• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KAMPAR THE ROLE OF THE AGRICULTURAL SECTOR ON ECONOMIC GROWTH IN KAMPAR DISTRICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KAMPAR THE ROLE OF THE AGRICULTURAL SECTOR ON ECONOMIC GROWTH IN KAMPAR DISTRICT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KAMPAR

THE ROLE OF THE AGRICULTURAL SECTOR ON ECONOMIC GROWTH IN KAMPAR DISTRICT

Fadhlan Zuhdi1*

1*Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau *Penulis Koresondesi: fadhlanzuhdi21@gmail.com

ABSTRACT

As an agricultural country, the majority of Indonesia's territory is an agricultural area where each region has different characteristics so the agricultural products are different. Kampar Regency as the third largest area in Riau Province certainly has great potential in agricultural sector. Therefore, this study aims to determine the role of the agricultural sector on economic growth in Kampar Regency. The analytical tools used in this study are the Klassen Typology Method, Location Quotient and Shift Share Analysis. The results of the analysis with Klassen Typology Method concluded that the agricultural sector in Kampar Regency is in quadrant I, which means that the agricultural sector is a sector that is progressing rapidly. In addition, the results of the Location Quotient analysis state that the agricultural sector has become a basic sector which means that the production of the agricultural sector in Kampar Regency has been able to meet the needs of the people of Kampar Regency and the surplus can be sold to other areas. Shift Share analysis shows that the agricultural sector in Kampar Regency has a faster growth than growth in the same sector in Riau Province.

Keywords: agricultural sector; economic growth; kampar regency. ABSTRAK

Sebagai negara agraris, mayoritas wilayah Indonesia merupakan wilayah pertanian di mana masing-masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga hasil pertaniannya pun berbeda. Kabupaten Kampar sebagai kabupetan dengan luas wilayah terbesar ketiga di Provinsi Riau tentu saja memiliki potensi yang besar dalam sektor pertaniannya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Klassen Typology Method, Location Quotient dan Shift Share Analysis. Hasil analisis dengan

Klassen Typology Method menyimpulkan bahwa sektor pertanian Kabupaten Kampar berada pada kuadran I yang berarti sektor pertanian merupakan sektor yang maju dengan pesat. Selain itu, hasil analisis Location Quotient menyatakan bahwa sektor pertanian telah menjadi sektor basis yang berarti bahwa produksi sektor pertanian di Kabupaten Kampar sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakan Kabupaten Kampar dan surplusnya dapat dijual ke wilayah lain. Analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor pertanian Kabupaten Kampar memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pada sektor yang sama di Provinsi Riau.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia sejak lama dikenal sebagai negara agraris di mana mayoritas masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian. Selain itu, sumberdaya pertanian yang ada di Indonesia juga beragam di mana setiap provinsi memiliki karakteristik masing-masing sehingga hasil pertanian yang dihasilkan juga berbeda. Provinsi-provinsi di Indonesia tentunya memiliki potensi yang berbeda sebagai sumber pertumbuhan daerah dan hal ini menyebabkan pemerintah di tiap provinsi diharuskan untuk lebih memberikan perhatian bagi sektor yang memiliki potensi tertinggi. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya di suatu provinsi harus diintensifkan dengan memperhatikan peta prioritas pembangunan.

Pengembangan sumberdaya wilayah yang berasal dari sektor pertanian menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan karena dengan adanya pengembangan sumberdaya wilayah pertanian diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah (Hidayat & Supriharjo, 2014). Provinsi Riau sebagai provinsi yang memiliki potensi dalam sektor pertanian sudah selayaknya diberikan perhatian khusus dalam pengembangan pembangunan pada sektor tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020), sektor pertanian menyumbang 26.16 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau atas dasar harga konstan tahun 2019. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian menjadi sektor penyumbang PDRB terbesar kedua di Provinsi Riau setelah sektor industri pengolahan.

Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki kontribusi PDRB terbesar ketiga untuk sektor pertanian setelah Kabupaten Indragiri Hilir dan Rokan Hilir. Selain itu, Kabupaten Kampar memiliki letak geografis yang paling dekat dengan Ibu Kota Provinsi Riau sehingga hal ini membuat pendistribusian hasil-hasil pertanian menjadi lebih ekonomis dan memberikan potensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain. Potensi besar yang telah dimiliki oleh Kabupaten Kampar dalam sektor pertanian selayaknya harus memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi kerap dipandang sebelah mata karena dianggap hanya sebagai unsur penunjang (Sari & Herawaty, 2019).

