23 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP “DIDIKLAH ORANG MUDA” DALAM AMSAL 22:6 TERHADAP LIFE STYLE KEROHANIAN REMAJA
Jimmy Lisang Ahjin*1
*Malaysia Evangelical Theological Seminary, Lawas, Malaysia 1Email: [email protected]
Abstracts: Wisdom is required not only for adults, but also for the young generation. God wants the entire mankind to have a lifestyle with God's wisdom, especially for the young generation. It's essential to ask the following questions and internalize it's importance: What is the meaning of "Educating the young people" in Proverb 22:6? How to teach wisdom in the church and family? How to apply the principles of "Educating the young people in Proverb 22:6 in their spiritual life? The result of this study (spiritual search) suggests that it's important to "Train up a child in the way child should go: and when child is old, child will not depart from it." Answers for those questions as follows: (1) Young generation should not waste their time in vein but in the wisdom of God and to fear God. (2) A wise lifestyle starts from home and Church. Parents are educators of wisdom at home while Pastors are educating them in Church. (3) The value of wisdom can be practiced in the form of young generation's good behaviour, deeds and various spiritual activities
Keywords:Educating, life style, spiritual, young generation
Abstrak: Hikmat tidak saja dimiliki oleh orang tua tetapi juga para remaja. Remaja yang mempunyai life style hikmat Allah adalah remaja yang sangat didamba-dambakan bagi Tuhan dan sesama manusia. Pertanyaan yang adalah: Apakah makna “Didiklah Orang Muda” Kitab Amsal 22:6? Bagaimanakah hikmat (bijak) dalam pendidikan keluarga dan gereja? Bagaimanakah menerapkan prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap life style kerohanian Remaja? Hasil kajian adalah: (1) “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” berarti orang-orang muda (remaja) tidak boleh membuang waktu pertumbuhannya dengan sia-sia, melainkan wajib berada dalam proses perubahan “didik hikmat” menjadi orang yang “takut akan Tuhan”. (2) Life style hikmat bermuara dari rumah dan gereja. Orangtua menjadi pendidik bagi proses perubahan hikmat di rumah sedangkan hamba Tuhan menjadi proses perubahan didikan dari dalam gereja. (3) Nilai-nilai hikmat dapat diterapkan sebagai life style para remaja secara holistik di mana hikmat itu dapat dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan seperti: bimbingan yang berkualitas, bersahabat, mengambil perhatian, kunjungan, ibadah bersama, konseling, jiwa kepempinina dan bersekutuan dengan berbagai program (latihan kepemimpinan, latihan atur cara ibadah, latihan berdoa untuk ibadah, kuis Alkitab, membaca Alkitab, mengikuti pertandingan, membuat perpustakaan di gereja, kelompok sel, perkemahan, dan kebangunan rohani).
Kata Kunci: Didikan, life style, kerohanian, genereasi remaja
PENDAHULUAN
Kitab Amsal yang ditulis oleh Raja Salomo merupakan kumpulan ucapan-ucapan bijak (hikmat) karena tulisannya menekankan
nilai-nilai “hikmat”. Salomo adalah seorang raja yang dikenal sebagai seorang yang mempunyai hikmat yang berasal dari TUHAN. Salomo adalah putra Daud, dan terkenal karena hikmatnya dan
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
menulis perkataan bijak.1 Pengajarannya mengandung penyataan Allah dan merupakan kesaksian tentang Allah dan kehendak-Nya, serta mengandung nilai teologis yang sistematis praktis.2 Disebut Amsal karena ini adalah hikmat bukan hanya mengenal akal budi (intelek).”3 Misalnya beberapa pengertian sebagai berikut:
Pertama, menurut Benson Amsal berasal dari bahasa Ibrani yang berarti persamaan atau perbandingan. Semula kata Amsal berarti tamsil “משל”, tetapi kemudian diberi arti yang luas, “istilah ini menunjuk kepada peribahasa-peribahasa yang singkat dan tegas, termasuk mengandung perbandingan”.4 Kedua, menurut J. Sidlow Baxter bahwa Amsal adalah perumpamaan orang pandai dengan menggunakan kata-kata singkat yang terpilih, dengan maksud untuk merumuskan suatu hikmat dalam kalimat pendek guna membantu ingatan dan mendorong mempelajarinya. Amsal bukan hanya perkataan orang bijak saja, melainkan teka-teki juga hikmat (Ams. 1:6) yang disembunyikan dalam perumpamaan atau kiasan yang sifatnya sebagai sumur yang dalam atau tambang yang kaya raya. Amsal tersebut adalah perumpamaan, pepatah atau peribahasa.”5 Ketiga, menurut David L. Baker bahwa Amsal dalam bahasa Ibrani adalah Masyal yang berarti mempunyai pengertian yang luas dan mencakup pepatah, peribahasa, perumpamaan, sindiran, teka-teki, dan lain-lain.”11 Keempat, Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda.6
Dengan demikian bahwa Kitab Amsal ialah suatu kumpulan pepatah, yang berisi perumpamaan untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana hidup dalam kehendak Tuhan. Karena di dalamnya ada banyak ajaran yang mengandung nasehat, sehingga dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari di masa kini, dan di masa yang akan
1 Alkitab Edisi Study, Lembaga Alkitab
Indonesia, 2010.
2
http://xavierbook.axspace.com/kristen_protestan/116-kitab_amsal_1_9.htm, diakses 23 September 2020.
3Tafsiran Alkitab Masa Kini (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1990), 295.
4 Clerence H. Benson, Pengantar Perjanian Lama (Malang: Gandum Mas, 1983), 25.
5 J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab, Jilid 2
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), 110 – 111.
