• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Pasien Ketika Terjadi Intoksikasi Obat Pada Pengguna Zat Adiktif Stimulant Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengalaman Pasien Ketika Terjadi Intoksikasi Obat Pada Pengguna Zat Adiktif Stimulant Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN PASIEN KETIKA TERJADI INTOKSIKASI OBAT PADA PENGGUNA ZAT ADIKTIF STIMULANT YANG DI RAWAT DI RUMAH

SAKIT JIWA ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

ANI GALIH RINENGGO J 210.130.021

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGALAMAN PASIEN KETIKA TERJADI INTOKSIKASI

OBAT PADA PENGGUNA ZAT ADIKTIF STIMULANT YANG

DI RAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA ARIF ZAINUDIN

SURAKARTA

ABSTRAK

NAPZA bukan hanya terdiri dari narkotika dan psikotropika, tetapi juga terdapat Zat Adiktif. Zat adiktif ini adalah suatu zat atau bahan yang sangat berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika dan dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan jika digunakan terus menerus, bukan hanya ketergantungan fisik tetapi ketergantungan psikologis dan intensitas penggunaan zat adiktif merupakan frekuensi atau berapa kali penggunaan itu berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi obat pada pasien pengguna zat adiktif stimulant.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Responden dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam. Analisa data yang digunakan adalah analisis tematik.

Hasil penelitian ini menghasilakan 4 tema, yaitu faktor menggunakan NAPZA, jenis NAPZA yang disalahgunakan, intoksikasi obat, dukungan saat mengalami intoksikasi obat. Responden saat mengalami intoksikasi obat mengatakan mual, demam, diare, marah-marah dan lama penggunaan paling sedikit 2 tahun dan yang paling lama 4 tahun.

Kata Kunci : NAPZA, Zat Adiktif, Pengalaman, Intoksikasi Obat

ABSTRACT

Drugs not only consist of the narcotics and psychotropic, but also contain addictive substances. Addictive substances is substances or material that very influential out of psychoactive narcotics and can caused addiction and dependency if used in continous period, not only psychical addiction, but physco addiction and used intensity of addiction substance is a frequency or how much that period of employing. The purposes of this research is to know about patient experience when intoxication of drugs on addictive stimulant patient.

This research is a qualitative research type be using the phenomenological approach. The respondents in this research is 5 peoples. Sample technicque that using is a purposive sampling technic. Data collection procedure in this research is using depth interview techniques. Data analysis thad used is a thematic analysis.

(6)

2

The result of this research produced 4 themes, that is factors of using drugs, type of drugs that abused, drugs intoxication, and the support while drugs intoxication experience. In this research, respondent said that when he had drugs intoxication experience, he feel that queasy, feverish, diarhea, being rage, and the usage at least 2 years and the longest is 4 years.

Keywords: Drugs, Addictive Substances, Experience, Drug Intoxication

1. PENDAHULUAN

Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini menjadi marak dalam kurun waktu satu dekade. Penyalahgunaan narkoba mempunyai dampak yang mengancam masa depan dan kelangsungan hidup saja, tetapi juga masa depan bangsa dan negara. Hingga saat ini tingat peredaran narkoba sudah merambah bukan hanya di perkotaan saja tetapi sudah sampai ke pedesaan (Ricardo, 2012). Berdasarkan laporan tahunan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) 2015 diketahui bahwa pada tahun 2013 diperkirakan 187 juta orang meninggal karena menggunakan narkoba. Penyalahgunaan obat dan ketergantungan obat diseluruh dunia menjadi meningkat dalam masalah kesehatan masyarakat umum, di Amerika Serikat pravelensi penggunaan zat sebesar 2-3% untuk zat terlarang dan 12 bulan tingkat penyalahgunaan zat atau ketergantungan 7% sampai 20% selama masa remaja. (Rhemtulla, 2016).Menurut

