• Tidak ada hasil yang ditemukan

FASILITAS PERMUKAAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG-01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FASILITAS PERMUKAAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG-01"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

FASILITAS PERMUKAAN PADA LAPANGAN PANAS

BUMI

PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG-01

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh:

FAID YUDIA FARHAN

101316104

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI

UNIVERSITAS PERTAMINA

(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan rangkaian Kerja Praktik beserta laporan ini. Laporan Kerja Praktik ini berjudul ‘Fasilitas Permukaan Pada Lapangan Panas Bumi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng - 01’

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktik ini. Adapun pihak-pihak terseebut diantaranya :

1. Allah SWT;

2. Kedua orang tua Bapak Untung Yudiono dan Ummi Dzurroh Eniyati

3. Kedua kakak, Faqqih Yudia Nauval dan Faiz Yudia Abyan, serta adik, Farrah Yudia Filaili; 4. Bapak Puguh Wintoro selaku General Manager PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01; 5. Ibu Weni Kusumaningrum selaku HC & GA Assistant Manager;

6. Ibu Wahyuning Rejeki selaku HC & GA Supervisor;

7. M. Istiawan Nurpratama selaku Steam Field Manager;

8. Guruh Setya Rajasa selaku Pembimbing 1; 9. Sarbeni Rangkuti selaku Pembimbing 2 ;

10. Riswan Herdian Rachman selaku Pembimbing 3; 11. Ndaru Dwiyatmoko selaku Pembimbing 4;

12. Seluruh Steam Field Operation Supervisor dan Steam Field Operation Staff;

13. Astra Agus Pramana selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina; 14. Iwan Setya Budi selaku Dosen Pembimbing;

15. Bapak Tambah dan Ibu Rahayu selaku pemilik kos; 16. Bayu Luthfye Fernanda selaku Partner Kerja Praktik; 17. Dwi Yuni Rahayu dan M. Fakhri Athallah selaku sahabat;

18. Bagus Imam Syahputra, Hafiz Nul Hakim, Citra Yasin A.F, Moch Farkhan A, Siti Dwi Indah P, Cindy Novita S, Natasha Steinagel, Rahmatika Nanda P, selaku sahabat;

19. Teman - teman kerja praktik dari Universitas lain;

Saya menyadari dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adamya kritik dan saran yang membangun guna menjadikan Laporan Kerja Praktik ini lebih baik lagi.

Jakarta,...

(5)

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 1

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 2

BAB II... 3

2.1 Sejarah Instansi ... 3

2.2 Struktur Instansi ... 5

2.3 Letak Instansi ... 8

2.4 Penempatan Kerja Praktik ... 8

BAB III ... 9 BAB IV ... 11 4.1 Proses Hulu ... 11 4.1.1 Well Head... 12 4.1.2 Jalur 2 Fasa ... 15 4.1.3 Jalur 1 fasa ... 17 4.2 Proses Hilir ... 22 BAB V ... 23

5.1 Aspek Batuan Reservoir ... 23

5.1.1 Sifat Batuan... 23

5.2 Aspek Fluida Resevoir ... 24

5.3 Aspek Geokimia ... 24

5.4 Apek Pemboran Panas Bumi ... 24

5.5 Aspek Well Completion ... 24

5.6 Aspek Produksi Panas Bumi ... 24

5.7 Aspek Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ... 25

BAB VI ... 27

6.1 Kesimpulan ... 27

6.2 Saran ... 27

(6)

iii LAMPIRAN ... 31

(7)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Struktur Perusahaan PT. Geo Dipa Energi………..5

