• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XI dengan Model Cipp (Context, Input, Process, Product) di SMK Negeri Ngargoyoso

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XI dengan Model Cipp (Context, Input, Process, Product) di SMK Negeri Ngargoyoso"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR KELAS XI DENGAN MODEL CIPP

(CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SMK NEGERI NGARGOYOSO

SKRIPSI

Oleh:

NINA INTAN SAPUTRI K2514047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Januari 2019

(2)
(3)

iii

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR KELAS XI DENGAN MODEL CIPP

(CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SMK NEGERI NGARGOYOSO

Oleh:

NINA INTAN SAPUTRI K2514047

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Januari 2019

(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

Siapapun kamu, jadilah sesuatu yang baik (Abraham Lincoln)

Untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, kau harus bersabar dengan suesuatu yang kau benci

( Imam Ghazali)

Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai

(Albert Einstein)

Saat masalahmu jadi terlalu berat untuk ditangani, beristirahatlah dan hitung berkah yang sudah kamu dapatkan.

(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur, saya persembahkan skripsi ini untuk:

Orangtua Tercinta

Terimakasih atas segala do’a dan dukungan yang tiada terputus, pengorbanan yang tiada henti serta kasih sayang yang tidak terbatas untukku.

Keluarga Cemara

(Bapak Sunarmo, Ibu Sri Mulyani, Kakung, Ayu, Arib)

Terimakasih atas ketulusan dan kasih sayang yang selalu diberikan untukku, keluarga yang selalu menguatkanku dan mengajarkanku tentang kesabaran dan

keikhlasan.

Hesti Setyaningrum, Hesti Tri Endraningsih, Yuniar Ratna Pratiwi Terimakasih atas semua semangat dan dukungan yang telah diberikan. Semoga

kesuksesan selalu mengiringi langkah kita

Fajar Rizki Pratama

Terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang telah diberikan. Sukses selalu, semoga selalu dilancarkan dalam segala urusan.

Teman – teman PTM 2014

Terimakasih atas kebersamaan dan pengalaman hidup yang telah kita lalui selama ini. Semoga selalu kompak.

(8)

viii

ABSTRAK

Nina Intan Saputri. EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR KELAS XI DENGAN MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SMK NEGERI NGARGOYOSO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Evaluasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu evaluasi model CIPP (context, input, process, product), yang meliputi: (1) Konteks: latar belakang pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor; (2) masukan: sumber daya manusia (guru dan siswa), kurikulum, bahan pembelajaran, dan sarana prasarana belajar; (3) proses: pelaksanaan pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel,penggunaan media pembelajaran; (4) hasil: Nilai akhir siswa pada pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI semester genap.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Ngargoyoso. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif. Sampel penelitian ini adalah kelas XI A, B, dan C yang berjumlah 97 siswa dan 4 guru pemeliharaan mesin sepeda motor. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas permukaan dimana validasi dilakukan oleh ahli. Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada kelas XI D yang berjumlah 31 siswa, pengujian kuisioner menggunakan SPSS. Analisis data menggunakan perhitungan rata-rata.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) evaluasi terhadap context (konteks) pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI yang meliputi latar belakang program sudah tergolong baik; (2) evaluasi terhadap input

(masukan) pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI tergolong baik, aspek masukan meliputi: sumber daya manusia, kurikulum, sumber pembelajaran, dan sarana prasarana; (3) evaluasi terhadap process (proses) pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI yang meliputi proses pelaksanaan pembelajaran di kelas dan bengkel sudah tergolong baik, namun pada aspek media pembelajaran yang digunakan tergolong cukup sehingga perlu ditingkatkan lagi. (4) Evaluasi product (produk) pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI tergolong baik, aspek produk yaitu nilai akhir siswa.

(9)

ix ABSTRACT

Nina Intan Saputri. EVALUATION OF CLASS XI MOTORCYCLE

MAINTENANCE LEARNING IMPLEMENTATION WITH CIPP MODEL (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT) AT NGARGOYOSO VOCATIONAL HIGH SCHOOL. Surakarta: thesis, Faculty of teacher training and educational sciences of the University Eleven Maret Surakarta, 2019.

This study aims to evaluate the implementation of motorcycle engine maintenance learning at Ngargoyoso State Vocational School. Evaluation is a process for gathering information that can be used as a consideration in making decisions. The review applied in this study is the evaluation of the CIPP model (context, input, process, product), which includes: (1) Context: learning background for motorcycle engine maintenance; (2) input: human resources (teachers and students), curriculum, learning materials, and learning infrastructure; (3) process: implementation of classroom learning and workshop practice, use of teaching media; (4) results: The final value of students in the maintenance class XI motorcycle engine maintenance semester.

This research was conducted at Ngargoyoso State Vocational School. The method used is a descriptive, evaluative method. The sample of this study was class XI A, B, and C which amounted to 97 students and four teachers for motorcycle engine maintenance. Questionnaires, interviews, and documentation do data collection. The validity used in this study is surface validity where the validation is carried out by experts. The trial of the research instrument was carried out in class XI D, amounting to 31 students, questionnaire testing using SPSS. Data analysis uses average calculations.

The results of the study show: (1) the evaluation of the context (context) of the implementation of class XI motorcycle engine maintenance learning which includes the background of the program has been classified as good; (2) evaluation of input (input) on the implementation of class XI motorcycle engine maintenance learning is classified as good, input aspects include: human resources, curriculum, learning resources, and infrastructure; (3) evaluation of the process (process) of learning the maintenance of class XI motorcycle engines which includes the process of implementing learning in classrooms and workshops is classified as good, but the aspects of teaching media used are quite sufficient so that they need to be improved. (4) Evaluation of product (product) implementation of class XI motorcycle engine maintenance learning is classified as good; the product aspect is the student's final grade.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya berupa ilmu, inspirasi, kesehatan, dan keselamatan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul” EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMELIHARAAN

MESIN SEPEDA MOTOR KELAS XI DENGAN MODEL CIPP (CONTEXT,

INPUT, PROCESS, PRODUCT) DI SMK NEGERI NGARGOYOSO”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Indah Widiastuti, S.T., M.Eng., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Ranto, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Suharno, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Guru Mata Pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XI yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Siswa Kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

(11)

xi

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan hal ini antara lain karena keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