6 David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), 88.
datang. Karena itu, bahwa tujuan Amsal adalah untuk mengetahui hikmat dan didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran (Ams. 1:1-7). “Kitab Amsal juga menggambarkan hikmat sebagai anugerah dari TUHAN. Kitab Amsal ini tidak banyak berbicara tentang sejarah, hukum, atau kehidupan keagamaan Israel. Kitab ini memberikan gambaran tentang pengajaran.”7
Secara umum, Amsal memberikan gambaran yang jelas tentang hidup, sehingga manusia akan menemukan suatu prinsip hidup yang baik. “Hikmat yang besar berasal dari Allah, dan orang yang mau mendapatkan pengertian harus belajar takut akan Tuhan.”8
Hikmat tidak saja dimiliki oleh orang tua tetapi juga para remaja. Remaja yang mempunyai life style hikmat Allah adalah remaja yang sangat didamba-dambakan bagi Tuhan dan sesama manusia. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, berharga dan berguna karena apabila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalannya, berkemungkinnan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya apabila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil diguna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, berkemungkinnan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan sedemikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja merupakan suatu perjalanan hidup dari tahap-tahap kehidupan yang harus dilalui manusia. Mengingati hal tersebut di atas, maka pembentukan kerohanian bagi anak remaja amat sangat penting. “Dalam hal ini orang tua harus menjadi pemimpin yang baik, iaitu pemimpin yang berada di tengah-tengah.”9 Oleh sebab itu peranan adalah:
(1) orang tua sangat diperlukan dalam membentuk kerohanian remaja yang dimulai dari rumah untuk menyiapkan diri mereka dalam memasuki tahap kehidupan selanjutnya. Seringkali
7 W.S Lasor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush,
Pengantar Perjanjian Lama II (Jakarta: BPK. Gunung
Mulia,1994), 90.
8 Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei
Perjanjian Lama (Jakarta: Gandum Mas, 1996), 470.
9 Roswitha Ndrahadan Julianto Simanjuntak, 9
Masalah Utama Remaja (Jakarta: Yayasan Peduli
25 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja orang tua dan pembimbing rohani remaja sukar
untuk mengendalikan atau mengawasi mereka setiap hari dan tidak tahu apa yang terjadi di lingkungan rumah, lingkungan sekolah, atau pun dimana para remaja itu berada. Saat ini ada banyak remaja yang belum mengetahui kesan negatif dari perkembangan teknologi. Karakter remaja yang suka mencuba hal-hal baru berpeluang untuk menjatuhkan mereka, apabila tidak dibimbing dengan betul. Maklumat begitu terbuka, jika mereka tidak dapat menilai maklumat yang diterima, maka mereka akan terjerumus dan jatuh dalam dosa, contohnya bahan-bahan lucah, seks bebas dan dadah yang ditawarkan secara terbuka dalam media elektronik.
Jika mereka tidak dapat menilai maklumat yang mereka dapat dari media TV, internet dan lain-lain, bagaimana mereka dapat memahami mana yang boleh dan yang tidak boleh; berkenan pada Tuhan atau tidak. Teknologi yang ada membuat remaja berkenalan dengan dunia, dan dunia menguasai kehidupan remaja.
(2) gereja (para pembimbing remaja) sangat penting dalam menolong mereka menemukan jati diri mereka. Remaja perlu dihargai, diterima, dipahami, dan diperhatikan karena di masa kini ada banyak bahaya yang dapat menggagalkan kehidupan kerohanian remaja apabila orang tua dan pembimbing remaja tidak membangun kehidupan kerohanian remaja tersebut.
Kebanyakan gereja dan orang tua sudah merasa puas apabila melihat para remajanya aktif pergi ke gereja atau mengikuti ibadah remaja dan kegiatan rohani dan melayani di dalam gereja. Namun apabila semuanya itu mereka lakukan hanya secara kegiatan, atau sekadar rutin yang hanya perlu untuk mengisi masa lapang, maka remaja tersebut tidak akan mendapatkan pertumbuhan kehidupan kerohanian. Di dalam Yakobus 1:22-25 berkata: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamatamati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan
orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguhsungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”4
Mengapa masih banyak remaja Kristian yang lahir dalam keluarga Kristian yang rajin mengikuti ibadah dan kegiatan rohani dan mengambil bagian dalam pelayanan di gereja masih memiliki kehidupan rohani tidak mengalami perubahan hidup? Ketaatan anak mengikuti ibadah dan ajaran di gereja biasanya berkembang karena nasihat dan teladan orang tua. Sikap anak kepada Tuhan juga banyak dipengaruhi apa yang dilihat pada kehidupan ayah dan ibunya. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dan pembimbing remaja di gereja memberikan ajaran yang benar dan didikan yang tepat kepada para remaja atau membangun kerohanian mereka sehingga mereka tidak mudah terpengaruh dan terjerumus dalam pergaulan bebas di dalam kehidupan mereka.
Dari persoalan-persoalan tersebut, timbul beberapa pertanyaan sebagai menyelesaiannya adalah: Apakah makna “Didiklah Orang Muda” Kitab Amsal 22:6? Bagaimanakah hikmat (bijak) dalam pendidikan keluarga dan gereja? Bagaimanakah menerapkan prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap life style kerohanian Remaja?
PEMBAHASAN
“Didiklah Orang Muda” dalam Kitab Amsal 22:6
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Ams. 22:6). “Train up a child in the way he should go: and when he is old, he will not depart from it” (Proverb 22:6 KJV).
“Didiklah Orang Muda”
Kata “mendidik” menggunakan bahasa Ibrani ךְ ֹ֣ נֲח (Hánök) berasal dari kata dasar ךנח adalah verb qal imperative masculine singular. Ayat ini menunjukan hubungan yang paralel, “dilukiskan sebagai seorang pengasuh yang memberi makan anak asuhannya untuk
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
mendapatkan didikan lebih lanjut.”10 Memberi makan dalam arti bukanlah makanan jasmani melainkan makanan rohani. Makanan rohani ialah firman Tuhan. Paulus menggambarkan firman Tuhan itu sebagai air susu murni yang dapat memberikan pertumbuhan rohani (2 Ptr. 2:2).
