• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Citra Verifikasi Lapangan Radiasi Linac Pada Kanker Payudara Menggunakan Variasi Monitor Unit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kualitas Citra Verifikasi Lapangan Radiasi Linac Pada Kanker Payudara Menggunakan Variasi Monitor Unit"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Prinsip Radioterapi

Radioterapi adalah suatu jenis pengobatan yang menggunakan atau

memanfaatkan radiasi pengion (sinar-X, dan sinar Gamma) dan partikel

lainnya untuk mematikan sel-sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat

disekitarnya. Prinsip radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang

mematikan tumor pada daerah yang telah ditentukan (volume target) sedangkan

jaringan normal sekitarnya mendapat dosis seminimal mungkin. Hal ini sangat

ditunjang dengan kemajuan teknologi dari alat-alat radioterapi dan kemajuan dari

komputer. Perkembangan teknologi di dunia kedokteran tidak dapat dipungkiri

telah membantu penderita penyakit untuk sembuh dari sakit yang dideritanya dan

meningkatkan kualitas hidup penderita tersebut (Stephens, O Frederick, 2009).

Radiasi dapat digunakan dengan tujuan sebagai berikut yaitu:

a. Kuratif

Tujuannya untuk memusnahkan semua sel ganas yakni

menghilangkan atau eradikasi tumor pada daerah lokal dan kelenjar getah

bening regional. tujuan ini dapat dicapai pada perluasan tumor minimal

atau dini tanpa ditemukan metastasis, misalnya pada karsinoma

nasofaring, kanker mulut rahim.

b. Paliatif

Tujuannya untuk menghilangkan atau mengurangi gejala

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Diberikan pada

kanker dalam stadium lanjut, baik lokal maupun dengan metastasis

misalnya pada kasus keganasan keluhan nyeri karena metastasis tulang

dengan ancaman fraktur dan kasus pendarahan akibat keganasan (R.

Susworo, 2007).

2.2Linear Accelerator (Linac)

Pesawat linac menggunakan gelombang elektromagnetik dengan

(2)

sehingga menghasilkan energi yang diarahkan pada sebuah tabung linear.

Elektron energy tinggi yang dihasilkan dapat digunakan langsung untuk

terapi tumor dekat permukaan, atau diarahkan ke suatu target untuk

menghasilkan sinar-X Megavolt yang digunakan untuk terapi tumor pada

kedalaman tinggi.

Untuk menghasilkan berkas foton (sinar-X) maka berkas electron

berenergi tinggi tersebut dilewatkan pada sebuah target yang terbuat dari

logam berat yang tipis sehingga terjadi interaksi Bremstrahlung.

Bremstrahlung adalah sinar–X yang terpancar bilamana suatu elektron

dengan kecepatan tinggi melintas dekat dengan suatu nukleus (inti atom),

maka gaya tarik Coulomb yang kuat menyebabkan elektron menyimpang

secara tajam dari lintasan awalnya.

Gambar 2.1Gambar Linac Medik (Podgorsak, 2005)

Hasil pembangkitan sinar-X mempunyai intensitas yang tinggi

pada arah sumbu target. Untuk mencapai kerataaan (flatness) yang

diperlukan, dipasanglah sebuah filter pemerata (flattening filter) yang

(3)

2.3Kepala Linac (Head Linac)

Bagian kepala linac terdiri dari beberapa komponen yang

mempengaruhi produksi, pembentukan, lokalisir dan pemantauan berkas

elektron. Elektron yang berasal dari electron gun dipercepat dalam

accelerating waveguide dengan energi kinetik yang diinginkan dan kemudian

dibawa dalam bentuk berkas sempit melalui sistem transportasi berkas

kedalam kepala linac.

Gambar 2.2 Skema yang menunjukkan komponen dasar pada bagian

kepala linear accelerator. A, Komponen untuk menghasilkan sinar-x. B,

komponen untuk menghasilkan elektron (Khan, 2003).

Berkas sinar-x diproduksi dengan kombinasi target flattening filter

sedangkan produksi berkas elektron tanpa menggunakan target flattening

filter. Kolimator utama (primary collimator) mendefenisikan bidang lingkar

(4)

terdiri dari dua dibagian atas dan dua dibagian bawah, menghasilkan bidang

lapangan empat persegi panjang dan bidang persegi dengan dimensi

maksimum 40 x 40 cm2. Dual transmission ionization chamber digunakan

untuk memantau berkas keluaran sinar-x dan elektron serta kerataan berkas.

2.4Koefisien Atenuasi Bahan (μ)

Bila berkas foton melewati medium, sejumlah foton akan

berinteraksi dengan medium dan keluar dari berkas, sedangkan

sebagian lain kemungkinan tidak mengalami interaksi sama sekali.

Akibatnya jumlah foton yang keluar dari medium berkurang.

