• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah langkah GAP langkah langkah gap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Langkah langkah GAP langkah langkah gap"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LANGKAH-LANGKAH GENDER

ANALYSIS PATHWAY (GAP) SEBAGAI

SALAH SATU INSTRUMEN PPRG

Perkumpulan Aksara

RT. 01 Mojosari, Kalangan, Desa Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55197

Telp./Fax. 0274-4436187

Website: www.aksara-jogja.net

(2)

Gender Analysis Pathway

(GAP)

• GAP merupakan instrumen untuk menganalisis isu gender dalam

perencanaan, program, dan kegiatan yang bertujuan untuk mereformulasi tujuan,

menetapkan rencana, menetapkan baseline, dan terakhir adalah untuk merumuskan

indikator-indikator yang dapat mengatasi kesenjangan gender dalam akses,

partisipasi, kendali/kontrol, dan manfaat. • GAP merupakan intrumen analisis gender

yang diperuntukkan bagi para perencana untuk menganalisis

(3)

GAP terdiri dari 9 Langkah

yaitu:

LANGKAH 1

Pilih kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang akan

dianalisa, baik yang sudah ada maupun yang akan dibuat (baru) terutama yang terkait dengan upaya pencapaian SPM dan MDGS.

a) Pastikan di tingkat apa yang akan dianalisis, apakah di tingkat kebijakan, program atau kegiatan. Misalnya di tingkat kebijakan, analisis bisa mencakup kebijakan itu sendiri, dan/ atau rincian dari kebijakan itu, yaitu dalam (satu atau lebih) program, dan/atau (satu atau lebih) kegiatan.

b) Periksa rumusan tujuannya, apakah responsif terhadap isu gender, karena kebijakan/ program/kegiatan yang netral gender, dan/atau tidak bermaksud diskriminatif terhadap jenis kelamin tertentu, dapat

(4)

LANGKAH 2

Sajikan data pembuka wawasan, upayakan yang merupakan data gender atau pun data terpilah menurut jenis kelamin untuk melihat apakah ada kesenjangan gender.

a) Data pembuka wawasan hendaknya diisi dengan kondisi

pencapaian SPM dan MDGs, kesenjangan antara target indikator SPM dan MDGs serta realita kondisi capaian SPM dan MDGs yang ada,

data capaian SPM dan MDGs secara terpilah atau yang menggambarkan kondisi laki-laki dan perempuan.

(5)

LANGKAH 3

Temu-kenali isu gender di proses perencanaan

kebijakan/program/kegiatan dengan menganalisa data pembuka wawasan dan dengan memperlihatkan 4 (empat) faktor

kesenjangan, yaitu: akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat.

a) Apakah kebijakan/program/kegiatan memberikan perempuan dan laki-laki akses yang sama terhadap sumber-sumber pembangunan; b) Apakah kebijakan /program/kegiatan memberikan perempuan dan laki-laki kontrol (penguasaan) yang sama terhadap sumber-sumber pembangunan;

c) Apakah kebijakan/program/kegiatan memberikan perempuan dan laki-laki partisipasi yang sama dalam berbagai tahapan pembangunan termasuk dalam pengambilan keputusan ;

(6)

LANGKAH 4

Temu-kenali isu gender di internal lembaga dan/atau

budaya organisasi yang (dapat) menyebabkan

terjadinya isu gender, misalnya: produk hukum,

kebijakan, pemahaman tentang gender yang masih

kurang di antara personil (pengambil keputusan,

(7)

LANGKAH 5

Temu-kenali isu gender di eksternal lembaga pada

proses pelaksanaan.

a) Apakah pelaksanaan program tidak/kurang peka

terhadap kondisi isu gender di masyarakat yang jadi target

program;

b) Kondisi masyarakat sasaran (target group) yang belum

kondusif, misalnya, budaya patriarki, dan gender

stereotype (laki-laki yang selalu dianggap sebagai kepala

keluarga; dan pekerjaan tertentu dianggap sebagai

(8)

LANGKAH 6

Rumuskan kembali tujuan kebijakan/program/kegiatan

pembangunan, yang terdapat pada Langkah 1,

(9)

LANGKAH 7

Susun rencana aksi yang responsif gender dengan

merujuk pada isu gender yang telah teridentifikasi

(Langkah 3-5) dan sesuai dengan tujuan

kebijakan/program/ kegiatan yang telah direformulasi

(Langkah 6).

a) Identifikasikan apa rencana aksi yang harus dilakukan

untuk menjawab faktor penyebab kesenjangan gender

yang berasal dari internal organisasi (SKPD).