Penulis Amsal mengajarkan agar orang bijaksana “mendidik” (Hánök -- melatih dengan disiplin agar anak membaktikan diri pada ...)". Maksudnya adalah supaya orang bijaksana memberikan pendidikan praktis untuk mempersiapkan seorang anak menjadi seorang yang dewasa yang mampu mandiri, mengembangkan segala kemampuannya sesuai dengan yang dianugrahkan Tuhan kepadanya. “Bukan saja pendidikan praktis melainkan pendidikan rohani untuk mengenal Allah yang benar dan membaktikan diri kepada Allah.”11
Kata “didiklah” dalam bahasa Yunani yang berarti “mengabdikan”. Orang bijaksana dalam hal ini orang tua diminta untuk mengabdikan dirinya bagi anak-anaknya dengan mendorong anak-anak mencari Allah sehingga mereka menemukan pengalaman spiritual dengan Allah dan dapat menikmati pengalaman itu yang takkan mereka lupakan.”12
Jadi kata “didiklah” (Hánök) atau “mendidik” menunjuk kepada hubungan paralel antara orang tua dan anak-anak atau pengasuh dan anak-anak asuhannya, di mana orang tua mengabdikan dirinya untuk melatih (trainup) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka mengabdikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan. Lawrence Richards dalam bukunya “Pelayanan Kepada Anak-Anak” mengatakan bahwa sasaran dari membesarkan anak menurut Kitab Amsal secara spesifik adalah membimbing generasi baru untuk memilih jalan hikmat atau jalan bermoral di mana orang muda tersebut akan mengimplikasikan pilihan pribadinya untuk hidup kudus. Kekudusan yang dimaksudkan adalah melakukan apa yang baik: mengikuti jalan yang sudah ditentukan dengan jelas di dalam hukum Taurat.18
10 Renungan Perspektif, Mendidik Anak, 23
September 2020.
11 Jay P. Green, The Interlenear Bible
Hebrew-English (Michigan: Baker Book House), 1566.
12 Alkitab Penuntun (Malang: Gandum Mas
dan Lembaga Alkitab Indonesia, 2000), 994.
“Orang Muda”
Frasa “Orang muda” dalam bahasa Ibrani ַּעַּנ ַַּ֭ל
ר (lanna`ar) berasal dari kata ל particle preposition, ַּה particle article, dan kata dasar רַּעַּנ noun common masculine singular absolute. NKJV menterjemahkan dengan kata “a boy”, yang berarti “anak laki-laki; putra”.13 Sedangkan KJV dan NIV menyebutkan sebagai “a child”, yang berarti seorang anak, sama artinya dengan terjemahan Bode “seorang budak”. Menurut Mery Go Setiawani bahwa orang muda yang dimaksudkan dalam ayat ini mencakup anak-anak, remaja dan pemuda.14 Jadi “orang muda” yang dimaksud di sini adalah seorang anak atau usia muda. Sebagai orang tua dan pembimbing remaja memberikan suatu pendidikan sejak kecil sehingga di masa yang akan datang atau masa tuanya ia tetap kuat berdiri dalam imannya, tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Penulis Amsal menganjurkan agar pada saat usia anak masih kecil, seawal mungkin diberikan pendidikan yang benar dan di masa kecil pastilah ia tak akan mudah terombang ambing oleh ajaran dan kenikmatan dunia.
“Menurut Jalan yang Patut baginya”
Kata “Jalan” dalam bahasa Ibrani וֹ ּ֑כ ר ַּד (darKô) berasal dari kata ךְ ר adalah: noun ד common both singular construct suffix 3rd person masculine singular. Kata darKô (way) “jalannnya”. Dalam KJV berarti “his way” dan dalam bahasa Indonesia “his” berarti “nya” dan “way” berarti “jalan”, jadi “his way” berarti “jalannya”. Secara harfiah kata “jalan” berarti “kecenderungan, dan mengacu pada rancangan atau arahan.”15
Dalam “Ensiklopedia Fakta Alkitab” dikatakan bahwa kata “Jalan” itu “mengajar anak– anak untuk menghormati ibu bapa dan orang-orang tua”.16 Oleh sebab itu pentingnya mengajarkan seorang anak remaja masa kini membaca buku-buku yang bermutu dan tentunya akan memberikan pengetahuan yang baru dan iman mereka pun juga
13 Peter Salim, Advanced English-Indonesia Dictionary (Jakarta: 1989), 101.
14 Mery Go Setiawani, Pembaruan Mengajar
(Bandung: Kalam Hidup, 199), 13.
15 Charles F. Boyd, dkk., Menyikapi Perilaku
Anak Sesuai dengan Karakternya (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 2006), 19.
16J. L. Packer, dkk., Ensklopedi Fakta Alkitab 2
27 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja pasti akan bertumbuh. Dalam Ulangan 13:4 jelas
dikatakan bahwa “TUHAN Allahmu haruslah kamu ikuti, kamu harus takut akan dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut”. Seperti yang Paulus katakan “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal kitab suci, yang dapat memberikan hikmat kepadamu dan menuntun engkau pada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus” (IITim. 3:13). Dengan demikian bahwa kata “Jalan” ialah jalan yang tepat dalam terang penyataan Allah.
Selain itu kata “jalan” juga berarti kehendak Tuhan (firman Tuhan) atau juga secara harafiahnya yaitu hal-hal yang bersifat baik menurut kehendak Tuhan. Oleh karena itu pengajaran tersebut mengandungi arti agar mengajarkan seorang remaja untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Pengajaran rohani inilah yang bertujuan agar remaja masa kini akan memahami firman Tuhan di dalam segala aspek kehidupannya dan mereka akan dewasa dalam Kristus Yesus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Calvin Melar, “Pengajaran firman Tuhan yang sangat teratur dari setiap ibadah sangat penting bagi pertumbuhan dan pendewasaan keKristenan.”17 Oleh sebab itulah penulis memberikan kesimpulan, jika seorang remaja masa kini diberikan pengajaran firman Tuhan secara terus menerus, maka dikemudian hari remaja tersebut akan memiliki perubahan pada segala aspek kehidupannya.
Charles F. Boyd mengatakan dalam bukunya, “Menyikapi Perilaku Anak sesuai dengan Karakternya” mengatakan bahwa kata “jalan” berasal dari kata Ibrani “derek” yang berarti kecenderungan. Terjemahan yang lebih tepat menurutnya ialah “Sesuaikanlah pendidikan anak anda sehingga sejalan dengan rancangan sewajarnya, maka ketika ia menjadi dewasa, ia tidak akan menyimpang dari pola hidup itu.” 18 Dalam Ayat ini mengajarkan kepada orang tua agar membesarkan anak-anaknya sesuai dengan sifat sewajarnya mereka. Setiap anak memiliki keunikan dan sifat yang berbeda. Orang tua perlu
17 Calvin Miler, Pola Hidup Orang Kristen
(Bandung: Kalam Hidup, 1990), 58.