Penurunan intensitas (I) dari sinar X sebanding dengan jarak

(x) yang dilewatinya. Koefisien atenuasi dinyatakan dengan μ :

dI

Dimana : I = Intensitas sinar X yang diteruskan

I0 = Intensitas sinar X yang datang

x = Tebal bahan

x

Koefisien ateunasi massa = (μ/ρ), satuan koefisien atenuasi

massa adalah cm2

gr interaksi radiasi dengan materi tergantung pada

energi radiasi. Jika berkas sinar x melalui bahan akan terjadi proses

utama, yakni:

2.2.1. Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik terjadi akibat adanya interaksi antara foton

dengan elektron pada suatu bahan. Pada peristiwa ini energy foton Bahan

μ

(5)

diserap seluruhnya oleh elektron yang terikat kuat oleh suatu atom,

sehingga elektron terlepas dari ikatan inti atom. Elektron yang

terlepas disebut fotoelektron, dengan energi kinetik sebesar :

Gambar 2.3 Ilustrasi efek fotolistrik (Batan, 2012)

adalah energi foton yang berinteraksi, dan EB adalah energi ikat elektron. Efek fotolistrik diilustrasikan pada gambar 2.2.

(Mayles Philip, 2007).

2.2.2. Hamburan Compton

Hamburan compton terjadi apabila foton dengan energy

sebesar berinteraksi dengan elektron bebas atau elektron yang

tidak terikat secara kuat oleh inti, yaitu elektron yang berada pada

kulit terluar atom. Elektron tersebut dilepaskan dari ikatan inti atom

dan bergerak dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain

dengan energi lebih rendah dibandingkan foton datang. Energi

kinetik elektron (Ee) adalah selisih energy foton masuk dan keluar.

Ee = hυi – hυo (2.3)

(6)

Hamburan compton sangat dominan terjadi bila foton

berenergi sedang (lebih dari 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi

pada material dengan nomor atom (Z) yang rendah (Batan, 2012).

2.2.3. Produksi Pasangan

Produksi pasangan hanya terjadi ketika energi kinetik

sinar-X dan gamma berada pada energi 1.02 MeV. Energi

foton yang ditransfer dalam bentuk energi kinetic berupa

pasangan elektron dan positron, dengan energi massa

diamnya sama dengan 0.511 MeV untuk setiap elektron.

Kemudian elektron dan positron akan kehilangan energi

kinetiknya melalui proses eksitasi dan proses ionisasi.

Gambar 2.5 Ilustrasi produksi pasangan (Khan, 2003)

2.5Verifikasi Lapangan Radiasi

Verifikasi lapangan radiasi merupakan proses dimana keakuratan dari

radioterapi dinilai. Hal ini dicapai dengan membandingkan citra dari

penyinaran yang disampaikan sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Dengan menggunakan sistem informasi 2D yang memberikan derajat

perputaran atau pengaturan data dari pergeseran lapangan radiasi (The royal

college of radiologist, 2008).

Gambar referensi yang diperoleh menampilkan geometri dari

lapangan penyinaran pada anatomi bagian dalam atau anatomi lain seperti

tulang. Ini digunakan sebagai standar untuk menilai gambaran penyinaran.

Dihasilkan dalam bentuk gambaran digitally reconstructed radiograph

(7)

2.5.1 Toleransi

Masing-masing sentral radioterapi harus menyesuaikan toleransi

untuk setiap anatomi dan teknik penyinaran yang digunakan. Toleransi

pada setiap pengukuran didefenisikan sebagai parameter yang diizinkan

dalam setiap pengukuran. Tingkat toleransi disesuaikan pada kondisi

maksimal sesuai dengan nilai yang diinginkan meskipun tidak dapat

berlaku pada setiap situasi.

Untuk setiap verifikasi penyinaran, toleransi yang dipilih dari nilai

tertentu diatur sesuai dengan batas yang digunakan pada perencanaan

penyinaran, tujuannya untuk mempertahankan cakupan dosis pada

contour tumor volume (CTV) tetap memadai.

Toleransi yang digunakan tergantung pada beberapa faktor, yaitu: • Metode immobilisasi

• Toleransi pergerakan dari peralatan dan pengaturan posisi pasien • Pergerakan organ bagian dalam.

2.5.2 Verifikasi Kanker Payudara

Pencitraan dilakukan pada hari 1 – 3 penyinaran dan pada awal

setiap fase baru penyinaran. Perlu dilakukan verifikasi mingguan

dengan menggunakan toleransi khusus yang ditentukan secara internal

yang berada pada kisaran 2 – 3 mm.

Beberapa lapangan (fields) penyinaran secara rutin digunakan pada

kanker daerah payudara. Gambaran oblique (miring) sulit untuk

disimpulkan dan sulit menentukan pergerakan meja, oleh karena itu

disarankan verifikasi titik isocenter dilakukan pada posisi

antero-posterior. Citra harus memiliki ukuran yang cukup untuk memastikan

anatomi tulang terlihat (The royal college of radiologist, 2008).