Surakarta, januari 2019

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN ii

HALAMAN PENGAJUAN iii

HALAMAN PESETUJUAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 6

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ` 6

2. Pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor di SMK 7

3. Evaluasi Pembelajaran 7

4. Evaluasi Pembelajaran Model CIPP 13

B. Hasil Penelitian yang Relevan 16

(13)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 20

B. Desain Penelitian 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian 21

1. Populasi Penelitian 21

2. Sampel Penelitian 21

D. Teknik Pengambilan Sampel 21

E. Teknik Pengumpulan Data 22

F. Teknik Uji Validitas 26

G. Teknik Analisis Data 28

H. Prosedur Penelitian 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 31

1. Evaluasi Context 31

2. Evaluasi Input 33

3. Evaluasi Process 38

4. Evaluasi Product 41

5. Evaluasi model CIPP 43

B. Pembahasan 44

1. Evaluasi Context 44

2. Evaluasi Input 45

3. Evaluasi Process 48

4. Evaluasi Product 50

5. Evaluasi model CIPP 50

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan 52

B. Implikasi 54

C. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 56

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Skor Angket Evaluasi Pembelajaran 22

Tabel 3.2. Kisi- kisi Angket Penelitian untuk Guru 22

Tabel 3.3. Kisi- kisi Angket Penelitian untuk Siswa 24

Tabel 3.4. Kisi- kisi wawancara untuk guru 25

Table 3.5. Hasil Uji Validitas Angket 27

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian 28

Tabel 3.6. Kriteria penilaian komponen produk 28

Tabel 4.1. Deskripsi Data Latar Belakang Program 32

Tabel 4.2. Deskripsi Data Sumber Daya Manusia 33

Tabel 4.3. Deskripsi Data Kurikulum 34

Tabel 4.4. Deskripsi Data Sumber Pembelajaran 35

Tabel 4.5. Deskripsi Data Sarana dan Prasarana 36

Tabel 4.6. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Input 37

Tabel 4.7. Deskripsi Data Pelaksanaan pembelajaran 38

Tabel 4.8. Deskripsi Data Media Pembelajaran 40

Tabel 4.9. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Proses 41

Tabel 4.10. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 42

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 19

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Validasi Instrumen oleh Ahli 59

2. Tabel R 69

3. Perhitungan Uji Validitas Instrumen dengan SPSS 70

4. Data Hasil Penelitian Responden Siswa 71

5. Hasil Analisis Data Responden Siswa 76

6. Data Hasil Penelitian Responden Guru 78

7. Hasil Analisis Data Responden Guru 79

8. Hasil Wawancara 81

9. Nilai Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor siswa Kelas XI 86

10. Permohonan Izin Menyusun Skripsi 89

11. Permohonan Izin Penelitian kepada Dekan 90

12. Permohonan Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah 91

13. Surat Izin Menyusun Skripsi 92

14. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian 93

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakag Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan nasional memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Melalui pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang berintelektualitas dan berkualitas tinggi. Intelektualitas dan kualitas tersebut bergantung pada keberhasilan dalam menyelenggarakan sistem pendidikan (Syah M, 2004:9).

Pendidikan nasional dikatakan berhasil apabila berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan tersebut. Sistem pendidikan nasional harus dapat menjamin meratanya kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan agar dapat menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi pada kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan (UU No. 23 Tahun 2003). Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu siswa, pengelola sekolah (kepala sekolah, karyawan, komite sekolah), lingkungan (orangtua, masyarakat, sekolah), kualitas pembelajaran, kurikulum, dan sebagainya (Edy, 2005:2). Peningkatan mutu pendidikan menengah perlu dilakukan secara berkesinambungan, salah satunya yaitu pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan penyedia tenaga kerja. Menurut pasa 15 UU No. 20 Tahun 2003, sekolah menengah kejuruan merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan sikap. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari

(18)

2

pendidikan menengah yang mempersiapkan siswanya untuk bekerja dalam suatu bidang tertentu. Untuk menciptakan lulusan SMK yang mempunyai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan di berbagai bidang dan sektor kerja, maka langkah pengembangan mutu SMK yang harus dilakukan antara lain meningkatkan kualitas SMK. Kualitas pendidikan terutama di sekolah menengah kejuruan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu faktor guru, siswa, proses pelaksanaan pembelajaran, keadaan lingkungan, sarana dan prasarana pembelajaran serta waktu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut di dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan sehingga saling mendukung antara satu dengan yang lain (UU No 20 Tahun 2003).

Kualitas pendidikan di SMK dapat dilihat dari penguatan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan diimplementasikan pada mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang mendukung kompetensi keahlian atau disebut dengan mata pelajaran jurusan. Mata pelajaran produktif di SMKsalah satunya adalah pemeliharaan mesin sepeda motor. Mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor adalah salah satu mata pelajaran produktir yang penting pada jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM). Hal ini dikarenakan pemeliharaan mesin sepeda motor merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang mekanisme mesin, sistem pengapian, sistem pelumasan, sistem pedinginan, sistem bahan bakar, mekanisme kopling, dan mekanisme gear yang ada pada sepeda motor serta perawatannya. Materi-materi tersebut harus dipelajari dan dipahami oleh siswa, baik itu secara teori maupun praktik sehingga tujuan pembelajaran terpenuhi. Salah satu SMK yang terdapat mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor adalah SMK Negeri Ngargoyoso.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso yaitu Bapak Dharmawan, SMK ini termasuk sekolah yang baru didirikan sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan terutama sarana dan prasarana sekolah karena bengkel yang digunakan untuk praktik belum lengkap, kemudian bengkel yang ada belum memenuhi kriteria untuk praktik sehingga pada saat praktik berlangsung siswa kurang nyaman. Selain itu, pada pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor

(19)

3

ada beberapa komponen yang belum berjalan dengan optimal. Untuk mengetahui kinerja dari komponen-komponen pembelajaran yang dianggap kurang optimal tersebut maka perlu dilakukan evaluasi agar dapat diketahui komponen mana yang perlu ditingkatkan keefektivitasannya.