18 Charles F. Boyd, dkk., Menyikapi Perilaku
Anak Sesuai dengan Karakternya, 19.
mendidik mereka dengan cara menyikap perilaku anak sesuai dengan karakternya.
J. Vernon McGee menjelaskan ayat dari Amsal 22: 6 sebagai berikut, “We are to train up a child concerning the way he should go.What he is sayingis that God has a way He wants him to go, and parents are to find out that way. They are not to bring up a child in the way they think he should go but in the way God wants him to go.”19 (Kita melatih seorang anak menurut jalan yang seharusnya diatempuh. Apa yang dikatakan di sini adalah bahawa Allah memiliki sebuah jalan yang Dia ingin agar anak itu melakukannya atau menurutinya. Orang tua wajib menemukan jalan itu. Orang tua tidak membawa seorang anak menurut apa yang dianggap baik oleh orang tua tetapi menurut jalan yang Allah inginkan untuk anak itu jalani dalam kehidupannya). Pembimbing atau orang tua harus mengabdikan diri untuk memberi didikan disiplin rohani kepada anak-anak, dengan cara memisahkan anak-anak dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan mengajar anak-anak berperilaku saleh serta mendorong anak-anak agar bertumbuh di hadapan Allah dan dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan.
Jadi orang tua dengan penuh hikmat mencari jalan Tuhan dan membawa anak-anaknya kepada jalan itu. Dalam mendidik anak perlu bagi orang tua untuk tidak memaksakan jalannya sendiri menurut apa yang dia anggap baik, tetapi menuruti apa yang telah Tuhan rancangkan bagi kehidupan anak itu, menurut kehendak Tuhan (firman Tuhan). “Masa Tuanyapun Ia tidak akan Menyimpang dari Jalan Itu”
Kata “tua” dalam bahasa Ibrani ןי ִ֗ ק ז ַַּ֜י־י ִּֽ כ (Kî|-yazqîn) berasal dari dua kata adalah kata א ל particle negative dan kata רוס verb qal imperfect 3rd person masculine singular. Kata Kî|-yazqîn ”sebab masa tua” (KJV “is he when old”) ialah orang yang tertua atau yang paling berpengaruh di antara sesuatu suku bangsa, disebut tua-tua.20 Dalam Kamus Bahasa Indonesia “masa tua” yang berarti “sudah lama hidup, lanjut usia (tidak muda
19 J.Vernon McGee, Thru the Bible Vol. 3
(Nashville TN: Thomas Nelson Inc, 1982), 76.
20
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Tua-tua, diakses 24 September 2020.
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
lagi).”21 Jadi di masa tua bererti sudah lanjut umur, umur yang panjang. Sudah banyak memiliki pengalaman hidup. Musa mengatakan berumur tujuh puluh sampai lapan puluh tahun (Mzm. 90:10). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.22
Dari tafsir “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” berarti orang-orang muda (remaja) tidak boleh membuang waktu pertumbuhannya dengan sia-sia, melainkan wajib berada dalam proses perubahan “didik hikmat” menjadi orang yang “takut akan Tuhan”. Orang-orang muda (remaja) yang mempunyai life style bertindak hikmat (bijak) dan selalu hidup bersama dengan Tuhan.
“Hikmat” dalam Pendidik Keluarga dan Gereja Pendidikan Keluarga
Pendidikan Agama Kristen bertujuan untuk menolong generasi muda Kristen untuk tidak ikut arus, tetapi dapat hidup bertumbuh di hadapan Allah dalam Yesus Kristus.19 Jadi sasaran dalam mendidik adalah supaya orang tua membimbing generasi baru (anak-anaknya) untuk hidup dalam kekudusan yaitu mengikuti jalan Tuhan sebagaimana yang telah diajarkan dalam firman Allah (Alkitab).
Tujuan pendidikan rohani sejalan dengan apa yang dikatakan firman Tuhan dalam Kitab Ulangan 6:6-9, “Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya berulang-ulang kepada anakmu dan membicarakan apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring pada pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” Stephen Tong menjelaskan bahwa pendidikan keluarga sangat penting dan mendasar karena di dalam pendidikan keluarga kita memiliki beberapa
21 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994).
22 Wikipedia Indonesia: Ensklopedi Bebas
Berbahasa Indonesia , s.v. “menyimpang”, diakses 24 September 2020; tersedia di
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang.
keuntungan seperti waktu yang paling banyak, pengaruh yang paling besar, menguasai periode yang paling utama, memiliki pengenalan sifat pembawaan yang paling mendalam, kemungkinan monitor yang paling jujur dan terbuka.20 Karena pendidikan di dalam keluarga sangat penting dan diperlukan untuk membangun dan mengembangkan keperibadian dan watak serta kerohanian anak, maka orang tua wajib menjalankan perananya sebagai pendidik dalam keluarga.
Orang Tua sebagai Pendidik
Sebagai orang tua perlu mendidik anak ke jalan yang benar. Karena bila salah mendidik anak-anak sejak meraka masih kecil, maka di masa yang akan datang ia tidak akan mengenal siapa dirinya dan siapa yang menciptakan mereka. Oleh sebab itulah anak perlu dididik dengan baik sesuai dengan jalan yang benar, sehingga di masa tuanya ia tidak akan menyimpang daripada jalan yang diajarkan kepadanya yaitu: “jalan kebenaran”. Tujuan orang tua dalam mendidik anak bukanlah memberi jawapan yang mudah, tetapi menguatkan anak untuk mencari jalan hidup.23 Begitu pula yang dikatakan oleh Lawrance bahwa dalam membesarkan anak, seseorang akan mendapati persepsi orang Yahudi yang saleh.24 Konsep ini menggambarkan konsep-konsep yang diterima di Israel sebagai sesuatu yang benar sehingga membesarkan anak adalah memiliki satu sasaran yang spesifik, yaitu untuk membimbing generasi baru untuk memilih jalan hikmat.25
Penulis kitab Amsal memberikan suatu nasihat agar orang bijaksana (termasuk orang tua dan pembimbing rohani) mendidik anak-anak dengan penuh pengabdian. Mendidik adalah kunci agar seorang anak khususnya remaja masa kini dapat menikmati dan memiliki hidup yang bererti. Pendidikan Gereja
Selain pendidikan rohani di rumah sangat diperlukan bahwa gereja menjadi tempat kedua bagi remaja untuk dididik agar dapat bertumbuh secara sempurna. Pendidikan dalam gereja sarana bagi pembimbing remaja sebagai berikut:24
23 Julianto Simanjuntak, 9 Masalah Utama Remaja, x.
24 Lawrence O. Richards, Pelayanan Kepada
Anak-Anak (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2007), 2.