2.6Electronic Portal Imaging

Electronic Portal Imaging Device atau lebih dikenal dengan EPID

merupakan sebuah perangkat tambahan yang diintegrasikan pada perangkat

linac yang dapat menghasilkan citra 2 dimensi berkas sinar-x MV dengan

(8)

yang dapat digunakan untuk verifikasi terapi. Keuntungan penggunaan EPID

adalah lapangan radiasi dan kondisi aktual pasien dapat divisualisasikan dan

dikoreksi dengan algorithma sistem komputer sebelum terapi diberikan (A.

Budiyono, 2013).

2.7Prinsip Kerja Linier Accelerator (Linac)

Dengan kemajuan teknologi fisika Radioterapi untuk mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah menggunakan Pesawat yang menghasilkan

radiasi pengion energi tinggi seperti Linear Accelerator (Linac) dalam orde

megavoltage.Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat

partikel bermuatan (ion) melalui penumbukan atau hamburan partikel dengan

target. Partikel yang dipercepat biasanya proton dan elektron.

Pesawat akselerator medik dapat menghasilkan berkas elektron dan

foton berenergi tinggi. Tingkat energi tersebut dapat dihasilkan melalui

proses percepatan elektron secara linier di dalam tabung pemandu gelombang

pemercepat (accelerating waveguide) yang hampa (Gunilla, 1992).

Tabung ini merupakan tabung penghantar yang terdiri dari : susunan

sel-sel berupa rongga-rongga yang terbuat dari tembaga.

Gambar 2.6 Rongga-rongga dari tabung penghantar Linac (Khan,

(9)

Ke dalam tabung disalurkan gelombang mikro yg dibangkitkan oleh magnetron/klystron dengan panjang gelombang 10 cm, yang ber frekwensi

sesuai dengan frekwensi resonansi tabung (3000MHz). Gelombang mikro

disalurkan melalui sirkulator dan tabung pemandu gelombang pemercepat

elektron. Ada 2 jenis pemandu gelombang yaitu: travelling & standing

waveguide. Bila daya frekuensi gelombang mikro melintasi rongga-rongga

sel dari pemercepat mengakibatkan terjadi medan elektromagnetik di dalam

tabung pemercepat dan terjadi kuat medan listrik dinamis dan mengakibatkan

setiap sel yang berubah-ubah periodenya sesuai perubahan amplitudo

gelombang mikro. Hal ini akan mengakibatkan setiap sel berubah-ubah

muatannya. Perubahan periode muatan listrik tersebut dimanfaatkan untuk

pemercepat lintasan elektron.

Elektron dihasilkan oleh elektron gun yang berupa tabung trioda,

kemudian ditembakkan dengan energi awal 15 keV secara sinkron. Kecepatan

elektron tersebut secara berantai dipacu lintasannya dari satu sel ke sel

berikutnya sampai energi elektron tersebut sesuai dengan energi yang

dikehendaki. Semakin besar energi yang dihasilkan,semakin banyak jumlah

rongga dan semakin bertambah panjang tabung pemercepat.

Elektron dengan energi sedikit lebih tinggi atau lebih rendah dari yang

dikehendaki akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga energi dan

lintasannya dapat sesuai dengan yang dikehendaki dan elektron dengan

penyimpangan energi agak besar akan dieleminir oleh sebuah filter. Dengan

demikian dapat dicapai pemfokusan berkas elektron yang sangat baik dengan

energi yang monokromatik. Bila dikehendaki pemakaian elektron, dimana

elektron energi tinggi tersebut dapat digunakan secara langsung.

Bila dikehendaki adalah sinar-x, maka elektron-elektron berenergi

tinggi tersebut ditumbukkan ke bidang target penerus (transmision target).

Kemudian diarahkan pada tumor, pasien berada diatas meja pemeriksaan dan

laser digunakan untuk memastikan pasien dalam posisi yang tepat.

(10)

Gambar 2.7 Blok diagram type pesawat Linear accelerator (Khan,

2003)

Sebuah power suplay akan diberikan arus DC, untuk

menghidupkan modulatordengan sendirinya akan mendapatkan tegangan dan

tube switch yang dikenal sebagaihidrogen Thyradtron, tegangan tinggi dari

modulator toped flat tegangan DC dengan waktu yang sangat singkat.

Tegangan ini akan disalurkan ke Magnetron atau Klystron dan bersamaan

oleh elektron Gun, tegangan yang dihasilkkan oleh magnetron atau klystron

dimasukkan ke akselerator tube atau melalui system wave guide. Elektron itu

sendiri diproduksi oleh elektron gun sehingga tegangan akan dimasukkan ke

akcelerator struktur.

