• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

:: DOKUMEN::

RENCANA STRATEGIS

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

TAHUN 2015-2019

Institusi Litbang yang menjadi pusat unggulan

dalam kegiatan penelitian dan observasi

sumberdaya wilayah dan klimat

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

ii | P a g e

RENCANA STRATEGIS

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

TAHUN 2015-2019

Institusi Litbang yang menjadi pusat unggulan

dalam kegiatan penelitian dan observasi

sumberdaya wilayah dan klimat

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(3)

iii | P a g e

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 yang ditetapkan melalui Paraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 dijalankan dengan peneguhan kembali jalan ideologi bangsa. Ideologi itu adalah Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti dengan demikian prinsip dasar trisakti menjadi basis dalam pembagunan karakter kebangsaan dan landasan kebijakan nasional lima tahun kedepan, termasuk pembanguna kelautan dan perikanan, sehingga Balai Penelitian dan Observasi Laut telah menetapkan Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015-2019 pada tahun 2015.

Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak tahun 2015 sampai tahun 2019, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, sehingga dapat mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan mengembangkan tiga pilar dalam mewujudkan dalam memperkuat pembangunan kelautan dan perikan secara nasional melalui perwujudan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan mewujudkan masyarakat kelautan dan perikana yang sejahtera.

Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Penelitian dan Observasi Laut telah menetapkan Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut 2015 – 2019 dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator

Kinerja Utama, program dan kegiatan, serta anggaran yang diperlukan.

Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015-2019 ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan tahun 2015-2019. Diharapkan pembangunan kelautan dapat meningkatkan konstribusi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Jembrana, 01 September 2015 Kepala Balai Penelitian dan Observasi Laut

(4)

iv | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. 780/BALITBANG KP.3.1/BPOL/RC.221/IX/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2015-2019 ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Kondisi Umum ... 2 1.3 Potensi ... 2 1.4 Permasalahan ... 3 1.5 Lingkungan Strategis ... 5

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ... 6

2.1 Visi ... 6

2.2 Misi ... 6

2.3 Tujuan ... 6

2.4 Sasaran ... 7

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 11

3.1 Arah Kebijakan ... 11

3.1.1 Penelitian dan Observasi Laut ... 11

3.1.2 Kelembagaan ... 11

3.1.3 Sumberdaya Manusia ... 12

3.1.4 Sarana Prasarana ... 12

3.2 Strategi ... 12

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 13

4.1 Target Kinerja ... 13

4.1.1 Target Indikator Kinerja ... 13

4.1.2 Indikator Kinerja Program ... 15

4.1.3 Indikator Kinerja Kegiatan ... 15

4.2 Kerangka Pendanaan ... 16

BAB V ORGANISASI DAN TATA LAKSANA ... 17

5.1 Struktur Organisasi ... 17

5.2 Mekanisme Hubungan dan Tata Kerja ... 18

BAB VI PENUTUP ... 24

TABEL MATRIK PENGANGGARAN, ROADMAP SDM, FUNGSIONAL, KEPAKARAN, PENGADAAAN BARANG DAN JASA ... 25

(5)

v | P a g e

PERATURAN

KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSEVASI LAUT NOMOR PER.780/BALITBANG KP.3.1/BPOL/RC.221/IX/2015

TENTANG RENCANA STRATEGIS

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2015 – 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan program

pembangunan kelautan dan perikanan serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menyusun Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut 2015-2019;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Balai Penelitian dan Observasi Laut tentang Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015 -2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(6)

vi | P a g e

Kelautan

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

tentang Organisasi Kementerian Negara

10.Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015

tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan

11.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

12.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019;

13.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut;

Memperhatikan : Peraturan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2015 – 2019;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN

OBSERVASI LAUT TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2015 – 2019

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Rencana Strategis Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015 –

2019, yang selanjutnya disebut Renstra BPOL, adalah dokumen perencanaan Balai Penelitian dan Observasi Laut untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

(7)

vii | P a g e

2. Program Litbang Kelautan adalah program penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan yang menjadi tanggungjawab Balai Penelitian dan Observasi Laut.

3. Kepala Balai adalah Kepala Balai yang menjalankan program litbang

kelutan dan perikanan.

Pasal 2

1. Renstra BPOL merujuk pada Rencana Strategis Kementerian Kelautan

dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 dan Rencana Strategis Balitbang KP Tahun 2015 – 2019.

2. Renstra BPOL merupakan pedoman dalam menyusun perencanaan

jangka menengah periode tahun 2015 – 2019.

3. Kebijakan dan Strategi dalam Renstra BPOL dilaksanakan melalui

Program Litbang KP.

4. Target kinerja Program Litbang KP beserta kegiatan dan rencana alokasi

pendanaan dirinci ke dalam target kinerja dan rencana alokasi pendanaan tahunan.

Pasal 3

Ruang lingkup dari Renstra BPOL, meliputi:

1. Pendahuluan;

2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis;

3. Arah Kebijakan dan Strategi;

4. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan;

5. Organisasi dan tata laksana; serta

6. Penutup.

Pasal 4

Pelaksanaan Renstra BPOL disusun secara bertahap setiap tahun dalam Rencana Kerja Tahunan dengan memperhatikan :

1. Sasaran dan target kinerja Renstra BPOL dan Balitbang KP;

2. Kemampuan Keuangan Negara;

3. Ketersediaan dan daya dukung sumberdaya iptek;

4. Prestasi kerja tahun sebelumnya;

5. Kondisi terkini dan kebijakan mutakhir yang berkembang.

Pasal 5

1. Renstra BPOL menjadi dasar perencanaan dan evaluasi kinerja dalam

implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di BPOL.

2. Kepala BPOL memantau dan melakukan evaluasi atas pencapaian target

kinerja secara berkala.

3. Hasil Pelaksanaan Renstra dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas

(8)

viii | P a g e

Pasal 6

Renstra BPOL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran Peraturan ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 7

Peraturan Kepala Balai yang sudah ada sebelum Peraturan ini berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini.

Pasal 8

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jembrana

Pada tanggal 01 September 2015 KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT,

(9)

1 | P a g e

LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. 780/BALITBANG KP.3.1/BPOL/RC.221/IX/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2015-2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan oleh Presiden yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 dengan meneguhkan kembali jalan ideologi bangsa. Ideologi itu adalah Pancasila 1 juni 1945 dan Trisakti, yang menjadi prinsip dasar dalam pembangunan karakter kebangsaaan dan landasan kebijakan 5 (lima) tahun kedepan, termasuk pembangunan kelautan dan perikanan. Gambaran pembangunan berdasarkan ideologi bangsa dapat dicapai melalui perwujudan bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian dan berkebudayaan. Selain itu pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 menggambarkan adanya reorientasi paradigm pembangunan dari pembangunan berbasis daratan menjadi pembangunan berbasis kelautan dan kepulauan. Kerangka pencapaian tujuan RPJMN 2015-2019 dirumuskan lebih lanjut dalam 9 agenda prioritas pembangunan nasional (NAWA CITA). RPJMN 2015-2019 merupakan tahap ketiga dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui undang-undang nomor 17 tahun 2007 yakni memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggunlan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkualitas serta kemapuan IPTEK yang terus meningkat. Pesiden telah menyatakan bahwa laut adalah masa depan peradaban bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa laut tidak boleh dipinggirkan dan sudah saatnya melihat laut sebagai sumber kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pembangunan kelautan dan perikanan harus dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah suatu keadaan menjadi