29 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja
Pertama, pembimbing remaja memerlukan
pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peribadi anak remaja. Itu sebabnya seorang pembimbing remaja harus terus melengkapi diri dengan rajin membaca buku mengenai remaja; mengikuti kursus atau seminar dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan para remaja.
Kedua, pembimbing remaja harus belajar
menerima keadaan para remaja. Mengerti keunikan dan keadaan mereka. Ketiga, pembimbing remaja perlu berkongsi perasaan kepada anak remaja kerana anak remaja ingin diperhatikan sebagai orang dewasa. Keempat, pembimbing remaja perlu menjadi teladan. Menunjukkan hidup yang terpuji. Konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Kelima, pembimbing remaja memberikan bimbingan kepada remaja dalam menghadapi perubahan fisiknya supaya remaja dapat menerima dan menghargai dirinya.
Keenam, menolong remaja untuk memahami
mengenai kuasa bahawa Tuhan di atas segalanya, namun Tuhan memberikan orang tua dan orang dewasa yang lain sebagai pemegang kuasa dari Tuhan. Ketujuh, melengkapi remaja untuk menghadapi tentangan, tekanan-tekanan dari teman sebaya dan tuntutan kelompok yang tidak seiman. Kelapan, menuntun remaja untuk mengerti tentang kerohanian dan mengasihi berdasarkan prinsip Firman Tuhan. Kesembilan, mengajar budi pekerti dan karakter selain dari membina iman. Sekalipun sekolah, masyarakat dan gereja dapat mempengaruhi keperibadian remaja tetapi keluarga adalah tetap lingkungan pertama bagi pertumbuhan remaja.
Menerapakan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6
terhadap Life Style Kerohanian Remaja Gaya hidup berhikmat (bijak, takut akan Tuhan) menjadi model life style unggulan bagi para pemuda (remaja). Life stye tersebut wajib ditumbuhkan dengan proses “didikan” yang akan merubah ke arah itu. Dengan demikian perlunya penerapan nilai-nilai hikmat kepada para remaja berdasarkan Amsal 22:6, yaitu dengan mendidik mereka di jalan Tuhan. Dalam mendidik seorang anak khususnya remaja diperlukan orang-orang dewasa yang peka dan berwibawa serta menjadi model dalam mendidik mereka. Penerapan Amsal
22:6 dalam membangun kerohanian remaja masa kini sebagai berikut:
Pembimbing Berkualitas
Sebagaimana sudah dikatakan sebelumn ini bahawa dalam mendidik kerohanian remaja diperlukan peranan orang dewasa pembimbing remaja sebagai idola. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang pembimbing remaja yang berkualiti seperti: memiliki hati yang mahu bersahabat, memiliki kepekaan terhadap remaja, dan memiliki jiwa kepimpinan.
Bersahabat
Seorang pembina remaja haruslah memiliki hati mahu bersahabat. Pembimbing akan mengenal jiwa seorang anak remaja, agar di antara pembimbing dan remaja dapat bersatu. Apabila seorang remaja mempunyai masalah yang dihadapi di rumah, di sekolah, atau di tempat persekutuan remaja, di sini pembimbing remaja dapat menyampaikan sarana sebagai seorang sahabat yang boleh menguatkan remaja tersebut, sehingga dia tidak merasa sendiri dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi.
Sahabat menurut Wikipedia adalah suatu istilah yang menggambarkan perilaku dan kerjasama dan saling mendukung antara dua atau lebih kesatuan sosial. Persahabatan merupakan pemahaman yang khas dalam hubungan antara peribadi. Dalam pengertian ini, istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, pengharapan, dan perasaan atau emosi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seperti saling menasihati dan saling menolong dalam perilaku yang saling menolong dalam kesulitan. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih dari pada kepercayaan bahawa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Persahabatan diperlukan oleh semua golongan orang dewasa, pemuda, remaja dan anak-anak.26
Julianto Simanjuntak menjelaskan ada tiga macam persahabatan dan “persahabatan” itu
26Wikipedia: Ensklopedi Bebas Berbahasa
Indonesia, s.v “persahabatan”, diakses pada tanggal 25
September 2020; tersedia di
http://www.tdclass.blog.plasa.com/2020/09/25 definisi
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
bagaikan adalah: Pertama, seperti Saul di mana teman yang teguh, stabil, dan dapat dipercayai. Kedua, persahabatan seperti pelampung di mana teman yang ada di sana saat engkau memerlukannya. Ketiga, persahabatan seperti jerat di mana teman yang mungkin menyenangkan dalam pergaulan, tetapi boleh menyeretmu dalam berbagai masalah”.27 Banyak pembimbing remaja keberatan menjadi sahabat remaja kerana takut kehilangan kewibawaan. Menjadi sahabat bagi remaja akan meneguhkan mereka bahawa kita hadir di dalam dan bagi hidup mereka.
“Menjadi sahabat remaja memerlukan waktu, sebagai contoh pembimbing remaja tidak segan untuk menghubungi mereka melalui telepon bimbit, memberikan hadiah apabila hari ulang tahun, dan lain sebagainya.”28 Yesus menjadi sahabat bagi murid-murid-Nya. Dia mengatakan, “Kamu adalah sahabatku” (Yoh. 15:14). Dalam Amsal 17:17 dikatakan bahawa sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Remaja perlu seorang sahabat bukan seseorang yang selalu mengatur mereka. Mengambil Perhatian
Seorang pembimbing remaja yang bersahabat akan menunjukkan perhatian kepada remaja yang dibimbing. Remaja ingin difahami oleh orang lain yang ada di sekitar mereka. Oleh sebab itu ada beberapa perkara yang harus dibuat oleh seorang pembina remaja dalam menunjukkan perhatian kepada mereka.
