IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK LIFT
Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari
Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Mercu Buana e-mail: [email protected] ; [email protected]
ABSTRAK
Dalam situasi persaingan yang semakin sengit, kualitas produk yang dihasilkan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan perusahaan terutama ketika produk-produk dari luar negeri membanjiri pasar domestik, termasuk produk lift. Penjualan yang menurun dialami oleh produk Angkat PT. Louserindo Megah Permai. Selain itu terdapat 50 keluhan pada periode 2010 dan 2011, dimana 50 % mengeluh interior kusam. Berdasarkan data tersebut, maka PT. Louserindo Megah Permai harus melakukan perbaikan terhadap kualitas produk . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain produk Louser yang berkualitas, melalui implementasi Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini menggunakan empat fase House of Quality (HOQ), antara lain HOQ Perencanaan Produk, HOQ Desain Produk, HOQ Proses Perencanaan dan HOQ Perencanaan Produksi. Penelitian ini menggunakan 342 responden yang mewakili populasi Louser lift produk lift yang berjumlah 1500 pelanggan. Rencana proses atau process planning yang dihasilkan dari penyusunan matriks Process Planning adalah penggunaan 8 mm bending punch, penggunaan 8mm bending dies, penanganan material dengan hati-hati, pengadaan material impor, setting parameter mesin bending, setting parameter mesin potong, dan pengadaan material lokal.
Kata Kunci: Quality Function Deployment, House of Quality, Voice of Customer, Planning Matrix,
Quality Dimension.
ABSTRACT
In the increasingly fierce competitive situation, the role of the quality of the products produced are a very important role in the development of the company especially when these products from overseas flooding the domestic market products including elevators. The sales decline experienced by the product Lift PT. Louserindo Megah Permai. According to the data consumer complaints Louser Lift products decrease the quality of the product produced. There are 50 complaints in the period 2010 and 2011. 50% complained of dull interiors easy. Based on these data, then the PT. Louserindo Megah Permai should make improvements to the quality of the product. This study aims to obtain quality products Louser Lift design through implementation using Quality Function Deployment (QFD). This study uses four phases House of Quality (HOQ), among others HOQ Product Planning, Product Design HOQ, HOQ Process Planning and Production Planning HOQ. This study used 342 respondents representative of the population in 1500 Louser product lifts. Plan planning process or process resulting from the preparation of the matrix Planning Process is the use of 8 mm bending punch, use 8mm bending dies, material handling with a heart-the heart, the procurement of imported materials, setting parameters of bending machine, cutting machine parameter settings, and the procurement of local materials.
Keywords: Quality Function Deployment, House of Quality, Voice of Customer, Planning Matrix,
Quality Dimension.
PENDAHULUAN
Dalam situasi persaingan yang sangat ketat saat ini kualitas yang baik, harga murah dan penyerahan produk yang cepat dari sebuah produk memiliki peran penting agar produk tersebut mampu bersaing dengan produk lainnya. Dan saat ini produk-produk yang berasal dari luar negeri atau impor sangat diminati oleh konsumen domestik termasuk produk Lift buatan lokal. PT. Louserindo Megah Permai merupakan produsen produk Lift
lokal di Jakarta. Menurut data penjualan perusahaan pada tahun 2010 perusahaan berhasil menjual 105 unit Lift dengan target penjualan 120 unit Lift sedangkan tahun 2011 perusahaan hanya mampu menjual 80 unit Lift, terjadi penurunan penjualan sebesar 25 unit pada periode 2010–2011. Penurunan tersebut diakibatkan menurunnya minat beli konsumen terhadap produk Lift yang dihasilkan PT. Louserindo Megah Permai. Menurut data keluhan periode 2010–2011 ada 50 unit Lift
yang dikeluhkan oleh konsumen. Dan tipe Lift
yang banyak dikeluhkan adalah tipe Lift P15 Standard Deluxe Speed 60 rpm.
Berdasarkan data keluhan yang paling banyak dikeluhkan adalah interior yang kurang bagus, sebuah produk Lift memiliki kesan kualitas yang baik adalah bagusnya desain interior. Maka penelitian ini bertujuan memperoleh rancangan perbaikan kualitas produk Lift menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD merupakan alat analisis yang mengintegrasikan suara konsumen kedalam sebuah dalam pengembangan produk atau jasa.