(10)

2 | P a g e

yang lebih baik dengan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal, efektif, efisien dan akuntabel dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

1.2 Kondisi Umum

Indonesia adalah negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan memiliki lautan yang luas dengan potensi sumberdaya laut yang besar. Dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut tersebut, Indonesia perlu mengubah paradigma terhadap laut, yaitu dari kecenderungan yang konservatif dan kurang terukur menuju paradigma baru yang mengandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan nilai tambah sumberdaya kelautan bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan menjaga sumberdaya laut di masa datang agar tetap lestari. Untuk itu, perlu dibangun kembangkan pondasi dan pemanfaatan teknologi observasi laut yang berbasis pada

penelitian terapan (applied research) sebagai salah satu aspek utama dalam

pembangunan di sektor kelautan. Guna menjawab tantangan yang semakin berat di masa mendatang perlu dilakukan peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan di sektor kelautan, baik dalam skala nasional, regional, maupun global. Kegiatan penelitian terapan dan pemantauan laut secara

regional dan global, khususnya yang diprakarsai oleh Intergovernmental

Oceanographic Commission (IOC) dalam jaringan pemantauan dan

pertukaran data Global Ocean Observing System (GOOS), negara-negara di

Asia Tenggara telah mengambil langkah nyata dalam mendukung kegiatan tersebut agar dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi mereka.

1.3 Potensi

Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara dengan wilayah laut yang paling luas telah memberikan peranan yang signifikan dan ikut terlibat secara aktif dalam jaringan pemantauan dan pertukaran data tersebut melalui

(11)

3 | P a g e

pada tanggal 9 Agustus 2005 di Bali. Program InaGOOS ini menekankan pada kegiatan observasi laut di Indonesia yang merupakan bagian dari observasi global berkontribusi memberikan informasi mengenai fenomena dan dinamika laut di wilayah Indonesia secara kontinu dan menyeluruh. Keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan harus dapat dijadikan tempat pijakan yang relevan dalam menjawab kebutuhan di atas. Untuk itu, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) wajib turut serta berperan aktif dan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan di sektor kelautan dan perikanan nasional seperti yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-2019. Dalam Peraturan tersebut KKP memiliki visi untuk mewujudkan sector kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional dengan misi yakni Kedulatan dalam mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan, Keberlanjutan dengan mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lestari dan Kesejahteraan guna mewujudkan masyrakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri serta berkepribadian dalam berbudaya.

1.4 Permasalahan

Bidang kelautan memiliki permasalhan yang kompleks karena keterkaitan dengan banyak sector dan juga sensitive terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isi pengelolaan kelautan dan perikanan di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumberdaya lingkungan perairan sebagai mata pencarian masyarakat dibidang perikanan, ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat kelautan dan

(12)

4 | P a g e

perikanan. Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami gejala overfishing dan parktek IUU Fishing yang terjadi di WPP-NRI baik oleh kapal perikanan Indonesia maupun kapang asing yang menyebabkan kerugian baik aspek social, ekologis dan ekonomi. Ancaman tersebut dipicu oleh kondisi sector perikanan global, dimana beberapa Negara mengalami penurunan stok ikan, pengurangan armada kapal penangkapan ikan akibat pembatasan pemberian ijin penangkapan sedangkan permintaan produk perikanan makin meningkat. Disisi lain kemapuan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan perlu ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya melalui pengembangan system pengawasan yang terintegrasi, penyediaan saranan dan prasarana pengawasan, pemenuhan regulasi dan kelembagaan, kerjasama secara interaktif serta mengalang komitmen dan dukungan dalam penanggulangannya. Selain itu masalah perbatasan laut menjadi kendala dalam pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayah perairan Indonesia. Untuk itu perlu dikembangan kebijakan tata ruang dan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan memperhatikan kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan baik yang ada di daratan, wilayah pesisir dan lautan tidak terlepas dari keberaaan potensi bencana alam dan dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia. Bencana alam dan perubahan iklim tersebut berdampak serius terhadap kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikan dengan adanya keaikan muka air laut yang dapat menenggelamkan pulau atau daratan di wilayah pesisir, intruisi air laut, peningkatan dan perubahan intensitas cuaca ekstrim yang berpengaruh terhadap kegiatan penangkapan dan budidaya. Oleh karena itu diperlukan penyiapan kapasitas masyarakat untuk melakukan berbagai upaya mitigasi bencana dan adaptasi dampak perubahan iklim masih sangat diperlukan, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi ekosistem, pengendalian pencemaran dan upayah revitalisasi melalui upaya reklamasi yang terkendali. Sebagai isu utama pembangunan lima tahun mendatang difokuskan pada uapya mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah dengan mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah.

(13)

5 | P a g e

1.5 Lingkungan Strategis

Beberapa faktor strategis lingkungan internal yang menjadi kekuatan maupun kelemahan, antara lain meliputi (1) Sumberdaya ikan, habitat, dan produksi; (2) Pengelolaan perikanan nasional; (3) Geografi; (4) Kependudukan; (5) Ekonomi nasional; (6) Ideologi nasional; (7) Sosialbudaya nasional; (8) Politik, tata kelola pemerintahan, kebijakan, peraturan perundang-undangan Indonesia, dan penegakan hukum; (9) Pertahanan dan keamanan nasional; (10) IPTEK dan informasi nasional; (11) Ketersediaan bahan baku; (12) Konektivitas antar pulau; (13) Manajemen industri (teknologi produksi, SDM, pemasaran); (14) Permintaan hasil perikanan dalam negeri (termasuk UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan); (15) Pengelolaan sistem pembinaan mutu dan keamanan pangan; dan (16) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan faktor strategis lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang ataupun ancaman adalah (1) Permintaan hasil perikanan dunia; (2) Sumberdya alam, praktek dan tingkat produksi perikanan dunia, (3) Globalisasi perekonomian, serta pasar bebas hasil perikanan regional dan dunia; (4) Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015; (5) Kerjasama bilateral, regional dan multilateral, serta instrumen internasional (termasuk RFMO); (6) Praktek Illegal fishing global; (7) Sumberdaya alam, praktik dan tingkat produksi dan pengelolaan perikanan dunia, pasok hasil perikanan dunia; dan (8) Kependudukan dunia.

(14)

6 | P a g e

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.1 Visi

sebagai unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, maka visi BPOL ditetapkan selaras dengan visi pembangunan nasional serta tujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebgai poros maritim dunia. Visi BPOL sebagai pusat unggulan dalam kegiatan penelitian dan observasi sumberdaya kelautan

2.2 Misi

Mengacu pada tugas dan fungsi sebagai unit pelaksana tenis yang dimandatkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, maka terdapat tiga pilar yang menjadi misi BPOL yakni:

a. meningkatkan sumberdaya penelitian dan observasi kelautan yang

handal dan mandiri;

b. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi observasi kelautan yang

didukung oleh sistem data dan informasi handal;

c. meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan observasi laut guna

mendukung misi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2.3 Tujuan

Penjabaran misi dari BPOL dalam menjalankan mandat PERMEN KP tentang tugas dan fungsi, maka tujuan kegiatan BPOL adalah

1. Meningkatkan sumberdaya penelitian dan observasi kelautan yang

(15)

7 | P a g e

a. tewujudnya 60 % kapasitas dan kompetensi sumberdaya peneliti

dalam melaksanakan penelitian dan observasi kelautan yang mandiri, handal, dinamis dan responsif pada tahun 2019;

b. terwujudnya 75 % sarana prasarana penelitian dan observasi

kelautan yang handal, dinamis dan responsif pada tahun 2019.

2. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi observasi

kelautan yang didukung oleh sistem data dan informasi yang handal melalui;

a. meningkatkan keakuratan dan pemanfaatan data dan informasi hasil

penelitian dan observasi kelautan sebesar 85% guna mendukung rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan di tahun 2019;

b. memanfaatkan IPTEK Kelautan secara optimal dan tepat guna dalam

penelitian dan observasi dalam rangka mewujudkan sistem

observasi kelautan terpadu dan mendukung implementasi Indonesia

Global Ocean Observing System (InaGOOS);

c. Melaksanakan 25% penelitian dan observasi di bidang sumberdaya

laut terkait dengan isu perubahan iklim dan pemanasan global.

3. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan observasi laut guna

mendukung misi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

a. memperluas jejaring kerjasama nasional sebesar 50% dan 30%

kerjasama internasional dalam penelitian dan observasi kelautan;

b. memanfaatkan 50% media sosial dan 50% website dalam

penyebaran informasi hasil penelitian dan observasi laut

2.4 Sasaran

Sasaran strategis penelitian dan observasi laut merupakan kondisi yang ingin dicapain dalam mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan sebagai

(16)

8 | P a g e

outcame/impact dari program penelitian dan observasi yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya BPOL menjabarkan tiga misi yaitu Meningkatkan Sumberdaya penelitian dan observasi laut, penguasaan IPTEK observasi kelautan, dan meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan observasi. Pendekatan dalam pencapaian strategis menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) ang dibagi dalam tiga perspektif yaitu customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut:

1. Customer Perspective

Upayah dalam penjabaran misi, maka sasaran strategis pertama

meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dengan indicator Jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk pengembangan ekonomi maritim dan kelautan berkelanjutan dari 1 WPP di tahun 2015 menjadi 11 WPP di tahun 2019.

(17)

9 | P a g e

litbang dan layanan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi KP yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SDKP dengan indikator

a. Jumlah inovasi pengkajian teknologi KP yang diusulkan untuk

dijadikan bahan kebijakan dari nol pada tahun 2015 menjadi 3 pada tahun 2019

b. Jumlah instansi yang menerima dan mendistribusikan PPDPI kepada

pengguna sebanyak 3 setiap tahun nya

c. Jumlah instansi yang mengaplikasikan Biorefftek sebanyak 1 instansi

setiap tahunnya

d. Jumlah instnasi yang menggunakan predikasi parameter oseanografi

sebanyak 3 instansi setiap tahunnya.

e. Jumlah penggunan jasa layanan LKP sebanyak 5 instansi setiap

tahunnya.

2. Internal Process perspective

Sasaran strategis pada perspektif ini adalah proses yang harus dilakukan oleh BPOL yaitu

1) sasaran ke tiga adalah Tersedianya Rekomendasi dan Masukan

Kebijakan Pembangunan hasil pengkajian dan perekayasaan teknologi KP yang Implementatif berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah dengan indicator kinerja antara lain:

a. Jumlah Data dan/atau Informasi Fenomena Alam Laut dan

Perubahan Iklim dari 2 paket pada tahun 2015 menjadi 5 paket pada tahun 2019

b. Jumlah Data dan/atau Informasi Teknologi Kelautan dan

Perikanan, Hasil Observasi Laut dan Pengawasan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari 3 paket pada tahun 2015 menjadi 7 paket di tahun 2019

c. Karya Tulis Ilmiah Bidang Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi

(18)

10 | P a g e

2) sasaran ke empat adalah Terwujudnya peningkatan kapasitas dan

kapabilitas sumberdaya Litbang dan Layanan Iptek Teknologi KP

dengan indicator kinerja adalah

3) sasaran ke lima adalah Terselenggaranya Pengendalian

Perekayasaan dan Pengkajian Tekologi KP

3. Learning and Growth perspective

Guna melaksanakan pencapaian sasaran strategis di atas, diperlukan input yang dapat mendukung terlaksananya proses dalam menghasilkan output dan outcame BPOL, terdapat empat sasaran strategis yang harus dicapain antara lain:

1) sasaran ke enam adalah Tersedianya ASN IPTEK Teknologi KP

dengan indicator kinerja adalah Jumlah SDM BPOL yang dikembangkan kopetensinya setiap tahun nya sebanyak 25 orang.

2) sasaran ke tujuh adalah Terwujudnya informasi yang valid, handal

dan mudah diakses dengan indicator kinerja adalah peningkatan indeks pemanfaatan informasi KP dari 75% tahun 2015 menjadi 85% di tahun 2019.

3) sasaran ke delapan adalah Terwujudnya reformasi birokrasi di

BPOL dengan indicator sebagai berikut:

a. Indeks RB BPOL setiap tahun dengan nilai A;

b. Nilai SAKIP BPOL dari nilai A pada tahun 2015 menjadi AA pada

tahun 2019;

c. Indeks kepuasan masyarakat terhadap BPOL dari 70.10 pada

tahun 2015 menjadi 77 pada tahun 2019

d. Nilai WBK BPOL dari 71 pada tahun 2015 menjadi 88 pada tahun

2019

4) sasaran ke sembilan adalah terkelolanya anggaran pembangunan

secara efektif dengan indicator nilai efisiensi anggaran dari 80% pada tahun 2015 menjadi 90 % pada tahun 2019.

(19)

11 | P a g e

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan

3.1.1 Penelitian dan Observasi Laut

Dalam rangka memujudkan visi dan misi, arah kebijakan Penelitian dan Observasi laut sebagai berikut:

a. memperkuat basis data dan menyempurnakan manajemen data dan

informasi nasional untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan;

b. memperkuat inovasi teknologi bagi komoditas unggulan dan prospektif,

yang berorientasi pada daya saing, pasar dan kebutuhan masyarakat serta keberlanjutan sumberdaya kelautan dan perikanan;

c. memperkuat iptek untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan secara berkelanjutan;

d. mempercepat penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang iptek dengan

pendekatan TRL dalam IPTEKMAS;

e. meningkatkan kapasitas, sinergi dan integrasi di Balai Penelitian dan

Observasi Laut;

3.1.2 Kelembagaan

Unit Pelaksana Teknis ini dibangun di Perancak, Jembrana, Bali. Fokus kegiatan ditekankan pada pelaksanaan penelitian dan observasi sumberdaya laut di bidang fisika dan kimia kelautan, daerah potensial penangkapan ikan, dan perubahan iklim, serta pengkajian teknologi kelautan. Kebutuhan jumlah SDM seperti terlampir dalam Lampiran Renstra ini.

(20)

12 | P a g e

3.1.3 Sumberdaya Manusia

Kebijakan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) Balai Penelitian dan Observasi Laut, terdiri dari kebutuhan pegawai, pengembangan pendidikan pegawai dan pengembangan kepakaran peneliti dan perekayasa serta fungsional lain (Roadmap Terlampir).