The Substance Abuse and Mental Health Servises Administration (SAMHSA)pada tahun 2011, The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi kelima (DSAM-5) mengakatan bahwa untuk menunjukkan suatu tingkat keparahan dalam penyalahgunaan dan ketergantungan suatu zat menggunakan tingkat ringan, sedang dan berat yang ditentukan oleh kriteria diagnostik pada setiap individu yang menyalahgunakan zat. Dikatan gangguan penggunaan atau penyalahgunaaan zat adalah keadaan fisik dan psikis yang dihasilkan dari interaksi antara organsme dan zat, kondisi dimana selalu menyertakan keharusan untuk menggunakan obat-obat itu terus menerus (Baconi, 2015)

(7)

3

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan melakukan wawancara terhadap 2 pasien diperoleh data bahwa pasien pernah mengalami intoksikasi dan penyalahgunaan zat yang berkepanjangan atau ketergantungan zat dapat membahayakan kesehatan yang berarti dapat merusak fisik dan mental. Data dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada tahun 2015 terdapat 61 pasien penyalahguaan narkoba dan terdapat 12 pasien yang mengggunakan zat adiktif. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitisn tentang pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi obat pada pengguna zat adiktif stimulant

2. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi obat pada pengguna zat adiktif stimulant yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta.

3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1Zat Adiktif

Zat Adiktif adalah suatu zat atau suatu bahan yang apabila dikonsumsi terus menerus akan menyebabkan suatu kecanduan ataupun suatu ketergantungan (Kusumawati dan Hartono, 2010). Sedangkan menurut Prabowo (2014) zat adiktif dapat dikatakan suatu zat yang risiko pemakainnya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang. Jika individu mengkonsumsi zat tersebut secara berlebihan akan menimbulkan kadar zat yang semakin meningkat sehingga dapat terjadi suatu ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh dan biasanya disebut dengan “keracunan”, perubahan perilaku, memori, kognitif, alam perasaan dan kesadaran yang disebut dengan intoksikasi

3.2 Pengalaman

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) pengalaman adalah suatu yang pernah terjadi ataupun dialami individu (dijalani, dirasa, ditanggung). Menurut Emerson (2009) pengalaman dibagi menjadi 2 yaitu subjective

(8)

4

experience dan immediacy of experience. Subjective experience adalah pengalaman yang terbentuk karena adanya suatu interaksi yang lama pada suatu peristiwa atau kejadian. Sedangkan immediacy of experience adalah pengalaman suatu individu yang baru saja dialami ataupun dijalani tehadap suatu kejadian atau suatu peristiwa. Dalam penelitian ini pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi obat merupakan suatu pengalaman yang terbentuk karena adanya suatu interaksi dari individu terhadap suatu kejadian.

3.3Intoksikasi

Zat adiktif dapat dikatakan suatu zat yang resiko pemakainnya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang. Jika individu mengkonsumsi zat tersebut secara berlebihan akan menimbulkan kadar zat yang semakin meningkat sehingga dapat terjadi suatu ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh dan biasanya disebut dengan “keracunan”, perubahan perilaku, memori, kognitif, alam perasaan dan kesadaran yang disebut dengan intoksikasi. Menurut WHO pada tahun 2017 mengatakan bahwa keracunan ataupun intoksikasi adalah suatu kondisi dimana masuknya zat psikoaktif yang menyebabkan gangguan kognisi, kesadaran, persepsi, perilaku dan respon psikofisiologis. Dapat juga diartikan bahwa sebagai tanda masuknya suatu zat ke dalam tubuh seseorang yang dapat menyebakan ketidaknormalan mekanisme yang ada didalam tubuh hingga dapat menyebakan suatu kematian.

4. METODE PENELITIAN 4.1Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Menurut Waters (2016) bahwa tujuan dari pendekatan fenomenologis adalah untuk mendiskripisikan pengalaman hidup dari sebuah fenomena.