TINJAUAN PUSTAKA
Quality Function Deployment (QFD) adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen [1]. QFD dikembangkan pertama kali oleh Yoji Akao dan Shigeru Mizuno pada awal 1960. QFD kemudian diaplikasikan di Jepang dan negara lainnya (terutama Amerika dan Eropa) untuk bidang manajemen strategi, manajemen kualitas dan perencanaan strategi. Konsep QFD dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan para konsumen atau pelanggan dengan jalan membentuk kualitas yang diperlukan dan kesesuaian maksimum pada setiap pengembangan produk. QFD merupakan suatu sistem yang menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan perusahaan yang disesuaikan pada setiap langkah (dari siklus pengembangan produk) dari penelitian dan pengembangan produk sampai ke perencanaan dan bagian produksi hingga bagian marketing/penjualan dan bagian distribusi, “Ford Motor Company” [2]. Menurut Kathawala dan Motwani menyatakan bahwa QFD dapat mengurangi resiko dari salah penafsiran kebutuhan konsumen. Menurut Akao ada dua definisi QFD, yaitu [2]:
1. Definisi Sempit: Suatu fungsi usaha atau tugas yang bertanggung jawab atas kualitas (desain, pabrik, produksi).
2. Definisi Luas: Kombinasi dari fungsi usaha atau tugas yang bertanggung jawab atas kualitas dan skema pengembangan.
Menurut Maddux et al. tujuan dari QFD adalah mengidentifikasi konsumen, menentukan apa yang konsumen butuhkan, dan memberikan sesuai dengan keinginan konsumen [3]. QFD adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan pastikan secara efektif identifikasi kebutuhan tersebut dijadikan kedalam desain produk [4]. QFD merupakan proses untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen kedalam atribut atau karakteristik produk yang dihasilkan [5]. QFD merupakan Alat kualitas untuk membantu menterjemahkan suara dari konsumen (Voice of Customer) menjadi produk baru yang nyata untuk memuaskan apa yang mereka butuhkan [6]. QFD merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (Voice of Customer) menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan [7].
Fokus utama dari QFD adalah melibatkan konsumen atau pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Langkah-langkah dalam membangun QFD adalah sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi kebutuhan konsumen. 2. Membuat matriks perencanaan (Planning
Matrix). Matrix perencanaan terdiri dari:
a) Tingkat kepentingan konsumen
(Importance to Customer)
b) Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk (Current Satisfaction Performance)
c) Target (Goal)
d) Rasio perbaikan (Improvement Ratio) e) Titik jual (Sales Point)
f) Raw Weight
g) Normalized Raw Weight. 3. Penyusunan kepentingan teknik
4. Penentuan hubungan antara kebutuhan konsumen dengan kepentingan teknik
Tujuan dari Quality Function Deployment
tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen, tetapi juga berusaha melampaui harapan-harapan konsumen agar dapat berkompetisi dengan para pesaing. Impelementasi QFD terdiri dari tiga tahap dimana setiap tahapnya dapat diterapkan seperti layaknya sebuah proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah [1]: (1) Tahap pengumpulan Voice of Customer, (2)Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality), dan (3)Tahap analisis dan implementasi.
Menurut Benner et al. QFD adalah sebuah adaptasi dari beberapa perangkat yang digunakan dalam Total Quality Management
(TQM) [7]. QFD adalah sebuah metode untuk mendorong anggota tim pengembangan produk untuk dapat berkomunikasi secara lebih efektif dengan anggota yang lain dengan menggunakan seperangkat data yang kompleks. QFD dapat menurunkan waktu desain produk sampai dengan 40 persen dan menurunkan biaya desain produk sampai 60 persen. Hal ini dapat terwujud karena QFD dapat meningkatkan komunikasi lebih awal diantara tim yang terlibat dalam proses pengembangan.
Organisasi atau perusahaan yang
menggunakan filosofi Total Quality
Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Komponen kunci dalam TQM adalah mengadopsi alat-alat untuk membantu dalam pemikiran kreatif dan penyelesaian masalah.
