55
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN
IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel Mahasiswa Akuntansi Universitas Bina Nusantara. Ganda (2004) mengatakan “Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri.” Berdasarkan dari suku kata pembentuknya Maha dan Siswa berarti pelajar yang paling tinggi tingkatannya, mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya sehingga menjadi manusia terpelajar yang baik. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel mahasiswa karena dianggap dapat mewakilkan pendapat atau opini terhadap masalah yang diujikan dalam penelitian ini yaitu mengenai minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi dan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Lebih khusus lagi, sampel yang diambil adalah mahasiswa yang menempuh program studi S1 Akuntansi di Universitas Bina Nusantara yang masih aktif per Maret 2012 dan sudah mendapatkan mata kuliah Auditing 1, Auditing 2, Kode Etik Profesi Akuntan, Seminar Akuntansi dan Seminar Auditing. Dengan mengikuti mata kuliah tersebut, peneliti menganggap bahwa responden (mahasiswa) sudah mempunyai gambaran umum dan pengetahuan yang cukup untuk memahami masalah yang diujikan pada penelitian ini. Beberapa hal yang mendasari pengambilan sampel mahasiswa adalah (1) Universitas Bina Nusantara adalah salah satu Universitas Swasta terbaik di Indonesia dan berkualitas
56 Internasional, terlebih lagi peneliti juga berkuliah di Universitas Bina Nusantara. (2). Sangat penting bagi universitas untuk mengetahui kelanjutan karir dari lulusannya dan mengetahui minat mahasiswa untuk berkarir sesuai dengan bidang studinya.
IV.2 Statistik Deskriptif Responden
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang datanya diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan pada 120 Mahasiswa Akuntansi di Universitas Bina Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai awal Mei 2012 hingga pertengahan Mei 2012. Dari 120 kuesioner yang disebar, hanya 113 kuesioner yang kembali. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 113 kuesioner tersebut, ternyata terdapat 7 kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap. Dengan demikian kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 105 kuesioner dengan tingkat respon yang dapat digunakan (usable respon rate) sebesar 87,5%. Secara lengkap hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel IV.1
Penilaian Respon Kuesioner
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang dikirm 120 100%
Kuesioner yang kembali 113 94,16%
Kuesioner yang tidak terisi lengkap 7 5,4%
Kuesioner yang lengkap 105 87,5%
Usable Response Rate 105 87,5%
57 Sebelum data setiap variabel dan hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu akan disajikan data demografi responden. Data ini berisikan informasi mengenai jenis kelamin, usia dan informasi mengenai pengalaman kerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).
Tabel IV.2
Data Demografi Responden
Uraian Frequency Presentase
Jenis Kelamin Laki-laki 41 39,05% Perempuan 64 60,95% Jumlah 105 100% Usia 20 9 8,57% 21 37 35,24% 22 52 49,52% 23 5 4,76% 24 2 1,91% Jumlah 105 100% Pengalaman bekerja/magang di KAP Pernah 15 14,29% Belum Pernah 90 85,71 % Jumlah 105 100%
58 Berdasarkan Tabel IV.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebesar 60,95% dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki yang hanya sebesar 39,05%. Selanjutnya dari usia, dominan berusia 22 tahun yaitu sebesar 49,52%, usia 20 tahun sebesar 8,57%, usia 21 tahun sebesar 35,24%, usia 23 tahun sebesar 4,76% dan sisanya usia 24 tahun sebesar 1,91%. Selanjutnya adalah pengalaman bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ternyata sebagian besar responden yang mengisi kuesioner belum pernah bekerja/magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu sebesar 85,71% dan sisanya sebesar 14,29% sudah pernah bekerja/magang di Kantor Akuntan Publik (KAP).
IV.3 Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis mengenai profil, normalitas dan variabel-variabel tersebut. Diharapkan hasil uji statistik secara umum melegitimasi validitas dan reliabilitas yang digunakan dalam setiap uji hipotesis penelitian. Berikut adalah hasil analisis statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS statistik 17 untuk mengetahui besarnya nilai rata-rata standar deviasi, nilai minimum dan nilai maximum dari masing-masing variabel.
