• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab, Dampak dan Upaya Mengatasi Rendah Diri pada Pemudi Gereja : Studi Kasus di Gereja Efata Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab, Dampak dan Upaya Mengatasi Rendah Diri pada Pemudi Gereja : Studi Kasus di Gereja Efata Salatiga T1 Full text"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN UPAYA MENGATASI

RENDAH DIRI PADA PEMUDI GEREJA : STUDI KASUS DI

GEREJA EFATA SALATIGA

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh: Dwiki Daniel

132013079

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN UPAYA

MENGATASI RENDAH DIRI PADA PEMUDI GEREJA :

STUDI KASUS DI GEREJA EFATA SALATIGA

Oleh : Dwiki Daniel

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Pembimbing :

Drs. Tritjahjo Danny S, M.Si.dan Drs. Umbu Tagela, M.Si.

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor penyebab, Dampak dan Upaya Mengatasi Rendah Diri. Subyek penelitian ini adalah YM salah satu pemudi Gereja Efata. Teori yang digunakan adalah teori dari Alfred Adler, yang meneliti tentang inferiority feeling. Studi kasus ini

menggunakan desain kasus tunggal. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik Wawancara, Observasi dan Catatan Anekdotal. Teknik analisis data menggunakan miles dan hubberman yaitru reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi dan catatan anekdotal. Berdasarkan analisis data dari ketiga aspek yaitu aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis maka dihasilkan faktor penyebab rendah diri yaitu saat lahir, sikap orang tua dan kekurangan fisik. Dampak dari rendah diri adalah permasalahan yang menumpuk, kegagalan dalam karir dan gangguan kesehatan mental. Upaya mengatasi rendah diri adalah melipatgandakan usaha dan bantuan orang lain.

(7)

PENDAHULUAN

Ketika individu mempunyai

permasalahan dalam dirinya (rendah

diri) maka keadaanya cenderung

takut, merasa bersalah, dan merasa

dunia terlalu besar bagi dirinya yang

sangat kecil tidak berdaya. Rendah

diri ini dapat dimiliki oleh semua

orang dan bukanlah, sesuatu yang

abnormal. Tidak ada manusia yang

terlahir sempurna, ketika bertumbuh

seorang anak pasti memiliki perasaan

kurang pada dirinnya dalam segi

sosial, ingin jadi pribadi yang lebih

bisa di andalkan, segi pikologis

merasa menjadi pembawa masalah.

Rendah diri juga sering ditemui di

proses peralihan menuju remaja.

Dalam masa ini individu menemui

lingkungan baru, teman baru dan

keadaan yang tidak sama seperti

rumah dimana indiviu itu biasa

tinggal. Seseorang membutuhkan

orang lain untuk berkomunikasi

karena itulah proses menuju

penyesuaian diri dan perkembangan

diri yang optimal, namun jika dalam

tahap yang cukup penting ini tidak

dapat terpenuhi maka sudah pasti

perubahan yang kian terjadi menjadi

gelombang besar yang

menghempaskan pribadi individu.

Minder adalah perilaku yang

ditimbulkan dari individu yang

merasa bahwa dirinya kurang dalam

suatu hal dibandingkan dengan orang

lain. Minder membuat individu

menarik diri dari lingkungan dan

merasa sedang terisolasi dari

masyarakat. Seperti dikatakan oleh “Alder bahwa rasa rendah diri berarti perasaan kurang berharga

yang timbul karena ketidakmampuan

psikologis atau sosial maupun karena

keadaan jasmani yang kurang

sempurna (Suryabrata, 1983) ”.

Manusia selalu ingin diakui dan

diterima oleh orang lain bahkan

untuk mendapatkan hal tersebut

manusia rela tidak menjadi dirinya

sendiri dan melakukan hal yang

sebenarnyapun tidak ingin di

lakukan. Seorang yang mengalami

rendah diri akan semakin kehilangan

identitas dirinya dan akan mudah

untuk dijatuhkan dalam kenakalan

yang berkedok sebagai penerimaan.