Selama ini di SMK Negeri Ngargoyoso belum pernah dilakukan evaluasi pembelajaran dengan model CIPP sehingga diadakan evaluasi yaitu evaluasi dengan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Hal yang perlu dievaluasi dari model CIPP ini ada empat yaitu, dari segi context yang perlu di evaluasimeliputi latar belakang program pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso. Dari segi input, hal yang perlu dievaluasi meliputi sumber daya manusia (guru dan siswa), kurikulum yang digunakan, bahan pembelajaran serta sarana dan prasarana pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor. Sedangkan dari segi process yang perlu dievaluasi meliputi proses pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor dan penggunaan media pembelajaran, serta yang terakhir yaitu ditinjau dari segi product yang perlu dievaluasi meliputi pencapaiaan hasil/prestasi belajar peserta didik yaitu nilai akhir mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dianggap perlu dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor dengan menggunakan model CIPP. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian dengan judul β€œEvaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XI dengan Model CIPP (Context, Input, Process,

(20)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri Ngargoyoso belum memadai. 2. Bengkel yang ada belum memenuhi kriteria untuk praktik sehingga pada saat

paktik berlangsung siswa kurang nyaman.

3. Pada pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor ada beberapa komponen yang belum berjalan dengan optimal.

4. Di SMK Negeri Ngargoyoso belum pernah dilakukan evaluasi pembelajaran dengan model CIPP.

5. Belum diketahui bagaimana evaluasi pelaksanaan pembelajaran

pemeliharaan mesin sepeda motor dengan model CIPP di SMK Negeri Ngargoyoso.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu diambil pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dalam mengkaji masalah yang diteliti. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI di SMK Negeri Ngargoyoso.

2. Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konteks, input, proses, dan produk pada pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso yang meliputi latar belakang pembelajaran?

2. Pada tingkatan manakah kualitas pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI dengan model CIPP di SMK Negeri Ngargoyoso?

(21)

5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan konteks, input, proses, dan produk pada pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso meliputi latar belakang pembelajaran.

2. Menjelaskan kualitas pelaksanaan pembelajaran pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI dengan model CIPP di SMK Negeri Ngargoyoso.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaatdan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak yang membutuhkan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan tentang evaluasi program pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor di SMK Negeri Ngargoyoso.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya khusunya pada bidang evaluasi.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan pada umumnya.

2. Manfaat Praktik a. Bagi peneliti

Sebagai langkah dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan dapat menambah serta mengembangkan wawasan keilmuan kususnya dalam bidang evaluasi.

b. Bagi Guru dan sekolah

Dijadikan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan program pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor dalam mencapai tujuan pendidikan nasional

(22)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan peserta didik agar lebih mampu bekerja pada satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan yang lain (Muliati, 2007:7). Sedangkan menurut Hamalik (2001:24) menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan.

Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesional. Sekolah menengah kejuruan

menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan pekerjaan (PP Nomor 29 Tahun 1990).

Tujuan sekolah menengah kejuruan menurut Fajar Hendra Utomo (2009:9) yaitu untuk mempersiapkan, memilih, dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja. Sedangkan menurut PP. Nomor 24 Tahun 1990 yaitu sekolah menengah kejuruan memiliki tujuan untuk menyiapkan siswa dalam memenuhi lapangan kerja, menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, dan menyiapkan lulusan dari SMK agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan normatif.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah menengah kejuruan ialah suatu lembaga pendidikan yang bertugas untuk membekali keterampilan dan pengetahuan peserta didiknya agar bisa bekerja sesuai dengan program keahlian dan kompetensinya serta mampu bersaing dan beradaptasi dalam memasuki lingkungan lapangan kerja.

(23)

2. Pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor di SMK

Pembelajaran Pemeliharaan mesin sepeda motor merupakan salah satu mata pelajaran produktif kejuruan yang ada di SMK. Mata pelajaran produktif itu sendiri adalah kelompok mata pelajaran yang membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standart kompetensi yang telah disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia industri. Mata pelajaran produktif berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan sikap terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta memebri kesadaran agar senantiasa meningkatkan mutu pendidikan. Mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor termasuk mata pelajaran produktif yang penting untuk dipelajari karena materinya mempelajari tentang mekanisme mesin, sistem pengapian, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem bahan bakar, mekanisme kopling, dan mekanisme gear yang ada pada sepeda motor dan juga perawatannya. Dengan adanya pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor, siswa diharapkan mampu memahami teori yang disampaikan dan dapat mempraktikannya sesuai dengan teori yang ada.

3. Evaluasi Pembelajaran a. Pengertian Evaluasi

Menurut bahasa kata β€œevaluasi” berasal dari Bahasa Inggris yaitu β€œto evaluate” atau β€œevaluation” yang berarti mengukur, menilai. Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Kusnandar, 2007:277). Selain itu, Anas Sudijono (2005:1) berpendapat bahwa evaluasi merupakan sasaran akhir dalam serangkaian lembaga-lembaga pendidikan baik itu lembaga pendidikan yang bersifat formal maupun lembaga pendidikan yang bersifat nonformal.

Evaluasi adalah proses yang dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan bekerjanya suatu kegiatan, yang nantinya informasi yang telah diperoleh tersebut digunakan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengambil keputusan (Suharsimi dan Cepi, 2014: 2). Sejalan

(24)

dengan Mohammad Ali (2014: 370) yang menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam suatu perencanaan, implementasi, dan hasil dari suatu kebijakan. Sedangkan evaluasi menurut S. Eko Putro (2016: 6) adalah sebuah proses yang berkelanjutan berfungsi untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan suatu program yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat sebuah keputusan, menyusun kebijakan maupun program selanjutnya. Menurut Zainal Arifin (2013: 5) evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan yang berfungsi untuk menentukan kualitas dari sesuatu yang didasarkan pada pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat keputusan. Menurut Ngalim Purwanto (2002:3), ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, yaitu:

1) Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama proses pembelajaran berlangsung, dan pada akhir pembelajaran.

2) Setiap kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang

menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan

pembelajaran, data yang dimaksud berupa perilaku siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan, tugas pekerjaan rumah, nilai mid semester, atau nilai ujian akhir semester dan sebagainya.

3) Setiap proses evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi secara berkelanjutan dan sistematis yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(25)

b. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Setiap pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah tercapai. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi. Tujuan umum dari evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang suatu program. Tujuan dari evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang berhubungan tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun yang berhubungan dengan sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi pembelajaran yaitu disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri.

Sedangkan menurut Zinal Arifin (2012:15), menjelaskan tujuan penilaian yaitu:

1) Keeping Track, yaitu berfungsi untuk melacak dan menelusuri proses belajar siswa sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru harus mengumpulkan informasi dalam kurun waktu tertentu dengan berbagai jenis teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian dari belajar siswa.