Gambar 2.2.2 Struktur Departemen Procurement Superintendent……….5

Gambar 2.2.3 Struktur Divisi HC & Finance Manager ………6

Gambar 2.2.4 Struktur Divisi HSE Manager………. 6

Gambar 2.2.5 Struktur Divisi Power Plant Manager………. 7

Gambar 2.2.6 Struktru Divisi Maintenance Manager……… 7

Gambar 2.2.7 Struktur Divisi Steam Field Manager………. 8

Gambar 4.1- Proses Produksi Hulu………... 11

Gambar 4.1.1.1 Anulus Valve ……… 13

Gambar 4.1.1.2 Side Valve………. 13

Gambar 4.1.1.3 Master Valve……… 14

Gambar 4.1.1.4 Crown Valve……… 14

Gambar 4.1.2.1 Throttle Valve……….. 15

Gambar 4.1.2.2 Rupture Disc……… 16

Gambar 4.1.2.3 ByPass Valve……… 16

Gambar 4.1.2.4 Inlet Valve………. 17

Gambar 4.1.3.1 CDP ( Condensate Drop Pot ) ………. 18

Gambar 4.1.3.2 AFT ( Atmospheric Flash Tank )……….. 18

Gambar 4.1.3.3 LCV ( Level Control Valve )………. 19

Gambar 4.1.3.4 Separator……… 19

Gambar 4.1.3.5 Parit ………20

Gambar 4.1.3.6 Balong……….20

Gambar 4.1.3.7 Brine Pump……….21

Gambar 4.1.3.8 Well Injection………. 21

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Energi merupakan sebuah kebutuhan utama yang sangat di butuhkan dalam kehifupan manusia. Semakin maju sebuah negara maka semakin banyak pula kebutuhan energi yang di gunakana oleh negara tersebut. Hal ini terjadi karena pada negara maju industri nya juga berkembang dan juga memiliki jumlah penduduk yang banyak sehingga menyebabkan adanya kebutuhan energi yang banyak dalam kegiatan sehari hari nya. Jika dilihat pada kondisi yang ada sekarang ini sumber daya energi migas merupakan sumber daya alam yang utama di gunakan dalam kondisi sekarang ini. Ada nya kebutuhan akan energi migas ini berbanding terbalik dengan sumber energi migas yang ada. Migas merupakan sumber energi yang terbatas jumlahnya, meskipun dapat di perbaharui tetapi sumber daya alam migas ini membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pembaharuannnya bahkan membutuhkan waktu sampai ribuan tahun. Selain terbatasnya sumber daya alam migas yang ada, yang dapat di ambil migas nya juga tidak lah banyak di karenakan sulitnya proses untuk mengambil migas dari dalam bumi dan juga masih terbatasnya peralatan dan ilmu pengetahuan yang ada. Oleh karna itu di dunia industri energi saat ini mulai banyak di kembangkan sumber energi lainnya, salah satunya energi pans bumi.

Di indonesia sendiri potensi mengenai energi pans bumi ini sangat lah besar. Hal ini di karenakan kondisi di indonesia yang di berbagai bagiannya terdapat banyak gunung gunung api, yang membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya alam panas bumi yang meilmpah. Bentuk pemanfaatan dari energi panas bumi adalah di gunakan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Berbeda dengan sumber daya alam migas sumber daya alam panas bumi tidak habis karena selagi adanya magma di dalam bumi maka pemanfaatan energi panas bumi masih dapat digunakan. . Listrik yang di hasil kan dari PLTP memang tidak sebanyak yang di hasilkan dari PLTA, tetapi sudah cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Dibandingkan dengan energi yang di hasilkan oleh migas energy pans bumi lebih ramah lingkungan karena limbah yang di hasilkan merupakan gas atau uap yang di lepas langsung ke atmosfir dan juga air yang dapat di gunakan lagi dalam proses produksi pans bumi untuk di injeksikan lagi ke dalam tanah sehingga dapat menghasilkan uap lagi. Sumber pemanas yang di butuhkan dalam kegiatan produksi panas bumi adalah magma sehingga untuk dapat memanfaat kan energy pans bumi maka pembangkit listrik tenaga pans bumi harus di bagun di daerah yang sekitarnya memilik potensi magma atau kawah yang memiliki temperatur tinggi tekanan tinggi dan juga sumber air untuk di panaskan agar dapat di hasilkan uap yang dapat di gunakan untuk memutar turbin yang nantinya energi kinetik yang di hasilkan dari perputaran turbin akan di konfersikan menjadi energy listrik menggunakan generator. Utnuk dapat melakukan pemanfaatan energi panas bumi, tentunya di perlukan alat atau fasilitas yang memadai dan ilmu pengetahuan yang luas. Fasilitas tentang pemanfaatan energi pans bumi dan bagaimana proses memproduksinya inilah yang akan di sampaikan oleh penulis.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem produksi panas bumi serta fasilitas yang menunjang untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi

2. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja secara nyata sehingga dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam dunia kerja.

(9)

2

3. Mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori dan hubungannya dalam penerapan yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Mahasiswa melaksanakan kegiatan kerja praktik di perusahaan energi panas bumi (Geothermal) yaitu PT. Geo Dipa Energi yang berlokasi di Jl. Raya Dieng Batur PO BOX 001 Wonosobo, Indonesia. Kegiatan kerja praktik dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2019 – 17 Juli 2019.

(10)

3

BAB II

PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Instansi

PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan gabungan antara PT. PLN ( Persero ) dengan PT. Pertamina ( Persero ). Kemampuan dua perusahaan tersebut tidak bisa diragukan lagi mengingat perusahaan PT. Pertamina dengan kemampuan dalam eksplorasi dan pengembangan lapangan panas bumi dan perusahaan PT. PLN yang berpengalaman dengan pembangunan, pengembangan, dan pengoprasian pembangkit listrik dan berwenang untuk menyalurkan dan mendistribusikan listrik ke seluruh Indonesia.

PT. Geo Dipa Energi didirikan pada tanggal 5 Juli 2002 dengan fokus pada pengembangan sumber energi panas bumi guna menjadi penyedia tenaga listrik untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali. PT. Geo Dipa Energi mengembangkan 2 potensi panas bumi, yaitu Unit Dieng dan Unit Patuha.. PLTP di lapangan panas bumi Dieng dan Patuha mempunyai kapasitas terpasang 1 x 60 MW. Cakupan kegiatan yang dilakukan PT. Geo Dipa Energi mulai dari tahap eksplorasi, eksploitasi lahan penghasil panas bumi, pembangunan pembangkit listrik ( Power Plant ) hingga menyalurkan energi listrik yang berasal dari olahan panas bumi ke jaringan interkoneksi Jawa-Madura-Bali.