3.1.4 Sarana Prasarana

Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

a) Kendaraan Operasional terdiri dari kendaraan operasional kantor,

kendaraan survei, dan sepeda motor;

b) Alat Pengolah Data terdiri dari Workstation, Server data, PC, Laptop, dan

Printer;

c) Wahana Air (Speed Boat) dan kapal riset;

d) Sarana Prasarana terdiri dari Stasiun Pasang surut, bouy pantai dan laut

dan Stasiun Penerima Data Satelit serta Data Center.

3.2 Strategi

Strategi dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut:

a. Penguasaan alat dan instrumentasi untuk aquisisi dan pemrosesan data

oseanografi.

b. Penguasaan metode dalam pemrosesan data oseanografi.

c. Meningkatkan diseminasi hasil penelitian dan observasi melalui kegiatan

pameran, seminar dan penerbitan media diseminasi (jurnal, bunga

rampai, proseding, leaflet dan brosur), perpustakaan online, situs BPOL

dan multimedia centre.

d. Mendokumentasikan seluruh kegiatan penelitian dan observasi dengan

menyusun database hasil litbang.

e. Penguatan kerjasama dalam penelitian dan observasi baik di tingkat

(21)

13 | P a g e

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 TARGET KINERJA

4.1.1 Target Indikator Kinerja

Sasaran strategis yang telah ditetapan BPOL merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil dari satu atau beberapa program. Indicator kinerja sasaran strategis BPOL adalah sebagai berikut:

SASARAN STRATEGIS DAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 CUSTOMER PERSPECTIVE

SS 1. Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan

1

Jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk

pengembangan ekonomi maritim dan kelautan yang berkelanjutan

1 3 5 7 11

SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan

Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi KP yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SDKP

2

Jumlah inovasi pengkajian teknologi KP yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah)

0 2 2 3 3

3

Jumlah instansi yang menerima dan

mendistribusikan PPDPI kepada pengguna

3 3 3 3 3

4 Jumlah instansi yang mengaplikasikan Biorefftek 1 1 1 1 1

5

Jumlah instnasi yang menggunakan predikasi

parameter oseanografi 3 3 3 3 3

(22)

14 | P a g e

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

SS 3. Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Pembangunan hasil pengkajian dan perekayasaan teknologi KP yang Implementatif berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah

7

Jumlah Data dan/atau Informasi Fenomena Alam

Laut dan Perubahan Iklim 2 2 2 3 5

8

Jumlah Data dan/atau

Informasi Teknologi Kelautan dan Perikanan, Hasil Observasi Laut dan Pengawasan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

3 3 3 5 7

9 Karya Tulis Ilmiah Bidang Pengkajian dan Perekayasaan

Teknologi KP 15 15 15 20 20

SS 4. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan Layanan

Iptek Teknologi KP

10

Proporsi pegawai fungsional lingkup BPOL dibandingkan total pegawai lingkup BPOL (%)

58 60 65 68 70

11

Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan Teknologi Kelautan dan Perikanan yang memadai

1 1 2 2 2

12

Jumlah jejaring dan kerjasama Teknologi Kelautan dan Perikanan yang terbentuk (buah)

3 3 3 5 5

SS 5. Terselenggaranya Pengendalian Perekayasaan dan Pengkajian Tekologi KP

13

Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi KP (minimal)

80% 80% 80% 87% 92%

LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS 6. Tersedianya ASN Iptek Teknologi KP

14 Jumlah SDM BPOL yang

dikembangkan kompetensinya 25 25 25 25 25

SS 7. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses

15 Indeks pemanfaatan informasi

(23)

15 | P a g e

SS 8. Terwujudnya Reformasi Birokrasi

16 Indeks RB BPOL A A A A A

17 Nilai/Skor SAKIP BPOL A A A AA AA

18 Indeks Kepuasan Masyarakat

Terhadap BPOL 70 72 73 75 77

19 Nilai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) BPOL 75 75 80 80 85

SS 9. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien

20 Nilai efisisensi anggaran (%) 80% 85% 85% 90% 90%

4.1.2 Indikator Kinerja Program

Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur yang mengindikasikan

keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu program. Indikator

Kinerja Program telah ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran program (outcome). Indikator kinerja program tersebut juga merupakan Kerangka Akuntabilitas Organisasi dalam mengukur pencapaian kinerja program. Dalam kaitan ini, BPOL telah menetapkan Indikator Kinerja Program dalam Struktur Manajemen Kinerja yang merupakan sasaran kinerja program yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi sebagaimana terlampiran.

4.1.3 Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan merupakan ukuran alat ukur yang

mengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) dari suatu

kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan telah ditetapkan secara spesifik untuk

mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran kegiatan (output).

Indikator Kinerja Kegiatan dalam Struktur Manajemen Kinerja di BPOL merupakan sasaran kinerja kegiatan yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi sebagaimana terlampiran.

(24)

16 | P a g e

4.2. KERANGKA PENDANAAN

Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program kegiatan penelitian dan observasi kelautan, serta mencapai target sasaran utama sebagaimana disebutkan dalam Bab terdahulu, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai. Pendanaan kegiatan penelitian dan observasi kelautan bersumber dari pemerintah APBN Pusat (rupiah murni, PNBP maupuan hibah luar negeri langsung), APBD, swasta, dan masyarakat. Pendanaan tersebut akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yakni fokus pada pada kepentingan untuk kesejehteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Secara terinci kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan sebagaimana terlampiran.

(25)

17 | P a g e

BAB V

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

5.1Struktur Organisasi

Organisasi Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) sesuai dengan PERMEN Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PERMEN KP NOMOR PER.34/MEN/2011 merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang penelitian dan observasi sumberdaya laut, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan. Dalam pelaksanaan secara struktural BPOL mempunyai struktur organisasi yaitu :

1. Kepala Balai;

2. Subbagian Tata Usaha;

3. Seksi Tata Operasional;

4. Seksi Pelayanan Teknis; dan

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Guna mendukung kegiatan Penelitian dan Observasi Laut, sesuai dengan visi dan misi yang telah tersebut di atas, maka dibentuk kelompok jabatan fungsional yang terdiri dari kelompok fungsional penelitian dan non

fungsional peneliti. Kelompok penelitian bertugas melakukan

penelitian/pengkajian dibidang Teknologi Kelautan dan Teknologi Perikanan sedangkan kelompok non fungsional peneliti bertugas melakukan dukungan terhadap pelaksanaan penelitian/pengkajian di bidang Teknologi Kelautan dan Perikanan. Adapun struktur organisasi BPOL, sebagaimana tercantum dibawah ini:

(26)

18 | P a g e

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Observasi Laut berdasarkan PERMEN KP NOMOR PER.34/MEN/2011

5.2 Mekanisme Hubungan dan Tata Kerja a) Kepala Balai

Melaksanakan tugas penelitian dan observasi sumberdaya laut dan menyelenggarakan fungsi adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta laporan;

2. Pelaksanaan penelitian dan observasi sumberdaya laut di bidang fisika dan kimia kelautan, daerah potensial penangkapan ikan, dan perubahan iklim, serta pengkajian teknologi kelautan;

(27)

19 | P a g e

3. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerjasama penelitian dan observasi;

4. Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan observasi; dan 5. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

b) Subbagian Tata Usaha

Sub bagian Tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional, administrasi keuangan, persuratan, kearsipan, dan rumah tangga. Dalam pelaksanaan tugasnya, Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Pengelolaan administrasi keuangan, yang meliputi:

1) Membantu pelaksana program mengumpulkan data pelaksanaan

anggaran rutin dan pembangunan.