Akselerator struktur (akcelerator wave guide), susunan akselerator

tersebut terdiri dari tabung tembaga dan bagian bawahnya terdiri daritembaga

atau diafragma, sekat daripada lubang fariang dan berjarak. Bagian ini

akanditempatkan pada ruang vakum.

Kemudian elektron akan dimasukkan ke akseleratorstruktur dengan

energi sekitar 50 kV. Elektron ini akan berinteraksi dengan elektromagnetik

dengan panjang gelombang yang pendek. Energi elektron berasal dari medan

listrik sinusoidal oleh akselerator, proses analog bahwa sebuah gelombang

(11)

akcelerator struktur, yang berasal dari sebuah pencil beam dengan diameter 3

mm. Dalam energi rendah linac (6 MV) dengan relatif tabung akselerator

yang pendek. Elektron mengikuti proses yang kuat dan sebuah target dari

penghasil sinar-X. Linac energitinggi dimana akcelerator struktur adalah lebih

panjang dan horizontal atau sudut dengan respec horizontal. Elektron melalui

sebuah swittc kabel (umumnya 90 atau270 persen) antara akcelerator sruktur

dan target (Khan, 2003).

2.8Aspek Fisika – Biologi Dalam Radioterapi

Radiobiologi yaitu ilmu yang mempelajari efek radiasi terhadap tubuh

manusia atau jaringan yang hidup. Di dalam Radioterapi radiasi digunakan

untuk membunuh sekelompok sel-sel yang bersifat kanker sangat aktif

mengadakan penetrasi ke jaringan sekelilingnya, maka radiasi secara selektif

dapat menghancurkannya.

Timbulnya gejala kanker oleh sinar pengion dapat bersifat:

a. Efek langsung

Efek ini terjadi apabila sinar pengion jatuh pada suatu bagian

jaringan dan timbul gejala-gejala kanker.

b. Efek dorongan

Efek ini terjadi apabila sebagian jaringan menerima sejumlah dosis

radiasi kecil, tetapi timbul gejala kanker yang diperkirakan bagian itu

sebelumnya mengandung penyebab kanker yang segera menjadi kenyataan

setelah radiasi.

c. Efek jarak jauh

Efek ini terjadi jika sinar pengion meradiasi satu bagian tubuh

sedangkangejala kanker terjadi dilain bagian tubuh. Semua sel hidup dapat

dibunuh oleh radiasi, namun dosis yang diperlukanuntuk membunuh sel

sangat bervariasi (sel mempunyai radiosensitivitas berbeda-beda)

(Markham, 1978).

Masalah utama sel tumor tidak terisolasi dari sel jaringan normal

(12)

a. Tumor terletak pada jaringan yang harus masih berfungsi setelah

radioterapi.

b.Tumor dalam jaringan yang harus masih berfungsi setelah

radioterapi.

c. Tumor menyebar dan infiltrasi dalam jaringan lain.

Optimalisasi dosis tinggi pada tumor dan dosis rendah pada jaringan

sehat, tidakmungkin dicapai bila tumor sudah menginfiltrasi ke jaringan

sehat, tergantung pada waktukeseluruhan penyinaran dan fraksinasi. Sebagai

akibat ionisasi terjadi kerusakanjaringan disebut efek biologis.

Efek biologi dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Efek Somatikadalah efek yang terjadi pada individu yang kontak

langsung.

b. Efek Genetika adalah efek yang terjadi pada keturunan dari individu

yangterkena pajanan radiasi.

c. Efek Stokastik adalah Efek sesuai fungsi dan dosis tanpa batas ambang.

Contoh karsinoma, leukemia.

d. Efek non stokastik, contoh katarak, kemandulan, memperpendek rentang

hidup (Cember H, 1983).

Ada selang waktu antara ekspose dan gejala klinis disebut periode

laten. Penyinaran sel dapat mengakibatkan hal sebagai berikut (Sikri, 2001):

1. Menghambat Mitosis

Yaitu pembelahan sel dengan tingkat keparahan efek tergantung

kepada tingkat dosis d an jumlah dosis. Efek ini bersifat permanen.

2. Aberasi kromosom

Radiasi dapat menyebabkan putusnya kromosom.

3. Mutasi sel

Merupakan perubahan dalam karakteristik gen yang termanifestasi

sebagai efek genetika.

4. Kematian sel

Akibat penyinaran dapat mengakibatkan kematian sel dan

mengarah pada perubahan dalam sifat fisik struktur sel yang vital. Sebagai

(13)

radiasi pada tumor dan jaringan normal disekitarnya. Perbedaan ini

dinyatakan dengan Therapeutic Ratio (TR).

Untuk mendapatkan therapeutic ratio yang baik dilakukan beberapa

upaya yakni:

1. Optimalisasi Dosis

Optimalisasi dosis adalah pendistribusian dosis radiasi yang ideal pada

jaringan tumor disebut sebagai gros tumor volume dan pada jaringan

sekitarnya yang potensial untuk dikenai tumor disebut sebagai target volume.