Head Office : Aldevco Octagon 2nd Floor Jl. Warung Jati Barat No.75 Jakarta

selatan

DIENG Plant : Jl. Raya Dieng Batur PO BOX 001 Wonosobo, Indonesia

PATUHA Plant : Jl. PR Tanjakan Panjang No.33 Ciwidey, Bandung, Indonesia

Website : www. Geodipa.co.id

Email :info@geodipa.co.id

Phone & Fax : +62 21 7982925 & +62 21 7982930

Secara garis besar sejarah perusahaan PT. Geo Dipa Energi unit Dieng telah melalui berbagai kejadian penting, diantaranya :

1. Pemerintahan Hindia-Belanda

Perkembangan proyek panas bumi Dieng dimulai dari pemerintahan Hindia-Belanda pada tahun 1918 dengan melakukan penyelidikan potensi panas bumi Dieng. Pada tahun 1964-1965 UNESCO mendeklarasikan bahwa Dieng sebagai salah satu prospek yang sangat baik yang berada di Indonesia. Tahun 1970 USGS ( United States Geological Survey ) melakukan penelitian geofisika dan pada tahun 1973 melakukan pengeboran 6 sumur dangkal dengan kedalaman 150m dengan temperatur 92 – 175 ◦C.

2. Pertamina

Pada tanggal 17 Agustus 1974 Dieng ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi sebagai wilayah kerja VI panas bumi bagi Pertamina melalui surat keputusan No. 491/KPTS/M/Pertamb/1974. Pertamina berhasil melakukan pengeboran landai yang dilakukan

(11)

4

berdasarkan penyelidikan geologi, geokimia, dan geofisika pada tahun 1976. Pada tahun 1981 – 1993 Pertamina menghasilkan power plant unit kecil ( Monoblock 2MW ). Hingga pada tahun 1994 Pertamina sudah menyelesaikan 27 sumur uji produksi ( 21 sumur di Sikidang, 3 sumur di Sileri, dan 3 sumur di Pakuwajan ).

3. Himpurna California Energy Ltd ( HCE )

Pemegang tahta panas bumi di Dieng selanjutnya adalah Himpurna California Energy (HCE) pada tahun 1994. HCE sejak tahun 1995-1996 melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Pengeboran 15 sumur produksi dan re-injeksi, sehingga mampu menghasilkan uap di kepala

separator sebanyak 194 MW

b. Membangun jaringan pipa uap, separator, brine sistem, gathering sistem, dan membangun pusat pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 60 MW

c. Melakukan komisioning dan operasi komersil PLTP pada tanggal 5 Juli – 8 Juli tahun 1998

Setelah adanya sengketa anatar HCE dengan PT. PLN Persero dan juga dikeluarkanya keputusan presiden RI No. 39 tahun 1997 dan surat keputusan presiden No. 5 tahun 1998, California Energy Ltd sebagai pemegang saham terbesar. Mengingat PT. PLN Persero melakukan gugatan melalui mahkama arbitase internasional, gugatan ini dimenang kan oleh HCE pada tahun 2000.

4. Overseas Private Investment Coorperation ( OPIC )

Untuk sementara klaim California Energy Ltd ini dibayar oleh Overseas Private Investment Coorperation ( OPIC ) dan kepemilikan saham mayoritas proyek PLTP dieng di pegang oleh OPIC. Meningat pemerintah Indonesia turut menjamin dengan proyek ini. Pada tahun tanggal 27 agustus 2001 OPIC dan Pertamina melakukan perjanjian untuk melaksanakan perawatan dan pemeliharaan fasilitas asset yang ditinggalkan oleh HCE. Lalu kepemilikan mayoritas milik OPIC berpindah ke pemerintah Indonesia ( Departemen Keuangan ). Selanjutanya mentri keuangan Indonesia melalui surat No. S,436/MK02/2001 tanggal 4 september 2001 menunjuk PT. PLN Persero untuk menerima dan mengelola aset Dieng Patuha.

5. Badan Pengelola Dieng Patuha ( BPDP )

Melalui surat perjanjian kerja sama antara PT. PLN dengan Pertamina, dibentuklah Badan Pengelola Dieng Patuha ( BPDP ) yang bertugas untuk melakukan persiapan serta pengelolaan rekomisioning PLTP Unit 1 yang berkapasitas 60 MW serta merawat asset Dieng Patuha. Sejak oktober 2002 BPDP di bantu Exsisting Employed, HCE, serta mitra usaha lainnya melakukan kegiatan rekomisioning tersebut dengan memperbaiki hampir seluruh peralatan peralatan yang di tinggalkan California Energy Ltd serta membangun rock muffler dan mengamati steam purifier sehingga proyek dieng yang selama ini terbengkalai mampu beroperasi lagi dan menghasilkan daya dengan kapasitas maksimal sebesar 60 MW, dengan menggunakan energi dari panas bumi.

6. PT. Geo Dipa Energi

Sejak tanggal 4 september 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam pengelolaan asset Dieng Patuha. PT. Geo Dipa Energi merupakan anak perusahaan dari PT. PLN dengan Pertamina yang berdiri pada tanggal 5 juli 2002. Yang kegiatannya melakukan proses produksi sumber energy panas bumi yang di lakukan di PLTP Unit 1 Dieng dan juga PLTP Unit patuha.

(12)

5 2.2 Struktur Instansi

PT. Geo Dipa Energi dapat beroperasi karena adanya dukungan dari system organisasi yang di pimpin oleh seorang General Manager ( GM ) dan di bantu oleh HSE & Public Relation Superintendant dan Procurement Superintendant yang membawahi empat divisi, yaitu: Steam Field Manager, Power Plant Manager, Engineering Manager, HC & Finance Manager. Berikut gambar yang menunjukan struktur perusahaan di PLTP Dieng tempat dimana dilaksanakannya kerja praktik.

