• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENJADI GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENJADI GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENJADI GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS DENGAN MELEK TEKNOLOGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Menulis Ilmiah

Dosen Pengampu:

Dra. Ani Rakhmawati, M.A., Ph. D.

Oleh:

Marfuah Unsayaini (K1212046/ 5B)

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

(2)

MENJADI GURU BAHASA INDONESIA YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS DENGAN MELEK TEKNOLOGI

Oleh:

Marfuah Unsayaini

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS fuah.unsayaini@yahoo.co.id

Abstrak

Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan bagi suatu bangsa, tak terkecuali bangsa Indonesia. Untuk menghasilkan bangsa Indonesia yang berkualitas, dibutuhkan pula guru yang berkualitas. Kualitas guru tak hanya tercermin pada keluasan materi yang diajarkannya, akan tetapi juga pada kreativitas dalam proses pengajarannya, karakter kepribadiannya, dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Salah satu indikator guru profesional dan kompeten adalah guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan keilmuan yang hari demi hari semakin canggih dengan cara penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Di era teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, guru dituntut untuk bisa mengikuti perkembangannya. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Perubahan itu terjadi karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi yang kemudian mendorong pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Oleh karena itu guru harus siap menghadapinya dengan profesionalisme. Guru yang profesional adalah orang yang mempunyai kelengkapan kompetensi hingga mampu bekerja dan bertanggungjawab. Agar proses pendidikan berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang baik pula maka professionalisme guru harus ditingkatkan melalui proses pengajaran, pembelajaran, maupun pendidikan, sehingga output yang menjadi harapan masyarakat dapat terwujud.

(3)

A. Pendahuluan

Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan, di samping juga merupakan faktor penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan bagi kehidupan masayarakat, maka pemerintah dewasa ini sangat memperhatikan segala aspek pendidikan yang ada untuk ditingkatkan, termasuk peningkatan mutu produktivitas guru. Harapannya adalah agar pendidikan di Indonesia bangkit dari keterpurukan dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. (Subandowo, 2009:109-110).

Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga kependidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemampuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial maupun professional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Masalah penting yang menjadi perhatian berbagai kalangan berkaitan dengan pendidikan adalah masalah kualitas pendidikan. Sejalan dengan perkembangan zaman, tuntutan akan kualitas pendidikan semakin mengemuka. Kekhawatiran akan beratnya persaingan sumber daya manusia Indonesia di era global mendatang menjadi salah satu alasan tuntutan tersebut. Oleh karena itu upaya melahirkan sumber daya manusia yang unggul, kompetitif, dan berkarakter merupakan sebuah keharusan untuk dapat bersaing di era teknologi.

(4)

perhatian serius dari semua pemangku kepentingan (stake holder). Artinya, jika mutu pendidikan ingin mencapai tingkat pencapaian terbaik maka sumber daya manusia pun harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kemampuan guru dalam bidang teknologi informasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi, mempunyai pengertian yang luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. TIK juga dapat diartikan sebagai sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data atau informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah (Susanto dalam Heriyanto, 2013).

Setyowati (2010) mengatakan bahwa seiring dengan semakin tajamnya persaingan akibat perkembangan teknologi dan lingkungan yang begitu drastis pada seluruh aspek kehidupan manusia, maka setiap organisasi, termasuk dalam bidang pendidikan, membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai. Oleh karena itu, sebagai seorang tenaga pendidik dalam dunia pendidikan, guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima dan bernilai dalam dunia pendidikan. Salah satu hal yang mendukung tercapainya pelayanan yang prima dan bernilai tersebut adalah penguasan guru dalam bidang teknologi informasi.

(5)

Dalam artikel ini, penulis ingin membahas mengenai apa saja kualifikasi guru profesional dan berkualitas dan seperti apa saja kecakapan yang harus dimiliki seorang guru di era teknologi dan informasi seperti sekarang ini.

B. Pembahasan

Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan satu komponen yang sangat penting selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana lingkungan, serta evaluasi. Untuk mendatangkan hasil pendidikan yang berkualitas diperlukan sumber daya manusia (guru) yang berkualitas pula. Oleh karena itu, dalam konteks ini sangat dibutuhkan profesionalisme guru. Kebijakan pemerintah pun menjawab tuntutan tersebut dengan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, kemudian realisasi program sertifikasi guru.

