• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas KDK klp 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tugas KDK klp 2"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan

spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataanpernyataan yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan fenomena dari suatu yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model

disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuankonseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan   para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma   para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan   perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan   perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek  kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek  keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset

dalam riset kepekeperawatan.rawatan.

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan   pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model   pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan,yaitu :manusia, lingkungan, kesehatan, dan dalam adaptasi keperawatan,yaitu :manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistik yang secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistik yang memiliki sistem adaptif

memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.yang selalu beradaptasi.

B.

B. RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH 1

1.. Apakah pengertian teori dan konsep?Apakah pengertian teori dan konsep? 2.

2. Bagaimana karakteristik teori keperawatan?Bagaimana karakteristik teori keperawatan? 3.

3. Apa sajakah faktor ± faktor yang mempengaruhi teori keperawatan?Apa sajakah faktor ± faktor yang mempengaruhi teori keperawatan? 4.

(2)
(3)

C

C.. TUJUANTUJUAN 1

1.. Memahami serta mengetahui tujuan teori dan model praktik keperawatan.Memahami serta mengetahui tujuan teori dan model praktik keperawatan. 2.

2. Mengetahui karakteristik teori dan faktor ± faktor yang mempengaruhiMengetahui karakteristik teori dan faktor ± faktor yang mempengaruhi teori

teori kepekeperawatan.rawatan. 3.

3. Mengetahui perbedaan serta persamaan pandangan ahli tentang modelMengetahui perbedaan serta persamaan pandangan ahli tentang model konsep keperawatan dan teori keperawatan.

(4)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. A.PENGERTIANPENGERTIAN 1. 1. TeoriTeori a.

a. Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yangTeori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta ± fakta yang telah diobservasi atau kejadian yang didasari oleh fakta ± fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau bukti secara langsung konseptual atau model tetapi kurang absolute atau bukti secara langsung konseptual atau model keperawatan.

keperawatan.11  b.

 b. Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yangTeori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena memproyeksikan sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar-konsep guna menggambarkan, dengan merancang hubungan khusus antar-konsep guna menggambarkan, menjelaskan memprediksi, dan mengendalikan fenomena yang ada. menjelaskan memprediksi, dan mengendalikan fenomena yang ada.22 c.

c. Teori keperawatan menurut Barnum tahunTeori keperawatan menurut Barnum tahun 19901990 merupakan usaha ± merupakan usaha ±  usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktifitas lainnya. Sedangkan keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktifitas lainnya. Sedangkan menurut Sevens (

menurut Sevens (1981984) adl. Sebagai usaha 4) adl. Sebagai usaha mengumenguraikan dan menjelaskanraikan dan menjelaskan   berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor C,   berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor C,

dkk/

dkk/19891989). Teori keperawatan berperan trukuntuk menggambarkan,). Teori keperawatan berperan trukuntuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau  pelayanan keperawatan yang dilakukan.

 pelayanan keperawatan yang dilakukan.33

1 1

Hidayat, A. Aziz Alimul.

Hidayat, A. Aziz Alimul.20072007..PenganPengantar Konsep tar Konsep Dasar Keperawatan.Dasar Keperawatan. Surabaya: SalembaSurabaya: Salemba Medika.

Medika. 2

2

Asmadi, S.Kep, Ners,

Asmadi, S.Kep, Ners,20052005..Konsep Dasar Keperawatan.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGCJakarta: EGC 3

3

http://www.masbied.com/

(5)

2

2.. KonsepKonsep a.

a. konsep itu sendiri suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak konsep itu sendiri suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak  yang dapat diorganisisr menjadi simbol ± simbol yang nyata, sedangkan yang dapat diorganisisr menjadi simbol ± simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka. konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka.11  b.

 b. konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek    benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan   benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan  persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.

 persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.3322

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan itu mengandung suatu arti dalam keperawatan sehingga model keperawatan itu mengandung suatu arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Mengingat dalam model praktek  menentukan model praktek keperawatan. Mengingat dalam model praktek  keperaawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan keperaawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adaanya tujuan praktek yang ingin nilai yang mendasari sebuah model, adaanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh   perawat dalam mengembangkan tujuannya.

  perawat dalam mengembangkan tujuannya.

B.

B. KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATANKARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN

Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang   berhubungan dengan konsep keperawatan juga memiliki karakteristik    berhubungan dengan konsep keperawatan juga memiliki karakteristik 11

diantaranya: diantaranya:

1

1.. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yangkhusus yang   berhubungan dengan hal ± hal nyata dalam keperawatan sehingga teori   berhubungan dengan hal ± hal nyata dalam keperawatan sehingga teori

keperawatan didasarkan pada kenyataan ± kenyataan yang ada di alam. keperawatan didasarkan pada kenyataan ± kenyataan yang ada di alam.

1 1

Hidayat, A. Aziz Alimul.

Hidayat, A. Aziz Alimul.20072007..PenganPengantar Konsep tar Konsep Dasar Keperawatan.Dasar Keperawatan. Surabaya: SalembaSurabaya: Salemba Medika.

Medika. 3

3

http://www.masbied.com/

(6)

2.

2. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan ± alasan yang sesuaiTeori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan ± alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada.

dengan kenyataan yang ada. 3.

3. Teori harus konsisten sebagai dasar ± dasar dalam mengembangkan modelTeori harus konsisten sebagai dasar ± dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.

konsep keperawatan. 4.

4. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umumDalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan dalam kondisi apapun dalam praktek  sehingga dapat digunakan dalam kondisi apapun dalam praktek  keperawatan.

keperawatan. 5.

5. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatanTeori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.11

C

C.. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATANFAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa   pandangan yang dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri   pandangan yang dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri

diantaranya filosofi dari Florence Nigtingale, kebudayaan, sistem pendidikan, diantaranya filosofi dari Florence Nigtingale, kebudayaan, sistem pendidikan, serta pengembangan ilmu keperawatan.

serta pengembangan ilmu keperawatan.22

1

1.. Filosofi Florence NigtingaleFilosofi Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar ±  Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar ±  dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar  mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar  manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam   perawatan orang yang sakit yang dikenal teori lingkungannya. Selain   perawatan orang yang sakit yang dikenal teori lingkungannya. Selain

Florence juga

Florence juga membmembuat standar pauat standar pada pendidikan keperawatan serta standar da pendidikan keperawatan serta standar    pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga membedakan   pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga membedakan   praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada   praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada

orang yang sakit dengan yang sehat. orang yang sakit dengan yang sehat.

1 1

Hidayat, A. Aziz Alimul.

Hidayat, A. Aziz Alimul.20072007..PenganPengantar Konsep tar Konsep Dasar Keperawatan.Dasar Keperawatan. Surabaya: SalembaSurabaya: Salemba Medika.

Medika. 2

2

Asmadi, S.Kep, Ners,

(7)

2. K ebudayaan

K ebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori   ± teori keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam

memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi mandiri, demikian  juga yang dahulu budaya perawat di bawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannhya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan. 3. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan dalam  perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori ± teori keperawatan jugaa berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu K eperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya  pengelompokan ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik 

dan ilmu keperatan komunikasi yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun ±  tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi.yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori ± teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

(8)

D. TUJUAN TEORI KEPERAWATAN

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengenmbangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya:

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan ± alasan tentang kenyataan ± kenyataan yang diharapkan dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek  keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.

2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk  memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dalam memerikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehinggal segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan. 4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan

filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.1

E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM

K egiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak  seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya   bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau

miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah   binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi 1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

(9)

menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (K asule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di   perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern  perawat di Saudi dan Timur T engah 2) (Miller Rosser, 2006).

Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence  Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence  Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) adalah pelopor    perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam  bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya,

Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.)

Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di semenanjung K rim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence  Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja

dalam rumah sakit yang kotor. Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup sehat. Sebagian besar dari pemikiran  Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan di Indonesia pada

(10)

Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh studi litelatur sejarah islam dalam bidang keperawatan dan mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 ±  632 SM ), dengan perkembangan keperawatan era Florence   Nightingale, dan perkembangan keperawatan era tahun 2000 akan tetap   berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan. K edua tokoh keperawatan tersebut muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat ini keperawatan bergerak maju dalam suasana damai, namun dengan kompleksitas tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi dan  penyakit degeneratif (double burden disease).

1. Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)

Prof. Dr. Omar Hasan K asule, Sr, 1998 dalam studi Paper  Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember  1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad   pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai   perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang   pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.

Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al K hazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam

(11)

di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah   berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang

sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat   perang Badr, Uhud, K handaq dan Perang K haibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan   Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka

dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al K handaq, Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998)

Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi   perawat, dan dalam perangK haibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk  merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

K onstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan   bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang

luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga  perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan   pencetus Sekolah K eperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan

  penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education) 2)

(12)

Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : K u'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti K a'ab Al Maziniyat 6).

Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi  perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti K a'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata. 8)

Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti K a'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd   bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang

keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12

kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan  juga digambarkan berperang menggunakan pedang membela Nabi.

2. Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan

Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.

a) Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 ± 632M)

Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic   period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan

keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini.

(13)

Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah  binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya.

 b) Masa Setelah Nabi/Post ±Prophetic Era (632 ± 1000 M).

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih

didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi. c) Masa Late to Middle Ages (1000 ± 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki.

d) Masa Modern (1500 ± sekarang) Early Leaders in Nursing¶s Development

Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang

(14)

sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan   perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk 

merawat Raja Saudi K ing Saud. (Amreding, 2003) 2)

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-K hateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma K eperawatan di K airo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi K eperawatan di Arab Saudi.

Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar   pekerjaan.

3. Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang

Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper  Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. ³Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. K ita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif,´

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak    berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. ³Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak la gi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,´ katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan ³manjurnya´ doa.

(15)

Dr. Ahmad K han (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid)   berpesan semoga penerbitan buku saya ³Alquran dan Genetik´, semakin

menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. K ita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis   berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu

keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik    para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di

institusi pendidikan atau pada level pemerintah.

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak  dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health   belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan

keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa¶ad.5(1)

5

(16)

F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI KONSEP

Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk    pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan

dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang   jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa

model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Beberapa model konsep keperawatan tersebut antara lain:

1. Siti Rufaidah

K egiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak  seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa¶ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996).

Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur. Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk  menjadi perawat, dan dalam perang K haibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk  merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.

(17)

Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan   pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

K onstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat   perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia

memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau   penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal   pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.41

2. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale (Teori Nightingale)

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada   pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,

ketenangan, dan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari   pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,

upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik  keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan   praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,   paradigm perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan

kebersihan lingkungan adalah kuranga benar, akan t etapi lingkungan dapat

4

(18)

mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.1

3. Model Konsep dan Teori Keperawatan Virginia Handerson (Teori Handerson)

Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Ha nderson adalah model konsep aktivitas sehari ± hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan pada kesehatan, penyembuhan serta agar meniggal dengan damai.

Pemahaman konsep tersebut dengan didasar pada keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya:

a) Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan  perkembangan dalam rentang kehidupan.

 b) Dalam melaksanakan aktifitas sehari ± hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan.

c) Dalam melaksanakan aktifitas sehari ± hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak  dapat melakukan aktifitas.

Aktifitas hidup sehari ± hari yang disampaikan oleh Handerson tersebut adalah berikut aktifitas bernafas secara normal, aktifitas minum dan makan sesuai dengan kebutuhan, aktifitas eliminasi secara normal, aktifitas bergerak dan memelihara postur tubuh, aktifitas tidur dan istirahat, aktifitas membuka dan memakai pakaian, aktifitas

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

(19)

mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan memodifikasi lingkungan, aktifitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri, aktifitas mencegah kecelakaan dan bahaya, aktifitas komunikasi, aktifitas   beribadah, aktifitas bermain dan rekreasi, aktifitas bekerja, aktifitas   bekerja atau memuaskan keingintahuan. Jadi pada dasarnya keperawatan

menurut Handerson adalah membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, yang mana individu akan mampu mengerjakan tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.1

4. Model Konsep dan Teori Keperawatan King (Teori King)

K ing memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga K ing mengemukakan dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, K ing mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem social yang saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Menurut K ing sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh,ruang dan waktu dari individu dan lingkungan,kemudian hubungan 1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

Medika.

Sistem sosial Sistem interpersonal

(20)

interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dengan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi  perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka K ing memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situaasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan dating dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinterak si dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka manusiam memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan  penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, K ing mengemukakan   pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

Feedback Perawat

Aksi

Klien

Reaksi Interaksi Transaksi

(21)

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut K ing terdiri dari komponen:

a. Aski merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

 b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adnya aksi dan merupakan respons dari individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.

d. Transaksi merupakan suatu kondisi di mana antara perawat dan klien terjadi suatu pertujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.41

5. Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem (Teori Orem)

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehata dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang  perawatan diri sendiri.