Kunjungan
Perkunjungan ke rumah-rumah remaja merupakan kegiatan yang penting bagi remaja masa kini. Melalui kunjungan remaja tahu bahawa Dia dipehatikankan oleh pembiimbingya. Di samping itu Dia juga tahu bahawa ada seorang pembimbing rohani yang boleh dijadikan sebagai teman dan sebagai sahabat. Remaja masa kini tidak merasa sendiri. Selain itu, dengan kunjungan ke rumah-rumah remaja, pembimbing remaja boleh mengetahui apa alasan mereka tidak mengikuti ibadah remaja setiap hari minggu dan ada banyak alasan yang kita boleh ketahui dari remaja. D. W. Ellis mengatakan “tujuan akhir dari
27Julianto Simanjuntak, 9 Masalah Utama Remaja, 18.
28
http://manuelito.tripod.com/makalah/makalah_tujuh.ht m, diakses 12 Juli 2011.
perkunjungan ialah untuk berbicara tentang Kristus.”29
Ibadah Bersama
Dalam Ibrani 10:25a, berbunyi, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan– pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.” Ayat ini memberi orang percaya sebuah nasihat yang harus mereka taati dan lakukan. Dalam hal ini seorang remaja Kristian perlu diingatkan agar pergi beribadah setiap hari Minggu dan ibadah-ibadah yang lain. Bukan hanya apabila mereka diajak oleh teman-temannya melainkan remaja Kristian perlu mengetahui bahawa itu perlu untuk membangun kerohanian mereka. Pembimbing remaja dengan penuh perhatian dan kasih mengingatkan remaja untuk ikut dalam ibadah bersama.
Konseling
Konseling adalah salah satu jenis yang dipakai dalam membangun hubungan remaja dan pembimbingnya semakin harmoni. Dengan konseling seseorang dapat mengetahui mengapa perilaku anak tidak dapat dikendalikan di dalam Gereja Konseling adalah tempat dimana seseorang boleh menyampaikan apa yang Dia alami selama ini. Berkaitan hal tersebut, Gary R. Collins mengungkapkan “Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya.”30 Lebih lanjut, Collins menyebutkan beberapa hal mengenai “keunikan konseling di dalam bukunya, diantaranya: “Pertama, orang Kristen percaya, bahwa Allah menciptakan langit, bumi serta segala isinya. Kepercayaan di sini ialah orang percaya sebagai orang Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang dunia dan segala persoalannya. Kedua, konseling Kristen mempunyai misi yang khusus. Misinya ialah memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan penebus dosa, sehingga orang Kristen tidak saja mengakui segala dosa, tetapi juga memperoleh pengampunan dosa, di perdamaiakan dengan Allah dan memulai hidup
29 D.W. Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta:
Yayasan Komuniksasi Bina Kasih/OMF, 1999), 158.
30 Gary R. Collins, Konseling Kristen yang Efektif (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1990), 3.
31 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja baru yang dipimpin Roh Kudus. Ketiga, konselor
Kristen mempunyai metode yang unik. Keunikan konseling Kristen ialah konselor dapat berdoa bersama konseli, menguatkan hatinya melalui pembacaan Firman Tuhan.”31
Jiwa Kepemimpinan
Seorang pembimbing remaja adalah seorang pemimpin kerana memiliki pengikut iaitu para remaja dalam persekutuan yang dibinanya. Poli mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang di pimpin, dan dalam proses mana pemimpin memperngaruhi pikiran, sehingga yang di pimpin menghargai, percaya dan taat kepada pemimpin menuju kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.32 Selanjutnya, Ann Grinnel mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang dapat memindahkan orang lain dari suatu tempat menuju tempat baru yang sesuai dengan tujuannya.33 Lebih dalam lagi, Ann Grinnell memberikan tujuh pilar dalam kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pembina remaja sebagai seorang pemimpin yaitu: (1) harus mengasihi Tuhan, (2) harus memiliki sebuah visi pelayanan, (3) harus siap, (4) harus melayani dengan semangat, (5) harus gembira, (6) harus melayani dengan variasi, dan (7) harus mengutus murid dalam pelayanan.34
Oleh sebab itu diperlukan juga pembimbing remaja mengikuti seminar dan kursus kepimpinan. Selain menambah ilmu pengetahuan diri sendiri pembiimbing kerohanian juga boleh membahagikan kepada remaja. Jika pembimbing remaja tidak dibina dengan baik, maka remaja akan diberi bimbingan tidak mendalam.
Persekutan dan Program
Dalam perkembangan remaja setiap hari, bukan hanya dari keluarga dan lingkungan, diperlukan juga sarana untuk remaja, di mana mereka dapat menyalurkan bakat tertentu di dalamnya. Gereja merupakan jembatan yang dapat
31Ibid. 4-5.
32 W.I.M. Poli, Makalah: Manajemen Perilaku
Organisasi dalam Lingkungan yang Berubah Makassar,
2003,), 28.
33 Ann Grinnell, Pedoman Kepemimpinan
Kaum Muda Dream Big Start Small (Jakarta:
Departemen Pemuda GKII dan Departemen Pemuda CMA, 2011), 119.