2) Checking Up, yaitu untuk mengecek sejauh mana ketercapaian siswa dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana materi yang sudah dikuasai siswa dan materi yang belum dikuasai siswa.

3) Finding out, yaitu berfungsi untuk mencari dan menemukan kesalahan maupun kelemahan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat mencari solusinya.

4) Summing up, yaitu untuk menyimpulkan sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil dari kesimpulan ini dapat digunakan oleh guru untuk menyusun laporan tentang kemajuan belajar siswa ke berbagai pihak yang berkepentingan.

(26)

Sementara itu, Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2004:3) mengemukaan bahwa penilaian memiliki tujuan untuk: merangsang aktivitas siswa, menemukan penyebab keberhasilan atau kegagalan pembelajaran, memberi bimbingan dan arahan yang sesuai, memberi laporan tentang kemajuan siswa kepada orangtua dan lembaga pendidikan yang terkait.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan atau keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan untuk mengetahui bagian mana yang belum terlaksana dengan baik sehingga perlu ditingkatkan lai agar memberikan feedback yang baik.

c. Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan jenisnya, fungsi evaluasi digolongkan menjadi empat yaitu:

1) Penilaian Formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap akhir semester dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran.

2) Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan setiap caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu bagian dari mata pelajaran tertentu). Penliaian sumatif berfungsi untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.

3) Penilaian penempatan (placement) yaitu hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya. Penilaian penempatan berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.

4) Penilaian diagnostik berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi evaluasi adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan program pembelajaran agar memperoleh hasil yang lebih baik dan mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa serta mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar.

(27)

d. Prinsip-prinsip Evaluasi

Departemen Pendidikan Nasional (2003:7) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip umum penilaian adalah mengukur hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran, mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran, mencakup jenis-jenis instrumen penilaian yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan, direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus, dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati, dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.

Menurut Zainal Arifin (2012:31-32), untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka dalam melakukan evaluasi seorang guru harus memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi.

e. Model-model Evaluasi

Ada banyak model yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu program/ sistem. Model evaluasi muncul karena adanya usaha eksplanasi secara berkala yang berasal dari perkembangan pengukuran keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni (Sukardi: 2008). Model evaluasi diperlukan untuk kegiatan pengumpulan data maupun informasi yang nantinya akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Menurut Arikunto (2009: 40), evaluasi terdiri dari delapan model, yaitu:

1) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.

Model ini adalah model evaluasi yang paling awal. Pada model ini, objek yang diamati adalah tujuan dari program yang telah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi model ini dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus untuk mengetahui seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana.

(28)

2) Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven.

Menurut Michael Scriven, dalam melaksanakan evaluasi, tujuan program tidak perlu diperhatikan oleh evaluator. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana program bekerja yaitu dengan cara mengidentifikasi apa yang terjadi, baik itu hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.

3) Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven. Model evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakn ketika program yang akan dievaluasi masih berlangsung atau pada saat program masih diawal kegiatan. Tujuan dari evaluasi formatif yaitu mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat belangsung, dan juga dapat mengidentifikasi hambatan.

4) Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

Dalam model evaluasi countenance ini menekankan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan. Model ini juga membedakan adanya tiga tahapan dalam evaluasi program yaitu persiapan atau pendahuluan, kemudian proses dan yang terakhir adalah hasil. Kemudian ketiga tahapan tersebut dibandingkan antara satu sama lainnya untuk menentukan kesenjangan antara yang diperoleh dengan yang diharapkan. Selain itu juga dibandingkan dengan standar mutlak agar diketahuai dengan jelas kemanfaatan kegiatan di dalam sebuah program.

5) Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake

Model evaluasi ini lebih berorientasi pada aktivitas program daripada tujuan program. Selain itu juga mempunyai hubungan dengan banyak kalangan untuk mendapatkan hasil evaluasi, dan perspektif nilai-nilai yang berbeda dari banyak individu menjadi ukuran dalam melaporkan keagagalan dan keberhasilan suatu program.

6) CSE-UCLA Evaluation Model

CSE merupakan singkatan dari Center for the Study of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University in Los Angeles. Menurut Farida (2008: 13) evaluasi model UCLA dapat dibagi menjadi lima

(29)

tahap, yaitu meliputi perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak

7) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.

Model evaluasi CIPP dikembangkan oleh stufflebeam dkk. CIPP merupakan sebuah singkatan dari, Context Evaluation: evaluasi terhadap konteks, Input Evaluation: evaluasi terhadap masukan, Process Evaluation: evaluasi terhadap proses, dan Product Evaluation: evaluasi terhadap hasil. Keempat kata yang telah disebutkan diatas adalah sasaran dari evaluasi yang tidak lain merupakan komponen dari suatu proses evaluasi. Model CIPP ini adalah model evaluasi dimana program yang dievaluasi dipandang sebagai sebuah sistem.

8) Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.

Kata discrepancy adalah istilah bahasa Inggris yang artinya adalah kesenjangan. Model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen.

4. Evaluasi Pembelajaran Model CIPP (Context, Input, Process, Product) Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi CIPP. Hal ini dikarenakan model ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Evaluasi pembelajaran model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965. CIPP merupakan singkatan dari context (konteks),

input (masukan), process (proses), dan product (hasil). Stufflebeam menyatakan bahwa β€œThe CIPP model is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove, but to improve” Konsep evaluasi CIPP tersebut menjelaskan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan untuk membuktikan, tetapi juga untuk memperbaiki. Menurut Zainal Arifin (2013: 78) model CIPP berorientasi pada suatu keputusan dengan tujuan membantu administrator di dalam membuat keputusan. Mohammad Ali (2014:376) menjelaskan bahwa evaluasi model CIPP termasuk kategorisasi evaluasi sistem yang bertitik tolak dari pandangan bahwa keberhasilan suatu program dipengaruhi oleh beberapa faktor.

(30)

Menurut Said (2009:215-216) Keempat komponen (context, input, process,

product) merupakan satu kesatuan yang utuh. Salah satu keunggulan dari model evaluasi CIPP terletak pada rangkaian kegiatan keempat komponen tersebut dan oleh karena itu pelaksanaan evaluasi terhadap keempat komponen dalam satu kesatuan yang utuh sangat diharapkan.