Seiring dengan laju perkembangan pemikiran manusia yang melahirkan peradaban yang sangat cepat pertumbuhannya ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang kemudian dikenal dengan era globalisasi. Globalisasi menawarkan paradigma baru dalam pendidikan. Tentunya juga merupakan tantangan baru bagi guru profesional yang kian hari kian meningkat.

Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Hal itu berubah karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Oleh karena itu guru harus siap menghadapinya dengan profesionalisme.

(6)

1. Profesionalitas Guru Bahasa Indonesia dan Kecakapan yang Harus Dimiliki

Menurut Syaiful Sagala (2009:2), Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang berarti menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut “professio” yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh seorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik. Para politikus Romawi harus melakukan “Professio” didepan publik yang dimaksudkan untuk menetapkan bahwa kandidat bersangkutan memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk menduduki jabatan publik.

Guru merupakan bagian dari tenaga kependidikan yang memiliki peran besar dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan keprofesian guru sangat penting mendapatkan porsi perhatian yang besar dalam pelaksanaan profesionalisme pendidikan.

Terkait dengan beberapa permasalahan dalam profesi pendidikan, menurut Anwar dan Sagala (Syaiful Sagala, 2009:8-9) terdapat empat hal yang perlu dibahas, yakni:

a. Profesionalisme profesi keguruan, pada dasarnya pengajaran merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu maupun teoritikal, keterampilan, dan mengharapkan idiologi profesional tersendiri. Oleh sebab itu seseorang yang bekerja di institusi pendidikan dengan tugas mengajar jika diukur dari teori dan praktek tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya, maka guru juga merupakan profesi sebagaimana profesi lain.

(7)

pendidikan untuk anak hanya otoritas guru. Walaupun secara garis besar guru mengajar dan membantu anak didik memperoleh ilmu pengetahuan, maka otoritas guru ada pada subjek pengajaran, dan pendidikan.

c. Kebebasan akademik (academic freedom), keberanian bertindak secara otonom merupakan sikap karakteristik profesi, dan perasaan praktisioner mengharuskannya membuat suatu kebijakan yang diikuti oleh kliennya tanpa suatu tekanan eksternal, yaitu dari orang lain yang bukan anggota profesi atau organisasi kerjanya. Academic freedom adalah suatu kebebasan yang memberi kebebasan berkreasi dalam suatu forum dalam lingkup kebenaran. Dalam kasus ini, secara positif guru memiliki tanggung jawab keilmuwan. Guru bekerja bukan atas tekanan kebutuhan belajar muridnya, tetapi atas tuntutan profesional, dan ini adalah batas kebebasan yang di maksud. Tetapi guru tidak mengabaikan kebutuhan belajar muridnya. Makanya demonstrasi pemboikotan untuk menuntut kesejahteraan bagi guru dengan mengorbankan tugas mengajar adalah tidak tepat. Kebebasan akademik bukan berarti bebas otonomi, bebas dari aturan disiplin, tetapi perlu melegitimasi permintaan sejawat, murid, dan, profesionalismenya sendiri. Secara akademik guru bebas menyelidiki dan mengekspresikan kebenaran tanpa tuntutan orang lain, bebas mengajak muridnya mendiskusikan secara kritis topik-topik yang kontroversial, agar lebih kritis mampu mengerti apa dan bagaimana. Jadi academic freedom adalah suatu konsep yang mulia dan mendasar memberikan kebebasan akademik kepada anak didik tanpa suatu kungkungan dan mereka bisa memutuskan apa kasus dan kajian yang mereka kaitkan.

(8)

Keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, hampir semua bangsa di dunia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Penegakan profesionalisme bagi guru bahasa bukan hanya berkaitan dengan substansi pembelajaran yang dibawakannya, melainkan juga berhubungan dengan kondisi kepribadian yang dimiliki guru bahasa tersebut. Guru sebagai tenaga profesional bisa diartikan bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Salah satu indikator guru profesional dan kompeten adalah guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan keilmuan yang hari demi hari semakin canggih. Selain itu, guru yang profesional dan kompeten juga harus mampu menerapkan model dan metode pembelajaran berdasarkan tuntutan waktu dan kebutuhan peserta didik. Penerapan pola ini akan menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar, enjoy dalam mengajar, yang pada akhirnya akan menghasilkan proses KBM yang berkualitas termasuk peserta didik yang berprestasi.