Dewasa ini mulai disadari bahwa sektor pertanian telah banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian negara secara umum dan Kabupaten Kampar secara khusus karena telah menyerap begitu banyak tenaga kerja. Badan Pusat Statistik (2019) menyatakan bahwa pada tahun 2018 penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 52.82 persen atau menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Oleh sebab itu, sektor pertanian akan secara kontinyu memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah baik secara langsung melalui penambahan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta secara tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif sehingga dapat terbentuknya hubungan sinergis antar sektor (Isbah & Iyan, 2016).

Berdasarkan hal tersebut, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Kampar menjadi hal yang perlu diprioritaskan mengingat banyak masyarakat Kabupaten Kampar yang menggantungkan hidup melalui sektor pertanian. Potensi besar yang dimiliki Kabupaten Kampar sebagai salah satu pemasok bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat Provinsi Riau, harus bisa lebih ditingkatkan agar sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Kampar bisa lebih optimal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pembahasan mengenai peranan sektor pertanian di Kabupaten Kampar agar dapat dijadikan sebagai landasan pembuatan strategi pembangunan perekonomian Kabupaten Kampar di masa mendatang dengan menjadikan pertanian sebagai sektor kunci pembangunan.

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder time series selama 5 tahun (2015-2019) yang meliputi data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten Kampar sebagai wilayah analisis dan Provinsi Riau sebagai wilayah acuan. Gambaran terkait pola dan struktur pertanian di Kabupaten Kampar akan dianalisis menggunakan Klassen Typology Method. Pada dasaranya, tipologi wilayah dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan ekonomi regional dan pertumbuhan pendapatan per kapita pada suatu daerah di mana pertumbuhan ekonomi regional diklasifikasikan sebagai sumbu vertikal dan pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal (Supriyadi et al., 2016). Metode ini akan mengklasifikasikan sektor usaha menjadi empat kuadran yaitu kuadran I yang merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, kuadaran II merupakan sektor maju tapi tertekan, kuadran III merupakan sektor potensial atau masih dapat berkembang dan kuadran IV merupakan sektor relatif tertinggal. Klassen Typology Method selanjutnya dijelaskan pada Tabel 1 (Ai & Wardoyo, 2015):

Tabel 1. Klasifikasi pertumbuhan ekonomi dengan Klassen Typology Method

Kuadran I

sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat ri >= r dan yi >= y

Kuadran II sektor maju tapi tertekan

ri < r dan yi > = y Kuadran III

sektor potensial atau masih dapat berkembang

ri >= r dan yi < y

Kuadran IV sektor relatif tertinggal

ri < r dan yi < y

Di mana ri adalah pertumbuhan PDRB pada daerah I; r adalah pertumbuhan PDRB di daerah acuan; yi adalah kontribusi pertumbuhan sektor x di daerah i dan y adalah kontribusi pertumbuhan sektor x di daerah acuan.

Analisis Location Quotient (LQ) pertama kali digunakan oleh Haig (1926) yang berasal dari tulisannya tentang analisis basis ekonomi. Secara empiris LQ digunakan untuk menunjukkan seberapa kuat sebuah sektor atau industri di dalam sebuah wilayah serta untuk menganalisis sektor yang menjadi unggulan di suatu wilayah (Morrissey, 2016). Terkait kebijakan publik, LQ juga sering digunakan untuk mengidentifikasi kluster industri yang menjadi fokus pemerintah (Crawley et al., 2013). Penentuan sektor unggulan didasari pada perbandingan kontribusi sebuah sektor di suatu wilayah analisis dibandingkan dengan kontribusi sebuah sektor di suatu wilayah acuan. Secara matematis, LQ dapat diukur menggunakan formula sebagai berikut (Fracasso & Marzetti, 2018; Liu et al., 2019):

𝐿𝑄𝑖 = ((𝑄𝑖𝑗/𝑄𝑖))/((𝑄𝑗/𝑄))

Di mana Qij merupakan kontribusi sektor i terhadap PDRB di wilayah analisis; Qi merupakan nilai total PDRB di wilayah analisis; Qj merupakan nilai kontribusi sektor i terhadap PDRB di wilayah acuan dan Q merupakan nilai total PDRB wilayah acuan.