Adapun evaluasi context (konteks), input (masukan), process (proses), dan

product (hasil) akan dijabarkan sebagai berikut: a. Evaluasi Context (Konteks)

Evaluasi konteks mencakup tentang analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program yang akan dilaksanakan yang mencakup latar belakang program, relevansi dan keterkaitan program. Evaluasi konteks merupakan tahapan yang paling awal dimana memiliki misi untuk menyediakan suatu dasar untuk menentukan tujuan. Evaluasi konteks merupakan gambaran dari suatu program, ciri-ciri populasi dan sampel dari individu yang mendapatkan pelayanan dan tujuan program (widoyoko: 2014). Sedangkan Djudju Sudjana (2006: 54-55) menerangkan bahwa evaluasi konteks adalah kondisi lingkungan

yang menggambarkan kondisi yang diinginkan dalam lingkungan,

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi, dan peluang yang belum dimanfaatkan dengan baik.

Menurut Stufflebeam, tujuan dari evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilki evaluan sehingga evaluator dapat memberikan arahan untuk perbaikan yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2009: 46) menjelaskan bahwa evaluasi konteks merupakan upaya yang dilakukan untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan penjelasan beberapa ahli diatas, komponen context dalam penelitian ini meliputi tujuan pembelajaran, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar.

(31)

b. Evaluasi Input (masukan)

Evaluasi masukan program menyediakan data yang berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber yang tersedia, yang dapat digunakan untuk alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan program (Djudju Sudjana, 2006: 55). Sejalan dengan Mohammad Ali (2014: 379) yang menyatakan bahwa evaluasi input focus pada penilaian terhadap sumber daya dan strategi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan dan untuk mencapai tujuan. Endang Mulyatiningsih (2012: 125) menjelaskan bahwa evaluasi input untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sumber daya bahan yang ada, alat, manusia, dan biaya untuk melaksanakan program yang dipilih. Komponen input

dalam penelitian ini yang akan dilakukan evaluasi meliputi: sumber daya manusia (guru dan siswa), kurikulum yang digunakan, bahan pembelajaran yang digunakan serta sarana dan prasarana.

c. Evaluasi Procces (Proses)

Tujuan dari evaluasi proses adalah untuk memprediksi atau mendeteksi rancangan dari prosedur atau rancangan dari implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai arsip dari prosedur yang telah terjadi (Widoyoko, 2012:182). Sejalan dengan Mohammad Ali (2014:379) yang menyatakan bahwa evaluasi proses difokuskan dalam hal pengumpulan data tentang pelaksanaan program yaitu dengan melalui monitoring proses pelaksanaan program. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin (2014: 47) juga menambahkan bahwa evaluasi proses menunjukkan apa kegiatan yang dilakukan dalam program, kemudian siapa orang yang ditunjuk sebagai penanggungjawab program, kapan kegiatan yang dilakukan akan selesai. Berdasarkan teori di atas, komponen yang akan dievaluasi adalah proses pelaksanaan pembelajaran dan metode yang digunakan.

d. Evaluasi Product (Hasil)

Evaluasi produk yaitu evaluasi untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan. Evaluasi ini merupakan sebuah catatan pencapaian hasil dan keputuhsan untuk perbaikan suatu program. Endang Mulyatiningsih (2012:127) yang berpendapat bahwa tujuan utama dari evaluasi hasil adalah untuk

(32)

mengukur, menginterpretasikan, dan untuk memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program.

Komponen hasil dalam penelitian ini yang akan dilakukan evaluasi adalah nilai hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar memiliki tujuan untuk melihat perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan (B. Suryo Subroto, 2002: 53).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yan diangkat oleh peneliti, diantaranya adalah:

1. Hasil penelitian dari Rohmat Cahyono (2017) dengan judul β€œEvaluasi Pelaksanaan Micro Teaching dengan Menggunakan Model CIPP pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret”. Hasil penelitian menunjukkan : (1) kesiapan pelaksanaan micro teaching dalam hal tujuan dan sasaran sudah baik, tetapi ketersediaan jumlah ruang latihan khusus micro teaching masih kurang; (2) kelompok yang dibuat sudah ideal yaitu 12-13 mahasiswa tiap kelompok; (3) sarana prasarana untuk ruang khusus latihan micro teaching kurang baik dalam hal perawatan dan jadwal penggunaan ruang; (4) sebagian besar penyiapan perangkat pembelajaran mahasiswa sudah baik; (5) pelaksanaan praktik mengajar mahasiswa makin banyak latihan makin baik; (6) faktor penghambat pada pelaksanaan micro teaching yaitu jumlah latihan yang didapat mahasiswa masih sedikit, setidaknya perlu 4 pertemuan sebelum ujian; (7) kepuasan mahasiswa tergolong tinggi dengan penyiapan perangkat pembelajaran, pelaksanaan latihan mengajar yang sudah tergolong tinggi terlepas dengan berapa jumlah latihan dan kualitas materi yang disampaikan ketika mengajar; (8) keterampilan mengajar mahasiswa yang latihan dengan tertib dan sungguh-sungguh terlihat makin meningkat.

2. Hasil penelitian dari Nita Murtia Handayani (2017) dengan judul β€œEvaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Lima Hari (Ps5h) dengan Menggunakan Model CIPP Studi Kasus di SMK Negeri 2 Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kesiapan pelaksanaan program sekolah lima hari di SMK

(33)

Negeri 2 Karanganyar tergolong baik namun belum optimal; (2) penyiapan sarana prasarana dan sumber daya manusia pada pelaksanaan program sekolah lima hari di SMK Negeri 2 Karanganyar tergolong baik; (3) proses pelaksanaan program sekolah lima hari di SMK Negeri 2 Karanganyar tergolong cukup; (4) penerapan program sekolah lima hari di SMK Negeri 2 Karaganyar sudah tercapai namun belum optimal; (5) kelebihan dari pelaksanaan program sekolah lima hari di SMK Negeri 2 Karanganyar yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa, kegiatan siswalebih mudah untuk dikontrol, libur dihari sabtu dapat digunakan siswa untuk mengembangkan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakulikuler; (6) kekurangan dari pelaksanaan program sekolah lima hari di smk Negeri 2 Karanganyar kesiapan sekolah dalam pelaksanaan program sekolah loma hari belum opyimal, tidak semua guru membawa media pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, performa guru dalam mengajar di siang hari mengalami penurunan, siswa mudah mengantuk dan bosan mengikuti pembelajaran di siang hari, performa siswa mengalami penurunan ketka pembelajaran di siang hari, siswa kesulitan mencari transportasi umum, tidak semua siswa dapatmenggunakan waktu libur untuk berkumpul dengan keluarga, sehingga tujuan penerapan program sekolah lima hari belum tercapai sepenuhnya.

3. Hasil penelitian dari Joko Riyanto (2016) dengan judul β€œ Evaluasi Pelaksanaan Praktik Industri dengan Menggunakan Model CIPP pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta”. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa (1) evaluasi terhadap konteks program praktik industri tergolong tinggi, aspek ini meliputi ketercapaian tujuan program terhadap pelaksanaan praktik industri, ketercapaian sasaran program terhadap pelaksanaan praktik industri, adanya relevansi program praktik industri dengan dunia industri, dan adanya sistem pengelolaan program praktik industri yang baik; (2) evaluasi terhadap input program praktik industri tergolong cukup. Aspek masukan meliputi penyiapan pengelolaan program praktik industri, dan penyiapan kompetensi mahasiswa; (3) evaluasi terhadap proses pelaksanaan

(34)

program praktik industri tergolong cukup. Aspek proses meliputi peran mahasiswa, peran dosen pembimbing, peran instuktur industri, dan hambatan pelaksanaan program praktik industri; (4) evaluasi terhadap produk program praktik industri tergolong tinggi. Aspek produk meliputi pengembangan personalitas mahasiswa, pengembangan keterampilan mahasiswa, kesiapan kerja mahasiswa, pengalaman inovatif mahasiswa, dan kepuasan mahasiswa.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor adalah salah satu mata pelajaran produktif di SMK yang mempelajari tentang teori-teori mendasar pada program keahlian teknik otomotif yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang teori maupun praktik. pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Agar pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor berjalan dengan tujuan dari oembelajaran maka perlu diperhatikan komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran. Untuk mengetahui apakah komponen- komponen tersebut telah sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah ditentukan, maka perlu dilakukan adanya evaluasi. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan program dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, evaluasi yang digunakan adalah dengan evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, Product). Ruang lingkup tersebut meliputi konteks, masukan, proses dan hasil yang dapat berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran.

1. Penilaian konteks meliputi tujuan Pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar. Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar dalam pertimbangan program.

2. Penilaian masukan/input meliputi sumber daya manusia (guru dan siswa), kurikulum, bahan pembelajaran, dan sarana prasarana belajar.

3. Penilaian proses adalah kegiatan penilaian selama pelaksanaan pembelajaran. Penilaian ini berkaitan langsung dengan pelaksanaan dan aktivitas pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel, serta penggunaan media pembelajaran

(35)

4. Penilaian hasil, dimana berhubungan dengan hasil pelaksanaan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang berupa nilai akhir siswa.

Dengan dilakukannya evaluasi tersebut, maka dapat diketahui apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembelajaran, serta untuk memonitoring sejauh mana pelaksanaan pembelajaran tersebut telah tercapai. Apabila sudah tercapai maka langkah yang dilakukan adalah mempertahankan dan lebih ditingkatkan lagi, sedangkan apabila belum tercapai maka perlu dilakukan tindakan untuk memperbaikinya.

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir SMK N

Ngargoyoso

Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan

Mesin Sepeda Motor

Tujuan Pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar Sumber daya manusia (guru dan siswa), kurikulum, bahan pembelajaran, dan sarana prasarana belajar Pelaksanaan dan aktivitas pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel , Penggunaan media pembelajaran Nilai akhir siswa kelas XI Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Ngargoyoso, yang beralamat di Jalan Raya Karangpandan-Kemuning, Dk. Ngranten, Puntuk Rejo Kecamatan Ngargoyoso, Kapupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan April 2018 sampai bulan Desember 2018 terhitung mulai pengajuan judul penelitian sampai selesai penyusunan skripsi. Pengajuan judul skripsi dilakukan tanggal 1 April 2018. Seminar proposal skripsi telah berlangsung pada tanggal 31 Juli 2018, kemudian penyusunan instrumen yang telah dimulai pada bulan Juni 2018. Pengambilan data penelitian mulai berlangsung pada bulan Agustus 2018, dan pengolahan data serta penyusunan laporan dilakukan pada bulan September 2018.

Adapun rincian tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian tersusun sebagai berikut:

a. Pengajuan Judul : 1 April 2018

b. Pembuatan Proposal : April 2018 - Juli 2018

c. Seminar Proposal : 31 Juli 2018

d. Revisi Proposal : 1 Agustus 2018 – 8 Agustus 2018

e. Perizinan : 9 Agustus 2018 – 14 Agustus 2018

f. Penyusunan Instrumen : Juni 2018 – Agustus 2018

g. Pelaksanaan Penelitian : Agustus 2018 – September 2018

h. Analisis Data : 5 Oktober 2018 – 24 Oktober 2018

i. Penyusunan Laporan Skripsi : Nopember 2018 – Desember 2018

(37)

B. Desain Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluatif karena penelitian ini mengkaji keberhasilan suatu program (Hariwijaya: 107). Penelitian evaluatif digunakan untuk meneliti keberhasilan suatu program khususnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan model evaluasi CIPP. Model evaluasi ini digunakan untuk mengukur pencapaian pelaksanaan Pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso yang ditinjau dari aspek evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso dan guru pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI. Populasi dalam penelitian ini ada sebanyak 128 siswa. Latar belakang memilih populasi ini adalah karena kelas XI mendapat pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TSM A, XI TSM B, dan XI TSM C SMK Negeri Ngargoyoso sejumlah 97 siswa dan guru mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI yaitu 4 orang. Sedangkan 1 kelas lagi digunakan untuk uji coba instrumen yaitu kelas XI TSM D sejumlah 31 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini dipilih karena memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah siswa yang memperoleh pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor, sehingga sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI.

(38)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode angket/kuesioner, wawancara dan dokumentasi.

1. Metode Kuesioner/angket

Metode kuesioner digunakan untuk mengetahui pendapat maupun pengalaman yang dialami oleh responden. Kuisioner/angket dipilih karena tingkat kefektifitasannya dalam memperoleh data. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu jawaban setiap pertanyaan/pernyataan telah disediakan sehingga responden bebas memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan sesuai alternatif jawaban yang telah disiapkan. Teknik pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala semantic diferential yaitu skala yang disusun dengan suatu garis kontinum dimana yang jawabannya positif terletak pada bagian paling kanan dari garis sedangkan yang negatif teletak pada bagian paling kiri dari garis atau sebaliknya. Skor pernyataan disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.1. Skor Pernyataan Angket Evaluasi Pembelajaran Alternatif Jawaban

Setuju 5 4 3 2 1 Tidak setuju

Sesuai 5 4 3 2 1 Tidak sesuai

Mendukung 5 4 3 2 1 Tidak mendukung

Dalam pengumpulan data perlu berpedoman pada indikator yang telah ditetapkan. Pedoman dalam pembuatan kuesioner penelitian disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Kisi- kisi Angket penelitian untuk guru

Komponen Aspek Indikator No. Butir

Konteks Latar Belakang

Tujuan Pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar. 1, 2, 3, 4

(39)

Komponen Aspek Indikator No. Butir Input Sumber Daya Manusia (guru ) latar belakang guru 5, 6

Kurikulum Kurikulum yang

digunakan

7, 30, 31

Sumber pembelajaran Bahan

pembelajaran

8, 10 Sarana dan prasarana Ketersediaan

sarana dan prasana pembelajaran 9, 11 Proses Pelaksanaan dan aktivitas pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel Pengelolaan kelas (kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup) 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 24, 29 metode pembelajaran yang digunakan 25, 26 permasalahan pembelajaran 20, 32 Penggunaan media pembelajaran Buku pelajaran, video/ audio pembelajaran, power point 21, 22, 23, 27, 28 Produk

Hasil belajar peserta didik

Nilai akhir siswa kelas XI semester genap tahun ajaran 2017/2018

(40)

Kisi-kisi angket penelitian untuk siswa

Tabel 3.3 Kisi- kisi Angket penelitian untuk siswa

Komponen aspek Indikator No. Butir

Konteks Latar Belakang

Tujuan Pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar. 1, 2, 3 Input Sumber Daya Manusia (guru dan peserta didik)

latar belakang siswa 4, 5

Kurikulum Kurikulum yang

digunakan 6 Sumber pembelajaran Bahan pembelajaran 7, 8, 9, 11 Sarana dan prasarana Ketersediaan sarana dan prasana pembelajara 10, 12, 13 Proses Pelaksanaan dan aktivitas pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel

Pengelolaan kelas (kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup),

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25 30, 34, 36, 37 metode pembelajaran yang digunakan, 28, 29, 33 permasalahan pembelajaran 26, 27, 35 Penggunaan media pembelajaran

Buku pelajaran, video/ audio pembelajaran, bahan praktikum, power point 22, 23, 31, 32 Produk Prestasi peserta didik dan Hasil belajar peserta didik Nilai akhir Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor siswa kelas XI semester genap tahun ajaran 2017/2018 Nilai pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI 2. Metode Wawancara

(41)

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentaang pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motorkelas XI. Responden dari kegiatan wawancara ini adalah salah satu guru yang mengampu mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI yaitu Bapak Dharmawan S.Pd. Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi- kisi Wawancara penelitian untuk guru

Komponen aspek Indikator No. Butir

Konteks Latar Belakang

Tujuan Pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar. 1, 2, 3, 4, 5 Input

Sumber Daya Manusia (peserta didik)

Latar belakang siswa 6, 7, 8

Kurikulum Kurikulum yang

digunakan

9

Sumber pembelajaran Bahan pembelajaran 12

Sarana dan prasarana Ketersediaan sarana dan prasana pembelajaran 10, 11 Proses Pelaksanaan dan aktivitas pembelajaran di kelas dan praktik di bengkel

Pengelolaan kelas (kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup), metode pembelajaran yang digunakan, permasalahan pembelajaran 13, 14, 15, 16, 18, 19 Penggunaan media pembelajaran Buku pelajaran, video/audio pembelajaran, power point 17

Produk Hasil belajar peserta didik

Nilai akhir siswa kelas XI semester genap tahun ajaran 2017/2018

20

(42)

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan mengakses buku-buku, catatan atau arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Data yang diperoleh dari dokumentasi yaitu nilai siswa kelas XI untuk pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor.

F. Uji Validitas Data

Validasi atau validitas data adalah teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan merumuskan data secara tepat. Suatu instrumen dikatakan valid apabila butir dalam instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian ini menggunakan validitas isi, dimana proses validasi instrumen dilakukan oleh ahli atau pakar yang menguasai materi pada kuisioner penelitian. Ada dua ahli atau pakar yang diminta untuk validasi instrumen yaitu Bapak Prof. Dr. Muhammad Akhyar M.Pd., dan Bapak Ngatau Rohman, S.Pd., M. Pd. Uji validasi instrumen ini terdiri dari 37 pernyataan untuk siswa dan 32 pernyataan untuk guru. Kemudian ahli memberikan masukan yang berkaitan dengan instrumen tersebut untuk dilakukan perbaikan agar instrumen yang digunakan untuk penelitian valid.

Setelah itu, instrumen perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada sampel penelitian. Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada kelas XI TSM D SMK Negeri Ngargoyoso yang berjumlah 31 siswa. Pengujian validitas penelitian ini menggunakan SPSS Versi 21.0. Kriteria item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. sebaliknya apabila rhitung< rtabel maka kriteria item dinyatakan tidak

valid. Untuk responden sebanyak 31 siswa, maka rtabel adalah 0.355. Tabel r dapat

dilihat di lampiran 2. Jadi apabila rhitung> 0.355 maka item valid dan apabila rhitung<

0.355 maka item tidak valid. Hasil dari uji validitas dengan SPSS adalah sebagai berikut:

(43)

Tabel 3.5. hasil uji validitas angket

Nomor Butir Nilai R hitung Nilai R tabel Kesimpulan

Butir 1 0.439 0.355 Valid Butir 2 0.371 Valid Butir 3 0.653 Valid Butir 4 0.579 Valid

