplot perbedaan kadar limfosit berdasarkan kadar procalcitonin

50

Gambar 14.Grafik boxplot perbedaan rasio NL berdasarkan kadar procalcitonin 50

Gambar 15Grafik boxplot perbedaan skor APACHE II berdasarkan kadar procalcitonin

51

Gambar 16.Grafik boxplot perbedaan skor SOFA berdasarkan kadar procalcitonin 52

Gambar 17.Grafik boxplot perbedaan rasio NL berdasarkan derajat keparahan

sepsis 53

Gambar 18.Grafik batang perbedaan derajat keparahan sepsis berdasarkan kadar

procalcitonin 54

Gambar 19 Kurva ROC dari Rasio Neutrofil Limfosit dalam memprediksi infeksi

(6)

Gambar 20. Kurva Sensitifitas dan spesifisitas rasio NL terhadap kadar serum

procalcitonin 55

Gambar 21. Grafik Scatterplot korelasi neutrofil dan kadar serum procalcitonin 57

Gambar 22.Grafik Scatterplot korelasi rasio NL dan kadar serum procalcitonin 57

Gambar 23.Grafik boxplot perbedaan skor APACHE II berdasarkan rasio NL 58

Gambar 24.Grafik boxplot perbedaan skor SOFA berdasarkan rasio NL 59

Gambar 25. Grafik Scatterplot korelasi rasio NL dan derajat keparahan sepsis 60

Gambar 26. Grafik Scatterplot korelasi rasio NL dan Skor APACHE II 61

Gambar 27. Grafik Scatterplot korelasi procalcitonin dan Skor APACHE II 61

Gambar 28. Grafik Scatterplot korelasi rasio NL dan Skor SOFA 62

Gambar 29. Grafik Scatterplot korelasi procalcitonin dan Skor SOFA 63

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi sepsis 7

Tabel 2. Definisi penyakit 7

Tabel 3. Sitokin/ mediator inflamasi 11

Tabel 4. Aplikasi Kadar PCT dalam Interpretasi Kuman pada Pasien Infeksi

Saluran Nafas Bagian Bawah 24

Tabel 5 Diskriminasi bakteri patogen dan kontaminan pada hasil kultur mikrobiolo30

Tabel 6 Interpretasi diagnostik infeksi bakteri 32

Tabel 7. Dosis ekuivalen steroid 34

Tabel 8 Likelihood ratio 44

Tabel 9. Rencana uji diskriminasi serum procalcitonin dan rasio NL. 46

Tabel 10.Karakteristik umum 48

Tabel 11.Perbedaan Rerata Leukosit, Neutrofil, Limfosit, Rasio NL, APACHE II,

SOFA berdasarkan Kadar Procalcitonin 49

Tabel 12.Perbedaan Rasio NL berdasarkan Derajat Keparahan 52

Tabel 13.Perbedaan Derajat Keparahan berdasarkan Kadar Procalcitonin 53

Tabel 14 Sensitifitas, spesifisitas, nilai prediktif positif dan negatif dari Rasio NL

terhadap Kadar Serum Procalcitonin 56

Tabel 15 Korelasi Spearman Neutrofil, Limfosit, Rasio NL dengan Procalcitonin 56

Tabel 16. Perbedaan Rerata Skor APACHE II dan SOFA berdasarkan Rasio NL 58

Tabel 17.Korelasi Spearman Rasio N/L & Procalcitonin dengan Derajat Keparahan

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat hidup peneliti 78

Lampiran 2. Jadwal Pertahapan Penelitian 79

Lampiran 3. Lembar Penjelasan Mengenai Penelitian 80

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 81

Lampiran5 Lembar Observasi Pasien 82

Lampiran6 Rencana Anggaran Penelitian 84

Lampiran7 Persetujuan Komisi Etik FK USU 85

(9)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Aquired Immunodeficiency Syndrome AMI : Acute Myocard Infarction.

APACHE II : Acute Physiology and Chronic Health Evaluation II

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome AUC : Area Under the Curve

CD3 : Cluster differentiation 3 CD-4 : Cluster differentiation 4 CD-8 : Cluster differentiation 8 CHF : Congestive Heart Failure CRP : C-Reactive Protein

CT mRNA : Calcitonin messenger RiboNucleicAcid DM : Diabetes Melitus

ICU : Intensive Care Unit

NLCR : Neutrophyl Lymphocyte Count Ratio NPP : Nilai Prediktif Positif

NPN : Nilai prediktif Negatif PCR : Polymerase Chain Reaction PCT : Serum Procalcitonin PMN : Polimononuclear

(10)

RINGKASAN

Latar belakang: Pencegahan komplikasi dari sepsis akibat infeksi bakteri meliputi

identifikasi dini dan penanganan penyebab dan eradikasi terapi antibiotik. Identifikasi

dini melalui biomarker yang murah, mudah dilakukan dan tersedia di banyak fasilitas

kesehatan. Rasio Neutrofil limfosit merupakan biomarker klinis baru yang sedang di

teliti disamping serum procalcitonin yang telah menjadi standar baku dalam diagnostik

infeksi bakteri.

