• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Usia Menopause

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Usia Menopause"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar belakang

Dewasa ini usia harapan hidup wanita di Indonesia lebih tinggi

dibandingkan usia harapan hidup pria. Pada tahun 1990 usia harapan hidup wanita

di Indonesia adalah 61,5 tahun, meningkat menjadi 67,3 tahun pada tahun 2000,

dan terus mengalami peningkatan menjadi 72,6 tahun di tahun 2010. Usia harapan

hidup wanita di Sumatera utara pada tahun 1990 adalah 63,9 tahun, meningkat

menjadi 67,9 tahun pada tahun 2010, dan terus mengalami peningkatan hingga

mencapai angka 72,8 tahun di tahun 2010 (BKKBN, 2014). Peningkatan usia

harapan hidup pada wanita tersebut menunjukkan jumlah kelompok wanita usia

lanjut yang semakin meningkat.

Jumlah penduduk kelompok wanita usia diatas 50 tahun pada tahun 2013

sudah mencapai 1.043.481 jiwa dari total 6.678.117 jiwa penduduk wanita

Sumatera Utara (BPS, 2015). BKKBN memprediksikan jumlah wanita kelompok

usia di atas 50 tahun pada tahun 2020 mendatang sebesar 1.379.000 jiwa dari total

7.367.700 jiwa penduduk wanita Sumatera Utara (BKKBN, 2014). Meningkatnya

jumlah penduduk wanita kelompok usia diatas 50 tahun juga berarti adanya

peningkatan jumlah wanita yang mengalami menopause, dimana masa ini

merupakan masa kritis karena terjadinya perubahan-perubahan pada fisik maupun

psikologis.

Menurut penelitian Mulyati, Triwinarto, Budimanata (2006) dengan judul

(2)

rata-rata usia menopause di Indonesia pada tahun 1980 adalah 46 tahun. Penelitian

Agoestina (1982 dalam Winkjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi, 2008) yang

dilakukan di Bandung menunjukkan bahwa 50% wanita Indonesia sudah

mengalami menopause di usia 48 tahun. Menurut DepKes RI (2006) rata-rata usia

menopause wanita Indonesia adalah 49 tahun. Menurut Winkjosastro, Saifuddin,

Rachimhadhi (2008) usia menopause di Indonesia semakin meningkat. Pergeseran

angka tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia menarche, status

pekerjaan, jumlah anak, usia melahirkan terakhir, penggunaan kontrasepsi,

konsumsi alkohol, merokok, dan riwayat penyakit (Safitri, 2009). Sedangkan

menurut Winkjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi (2008) faktor yang dapat

mempengaruhi usia menopause adalah usia menarche, herediter, kesehatan umum,

dan pola kehidupan.

Sebagian besar kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara menekan produksi

dan sekresi gonadotropin (Baziad, 2002). Sediaan hormon gonadotropin antara

lain, yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone),

dimana hormon ini berperan dalam proses pematangan dan pelepasan folikel

ovarium (Andrews, 2009). Ketika produksi dan sekresi gonadotropin dihambat

maka proses pematangan folikel akan terhambat dan ovulasi terganggu sehingga

menyebabkan menstruasi yang tidak menghasilkan sel telur. Penekanan ovulasi

ini akan menyebabkan waktu yang dibutuhkan ovarium untuk kehilangan seluruh

folikel menjadi lebih lama sehingga menyebabkan usia menstruasi menjadi lebih

lama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Winkjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi

(3)

cadangan folikel yang masih tersisa dalam ovarium. Penelitian Sari & Lestari

(2014) dengan judul hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan usia

menopause di dusun Alastuwo kecamatan Poncol Magetan, juga menyebutkan

bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal berhubungan terhadap usia menopause.

Hasil penelitian terkait lainnya juga menyebutkan hal yang sama, yaitu pada

penelitian Masruroh (2012) yang menyebutkan bahwa riwayat penggunaan

kontrasepsi hormonal berhubungan dengan usia menopause. Tetapi hasil

penelitian Emelisa (2012) dengan judul gambaran faktor yang mempengaruhi

menopause dini terhadap ibu-ibu yang tinggal di komplek perumahan Perumnas II

Indarung kecamatan Lubuk Kilangan tahun 2012 menunjukkan hal yang

bertentangan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa semua ibu-ibu yang

mengalami menopause dini memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal.

Saat ini pemerintah semakin menggalangkan program keluarga berencana

sehingga menyebabkan jumlah pengguna alat kontrasepsi juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 persentase akseptor KB

hormonal terhadap akseptor KB kelompok Wanita Usia Subur (WUS) di

Indonesia sebesar 51,8%. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) dari tahun 1991-2007, persentase penggunaan kontrasepsi

hormonal (pil, suntik, IUD, dan implan) terhadap jumlah pengguna kontrasepsi

modern (pil, suntik, implan, kondom, IUD, MOW, MOP) di Sumatera Utara

adalah sebagai berikut: pada tahun 1991 persentase penggunaan pil sebesar

29,80%, suntik sebesar 19,90%, IUD sebesar 20,70%, dan implan sebesar 3,50%;

(4)