59 Tabel IV.3
Statistik Deskriptif
N Min Max Mean
Std. Deviation
(X1) Motivasi Karir 105 3.20 5.00 4.2733 0.39058
(X2) motivasi Ekonomi 105 2.33 5.00 4.0190 0.49414
(X3) Motivasi Mengikuti USAP 105 1.67 5.00 3.8063 0.77595
(X4) Biaya Pendidikan 105 1.00 5.00 3.7238 0.79456
(X5) UU Tentang Akuntan 105 1.00 5.00 3.6730 0.82429
(Y) Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk
105 2.20 5.00 3.8171 0.65990
Valid N (listwise) 105
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat ditunjukan bahwa variabel motivasi karir (X1) mempunyai nilai maximum sebesar 5, nilai minimum sebesar 3,20 dan mean
sebesar 4,2733 dengan standar deviasi sebesar 0,39058. motivasi ekonomi (X2)
mempunyai nilai maximum sebesar 5, nilai minimum sebesar 2,33 dan mean sebesar 4,0190 dengan standar deviasi sebesar 0,49414. Motivasi mengikuti USAP (X3)
mempunyai nilai maximum sebesar 5, nilai minimum sebesar 1,67 dan mean sebesar 3,8063 dengan standar deviasi sebesar 0,77595. Biaya pendidikan (X4) mempunyai nilai
maximum sebesar 5, nilai minimum sebesar 1 dan mean sebesar 3,7238 dengan standar deviasi sebesar 0,79456. Undang-undang tentang Akuntan Publik (X5) mempunyai nilai
60 deviasi sebesar 0,82429. Minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk (Y) mempunyai nilai maximum sebesar 5, nilai minimum sebesar 2,20 dan mean sebesar 3,8171 dengan standar deviasi sebesar 0,65990. Ukuran penyebaran data cukup besar, hal ini terlihat dari nilai minimum dan maximum yang cukup berbeda jauh.
IV.4. Uji Kualitas Data IV.4.1 Uji Validitas Data
Uji Validitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Wahyono, 2009;243). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila responden mengerti dan memahami pernyataan/pertanyaan yang diajukan di dalam instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan Pearson’s Correlation Product Moment, yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing item pernyataan degan skor total item pernyataan tersebut. Instrumen dinyatakan valid jika rhitung > rtabel.
Tabel IV.4
Hasil Uji Validitas Motivasi Karir
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
MK1 0,731 0,361 Valid
MK2 0,744 0,361 Valid
MK3 0,629 0,361 Valid
61 MK5 0,758 0,361 Valid MK6 0,837 0,361 Valid MK7 0,625 0,361 Valid MK8 0,729 0,361 Valid MK9 0,741 0,361 Valid MK10 0,778 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.4 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 10 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi karir (X1) dalam
penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
Tabel IV.5
Hasil Uji Validitas Motivasi Ekonomi
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
ME1 0,861 0,361 Valid ME2 0,809 0,361 Valid ME3 0,824 0,361 Valid ME4 0,863 0,361 Valid ME5 0,864 0,361 Valid ME6 0,803 0,361 Valid
62
ME7 0,893 0,361 Valid
ME8 0,683 0,361 Valid
ME9 0,731 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.5 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 9 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi ekonomi (X2)
dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
Tabel IV.6
Hasil Uji Validitas Motivasi Mengikuti USAP
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
MM_USAP1 0,862 0,361 Valid
MM_USAP2 0,877 0,361 Valid
MM_USAP3 0,836 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.6 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 3 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi mengikuti USAP (X3) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
63 Tabel IV.7
Hasil Uji Validitas Biaya Pendidikan
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
BP1 0,825 0,361 Valid
BP2 0,874 0,361 Valid
BP3 0,840 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.7 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 3 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel biaya pendidikan (X4) dalam
penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
Tabel IV.8
Hasil Uji Validitas UU tentang Akuntan Publik
Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
UUAk1 0,809 0,361 Valid
UUAk2 0,863 0,361 Valid
UUAk3 0,874 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.8 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 3 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel UU akuntan publik (X5)
64
correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
Tabel IV.9
Hasil Uji Validitas Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk Variabel Pearson Correlation r Tabel Keterangan
MPPAk1 0,681 0.361 Valid
MPPAk2 0,842 0,361 Valid
MPPAk3 0,765 0,361 Valid
MPPAk4 0,815 0,361 Valid
MPPAk5 0,685 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel IV.9 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari 5 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk (Y) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid karena memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 untuk sampel sebanyak 105 (5% ; df=103) (Santoso, 2000).