2) Menangani urusan gaji, lembur, dan perjalanan dinas.

3) Menangani urusan pembayaran listrik, telepon serta sarana

komunikasi lain seperti internet.

4) Menangani urusan yang berkaitan dengan Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP).

5) Menyiapkan laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan

tahunan.

6) Menyiapkan dan menghimpun data yang berkaitan dengan urusan

revisi DIPA.

7) Mempelajari undang-undang yang baru dalam bidang keuangan.

8) Menindaklanjuti hasil laporan audit dan laporan hasil pemeriksaan

dari Irjen ataupun lembaga lainnya.

2. Pengelolaan kepegawaian, yang meliputi:

1) Mengumpulkan dan menganalisis data untuk menyusun rencana

kebutuhan pegawai.

2) Menyusun rencana pengembangan karier pegawai melalui jalur

pendidikan dan pelatihan, ujian dinas, promosi, penghargaan dan tanda jasa.

(28)

20 | P a g e

3) Membantu proses pemberian cuti pegawai maupun perijinan yang

berkaitan dengan kepegawaian.

4) Menghimpun dan menyiapkan data mengenai mutasi, kenaikan

berkala, jabatan fungsional, pegawai baru, kenaikan pangkat, pengangkatan/pengaktifan kembali, pensiun pegawai, serta menyiapkan dan memproses usul kenaikan gaji berkala.

5) Menginformasikan persyaratan kenaikan jenjang fungsional serta

memproses administrasi kenaikan jenjang fungsional tersebut.

6) Menyiapkan surat pernyataan melaksanakan tugas atau menduduki

jabatan struktural atau fungsional.

7) Menyiapkan dan memantau pengurusan Taspen, Askes, Karpeg,

Karis, dan Karsu.

8) Menyusun daftar urutan kepangkatan (DUK) dan buku induk

pegawai dan nominatif pegawai.

9) Menyiapkan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) PNS.

10) Mengelola SIMPEG.

3. Pengeloaan arsip, yang meliputi:

1) Menangani urusan kearsipan surat menyurat dan dokumen, surat

masuk dan keluar serta pengiriman dan penerimaan berita melalui fax dan e-mail.

2) Mengelola penomoran memorandum dan surat keluar.

4. Pengelola inventaris, yang meliputi:

1) Menyiapkan, mengelola dan menatausahakan barang inventaris

kantor.

2) Menyusun rencana kebutuhan serta menyiapkan pelaksanaan

pengadaan dan penyaluran barang inventaris kantor.

3) Memantau dan mengevaluasi pengadaan barang inventaris yang

dibiayai oleh APBN.

4) Menyiapkan bahan evaluasi dan konsep laporan pelaksanaan

pengadaan, penyimpanan dan penyaluran barang yang dibiayai oleh APBN.

(29)

21 | P a g e

6) Mengumpulkan data barang-barang yang termasuk dalam kategori

yang akan dihapus dari daftar inventaris.

7) Mengurus administrasi kendaraan dinas serta surat

kelengkapannya, gedung kantor, dan halaman.

c) Seksi Tata Operasional

Seksi Tata Operasional memiliki tugas melakukan koordinasi perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis, penyusunan program, pemantauan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penelitian dan observasi laut strategis. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Tata Operasional melaksanakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan Program dan Anggaran, yang meliputi:

1) Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan program dan anggaran penelitian strategis, observasi dan pengelolaan di bidang kelautan.

2) Melakukan koordinasi dengan P3TKP serta Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam penyiapan bahan dan penyusunan program dan anggaran penelitian strategis, observasi dan pengelolaan di bidang kelautan.

2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, yang meliputi:

1) Melakukan evaluasi pelaksanaan penelitian strategis, observasi dan pengelolaan di bidang kelautan.

2) Melakukan penyiapan dalam penyusunan laporan pelaksanaan penelitian strategis, observasi dan pengelolaan di bidang kelautan.

3) Melakukan koordinasi dengan P3TKP serta Sekretariat Badan Litbang Kelautan dan Perikanan dalam penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan penelitian strategis, observasi dan pengelolaan di bidang kelautan.

(30)

22 | P a g e

d) Seksi Pelayanan Teknis

Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pelaksanaan kerjasama penelitian dan observasi serta diseminasi, komunikasi, publikasi dan dokumentasi hasil penelitian dan observasi strategis di bidang kelautan serta melakukan pengelolaan sarana dan prasarana

penelitian dan observasi seperti peralatan survey dan warehouse, stasiun

bumi, laboratorium kualitas perairan, stasiun observasi kelautan, speed

boat, dan sistem teknologi informasi. Fungsi dari Seksi Pelayanan Teknis

adalah:

a. Menyelenggarakan pelayanan jasa dan kerjasama penelitian dan

observasi di bidang kelautan.

b. Melakukan diseminasi, dokumentasi, publikasi dan komunikasi hasil

penelitian dan observasi yang dilakukan oleh BPOL.

c. Mengelola sarana dan prasarana penelitian dan observasi yang

dimiliki.

d. Menghimpun data dan informasi kelautan untuk dijadikan basis data

yang terstruktur dan dinamis.

e. Membangun dan mengelola basis data dan sistem informasi kelautan

yang berkesinambungan, mutakhir, mudah diakses, dan memiliki

sistem back up yang aman.

e) Kelompok Jabatan Fungional Peneliti

Dalam upaya menjabarkan dukungan litbang terhadap arah dan kebijakan kementerian serta badan litbang, maka disusun kelompok penelitian sebagai berikut:

1) Penginderaan Jauh Kelautan Tugas dan Fungsi kelompok penelitian

Penginderaan Jauh Kelautan: Penguasaan Teknologi Observasi

Kelautan dan Perikanan menggunakan aplikasi teknologi

penginderaan jauh.

2) Pemodelan Laut: Tugas dan Fungsi kelompok penelitian Pemodelan

Laut melakukan penguasaan Teknologi Observasi Kelautan dan Perikanan menggunakan pendekatan pemodelan.

(31)

23 | P a g e

3) Perubahan Iklim: Tugas dan Fungsi kelompok penelitian Perubahan

Iklim melakukan pemantauan dan pengumpulan data kondisi lingkungan perairan laut terkait perubahan iklim.

f ) Kelompok Jabatan Fungsional non Peneliti

Guna mendukung kegiatan penelitian dan manajerial, dibentuk fungsional di selain penelitian agar dapat memperkuat hasil litbang dalam penyebaran informasi kepada pengguna. Adapun jabatan fungsional yang ada meliputi:

1) Teknologi Infomasi melakukann kegiatan meliputi merencanakan, menganalisis, merancang, mengimplementasikan, mengembangkan dan/atau mengoperasikan sistem informasi berbasis computer.

2) Pustakawan melakukan kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpusdokinfo, termasuk pengembangan profesi.

3) Kehumasan melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, meliputi perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, hubungan kelembagaan, hubungan personil, dan pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan.