4.2 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat diruang rehabilitasi NAPZA di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakrta yang berjumlah 61 orang. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

(9)

5

Sampling yaitu suatu penelitian yang menggunakan kelompok yang telah dipertimbangkan dengan cermat dan kelompok terbaik yang akan dijadikan sebagai responden (Alfindasari, 2014)

Peneliti menggnakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, sampel yang dipilih oleh peneliti sebelumnya diseeksi berdasarkan kriteria yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti dan telah pada taraf

redudancy atau data tersebut telah jenuh serta responden tidak lagi memberikan informasi yang baru,, penelitian ini menggunakan 5 responden sebagai jumlah sampel yang digunakan.

Adapun kriteria sampelnya adalah sebagai berikut : 1) Pengguna zat adiktif stimulant

2) Berusia antar 20-40 tahun

3) Pernah mengkonsumsi narkoba minimal dalam 1 tahun 4) Mempunyai latar belakang pendidikan SMA

5) Pernah mengalami intoksikasi 4.3 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data mengenai pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi obat pada pengguna zat adiktif menggunakan metode in dept interview yaitu wawancara mendalam dengan pasien yang memenuhi kriteria sampel.

4.4 Uji Validitas Reliabilitas

Pada penelitian ini uji validitas dan reabilitas diuji dengan triangulasi sumber yaitu suatu cara yang digunakan untuk mencari kebenaran informasi melalui berbagai sumber pada sekelompok yang karakteristiknya sama. Triangulasi sumber terdiri dari yang pertama adalah responden yang akan dijadikan penelitian yaitu wawancara terhadap pasien pengguna zat adiktif stimulant, lalu yang ke dua keluarga yang memiliki keluarga yang dirawat karena menggunakan zat adiktif stimulant dan yang ke tiga adalah perawat yang pernah menangani pasien pengguna zat adiktif stimulant.

(10)

6 4.5 Analisa Data

Menurut Braun & Clarke (2013) ada enam fase analisis tematik yang digunakan untuk analisa data yaitu :

1) Familiarisation dengan data: Adalah untuk semua bentuk analisis kualitatif peneliti harus lebih memahami data yang diteliti, membaca kembali data (dan mendengarkan data audio direkam setidaknya sekali, jika relevan) dan mencatat setiap pengamatan analitik awal.

2) Coding: Juga unsur umum dari banyak pendekatan untuk analisis kualitatif, adanya data relevansi yang luas . Coding bukan hanya metode reduksi data, itu juga merupakan proses analitik, sehingga kode menangkap kedua pembacaan semantik dan konseptual data. Kode peneliti setiap item data dan berakhir fase ini dengan menyusun semua kode dan ekstrak data yang relevan.

3) Mencari tema: Tema adalah pola yang koheren dan bermakna dalam data yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Tema tidak tersembunyi dalam data yang menunggu untuk ditemukan oleh peneliti, bukan peneliti membangun tema. Peneliti berakhir fase ini dengan menyusun semua data kode relevan dengan setiap tema.

4) Meninjau tema: yaitu memeriksa apakah tema ada kaitanya dengan kode pada data. Peneliti harus memikirkan apakah tema menceritakan sebuah kisah yang meyakinkan dan menarik pada responden dan mulai mendefinisikan sifat setiap tema individu dan hubungan antar tema lalu mulai memproses pembangunan tema.

5) Mendefinisikan dan penamaan tema: Peneliti hatus melakukan penulisan analisis rinci pada setiap tema. Mengidentifikasi dari setiap tema dan membangun nama tema yang singkat serta informatif.