Gambar 2.2.1 Struktur Perusahaan PT. Geo Dipa Energi

(13)

6

Gambar 2.2.3 Struktur Divisi HC & Finance Manager

(14)

7

Gambar 2.2.5 Struktur Divisi Power Plant Manager

(15)

8

Gambar 2.2.7 Struktur Divisi Steam Field Manager

2.3 Letak Instansi

Lapangan geothermal Dieng yang dimiliki PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng-01 terletak di provinsi Jawa Tengah yang terletak di dua kecamatan yaitu kecamatan Kejajar, kabupaten Wonosobo dan kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara. Lokasi dari PT. Geo Dipa Energi terletak di daerah wisata Dieng dimana di Daerah wisata ini memiliki banyak lokasi wisata dan ramai akan turis dan penduduk. Seehingga membuat PT. Geo Dipa harus turut serta menjaga lingkungan sekitar agar tetap terjaga karena merupakan lingkungan padat penduduk yang mayoritasnya merupakan petani dan juga lingkungan yang di kelilingi berbagai objek wisata yang mengundak banyak turis. Hal ini sangat berhubungan di krenakan geothermal atau pans bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dimana limbah yang dihasilkan merupakan air dan juga uap.

2.4 Penempatan Kerja Praktik

Dalam pelaksanaan kerja praktik yang di lakukan di PLTP Unit 1 Dieng, peserta kerja praktik di tempatkan di departemen steam field agar sesuai dengan topik atau tema kerja praktik yang di pilih oleh peserta kerja praktik.

(16)

9

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktik di perusahaan geothermal ( panas bumi ) PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01 ada berbagai macam. Di perusahan geothermal ( pans bumi ) PT. Geo Dipa Energi unit DIeng-01 pesetra kerja praktik di tempatkan pada departemen steam field agar sesuai dengan topik yang di ambil oleh peserta kerja praktik. Di dalam departemen steam field, terdapat4 macam bagian yang mempunyai tugasnya masing-masing. Bagian yang pertama adalah mekanik yang tugasnya adalah mengkontrol kondisi pompa-pompa yang digunakan di Well-pad, contohnya adalah booster pump atau

brine pump, seal water pump dan acid pump. Selanjutnya adalah geochemist yang tugasnya adalah mengkondisikan pH dari brine agar silika tetap terlarut saat mengalir pada brine line sehingga tidak terjadi pengendapan silika di brine line, sehingga pengendapan silika terjadi di parit-parit yang terletak setelah AFT ( Atmospheric Flash Tank ) dan juga pada balong atau paound yang terdapa pada masing masing

Well-pad. Bagian ketiga dari depatemen steam field adalah sumur yang mengkontrol segala oprasi dan fasilitas permukaan pada sumur seperti nilai WHP ( well head pressure ), nilai pressure pada pipa dan temperatur pada pipa bagaimana kondisi compressor kondisi dari separator dan level contro valve ( LCV )

dan juga bertugas untuk melakukan manufer pada sumur jika di perlukan. Bagian terakhir dari departemen

steam field adalah bagian CDP ( Condensate Drop Pot ) yang tugasnya adalah menjaga kualitas steam pada

steam line untuk memastikan uap yang memasuki inlet turbin merupakan uap kering yang sudah tidak membawa kondensat dengan membuang kondensat-kondensat yang terbentuk selama perjalanan menuju turbin yang terperangkap di loop point maupun low point kondesat yang tidak di buang sehingga mengakibatkan steam yang basah dan akan berakibat merusak blade dari turbin.

Peserta kerja praktik turut serta bersama dengan operator dari steam field mengkontrol dan memonitor 4 bagian yang ada pada steam field. Seperti ikut mengkontrol kondensat yang ada pada steam line agar memastikan inlet turbin tidak terdapat kondensat lagi, mengkontrol pH brine pada brine line setelah separator untuk memastikan pH yang dimiliki mempunyai nilai 4,8 – 5,2 menggunakan pH meter, melihat bagaimana pengoprasian acid pump dan seal water pump, dan ikut mengkontrol nilai-nilai pressure dan temperatur di pipa baik pipa satu fasa maupun pipa dua fasa.

Selain ikut dalam mengontorl lapangan, peserta kerja praktik juga melakukan kegiatan tanya jawab dengan beberapa senior yang berkerja di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01 mengenai pengoprasian terkait porses produksi geothermal dan juga mengenai surface facility yang digunakan dalam proses pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Kegiatan lain yang dilakukan peserta kerja praktik adalah mengunjungi Power Plant unit Dieng-01 untuk mempelajari bagaimana proses pembangkit listrik tenaga panas bumi dari hulu sampai hilir. Kegiatan yang dilakukan selama di Power Plant adalah pengenalan mengenai alat-alat penunjang pembangkit tenaga listrik dan kegunaan masing-masing alat tersebut secara langsung di lapangan dan juga menerima penjelasan mengenai bagaimana steam dapat menghasilkan listrik. Contohnya adalah adanya turbin yang dihubungkan dengan generator yang diputar menggunakan steam hasil dari sumur produksi. Turbin tersebut akan mengalami gesekan magnetik yang akan mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik.