(32)

24 | P a g e

BAB VI PENUTUP

Renstra BPOL ini telah disusun berdasarkan bahan-bahan pembahasan dalam rapat kerja teknis BPOL tahun 2015 dan serangkaian rapat perumusan dengan memperhatikan berbagai perkembangan terkini dalam perencanaan pembangunan jangka menengah nasional. Rujukan utama penyusunan dokumen ini adalah Renstra KKP 2015 – 2019 dan draf dokumen Renstra Balitbang KP 2015 – 2019 serta Draf dokumen Renstra P3TKP 2015 - 2019. Dokumen ini disusun dengan sejumlah asumsi dan kondisi. Apabila dikemudian hari terdapat perubahan kondisi dan asumsi yang telah ditetapkan, maka sangat dimungkinkan untuk dilakukan revisi sasaran serta kebijakan strateginya. In.dikator dan target pembangunan yang dinyatakan dalam dokumen ini merupakan indikator utama minimal yang harus dipenuhi oleh jajaran BPOL.

Dalam implementasi melalui kegiatan pembangunan tahunan indikator dan target dapat ditambahkan sesuai kondisi setempat. Beberapa kondisi yang dapat merubah sasaran dan naskah ini antara lain apabila terjadi perubahan mandat untuk BPOL, terjadi krisis ekonomi berkepanjangan yang

(33)

25 | P a g e

LAMPIRAN II : PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER.780/BALITBANG KP.3.1/BPOL/RC.221/IX/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2015-2019

TABEL MATRIK PENGANGGARAN, ROADMAP SDM, FUNGSIONAL, KEPAKARAN, PENGADAAAN BARANG DAN JASA Matriks Penganggaran No ALOKASI ANGGARAN Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 1 RM 23.108.480.000 23.686.192.000 24.278.346.800 24.885.305.470 25.507.438.107 2 PNBP 35.156.000 3 PHLN 645.000.000 JUMLAH 23.788.636.000

Road Map Kegiatan

A. Fokus Kegiatan Penelitian dan Pengembangan

No. Sasaran Strategis 2015 2016 Fokus Kegiatan Penelitian dan Pengembangan 2017 2018 2019 1. Tersedianya Data

dan Informasi Pengawasan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2. Tersedianya Data

dan Informasi Observasi Laut

a.Kajian Parameter BioFisKim Perairan Laut (Riset)

b.Instalasi dan

Operasionalisasi Stasiun Observasi Laut (Layanan Litbang)

a. Kajian operasional prediksi

a.Kajian Parameter BioFisKim Perairan Laut (Riset)

b. Instalasi dan

Operasionalisasi Stasiun Observasi Laut (Layanan Litbang)

a.Kajian prediksi parameter Chl-a, Nitrat, Fosfat dan

a.Kajian Parameter BioFisKim Perairan Laut (Riset)

b. Instalasi dan

Operasionalisasi Stasiun Observasi Laut (Layanan Litbang)

a.Kajian prediksi parameter DO, DIC, Alkalinitas dan

a.Kajian Parameter BioFisKim Perairan Laut(Riset)

b. Instalasi dan

Operasionalisasi Stasiun Observasi Laut (Layanan Litbang)

a.Kajian prediksi dinamika populasi zooplankton dan

a.Kajian Parameter BioFisKim Perairan Laut (Riset)

b. Instalasi dan

Operasionalisasi Stasiun Observasi Laut (Layanan Litbang)

a.Kajian operasional prediksi parameter oseanografi

(34)

26 | P a g e

No. Sasaran Strategis 2015 2016 Fokus Kegiatan Penelitian dan Pengembangan 2017 2018 2019 sirkulasi di perairan

Indonesia dengan menggunakan model numerik (resolusi 5’) b. Monitoring dan observasi

parameter oseanografi secara time-seriesdengan menggunakan sistem mooringdan monitoring cruise sebagai sarana pemantau fenomena dan validasi model

c. Observasi elevasi muka air, suhu, salinitas, dan angin permukaan di tiga lokasi perairan pesisir dengan sistem telemetri a. Operasionalisasi Stasiun

Bumi dan PPDPI (layanan litbang)

Silikat dengan menggunakan model numerik (resolusi 5’) b.Monitoring dan observasi

parameter oseanografi secara time-series dengan menggunakan sistem mooring dan monitoring cruise sebagai sarana pemantau fenomena dan validasi model

c.Observasi elevasi muka air, suhu, salinitas, dan angin permukaan di enam lokasi perairan pesisir dengan sistem telemetri a. Operasionalisasi Stasiun

Bumi dan PPDPI (layanan litbang)

NPP dengan menggunakan model numerik (resolusi 5’) b.Monitoring dan observasi

parameter oseanografi secara time-series dengan menggunakan sistem mooring dan monitoring cruise sebagai sarana pemantau fenomena dan validasi model

c.Observasi elevasi muka air, suhu, salinitas, dan angin permukaan di sembilan lokasi perairan pesisir dengan sistem telemetri a.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI (layanan litbang)

b.Hidrodinamika laut Indonesia (Riset)

c.Observasi Fenomena pesisir dan laut (Riset)

mikronekton di perairan Indonesia dengan

pendekatan model numerik (resolusi 5’)

b.Monitoring dan observasi parameter oseanografi secara time-series dengan menggunakan sistem mooring dan monitoring cruise sebagai sarana pemantau fenomena dan validasi model

c.Observasi elevasi muka air, suhu, salinitas, dan angin permukaan di dua belas lokasi perairan pesisir dengan sistem telemetri a.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI (layanan litbang)

b.Hidrodinamika laut Indonesia (Riset)

c.Observasi Fenomena pesisir dan laut (Riset)

dalam kaitannya dengan perikanan daerah pesisir di lokasi tertentu

b.Monitoring dan observasi parameter oseanografi secara time-series dengan menggunakan sistem mooring dan monitoring cruise sebagai sarana pemantau fenomena dan validasi model

c.Observasi elevasi muka air, suhu, salinitas, dan angin permukaan di lima belas lokasi perairan pesisir dengan sistem telemetri a.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI (layanan litbang)

b.Hidrodinamika laut Indonesia (Riset)

c.Observasi Fenomena pesisir dan laut (Riset)

3. Tersedianya Data dan Informasi Perubahan Iklim

1. Penambahan stasiun

pengamatan di Pengukuran dan pengamatan parameter geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak 2. Pendirian stasiun pengamatan dan pengukuran parameter 1.Pengukuran dan pengamatan parameter geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak 2. pengamatan dan pengukuran parameter 1.Pengukuran dan pengamatan parameter geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak 2. pengamatan dan

pengukuran parameter geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi

1.Pengukuran dan pengamatan parameter geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak 2. Pengamatan dan

pengukuran parameter geomorfologi (elevasi

Pengembangan model prediksi dampak kenaikan muka laut dengan menggunakan SLAMM di Perancak dan Kepulauan Riau

(35)

27 | P a g e

No. Sasaran Strategis 2015 2016 Fokus Kegiatan Penelitian dan Pengembangan 2017 2018 2019 geomorfologi (elevasi

permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak di Kepulauan Riau

geomorfologi (elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak di Kepulauan Riau

vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak di Kepulauan Riau

permukaan tanah, akresi vertikal, shallow

subsidence), produktivitas (serasah, pertumbuhan, akar, sedimen), dan pasang surut di Perancak di Kepulauan Riau

1. Pengamatan pengaruh variabilitas pH terhadap organisme laut (plankton, karang, lamun)

2. Pengamatan pengaruh variabilitas pH terhadap organisme laut (plankton, karang, lamun)

3. Pengamatan pengaruh variabilitas pH terhadap organisme laut (plankton, karang, lamun)

1.Pengukuran parameter karbon pada air dan sedimen (NPP, pH suhu, alkalinitas, salinitas, DO, TOC, POC, DIC dan nutrien) di empat sungai besar di Indonesia

1.Pengukuran parameter karbon pada air dan sedimen (NPP, pH suhu, alkalinitas, salinitas, DO, TOC, POC, DIC dan nutrien) di empat sungai besar di Indonesia

4. Tersedianya Data dan Informasi Dinamika Perairan Pesisir dan Kawasan CTI

Monitoring dan observasi parameter kualitas perairan (suhu, alkalinitas, salinitas, pH, sea level, DO, TOC, DIC dan nutrien)dan kondisi terumbu karangdi satu kawasan CTI

Monitoring dan observasi parameter kualitas perairan (suhu, alkalinitas, salinitas, pH, sea level, DO, TOC, DIC dan nutrien)dan kondisi terumbu karangdi satu kawasan CTI

Monitoring dan observasi parameter kualitas perairan (suhu, alkalinitas, salinitas, pH, sea level, DO, TOC, DIC dan nutrien)dan kondisi terumbu karangdi dua kawasan CTI

Monitoring dan observasi parameter kualitas perairan (suhu, alkalinitas, salinitas, pH, sea level, DO, TOC, DIC dan nutrien)dan kondisi terumbu karangdi dua kawasan CTI

Monitoring dan observasi parameter kualitas perairan (suhu, alkalinitas, salinitas, pH, sea level, DO, TOC, DIC dan nutrien)dan kondisi terumbu karangdi tiga kawasan CTI 5. Tersedianya Informasi Peta prakiraan Daerah Penangkapan Ikan a. Peningkatan Akurasi PPDPI(Riset) b.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI (Layanan Litbang)

a. Peningkatan Akurasi PPDPI(Riset)

b. Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI(Layanan Litbang)

a.Pengembangan Costal Fisheries (Riset)

b.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI(Layanan Litbang)

a.Pengembangan Costal Fisheries (Riset)

b.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI(Layanan Litbang)

a.Pengembangan Costal Fisheries (Riset)

b.Operasionalisasi Stasiun Bumi dan PPDPI(Layanan Litbang)

(36)

28 | P a g e

B.Indikator Kinerja Kegiatan

No. Sasaran

Strategis 2015 2016 Indikator Kinerja Kegiatan 2017 2018 2019

1. Tersedianya Data dan Informasi Pengawasan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2. Tersedianya Data

dan Informasi

Observasi Laut Data dan Informasi Parameter BioFisKim Perairan Laut di 2 WPP a. Prediksi 7 hari ke depan

dari kondisi sirkulasi di perairan Indonesia dengan resolusi spasial 5’ b. Data dan informasi

terbaru hasil monitoring cruise dan observasi sistem mooring c. Data dan informasi

parameter oseanografi pesisir di tiga lokasi hasil observasi stasiun pemantau

a. Data dan informasi

observasi laut dari satelit oseanografi (3 parameter)

Data dan Informasi Parameter BioFisKim Perairan Laut di 4 WPP

a.Prediksi 7 hari ke depan dari parameter Chl-a, Nitrat, Fosfat dan Silikat di perairan Indonesia dengan resolusi spasial 5’ b.Data dan informasi terbaru

hasil monitoring cruise dan observasi sistem mooring c.Data dan informasi

parameter oseanografi pesisir di enam lokasi hasil observasi stasiun pemantau

a.Data dan informasi

observasi laut dari satelit oseanografi (3 parameter)

Data dan Informasi Parameter BioFisKim Perairan Laut di 6 WPP

a.Prediksi 7 hari ke depan dari parameter DO, DIC, Alkalinitas dan NPPdi perairan Indonesia dengan resolusi spasial 5’ b.Data dan informasi terbaru

hasil monitoring cruise dan observasi sistem mooring c.Data dan informasi

parameter oseanografi pesisir di sembilan lokasi hasil observasi stasiun pemantau

a.Data dan informasi

observasi laut dari satelit oseanografi (3 parameter)

b.Hidrodinamika laut

Indonesia (riset)

c.Observasi fenomena

Pesisir dan laut (riset)

Data dan Informasi Parameter BioFisKim Perairan Laut di 8 WPP a.Prediksi 7 hari ke depan

dari kelimpahan zooplankton dan mikronektondi perairan Indonesia dengan resolusi spasial 5’

b.Data dan informasi terbaru hasil monitoring cruise dan observasi sistem mooring c.Data dan informasi

parameter oseanografi pesisir di dua belas lokasi hasil observasi stasiun pemantau

a.Data dan informasi

observasi laut dari satelit oseanografi (3 parameter)

b.Hidrodinamika laut

Indonesia (riset)

c.Observasi fenomena

Pesisir dan laut (riset)

Data dan Informasi Parameter BioFisKim Perairan Laut di 11 WPP

a.Prediksi daerah potensi penangkapan ikan di daerah pesisir pada suatu lokasi tertentu berdasar data model dan observasi b.Data dan informasi terbaru

hasil monitoring cruise dan observasi sistem mooring c.Data dan informasi

parameter oseanografi pesisir di lima belas lokasi hasil observasi stasiun pemantau

a. Data dan informasi

observasi laut dari satelit oseanografi (3 parameter)

b. Hidrodinamika laut

Indonesia (riset)

c. Observasi fenomena

Pesisir dan laut (riset) 3. Tersedianya Data

dan Informasi Perubahan Iklim

Data dan Informasi Geomorfologi dan produktivitas Lahan Basah pada 2 Lokasi

Data dan Informasi Geomorfologi dan produktivitas Lahan Basah pada 2 Lokasi

Data dan Informasi Geomorfologi dan produktivitas Lahan Basah pada 2 Lokasi

Data dan Informasi Geomorfologi dan produktivitas Lahan Basah pada 2 Lokasi

Data dan Informasi Geomorfologi dan produktivitas Lahan Basah pada 2 Lokasi

(37)

29 | P a g e

No. Sasaran

Strategis 2015 2016 Indikator Kinerja Kegiatan 2017 2018 2019

Instalasi dan uji coba fasilitas lab untuk pengamatan dan pengukuran

Data awal tentang pengaruh konsentrasi CO2 terhadap karang, plankton dan lamun

Informasi implikasi pengasaman laut terhadap karang, plankton dan lamun

Data dan informasi parameter karbon pada air dan sedimen di empat sungai besar di Indonesia

Data dan informasi tentang peranan perairan Indonesia dalam siklus karbon 4. Tersedianya Data

dan Informasi Dinamika Perairan Pesisir dan Kawasan CTI

Data dan Informasi Kualitas perairandan kondisi terumbu karang di 1 Lokasi CTI (Nusa Penida)

Data dan Informasi Kualitas perairan di 1 Lokasi CTI (Nusa Penida)

Data dan Informasi Kualitas perairan di 2 Lokasi CTI (Nusa Penida dan Bunaken)

Data dan Informasi Kualitas perairan di 2 Lokasi CTI (Nusa Penida dan Bunaken)

Data dan Informasi Kualitas perairan di 3 Lokasi CTI (Nusa Penida, Bunaken dan Laut Sawu)