Alat yang dimaksud bukanlah peralatan fisik seperti komputer dengan berbagai software-nya, melainkan lebih dari itu, alat yang dimaksud adalah metode yang menghubungkan data satu dengan yang lain dan mendorong komunikasi lebih efektif antar anggota tim [7].
Metode QFD memilik beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu [1]:
1. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer need, technical requirements, co-relationship, co-relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target.
2. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk.
3. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
4. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan rumah keempat (R4) yang merupakan tindakan yang perlu diambil di dalam perbaikan produksi suatu produk.
5. Empat tahap dalam analisis penyusunan matriks QFD dapat di lihat pada Gambar 1.
Unsur yang paling penting dalam QFD adalah informasi pelanggan. Informasi dari pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu umpan balik dan masukan. Umpan balik biasanya diperoleh setelah fakta terjadi. Hal ini berarti bahwa suatu produk dikembangkan, diproduksi dan ditentukan harganya. Sedangkan masukan diperoleh sebelum fakta terjadi, dalam lingkungan pemanufakturan hal ini berarti selama pengembangan produk [4].
METODE PENELITIAN
Data primer di dalam penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa metode. Terdapat lima metode pengumpulan data primer yang digunakan, antara lain:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan informasi yang berkaitan tentang teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
2. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab (dialog) secara langsung antara pewawancara dengan responden (yang diwawancarai).
3. Metode Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dengan sengaja melakukan pengamatan terhadap gejala yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek yang tampak pada obyek penelitian, yaitu produk LOUSER LIFT.
4. Metode Survei
Metode survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data yang mengenai persepsi desain Lift yang digunakan. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan [8].
5. Metode Focus Group Discussion (FGD). Metode FGD ini dilakukan dengan cara mengumpulkan tim pengembangan yang ada dalam penentuan variabel-varibel desain yang akan digunakan di dalam kuesioner serta dilibatkan untuk keperluan menyusun matriks yang lainnya seperti matriks
product design, matriks design deployment, matriks process planning, dan matriks
process control planning atau production planning.
Tahapan penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 30 kuesioner awal untuk dilakukan pengujian validitas, dalam pengujian ini menggunakan nilai r tabel 0,361. Berikut ini hasil pengujian validitas mengenai variabel pertanyaan kuesioner tingkat kepentingan produk Louser Lift, Lift impor X dan Y. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Variabel pertanyaan di dalam kuesioner harus diuji reliabilitasnya, uji reliabilitas ini dilakukan guna mengetahui bahwa data variabel pertanyaan tersebut konsisten sebagai alat ukur. Penelitian ini menggunakan batasan terendah dengan nilai 0,6. Hasil pengujian nilai reliabilitas tingkat kepentingan produk Louser Lift, Lift Impor X dan Y adalah semua reliabel. Pada penyebaran kuesioner kedua kepada 400 responden terdapat 342 kuesioner yang kembali dan pengisiannya benar, sehingga dapat diambil sampel minimum dengan menggunakan rumus Bernoulli sebagai berikut: 𝑁𝑁 ≥[𝑍𝑍𝑎𝑎/2]2 𝑝𝑝.𝑞𝑞 𝑒𝑒2 (1) 𝑁𝑁 ≥[1,96] 2�342 400� . (400)58 0,052 N≥ 191 342 ≥ 191
MULAI Desain kuesioner Uji R&V Sebar kuesioner n = 342 Uji Cuku QFD I Customer Desires Matriks Product Planning FGD Design Requirement Tidak Ya Tidak Ya Bobot kepentingan Design Requirement yang terpilih QFD II Design Requirement terpilih
Matriks Product design
FGD Critical part & part characterisitic
Bobot kepentingan Critical part & part characteristic yang
ilih QFD III Critical part & part characteristic terpilih
Bobot kepentingan Critical process parameters yang terpilih
Matriks Process control planning
FGD Process control characterisitic
Bobot kepentingan Process control planning
yang terpilih Matriks Process planning Pembahasan QFD IV Critical process parameters terpilih Kesimpulan FGD Critical process Selesai