(17)
(18)

11 BAB IV

HASIL KERJA PRAKTIK

4.1 Proses Hulu

Dalam proses produksi geothermal terbagi menjadi proses hulu dan hilir dimana proses hulu merupakan proses yang terjadi dari awal steam di produksi dari dalam tanah hingga di alirkan menuju power plant

sehingga dapat menghasilkan listrik. Di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01 ini memiliki kapasitas maksimal tegangan sebesar 60 MW, akan tetapi pada kenyataannya untuk saat ini beban yang berhasil di dapatkan kurang lebih sebesar 42 MW. Hal ini di akibatkan karena beberapa faktor antara lainnya adalah akibat dari kondisi masing masing sumur itu sendiri yang menghasilkan tegangan yang berbeda beda tergantung dari kondisi sumurnya, ada sumur yang berproduksi menghasilkan steam atau uap dengan kapasitas yang banyak tetapi juga menghasilkan air atau yang sering di sebut juga dengan brine dengan kapasitas yang banyak pula, sedangkan ada juga sumur yang menghasilkan uap yang tidak terlalu banyak namun sedikit mengandung air atau brine sehingga tegangan yang di hasilkan oleh masing masing sumur dapat berbeda.

Pada dasarnya proses hulu adalah proses dimana uap panas di ambil dari dalam tanah dan kemudian di lakukan treatment pada uap dan air atau brine hingga uap panas tersebut dapat di gunakan untuk menggerkaan turbin yang terdapat di power plant sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Untuk lebih jelasnya pada proses hulu di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1- Proses Produksi Hulu

Dalam proses hulu uap panas di produksi melalui sumur produksi dimana sumur pada sumur broduksi sendiri memiliki well head yang merupakan sekumpulan dari beberapa valve diantaranya adalah annulus valve, side valve, master valve dan crown vavle atau top valve yang di susun di atas casing head yang masing masing dari valve nya meiliki fungsi yang berbeda beda. Lalu fluida mengalir pada jalus 2 fasa menuju separator, sebelum mencapai separator fluida melawati beberapa valve lain di antaranya throttle

(19)

12 valve, ruputure disc valve dan bypass valve yang masing masing dari valve tersebut memiliki fungsi masing masing yang nanti akan di jelaskan apa masing masng fungsinya, setelah fluida 2 fasa memasuki separator kemudian fluida tersebut terpisah antara uap dan juga air atau brine dan kemudia uap akan di teruskan langsung melalui steam lien yang nanti di sepanjang steam line tersebut akan terdapat banyak condensate drop pot ( CDP ) untuk membuang kondensat kondensat yang terbentuk selama jalur steam line hingga nantinya masuk ke power plant.

Air atau brine yang telah terpisah dari steam yang di pisahkan pada separator kemudian di alirkan menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank ), dalam alirannya menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank ) terdapa proses acidizing yaitu dilakukan penyemprotan campuran asam dengan air ke dalam pipa jalur air atau brine

agar silika yang terkandung di dalam air atau brine tetap terlarut sehingga tidak menyebabkan scaling atau pengendapat silika di dalam pipa jalur air atau brine dari separator menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank

). Di dalam AFT ( Atmospheric Flash Tank ) terjadi proses flashing dimana air atau brine yang memiliki tekanan yang besar pada tekanan Atmospheric sehingga terbentuk uap yang keluar dari AFT ( Atmospheric Flash Tank ) dan juga di hasilkan air yang memiliki tekanan rendah.

Setelah keluar dari AFT ( Atmospheric Flash Tank ) air atau brine yang bertekanan rendah di alirkan melalui parit dimana bertujuan untuk menurunkan suhu atau temperature dari air atau brine karena setelah kelar dari AFT ( Atmospheric Flash Tank ) air atau brine yang keluar adalah air atau brine yang memiliki tekanan rendah tetapi bersuhu tinggi. AFT ( Atmospheric Flash Tank ) juga di gunakan sebagai silencer

karena pada saat proses terjadinya flashing mengeluarkan suara yang cukup bising. Air atau brine yang mengalir pada parit mengalami proses penurunan suhu dan dikarenakan adanya penuruan suhu tersebut maka terjadilah proses scaling atau penegndapat silika yang terjadi pada parit. Setelah melewati proses penurunan temperatur pada parit, air atau brine kemudian di alirkan langsung menuju balong atau pound

untuk di kumpulkan di lakukan proses pengendapan atau scaling pada silika yang terjadi di balong yang kemudian harus di lakukan pembersihan terhadap silika yang terdapat di dalam balong dengan cara penyedotan silika menggunakan pompa dan kemudian di buang di tempat limbah yang telah di tetukan. Setelah suhu terkumpulnya air atau brine pada balong kemudia air atau brine di pompakan menggunakan

brine pump menuju sumur sumur injeksi untuk di injeksikan ke dalam reservoir kembali.

Setelah air atau brine di injeksikan itu merupakan bagian terakhir dari proses yang terdapat di hulu. Peserta kerja praktik memilih topik mengenai surface facilities atau fasilitas permukaan yang terdapat pada proses hulu. Berikut merupakan surface facilities atau fasilitas permukaan yang di gunakan dalam proses hulu:

4.1.1 Well Head

Well head merupakan serangkaian valve yang di susun mulai dari annulus valve, side valve, master valve dan crown valve. Dimana masing masing valve tersebut memiliki kegunaan masing masing, annulus valve di gunakan untuk menutup aliran ketika terjadi kebocoran pada semen

casing. Ukuran valve yang digunakan untuk annulus valve adalah 3 1/8”x3000 dengan tipenya gate valve. Side valve atau wing valve di gunakan sebagai indicator tekanan kepala sumur, side valve

atau wing valve juga digunakan untuk memlepaskan gas yang terperangkap di dalam sumur ketika terjadi static. Ukuran valve yang digunakan untuk side valve adalah 3 1/8”x3000 dengan tipenya

(20)

13 master valve yang keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk membuka atau menutup aliran fluida dari well head atau kepala sumur menuju jalur pipa 2 fasa. Ukuran yang digunakan untuk

master valve adalah 12”x900 dengan tipenya gate valve. Lalu yang terakhir adalah crwon valve

atau top valve yang memiliki fungsi untuk memasukan alat survey sumur seperti untuk mengukur tekanan, temperatur dan juga untuk di lakukan proses logging sumur. Ukuran yang digunakan untuk

crown valve adalah 3 1/8”x3000 dengan tipenya gate valve.