IUD sebesar 17,00%, dan implan sebesar 4,50%; pada tahun 1997 persentase

pengguna pil sebesar 28,70%, suntik sebesar 30,40%, IUD sebesar 9,60%, dan

implan sebesar 6,10%; pada tahun 2002/2003 persentase pengguna pil sebesar

24,90%, suntik sebesar 30,30%, IUD sebesar 6,30%, dan implan sebesar 4,80%;

pada tahun 2007 persentase pengguna pil sebesar 21,60%, suntik sebesar 32, 10%,

IUD sebesar 3,90%, implan sebesar 3,50%. Berdasarkan data tersebut dapat

dilihat adanya peningkatan jumlah pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik

dan implan, walaupun terjadi penurunan jumlah pengguna kontrasepsi hormonal

jenis pil dan IUD. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

memperkirakan adanya peningkatan pengguna kontrasepsi modern nasional

sebesar 2 juta pengguna sejak tahun 2012 lalu sehingga meningkatkan persentase

pengguna kontrasepsi dari 58% menjadi 60% (BKKBN, 2014). Di kota Medan,

alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah jenis pil, yaitu sebesar

17.942 jiwa (BKKBN, 2014).

Menopause yang datang lebih awal (menopause prematur) menimbulkan

konsekuensi jangka panjang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan

menopause normal (Andrews, 2009). Setelah menopause, terjadi penurunan

produksi hormon estrogen secara signifikan. Penurunan ini menimbulkan

keluhan-keluhan, baik secara fisik maupun psikologis (Manuaba, 2010). Keluhan

fisik dapat berupa hot flush (semburan rasa panas), kulit menjadi kering, rambut

rontok, serta penipisan lapisan dinding vagina sehingga menjadi kurang elastis

(Manuaba, 2010). Keluhan psikologis dapat berupa depresi, kurangnya rasa

(5)

(Andrews, 2009). Sedangkan menopause yang terlambat dapat meningkatkan

resiko terkena kanker payudara. Tubuh wanita yang mengalami menopause

terlambat akan terpapar estrogen lebih lama daripada wanita yang mengalami

menopause normal. Menurut Manuaba (2010), paparan estrogen berhubungan

dengan angka kejadian carsinoma mammae. Ganong (2014) menyebutkan bahwa

35% karsinoma payudara pada wanita berusia subur bersifat dependen-estrogen,

yang artinya pertumbuhannya bergatung pada adanya estrogen dalam darah.

Menurut Gebbie & Glasier (2005), kemungkinan terjadinya kanker payudara

merupakan salah satu pertimbangan khusus dalam pemberian terapi sulih hormon

estrogen. Hal ini disebabkan karena setelah dilakukan reanalisa terhadap 90% data

epidemologis mengenai hubungan antara terapi sulih hormon dan kanker

payudara, ditemukan hasil adanya peningkatan kecil resiko kanker payudara

seiring dengan lamanya pemberian terapi pada wanita yang menerima terapi sulih

hormon (Gebbie & Glasier, 2005).

Penulis tertarik meneliti tulisan ini untuk mengetahui hubungan antara

penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Hal yang

mendasarinya adalah adanya peningkatan prevalensi penggunaan kontrasepsi

hormonal yang beriringan dengan peningkatan usia menopause di Indonesia.

1.2Rumusan masalah

Apakah terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal

(6)

1.3Tujuan penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi jenis kontrasepsi hormonal yang digunakan.

2. Mengidentifikasi lama waktu penggunaan kontrasepsi hormonal.

3. Mengidentifikasi usia menopause.

4. Mengidentifikasi hubungan jenis kontrasepsi hormonal yang

digunakan dengan usia menopause.

5. Mengidentifikasi hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal

yang digunakan dengan usia menopause.

1.4Manfaat penelitian

1.4.1 Pendidikan keperawatan

Sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan ilmu keperawatan

maternitas khususnya masalah menopause dan kontrasepsi, serta menambah

pengetahuan mahasiswa tentang efek penggunaan kontrasepsi hormonal.

1.4.2 Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk:

mengembangkan asuhan keperawatan terkait masalah kontrasepsi dan menopause;

mengembangkan program yang mendukung kesehatan reproduksi masyarakat;

menjawab keluhan wanita yang mengalami keterlambatan menopause maupun

masalah-masalah terkait efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal;

(7)

kontrasepsi yang sesuai serta dampak yang mungkin dapat timbul dari tiap jenis

metode kontrasepsi yang digunakan.

1.4.3 Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi

untuk pengembangan penelitian selanjutnya terkait masalah menopause dan

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan sumur pompa tangan dangkal dapat mengacu pada Modul 2.5 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan Sumur Pompa Tangan Dalam (SPTD) , Departemen Permukiman dan

Pada akhirnya renovasi bangunan SMA dapat menambah minat dan daya tampung bagi lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau sederajat yang akan melanjutkan

Berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa Timor Leste, mayoritas mengatakan bahwa mereka mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia sewaktu mereka ada di Sekolah

Hasil yang diperoleh file uji 2.png yang terdapat pada folder TestDatabase ternyata cocok dengan file 3.png yang terdapat pada folder TrainDatabase, hasil

Menakar Media Massa dan Gaya Hidup Kita merupakan buku terbitan perdana Fakultas llmu Komunikasi (Fikom) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) yang mencoba

Dalam penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi loyalitas pelanggan yaitu kepuasan konsumen dengan variabel kepercayaan yang memediasi

Permasalahan besar yang di alami untuk era moderen seperti saat ini adalah ketika orang dewasa yang mempunyai perananan sebagai orang tua mulai sibuk dengan

Untuk menjawab anggapan tersebut Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Palangka Raya berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi sebagai berikut : Pertama,