(9)

adalah bahwa ciri-ciri guru profesional harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam mengemban tugas keprofesiannya.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu fungsi pengajar adalah penggerak terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai penggerak pengajar, guru harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria itu harus menyatu dalam diri pengajar agar dapat menunjukkan mutu profesionalnya. Menurut Howard (dalam Pateda, 1991:39) kriteria pengajar bahasa adalah:

a. menguasai semua metode mengajarkan bahasa dan dapat menerapkannya dalam proses belajar mengajar;

b. menguasai bahan yang akan dan sedang diajarkan; c. melaksanakan semua kegiatan sekolah;

d. menguasai semua jenis dan prosedur penilaian; e. menguasai semua tipe latihan berbahasa; f. menguasai pengelolaan kelas;

g. menguasai teknik pengajaran individual;

h. dapat menentukan dan menguasai silabus pembelajaran; i. dapat memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia;

j. menguasai tujuan pembelajaran dan aktivitas untuk mencapai tujuan tersebut; dan

k. menguasai teknik-teknik pendidikan.

Kesebelas kriteria tersebut berhubungan dengan komponen-komponen pembelajaran mulai dari rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai pada penilaian kualitas pembelajaran. Teknologi informasi bisa memudahkan guru dalam melakukan tugas-tugasnya tersebut.

2. Guru Bahasa Indonesia Berkualitas di Era Teknologi Informasi

(10)

(SDM), administrasi, manajemen, dan kebijakan serta infrastruktur pendidikan (Heriyanto, 2013).

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang berkualitas harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran. Guru memegang peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru mempunyai tugas sebagai fasilitator dan komunikator untuk mendidik, mengajar dan melatih anak didiknya

Guru merupakan komponen vital dan fundamental dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan kejiwaan, pola pikir, dan pembentukan serta pengembangan karakter (character building) bangsa untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Keberadaan dan peran pendidik dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan oleh siapapun dan apapun. Pendidik yang handal, profesional dan berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter yang kuat dan cerdas merupakan modal dasar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas yang mampu mencetak sumberdaya manusia yang berkarakter, cerdas, dan bermoral tinggi. Sumberdaya manusia yang demikianlah yang sebenarnya diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara–negara lain dan dapat berperan serta aktif dalam perkembangan dunia di era global dan bebas hampir tanpa batas ini (Baedhowi dalam Karwati).

Seiring dengan pesatnya perkembangan sains dan teknologi, khususnya dalam bidang Information, Communication and Tekhnology (TIK) semakin memudahkan siswa dalam menggali disiplin ilmu yang diminati, dan juga memudahkan guru dalam menyampaikan ilmu karena telah tersedianya fasilitas yang canggih. Internet sudah ada dimana-mana, ruang belajar tidak lagi disekat oleh kelas, tetapi sudah mampu belajar jarak (distance learning), dan belajar dimanapun.

(11)

perencanaan, penyajian pembelajaran, evaluasi dan analisis hasil evaluasi) maupun sebagai sarana untuk mencari dan mengunduh sumber-sumber belajar. Sehingga setiap guru pada semua jenjang harus siap untuk terus belajar TIK guna pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut. Saran dari penelitian adalah peningkatan kompetensi TIK guru harus sejalan dengan pengadaan sarana yang memadai, walaupun demikian peningkatan kemampuan kualitas guru melalui TIK harus menjadi visi sinergis dan terintegrasi sehingga perkembangan TIK, perkembangan siswa, dan perkembangan kompetensi guru berjalan lurus mengikuti arah perkembangan pendidikan dan pembelajaran.

Mampuono Rasyidin Tomoredjo (2009) menyatakan bahwa supaya guru menjadi profesional yang sesuai dengan era global dan digital ini hendaknya guru kurang lebih memiliki sembilan kriteria guru profesional sebagai berikut:

a. Mahir pada core competency-nya

b. Mengerti dan memahami kurikulum beserta aplikasi dan pengembangannya c. Menguasai pedagogik secara teoritis dan praktis beserta pengembangannya d. Menjadi pendengar yang baik dan empatik

e. Menguasai public speaking, terampil memotivasi dan menginspirasi f. Menjadi pembaca yang efektif dan broad minded

g. Biasa melakukan riset dan penulisan

h. Bisa mengaplikasikan TIK berbasis pembelajaran i. Menguasai bahasa internasional

(12)

dibantu alat peraga meningkatkan efesiensi 47%, dengan dukungan TIK meningkatkan efesiensi 93% (Adhie dalam Heriyanto, 2013). Membuat dan mempersiapkan materi pembelajaran, silabus, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), kontrak perkuliahan, hand out, sumber referensi, media pembelajaran, evaluasi, dan penyajian laporan dapat dilakukan dengan dukungan TIK.