Jaringan tumor harus memperoleh dosis semaksimal mungkin tanpa

menimbulkan cedera yang berarti pada jaringan sehat disekitarnya. Dosis

toleransi yang untuk setiap jaringan adalah berbeda. Jaringan tumor beserta

ekstensi ke jaringan sekitarnya, termasuk ke kelenjar getah bening, harus

diketahui dengan pasti, bantuan alat pencitraan diagnostik seperti CT-Scan,

MRI (Magnetic resonansi imaging). Pendistribusian dosis radiasi dalam

jaringan dapat diidentifikasikan dengan bantuan kurva isodosis. Setiap energi

mempunyai kurva tersendiri, yang dipengaruhi juga oleh permukaan tubuh

tempat sinar ini masuk(portal) jumlah portal, penggunaan berbagai alat bantu

seperti kompensator atau penyaring baji (wedge filter) untuk memperoleh

distribusi dosis yang ideal (R.Susworo, 2007).

2. Pengaturan Fraksinasi.

Fraksinasi yaitu pemberian dosis tumor per kali atau fraksi, telah

diketahui bahwa pemberian radiasi sebagai dosis tunggal memberikan efek

samping yang lebih banyak ketimbang efek kurasi. Dari berbagai penelitian,

akhirnya diketahui bahwa pemberian dosis harian antara 180-200 cGy yang

diberikan sebanyak lima kali dalam seminggu merupakan dosis ideal yang

dapat memberikan efek akurasi yang baik untuk sebagian besar keganasan.

Pada kasus kanker nasofaring dosis radiasi yang biasanya diberikan yaitu

7000cGy diberikan sebanyak 35 fraksi dengan rata-rata dosis setiap fraksi

adalah 200cGy.

Metode pemberian dosis ini telah diterima sebagai metode yang

konvensional yang digunakan diseluruh dunia untuk suatu jangka waktu yang

(14)

perkembangan sel kanker. Terdapat beberapa jenis kanker yang mempunyai

tingkat proliferasi yang tinggi, sehingga penberian radiasi lebih dari satu kali

per hari dengan jarak 4-6 jam antara kedua radiasi diharapkan akan mencakup

lebih banyak sel-sel dalam masa proliferasi (R.Susworo, 2007).

2.9Lapisan Plat Timbal(Pb)

Timbal yang diberi lambang Pb merupakan singkatan dari bahasa latin

yaitu plumbum yang memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Timbal

(Pb) merupakan logam berwarna abu-abu, mempunyai massa jenis yang

sangat tinggi yaitu 11,34 g/cm3 dengan titik leleh 3270C dan titik didih 1, 620 0

C. Timbal (Pb) dalam bentuk lembaran dapat digunakan untuk beberapa

aplikasi seperti pelindung atau pelapis dinding dari radiasi Sinar-X, bahan

kedap suara di studio-studio musik, serta pelindung dari radiasi nuklir. Timbal

(Pb) terbuat dari timah hitam dengan kadar yang sangat tinggi sehingga

memiliki perlindungan yang sangat tinggi terhadap radiasi, kedap suara yang

baik. Oleh karena itu, timbal ini selalu digunakan disetiap ruangan sinar-X.

Nilai HVL (Half Value Layer) lapisan timbal pada sinar-X untuk 1000 kV

dibutuhkan ketebalan Pb sekitar 7,9 mm

2.10 Anatomi Payudara

Payudara (breast) merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak,

kelenjar dan jaringan ikat yang terdapat dibawah kulit dan diatas otot dada.

Pria dan wanita memiliki payudara yang memiliki sifat yang sama sampai

saat pubertas. Pada saat pubertas terjadi perubahan pada payudara wanita,

dimana payudara wanita mengalami perkembangan dan berfungsi untuk

memproduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi (Faiz, O Neil, 2003).

Payudara terletak didinding anterior dada dan meluas dari sisi lateral

sternum menuju garis mid-aksilaris dilateral. Secara umum payudara dibagi

atas korpus, areola dan puting. Korpus adalah bagian yang membesar.

Didalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola

(15)

(papilla) merupakan bagian yang menonjol dipuncak payudara dan tempat

keluarnya ASI.

Tiap payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan

oleh septa fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju kekulit atas dan

membentuk struktur payudara. Dari tiap lobus keluar duktus laktiferus dan

menyatu pada puting. Areola yaitu bagian yang kecokelatan atau kehitaman

disekitar puting susu. Pada bagian terminal duktus laktiferus terdapat sinus

laktiferus yang kemudian menyatu terus keputing susu dimana ASI

dikeluarkan.