Gambar 4.1.1.1 Anulus Valve

(21)

14

Gambar 4.1.1.3 Master Valve

(22)

15 4.1.2 Jalur 2 Fasa

Setelah fluida keluar dari well head kemudia fluida mengalir melalui jalur 2 fasa menuju separator dimana sepanjang dari well head sampai separator fluida akan melewati beberapa valve. Valve yang di lalui adalah throttle valve, rupture disc, bypass valve, dan inlet valve.Throttle valve

memiliki fungsing untuk mengatur berapa besar tekanan aliran dari fluida pada jalur 2 fasa menuju separator. Ukuran valve yang digunakan untuk throttle valve adalah 10”,12”x900 dengan tipenya gate valve.Rupture disc berfungsi sebagai pengaman dari jalur 2 fasa, ketika tekanan yang dimiliki jalur 2 fasa lebih besar dari kemampuan dari rupture disc ( 11,8 – 31,45 barg )maka rupture disc

akan pecah dan fluida akan langsung di alirkan menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank ), sehingga ketika tekanan jalur 2 fasa sangat besar tidak menyebabkan pipa jalur 2 fasa meledak. Ukuran valve

yang di gunakan untuk rupture disc yaitu 4”, 6”, 8” dengan tipe valve adalah gate valve . Bypass valve di gunakan untuk mengalirkan fluida langsung menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank ) tanpa melewati separator, ini di lakukan jika akan di lakukan perbaikan pada separator. Ukuran valve

yang digunakan untuk bypass valve adalah 12”x300 dengan tipe valve adalah gate valve. Inlet valve di gunakan untuk membuka atau menutup aliran fluida menuju separator. Ukuran valve yang digunakan untuk inlet valve adalah 18”x300 dengan tipe valve adalah gate valve.

(23)

16

Gambar 4.1.2.2 Rupture Disc

(24)

17

Gambar 4.1.2.4 Inlet Valve

4.1.3 Jalur 1 fasa

Setelah keluar dari separator fluida terpisah menjadi uap dan juga brine. Di jalur uap, uap panas yang telah di pisahkan dari brine langsung menuju turbin, di sepanjang jalur uap menuju turbin terdapat CDP ( condensate drop pot ) yang di gunakan untuk membuang kondensat kondensat yang terbentuk akibat adanya penuruan suhu di daerah sekitar jalur pipa uap menuju turbin. Di atas separator pada jalur uap juga terdapa rupture disc yang berfungsi sebagai pengaman pada separator. Sedangkan pada jalur brine, brine yang keluar dari separator kemudian di alirakan menuju AFT ( Atmospheric Flash Tank ) dengan melewati LCV ( Level Contron Valve ) yang dimana berfungsi untuk mengatur level brine yang terdapat di separator yang di operasikan secara

automatic menggunakan compressor, kemudian brine langsung di alirkan menuju AFT (

Atmospheric Flash Tank ) dan terjadi proses flashing dari brine yang bertekanan tinggi langsung menuju tekanan atmospheric sehingga terbentuk brine yang bertekanan rendah yang kemudian di alirkan melewati parit agar terjadi penurunan suhu sebelum di kumpulkan di dalam balong dan terjadi proses pengendapan silika pada balong dan parit. Setelah terkumpul di balong brine

dipompakan menggunakan brine pump, lalu di alirkan langsung menuju well injection sehingga brine di injeksikan kembali ke dalam inti bumi.

(25)

18

Gambar 4.1.3.1 CDP ( Condensate Drop Pot )

(26)

19

Gambar 4.1.3.3 LCV ( Level Control Valve )

(27)

20

Gambar 4.1.3.5 Parit

(28)

21

Gambar 4.1.3.7 Brine Pump

(29)

22 4.2 Proses Hilir

Setelah melewati proses hulu steam kering yang di alirkan melalui jalur steam menuju ke power plant

dimana ketika steam memasuki jalur steam yang terdapat di power plant tidak langsung di alirkan menuju

turbine. Steam pertama kali harus melewati scrubber yang dimana scrubber mempunyai fungsi yang sama dengan yang dimiliki oleh separator yaitu memisahkan steam dengan condensate yang terbentuk selama jalur steam line dan kemudian di alirkan menuju demister yang memiliki fungsi kurang lebih sama dengan

scrubber tetapi demister juga menyari steam dari partikel partakel kecil sehingga di harapkan steam yang nantinya akan masuk ke turbine sudah bersih dan kering.

Setelah dialirkan menuju turbine, steam kemudian masuk ke main condencer untuk di lakukan proses kondensasi terhadap steam sehingga limbah yang dihasilkan berupa air. Steam yang tidak dapat di kondensasikan dapat juga disebut sebagai NCG yang di vacum menggukana ejector yang kemudian di alirkan langsung menuju ke cooling tower untuk di buang langsung ke udara bebas. Sedangkan steam yang telah di kondensasikan akan di alirkan langsung menuju cooling tower untuk di dinginkan lagi suhu nya. Hasil dari proses kondensasi tersebut sebagian kecilnya di alirkan menuju well injection yang kemudian di gunakan untuk injeksi ke dalam tanah, dan sebagian besar lainnnya di gunakan untuk proses kondensasi yang terjadi di dalam main condencer.