IV.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakan valid. Suatu item pernyataan/pertanyaan yang reliabel sudah pasti valid, tetapi item pernyataan/pertanyaan yang valid belum tentu reliabel. Reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama (Siti, 2010). Pada penelitian ini pengujian reliabilitas hanya dilakukan terhadap 105 responden.
65 Pengambilan keputusan berdasarkan jika nilai Koefisien Cronbach Alpha melebihi 0,6, maka pernyataan variabel tersebut reliabel dan sebaliknya (Ghozali, 2006) Adapun hasil dari pengujian reliabilitas sebagai berikut:
Tabel IV.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Butir Valid
Koefisien
Cronbach Alpha Keterangan
(X1) Motivasi Karir 10 0,908 Reliable
(X2) Motivasi Ekonomi 9 0,936 Reliable
(X3) Motivasi Mengikuti USAP 3 0,819 Reliable
(X4) Biaya Pendidikan 3 0,800 Reliable
(X5) UUAK 3 0,800 Reliable
(Y) Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAK
5 0,814 Reliable
Sumber: Data primer yang telah diolah
Hasil uji reliabilitas pada Tabel IV.10 diatas menunjukan bahwa koefisien cronbach alpha terhadap butir yang valid untuk variabel motivasi karir (X1) sebesar 0,908, variabel motivasi ekonomi (X2) sebesar 0,936, variabel motivasi mengikuti USAP (X3) sebesar 0,819, variabel biaya pendidikan (X4) sebesar 0,800, variabel UU tentang akuntan publik (X5) sebesar 0,800 dan variabel minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk (Y) sebesar 0,814 yang masing-masing > 0,60. Hal ini menunjukan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
66 IV.5 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan analisa regresi linear. Uji asumsi klasik yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
IV.5.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan normal p-p plot of regression standardized residual. Model regresi yang baik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membenuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2006:147)
Berikut ini disajikan output normal probability plot yang akan menentukan kelayakan model regresi linear berganda.
67 Jika dilihat berdasarkan gambar IV.1 diatas maka data dari variabel dependent minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk berdistribusi normal. Hal ini karena data variabel dependent minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk mengikuti garis normalitas yang ditunjukan dengan titik-titik yang tidak jauh dari garis diagonal.
IV.5.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka ditemukan adanya problem multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang terendah sama dengan nilai VIF tinggi karena (VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ada vaiabel independen yang terkena multikolinearitas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel tersebut dikeluarkan (Ghozali, 2006).
68 Tabel IV.11
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficients
Model Collinearity Statistic
Tolerance VIF
1 (Constant)
Motivasi Karir .748 1.337
Motivasi Ekonomi .627 1.595
Motivasi Mengikuti USAP .761 1.314
Biaya Pendidikan .970 1.031
UUAk .962 1.040
a. Dependent Variabel: Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk
Berdasarkan pada Tabel IV.11 diatas, hasil uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel independen mempunyai nilai Tolerance > 10% atau 0,1, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen tersebut.
IV.5.3 Uji Autokorelasi
Pada uji ini dapat dilihat pada tabel Model Summary di model 1 yang nilai DWnya menunjukkan 1,730. yang berarti Hasil tidak dapat ditentukan karena DW terletak diantara dl<DW<du. dL = 1,584 dan dU = 1,783 dimana n = 105 dan k = 5
69 Tabel IV.12
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb .674a .454 .426 .49979 1.730 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Predictors: (Constant), UU tentang Akuntan Publik, Motivasi Mengikuti USAP, Biaya Pendidikan, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi
a.