Model self care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan   berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self care didasarkan atas

kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai

4

(22)

 pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self care dan sebagai bagian dari kebutuhan darar manusia, seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, self care juga merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan konsep diri.1

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam   pandagan dalam pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam

kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan dalam   pengambilan udara (oksigenasi), pemeliharaan pengambilan air,   pemeliharaan dalam pengambilan makanan, pemeliharaan kebutuhan   proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,   pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial, kebutuhan akan pencegahan resiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam pengembangan kelompok  sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan keinginan manusia.

Teori Keperawatan Orem

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.

(23)

Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga  bentuk teori self care di antaranya:

-  Perawatan Diri Sendiri (Self Care)

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:

1. Self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dalam inisiatif  dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

2. Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. 3. Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri

yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.

4. K ebutuhan self care merupakan suatu tundakan yang ditujukan

  pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh,  self care yang

  bersifat universal itu adalah aktivitas sehari ± hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan dasar  manusianya. Sifat dari  self care selanjutnya adalah untuk 

  perkembangan kepercayaan diri serta ditujukan pada   penyimpangan kesehatan yang memiliki ciri perawatan yang

diberikan dalam kondisi sakit atau dalam proses penyembuhan.

- Self Care Defi sit 

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat   perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang

(24)

  belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan dalam   perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara

kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membawa dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, member  support ,

meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan  pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam   pemecahan masalah, menentukan kapan dan bagaimana pasien

memerlukan bantuan keperawatan, bertanggung jawab terhadap keinginan, permintaan, serta kebutuhan pasien, mempersiapkan   bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta

mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari ± hari pada   pasien dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak 

mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan, dan sosial.

- T eori Si stem Ke perawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan keperawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau   pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan

tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam   pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam

sistem pelayanan keperawatan diantaranya:

a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly C om pen sat ory Si stem)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,

(25)

  pengontrol dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada  pasien koma pada pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau, masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak  mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam  self care-nya dan pasien tesebut masih mampu

melakukan ambulasi dan dapat melakukan beberapa tindakan

 self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada

  pasien retardasi mental.

 b. Sistem bantuan sebagian ( Partially C om pen sat ory Si stem)

Merupakan sistem dalam pembeberian peraawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang  post operasi abdomen di mana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh   pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan  perawatan luka.

c. Sistem suportif dan edukatif 

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada bantuan yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan  pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem

ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.

Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep

(26)

dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkungan,menggambarkan apa yang mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam berpikir dan berkomunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah dengan proses keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan menginterpretasikan dengan membuat keputusan, merancang sistem perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan  pengontrolan perawatan yang akan yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri, mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

6. Model Konsep dan Teori Keperawatan Jean Waston (Teori Waston)

Jean Waston dalam memahami konsep keperawatan terenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Waston ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Waston ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diataranya kebutuhan dasar    biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan   psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas

dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk  integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk   pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

(27)

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusian adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit.1

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

Medika.

Kebutuhan psikofisikal

Kebutuhan aktifitas dan istirahat Kebutuhan seksualitas

Kebutuhan Biophysikal

Kebutuhan makan dan cairan Kebutuhan eliminasi Kebutuhan ventilasi Kebutuhan psikososial Kebutuhan berprestasi Kebutuhan berorganisasi Kebutuhan intrapersonal-iterpersonal

(28)

7. Model Konsep dan Teori Keperawatan Peplau (Teori Peplau)

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap di antaranya:1

a. Tahap orientasi di mana perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk  membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.

 b. Fase identifikasi peran peran perawat apakah sudah melakukan atau   bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien

serta melaksanakan asuhan keperawatan.

c. Fase eksplorasi di mana perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien.

d. Fase resolusi di mana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk membebaskan klien diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.

Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi.

1

(29)

Model hubungan interpersonal ini dapat digambarkan sebagai berikut:1

8. Model Konsep dan Teori Keperawatan Martha E Rogers (Teori

Rogers)

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E Rogers dikenal dengan nama manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatun yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu   berinteraksi dengan lingkunganyang saling mempengaruhi dan

dipengaruhi,serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan   berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan

karakteristik dan keunikan t ersendiri.

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika. Perawat Klien Hubungan interpersonal Fase orientasi fase identifikasi Fase eksplorasi Fase resolusi Mandiri

(30)

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dengan lingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy.

Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhisatu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang  berfariasi dan helicy merupakan terjadinya proses integrasi antara manusia

dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun  berlangsung dengan cepat.41

9. Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister Calista Roy (Teori Roy) Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan   bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara

mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif. Sebagai individu dan makhluk holistik memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan.1

Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa  pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :

a) Manusia sebagai mahluk biologi, psikologi dan sosialyang selalu  berinteraksi dengan lingkungannya.

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

Medika. 4

(31)

 b) Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi seseorang harus  beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.

c) Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy diantaranya:

1) Focal stimulasi, yaitu stimulus yang lansung beradaptasi dengan

seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.

2) K ontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif.

3) Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses  penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi. d) Sistem adaptasi memiliki empat mode adaptasi di antaranya:

1) Fungsi fisiologis komponen sistem adaptasi ini yang adaptasi

fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endoktrin.

2) K onsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola ± pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.

3) Fungsi peran merupakan proses penyesuain yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola ± pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.

4) I nterde pendent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola ±   pola tentang kasih saying, cinta yang dilakukan melalui hubungan

secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

e) Dalam proses penyesiaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,

(32)

  perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan meningkatkan respons adaptif.

Secara ringkas, pandangan Roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Dalam mengemukakan model konsep  praktek keperawatan, asumsi dasar yang dimiliki diantaranya sebagai makhluk individu yang utuh dan sehat, individu mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial, setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negative. Untuk  mampu beradaptasi setiap inidividu harus akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri serta kemampuan akan berperan dan   berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri, dan

individu selalu berada dalam rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam memelihara proses adaptasi.

Jadi tujuan asuhan keperawatan adalah membantu untuk    beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit.

K ebutuhan yang dimaksud Roy antara lain: a) K ebutuhan fisiologis dasar 

 b) Pengembangan konsep diri positif  c) Penampilan peran sosial

d) Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.1

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

(33)

10. Model Konsep dan Teori Keperawatan Leininger (Teori Leininger)

Teori ini digagas pertama kali oleh Madeleine Leinieger yang diinspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Mindwestern US pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara anak yang berasal dari budaya yang   berbeda. Fenomena ini membuat Leinieger menelaah kembali profesi

keperawatan. Ia mengidentifikasikan bahwa pengetahuan perawat untuk  memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.21

Pada tahun 1960, Leinieger pertama kali menggunakan kata tran scult ural nur  sing, et hnonur  sing, dan cr oss-cult ural nur  sing . Akhirnya pada tahun 1985, Leinieger memublikasikan teorinya untuk    pertama kali, sedangkan ide ± ide dan teorinya mulai dipresentasikan   pada tahun 1988. Teori Leinieger kemudian disebut sebagai ult ural 

care Diver  sity and Univer  sality. Tetapi pada ahli sering menyebutnya sebagai T ran scult ural N ur  sing  Theory atau teori keperawatan transkultural.

Konsep Teori Keperawatan Transkultural

K eperawatan transkultural merupakan suatu aea utama dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang   budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai  perilaku caring , layanan keperawatan, nilai ± nilai, keyakinan tentang

sehat-sakit, serta pola ± pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body o  f knowl odge yang ilmiah dan humanistik guna memeberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya

2

(34)

universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien.

Pemahaman yang benar pada perawat mengenai budaya klien, baik  individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya cult ure  shock cult ure maupun im position. C ult ure  shock  terjadi pada pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). K lien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena   perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan cult ure

im position adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik  secara diam ± diam maupun terang ± terangan, memaksakan nilai ± nilai   budaya, keyakinan dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada

individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya loebih tinggi daripada budaya kelompok  lain.

Leinieger menggambarkan teori keperawatan transkulutural matahari terbit sehingga disebut juga sebagai  sunri se model . Teori ini dapat dilihat, yakni:

Model matahari terbit ( sunri se model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transkulutural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world -view) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di   berbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam

lingkup yang sempit.

Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger  dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup,

(35)

faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya gaya hidup, politik dan hokum, ekonomi, dan pendidikan.

Faktor ± faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman yang member arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam tatanan fisik, ekologi, sosial-  politik, dan/atau struktur kebudayaan. Termasuk di dalamnya adalah

etnohistori atau riwayat kebudayaan yang mengacu pada keseluruhan fakta pada masa lampau, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,

kebudayaan, serta suatu institusi yang difokuskan pada

manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan, dan

menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.

Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing ± masing daerah, dan akan memengaruhi   pola/cara dan praktik keperawatan. Semua langkah perawatan tersebut

ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, p enyembuhan penyakit, dan persiapan menghadpi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor  tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing ± masing faktor memberi ekspresi, pola, dan praktek keperawatan (care ex pre ssion, pattern s , and   practice s). Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya

terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi, di berbgai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan   proses keperawatan, ke tujuh faktor tersebut masuk kedalam level  pertama yaitu tahap pengkajian.

Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjebatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatam profesional melalui asuhan keperawatan.

(36)

Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh leininger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahp perencanaan tindakan keperawatan.

Tindakan keperawatan diberikan kepada klien harus tetap memerhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan, yaitu:

1. ult ure care  pre servation/maintenance, yaitu prinsip membantu,

memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.

2. C ult ure care accommodation/neg otiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan cara- cara beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien.

3. C ult ure care re ppaterning/re str uct uring , yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan gaya hidup klien kearah yang lebih baik.

Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan keperawatan adalah tercapainya cult ure congr uent nur  sing care helt and well being,yaitu asuhan keperawatan yang kompeten yang berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.1

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

(37)

11. Model Konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdellah (Teori Abdellah)

Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi katagori, diantaranya kenyamanan, kebersihan dan keamanan, keseimbangan fisiologi, faktor-faktor psikologi dan sosial dan komunitas.

Dari empat kebutuhan tersebut dikembangkan menjadi 21

kebutuhan atau masalah keperawatan diantaranya:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik.

2. Mempertahankan aktifitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.

3. Mencegah kecelakaan, cedera, atau trauma lain yang ada infeksi

4. Mempertahankan mekanika tubuh

5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh

6. Mempertahankan nutrisi 7. Mempertahankan eliminasi

8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

9. Mengenali respons fisiologis tubuh terdapat kondisi penyakit baik 

  patologis maupun fisiologis

10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi 11. Mempertahankan fungsi sensorik 

12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, reaksi positif dan

negative

13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara

emosi dan penyakit organik.

14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non_verbal 15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal

(38)

17. Menghasilkan / Mempertahankan lingkungan yang t erapeutik 

18. Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki

kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda

19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan

keterbatasan fisik dan emosi.

20. Menggunakan sumber dikomunitas sebagai sumber bantuan dalam

mengatasi masalah yang muncul dari penyakit

21. Memahami peran dan masalah sosial sebagai faktor yang

mempengaruhi dalam munculnya penyakit.1

12. Model Konsep dan Teori Keperawatan Ida Orlando (Tori Orlando) Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,

dimana bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995).42Teori Orlando secara radikal mengubah focus

keperawatan dari diagnose medis klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke   perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan  jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan (Schmieding,

1995). Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi

keperawatan. Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat, akan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey,

1994). Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan

dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

Medika. 4

(39)

akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)1

13. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine (Teori Levine) Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai mahluk  hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi, dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi   pertimbangan kemudian sehat menurut Lavine itu dilihat dari sudut  pandang konservasi energy, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat

konservasi di antaranya energy klien,stuktur integritas-integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal (Potter & Perty 1997).42

14. Model Konsep dan Teori Keperawatan Johnson (Teori Johnson)

Model konsep dan teori keperawatan menurut Jhonson adalah dengan pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas,  baik di lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya.

Sebagai suatu sistem, didalamnya terdapat sub sistem yang membentuk sistem perilaku menurut Jhonson adalah :

a. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.

1

Hidayat, A. Aziz Alimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba

Medika.

4

Referensi

Dokumen terkait

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilakuyang selalu ingin

Menjelaskan tentang pengertian , konsep, peran dan fungsi serta Proses keperawatan Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing

Teori self care Orem efektif untuk diterapkan pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal khususnya pada kasus osteoartritis genu karena pasien- pasien

MK yang berisi penjelasan tentang konsep serta pengertian entrepreneurship dan technopreneurship, Bussines Model Canvas, peluang usaha, ragam investasi usaha barang dan jasa,

Apakah hasil ini dimaksudkan sebagai model dalam pengertian yang benar tidak relevan, karena fungsi jelas seperti satu: Orang-orang menerima skor di Lima Besar, dan skor ini

Hal ini didukung oleh teori Orem DSME bertujuan untuk meningkatkan self care agency, sedangkan self care agency dapat berubah setiap waktu yang dipengaruhi oleh faktor predisposisi

These results are in the same line with those obtained by another study reported that the Orem self-care model was not effective on the self- efficacy of hemodialysis patients in Urmia,

Social Enterprise yang juga dikenal dengan wirausaha sosial ini merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari keuntungan dengan tujuan atau kewajiban