Gambar 2. Tahapan Penelitian
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kepentingan Produk Louser Lift, Lift impor X dan Y
No. Variabel r hitung
(rxy) r tabel Ket
1. Kemudahan dalam pengoperasian 0,530 0,361 Valid
2. Cepat pelayanan 0,460 0,361 Valid
3. Hemat listrik 0,531 0,361 Valid
4. Interior tidak mudah kusam 0,530 0,361 Valid
5. Tombol tidak mudah rusak 0,633 0,361 Valid
6. Sensor pintu untuk anak-anak 0,489 0,361 Valid
7. Kamera CCTV 0,389 0,361 Valid
8. Start/stop-nya tidak menyentak 0,480 0,361 Valid
9. Tidak berisik/berderit 0,651 0,361 Valid
10. Desain panel tombol yang menarik 0,478 0,361 Valid
11. Desain interiornya mewah,simpel,elegan 0,385 0,361 Valid
12. Tahan lama atau awet 0,478 0,361 Valid
QFD 1: Product Planning
Hasil nilai normalized raw weight yang terbesar untuk dijadikan prioritas untuk perbaikan, variabel yang memiliki nilai terbesar adalah variabel “Interior Tidak Mudah Kusam” dengan nilai 0,086. Matriks “How” pada pengolahan QFD tahap I ini adalah spesifikasi teknis. Spesifikasi teknis ditentukan oleh pihak perusahaan yang berkaitan dengan variabel
keinginan konsumen. Hasil penentuan dapat dilihat pada Tabel 2. Melalui pengolahan metode QFD tahap I product planning
ditemukan persyaratan yang diinginkan oleh konsumen terhadap produk Louser Lift. Hasil perbandingan spesifikasi teknis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 3.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Terpilih
No Spesifikasi Teknis Normalized
Contribution
1. Microswitch Button 0,121
2. Automatic Door Operator 0,045
3. Full Collective System 0,045
4. Microprocessor Control Unit 0,107
5. Permanent Magnet
Synchronous Machine Type
0,113
6. SSHL Sheet Steel 0,148
7. LED Down Light 0,041
8. Microscan Door System 0,035
9. Indoor CCTV 0,020
10. VVVF Drive Inverter 0,092
11. Standard Deluxe Type 0,035
12. Powder Coating 0,048
13. Precision Bending 0,097
14. Internal Building Maintenance 0,039
15. Mobile Phone Call Service 0,013
QFD II: Product Design.
Hasil nilai normalized contribution untuk
menentukan tingkat prioritas dari komponen kritis yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada pengolahan QFD tahap II ini ditemukan persyaratan lanjutnya yaitu berupa komponen kritis (critical part) yang disesuaikan dengan persyaratan yang diperoleh dari pengolahan QFD tahap I. Hasil perbandingan komponen kritis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 5.
QFD III: Process Planning
Hasil nilai normalized contribution ini untuk menentukan tingkat prioritas dari rencana proses yang telah ditetapkan. Seluruh rencana proses memiliki nilai yang besar yaitu di atas nilai 10. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 3. Perbandingan Spesifikasi Teknis Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No. Spesifikasi Teknis Terpilih Sebelum QFD Spesifikasi Teknis Terpilih Sesudah QFD
1. Push Button Microswitch Button
2. Induction Motor Asynchronous Machine Type Permanent Magnet Synchronous Machine Type
3. PL Down Light LED Down Light
4. Safety Edge Door System Microscan Door System
5. Without Indoor CCTV Indoor CCTV
6. Liquid Spray Coating Powder Coating
7. Standard Bending Precision Bending
8. Standby Maintenance Internal Building Maintenance
9. Office Call Service Mobile Phone Call Service
Tabel 4. Hasil Perhitungan Normalized Contribution.
No. Komponen Kritis Nilai
1. SUS 304 Hairline 1,956
2. Braile Button Type 0,387
3. Fix Dome Cctv Type 0,006
4. R2 Bending Radius 1,524
5. 220Vac Input Led Down Light Type 1,302
6. WECCO 24 Vdc Microscan Type 0,483
7. RAL 9040 0,174
8. 1.2mm SSHL Seet Steel Thickness 1,764
9. Integrated Control Unit 3,365
10. 24Vdc Push Button Type 0,87
11. RX/TX Light Curtain Type 0,369
12. Granito Tile Type 0,096
Tabel 5. Perbandingan Komponen Kritis Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No. Komponen Kritis Terpilih Sebelum QFD Komponen Kritis Terpilih Sesudah QFD
1. SUS 201 Hairline SUS 304 Hairline
2. R4 Bending Radius R2 Bending Radius
Pengolahan metode QFD tahap III
process planning ditemukan persyaratan yang diinginkan oleh konsumen terhadap produk
Louser Lift. Persyaratan tersebut berupa rencana proses terpilih hasil pengolahan QFD tahap III. Perbandingan spesifikasi teknis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 7.