Gambar 2.8 Anatomi payudara (Trialsight Medical, 2008)

2.11 Kanker Payudara

Kanker payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada

payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini

menjadi bentuk benjolan di payudara. Kanker payudara merupakan salah

satu bentuk pertumbuhan sel atau pada payudara. Dalam tubuh terdapat

berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel

yang dapat berubah-ubah tetapi masih dalam batas normal. Akan tetapi, jika

sel metaplasia ini dipengaruhi faktor lain maka akan menjadi sel displasia.

(16)

epitel (lapisan yang menutupi permukaan yang terbuka dan membentuk

kelenjar-kelenjar). Dimana pada suatu saat sel-sel ini akan berkembang

menjadi kanker karena berbagai faktor yang mempengaruhi dalam kurun

waktu 10-15 tahun. (Kasdu.D.2005)

2.12 Ketetapan Penilaian verifikasi lapangan radiasi kanker payudara. Menurut teori bahwa setiap hasil citra verifikasi harus dapat dinilai

objek anatomi pada lapangan radiasi dan tingkat pergeseran berdasarkan

Digitally Recontructed Radiographs (DRRs). Untuk mendapatkan gambaran

objek yang terdapat dalam lapangan radiasi pada Digitally Recontructed

Radiographs (DRRs), maka kontras dari hasil verifikasi lapangan radiasi

tinggi sehingga dapat ternilai objek anatomi yang lebih jelas. Kontras adalah

perbedaan densitas pada film radiaografi, yang disebabkan karena perbedaan

atenuasi dari intensitas radiasi yang sampai ke film setelah melewati objek.

Kontras antara bagian yang berbeda pada gambaran akan membentuk

gambaran tersebut, semakin besar nilai kontras, maka gambaran akan

semakin jelas terlihat.

Penilaian kontras suatu gambar dapat dinilai secara subjektif yaitu

perbedaan terang diantara bagian film, jadi tidak dapat diukur, tergantung

dari pemirsa atau pengamat. Kontras ini merupakan rasio intensitas radiasi

yang ditransmisikan menembus area yang berbeda pada bahan yang

dieksposi. Hal ini tergantung pada perbedaan penyerapan oleh bahan,

panjang gelombang dari radiasi primer, intensitas dan distribusi dari radiasi

hambur. Dalam menentukan keberhasilan suatu verifikasi lapangan radiasi

payudara (breast) ada beberapa ketentuan yaitu:

•Sangat baik : bila salah satu titik referensi bergeser ≤ 0,3 cm dari titik

pusat radiasi.

•Baik : bila salah satu titik referensi bergeser ≤ 0,5 cm dari titik pusat

radiasi.

•Kurang : bila salah satu titik referensi bergeser ≥1cm dari titik pusat

(17)

•Gagal : bila dua titik referensi terjadi pergeseran ≥ 1,2 cm dari titik pusat

radiasi (Podgorsak, 2005).

Gambar 2.9 Struktur anatomi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

verifikasi radioterapi kanker payudara (The royal college of radiologist, 2008).

Rekomendasi dalam verifikasi radioterapi kanker payudara juga

diberikan pada faktor sebagai berikut:

• Imobilisasi, berupa breast board (penyangga dada) dan Pengganjal lutut. • Perubahan yang terjadi selama radiasi, terutama reduksi tumor yang

signifikan, harus dipertimbangkan karena akan sangat mempengaruhi • Imobilisasi dan positioning pasien.

• Reproduktivitas set-up, yaitu kemampuan alat untuk memiliki efektivitas

yang sama baik sepanjang proses radiasi. Sebagai contoh adalah

• Penggunaan fiksasi pada kedua bahu, terutama bila lapangan radiasi meliputi leher bagian bawah dan fossa supraklavikula.

• Pergerakan organ internal, terjadi pada saat proses menarik dan

menghembuskan nafas. Pada umumnya pergerakan ini dapat

diabaikan.Verifikasi dengan EPID dilakukan pada hari ke-1 hingga ke-3

(18)

• Verifikasi lapangan radiasi paling ideal dilakukan setiap hari praradiasi,

pada seluruh bidang aksial, koronal, dan sagital. Modifikasi dapat

dilakukan sesuai dengan beban kerja masing-masing unit radioterapi,

sebagai contoh dilakukan pada lima fraksi pertama praradiasi (The royal

college of radiologist, 2008).

2.13 Computed radiography (CR)

Computed Radiography (CR) adalah suatu sistem atau proses mengubah

sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi,

dengan menggunakan photostimulable untuk mengakuisisi data dan

menampilkan parameter dari gambaran yang akan dimanipulasi oleh

komputer (Ballinger, 1999).