5. Tersedianya Informasi Peta prakiraan Daerah Penangkapan Ikan

a. Frekuensi PPDPi (setiap hari)

b. PPDPI Ikan Pelagis ekonomi tinggi ( 3 jenis) c. Akurasi PPDPI (35%)

a.Frekuensi PPDPi (setiap hari)

b.PPDPI Ikan Pelagis ekonomi tinggi ( 3 jenis) c.Akurasi PPDPI (50%)

a.Frekuensi PPDPi (setiap hari)

b.PPDPI Ikan Pelagis ekonomi tinggi ( 3 jenis) c.PPDPI wilayah Pesisir (2

Lokasi)

a. Frekuensi PPDPi (setiap hari)

b. PPDPI Ikan Pelagis ekonomi tinggi ( 3 jenis) c. PPDPI wilayah Pesisir (4

Lokasi)

a.Frekuensi PPDPi (setiap hari)

b.PPDPI Ikan Pelagis ekonomi tinggi ( 3 jenis) c.PPDPI wilayah Pesisir (6

Lokasi)

(38)

30 | P a g e

Roadmap SDM dan sarana prasarana litbang

No. Sasaran 2015 2016 KEBUTUHAN 2017 2018 2019

1. SDM

Peneliti : 30 Litkayasa : 5 Perekayasa : 1

 Teknisi Litkayasa (3 orang)

Peneliti : 35 Litkayasa : 8 Perekayasa : 2  Teknisi Litkayasa (3 orang) Peneliti : 40 Litkayasa : 10 Perekayasa : 3

 Teknisi Litkayasa (3 orang)

Peneliti : 45 Litkayasa : 12 Perekayasa : 4

 Teknisi Litkayasa (3 orang)

Peneliti : 50 Litkayasa : 15 Perekayasa : 5  Teknisi Litkayasa (3 orang) 2. Sapras

- Stasiun Observasi Laut : 3

- Logger Suhu : 15

- Logger Salinitas: 15

- Logger pH : 15 - Software Matlab

- Software spatial analis tools - PC : 5 (OM) + 5 (CC) + 2 (ORS)

 Spatial analysis Tools extension for ArcGIS 10 (1 paket)

 Personal Komputer (5 unit)

 Alat RSET (2 unit)

 Benchmark untuk pengamatan elevasi tanah dan akresi vertikal (24 unit)

 Laser Distance Meter (1 unit)

 Gouge Auger

- Stasiun Observasi Laut : 3

- Logger Suhu : 15 - Logger Salinitas:15 - Logger pH : 15 - CTD : 1 - GPS Map and Echosounder : 1 - ADCP Underway : 1 - Software EcoSAV - Software VBT - Ekstensi ArcGIS 10 : Spatial Analist

- Biosonic Cable Extension

- Tomografi CAT System

 Software EcoSAV ( 1 buah)

 Software VBT (1 buah)

 Biosonic Cable Extension (1 buah)

- Stasiun Observasi Laut : 3

- CTD : 1

- Wave and Current Gauge

- Stasiun Observasi Laut : 3 - Stasiun Observasi Laut : 3

3. Pelatihan

 Matlab for earth Science (Basic)

 Marine Acoustic (Basic) 

Matlab for earth Science (Advanced)

 Marine Acoustic (Advanced)

 Image Processing (Basic)

 Matlab for earth Science (Analysis)

 Image Processing (Advanced)

 ArcGIS Phyton (Basic)

 ArcGIS Phyton (BAdvanced)

(39)

31 | P a g e

Roadmap Sarana dan Prasarana

2015 2016 2017 2018 2019  Perbaikan Jembatan  Pengadaan Meubeler Perpustakaan  Pembuatan Rak Penyimpanan Peralatan Survey  Pengadaan Sarana Pendukung Litbang

 Pengadaan Alat Pengolah Data

 Pengadaan Alat dan Mesin Perkantoran  Penataan Landscape/Halaman Lingkungan Perkantoran  Pembangunan Pagar Lingkungan Perkantoran  Perbaikan Tanggul Pengaman Air Pasang

 Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 4  CTD (Conductivity, Temparature, Depth)  Software Ecosav  Software VBT  Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 2

 Renovasi Gedung Asimilasi Data

 Wave And Current Gauge

 Underway ADCP

 GPS Map Dan Echosounder

 Spectroradiometer

 Pembangunan Gedung Work Shop Oseanografi

 Pembangunan Mess Peneliti Dan Sarana Pendukungnya

Rencana Kegiatan Pelatihan/Diklat

2015 2016 2017 2018 2019

 Diklat Prajabatan

 Diklat Pimpinan Tingkat IV

 Pelatihan Peningkatan Etos Kerja Pegawai  Pelatihan Perpustakaan  Pelatihan Linux  Pelatihan Statistik  Pelatihan Matlab  Pelatihan LAKIP  Pelatihan Renstra  Pelatihan Selam

 Pelatihan Bahasa Inggris

Diklat Arsiparis

Diklat Protokoler

Diklat Caraka

Diklat Perencana

Training Audio Visual

Pelatihan Pemadam Kebakaran

Pelatihan Satpam

Pelatihan Cleaning Service

Diklat Bendahara

Pelatihan Laboratorium

Pelatihan GIS Geoserver Basic

Pelatihan GIS Geoserver Advance

Pelatihan Data Management Repository Data Sharing

Pelatihan Web Application

 Pelatihan Komputer

 Pengelolaan Informasi

 Bimtek Pengadaan Barang dan Jasa

 Pelatihan Makanik dan Elektrik

 Pelatihan Perpustakaan

 Pelatihan Laboratorium

 Pelatihan Data Management Repository System & Networking

 Pelatihan DBMS

 Pelatihan Bencana Alam

 Pelatihan Otomotif

 Pelatihan Laboratorium

 Linux Cluster Basic

 Linux Cluster Advance

 Pelatihan Digital Library

 Pelatihan Cleaning Service

 Pelatihan Kedisiplinan

Gambar

Gambar  1.  Struktur  Organisasi  Balai  Penelitian  dan  Observasi  Laut  berdasarkan  PERMEN KP NOMOR PER.34/MEN/2011
TABEL MATRIK PENGANGGARAN, ROADMAP SDM, FUNGSIONAL, KEPAKARAN, PENGADAAAN BARANG DAN JASA  Matriks Penganggaran  No  ALOKASI ANGGARAN  Tahun  2015  2016  2017  2018  2019  1  RM  23.108.480.000  23.686.192.000  24.278.346.800  24.885.305.470  25.507.438.10

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa time budget pressure, kontrol kualitas serta skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh terhadap tindakan premature sign

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa batasan hidup minimum atau pengurangan terhadap penghasilan bruto orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib pajak

Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan prasarana jaringan irigasi tambak agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia

Menurut (Aeltermn et al. 2006 dalam Zhang, 2012) microbial fuel cells (MFCs) adalah reaktor bioelektrochemical yang dapat mengkonversi energi kimia dari zat organik pada

Kultur mikroba yang digunakan dalam MFC ini memiliki kemampuan untuk menggunakan bahan organik yang ada dalam limbah cair sebagai sumber energi dan menghasilkan

Studi ini juga dilakukan untuk membandingkan hasil listrik yang diproduksi antara kedua volume reaktor yang digunakan, sehingga dapat diperkirakan pengaruh

Sedagkan melalui metode analisa faktor, terdapat dua kelompok faktor baru yang masing-masing terdiri dari sumber daya manusia yang tidak memadai (berupa