Dependent Variable: Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk b.
Berdasarkan aturan berikut ini : Ho : tidak ada korelasi serial H1 : ada korelasi serial
Tabel IV.13
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
NILAI DW HASIL
4-dI<DW<4 Tolak Ho, korelasi serial negatif 4-du<DW<4-dl Hasil tidak dapat ditentukan
2<DW<4-du Terima Ho, tidak ada korelasi serial du<DW<2 Terima Ho, tidak ada korelasi serial dl<DW<du Hasil tidak dapat ditentukan
0<DW<dl Tolak Ho, korelasi serial positif
Dalam penelitian ini uji autokorelasi sebenarnya tidak perlu dilakukan, tabel di atas hanya untuk menunjukan contoh pengambilan keputusan dari hasil olahan data. Hal ini dikarenakan periode dalam penelitian ini merupakan periode cross sectional, yaitu fakta sesaat berupa data yang dapat digunakan sekali dalam satu periode pengamatan,
70 sehingga tidak perlu dilakukan uji autokorelasi yang dikhususkan untuk model regresi yang periodenya time series (Santoso, 2009:343).
IV.5.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Hal ini dapat dilihat pada grafik scatterplot, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titk-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar IV.2
71 Dari grafik scatter plot pada minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk diatas tampak titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas sehingga model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk berdasarkan masukan variabel bebas.
IV.6 Uji Hipotesis
IV.6.1 Analisis Regresi Berganda
Tabel IV.14
Model Persamaan Regresi Coefficients Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient t Sig B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.512 .689 -2.196 0.30 MK .586 .145 .347 4.041 .000 ME .383 .125 .286 3.054 .003 MM_USAP .188 .072 .221 2.591 .011 BP .100 .063 .120 1.589 .115 UUAk .055 .061 .069 .906 .367
72 Dari hasi uji di atas, maka dapat ditarik persamaan regresi interaksi antara motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU Akuntan Publik adalah sebagai berikut:
persamaan regresi:
Ŷ = -1,512 + 0,586X1 + 0,383X2+ 0,188X3+ 0,100X4+ 0,055X5 + e
Dimana: Ŷ = Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk X1 = Motivasi Karir
X2 = Motivasi Ekonomi
X3 = Motivasi Mengikuti USAP
X4 = Biaya Pendidikan
X5 = Ketentuan Pidana Di Dalam UU tentang Akuntan Publik
e = Eror
Dari persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Setiap kenaikan 1 skor variabel motivasi karir (X1) dapat meningkatkan 0,586
skor variabel minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk dengan asumsi variabel motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan UU tentang akuntan publik konstan.
2. Setiap kenaikan 1 skor variabel motivasi ekonomi (X2) dapat meningkatkan
0,383 skor variabel minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk dengan asumsi variabel motivasi karir, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan UU tentang akuntan publik konstan.
3. Setiap kenaikan 1 skor variabel motivasi mengikuti USAP (X3) dapat
73 PPAk dengan asumsi variabel motivasi karir, motivasi ekonomi, biaya pendidikan dan UU tentang akuntan publik konstan.
4. Setiap kenaikan 1 skor variabel biaya pendidikan (X4) dapat meningkatkan 0,100
skor variabel minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk dengan asumsi variabel motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP dan UU tentang akuntan publik konstan.
5. Setiap kenaikan 1 skor variabel Ketentuan Pidana di dalam UU tentang akuntan publik (X5) dapat meningkatkan 0,055 skor variabel minat mahasiswa akuntansi
Untuk mengikuti PPAk dengan asumsi variabel motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP dan biaya pendidikan konstan.