Komponen Computed Radiography(CR), yaitu:

a. Imaging plate (IP)

Imaging Plate (IP) merupakan plat film yang mempunyai

kemampuan menyimpan energi sinar-X, dan energi tersebut dapat di

bebaskan atau dikeluarkan melalui proses scanning dngan menggunakan

laser. Ukuran imaging plate yang paling banyak digunakan adalah

18x24cm, 24x30cm, 35x35cm, dan 35x43 cm. Imaging plate merupakan

media pencatat gambaran sinar-X pada computed radiographyyang terbuat

dari bahan photostimulable phosphor tinggi, BaFX (X=halogen).

Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabungan

antara film radiogrfi dan screen, akan tetapi pada computed radiography

menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate terlihat sama dengan

screen konvensional tetapi fungsinya sangatlah jauh berbeda dengan

imaging plate, karena pada imaging plate berfungsi untuk mencatat gambar

sinar-X kedalam foto stimulable phosphor dan menyampaikan informasi

gambar itu kedalam bentuk elektrik.

Struktur dari imaging plate (IP) adalah :

Protective layer : berukuran tipis & transparan berfungsi untuk melindungi

(19)

Phosphor layer : mengandung barium fluorohalide dalam bahan

pengikatnya.

Reflective layer : terdiri dari partikel yang dapat memantulkancahaya. • Conductive layer : terdiri dari Kristal konduktif yang berfungsi untuk

mengurangi masalah yang disebabkan oleh electrostatik. Selain itu ia juga

mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal

tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambaran.

Support layer : mempunyai stuktur dan fungsi yang sama seperti yang ada

padaintensifying screen.

Backing layer : lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selama proses pembacaan di dalam image reader.

Bar code label : digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk

mengidentifikasi imaging plate tertentu yang kemudian dapat

dihubungkan dengan data pasien.

b. Kaset

Kaset pada computed radiography bagian depan (front side)

terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari aluminium.

c. Image reader

Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari

imaging plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner.

Dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat apakah pemotretan

yang dilakukan tidak terpotong atau objeknya bergerak. Semakin besar

kapasitas memori dari image reader semakin cepat waktu yang diperlukan

untuk memproses imaging plate, karena semakin besar memori dari suatu

perangkat komputer maka semakin besar daya simpan dari perangkat

tersebut. Semakin besar memori dari image reader akan menghasilkan daya perputaran dari perangkat memori yang besar. Selain itu, imaging

reader juga mempunyai beberapa peranan penting dalam proses

pembacaan, pengolahan gambar, sistem transportasi imaging plate serta

proses penghapusan data gambar dari permukaan imaging plate. Berfungsi

untuk mengolah gambar, berupa komputer dengan software khusus untuk

(20)

Pada image console juga dilengkapi dengan menu yang lebih dari

200 macam pilihan gambar yang sesuai dengan bagian anatomi yang akan

difoto pada anatomi tertentu. Karena computed radiography (CR)

merupakan bentuk digital yang dapat digunakan untuk menambah dan juga

mempertinggi kualitas gambar.

d. Printer

Apabila foto dikehendaki untuk dicetak maka gambar dapat

dikirim kebagian imager untuk dicetak sesuai yang diinginkan karena

imager itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pencetak gambaran.

2.14 Prinsip Kerja Computed Radiography (CR)

1) Imaging plate yang terletak didalam kaset, dilakukan eksposi dengan

menggunakan peralatan pembangkit sinar-X. Pada saat sinar-X menembus

objek, akan terjadi attenuasi (perlemahan) akibat dari kerapatan objek

karena berkas sinar-x yang melalui objek tersebut. Kemudian membentuk

bayangan laten.

2) Imaging Plate kaset kemudian dimasukkan kedalam image reader. Di

dalam image reader, bayangan laten yang disimpan pada permukaan

phosphor, dibaca dan dikeluarkan menggunakan cahaya infra merah untuk

menstimulus phosphor, sehingga mengakibatkan energi yang tersimpan

berubah menjadi cahaya tampak.

3) Cahaya yang dikeluarkan dari permukaan plate, akan ditangkap oleh

sebuah pengumpul cahaya dan diteruskan ke tabung photomultiplier yang

mengubah energi cahaya tersebut menjadi sinyal listrik analog.

4) Selanjutnya sinyal analog ini diubah menjadi sinyal digital oleh

rangkaian analog to digital converter(ADC) dan diproses dalam komputer.

5) Setelah proses pembacaan selesai, data gambar pada imaging plate

dapat dihapus dengan cara imaging plate dikenai cahaya yang kuat. Hal ini

membuat imaging plate dapat dipergunakan kembali.

6) Setelah gambaran tampil dilayar monitor, gambaran tersebut dapat

dilakukan rekontruksi atau dimanipulasi pada image console sehingga

(21)

2.15 Prinsip Treatment Planning Sistem

Treatment Planning System merupakan suatu proses yang sistematik

dalam membuat rencana strategi terapi radiasi. Meliputi sekumpulan

intsruksi dari prosedur radioterapi dan mengandung deskripsi fisik, serta

distribusi dosis berdasar pada informasi geometrik/topografi yang ada pada

pencitraan (imaging) agar terapi radiasi dapat diberikan secara tepat. TPS ini

dapat menampilkan gambaran dalam bentuk 3D.