Hasil perhitungan LQ selanjutnya akan dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu (R. Jumiyanti, 2018):

(4)

1) LQ > 1 yang berarti bahwa sektor i telah menjadi sebuah basis atau sumber pertumbuhan di wilayah analisis. Hasil dari sektor i telah mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayahnya sendiri dan surplusnya dapat dijual ke wilayah lain.

2) LQ = 1 yang berarti bahwa sektor i telah menjadi sebuah basis di wilayah analisis. Hasil dari sektor i telah mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayahnya sendiri namun tidak terdapat surplus sehingga tidak dapat dijual ke wilayah lain.

3) LQ < 1 yang berarti bahwa sektor i termasuk pada sektor non basis. Hasil dari sektor i tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri sehingga diperlukan pasokan dari wilayah luar.

Analisis Shift Share merupakan metode yang sering digunakan dalam studi regional tentang pembangunan dengan cara mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah dan membandingkannya dengan wilayah yang lebih luas (wilayah acuan), sehingga analisis ini mampu memberikan gambaran terkait kekuatan dan kelemahan suatu sektor pada wilayah tertentu dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah acuan (Cieślak et al., 2019; Xanthos et al., 2020). Analisis Shift Share merupakan perubahan (D) suatu variabel pada wilayah dan waktu tertentu yang terbagi atas beberapa pengaruh yaitu pengaruh pertumbuhan nasional (N), pertumbuhan proporsional (M) dan keunggulan kompetitif (C). Perhitungan Shift Share dapat dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut (Abidin, 2015):

𝐷𝑖𝑗 = 𝑁𝑖𝑗+ 𝑀𝑖𝑗+ 𝐶𝑖𝑗 Jika formula Shift Share diterapkan pada PDRB, maka: 𝐷𝑖𝑗 = 𝑌∗𝑖𝑗 − 𝑌𝑖𝑗

𝑁𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 − 𝑟𝑛

𝑀𝑖𝑗= 𝑌𝑖𝑗 − (𝑟𝑖𝑛− 𝑟𝑛) 𝐶𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 − (𝑟𝑖𝑗− 𝑟𝑖𝑛)

Di mana rij, rin dan rn adalah laju pertumbuhan wilayah analisis dan acuan yang masing-masing diturunkan sebagai berikut:

rij = (Y*ij – Yij) / Yij rin = (Y*in – Yin) / Yin rin = (Y*n – Yn) / Yn

Di mana Yij adalah PDRB sektor I di wilayah analisis; Yin adalah PDRB di wilayah acuan dan Yn adalah PDRB wilayah acuan yang diukur pada tahun dasar.

Hasil perhitungan analisis Shift Share memberikan informasi perekonomian ke dalam tiga kelompok yaitu (F. W. A. W. Sari & Herawaty, 2019):

1) Jika nilai Nij positif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i di wilayah analisis lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i di wilayah acuan. Sedangkan apabila nilai Nij negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i di wilayah acuan lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i di wilayah analisis.

2) Jika nilai Mij positif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i bertumbuh cepat pada wilayah analisis. Sedangkan apabila nilai Mij negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor i bertumbuh lambat di wilayah analisis.

(5)

3) Jika nilai Cij positif mengindikasikan bahwa sektor i pada wilayah analisis memiliki daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan sektor i pada wilayah lainnya. Sedangkan apabila nilai Cij negatif mengindikasikan bahwa sektor i di wilayah analisis tidak memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan sektor i di wilayah lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perkembangan Perekonomian Kabupaten Kampar

Sejak tahun 2015-2019, perekonomian Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat. Hal tersebut tercermin dari peningkatan PDRB atas dasar harga konstan yang meningkat setiap tahunnya. PDRB Kabupaten Kampar pada tahun 2015 adalah sebesar 46.3 triliun rupiah dan meningkat sebesar 12.06 persen hingga tahun 2019 menjadi sebesar 51.9 triliun rupiah. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (selanjutnya disebut sektor pertanian) menjadi sektor yang paling berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kampar dengan menyumbangkan sebesar 31.44 persen dari total PDRB tahun 2019. Selanjutnya, secara berturut-turut sektor yang memiliki kontribusi terbesar di Kabupaten Kampar adalah sektor industri pengolahan yang menyumbang sebesar 30.95 persen dan sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang sebesar 22.40 persen dari total PDRB Kabupaten Kampar. Selanjutnya, kontribusi sektoral terbesar terhadap PDRB Kabupaten Kampar disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi sektoral terbesar dan PDRB Kabupaten Kampar

Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang menyumbangkan PDRB terbesar ketiga di Provinsi Riau setelah Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru dengan memberikan kontribusi sebesar 10.47 persen. Namun jika dianalisis lebih jauh, kontribusi terbesar PDRB

10 20 30 40 50 60 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2015 2016 2017 2018 2019 P DR B ( T riliu n R u p iah ) Sek to r (T riliu n R u p iah ) Sektor Pertanian

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor PDRB

(6)

Kabupaten Kampar adalah sektor pertanian sedangkan kontribusi terbesar PDRB Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru berturut-turut adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Kampar secara dominan dititikberatkan pada sektor pertanian. Berikut adalah laju pertumbuhan sektoral terbesar terhadap PDRB Kabupaten Kampar tahun 2015-2019 yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabuapten Kampar tahun

2015-2019 (%)

Berdasarkan Gambar 2, dapat terlihat bahwa laju pertumbuhan kontribusi sektor pertanian Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang menurun dan berbeda dengan kontribusi sektor lainnya yang cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut mencerminkan bahwa kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Kampar meskipun menyumbang PDRB terbesar bagi Kabupaten Kampar secara perlahan posisinya mulai disusul oleh sektor lain.

2. Klassen Typology Method

Perekonomian regional dapat dilihat melalui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah (Putra et al., 2017). Klassen Typology Method digunakan untuk mengukur pola dan struktur pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar khususnya pada sektor pertanian pada tahun analisis. Berdasarkan hasil pengukuran, sektor pertanian berada pada kuadran I yang berarti bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat. Selain itu, beberapa sektor yang berada pada kuadran I adalah sektor pertambangan dan sektor jasa pendidikan. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan

4.92 6.76 5.85 5.62 -0.73 -5.33 -5.60 -5.85 4.23 7.16 3.65 9.53 4.073.84 3.51 3.46 5.21 5.74 6.21 5.23 -8.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 2016 2017 2018 2019 Sektor Pertanian

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Konstruksi

(7)

dan secara positif berkontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Kampar pada tahun analisis. Hasil perhitungan Klassen Typology Method selanjutnya disajikan pada Tabel 1.

Secara keseluruhan, sektor pertanian menjadi sektor dominan yang memberi pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kampar sedangkan beberapa sektor lain masih banyak yang tertinggal dan belum mencapai tahap kematangan. Hal tersebut tercermin dari hasil perhitungan yang menjelaskan bahwa terdapat delapan sektor yang masih berada pada kuadran IV. Hal ini secara langsung memberikan gambaran bahwa sektor pertanian dan sektor lainnya yang berada di kuadran I menjadi sektor andalan dan menjadi tulang punggung terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Hal ini juga mencerminkan bahwa usaha-usaha yang berada di sektor pertanian sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat sehingga diharapkan akan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Tabel 1. Klassen Typology Method sektoral Kabupaten Kampar (2015-2019)

No Sektor Kuadran Kriteria

1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 1 Maju dan tumbuh pesat

2 Pertambangan dan penggalian 1 Maju dan tumbuh pesat

3 Industri pengolahan 3 Potensial dan dapat

berkembang

4 Pengadaan listrik dan gas 4 Relatif tertinggal

5 Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang

4 Relatif tertinggal

6 Konstruksi 4 Relatif tertinggal

7 Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor

4 Relatif tertinggal

8 Transportasi dan pergudangan 3 Potensial dan dapat

berkembang 9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3 Potensial dan dapat

berkembang

10 Informasi dan komunikasi 4 Relatif tertinggal

11 Jasa keuangan dan asuransi 3 Potensial dan dapat

berkembang

12 Real estat 2 Maju tapi tertekan

13 Jasa perusahaan 4 Relatif tertinggal

14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

3 Potensial dan dapat berkembang

15 Jasa pendidikan 1

16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 4 Relatif tertinggal

17 Lain-lain 4 Relatif tertinggal

Sumber:

Data sekunder dioalah (2020)

3. Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) digunakan untuk menganalisis sektor unggulan yang berada pada wilayah analisis. Berdasarkan hasil perhitungan LQ di Kabupaten Kampar dalam kurun waktu 2015-2019, dapat terlihat bahwa terdapat empat sektor yang memiliki nilai LQ > 1 di mana sektor-sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor real estat dan sektor jasa pendidikan. Hal ini mencerminkan bahwa sektor tersebut telah menjadi basis di wilayah analisis dan kelebihan produksi yang ada dapat dijual atau

(8)

dimanfaatkan oleh wilayah lain. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan yang terdapat di Kabupaten Kampar, hal ini tidak terlepas dari peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Kampar yang tercermin dari tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Kampar. Selain itu, tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan sumber daya alam pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Kampar telah menjadikan sektor pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian Kabupaten Kampar sehingga keberlangsungannya perlu untuk selalu dijaga dan dikembangkan seiring berjalannya waktu. Selain itu, peran pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian harus lebih intensif lagi mengingat sejak tahun 2015-2019, nilai LQ sektor pertanian terus mengalami penurunan dengan rata-rata penuruan sebesar -0.89 persen. Namun, sektor-sektor lain yang masih berada pada kriteria non basis tidak boleh dikesampingkan karena sektor pertanian dan sektor lainnya yang termasuk dalam kriteria basis akan mampu mengembangkan sektor basis yang baru (S. R. Sari, 2018). Berikut adalah hasil perhitungan Location Quotient di Kabupaten Kampar sebagaimana disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan Location Quotient di Kabupaten Kampar (2015-2019)

No Sektor Tahun Rata-rata Kriteria

2015 2016 2017 2018 2019 1 Pertanian, kehutanan dan

perikanan 1.20 1.20 1.18 1.16 1.16 1.18

Basis 2 Pertambangan dan

penggalian 1.30 1.30 1.29 1.28 1.24 1.28

Basis 3 Industri pengolahan 1.00 0.98 0.97 0.96 0.97 0.98 Non basis 4 Pengadaan listrik dan gas 0.79 0.88 0.85 0.82 0.84 0.84 Non basis 5 Pengadaan air, pengolahan

sampah, limbah dan daur ulang

0.43 0.44 0.44 0.44 0.45 0.44 Non basis

6 Konstruksi 0.78 0.80 0.81 0.83 0.85 0.82 Non basis

7 Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor

0.34 0.34 0.34 0.34 0.35 0.34 Non basis 8 Transportasi dan

pergudangan 0.38 0.37 0.37 0.36 0.36 0.37 Non basis

9 Penyediaan akomodasi dan

makan minum 0.19 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 Non basis

10 Informasi dan komunikasi 0.46 0.48 0.49 0.51 0.53 0.49 Non basis 11 Jasa keuangan dan asuransi 0.50 0.50 0.50 0.48 0.49 0.49 Non basis

12 Real estat 1.07 1.08 1.07 1.08 1.08 1.07 Basis

13 Jasa perusahaan 0.63 0.64 0.66 0.68 0.69 0.66 Non basis

14 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

0.97 0.96 0.94 0.92 0.92 0.94 Non basis

15 Jasa pendidikan 1.03 1.03 1.01 1.00 0.98 1.01 Basis

16 Jasa kesehatan dan kegiatan

sosial 0.91 0.92 0.94 0.97 0.97 0.94

Non basis

17 Lain-lain 0.63 0.64 0.63 0.63 0.65 0.64 Non basis

(9)

4. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share digunakan untuk menjelaskan pengaruh sektor pertanian dan sektor lainnya di Provinsi Riau terhadap sektor pertanian dan sektor lainnya di Kabupaten Kampar di mana masing pengaruh dikelompokan menjadi tiga yaitu Pengaruh Nasional (N), Pengaruh Proporsional (M) dan Pengaruh Keunggulan Kompetitif (C). Berdasarkan perhitungan analisis

Shift Share yang disajikan pada Tabel 3, Pertumbuhan Nasional (N) pada sektor pertanian memiliki nilai yang positif yaitu sebesar 1359,923. Hal tersebut mencerminkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Kampar memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Riau. Secara keseluruhan, sektor lain juga memiliki nilai yang positif di mana hal tersebut mengindikasikan bahwa keseluruhan sektor di Kabupaten Kampar memiliki pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di Provinsi Riau.