IV.6.2 Uji Statistik F
Uji statistik F dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yaitu motivasi karir, motivasi ekononomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU tentang akuntan publik secara simultan (bersama-sama). Hipotesa yang diajukan yaitus:
Ho: Motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan, dan bagian ketentuan pidana di dalam UU tentang akuntan publik tidak mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Ha: Motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan, dan
ketentuan pidana di dalam UU tentang akuntan publik mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
74 Model persamaan yang digunakan adalah model linear:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5 + e
Untuk menguji apakah model linear tersebut sudah tepat, Fhitung pada tabel anova perlu
dibandingkan dengan Ftabel yang dilihat pada:
1. Taraf signifikansi 5%
2. df pembilang = jumlah variabel – 1 = ( 6 – 1) = 5
3. df penyebut = jumlah data – jumlah variabel = (105 – 6) = 99, maka diperoleh Ftabel = 2,30.
Selain membandingkan Fhitung dengan Ftabel, ada cara yang lebih mudah untuk
menentukan ketepatan model di atas, yaitu dengan membandingkan probabilitas (pada tabel Anova tertulis Sig) dengan taraf nyatanya (0,05 atau 0,01).
1. Jika probabilitasnya > 0,05 maka model ditolak 2. Jika probabilitasnya < 0,05 maka model diterima
Tabel IV.15 ANOVAb 20.560 5 4.112 16.462 .000a 24.729 99 .250 45.289 104 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), UU tentang Akuntan Publik, Motivasi Mengikuti USAP, Biaya Pendidikan, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi
a.
Dependent Variable: Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk b.
Berdasarkan Tabel IV.15 diatas, hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai Fhitung>Ftabel
75 0,000 maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model linear Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5 + e sudah tepat dan dapat digunakan. Hal ini menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik mempengaruhi variabel dependen yaitu minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
IV.6.3 Uji Statistik t
Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel-variabel motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik.
Hipotesis:
Ho = Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Mengikuti USAP, Biaya Pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik tidak berpengaruh nyata terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk Ha = Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Mengikuti USAP, Biaya Pendidikan dan ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik berpengaruh nyata terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk Pengambilan Keputusan
• Jika –ttabel<thitung<ttabel maka Ho diterima
• Jika thitung<-thitung<ttabel atau thitung>ttabel maka Ho ditolak
• ttabel dilihat dengan derajat bebas = n – k
76 k = jumlah variabel yang digunakan. Dalam hal ini bernilai 6
sehingga derajat bebasnya adalah 99 (105-6).
Penentuan arah pengujian adalah berdasarkan masalah penelitian, tujuan penelitian dan perumusan hipotesis. Jika hipotesis sudah menentukan arahnya (sudah menentukan apakah pengaruhnya negatif atau positif), maka digunakan uji satu arah, tetapi jika hipotesis belum menentukan arah (belum menentukan apakah pengaruhnya negatif atau positif, maka sebaiknya menggunakan uji dua arah. Oleh karena hipotesis dalam penelitian ini belum menentukan arah, maka uji t yang dilakukan adalah uji 2 arah maka yang dibaca adalah t(½ 0,05) atau t 0,025.
Tabel IV.16 Hasil Uji Hipotesis Coefficients Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient t Sig B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.512 .689 -2.196 0.30 MK .586 .145 .347 4.041 .000 ME .383 .125 .286 3.054 .003 MM_USAP .188 .072 .221 2.591 .011 BP .100 .063 .120 1.589 .115 UUAk .055 .061 .069 .906 .367
77 a. Dependent Variabel: Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk
• ttabel = 1,98 • thitung (X1) = 4,041 • thitung (X2) = 3,054 • thitung (X3) = 2,591 • thitung (X4) = 1,589 • thitung (X5) = 0,906
Hasil uji statistik untuk variabel motivasi karir ditunjukan pada Tabel IV.14. dari tabel tersebut diperoleh t hitung sebesar 4,041. Variabel motivasi ekonomi diperoleh t hitung sebesar 3,054. Variabel motivasi mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik diperoleh t hitung sebesar 2,591. Variabel biaya pendidikan diperoleh t hitung sebesar 1,589. Variabel UU Akuntan Publik diperoleh t hitung sebesar 0,906. Kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan df=n-k atau df= 105-6 = 99, maka nilai tabel = 1,98. Berdasarkan tabel dan ketentuan di atas maka diambil keputusan:
1. Variabel Motivasi Karir (X1)
Ha1 : Motivasi karir mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan tabel IV.16 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel motivasi karir lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,025) sehingga Ha1 diterima dengan tingkat signifikansi 2,5%. Dari tabel yang sama diperoleh thitung untuk variabel motivasi karir adalah 4,041 yang mana lebih besar
78 motivasi karir berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lisnasari dan Fitriany (2008) yang melakukan penelitian di Universitas Indonesia.