Hasil wawancara yang telah

dilakukan pada individu berinisial

(8)

Gereja Efata Salatiga. Walaupun usia

tergolong dewasa namun si individu

merasa tertolak dan lebih nyaman

berada komisi pemuda-pemudi

karena mendapatkan penerimaan

yang baik. Individu sudah

mengalami rasa rendah diri ini dalam

kurun waktu yang cukup lama sekitar

10 tahun, yang mengakibatkan

dirinya seakan-akan tidak memiliki

harapan untuk kehidupan yang lebih

baik karena banyak hal terasa begitu

sulit dilakukan dan benar-benar

menjadi penghambat pertumbuhan

ke arah yang optimal. Pemudi gereja

adalah individu yang aktif

berorganisasi dan memberikan masa

mudanya untuk melayani dalam

acara gerejawi, tentu dibutuhkan

interaksi, action, sosialisasi dan

keterampilan untuk kegiatan

spiritual. YM adalah salah satu dari

pemudi dari gereja Pantekosta Isa

Almasih Salatiga, dalam kehidupan

bergereja YM mengalami kesulitan

dalam kegiatan yang sifatnya publik

seperti saat pelayanan altar, vokal

grup, choir dan usaha dana.

Subjek bernama YM merasa

dirinya ingin menjadi pribadi yang

normal layaknya orang lain. Penulis

juga melihat beberapa perilaku

individu yang menunjukan akibat

dari stres yang dialami, diharapkan

penelitian ini juga sangat diperlukan

sebagai pencegahan individu ke arah

gangguan mental. Dengan

permasalahan yang cukup mendalam

ini penulis memutuskan untuk

melakukan studi kasus pada YM

karena sangat rentan terkena stres

berat dan individu juga sering merasa

depresi. Diharapkan dengan studi ini

dapat menolong individu untuk

mengetahui rasa rendah dirinya.

LANDASAN TEORI

Rendah diri

Adler (dalam Suryabrata, 1983)

mengenai perasaan rendah diri ini

berawal dari pengamatannya atas

penderitaan pasien-pasiennya yang

seringkali mengeluh sakit pada

daerah tertentu pada tubuhnya,

mengenai psikosomatis, Adler

(dalam Suryabrata, 1983)

mengatakan bahwa rasa sakit yang

diderita individu sebenarnya adalah

usaha untuk memecahkan

masalah-masalah nonfisik. Keadaan tersebut,

(9)

kekurang sempurnaan pada

daerah-daerah tubuh tersebut, yang

dikatakannya sebagai organ

penyebab rendah diri (organ

inferiority). Jadi manusia lahir memang tidak sempurna, atau secara

potensial memiliki kelemahan dalam

organ tubuhnya.

Jenis Penelitian

Penelitian studi kasus ini

menggunakan desain kasus tunggal.

Langkah-langkah yang digunakan

didalam studi kasus ini menurut

Yin(2002) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan subjek

2. Menyusun instrumen,

pengumpulan data

3. Menentukan metode penelitian

4. Analisis data berdasar metode

yang telah disusun

5. Menyusun kesimpulan berdasar

hasil analisis

Teknik analisis data

Dalam menganalisis data studi

kasus, Yin(2002) menyarankan untuk

menggunakan teknik analisis Miles

dan Huberman. Menurut

Sugiyono(2009) data-data yang

terkumpul di analisis dengan tiga

langkah mengikuti model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data,

display data dan penarikan

kesimpulan dan verifikasi.

a. Reduksi data

memilih hal-hal pokok yang

sesuai dengan fokus penelitian.

Reduksi data pula membantu

dalam memberikan kode-kode

pada aspek-aspek tertentu.

b. Display data

Data yang semakin

bertumpuk itu kurang dapat

memberikan gambaran secara

menyeluruh. Oleh karena itu

diperlukan display data .dalam

penelitian ini penyajian data

menggunakan bentuk tabel.

c. Pengambilan keputusan

Peneliti melihat pola,

hubungan, perbedaan,

sebab-akibat, dan sebagainya dari

informasi/ data yang didapat

(10)

Faktor Penyebab Rendah Diri Menurut Adler (dalam Khasanah

2011) faktor-faktor penyebab rendah

diri adalah :

a. Saat lahir - setiap orang lahir

dengan perasaan rendah diri

karena pada waktu itu ia

tergantung pada orang lain yang

berada di sekitarnya.

b. Sikap orangtua - memberikan

pendapat dan evaluasi negatif

terhadap perilaku dan kelemahan

anak di bawah enam tahun akan

menentukan sikap anak tersebut.

c. Kekurangan fisik - seperti

kepincangan, bagian wajah yang

tidak proporsional,

ketidakmampuan dalam bicara

atau penglihatan mengakibatkan

reaksi emosional dan

berhubungan dengan

pengalaman tidak

menyenangkan sebelumnya.

d. Keterbatasan mental - membawa

rasa rendah diri saat dilakukan

perbandingan dengan prestasi

tinggi dari orang lain, dan saat

diharapkannya penampilan yang

sempurna padahal aturannya pun

tidak dipahami.

e. Kekurangan secara sosial -

keluarga, ras, jenis kelamin, atau

status sosial.

Dampak Rendah Diri

Menurut Rahman(2007) dampak

rendah diri adalah sebagai berikut :

a. Kegagalan dalam karir

b. Kesulitan dalam hubungan antar

pribadi dan sosial

c. Gangguan kesehatan mental dan

fisik

d. Permasalahan yang menumpuk

e. Sulit mengambil keputusan

f. Penampilan dan daya tarik yang

buruk

Upaya mengatasi Rendah Diri Menurut Adler(dalam Suhartin,

2010) upaya mengatasi rendah diri

adalah sebagai berikut :

a. Melipat gandakan usaha

b. Mencari tujuan lain yang lebih

mudah jika gagal (dilakukan

secara terus menerus)

c. Mengurangi tingkatan cita-cita

d. Menerima kenyataan

e. Bantuan dari orang lain atau ahli

(11)

Berdasarkan data yang telah diambil

dan dianalisis mengenai Rendah Diri

pada subjek berinisial YM maka

kesimpulan penelitian sebagai

berikut

Faktor-Faktor Penyebab Rendah Diri

Faktor-faktor penyebab rendah diri

yang dialami oleh subjek berinisial

YM.

a. Saat Lahir

Kesimpulan bahwa Saat Lahir

subjek terbentuk sehingga menjadi

pribadi yang sering menyimpan

rahasia. Hanya menjadi seorang

pengamat dan menyimpan segalanya

sendirian sehingga tidak ada

keterbukaan maupun kerjasama yang

dibangun dengan orang lain

menjadikan peribadinya sebagai

pribadi yang biasa tertutup. Subjek

berperilaku menutup diri secara

berlebihan dan dilakukan dalam

kurun waktu yang sudah cukup lama.

b. Sikap Orangtua

Kesimpulan bahwa keluarga

merupakan variabel penting yang

berpengaruh pada kehidupan sujbek.

Ada peristiwa traumatik yang

disimpan YM sehingga membuatnya

menjadi sebuah rahasia yang

menghambat dirinya menyatu dalam

keluarga yang mengakibatkan

penutupan diri pada keluarga. Juga

berefek samping pada pendidikan

keluarga, perhatian dan

perkembangan yang seharusnya

subjek dapat dari sebuah keluarga.

c. Kekurangan Fisik

Subjek memiliki

kelemahan-kelamahan fisik yang berpengaruh

terhadap kondisi psikologisnya yang

menganggap dirinya berbeda dan

kurang menghargai dirinya. Timbul

rasa kurang pada dirinya terjadi

ketika proses membandingkan

dirinya dengan orang lain seperti

subjek menceritakan bagaimana

sudut pandangnya tentang dirinya

dibandingkan dengan wanita-wanita

yang ditemuinya.

Dampak Rendah Diri

Dampak rendah diri yang dialami

(12)

a. Permasalahan Yang Menumpuk

Menunjukan perilaku

menyimpang seperti, merokok dan

mengkonsumsi minum keras adalah

akibat dari kondisi psikologis subjek

yang merasa frustasi karena tidak

menemukan solusi dari permasalahan

yang mengganggu hidupnya. Subjek

akhirnya mencari kompensasi yang

negatif untuk melepas beban yang

menumpuk hanya untuk beberapa

saat.

b. Kegagalan Dalam Karier

Subjek menunjukan karirnya

yang tidak sesuai dengan

keinginannya bahkan menjadi

sesuatu hal yang memalukan dan

lebih baik ditutupi dengan

kebohongan. Subjek juga

menunjukan usaha yang belum

maksimal dibidang kariernya

sekarang dan masih perlu banyak

perbaikan, mengingat usia subjek

yang seharusnya pada usia produktif

kerja.

c. Gangguan Kesehatan Mental

Subjek adalah individu yang

menyembunyikan luka dan luka itu

semakin membuatnya sakit karena

belum ada obat yang membuat luka

itu sembuh. Kondisi ini yang

membuat individu lemah secara

psikologis sehingga berpotensi pada

frustasi dan depresi.

Upaya Mengatasi Rendah Diri Upaya mengatasi rendah diri

yang dialami oleh subjek berinisial

YM.

a. Melipat Gandakan Usaha

Subjek mengatakan bahwa

dirinya terus belajar dari pengalaman

sendiri dan subjek adalah tipikal

individu yang memikirkan sesuatu

secara dalam dan berhati-hati dalam

melakukan suatu hal. Kebiasaannya

ini sebenarnya melatih dirinya peka

terhadap sesuatu yang dapat menjadi

potensi konflik, menunjukan bahwa

dirinya berusaha melakukan hal yang

lebih baik dibandingkan peristiwa

sebelumnya.

b. Bantuan Dari Orang Lain

Subjek merasa bahwa

dukungan dan semangat adalah hal

yang sangat berarti bagi dirinya yang

merasa sendirian. Semangat dapat

(13)

karena memang dibutuhkan

penanganan yang tepat dan cukup

sulit untuk melakukan pendekatan

pada YM seorang pribadi yang

berselimutkan ketertutupan.

PENUTUP

Saran Bagi Subjek

1. Mau membuka diri secara jujur

agar terjadi kondisi emosional

yang sehat dan baik.

2. Berkompensasi secara positif

dan dalam porsi yang realistis, sehingga terdapat usaha ke arah

yang lebih baik.

3. Menjalin hubungan sosial

sebanyak mungkin untuk belajar

beradaptasi.

4. Mau memulai langkah dengan

penuh keyakinan, sehingga tidak

goyah apapun yang terjadi.

5. Mengikuti kegiatan yang bersifat

sosial.

6. Jangan kehilangan harapan untuk

bekerja dan berkarya sehingga

karir akan tetap berjalan.

7. Berlatih mengasah kemampuan

berkomunikasi agar tidak banyak

terjadi perselisihan menjadi

pembawa masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Adler, Alfred. Teori konseling. (http//edilkonse10.wordpress.c

om/bimbinan-dan-konseling/teori

konseling/adlerian-psikologi-individual/). Diunduh Pada 20 Agustus 2016.

Boerre George C. 2006. Personality

Theories “ Melacak

Kepribadian Anda Bersama

Psikologi Dunia”. Yogjakarta:

Pustaka Pelajar.

Caprio, Frank S. 1985. Mengatasi Rasa Sepi, Frustasi dan Rendah Diri. Jakarta: Mega Media

Feist, J., & Feist, G. J. 2009.

Theories of personality.

Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Fitria. Mengatasi Rasa Minder. (https://fitria95.wordpress.com/ 2009/01/11/10-cara-mengatasi-masalah-rasa-minder/).

Diunduh pada 30-09-2016.

Hasanah. Rendah Diri.

(http://mardhaarafah.blogspot.c om/2011/04/definisi-rendah-diri.html). Diunduh Pada

30-09-2016.

Loekmono, J T Lobby. 2003.

Model-model Konseling. Salatiga: Widyasari Press.

Margono. Instrumen Penelitian.

(14)

-penelitian-pendidikan/). Diunduh pada 13-02-2017.

Palmer, Stephen. 2011. Konseling Dan Psikoterapi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, Adi. Dampak Berbahaya

Dari Kurang Percaya Diri. (http://adhierachmanmotivation.blog

spot.co.id/2014/02/accept-who-you-are-and-revel-in-

it,html?m=1). Diunduh pada 20-01-2017.

Sugiyono. 2010. Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Suhartin, R. 2010. Smart Parenting.

Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV Rajawali.

Setiawan, Pongki. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri.

Yogyakarta: Parasmu.

Referensi

Dokumen terkait