Berikut merupakan gambar mengenai proses yang terjadi pada hilir atau power plant.

(30)

23

BAB V

TINJAUAN TEORITIS 5.1 Aspek Batuan Reservoir

Sebagian besar reservoir panas bumi terdapat pada batuan vulkanik dengan aliran utama melalui rekahan. Seperti halnya di perminyakan, sifat batuan yang penting menerangkan sifat batuan reservoir panas bumi adalah porositas, permeabilitas dan densitas batuan. Beberapa parameter lain yang penting untuk menerangkan sifat batuan reservoit panasbumi adalah panas spesfik dan konduktifitas panas. Sifat fluida panas bumi ( uap dan air ) meliputi volume spesifik, enthalphy, energi dalam, entropi, viskositas, dan panas spesifik.

5.1.1 Sifat Batuan Porositas

Reservoir panas bumi umumnya ditemukan pada batuan rekah alami, dimana batuannya terdiri dari rekahan rekahan dan rongga rongga atau pori pori. Fulida panas bumi terkandung tidak hanya dalam pori pori tetapi juga dalam rekahan rekahan. Volume rongga rongga atau pori pori batuan tersebut dinyatakan sebagai fraksi dari volume total batuan dan didefinisikan sebagai porositas.

Porositas batuan panas bumi biasanya dibedakan menajdi dua, yaitu porositas rekahan dan porositas antar butir atau porositas matriks batuan. Hingga saat ini baru porositas matriks yang dapat diukur di laboratorium.

Permeabilitas

seperti di perminyakan, permeabilitas suatu batuan merupakan ukuran kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan parameter yag penting untuk menentukan kecepatan alir fluida di dalam batuan berpori dan batuan rekah alami. Permabiltas yang biasanya dinyatakan dalam satuan mD ( mili Darcy ), di bidang geothermal seringkali dinyatakan dalam m2, dimana 1 Darcy besarnya sama dengan 10-12 m2. Besarnya permeabilitas batuan tidak sama ke segala arah, umumnya permeabilitas pada arah horizontal jauh lebih besar dari permeabilitas pada arah vertical.

Densitas

Densitas batuan adalah perbandingan anatar berat batuan dengan volume dari batuan tersebut

Konduktifitas Panas

Konduktivitas panas suatu batuan merupakan parameter yang menyatakan besarnya kemampuan batuan tersebut untuk menghantarkan panas dengan cara konduksi apabila pada batuan tersebut ada perbedaan tempratur ( gradient temperature ). Konduktivitas panas suatu batuan tidak sama dengan batuan batuan lainnya. Konduktivitas panas suatu batuan tidak hanya di tentukan oleh jenis batuan atau mineral- mineral penyusunya, tetapi juga ditentukan oleh struktur Kristal yang membentuk batuan tersebut.

Panas Spesifik Batuan

Panas spesifik batuan adalah suatu parameter yang menyatakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu satuan massa batuan tersebut sebesar 10C.

(31)

24 5.2 Aspek Fluida Resevoir

Di lapangan geothermal yang di kelola oleh PT. Geo Dipa Energi yang terletak di dieng ini umumnya menghasilkan uap panas yang basah, dimana uap panas basah ini berarti uap tersebut mengandung air sehingga dapat di kategorikan bahwa di lapangan geothermal yang terletak di dieng ini memiliki jenis fluida 2 fasa, di dalam reservoir fluida 2 fasa umumnya di asumsikan tidak tercampur, tetapi terpisah masing masing fasa nya. Rongga rongga atau pori pori batuan ada yang di isi oleh uap panas dan ada pula yang di isi oleh air.

5.3 Aspek Geokimia

Data geokimia atau yangsering disebut juga dengan geochemist, dari fluida panas bumi sangat berguna, anatar lainnya untuk membirikan perkiraan mengenai sistim panasbumi yang terdapat di bawah permukaan, serta untuk mengetahui sifat fluida khususnya tentang korosifitasnya, dan kecenderungannya untukterjadi nya proses pengendapan dari kandungan yang terdapat didalam fluida panas bumi tersebut.

Untuk di lapangan getothermal di dieng ini sendiri memiliki kandungan silika dimana silika ini akan mengendap ketia kondisinya suhu yang rendah dan juga nilai pH yang tidak terjaga, untuk itulah peran seorang geochemist untuk melakukan uji coba agar proses pengendapan silika dapat terhindar dan juga tentunya untuk mencegah adanya korosi akibat adanya penambahan asam untuk menajaga agar silika tidak mengendap di dalam pipa.

5.4 Apek Pemboran Panas Bumi

Proses pemboran panas bumi pada umumnya tidak jauh berbeda dengan proses yang terjadi saat melakukan pemboran minyak dan gas. Perbedaan pemboran minyak, dan gas dengan panas bumi anatar lain sebagai berikut:

• Batuan yang ditembus pada umumnya terdapat pada lapisan batuan vulkanik

• Target dari zona pemboran adalah reservoir yang terletak di zona rekahan yang pada umumnya diakibatkan oleh patahan dengan temperatur reservoir sudah mencapai 2500C.