Metode: Penelitian merupakan uji diagnostik desain potong lintang, mengikutsertakan

85 pasien yang diduga sepsis dan mencari perbedaan nilai rasio neutrofil limfosit pada

2 kelompok PCT≥2 dan PCT<2 ng/ml serta korelasinya dengan serum procalcitonin.

Hasil: Rasio N/L berbeda bermakna antar grup PCT≥2 (15,99 ±12,02) dan PCT<2

ng/ml(6,85±4,67);p<0,0001. Nilai cut off untuk rasio N/L adalah 7,71, dengan

sensitifitas 72,5% dan spesifisitas 71,1%.AUC 78,9%, namun korelasinya yang

lemah(r=0,399) dengan serum procalcitonin.

Kesimpulan rasio N/L belum dapat menjadi biomarker alternatif diagnostik infeksi

bakteri pada pasien sepsis. Diperlukan penelitian dengan skala yang lebih luas untuk

mengevaluasi manfaat biomarker yang menjanjikan ini.

(11)

ABSTRACT

Background: Prevention for bacterial sepsis complications include early identification,

source control and antibiotic treatment. Identification through an ideal biomarker;

inexpensive, easy to do and interpret, available in any healthcare facility. Neutrophyl

Lymphocyte count ratio (NLCR) is a new promising clinical biomarker being studied,

beside of serum procalcitonin as gold standard of bacterial infection diagnostic

biomarker.

Method: This research is a diagnostic test, cross-sectional design, conducted to 85

patient 18-60 years of age with clinically suspected sepsis and find differentiation of

NLCR between grup PCT≥2 and < 2ng/ml, also correlation with serum procalcitonin.

Results: NLCR significantly different between group with PCT≥2 (15,99 ±12,02) and

PCT<2 ng/ml(6,85±4,67);p<0,0001. Cut-off value for NLCR 7,71, with sensitivity

72,5%, specificity 71,1%, AUC 78,9%, but weak correlated (r=0,399) to serum

procalcitonin.

Conclusion: NLCR has not yet become an alternative biomarker of bacterial sepsis.

(12)

Key words : Bacterial, Neutrophyl Lymphocyte Count Ratio, Sepsis, Serum

Procalcitonin

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat mengikuti Program

Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara dan menyusun serta menyelesaikan penelitian ini sebagai

salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan keahlian di bidang Anestesiologi dan

Terapi Intensif.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti

Program Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif di universitas

ini, Bapak Direktur RSUP H Adam Malik Medan, Direktur RSUD dr.Pirngadi Medan,

Direktur RS Haji Medan, Direktur Rumkit Kesdam Tingkat II Bukit Barisan dan yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar dan bekerja di lingkungan

rumah sakit.

Dengan penuh rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.dr.

Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC KAO sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan

Terapi Intensif FK USU/RSUP H Adam Malik Medan. Terima kasih sebesar-besarnya

juga saya sampaikan kepada dr.Hasanul Arifin, SpAn, KAP, KIC sebagai Ketua

Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif & Kepala Instalasi Terapi Intensif

RSUP H.Adam Malik Medan, Dr.dr.Nazaruddin Umar, SpAn, KNA sebagai Sekretaris

Departemen, dr.Akhyar H. Nasution, SpAn, KAKV sebagai Sekretaris Program Studi.

Terima kasih saya sampaikan kepada guru saya Prof.dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn,

KIC, KAO yang juga sebagai pembimbing I penelitian ini, dr. Asmin Lubis,DAF,

(13)

dan masukan sehingga penelitian ini selesai. Terima kasih juga kepada dr.Taufik Ashar,

M.Kes, sebagai pembimbing statistik yang banyak membantu dalam penelitian ini

khususnya dalam hal metodologi penelitian dan analisa statistik.

Rasa hormat dan terima kasih kepada semua guru-guru kami, dr. A. Sani Parlaungan

Nasution, SpAn, KIC, dr.Chairul M. Mursin, SpAn, KAO, dr. Hasanul Arifin, SpAn,

KAP,KIC, dr.Asmin Lubis, DAF, SpAn, KAP, KMN, dr.Akhyar H.Nasution, SpAn

KAKV, dr.Yutu Solihat, SpAn, KAKV, dr.Ade Veronika , SpAn, KIC, Alm. dr.Nadi

Zaini, SpAn, dr.Soejat Harto, SpAn, KAP, Alm. dr.Muhammad AR, SpAn.KNA,

dr.Syamsul Bahri, SpAn, dr. Walman Sitohang, SpAn, dr.Tumbur, SpAn, dr.Ester

Manurung SpAn, dr. Susi Sembiring, SpAn, dr.Nugroho K.S, SpAn, dr. Dadik Wahyu

Wijaya, SpAn, dr. M.Ihsan, SpAn,KMN, dr. Guido M.Solihin, SpAn, dr. Qadri F.

