• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA POPULASI SERANGGA PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA POPULASI SERANGGA PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 267 dari 451 DINAMIKA POPULASI SERANGGA PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.)

Kamil Nur1, Dia Ayu Lestari2, Sapril3, Hishar Mirsam4 Universitas Cok roaminoto Palopo1,2,3,4

hisharmirsam@yahoo.co.id4

Abstrak

Kacang tunggak merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga leguminosa. Tanaman ini pada umumnya menghendaki kondisi kelembaban yang rendah. Salah satu masalah pada pertanaman kacang tunggak yang sering dikhawatirkan oleh petani adalah keberadaan serangga baik yang bersifat fitofagus maupun sebagai musuh alami. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi serangga pada tingkat ordo dan mengetahui dinamika populasi serangga di pertanaman kacang tunggak pada fase vegetatif. Pengamatan dilakukan. pada satu petakan lahan kacang tunggak berumur ±30 hari seluas 1000 m2 di

Lahan Percobaan II Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo. Penentuan dan Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik diagonal sampling dengan cara mengambil sampel pada titik-titik sepanjang garis diagonal dengan interval dari satu sampel ke sampel lain yaitu ±5 tanaman. Empat jenis perangkap, yaitu pitfall, swep net, bottom yellow trap, dan top yellow trap dipasang pada pertanaman kacang tunggak sesuai dengan titik pengambilan sampel. Serangga yang terjerat pada masing -masing jenis perangkap kemudian dihitung dan diidentifikasi sampai tingkat ordo. Populasi serangga di pertanaman kacang tunggak sangat berfluktuasi dan didominasi oleh serangga dari ordo Coleoptera, Lepidoptera, Orthoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera, Odonata, dan Isoptera. Ordo serangga yang paling banyak ditemukan adalah Hymenoptera sebesar 29% dan paling rendah Odonata sebesar %. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam memantau populasi serangga baik yang bersifat fitofagus maupun yang bersifat musuh alami.

Kata kunci: Fluktuasi, Hama, Kacang Tunggak, Orthoptera, Hymenoptera 1. Pendahuluan

Kacang tunggak merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga leguminosa. Tanaman ini pada umumnya menghendaki kondisi kelembaban yang rendah. Salah satu masalah pada pertanaman kacang tunggak yang sering dikhawatirkan oleh petani adalah keberadaan serangga baik yang bersifat fitofagus maupun sebagai musuh alami. Pada umumnya masih banyak masyarakat khususnya petani yang menganggap bahwa semua serangga bersifat fatofagus sehingga keberadaannya selalu dianggap merugikan. Selain itu, jumlah populasi serangga yang meningkat seringkali membuat petani langsung mengaplikasikan pertisida sintetik tanpa mengetahui terlebih dahulu serangga sasarannya.

Serangga merupakan hewan dari filum Arthropoda sebagai hewan penghuni terbesar di bumi. Sunjaya (1994) menjelaskan bahwa jumlah seluruh serangga menduduki tiga perempat bagian dari semua hewan yang ada dan dari jumlah tersebut, 750.000 spesies telah berhasil teridentifikasi. Jumlah tersebut merupakan ±80% dari filumnya sendiri. Dalam penyebarannya, serangga-serangga tersebut dapat berada dalam kelompok dan kelompok tersebut terpisah dari jenis serangga yang lainnya. Pemisahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geografis, kondisi cuaca,

(2)

Halaman 268 dari 451

maupun keberadaan sumber inangnya. Pertumbuhan suatu populasi serangga dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas

Salah satu populasi makhluk hidup yang penting terutama terkait peranannya di suatu ekosisten pertanian adalah populasi serangga. Serangga memiliki beragam peran, diantaranya adalah sebagai musuh alami maupun dapat menjadi fitofagus atau hama bagi budidaya pertanama. Serangga-serangga yang berperan sebagai hama, perlu diperhatikan keberadaannya terutama berkaitan dengan populasi dan tingkat serangannya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian sederhana mengenai keberadaan dan dinamika populasi serangga pada pertanaman kacang tunggak sebagai langkah awal untuk memonitoring serangga yang bersifat sebagai musuh alami maupun fitofagus. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi serangga pada tingkat ordo dan mengetahui dinamika populasi serangga di pertanaman kacang tunggak pada fase vegetatif.

2. Metode Penelitian

Penentuan Titik Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan sampel pada satu petakan lahan kacang tunggak berumur ±30 hari seluas 1000 m2 di Lahan Percobaan II Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo. Penentuan dan Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

diagonal sampling dengan cara mengambil sampel pada titik-titik sepanjang garis

diagonal dengan interval dari satu sampel ke sampel lain yaitu ±5 tanaman (Gambar 1). Titik pengambilan sampel yang telah dipilih kemudian diletakkan/dipasangkan perangkap, selanjutnya dilakukan pengamatan sebanyak 4 kali dengan interval waktu 7 hari. Pengamatan dilakukan pada populasi serangga dan diidentifikasi pada pada tingkat ordo.

Gambar 1. Denah titik pengambilan sampel dengan teknik diagonal sampling

(3)

Halaman 269 dari 451 Pemasangan Perangkap

Perangkap lubang (pitfall trap). Pitfall trap digunakan untuk memerangkap serangga tanah dan serangga di bawah kanopi tanaman. Perangkap dipasang dengan menggali tanah sedalam gelas plastik. Kemudian, gelas plastic dimasukkan ke dalam lubang galian yang sudah dibuat dan diberi cairan deterjen sebanyak ¼ bagian gelas. Perangkap dipasang selama 24 jam, kemudian serangga yang terperangkap dibawa ke lab untuk diidentifikasi pada tingkat ordo.

Perangkap jaring (swep net). Swep net digunakan untuk menangkap serangga terbang pada pertanaman. Jaring serangga digunakan pada 5 titik secara diagonal pada lahan dengan 5 kali ayunan pada masing- masing titik.

Perangkap kuning posisi bawah (bottom yellow trap). Bottom yellow trap

digunakan untuk memerangkap serangga di daerah kanopi tanaman kacang tunggak. Perangkap ini terbuat dari talang plastic kuning yang diberi cairan deterjen sebanyak ¼ dari volume talang. Perangkap ini diletakkan di permukaan tanah sesuai dengan titik pengambilan sampel

Perangkap kuning posisi atas (top yellow trap). Perangkap ini bertujuan untuk memerangkap serangga yang aktif terbang dan meloncat. Perangkap ini dibuat dari plastik kuning dengan ketebalan 1 mm yang dipasang pada ujung tiang kayu ukuran 1 m. Perangkap dipasang sesuai dengan titik pengambilan sampel

Identifikasi Serangga pada Tingkat Ordo

Serangga yang telah diperoleh dari tiap jenis perangkap disimpan pada botol koleksi secara terpisah, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Identifikasi serangga dilakukan pada tingkat ordo mengacu pada buku ”Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keempat” (Borror et al., 1992) dan mencocokkan beberapa gambar pada beberapa sumber pustaka.

3. Hasil dan Pembahasan

Dinamika populasi ordo serangga pada fase vegetatif tanaman kedelai

Pengamatan pertama pada saat usia tanaman 3 minggu setelah tanam (mst) menunjukkan keberadaan 7 ordo serangga pada pertanaman kacang tunggak, yaitu Coleoptera, Lepidoptera, Orthoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera, dan Odonata. Jumlah serangga yang tertangkap didominasi oleh ordo Diptera dengan rerata populasi 14,00 ekor, kemudian disusul oleh Hymenoptera 13,00 ekor, Coleoptera 11,00 ekor, Lepidoptera dan Hemiptera masing-masing 4,00 ekor, serta

(4)

Halaman 270 dari 451

Orthoptera dan Odonata masing-masing sebesar 1,00 ekor. Populasi serangga tersebut mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Pada minggu terakhir pengamatan saat usia tanaman 6 minggu setelah tanaman atau akhir fase vegetatif, populasi serangga masih didominasi oleh ordo Diptera dengan rerata populasi sebesar 14,00 ekor dan populasi terendah pada ordo Orthoptera sebesar 2,00 ekor (Tabel 1).

Tabel 1. Rerata populasi ordo serangga pada fase vegetatif tanaman kacang tunggak

Ordo

Rerata populasi ordo serangga (ekor)

pada umur tanaman ke- (mst) Total Rerata

3 4 5 6 Coleoptera 11,00 15,00 8,00 10,00 44,00 11,00 Lepidoptera 4,00 0,00 3,00 3,00 10,00 2,50 Orthopera 1,00 2,00 1,00 2,00 6,00 1,50 Diptera 14,00 12,00 4,00 14,00 44,00 11,00 Hymenoptera 13,00 8,00 13,00 13,00 47,00 11.75 Hemiptera 4,00 0,00 0,00 3,00 7,00 1,75 Odonata 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,25 Isoptera 0,00 0,00 4,00 0,00 4,00 1,00

Populasi serangga pada pertanaman kacang tunggak yang berfluktuasi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain keberadaan inang atau makanan serangga di alam, lingkungan yang kurang stabil, dan faktor internal dari serangga itu sendiri. Keberadaan inang atau makanan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga. Semakin baik kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia di alam, maka akan memberikan pengaruh pada tinggi rendahnya perkembangan populasi serangga. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi populasi serangga, yaitu lingkungan abiotik seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan dan lingkungan biotik seperti keberadaan predator, parasitoid, pathogen, dan kompetitor. Menurut Dadang (2006) Faktor lingkungan dapat membatasi atau mendorong populasi serangga untuk berkembang. Faktor internal dari serangga itu sendiri juga merupakan factor lain yang dapat mempengaruhi tingkat populasi serangga seperti siklus hidup, sex ratio, dan keperidian. Borror et al. (1992) menjelaskan bahwa tingginya jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.

Jumlah populasi ordo serangga berdasarkan jenis perangkap

Hasil pengamatan populasi serangga pada masing-masing jenis perangkap menunjukkan bahwa bottom yellow trap dan top yellow trap menjerat serangga paling

(5)

Halaman 271 dari 451 banyak dibanding perangkap yang lain, yaitu dengan populasi sebesar 25,5 ekor. Jenis perangkap pitfall dan swep net hanya dapat menjerat serangga masing-masing sebesar 4,75 dan 9,25 ekor (Gambar 2). Perangkap top yellow trap dan swep net sangat efektif dalam menangkap serangga terbang atau serangga yang aktif meloncat, sedangkan

bottom yellow trap dan pitfall sangat baik digunakan untuk memerangkap serangga tanah atau serangga yang hidup di bawah kanopi tanaman.

Gambar 2. Rerata populasi serangga pada beberapa jenis perangkap

Ordo serangga yang terjerat pada setiap jenis perangkap didominasi oleh ordo Hymenoptera sebsar 29%, selanjutnya diikuti oleh ordo Coleoptera dan Diptera sebesar 27%, ordo Lepidoptera sebesar 6%, Orthoptera, Hemiptera sebesar 4%, Isoptera sebesar 2%, dan Odonata sebesar 1% (Gambar ).

Jenis serangga yang telah terkumpul berdasarkan pengelompokan ordonya masing-masing dapat dijadikan sebagai dasar pengenalan sifat serangga yang merugikan dan menguntungkan. Pengenalan serangga dan tingkah lakunya sedini mungkin dapat membantu dalam mengantisipasi kerusakan yang dapat disebabkan oleh serangga tersebut. Selain itu, kegiatan pengenalan serangga juga dapat memberikan informasi tentang kehadiran predator dan parasitoid dalam suatu pertanaman yang dapat menekan perkembangan populasi serangga yang bersifat hama. 0 5 10 15 20 25 30

Pitfall swep net bottom yellow trap

top yellow trap

R e rat a p op u las i se ran gga ( e k or ) Jenis perangkap

(6)

Halaman 272 dari 451

Gambar 3. Persentase ordo serangga di pertanaman kacang tunggak pada fase vegetatif

4. Kesimpulan

Populasi serangga di pertanaman kacang tunggak sangat berfluktuasi dan didominasi oleh serangga dari ordo Coleoptera, Lepidoptera, Orthoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera, Odonata, dan Isoptera. Ordo serangga yang paling banyak ditemukan adalah Hymenoptera sebesar 29% dan paling rendah Odonata sebesar %. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam memantau populasi serangga baik yang bersifat fitofagus maupun yang bersifat musuh alami.

Daftar Pustaka

[1] Sunjaya, Pengantar Ekologi Serangga. Bogor, Indonesia: Institut Pertanian Bogor, 1994.

[2] D.J. Borror, C.A. Ttriplehorn, and N.F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 1992.

[3] Dadang. 2006. Konsep Hama dan Dinamika Populasi, pada Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcos Linn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya. Bogor, Indonesia, 5-6 Desember 2006.

27% 6% 4% 27% 29% 4% 1% 2% Coleoptera Lepidoptera Orthopera Diptera Hymenoptera Hemiptera Odonata Isoptera

Gambar

Gambar  1.  Denah  titik  pengambilan  sampel  dengan  teknik  diagonal sampling 50 m
Tabel  1. Rerata  populasi  ordo serangga  pada fase  vegetatif  tanaman  kacang  tunggak
Gambar  2. Rerata populasi  serangga  pada beberapa jenis  perangkap
Gambar  3. Persentase  ordo serangga  di  pertanaman  kacang  tunggak  pada fase  vegetatif

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang mendukung skripsi ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitrotun Nashihin dalam penelitiannya tentang penerapan penilaian tugas proyek dan investigasi

Pembiayaan murabahah dan pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap likuiditas melalui Non Performing Financing karena pengaruh pembiayaan murabahah

Penelitian ini dilakukan melalui sistematika pengamatan. Karena pada dasarnya tidak ada anak di dunia ini yang tiba - tiba dapat berbicara dan menguasai bahasa secara

Pada siklus II, persentase ketercapaian aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan menjadi 90% aspek yang dicapai 20, dari 20 aspek tersebut ada 2 aspek yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa soal-soal yang dikembangkan sudah valid berdasarkan validator dan praktis berdasarkan hasil uji coba pada

Seorang pekerja sosial harus mampu mendampingi dan membantu remaja putus sekolah dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi selama proses pelayanan sosial

Pada pemberian ekstrak daun tithonia dengan konsentrasi 4,5% dan 6% terlihat bahwa perkembangan tingkat serangan Helopeltis rendah, populasi Helopeltis yang

Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi.Untuk dapat membuat jadwal