QFD IV: Production Planning
Hasil nilai normalized contribution ini
untuk menentukan tingkat prioritas dari rencana produksi yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8. Pada pengolahan QFD tahap IV ini ditemukan persyaratan lanjutnya yaitu berupa rencana produksi yang disesuaikan dengan persyaratan yang diperoleh dari pengolahan QFD tahap III. Perbandingan rencana produksi terpilih secara lengkap dapat dilihat secara detail pada Tabel 9.
Tabel 6. Nilai Interaksi Rencana Proses.
No. Rencana Proses Nilai
1. Penggunaan 8mm Bending Punch 383,4
2. Penggunaan 8mm Bending Dies 383,4
3. Penanganan material dengan hati-hati 555,6
4. Pengadaan material impor 630
5. Setting parameter mesin Bending 383,4
6. Setting parameter mesin potong atau Shears 186
7. Pengadaan material local 27,4
Tabel 7. Perbandingan Rencana Proses Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No. Rencana Proses Terpilih Sebelum QFD Rencana Proses Terpilih Sesudah QFD
1. Penggunaan 16mm Bending Punch Penggunaan 8mm Bending Punch
2. Penggunaan 16mm Bending Dies Penggunaan 8mm Bending Dies
Tabel 8. Hasil Perhitungan Normalized Contribution
No. Rencana Produksi Nilai
1. 42 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 0,042
2. 1 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke Bagian Pengadaan 0,02
3. 5 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 0,009
4. 3 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 0,035
5. 1 Jam Cek Material Produksi 0,023
6. 7 Jam Proses Potong Plat 0,045
7. 1 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 0,047
8. 1 Hari Kerja Proses Bending Plat 0,108
Tabel 9. Perbandingan Rencana Produksi Sebelum dan Sesudah QFD.
No. Rencana Produksi Sebelum QFD Rencana Produksi Sesudah QFD
1. 60 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 42 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 2. 3 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke
Bagian Pengadaan
1 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke Bagian Pengadaan
3. 10 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 5 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 4. 5 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 3 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 5. 1 Hari Cek Material Produksi 1 Jam Cek Material Produksi
6. 1 Hari Proses Potong Plat 7 Jam Proses Potong Plat
7. 2 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 1 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 8. 3 Hari Kerja Proses Bending Plat 1 Hari Kerja Proses Bending Plat
K o re la si Si m bo l K et er a n g a n √√ √ P o si tif s an g at k u at P o si ti f c uk u p k u at T ida k a d a h ub u n g an N eg at if c u ku p ku at N eg at if s an g at k u at < k o son g > X XX √ X K o re la si Si m bo l K et er a n g a n S an g at k ua t M en en g ah M un g k in a d a h u b u ng an T ida k a d a h ub u n g an N ila i 9 3 1 0 < kos ong> K o n tr ib u si P ri o ri ta s 0 ,1 3 0 0 ,1 3 0 0 ,1 9 2 0 ,2 1 9 0 ,1 3 0 0 ,1 4 0 0 ,0 5 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 RE NCANA P RO DUK S I P en g g u n aa n 8 m m B E N D IN G P U NCH P en g g u n aa n 8 m m B en di n g D ie s P en an g an an m at er ia l d en g an h at i-h ati P en g ad aa n m at eri al Im p o r S et ti n g p a ra m et er m esi n B E ND ING S et ti n g p a ra m et er m es in p ot o n g P en g ad aan m at er ial l o ca l Ju m la h P ro se n ta se (% ) R an ki n g No . 1 2 3 4 5 6 7 Setting paramete r Bending Thickness =1,2 Setting paramete r Bending 85 o Punch & Dies
Setting parameter Bending
Punch
No. 3
Setting parameter Bending Dies
No. 5 Setting paramete r ∆ Tp = 0, 5 s Setting paramete r shears No. 2
3 hari kerja proses k erja
1 jam ce k m aterial plat
42 hari kerja pen gadaan
material i mpor