Berdasarkan hasil analisis, Pertumbuhan Proporsional (M) sektor pertanian di Kabupaten Kampar memiliki nilai yang positif dengan nilai sebesar 259,1243. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang cepat pada wilayah dan waktu analisis serta menggambarkan bahwa sektor pertanian berspesialisasi sebagai sektor dominan yang menggerakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Sektor lain yang memiliki spesialisasi selain sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar secara berturut-turut adalah sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi. Sedangkan, sektor lain yang memiliki pertumbuhan lambat adalah sektor pertambangan dan penggalian di mana sektor tersebut adalah sektor satu-satunya yang memiliki nilai negatif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian cenderung lambat dikarenakan sektor pertambangan adalah sektor yang sangat bergantung kepada ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.

Pertumbuhan lain yang diukur adalah Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif (C) di mana pada hasil perhitungan menunjukkan nilai yang positif yaitu sebesar 804,0332. Hal tersebut mencerminkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki daya saing yang tinggi jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah lain. Sektor pertanian memiliki nilai (C) yang tertinggi di antara sektor lain seperti sektor industri pengolahan dan pertambangan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi lebih besar untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar.

(10)

Tabel 3. Hasil analisis Shift Share Kabupaten Kampar tahun 2015-2019 No Sektor Komponen Pergeseran Struktur Ekonomi N P C

1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 1359,923 259,1243 804,0332 2423,081 2 Pertambangan dan penggalian 1452,78 -306,691 645,3131 1791,402

3 Industri pengolahan 1322,033 275,3086 758,5027 2355,844

4 Pengadaan listrik dan gas 2,158033 0,761274 -1,08513 1,834173 5 Pengadaan air, pengolahan sampah,

limbah dan daur ulang 0,302626 0,018368 -0,10602 0,214978

6 Konstruksi 313,4888 76,96467 -219,187 171,2664

7 Perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor 146,0544 36,26143 -29,676 152,6398 8 Transportasi dan pergudangan 14,55524 1,802798 13,87414 30,23219 9 Penyediaan akomodasi dan makan

minum 3,937263 0,614223 1,854022 6,405508

10 Informasi dan komunikasi 21,10657 5,846009 -31,0611 -4,10856 11 Jasa keuangan dan asuransi 22,3275 1,845657 7,783434 31,95659

12 Real estat 46,9967 6,816694 -1,20302 52,61038

13 Jasa perusahaan 0,173227 0,047959 -0,12958 0,091608

14 Administrasi pemerintahan,

pertahanan dan jaminan sosial wajib 81,55654 3,66183 53,67941 138,8978

15 Jasa pendidikan 22,97032 3,843098 15,32236 42,13578

16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,573695 2,086913 -4,80847 5,852141

17 Lain-lain 14,10339 5,024464 -1,09844 18,02942

TOTAL 4833,04 373,3369 2012,007 7218,385

Sumber: Data sekunder dioalah (2020)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kabupaten Kampar merupakan kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki kontribusi perekonomian cukup besar bagi Provinsi Riau sejak beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kampar yang cenderung meningkat setiap tahunnya telah menggambarkan bahwa Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Salah satu sektor dominan yang menjadi unggulan Kabupaten Kampar adalah sektor pertanian, di mana sektor tersebut menjadi sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat berdasarkan hasil perhitungan dengan Klassen Typology Method. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan analisis Location Quotient (LQ), sektor pertanian merupakan sektor yang telah menjadi basis sumber pertumbuhan Kabupaten Kampar dan bahkan mampu memenuhi kebutuhan wilayah lain. Sektor pertanian berdasarkan hasil perhitungan analisis Shift Share juga menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan yang cepat serta berdaya saing tinggi. Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil perhitungan yang memiliki nilai positif untuk setiap komponen pengaruh pertumbuhan.

(11)

Saran

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah perlu lebih serius dan fokus untuk mengembangkan sektor pertanian Kabupaten Kampar melalui perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian hingga ke saluran distribusi pertanian. Mengingat bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling produktif dan berpengaruh positif terhadap perekonomian Kabupaten Kampar, perlu dibuat kebijakan yang lebih berpihak kepada petani atau masyarakat lain agar tetap berusaha di bidang pertanian dan mengembangkan sektor pertanian menjadi sektor unggulan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2015). Aplikasi Analisis Shift Share pada Transformasi Sektor Pertanian dalam Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara. Jurnal Informatika Pertanian, 24(2), 165– 178.