(10)

LANGKAH 8

Tetapkan baseline yaitu data dasar yang dipilih untuk

mengukur kemajuan (progress) pelaksanaan

kebijakan/program/kegiatan. Data dasar tersebut dapat

juga diambil dari data pembuka wawasan (Langkah 2).

Data dasar di sini merupakan kondisi yang ada

(11)

LANGKAH 9

Tetapkan indikator kinerja yang responsif gender. Di

sini digambarkan perubahan apa yang diharapkan

terjadi setelah program/kegiatan dilaksanakan.

Indikator kinerja yang responsif gender dapat berupa

ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk:

a) Memperlihatkan apakah kesenjangan gender telah

menghilang atau berkurang.

b) Memperlihatkan apakah telah terjadi perubahan perilaku

pada internal maupun eksternal lembaga.

(12)
(13)
(14)
(15)

TIPS dalam Melakukan Analisis

GAP

Hal yang harus dihindari

1) Data pembuka wawasan yang disajikan terlalu umum dan tidak

merefleksikan kondisi terkait kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis. 2) Tidak konsistennya antara apa yang diisi dalam kolom 1 sampai kolom 9. Terutama antara faktor kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang ditetapkan.

3) Faktor penyebab kesenjangan internal sering disalah pahami sebagai faktor internal dari perempuan atau juga ada yang menafsirkan sebagai faktor internal dalam masyarakat.

4) Dalam mengisi baseline masih sering ada yang mengisinya dengan target yang ingin dicapai padahal semestinya data baik kuantitatif maupun kualitatif yang ada saat ini.

(16)

Lanjutan…

Hal yang dianjurkan dilakukan:

1. Perhatikan dan mengikuti petunjuk langkah-langkah analisis GAP. 2. Pastikan adanya konsistensi dalam pengisian form langkah 1-9 GAP. 3. Jika untuk kebijakan yang sama sekali baru bisa memulainya

dengan data pembuka wawasan.

4. Penyusunan rencana aksi mengacu kepada hasil analisis faktor penyebab kesenjangan internal dan faktor penyebab kesenjangan eksternal.

5. Langkah 9 diisi dengan indikator kinerja yang tepat untuk masing-masing usulan rencana aksi.

6. Dalam pengisian indikator kinerja hendaknya mengedepankan prinsip spesifik, rasional,dapat diukur, dapat dicapai,dan

(17)

Gambar

Tabel GAP Horisontal dan Vertikal

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dipelajari dan dianalisis faktor penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif oleh ibu terutama yang berhubungan dengan tingkat pendapatan

Sedangkan upaya-upaya terkait perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kota antara lain adalah dengan sinkronisasi kebijakan, yaitu integrasi Rencana Aksi Daerah Pengurangan

Berdasarkan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (BAPPENAS, 2011) berbagai faktor menjadi penyebab kurang gizi pada ibu, bayi, dan anak namun kemiskinan dinilai

menyusun rencana aksi atas pelaksanaan kebijakan dimaksud. Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur yang terkait dengan pengelenggaraan transaksi non tunai

Kebijakan yang dianalisis terutama mengacu pada peraturan atau pedoman yang terkait langsung dengan pemberian ACS dan regulasi yang menyangkut peran bidan mengingat

Dengan merujuk pada isu kesenjangan gender serta faktor penyebab internal dan eksternal (langkah 3-5) dan sesuai dengan reformulasi kebijakan atau program

Sedangkan upaya-upaya terkait perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kota antara lain adalah dengan sinkronisasi kebijakan, yaitu integrasi Rencana Aksi Daerah Pengurangan

Penelitian ini menemukan tiga faktor utama yang menjadi penyebab kesenjangan angka partisipasi pemilih pada dua momentum pemilu tersebut yaitu: Pertama, perbedaan jumlah aktor politik