34Ibid. 120-126.
menghubungkan remaja masa kini. Gereja yang tanpa remaja adalah Gereja yang tidak akan bertumbuh. Jika remaja masa kini tidak aktif di Gereja, maka remaja itu akan kehilangan jati dirinya sebagai remaja Kristian dan mereka akan merasa kosong. Oleh sebab itu gereja perlu melaksanakan persekutuan dan menyediakan program-program remaja yang bermutu yang dapat membangun kerohanian remaja masa kini. Berikut ini beberapa sarana dan program yang dapat dibuat oleh gereja untuk membangun kerohanian remajanya:
Pertama, latihan kepemimpinan. Untuk menjadi seorang remaja Kristen tidak hanya membutuhkan kebutuhan rohani saja melainkan juga perlu diperlengkapi untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin diri mereka sendiri, pemimpin dalam tempat atau organisasi yang ada di sekolah mereka. Sehingga pada saat mereka diberi kepercayaan di lingkungan dimana anak remaja itu ada, anak remaja itu sudah bisa memimpin dengan baik. Oleh sebab itu Gereja dapat melayani remaja “supaya remaja betul-betul memahami isi dari kebenaran firman Tuhan yang disampaikan dan memberikan peluang-peluang kepada remaja masa kini.”54
Kedua, latihan atur cara ibadah. Melatih untuk memimpin pujian di dalam ibadah remaja penting kerana mereka boleh memimpin ibadah remaja jika tidak ada pemimpin pujian. Latihan ini juga melatih remaja masa kini agar mereka boleh lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti ibadah remaja. Apabila remaja itu sudah meningkat dewasa ini memastikan mereka boleh memimpin ibadah pemuda dan jemaat.
Ketiga, melatih berdoa untuk ibadah. Sebagai orang percaya bahwa “doa” adalah nafas hidup orang percaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”doa” adalah permohonan, pengharapan, permintaan, pujian kepada Tuhan.55 Sedangkan di dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah.56
Christian Weiss mengatakan bahwa doa merupakan saluran perhubungan dua jurusan, dari orang Kristen sendiri yang ingin mengetahui kehendak Allah dan dari Allah yang mau supaya anak-anaknya mengetahui dan melaksanakan kehendak-Nya. Inilah faktor yang perlu sekali dalam menetapkan rencana dan maksud Allah
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
untuk hidup orang percaya. Mereka harus belajar berdoa dengan tidak berkeputusan.57 Lebih lanjut, Wesley Brill mengatakan bahwa doa adalah alat persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah, yaitu manusia yang diterima oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruslamatnya dan penebusnya. Dalam doa termasuk, meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah.58
Ann Grinnell pun mengatakan bahwa doa bukan saja penting untuk seorang pribadi, namun diperlukan doa yang kreatif untuk mengajak remaja berdoa. Oleh sebab itu diperlukan berbagai macam cara berdoa yang biasa dipakai, supaya bila doa kreatif yang dipimpin akan menolong kaum muda yang tidak biasa berdoa dalam kelompok menjadi rindu dan bersedia untuk mengambil bahagian.59 Dengan demikian bahwa seorang remaja perlu dilatih untuk berdoa di ibadah remaja dengan baik dan berbicara di ibadah–ibadah remaja antara gereja.
Keempat,kuis Alkitab.Kuis Alkitab adalah salah satu cara dimana hamba-hamba Tuhan boleh membimbing remaja agar mereka boleh mengetahui kebenaran firman Tuhan di dalam pergaulan seharian mereka. Kaum muda sangat tertarik dengan pertandingan.
Kelima, membaca Alkitab. Selain mereka mengikuti kuiz Alkitab di Gereja, mereka juga perlu diajar membaca Alktab. Membaca Alkitab diperlukan di kalangan remaja masa kini, sehingga remaja boleh memahami konteks Alkitab itu dengan baik.
Keenam, mengikuti pertandingan.
Seringkali remaja diperhadapkan dengan situasi untuk memilih dan di saat itulah Gereja mengambil peranan dengan menyokong remaja untuk mengkuti pertandingan antara remaja di Gereja setempat dan Gereja yang lain. Sehingga remaja yang ada boleh aktif mengikuti ibadah setiap minggu dan tidak terlalu kaku. Pada masa kini, remaja boleh menonjolkan bakat. Remaja pada masa kini digalakan mengikuti pertandingan-pertandingan antara gereja local atau setempat di bandar-bandar dalam bentuk sukan dan olahraga, seni, dan musik.
Dengan cara ini gereja memberikan motivasi yang benar bagi remaja masa kini. Kata “motivasi” di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Ketujuh, membuat perpustakaan di Gereja. Perpustakaan peribadi di Gereja sangatlah penting di mana remaja boleh membaca buku-buku kerohanian, adalah: Alkitab yang bergambar, buku-buku rohani, renungan untuk remaja, majalah rohani, dan artikel-artikel yang sesuai untuk remaja masa kini. Buku -buku tersebut diperlukan agar remaja masa kini tidak terpengaruh oleh ilah atau allah pada zaman masa kini seperti: komik-komik dan bacaan yang tidak bermutu dan berfaedah.
Kedelapan, kelompok Sel. Perlu
mengadakan ibadah itu secara menarik dengan membuat diskusi kelompok. Ibadah remaja saja belum dapat memenuhi keperluan remaja masa kini untuk memahami lebih dalam akan kebenaran firman Tuhan. Kelompok merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kerohanian remaja masa kini. Tujuannya agar remaja- remaja masa kini boleh terbuka oleh pemahaman Alkitab dan teman-teman kelompoknya yang berbeda mengikuti kelompok masing-masing. Mereka diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan dan menjawab pertanyaan. Kemudian pemimpin memberikan rangkuman atau kesimpulan.
Kelompok Sel adalah salah satu cara dimana boleh mengajarkan remaja masa kini agar boleh menjadi seorang peribadi takut akan Tuhan. Pelayanan Komsel boleh menolong orang-orang muda mempelajari Firman Tuhan untuk dirinya sendiri. Dengan sedemikian mereka akan lebih mengenal Allah melalui Tuhan Yesus sehingga kehidupan mereka akan berubah. Suasana Komsel akan menolong setiap peserta untuk dapat menikmati hubungan kekeluargaan sambil belajar dan mulai mengenal orang lain. Setiap peserta akan mulai membangun hubungan dengan lebih bertanggungjawab. Pelayanan Komsel bertujuan menjangkau orang muda, menolong mereka mengerti apa yang dikatakan Alkitab, menyerahkan hidup kepada Yesus, dan mengajak setiap anggota menjadi jujur dan saling mengasihi.60 Harianto GP mengatakan bahwa kelompok yang utuh tanpa ada muncul persiangan di antara individul kelompok, perlu diberi collaborative. Collaborative Cooperative adalah model pembelajaran yang sangat efektif untuk
33 | Menerapkan Prinsip-prinsip “Didiklah Orang Muda” dalam Amsal 22:6 terhadap Life Style Kerohanian Remaja menigkatkan karakter di antara peserta didik dalam
kelompik tersebut.35
Dengan membaca Alkitab para remaja dapat lebih mengenal Tuhan dengan mengetahui apa yang dikatakan Tuhan kepadanya. Membaca Alkitab menolong mereka lebih mengerti maksud Tuhan serta bersekutu lebih erat dengan Dia.61
Sembilan, perkemahan. Perkemahan
merupakan suatu perkara yang disukai oleh remaja. Remaja boleh menjalani aktivitas bersama rekan-rekannya di tempat yang terbuka. Melalui aktivitas tersebut hamba Tuhan boleh mendekati mereka dan bergaul sepanjang hari sehingga dapat melayani mereka secara peribadi dengan mendalam.”62
Kesepuluh, kebangunan rohani.