6) Penulisan: Menulis merupakan sebagian besar penelitian kualitatif. Menulis narasi analitik dan data ekstrak untuk memberitahu pembaca cerita yang koheren dan persuasif tentang data dan contextualizing

(11)

7 5. HASIL PENELITIAN

Sesuai dengan hasil penelitian maka didapatkan empat tma yang telah dikelompokkan atau dikategorikan, berikut merupakan uraian hasil dari tema-tema yang telah ditemukan antara lain :

5.1Faktor menggunakan NAPZA, dengan sub tema yaitu : a. Lama menggunkan NAPZA

b. Motivasi menggunakan NAPZA

5.2Jenis NAPZA yang disalahgunakan, dengan sub tema yaitu : a. Narkotika golongan I

b. Psikotropika golongan IV

5.3Intoksikasi Obat, dengan sub tema yaitu : a. Kondisi pasrtisipan saat mengalami b. Perasaan mengalami intoksikasi obat c. Ketergantungan

5.4Dukungan saat mengalami intoksikasi obat, dengan sub temai yaitu : a. Keluarga

b. Tenaga Kesehatan

6. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui partisipan setidaknya telah menggunakan narkotika selama 2 tahun. Factor pergaulan dengan teman sebaya dan adanya permasalahan keluarga menjadi pemicu partisipan menjadi awal pengguna obat NAPZA. Menurut Wresniwiro (2009) Orang tua sangat memegang tanggung jawab utama dalam pembinaan remaja.. Jika peranan orang tua gagal cenderung mengakibatkan broken home (perpecahan keluarga), kurang perhatian dan waktu pada anak, crapuhnya nilai-nilai atau norma-norma keluarga termasuk sopan santun.

Partisipan lain yang menggunakan obat NAPZA juga dipengaruhi oleh adanya factor perceraian orang tua. Hubungan yang tidak harmonis pada keluarga partisipan menjadikan partisipan menjadi sosok yang kehilangan tokoh panutan baik ayah atau ibu partisipan. Kondisi yang tidak harmonis

(12)

8

inilah yang menjadikan pertisipan menjadi frustasi, stress dan melampiaskan kegelisahannya dengan menggunakan obat NAPZA yang diperoleh dari teman sebaya. Menurutt Dadang (2006) anak remaja yang mempunyai permasalah seperti di dalam keluaga perceraian tidak mampu mengatasi problemnya yang dirasa rumit, kompleks dan berat; lalu laridia dari kenyataan menuju dunia narkoba. Remaja ini, kepribadiannya sangat labil tidak mandiri, emosi sangat tinggi, terkadang menjadi orang anti sosial, enggan bergaul dengan masyarakat, cenderung hasrat untuk bunuh diri.

Berdasarkan Hasil penelitian diketahui partisipan telah menggunakan narkotika dan minum minuman keras seperti alkohol, ganja, shabu-shabu, lem aibon, inex, heroin dan morfin. Menurut Wasiti (2006) minuman alkohol adalah minuman dengan proses peragian dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yanglebih tinggi bahkan mencapai 100%. Orang yang mengkonsumsi alkohol dan diserap,disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.efek dari penggunaan alkohol adalah menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi, Merasa senang dan banyak tertawa.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui semua partisipan saat mengalami ganggau fisik yang langsung dirasakan partisipan sakit seperti mual muntah, nafas tersengal-sengal, Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur. Menurut Partodiharjo (2007) beberapa gejala muncul intoksikasi obat pada pasien narkoba adalah jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps), Suhu badan naik/demam, idak bisa tidur, menjadi lebih berani/agresif, mual dan merasa sakit maupun sakit kepala, pusing, tremor/gemetar. Selain dari gangguan pada fisik partisipan, gangguan psikis juga terjadi seperti masa bodoh, tidak peduli dengan kondisi di sekitar mereka, mereka menjadi malas, kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif, ataupun tidak ada kemauan serta tidak mau merawat diri (Hawari, 2006).

(13)

9

Perasaan partisipan saat mengalami intoksikasi adalah marah, mengamuk dan berkeinginan bunuh diri. Keliat (2005) Amuk merupakan respons kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada individu. Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan karena ia merasa kuat. Cara ini menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku yang destruktif dan amuk.

Waktu atau saat mengalami intoksikasi adalah apabila obat narkotika yang digunakan telah habis, dan terjadi ada yang pada malam hari. Relapse / kekambuhan berarti individu secara utuh kembali pada pola adiksinya atau kembali pada penyim pangan perilakunya (Jiloha, 2011). individu tidak berpikir untuk menggunakan kembali karena mereka mengingat saat-saat tritmen sehingga mereka tidak ingin menggunakan. Tanda-tanda emotional relapseantara lain seperti mengisolasi diri, pergi ke pertemuan tetapi tidak ingin berbagi pengalaman (sharing), fokus pada orang lain (fokus pada bagaimana orang lain memengaruhi mereka), dan kebiasaan makan dan tidur yang buruk.

Penelitian Rosyidah (2010) menyataka bahwa Emosi Pecandu Narkotika dalam Masa Pemulihan sangat tergantung dari proses pemulihan yang dikuti. Kekambuhan intoksikasi obat semakin berkurang apabila pasien mengikuti pemulihan secara teratur.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa orang tua, baik ibu, bapak dan petugas kesehatan membantu partisipan yang mengalami intoksikasi obat. dalam lingkungan yang baik, dukungan sosial lebih efektif. Sumber dukungan sosial yang paling penting adalah dari pasangan, orang tua dan keluarga. Dengan pemahaman tersebut individu akan tahu kepada siapa saja dirinya akan mendapatkan dukungan sosial sesuai dengan situasi dan keinginan yang

(14)

10

spesifik, sehingga dukungan sosial mempunyai makna berarti bagi kedua belah pihak. Hasil penelitian Noviarini (2013) menunjukkan bahwa sumber dukungan terbanyak yang paling sering diberikan adalah dari pasangan, keluarga dan orang tua karena mereka merupakan pihak yang paling dekat dan berkepentingan dengan klien. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungansosial dengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. Orang dengan dukungan keluarga yang baik maka tingkat ketergantungan pasien terhadap narkoba akan semakin menurun, hal ini disebabkan keluarga memberikan dukungan instrumental, emosional penilaian, dan informasional sehingga anggota keluarga yang mengalami ketergantungan zat akan mengalami rasa nyaman baik fisik maupun psikologis yang mengakibatkan ketergantungan tehadap zat menurun (Bernard, 2016)

7. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan

a. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam dan

kondisi partisipan saat mengalami intoksikasi obat menyatakan sakit mual, badan panas, diare, muntah, marah-marah, bahkan ada yang masa bodo dan bunuh diri

b. Lama penggunaan obat paling sedikit 2 tahun dan paling lama 4 tahun. c. Jenis narkotika yang digunakan adalah minum minuman keras seperti

alkohol, merokok dengan ganja, shabu-shabu, lem aibon, inex, heroin dan morfin

d. Waktu atau saat waktu / saat mengalami intoksikasi adalah apabila obat narkotika yang digunakan telah habis, dan terjadi ada yang pada malam hari.

e. Dukungan sosial bagi partisipan saat mengalami intoksikasi adalah orang tua, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan.

f. Perasaan partisipan saat mengalami intoksikasi adalah marah, mengamuk dan berkeinginan bunuh diri.

(15)

11 7.2Saran

a. Bagi pasien

Pasien agar mau melakukan terapi pengobatan secara patuh diberikan dari rumah sakit dan agar tidak menggunakan narkoba kembali.

b. Bagi Anggota keluarga

Anggota keluarga diharapkan untuk selalu membatu dalam proses penyembuhan seperti membantu menyiapkan mengantarkan terapi berobat di rumah sakit, serta terus berdoa untuk kesembuhan anggota keluarga yang menggunakan zat adiktif

c. Bagi peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dengan menambah variabel penelitian, seperti masalah farmakologi sehingga hasil penelitian dapat lebih bervariatif.

DAFTAR PUSTAKA

Alfindasari, Dessy. 2014. Teknik Sampling Pada Penelitian Kualitatif. Diterima dari http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/teknik-sampling-pada-penelitian.html. Diakses pada tanggal 5 November 2016

Baconi, Daniela L., Anne Maire C., Ana Maira V. 2015. Current Concept on Drug Abuse and Depenence. Journal of Mind and Meidical Sciences, Vol 2, iss 1, 2015 : 18-33

Bernard, Marlina. 2016. Drug In The Family The Impact On Parents And Siblings. International Journal Of Drug 2016. ISSN : 1-85935-319-3. Vol 3 Clarke, V and Braun, V. 2013. Teaching thematic analysis : Over coming

challenges and developing strategies for effective learning the psychologist. http://eprints.uwe.ac.uk/2155

Emerson, Ralth Waldo. 2009. Experience in : Emerson, Ralth Waldo Essay. USA : Accesible Publishing Systems

(16)

12

Hawari, D. 2006. Peyalahgunaan dan Ketergantungan Naza (narkotika, Alkohol, dan zat adiktif). Jakarta: PT Gaya baru

Keliat, Budi Anna. 2005. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Kusumawati, Farida dan Hartono, Yudi. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Noviarini N. (2013) hubungan antara dukungan sosialdengan kualitas hidup pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013 Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Partodiharjo, S. 2007. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta

Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika Ricardo, Paul. 2012. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Oleh

Kepolisian (Studi Kasus Satuan Narkoba Polres Metro Bekasi). Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 6 No.III Desember 2012 : 232-245

Rhemtulla, Mijke., Eiko I Fried., Steven H.Aggen. 2016. Network Analysis of Substance Abuse and Dependence Symptoms. Drug and Alcoho Dependence Journal homepage: www.e lsevier.com/locate/druga lcdep, Vol 161, 2016 ; 230-237

Rosyidah R (2010) Dinamika Emosi Pecandu Narkotika dalam Masa Pemulihan.

INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Substance Use Disorders (SAMHSA). 2011. Substance Use Disorder in People With Physical and Sensory Disabilities (Publication August 2011, Vol 6, Iss 1). Washington DC: U.S

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) .2015. World Drug Report 2015. United Nations publication, Sales No. E.15.XI.6. New York

Wasiti, Edi. 2006. Mengenal bahaya narkoba. Jakarta: PT Grafindo media

Waters, Janet. 2016. Phenomenological Research Guidelines. Diterima dari

(17)

https://www.capilanou.ca/psychology/student-resources/research-13

guidelines/Phenomenological-Research-Guidelines/. Diakses pada tanggal 6 November

World Health Organization. Management of Substance abuse Acute Intoxication : WHO Press 2017

Ani Galih Rinenggo; Mahasiswa S1 Keperawatan FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

Arum Pratiwi, S.Kp., M.Kes; Dosen Keperawatan FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk produk dari kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan dari nasabah/calon nasabah tersebut, jika ia adalah seorang pelajar, maka dari kami pun akan menawarkan

Dari penjabaran fenomena diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh faktor pembentuk brand love dan implikasinya pada customer intention

Social support and breast cancer : A comparatory study of breast cancer survivors , women with mental depression , women with hypertension and healthy female controls.

Tingkat keberdayaan masyarakat memiliki korelasi positif dan cukup kuat dengan ketersediaan faktor modal fisik (physical capital ), modal manusia (human capital ),

Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai

Ilmu ini dimulai dengan adanya beberapa ayat dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang hisa dianggap sebagai sebuah kaidah yang mencakup banyak

Garis pengaruh pada rangka batang merupakan grafik yang menggambarkan besar gaya normal suatu batang akibat pengaruh beban berjalan 1 satuan gaya.. Untuk menghitung dan

Menurut Moedjiarto (2003) bahwa iklim sekolah yang positif merupakan suatu kondisi dimana keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang sangat aman, damai,