2. Variabel Motivasi Ekonomi (X2)
Ha2 : Motivasi ekonomi mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan tabel IV.16 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel motivasi ekonomi lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,003<0,025) sehingga Ha2 diterima dengan tingkat signifikansi 2,5%. Dari tabel yang sama diperoleh thitung untuk variabel motivasi ekonomi adalah 3,054 yang
mana lebih besar dari t tabel 1,98. Oleh karena thitung>ttabel maka Ho2 ditolak dan
Ha2 diterima artinya motivasi ekonomi juga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Lisnasari dan Fitriany (2008) dan Benny dan Yuskar (2006), tetapi sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amir Mahmud (2008). Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan objek penelitian dan jumlah sampel yang diteliti. Perbedaan juga mungkin disebabkan oleh ketatnya persaingan di dunia pekerjaan sehingga bagi sebagian orang motivasi ekonomi untuk mendapatkan penghasilan dan penghargaan yang layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi sangat penting.
79 3. Variabel Motivasi Mengikuti USAP (X3)
Ha3 : Motivasi mengikuti USAP mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan tabel IV.16 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel motivasi mengikuti USAP lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,011<0,025) sehingga Ha3 diterima dengan tingkat signifikansi 2,5%. Dari tabel yang sama diperoleh thitung untuk variabel motivasi mengikuti USAP adalah 2,591
yang mana lebih besar dari t tabel 1,98. Oleh karena thitung>ttabel maka Ho3 ditolak
dan Ha3 diterima artinya motivasi Mengikuti USAP juga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk Mengikuti PPAk. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lisnasari dan Fitriany (2008). Berdasarkan regulasi pada saat penelitian ini dilakukan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik adalah suatu ujian yang hanya dapat diambil apabila seseorang telah mendapatkan gelar akuntan yang mana harus menyelesaikan Pendidikan Profesi Akuntansi terlebih dahulu.
4. Variabel Biaya Pendidikan (X4)
Ha4 : Biaya pendidikan mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan tabel IV.16 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel biaya pendidikan lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,115>0,025) sehingga Ha4 ditolak dengan tingkat signifikansi 2,5%. Dari tabel yang sama diperoleh thitung untuk variabel biaya pendidikan adalah 1,589 yang mana lebih kecil
80 artinya biaya pendidikan tidak berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lisnasari dan Fitriany (2008), hal tersebut dapat disebabkan anggapan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk PPAk merupakan suatu investasi untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak lagi di masa depan, sehingga tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
5. Variabel ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik (X5)
Ha5 : Ketentuan pidana di dalam UU tentang Akuntan Publik mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Berdasarkan tabel IV.16 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel UU tentang Akuntan Publik lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,367>0,025) sehingga Ha5 ditolak dengan tingkat signifikansi 2,5%. Dari tabel yang sama diperoleh thitung untuk variabel ketentuan pidana di dalam UU tentang
Akuntan Publik adalah 0,906 yang mana lebih kecil dari t tabel 1,98. Oleh karena thitung<ttabel maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak artinya bagian ketentuan pidana di
dalam UU tentang Akuntan Publik tidak berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk. Variabel ini adalah suatu variabel baru yang diujikan dalam penelitian ini karena regulasi ini baru saja diimplementasikan (tahun 2011) sehingga belum semua responden (mahasiswa) memahami betul dampak dari penerapannya dan efeknya terhadap profesi akuntan di Indonesia.
81 IV.6.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen, dalam penelitian ini adalah Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1 (0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel IV.15 berikut ini menunjukan koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (Adjusted R Square) model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini. Adjusted R square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi.