Kebangunan Rohani ini diadakan pada suatu waktu yang khusus. Hari ulang tahun remaja dengan suatu acara yang khusus, dua atau tiga malam berturut-turut. Kebangunan Rohani ini juga dapat diadakan pada waktu perkemahan. Setelah itu mereka akan dipantau mengenai dari segi kerohanian hingga setiap bahagian kehidupan. Apabila mengadakan kebaktian kebangunan rohani tanpa mengadakan pemantauan maka apa yang lakukan selama ini hasilnya akan menjadi sia-sia saja.
KESIMPULAN
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” berarti orang-orang muda (remaja) tidak boleh membuang waktu pertumbuhannya dengan sia-sia, melainkan wajib berada dalam proses perubahan “didik hikmat” menjadi orang yang “takut akan Tuhan”. Orang-orang muda (remaja) wajib mempunyai life style bertindak secara hikmat (bijak) dan selalu hidup bersama dengan Tuhan.
Life style hikmat bermuara dari rumah dan gereja. Orangtua menjadi pendidik bagi proses perubahan hikmat di rumah sedangkan hamba Tuhan menjadi proses perubahan didikan dari
35Harianto GP, dkk., 2020.
“Collaborative-Cooperative Learning Model to Improve Theology Student’ Characters: Is It Efective?” Jurnal Cakrawala Pendidikan 39 (2), 409-421.
dalam gereja. Orangtua dan hamba Tuhan sebagai role model untuk melatih (train-up) dengan disiplin kepada anak-anak, supaya mereka mengabdikan diri kepada Allah sang pencipta, sumber hikmat dan kehidupan.
Nilai-nilai hikmat dapat diterapkan sebagai life style para remaja secara holistik di mana hikmat itu dapat dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan seperti: bimbingan yang berkualitas, bersahabat, mengambil perhatian, kunjungan, ibadah bersama, konseling, jiwa kepempinina dan bersekutuan dengan berbagai program (latihan kepemimpinan, latihan atur cara ibadah, latihan berdoa untuk ibadah, kuis Alkitab, membaca Alkitab, mengikuti pertandingan, membuat perpustakaan di gereja, kelompok sel, perkemahan, dan kebangunan rohani).
Daftar Pustaka
Alkitab Penuntun. Malang: Gandum Mas dan Lembaga Alkitab Indonesia, 2000.
Baker, David L. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab, Jilid 2.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998. Benson, Clerence H. Pengantar Perjanian Lama.
Malang: Gandum Mas, 1983.
Boyd, Charles F., David Boehi, Robert A. Rohm. Menyikapi Perilaku AnakSesuai dengan Karakternya. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2006.
Collins, Gary R. Konseling Kristen yang Efektif. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1990.
Cully, Iris V. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989. Ellis, D.W. Metode Penginjilan. Jakarta: Yayasan
Komuniksasi Bina Kasih/OMF, 1999. GP, Harianto, dkk. 2020.
“Collaborative-Cooperative Learning Model to Improve Theology Student’ Characters: Is It Efective?” Jurnal Cakrawala Pendidikan 39 (2), 409-421.
Green, Jay P. The Interlenear Bible Hebrew-English. Michigan: Baker Book House, n.p.
Jurnal Pentacostal Menoreh, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020 |
Grinnell, Ann. Pedoman Kepemimpinan Kaum Muda Dream Big Start Small.Jakarta: Departemen Pemuda GKII dan Departemen Pemuda CMA, 2011. Hill, Andrew E. & Walton, John H. Survei
Perjanjian Lama. Jakarta: Gandum Mas, 1996.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
Lasor, W.S., dkk. Pengantar Perjanjian Lama II. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1994. Maiaweng, Peniel C. D. Penuntun Penafsiran
Kitab Daniel. Tengarong: STT Tenggarong.
McGee, J. Vernon. Thru the Bible Vol. 3. Nashville TN: Thomas Nelson Inc, 1982.
Miler, Calvin. Pola Hidup Orang Kristen. Bandung: Kalam Hidup, 1990.
Packer, J. L. Ensklopedi Fakta Alkitab 2. Jakarta: Gandum Mas, 2001.
Poli, W. I. M. Makalah: Manajemen Perilaku Organisasi dalam Lingkungan yang Berubah. Makassar, 2003.
Richards, Lawerance O. Pelayanan kepada Anak-Anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2007.
Robin & Marcia. Pedoman Pelayan Remaja dan Pemuda. Malang: Dep.P.A.P, 1979. Salim, Peter. Advanced English-Indonesia
Dictionary. Jakarta, 1989.
Selan, Ruth F. Pembinaan Warga Jemaat. Bandung: Kalam Hidup, 2000.
Senduk, H.L. Kuasa Doa. Yogyakarta: Yayasan Betel, 1985.
Setiawani, Mery Go. Pembaruan Mengajar. Bandung: Kalam Hidup, 1999.
Sidjabat, BS. Membesarkan Anak dengan Kreatif. Jogjakarta: Penerbit Andi, 2008.
Simanjuntak, Julianto. 9 Masalah Utama Remaja. Jakarta: Yayasan Peduli Konseling, 2009. Stott, John. II Timotius. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1989.
Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.
Tong, Stephen. Arsitek Jiwa. Jakarta: LRII, 1991. Tuhumury, P. Diktat Pedoman Pembinaan PAK.