Tujuan sistem perencanaan radiasi 3D adalah untuk menyesuaikan

dosis pada volume target dan mengurangi dosis untuk jaringan normal atau

organ beresiko yang ada disekitarnya. Hal ini meliputi:

a. Posis pasien terapi dan immobilisasi

b. Mengumpulkan data pencitraan pasien

c. Menetapkan volume target dan organ-organ beresiko berdasarkan

kumpulan data bentuk-bentuk sinar yang didesain secara grafis dan

orientasi sinar

d. Bentuk lapangan yang dipilih menggunakan BEV dan distribusi dosis 3

dimensi

e. Kalkulasi menggunakan algoritma 3 dimensi dan perbandingan

informasi yang didapat dari Histogram Dosis volume (DVH).

Tujuan TPS yaitu agar diperoleh dosis tinggi pada tumor dan

mengurangi dosis untuk jaringan normal atau organ beresiko yang ada

disekitarnya. Faktor yang berperan pada TPS :

1. Simulasi atau lokalisasi daerah radiasi

Simulasi dilakukan diruang simulator, dimana jarak sumber sinar

ke kulit dan posisi pasien harus sama, baik itu diruang simulator maupun

diruang linac/sinar.

2. CT-Planning

Untuk perencanaan terapi dan merupakan kebutuhan utama data

imaging untuk 3 dimensi Radiation Therapy Treatment Planning

(3DRTTP). Perencanaan melokalisasi tumor dengan jumlah irisan yang

(22)

irisan akan semakin banyak dengan demikian kualitas pencitraan dapat

meningkat (J.R. Williams, 2000).

3. Penyusunan bentuk berkas sinar

a) Beam Eyes View Display (BEV) yaitu dipilih arah sinar, bentuk

dan ukuran berkas sinar yang sesuai dengan bentuk dan ukuran

tumor serta perlu tidaknya pelindung/shielding. Pemilihan tersebut

berdasar pada tujuan sasaran, misalnya PTV (Planning Tumor

Volume) yang homogen dengan keakuratan 5% dari dosis total 60

Gy dan pada saat yang sama dosis sinar pada jaringan kritis seperti

ginjal tidak lebih dari 20 Gy pada 50% volumenya dan tidak

melebihi 40 Gy untuk medula spinalis (J.R. Williams, 2000).

b) Room View Display (RVD), melengkapi BEV secara signifikan

dalam fase desain sinar dari perencanaan terapi, khususnya dalam

menempatkan kedalaman isocenter sinar dan memungkinkan

tampilan sinar yang dipilih tehnik membentuk terapi secara lebih

baik (J.R.Williams, 2000).

c) Digitally Reconstructed Radiograph (DRR) yaitu radiograpi yang

dikonstruksi secara digital untuk memproyeksikan gambar yang

dihasilkan komputer dan diperoleh dengan melalui sinar-sinar

divergen secara matematis melalui suatu kumpulan data

CT/Computer Topografi (J.R.Williams, 2000). Volume untuk

perencanaan 3 dimensi rincian bentuk tumor dan ukuran untuk Gross tumor Volume (GTV), Planning tumor Volume (PTV)

dilakukan oleh staf perencanaan terapi dan ahli onkologi radiasi.

Struktur ditandai secara manual menggunakan sebuah mouse atau

bentuk lain dari digitizer. Beberapa struktur dengan batasan yang

jelas misalnya kulit dapat terkontur secara otomatis. Jika

menggunakan piranti lunak yang modern maka pemberian tanda

(kontur) membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 jam untuk sebuah seri

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Linac Medik (Podgorsak, 2005)
Gambar 2.2 Skema yang menunjukkan komponen dasar pada bagian
Gambar 2.4 Ilustrasi efek compton (Khan, 2003)
Gambar 2.5 Ilustrasi produksi pasangan (Khan, 2003)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.2 Tampilan Proses Open Gambar Pada tampilan form diatas, dapat dijelaskan sistem kerja pada aplikasi, untuk melakukan proses memilih sebuah citra yang akan

Pada gambar 9 dapat dilihat proses menghilangkan noise dengan Algoritma Adaptive Fuzzy Filter (AFF) yang hasilnya terlihat sekilas tidak jauh berbeda dengan SMF, sedangkan pada

Hasil yang diperoleh dari praproses seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 kemudian akan dilakukan ekstraksi fitur untuk mendapatkan nilai fitur dari tiap-tiap citra

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui apakah terdapat sebuah bola tenis pada gambar yang kemudian bola tersebut akan dicari posisinya, metode yang digunakan adalah Alexnet