Adjusted R2 = 1 – (1 – R2) k - n 1 -n Dimana: n = jumlah sampel k = jumlah parameter Adjusted R2 = 1 – (1 – 0,454) 6 -105 1 -105 = 0,426
Menurut Santoso (2009:343), Adjusted R Square digunakan sebagai koefisien determinasi ketika suatu model regresi berganda memiliki lebih dari 2 variabel
82 independen, karena itu dalam penelitian ini Adjusted R Square digunakan sebagai koefisien determinasi.
Tabel IV.17 Hasil Uji Determinasi
Model Summary b .674a .454 .426 2.499 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), UU tentang Akuntan Publik,
Motivasi Mengikuti USAP, Biaya Pendidikan, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi
a.
Dependent Variable: Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAk
b.
Nilai Adjusted R Square yang didapatkan adalah 0.426. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel independen yaitu Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) sebesar 42,6% sedangkan sisanya sebesar 57,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diujikan dalam penelitian ini.
Menurut Kriyanto (2009:171), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi digambarkan dengan Tabel IV.16 sebagai berikut :
Tabel IV.18 Koefisien Korelasi
Nilai Arti
< 0,20 Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi/kuat
> 0,90 Hubungan yang sangat tinggi/kuat sekali
83 Berdasarkan Tabel IV.17 dan analisa Tabel IV.18 menunjukan bahwa nilai R adalah 0,674 yang mana termasuk kedalam kategori 0,40 – 0,70 yang menunjukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah cukup berarti / cukup kuat.
IV.7 Interpretasi Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan uji yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa motivasi karir mempengaruhi secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,025. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisnasari dan Fitriany (2008), Benny dan Yuskar (2006) yang mengemukakan hal yang sama.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa motivasi ekonomi mempengaruhi secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,025. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha2 diterima. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisnasari dan Fitriany (2008), Benny dan Yuskar (2006) tetapi sejalan dengan
84 penelitian yang dilakukan oleh Amir Mahmud (2008). Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan populasi dan sampel yang diteliti, waktu dan umlah sampel. Selain itu ketatnya persaingan kerja dan ketidakseimbangan antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan, sehingga bagi sebagian orang motivasi ekonomi merupakan hal yang mendorong mereka untuk mendapatkan penghasilan dan penghargaan yang layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa motivasi mengikuti USAP mempengaruhi secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 yang lebih kecil dari 0,025. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha3 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisnasari dan Fitriany (2008) yang mengemukakan hal yang sama. Hal ini disebabkan karena regulasi pada saat penelitian ini dilakukan mengharuskan seseorang untuk memiliki gelar Ak (Akuntan) sebelum dapat mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (menjadi akuntan publik) yang mana untuk mendapatkan gelar Akuntan harus terlebih dahulu menyelesaikan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
4. Hasil pengujian hipotesis keempat
Hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa biaya pendidikan tidak mempengaruhi secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dengan nilai signifikansi
85 sebesar 0,115 yang lebih besar dari 0,025. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha4 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisnasari dan Fitriany (2008) yang mengemukakan hal yang sama. Hal ini mungkin disebabkan anggapan mahasiswa bahwa biaya pendidikan merupakan suatu investasi yang akan memberikan manfaat lebih besar di masa depan sehingga tidak mempengaruhi minat mereka untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
5. Hasil pengujian hipotesis kelima
Hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa ketentuan pidana dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik tidak mempengaruhi secara nyata (signifikan) terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dengan nilai signifikansi sebesar 0,367 yang lebih besar dari 0,025. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha5 ditolak. Undang-undang tentang Akuntan Publik merupakan suatu variabel baru yang diujikan dalam penelitian ini karena pada saat penelitian ini dilakukan regulasi tersebut baru saja diterapkan, sehingga pemahaman responden terhadap hal tersebut masih kurang. Hal tersebut membuat responden belum merasakan efek dan dampak dari penerapan UU tentang Akuntan Publik tersebut sehingga tidak mempengaruhi minat mereka untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).