Ai, T., & Wardoyo, R. (2015). Fuzzy-Klassen Model for Development Disparities Analysis based on Gross Regional Domestic Product Sector of a Region. International Journal of Computer Applications, 123(7), 17–22. https://doi.org/10.5120/ijca2015905389

Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Daerah Kabupaten Kampar 2019. In Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2020). PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar.

Cieślak, I., Pawlewicz, K., & Pawlewicz, A. (2019). Sustainable development in Polish regions: A shift-share analysis. Polish Journal of Environmental Studies, 28(2), 565–575. https://doi.org/10.15244/pjoes/85206

Crawley, A., Beynon, M., & Munday, M. (2013). Making Location Quotients More Relevant as a Policy Aid in Regional Spatial Analysis. Urban Studies, 50(9), 1854–1869. https://doi.org/10.1177/0042098012466601

Fracasso, A., & Marzetti, V. G. (2018). Estimating dynamic localization economies: the inadvertent success of the specialization index and the Location Quotient. Regional Studies, 52(1), 119–132. https://doi.org/10.1080/00343404.2017.1281388

Hidayat, E., & Supriharjo, R. (2014). Identifikasi Sub Sektor Unggulan Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Teknik Pomits, 3(1), 1–4. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12962/j23373539.v3i1.5746

Isbah, U., & Iyan, R. Y. (2016). Analisis Peran Sektor Dalam Perekonomian Dan Kesempatan Kerja Pertanian Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 7(19), 45–54. Liu, H., Jia, Y., Niu, C., & Gan, Y. (2019). Spatial Pattern Analysis of Regional Water Use

Profile Based on the Gini Coefficient and Location Quotient. Journal of the American Water Resources Association, 55(5), 1349–1366. https://doi.org/10.1111/1752-1688.12790

Morrissey, K. (2016). A Location Quotient approach to producing regional production multipliers for the Irish economy. Papers in Regional Science, 95(3), 491–506. https://doi.org/10.1111/pirs.12143

Putra, F. D., Kifli, F. W., & Ambarsari, A. (2017). Analisis Klassen Typology Sektor Ekonomi Provinsi Riau. Jurnal Masepi, 6(April), 487–492.

(12)

Basis di Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Development Review, 1(1), 29. https://doi.org/10.32662/golder.v1i1.112

Sari, F. W. A. W., & Herawaty, B. R. (2019). Analisis Peranan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada Perekonomian Kabupaten Deli Serdang. Journal Agroland, 26(3), 198– 211.

Sari, S. R. (2018). Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Struktur Ekonomi Di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Jurnal AGRISEP : Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan

Agribisnis, 17(2), 175–186. https://doi.org/10.31186/jagrisep.17.2.175-186

Supriyadi, B., Bahrullah, A., & Djazuli, A. (2016). Analysis of Social Economics District Proliferation in Indonesia. The IAFOR International Conference on the Social Science-Dubai 2016, 1–9.

Xanthos, G., Zopounidis, C., Garefalakis, A., Lemonakis, C., & Passas, I. (2020). Distinguish regional performance with the use of shift-share analysis and MCDA methods: a gross value added perspective. Operational Research, 0123456789. https://doi.org/10.1007/s12351-020-00582-6

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi pertumbuhan ekonomi dengan Klassen Typology Method  Kuadran I
Gambar 1. Kontribusi sektoral terbesar dan PDRB Kabupaten Kampar
Gambar 2. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabuapten Kampar tahun  2015-2019 (%)
Tabel 1. Klassen Typology Method sektoral Kabupaten Kampar (2015-2019)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria hasil perhitungan koefisien LQ adalah jika suatu sektor memiliki koefisien LQ &gt; 1, mengindikasikan adanya kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis,

menunjukkan bahwa sektor pertanian secara umum berperanan sebagai sektor potensial yang berarti sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Blora lebih

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bondowoso dengan

Berhubungan dengan peran sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi di Jawa Timur, jika dilihat dari data yang memiliki nilai angka pengganda terbesar adalah

menunjukkan bahwa sektor pertanian secara umum berperanan sebagai sektor potensial yang berarti sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Blora lebih

(5) Tanaman ubi jalar berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasaman. Hal ini keseluruhan dijelaskan dari hasil analisis uji F

Sektor pertanian mampu memberikan peranan yang besar bagi perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi dan menjadi sektor basis atau unggulan selama periode 2001- 2015 dengan

Sektor industri pengolahan bernilai positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagekeo dengan nilai signifikansi sebesar 0.229 > 0,05 Berdasarkan