Butir 5 -0.004 Tidak Valid

Butir 6 0.382 Valid Butir 7 0.569 Valid Butir 8 0.726 Valid Butir 9 0.767 Valid Butir 10 0.678 Valid Butir 11 0.642 Valid Butir 12 0.551 Valid Butir 13 0.631 Valid Butir 14 0.647 Valid Butir 15 0.704 Valid Butir 16 0.489 Valid Butir 17 0.648 Valid Butir 18 0.765 Valid Butir 19 0.686 Valid Butir 20 0.418 Valid Butir 21 0.69 Valid Butir 22 0.404 Valid Butir 23 0.549 Valid Butir 24 0.556 Valid Butir 25 0.589 Valid Butir 26 0.475 Valid Butir 27 0.692 Valid Butir 28 0.673 Valid Butir 29 0.697 Valid

Butir 30 0.347 Tidak Valid

Butir 31 0.393 Valid Butir 32 0.369 Valid Butir 33 0.451 Valid Butir 34 0.617 Valid Butir 35 0.795 Valid Butir 36 0.533 Valid

Butir 37 0.34 Tidak Valid

Berdasarkan tabel diatas, dari 37 butir pernyataan terdapat 3 pernyataan yang tidak valid karena nilai dari rhitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai rtabel ,

sehingga diperoleh 34 butir pernyataan yang valid. Selanjutnya data yang tidak valid tidak dimasukkan dalam instrumen yang digunakan untuk penelitian,

(44)

sedangkan yang valid akan digunakan untuk penelitian dengan responden siswa kelas XI TSM A, XI TSM B, dan XI TSM C.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis data angket dengan menggunakan analisis rata-rata. Analisis rata-rata dilakukan dengan cara menghitung rata-rata setiap butir instrumen. Rata-rata instrumen kemudian dirata-rata menjadi rata-rata aspek evaluasi. Rata-rata aspek yang didapatkan kemudian dihitung menjadi rata-rata setiap komponen evaluasi yaitu konteks, input proses dan produk.

Perhitungan skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan adalah sebagai berikut:

π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š = π‘Ίπ’Œπ’π’“ 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏

π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π‘Ίπ’Œπ’π’“ π‘΄π’‚π’Œπ’” 𝒙 𝟏𝟎𝟎 (1)

Batasan-batasan kategori berdasarkan rata-rata nilai dapat disusun pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Penilaian

Jawaban Nilai Keterangan

1 20-36 Sangat kurang 2 36,01- 52 Kurang 3 52,01 – 68 Cukup 4 68,01 – 84 Baik 5 84,01 – 100 Sangat Baik Umi Narimawati (2008:85)

Untuk variabel hasil, data yang diperoleh berupa kompetensi peserta didik yaitu berupa dokumen tentang nilai akhir mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan mencocokkan data yang ada dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.

Tabel 3.7. Kriteria penilaian komponen product (hasil)

Rentangan skor Kategori

80-100 Sangat baik

66-79 Baik

56-65 Cukup baik

(45)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahap- tahap yang harus ditempuh dalam suatu penelitian. Prosedur penelitian digunakan agar pelaksanaan penellitian berjalan dengan lancar. Prosedur yang dilakukan yang pertama yaitu peneliti merencanakan dan menyusun proposal skripsi. Setelah itu menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan aspek yang telah ditentukan. Selanjutnya yaitu menyusun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Penyusunan instrumen penelitian mengarah pada kriteria konteks, input, proses, dan produk. Peneliti merumuskan aspek penilaian menjadi beberapa indikator tentang pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI. Peneliti mengananlisis setiap indikator dan merumuskannya menjadi soal angket. Sebelum melakukan uji coba angket, perlu dilakukan validasi angket oleh ahli terlebih dahulu. Ahli atau pakar pada penelitian ini adalah orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur. Tujuan dari validasi ahli adalah untuk mengetahui kelayakan instrumen berdasarkan penilaian dan pertimbangan para ahli. Tugas ahli dalam validasi instrumen ini adalah melihat kembali instrumen awal yang dibuat peneliti, kemudian memberikan masukan yang dijadikan bahan perbaikan instrumen. Setelah itu, melakukan uji coba angket untuk mengetahui mana yang valid dan mana yang tidak valid. Untuk yang tidak valid maka tidak akan dimasukkan ke angket penelitian.

Kemudian peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode yaitu dengan metode angket, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalisis. Rata-rata nilai yang didapatkan pada setiap aspek dibandingkan dengan kriteria penliaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah itu penyajian data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan yang bersifat deskriptif evaluatif tentang pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI di SMK Negeri Ngargoyoso.

(46)

Adapun prosedur penelitian ini dapat disajikan dalam bagan berikut:

Gambar 3.1. Prosedur Penelitia Pembahasan Analisis data Dokumentasi Wawancara Angket Pengumpulan data Instrumen final Uji coba instumen Validasi Instrumen oleh Ahli

Penyusunan Instrumen Seminal proposal Pengajuan proposal skripsi

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan membahas tentang temuan hasil penelitian dan pembahasan yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu mendiskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso. Sedangkan bagian kedua berupa pembahasan pelaksanaan pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso. Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluatif dengan model CIPP (Context, Input, Process, Product) guna memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI SMK Negeri Ngargoyoso. Hasil penelitian diperoleh dari kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XI dan guru pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI. Data angket dianalisis secara deskriptif dengan cara mencari rata-rata pada setiap aspek, yang dinilai berdasarkan kriteria peniliaian yang telah ditetapkan. Data dari angket yang diperoleh akan dideskripsikan dan ditambah dengan data temuan dari hasil wawancara. Data- data yang diperoleh dari angket dan wawancara akan disajikan dalam bnetuk evaluasi konteks, input, proses, dan produk. Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Evaluasi Context (Konteks)

Evaluasi context pada pelaksanaan pembelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI adalah tentang Latar belakang program yang meliputi tujuan pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar.

Data pada aspek konteks diperoleh melalui kuisioner dan wawancara. Sumber data diperoleh dari siswa kelas XI dan guru pemeliharaan mesin sepeda motor kelas XI. Data tersebut yaitu latar belakang program (tujuan pembelajaan, kebutuhan program pembelajaran dan kondisi lingkungan belajar

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka BerfikirSMK N
Tabel 3.1. Skor Pernyataan Angket Evaluasi Pembelajaran  Alternatif Jawaban
Tabel 3.5. hasil uji validitas angket
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian
+7

Referensi

Dokumen terkait