Jika pada masa lalu ada anggapan bahwa pembelajaran tidak terlalu perlu menggunakan media TIK, pada era saat ini penggunaan media TIK merupakan suatu keharusan. Apalagi di era informasi kini, sudah tidak zaman lagi para tenaga didik atau guru gagap terhadap teknologi. Teknologi diharapkan menjadi kesatuan dalam pembelajaran sehingga tercipta peserta didik yang lebih aktif dan mandiri. Guru juga perlu memiliki kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Guru perlu meningkatkan kompetensinya melalui aktivitas kolaboratif dengan kolega, menjalin kerjasama dengan orang tua, memberdayakan sumber-sumber yang terdapat di masyarakat, melakukan penelitian sederhana. Guru perlu menguasai pemanfaatan TIK untuk kebutuhan belajarnya. Kegiatan belajar dan pembelajaran perlu dikelola dengan baik.

C. Simpulan

Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.

(13)

evaluasi) maupun sebagai sarana untuk mencari dan mengunduh sumber-sumber belajar. Sehingga setiap guru pada semua jenjang harus siap untuk terus belajar TIK guna pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007. Pengembangan Profesionalisme Guru Biologi di Era Global. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undhiksa, Edisi Khusus tahun XXXX, Mei 2007, hal. 472-490.

Djoko Kustono. 2007. Urgensi Sertifikasi Guru. Makalah Seminar Nasional dalam Rangka Dies UNY ke-43 tanggal 5 Mei 2007. Yogyakarta.

Heriyanto. 2013. Pengaruh Pemanfaatan TIK dan Jenis Kelamin terhadap Kompetensi Pedagogik dan Profesional Dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) NegeriI Sriwijaya Tangerang Banten. STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. https://www.academia.edu/ (diakses pada tanggal 20 Desember 2014)

Karwati, Euis. ___. Membangun Daya Saing Bangsa Melalui Pendidikan: Refleksi Pprofesionalisme Guru di Era Globalisasi. Makalah disampaikan dalam seminar internasional (proceeding ISSN: 2086-8340). www.uninus.ac.id. (diakses pada tanggal 18 Desember 2014).

Mugara, Rony. ___. Meningkatkan Kualitas Guru melalui Penguasaan TIK. Prodi Pengembangan Kurikulum. Universitas Pendidikan Indonesia. www.jurnal.upi.edu (diakses pada tanggal 18 Desember 2014)

Pateda, M. 1991. Linguistik Terapan. Yogyakarta: Kanisius.

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.

Setyowati, Endah. 2010. Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: Solusi untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi. Makalah. http://blog.fitb.itb.ac.id (diakses pada tanggal 18 Desember 2014).

(14)

Tomoredjo, Mampuono Rasyidin. ___. Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional Menghadapi Era Global. http://www.jatengklubguru.com (diakses pada tanggal 18 desember 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Tugas profesional guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 7 adalah pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu: (1) memiliki bakat,

Menurut Subekti sebagaimana dikutip Abdul Khakim, perjanjian kerja adalah perjanjian antara seorang karyawan dan seorang majikan atau pengusaha, perjanjian mana ditandai dengan

(1) menampilkan kemampuan pengawas dalam bentuk kerja,(2) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme (3) melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif

Tugas profesional guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 7 adalah pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu: (1) memiliki bakat,

Hal ini sesuai dengan isi dari UU Guru dan Dosen Bab III pasal 7 ayat (a) dimana profesi guru dilaksanakan dengan prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme,

Mungin (dalam Ambarita, 2006) menyatakan guru profesional memiliki ciri- ciri kepribadian matang, memiliki keterampilanb membangkitkan minat peserta didik, penguasaan

Menurut Nana (2008) terdapat beberapa ciri-ciri guru profesional, yaitu mempunyai komitmen pada proses belajar peserta didik, kemudian menguasai secara mendalam materi

Menurut literature ciri-ciri tersebut merupakan konsep dari sense of coherence  Salah satu tokoh sentral dalam keluarga adalah ibu, yang dapat menggerakkan anggota keluarganya untuk