• Reservoir panas bumi mengandung gas gasyang sangat berbahay bagi manusia salah satu contoh nya adalah H2S yang dapat menyebabkan seseorang hingga tidak sadarkan diri atau meninggal ketika terlalu banyak menghirupnya.

• Cooling tower digunakan dalam proses pemboran dalam panas bumi untuk di mendingikan fluida pemboran yang digunakan.

5.5 Aspek Well Completion

Sama dengan yang dilakukan dalam industri minyak dan gas, pengukuran dan pengujian sumur dapat dilakukan baik pada saat pemboran dilaksanakan maupun saat pemberoan selesai dilakukan. Pengukuran dan pengujian sumur merupakan salah satu dari kegiatan well completion yang memiliki peranan penting dalam pengambilan data sumur yang dapat di gunakan untuk kelancaran produksi sumur kedepannya. 5.6 Aspek Produksi Panas Bumi

Fasilitas produksi yang dipakai dalam lapangan panas bumi berbeda bergantung bagaimana jenis fluida yang mengalis dari dalam sumur. Akan tetapi komponen komponen yang selalu ada dalam setiap sumur panas bumi adalah well head, separator ( jika fluida yang dihasilkan merupakan fluida 2 fasa ) dan pipa alir yang di gunakan. Selain itukomponen lainnya yang sering di temukan dalam lapangan panas bumi adalah

(32)

25 silencer dan juga balong atau kolam untuk menampung limbah air yang dihasilkan selama proses produksi panas bumi.

5.7 Aspek Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Dalam industry minyak proses ini hampir sama dengan proses refinery, dimana di alam proses refinery

minyak mentah yang telah di produksi di olah menajdi minyak siap jual yang nantinya dapat di gunakan oleh masyarakt. Sedangkan dalam proses produksi panas bumi uap panas kering yang telah di akumulasikan dari berbagai sumur produksi panas bumi di alirkan menuju pemabngkit dimana di pembangkit terdaoat

turbine dan juga generator yang dapat menghasilkan listrik dari energi kinteik yang diciptakan oleh turbine

(33)
(34)

27 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan kerja praktik selama kurang lebih 1 bulan yang di laksanakan di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01 peserta kerja praktik dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses produksi panas bumi di awali dari fluida yang yang di produksi dari melewati well head

yang kemudian fluida 2 fasa di pisahkan menggunakan separator dan uap di alirkan menuju pembangkit untuk di alirkan menuju trubin sehingga dapat menghasilkan listrik.

2. Keterampilan yang didapat adalah dapat mengetahui bagaimana proses produksi panas bumi berlangsung dan dapat mengetahui tindakan yang harus di ambil ketika terjadi suatu masalah di lapangan yang di dapatkan oleh peserta kerja praktik dari pengamtan yang dilakukan di lapangan 3. Untuk saat ini di lapangan panas bumi di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01, memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 MW tetapi beban yang dapat di produksi hanya berada di kisaran 41-43 MW. 4. Untuk saat ini di lapagan panas bumi di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01, terdapat 5 sumur produksi tetapi terdapat 1 sumur produksi yang sedang dalam proses work over , dan terdapat 6 sumur injeksi.

6.2 Saran

setelah melakukan kegiatan kerja praktik selama kurang lebih 1 bulan yang di laksanakan di PT. Geo Dipa Energi unit Dieng-01 peserta kerja praktik dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah produksi yang di hasilkan agar dapat memenuhi kapasitas yang terpasang yaitu 60 MW

2. Di perlukannya penelitian untuk pemanfaatan limbah silika

3. Di perlukannya penilitian agar sumur sumur yang sekarang dalam keadaan static dapat menjadi sumur produksi kembali sehingga dapat memenuhi kapasitas terpasang 60 MW

4. Menyediakan peralatan cadangan dalam setiap sumur jika mengalami keadaan darurat, contohnya ketika terjadi turbin mati maka tidak ada listrik sehingga pompa yang digunakan untuk mengkosongan balong mati dan dapat menyebabkan balong terlalu penuh untuk mencegah itu di perlukan peralatan cadangan untuk dapat mengaktifkan pompa sehingga balong tetap dapat terkuras.

(35)
(36)

29

DAFTAR PUSTAKA

Faizal F. ( 2016 ). Laporan Kerja Praktik “ PENGENALAN SISTEM PRODUKSI PANAS BUMI UNIT DIENG”. Indramayu: Jurusan Teknik Perminyakan, Akademi Minyak dan Gas Balongan.

Ir. Saptadji, Nenny M.( 2002 ). Catatan KuliahTeknik Panas Bumi”. Bandung : Penerbit

ITB.

Wijayatama, Armynas H. ( 2014 ). Proposal Kerja Praktik “TINJAUAN LAPANGAN PANAS BUMI

(GEOTHERMAL) ‘X’ BERDASARKAN ASPEK RESERVOIR, PEMBORAN SUMUR,

PENYELESAIAN SUMUR, PRODUKSI, DAN FASILITAS PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA PANAS BUMI”. Yogyakarta: Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

(37)

31

LAMPIRAN

(38)
(39)
(40)
(41)

Gambar

Gambar 2.2.1 Struktur Perusahaan PT. Geo Dipa Energi
Gambar 2.2.4 Struktur Divisi HSE Manager
Gambar 2.2.6 Struktru Divisi Maintenance Manager
Gambar 4.1- Proses Produksi Hulu
+7

Referensi

Dokumen terkait