Tanjung, SpAn, KAKV, dr.Rommy F.Nadeak, SpAn yang telah banyak memberikan

bimbingan baik secara teori dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi saya

dikemudian hari.

Ucapan syukur dan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua saya

tercinta, Maraden Silalahi,Bsc dan drg.Marintan Siagian yang dengan segala upaya

telah mengasuh, membesarkan dan membimbing dengan penuh kasih sayang semenjak

saya kecil hingga saya dewasa.

Yang terhormat kedua mertua saya, dr.Jenius Lumbantobing,SpOG dan Trianita

br.Malau,BA yang telah memberikan dorongan semangat kepada saya sehingga tesis ini

dapat selesai.

Terima kasih kepada istriku, dr. Marissa Jentri Lumbantobing dan anakku

tercinta,William Alvaro Gavriel atas doa, dukungan, pengorbanan, kesabaran dan

kesetiaannya mendampingiku selama pendidikan spesialis dan dalam menyelesaikan

tesis ini.

Yang tercinta teman-teman sejawat peserta pendidikan keahlian Anestesiologi dan

Terapi Intensif dan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan namanya

sehingga terjalin persaudaraan yang erat diantara kita. Terima kasih kepada

teman-teman residen ilmu bedah, ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit paru dan bidang ilmu

kedokteran lainnya yang banyak berhubungan dengan bidang Anestesiologi dan Terapi

(14)

perawat ICU dan perawat lainnya yang banyak berhubungan dengan kami. Terima

kasih juga kepada seluruh pasien dan keluarganya sebagai “guru” kedua kami dalam

menempuh pendidikan spesialis ini.

Mudah-mudahan ilmu yang didapat, bermanfaat sebanyak-banyaknya untuk

masyarakat.

April 2015

dr. David Marintua Raja

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Nilai Diagnostik dan Korelasi Rasio Neutrofil-Limfosit dengan

Serum Procalcitonin sebagai Biomarker Infeksi Bakteri Pasien

Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik

Nama Mahasiswa : David Marintua Raja Silalahi

NIM : 107114010

Program : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Anestesiologi dan Terapi Intensif

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Pembimbing I

NIP. 1952 0826 198102 1 001

Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, Sp.An KIC KAO

Pembimbing II

NIP 1953 0121 197902 1 001 dr. Asmin Lubis, DAF, Sp.An, KAP KMN

Sekretaris Program Studi

Program Magister Kedokteran Klinik FK USU

Dekan

(16)

NIP. 1953 0719 198003 2 001 dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, SpGK

NIP. 1954 0220 198011 1 001 Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD, KGEH

Telah diuji pada

Tanggal : 10 April 2015

Penguji Tesis :

Penguji I Penguji II

NIP. 1951 0423 197902 1 003 dr. Hasanul Arifin, SpAn, KAP KIC

NIP. 1955 0506 198611 1 001 dr. Soejat harto, SpAn. KAP

Penguji III

dr. Chairul M. Mursin Sp.An KAO

Ketua Departemen / SMF

Anestesiologi dan Terapi Intensif FK USU - RSUP H. Adam Malik Medan

Ketua Program Studi

(17)

NIP. 1952 0826 198102 1 001

Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn, KIC, KAO

NIP. 1951 0423 197902 1 003 dr. Hasanul Arifin, SpAn, KAP, KIC

Telah diuji pada tanggal : 10 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

1. dr. Hasanul Arifin Sp.An, KAP, KIC

NIP. 1951 0423 197902 1 003

2.

NIP. 1955 0506 198611 1 001 dr. Soejat harto, SpAn. KAP

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini beragam perangkat komunikasi tersedia baik sistem komunikasi yang melalui jaringan tetap via kebel maupun melalui jaringan komunikasi

The ‘Cell Attributes’ window (click Format, Cells) below includes other tabs for cell formatting (e.g. Fonts, Font Effects, Alignment, etc).. The function toolbar also contains

Positive attitudes toward joining certification, gathering information, and cooperative/KUBE are likely to enhance farmer participation, whereas a positive attitude toward

Membayar kembali kepada negara biaya pendidikan selama Pelatihan sesuai dengan ketentuan, apabila tidak dapat menyelesaikan studi karena alasan non akademis atau tidak

Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan praktik penggunaan sarung tangan dengan praktik pencegahan kejadian SIRS pada perawat Di RSU Siaga Medika Pemalang.. Hubungan Pengetahuan

Kegiatan ini ditujukan untuk guru, yaitu diadakan pertemuan mingguan bersama Pimpinan Pondok dan Direktur KMI yang biasanya dilakukan pada hari kamis (di Gontor

Hasil penelitian yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat dari hasil

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu : 1). Penerapan metode pembelajaran Take and Give memberikan perbedaan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah