BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Bangsa-bangsa di dunia pada zaman sekarang ini berada dalam alam modernisasi. Tentu saja hal tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi perjalanan kehidupan hampir seluruh negara-negara berkembang termasuk negara Indonesia. Sebagaimana dampaknya dapat dilihat dari pola kehidupan masyarakat sehari-hari, dimana pada masyarakat modren perubahannya ditandai dengan perkembangan kapitalisasi diberbagai bidang kehidupan. Terjadi pergeseran nilai, selera, dan gaya hidup kearah yang lebih berorientasi pada sifat konsumeris, individualis, keduniawian yang mudah menimbulkan frustasi, ketengangan jiwa, stress dan kecemasan diri. Dalam suasana ketengangan, konflik dan tekanan pikiran batin yang tidak terdamaikan seringkali penyelesaian yang ditempuh adalah dengan jalan pintas, yakni dengan mengkonsumsi adiksi obat, mulai menggunakan pil tidur, obat penenang, sampai akhirnya mengkonsumsi NAPZA.
ekonomi (Afiatin, 2008:5-6). Berbagai alasan mengapa seseorang menggunakan narkoba pun semakin beragam, yaitu baik alasan internal dalam dirinya, kondisi keluarga yang tidak sehat dan pengaruh dari orang lain atau lingkungnnya. Sedang remaja yang masih pada tahap pencarian jati diri kepribadiannya akan menjadi sasaran yang sangat mudah terbawa arus pergaulannya.
Penyalahgunaan narkoba di dunia yang diperkirakan oleh UNODC antar 167 juta hingga 315 juta orang di dunia yakni dengan rentan usia 15-64 tahun Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat sering berjalnya waktu, sebab sangat susah untuk menghentikan pengedarannya. Berbagai hal akan terus dilakuakn oleh para konsumennya untuk mendapatkan narkoba (Badan Narkotika Nasional, 2015:19).
terbanyak penyalahgunaan narkoba diseluruh Indonesia yaitu sekitar 3,06% atau setara dengan 300.134 jiwa dengan rentan usia 10-59 tahun. Di peringkat pertama diduduki oleh Jakarta dengan jumlah pengguna 364.174 (4,74%) jiwa, dan posisi kedua berada di Kalimantan dengan jumlah pengguna 356.195 (3,07%) jiwa (Badan Narkotika Nasional, 2015:23).
Data tersebut diatas menunjukkan bahwa Kota Medan merupakan salah satu provinsi dengan konsumen tertinggi. Bahkan salah satu wilayah di Kota Medan kini disebut-sebut sebagai Kampung Narkoba, yang nama sesungguhnya adalah Kampung Kubur. Kampung kubur terletak di Jalan H Zainul Arifin merupakan salah satu dari 16 Lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Kampung Kubur menjadi salah satu tempat peredaran narkoba di Kota Medan. Sejarah mengenai Kampung Kubur dimulai pada tahun 1873 saat dibuka perkebunan tembakau di Deli. Buruh dan tenaga kerja didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai buruh perkebunan, sopir, penjaga malam serta buruh-buruh bangunan atau kuil pembuat jalan serta penarik kereta lembu. Penduduknya kebanyakan orang Tamil dari India Selatan menetap di Kampung Madras, sehingga karena penghuninya berwana kulit hitam maka disebut juga sebagai Kampung Keling. Tetapi awal dinamakan Kampung Kubur karena ada area perkuburan milik India Muslim di pemukiman padat penduduk.
satunya dengan menyediakan tempat tinggalnya sebagai “Rumah Asap” untuk para pengguna narkoba. Lama kelamaan, kampung ini mulai dijadikan kampung narkoba oleh sebagian besar penghuninya.
Kondisi Kampung Kubur pada saat itu memang sangat memprihatinkan. Melalui curahan warga Kampung Kubur yang bernama Rahmad, dia mengatakan bahwa pada umumnya warga-warga setempat termasuk anak-anak turut terjerumus lantaran godaan dan bujukan dari lingkungan. Mereka tergiur karena berjualan narkoba adalah pekerjaan yang mudah, tidak perlu keluar banyak tenaga sedangkan penghasilan bisa sangat luar biasa. Bahkan tidak sedikit dari antara mereka yang kemudian menjadi pecandu, orang-orang terdekatnya bahkan adiknya sendiripun ikut menjadi korban narkoba. Dan tidak sedikit di antara mereka yang telah menjadi pecandu kemudian meninggal, bahkan salah satu temannya pun menjadi gila. Lebih memprihatinkan lagi, Rahmad mengungkapkan salah satu anak dari tokoh masyarakat yang beberapa hari lalu ia jumpai dalam keadaan baik pada akhirnya diketahui telah menjadi korban juga (Muamar. Maret 18, 2017).
pengedar maupun pemakai melakukan berbagai cara untuk dapat menghindar dari para aparat kepolisian maupun BNN.
Faktor lingkungan memang menjadi alasan utama bagi para penyalahguna narkoba di Kampung Kubur semakin meningkat. Sebuah lingkungan yang buruk memberikan pengaruh yang buruk pula bagi tumbuh kembang seorang remaja. Tetapi sebuah lingkungan yang sehat akan memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan seorang remaja. Namun terlepas dari sebuah lingkungan yang buruk maupun yang baik, seseorang bisa saja dapat terhidar dari segala tidakkan buruk apabila ia memiliki dasar-dasar dan nilai keagamaan yang kuat dalam dirinya. Say no to drug merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan. Say no to drug juga bukan hanya sebuah slogan ini adalah tanggung jawab organisasi
keagamaan, pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum, serta tanggung jawab bersama untuk meningkatakan dan memberdayakan masyarakat menuju kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, maupun spiritual. Di seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud mencegah penyalahgunaan narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak dilakukan di berbagai negara-negara. Walau tidak terlalu menonjol dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, namun program-program berbasis keagamaan benar-benar memiliki kepedulian dalam memerangi penyalahgunaan narkoba.
Kampung Kubur dari narkoba, masyarakat membuat sebuah organisasi yang berbasis keagamaan yaitu sebuah Kelompok Remaja Mesjid. Dimana mereka memiliki tujuan untuk dapat membantu remaja-remaja baik yang sudah mengunakan untuk dapat berhenti dari pemakaian narokoba dan terlebih untuk generasi muda yang belum mengunakan untuk dapat terhindari dari penyalahgunaannya. Dari segi keagamaan, Kampung Kubur sendiri didominasi oleh umat beragama Islam, selebihnya beragama Kristen, Hindu, dan Budha.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran Kelompok Remaja Mesjid dalam upaya penanggulangan narkoba di kalangan remaja. Sehingga peneliti membuat dalam suatu karya tulis yaitu skripsi untuk mengetahui lebih jelas lagi. Skripsi ini berjudul “Peran Kelompok Remaja Mesjid Dalam Penanggulangan Narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran kelompok teman sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan ?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
group) dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur, Kelurahan Petisah
Tengah, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. 1.3.2 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan :
1. Secara Akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan di Departeman Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai peran kelompok teman sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba di Kampung Kubur, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
2. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan lagi pengetahunan dan informasi bagi peneliti untuk meningkatkan lagi pemahaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi paramantan pecandu untuk mengetahui bagaimana seharusnya peran kelompok teman sebaya (peer group) dalam penanggulangan narkoba, sehingga tidak terjadi kembali hal-hal yang tidak diinginkan oleh pecandu. 1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan mengetahui isi yang terkandung dalam penelitian ini, maka penulis penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, dan defenisi konsep.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubngan dengan objek.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisa.
BAB VI : PENUTUP