5 hari kerja pengadaan material lokal
1 hari kerja pre -order m aterial produksi ke Ba g. P eng adaan
7 jam proses poton g plat
1 hari kerja proses m aterial plat
1 hari kerja proses
bending plat Settin g para met er 90.000 kg /mm 3 tensile strength X X X √√ √ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 0, 038 0, 099 0 ,099 0 ,034 0 ,099 0, 089 0, 099 0, 126 0, 034 0 ,042 0 ,022 0, 068 0, 007 0, 017 0 ,038 9, 88 9 ,88 3 ,39 9, 88 9, 88 9, 88 9, 68 12, 57 3 ,39 4 ,19 2, 20 8 ,78 0 ,70 1 ,70 3 ,79 2 2 11 2 2 2 2 1 1 2 9 13 8 15 14 10 G am ba r 3. Q F D T aha p I V
KESIMPULAN
Rancangan perbaikan kualitas produk Lift
berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut: persyaratan pelanggan terhadap produk
Louser Lift yang dihasilkan matriks product planning yaitu microswitch button, automatic door operator, full collective system, microprocessor control unit, PMSM type, SSHL sheet steel, LED down light, microscan door sensor system, indoor CCTV, VVVF drive inverter, standard deluxe type, powder coating,
dan precision bending. Komponen kritis atau
critical part yang dihasilkan dari penyusunan matriks design deployment berdasarkan keinginan pelanggan adalah SUS 304 hairline, R2 bending radius, 1,2 mm SSHL sheet steel,
dan integrated control unit. Rencana proses atau process planning yang dihasilkan dari penyusunan matriks Process Planning adalah penggunaan 8 mm bending punch, penggunaan 8 mm bending dies, penanganan material dengan hati-hati, pengadaan material impor,
setting parameter mesin bending, setting parameter mesin potong, dan pengadaan material lokal. Rencana produksi atau
production planning diperoleh dari hasil pengolahan matriks Production Planning
adalah 42 hari kerja pengadaan material impor, 1 hari kerja preorder material produksi ke bagian pengadaan, 5 hari kerja pengadaan material lokal, 3 hari kerja proses produksi, 1 jam cek material produksi, 7 jam proses melubangi plat, 1 hari kerja proses bending plat,
setting parameter bending 90.000 kg/mm² tensile strength, setting parameter bending punch no. 3, setting parameter bending dies no. 5, setting parameterbending ΔTp= 0,5s, setting
parameter shears no. 2, setting parameter
bending 85⁰ punch & dies, dan setting
parameter bending thickness = 1,2. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Cohen, L., 1995, How to Make QFD Work for Yo., Canada: Addison-Wesley
Publishing Company, ISBN 0-201-63330-2.
[2]. Ginn, D., & Zairi, M., 2005, Best parctice QFD aplication: an internal/external benchmarking approach based on Ford Motors’ experience, International Journal of Quality & Reliability Management Vol. 22 No. 1, 2005 pp. 38-5, Emerald Group Publishing Limited 0265-671X DOI 10.1108/02656710510572986.
[3]. Kathawala, Y., & Motwani, J., 1994,
Implementing quality function deployment: a systems approach. The TQM Magazine, Vol. 6 No. 6, pp. 31-7. [4]. Goetsch, D. L., & Davis, S. B., 2010,
Quality Management for Organizational Excellence “Introduction To Total Quality”, Sixth Edition, Pearson International Edition, ISBN-13: 978-0-13-800354-8.
[5]. Russel, R. S., & Taylor, B. W., 2008,
Operation Management “Quality And Competitivness In A Global Environment”, Fifth Edition, United State of America: Wiley, ISBN 0-471-69209-3.
[6]. Delgado, D. J., & Aspinwall, E. M. 2003,
QFD Methodology and Practical Application-A Review, Proceeding of the Ninth Annual Postgraduate Research Symposium, School of Engineering, The University of Birmingham, 7 May 03, pp. 1-5, ISBN:0704424150.
[7]. Sriwahyuni, W., 2006, Analisis
Diversikasi Produk Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode Quality Function Deployment), Tugas Akhir Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
[8]. Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara.