• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Observation of Tar and Nicotine Cigarettes in the Factory and Market)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Observation of Tar and Nicotine Cigarettes in the Factory and Market)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar PENGAMATAN KANDUNGAN TAR DAN NIKOTIN ROKOK 01PABRIK DAN PASAR

(Observation of Tar and Nicotine Cigarettes

i

n the Fa

ct

o

ry

and Market)

Oleh : Lutfi Amanati *) dan Mustika Murni **)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi deskriptif, untuk mengetahui kandungan nikotin dan tar dari berbagai merek rokok kretek yang ada di industri rokok menengah, industri rokok kecil dan industri rokok rumah tangga yang ada di daerah Sidoarjo, Bangil dan Pasuruan dan yang beredar di pasar dengan merek yang sama. Jumlah contoh yang diambil 20 merek dan telah dianalisis dengan metode uji ISO 10315-2000. Didapatkan hasil nikotin dan tar yang beredar di pasar dan yang ada di pabrik mempunyai nilai yang tidak beda nyata.

Kata kunci : rokok kretek, nikotin, tar

ABSTRACT

This research is

a

descriptive study, to determine the nicotine and tar content of different brands of clove cigarettes in the cigarette industry medium, small cigarette industry, and domestic cigarette industry in the area of Sidoarjo, Pasuruan and Bangil and circulating in the market by brand same. The amount of sample

20

brands and were analyzed by test method ISO 10315-2000. The result ofnicotine and tar in the market and in the factory, has a value that is not different

Keywords :clove cigarette, nicotine ,tar *) Staf pada Baristand Industri Surabaya **) Peneliti pada Baristand Industri Surabaya

PENDAHULUAN

Industri rokok di Jawa Timur merupakan salah satu industri yang besar, dilihat dari jumlah produksi, penyerapan tenaga kerja maupun dari segi penerimaan untuk negara. Dari khasanah industri rokok maupun dari kebeacukaian jenis produksi rokok yaitu SKT (Sigaret Kretek Tangan), SKM (Sigaret Kretek Mesin), SPM (Sigaret Putih Mesin), KLB (Rokok Klobot), TIS (Tembakau Iris), Cerutu dan HTL (Hasil Tembakau Lainnya). Pem-bagian jenis produksi rokok berdasarkan pertimbangan bagaimana cara memproduk-sinya (Ismartono, 2002).

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiene Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang ber-sifat adiktif dapat mengakibatkan keter-gantungan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat kar-siogenik. (Anonim, 20041)

Rokok kretek memberi ciri khas produk rokok nasional yaitu adanya perpaduan tembakau, cengkeh dan saus dengan ke-khasannya. Pabrik Rokok Kretek (PRK) terus berkembang dan dapat menjadi tuan di negeri sendiri, tanpa tergusur oleh industri sejenis dari mancanegara. PRK telah menjadi industri

(2)

Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok diPabrik dan Pasar

yang kuat dalam kegiatan ekonomi dari sektor hulu (perkebunan tembakau dan cengkeh) sampai ke sektor hilir (industri dan pemasaran produknya) (Sholichin, 2002).

Dengan semakin meningkatnya produksi rokok, baik produksi sigaret kretek (SKT + SKM) dan SPM serta adanya kenyataan yang berkembang bahwa rokok dapat mengganggu kesehatan, maka perlu adanya upaya penurunan kandungan tar dan nikotin seperti yang telah diatur dalam PP.381tahun 2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan (Sholichin, 2002). Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut di atas dan dalam rangka menghadapi tuntutan yang berkembang, pabrik industri rokok khususnya industri rokok kretek harus melakukan inovasi dengan meningkatkan teknologi dibidang pembuatan rokok yang mengarah ke tar dan nikotin rendah sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut.

Nikotin merupakan alkaloid beracun, hanya ditemukan di alam pada tembakau, merupakan stimulator kuat bagi otak dan system saraf sentral. Sifat ketagihan nikotin dikaitkan dengan kemampuannya untuk merangsang pelepasan dopamine, suatu zat kimia didalam otak yang dihubungkan dengan perasaan kenikmatan. Namun penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, nikotin sebenarnya menekan kemampuan otak untuk mengalami kenik-matan (Anonim,20042»

Tar merupakan partikel padat yang di-keluarkan pada saat tembakau dibakar dan terdiri dari 4000 zat kimia yang telah diketahui. Penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker paru dan kanker lainnya, emfisema dan bronchitis kronik dikaitkan dengan zat kimia tersebut (Anonim,20042

».

PP Pengamanan Rokok bagi Kesehatan (PP81/1999) memuat banyak hal antara lain: penetapan kadar tar dan nikotin pada setiap batang rokok tidak boleh melebihi 1,5 mg nikotin dan 20 mg tar, persyaratan promosi dan iklan rokok yang hanya dapat dilakukan di media cetak dan media luar ruangan, pengaturan tentang batas waktu beberapa tahun penyesuaian persyaratan batas maksimal tar dan nikotin bagi produsen rokok kretek buatan mesin 5 tahun dan 10 tahun untuk produsen rokok kretek buatan tangan. Belum sempat diberlakukan secaraefektif,PP ini sudah ditentang oleh kalangan industri rokok. Karena akan menyebabkan PHKserta akan menghancurkan petani tembakau.

Dikeluarkan PP 38/2000 yang memuat ten-tang perubahan atas PP 81/99 dan masa penyesuaian persyaratan batas maksimal tar dan nikotin lebih diperpanjang. Bagi produsen rokok kretek buatan mesin menjadi 7 tahun dan produsen kretek buatan tangan 10 tahun. Pada tahun 2003 diterbitkan PP 19 tahun 2003. PP ini hanya menyebutkan bahwa produsen rokok wajib memberikan informasi kandungan tar dan nikotin pada setiap batang rokok yang diproduksi.

Resiko yang dapat ditimbulkan oleh rokok sebenarnya dapat dikurangi dengan jalan mengetahui kandungan nikotin dan tar dalam rokok. Bila kadar nikotin dan tar dicantumkan,

calon perokok dapat memilih rokok dengan

.Randunqan nikotin dan tar yang sekecil mungkin.

Tujuan dari penelitian, ini adalah untuk mendapatkan peta kandungan nikotin dan tar pada rokok kretek mulai dari industri sampai pasar, yang dilakukan dengan pengukuran kandungan nikotin dan tar pada berbagai macam dan merek rokok kretek mulai dari industri sampai pasar.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rokok kretek yang diambil dari 20 industri rokok menengah, industri rokok kecil dan industri rokok rumah tangga (20 merek) dan dari pasar dengan merek yang sama (20 merek) dari daerah Sidoarjo, Bangil dan Pasuruan.

Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu propanol, ethanol absofute, eugenol, chfhaldine, nikotin, aquabidest

Alat yang digunakan yaitu conditioning chamber,tabung pengkondisi, jangka sorong,

neraca analitik, smoking machine, filter pad khusus untuk smoking machine ~ 92 mm.,

erlenmeyer 250 ml, pipet volume 50 ml, pengocok (shaker), vial, syringe 10 j,J1, gas chromatography dengan kondisi sebagai berikut: Suhu injeksi Suhu detector Jenis kolom 250°C 250°C Model No Agilent 19095N-123 240°C maks HP Inowax Polyethylene Glycol

capillary

30,0 m x 530 urnx 1,00 urnnominal Model No Agilent 19095N-Q04 290°C maks 30 m x 0,535 mm x40 pm

(3)

Volume XLV, No.3, November 2010, pp52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok diPabrik dan Pasar

$uhu kolom Carier gas Laju alir Volume injeksi 170°C Helium 30 ml/min 21J1 METODE PENELlTIAN

Pengukuran kandungan nikotin dan tar pada rokok kretek mengacu pada keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor :62/MPP/Kep/2/2004 tanggal 17 Feb-ruari 2004 tentang Pedoman Cara Uji Kan-dungan Kadar Nikotin dan Tar untuk Kretek.

Prosedur Kerja Persiapan Contoh

1. Pengambilan contoh

Sejumlah 8 (delapan) batang rokokdiambil

secara random dari masing-masing pak rokok (total jumlah tidak lebih dari 160 batang rokok untuk tiap jenis contoh). 2. Penyimpanan dalam conditioning

cham-ber. Rokok dikondisikan dalam

condi-tioning chamber

selama

48

jam atau lebih, tetapi tidak melebihi 10 hari dengan kondisi sebagai berikut :

Suhu 22

± 1 QC

dan kelembaban relatif

60

±

3

%.

3.

Pengukuran fisik rokok

Contoh rokok yang akan diuji, diambil secara acak dari rokok yang telah di-kondisikan dan kemudian dilakukan peng-ukuran fisik rokok sekurang-kurangnya 10 batang tiap kali pengujian. Pengukuran meliputi ; bobot rokok, diameter rokok, panjang rokok, panjang ekor rokok

(butt

length).

(Anonim, 20041)}

Pemeriksaan Kadar TPM Dalam Rokok 1. Masukkan contoh rokok dan rokok

standard yang akan diuji ke dalam

conditioning chamber

untuk dikondisi-kan pad a suhu 22

±

1

QC

dan kelem-baban relatif

60 ±

3

%

selama minimal

48

jam dan maksimal 10 hari.

2. Ambil 10 batang rokok secara acak dari tabung pengkondisi, kemudian lakukan pengukuran fisik yang meliputi : bobot rokok, panjang rokok,

butt length,

dia-meter rokok.

3. Timbang

filter holder

beserta

filter cap

sebelum memulai proses smoking.

4.

Pastikan bahwa

smoking

machine

dalam keadaan siap untuk melakukan pengujian dengan cara melakukan pe-manasan awal selama minimal 20 menit, menguji aliran udara dalam alat

puff

volume

untuk mengetahui ke-mungkinan adanya kebocoran. Sila di-pastikan alat telah memenuhi syarat, maka siap dilakukan pengujian.

5. Kerjakan 10 batang contoh untuk rokok kretek dan 20 batang untuk rokok filter dalam smoking machine. Lakukan secara duplo.

6. Pastikan kondisi ruang uji sesuai dengan persyaratan, yaitu suhu 22

±

2 QC dan kelembaban relatif 60

±

5 %.

7. Timbang filt&/' holder beserta filter cap

setelah prosessmoking.

(Anonim, ISO 3402-1999, ISO 4387-2000, ISO 3308-2000 )

Pemeriksaan kadar nikotin, eugenol, air dan tar.

1. Membuat larutan pengekstrak

Timbang 1 gr Chinaldine tambahkan 10 ml ethanol kemudian tepatkan dengan 2-propanol dalam labu takar 2 liter.

2. Membuat larutan induk

Timbang 0,5 gr nikotine, 2,5 gr eugenol dan 1 gr air kemudian tepatkan dengan larutan pengekstrak dalam labu takar 50 ml.

3. Membuat larutan standar untuk kurva kalibrasi

Pipet larutan induk sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan masukkan dalam labu ukur 10 mh Kemudian tepatkan sampai tanda garis dengan larutan pengekstrak.

Injek 2 ~I larutan tersebut dalam GC sehingga didapatkan kurva kalibrasi.

4. Ekstraksi filter pad dari smoking machine

dalam 50 ml larutan pengekstrak, kocok menggunakan shaker selama 30 menit dengan kecepatan 270 rpm.

5. Masukkan ekstrak dalamvial,tutup rapat.

6. Memasukkan 2 ~I larutan tersebut, kemu-dian uji dalam GC untuk mendapatkan kadar nikotin,eugenol dan air.

(Anonim, ISO 3402-1999, ISO 1 0362-1-1999)

(4)

Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tardan

Nikotin Rokok diPabrik danPasar

HASIL CAN PEMBAHASAN

1. Contoh Rokok dari Perusahaan

Tabel 1 Hasil Uji Contoh Rokok dari Pabrik

Kode

Kadar, (mglbatang)

TPM Nikotin Air Eugenol Tar

R1 42,75 2,0 1,16 4,31 35 R2 45,02 2,0 1,02 6,46 36 R3 44,43 1,7 1,59 5,52 36 R4 39,54 1,4 2,91 4,09 31 R5 44,87 1,6 3,15 5,53 35 R6 42,64 1,6 3,20 5,10 33 R7 44,41 1,1 1,72 7,33 34 R8 46,32 2,5 2,42 6,14 35 R9 51,31 2,1 3,17 8,12 38 R10 47,35 2,2 1,90 6,86 36 R11 44,02 1,9 1,64 4,47 36 R12 41,00 1,8 1,48 4,40 33 R13 40,84 1,5 3,24 4,73 31 R14 42,23 1,7 2,94 4,53 33 R15 42,15 1,3 2,89 5,13 33 R16 43,22 2,0 3,73 3,47 34 R17 40,29 1,8 2,73 3,84 32 R18 45,02 1,7 2,12 6,89 34 R19 36,14 1,9 8,84 4,99 20 R20 44,40 1,7 2,34 3,78 37

2. Contoh Rokok dari Pasar

Tabel2 Hasil Uji contoh Rokok dari Pasar

Kode

Kadar, (mglbatang)

TPM Nikotin Air Eugenol Tar

R1 42,96 1,9 1,43 3,86 36 R2 45,01 1,9 1,10 6,01 36 R3 43,92 1,7 1,86 5,33 35 R4 34,34 1,4 2,19 3,70 27 R5 43,04 1,5 2,52 6,46 , 33 R6 42,24 1,5 2,88 4,85 33 R7 43,69 1,1 1,07 6,60 35 R8 48,47 1,8 1,28 4,07 41 R9 46,11 1,7 1,63 6,77 36 R10 45,30 2.0 1,00 6,66 36 R11 59,91 3,5 2,98 7,97 45 R12 41,37 1,9 1,65 3,62 34 R13 40,17 1,7 3,48 4,53 30 R14 41,80 1,7 3,31 4,19 33 R15 42,17 1,3 3,05 4,71 33 R16 42,87 2,0 3,86 3,22 34 R17 41,27 1,7 2,89 4,03 33 R18 47,92 1,8 2,57 7,13 37 R19 37,16 1,9 7,73 4,64 23 R20 47,52 1,7 2,73 4,14 39 4.00 r---~ S.50 l.OO 2.60 2.00 1.50 1.00.l...- ...J l--+-p·~lk-P ....,.

Gambar 1 Kadar Nikotin Pabrik VS Pasar

50.00..---~ .~oo

1

= 40.00

•.

= '5.00

,

III '0.00 25.00

.

.l--~ U___I ~

.

.

~ ~

,

,

~

,

Gambar 2 KadarTar Pabrik VS Pasar

TPM (Total Particulate Matter) merupa -kan hasil asap yang ditampung pada cambridge pad (CP) dari proses smoking.

Hasil dari prosessmoking kemudian diekstrak dengan menggunakan 2-propanol, diinjeksi-kan ke dalam gas chromatography sehingga di peroleh kadar nikotin, air dan eugenol.

Kadar tar rokok dihitung dari selisih kadar TPM d~n kadar air, nikotin dan eugenoldalam rokok.

Tar

=

TPM-Nikotin-Air-Eugenol

Dari Tabel di atas dapat dilihat ka n-dungan nikotin dan tar pada rokok dari perusahaan relatif tinggi tidak memenuhi standar dari WHO yaitu 1,5 mg nikotin dan20 mg tar, hanya R4, R7, R13 dan R15 yang mempunyai nilai nikotin tidak lebih dari 1,5 mg, begitu juga pada contoh rokok yang ada dipasaran hanya rokok R4, R4, R6, R7 dan R15 yang mempunyai kadar nikotin tidak lebih dari 1.5 mg. Hal ini memang dikarenakan karakter tembakau di Indonesia yang memiliki kandungan nikotin yang tinggi ditambah dengan adanya cengkeh yang menyebabkan kandungan tar tinggi, Rokok kretek memberi ciri khas produk rokok nasional yaitu adanya

(5)

Volume XLV,No.3,November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tardan Nikotin Rokok di Pabrik danPasar

perpaduan tembakau, cengkeh dan saus Tabel4. Hasil Pengamatan Kadar Tar Rokok

dengan kekhasannya yang beredar dipasaran dan ada di pabrik

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kadar Nikotin Rokok

yang beredar dipasaran dan yang ada di pabrik

Pabrik (X1) Pasar(X2) I (X1-X2)I

mg/batang mg/batang 2 1,9 0,1 2 1,9 0,1 1,7 1,7 0 1,4 1,4 0 1,6 1,5 0,1 1,6 1,5 0,1 1,1 1,1 0 2,5 1,8 0,7 2,1 1,7 0,4 2,2 2 0,2 1,9 3,5 -1,6 1,8 1,9 -0,1 1,5 1,7 -0,2 1,7 1,7 0 1,3 1,3 0 2 2 0 1,8 1,7 0,1 1,7 1,8 -0,1 1,9 1,9 0 1,7 1,7 0 Jumlah 0,2 Rata-rata (d) 0,01 Standar deviasi (sd) 0,42

Oari tabel di atas kemudian dilakukan T

test dengan tingkat kepercayaan 95 % dan

derajat kebebasan (n-1) didapat 1,72

d

Ttest

= I sd /'" n 0.01

Ttest

=

ci:

=0.106 0.42/ '" 20

Sehingga T test < T tabel berarti tidak ada

beda nyata antara rata-rata. kadar nikotin

yang ada di perusahaan denqan yang ada di

pasaran. Hal ini disebabkan karena suhu di

pabrik dan di pasar tidak berpengaruh

terhadap kadar nikotin, ini sesuai dengan

MSOS nikotin yaitu mempunyai suhu

dekomposisi 247°C (Anonim, 2006)

Oari tabel di bawah kemudian dilakukan T

test dengan tingkat kepercayaan 95

%

dan

derajat kebebasan (n-1) didapat 1,72

d

Ttest

=

I sd /'" n 0.8

Ttest

=

tx:

=1.24 2.87/",20 Pabrik (X1) Pasar(X2) I (X1-X2) I mg/batang mg/batang 35 36 -1 36 36 0 36 35 1 31 27 4 35 32 3 33 33 0 34 35 -1 35 41 -6 38 36 2 36 37 -1 36 45 -9 33 34 -1 31 30 1 33 33 0 33 33 0 34 34 0 32 33 -1 34 .36 -2 20 23 -3 37 39 -2 Jumlah 16 Rata-rata (d) 0.8 Standar deviasi (sd) 2.87

Sehingga T test <T tabel berartitidak ada

beda nyata antara rata-rata kadar tar yang ada di perusahaan dengan yang ada di

pasaran. Yang mempengaruhi kandungan tar

ini adalah kadar nikotin, eugenol dan air dari

rokok tersebut. Nikotin tidak beda nyata

dikarenakan .suhu de composite nya adalah

247°C (Anonim, 2006). Sedangkan eugenol

mempunyai boiling point 253.2°C (Anonim,

2010), kadar air tidak beda nyata

mencerminkan bahwa rokok baik yang di

pabrik maupun yang di pasar terkemas

secara baik .

"

KESIMPULAN

Oari pengukuran kandungan nikotin dan

tar yang dilakukan terhadap 20 merek kretek

yang dlamblldarl 20 industri rokok kecil dan

dari pasar dengan merek yang sama dapat diambil kesimpulan bahwa

• Kandungan nikotin dan tar dari pabrik

maupun dari pasar tidak beda nyata.

• Kandungan nikotin rokok kretek dari

industri yang memenuhi syarat hanya R4,

R7, R13 dan R15 sedangkan yang dari

pasar dengan merek yang sama hanya

(6)

Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan

Nikotin Rokok diPabrik dan Pasar

syarat (kandungan nikotin lebih kecil dari 1,5 mg/batang)

• Kandungan tar rokok kretek baik dari industri maupun dari pasar belum ada yang memenuhi syarat WHO dikarenakan kandungan tar lebih dari 20 mg/batang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 20021), Kebijaksanaan

Pengem-bangan Industri Olahan Hasil Tembakau,

Ditjen IKAHH, Depperindag

2. Anonim, 20022), Kesiapan Pabrikan

Rokok Kretek Ska/a Kecil untuk

mem-produksi Rokok Rendah Tar dan Nikotin,

Gappri, Surabaya

3. Anonim, 20041), Keputusan Menteri

Perindag RI No 62/MPP/kep/2/2004, ten-tang Pedoman Cara Uji Kandungan

Ka-dar Nikotin dan Tar Rokok, Depperindag

4. Anonim, 20042) Beban Penggunaan

Tembakau

5. Anonim, 2006, Safety Data Sheet Nicotin,

www.fisherci.se/safenet/pdf

6. Anonim, 2010, Material Safety Data

Sheet Eugenol MSDS, www.sciencelab.

com

7. Anonim, ISO 3402-1999 Tobacco and

Tobacco Product Atmoshere for

Condi-tioning and Testing

8. Anonim, ISO 3308-2000 Routine

Analy-tical Cigarette-Smoking Machine

Defini-tions and Standard CondiDefini-tions.

9. Anonim, ISO 4387-2000 Cigarette

Deter-mination of Total and Nicotin Free Dry

Particulate Mater using

a

Routine

Analytical Smoking Machine.

10. Anonim, ISO 10315-2000

Cigarete-Determination of Nicotine in Smoke

Con-densates gas Chromatographic Method

11. Anonim, ISO 10362-1-1999 Cigarettes-Determination of Water in Smoke

Con-densates-gas Chromatographic Method

12. Ismartono, 2002, Poteesi

,

Industri Rokok

Kretek di Jawa Timur dan

Permasa-lahannya, Surabaya

13. Sholichin, M, 2002, Pengujian Tar dan

Nikotin Pada Rokok Kretek PT HM

Sampoema Tbk, Surabaya

14. Suwarso, 2007, Akselera si Alih

Tekno-logi Tembakau Madura Rendah Nikotin

Warta Litbang Pertanian vol 29 No 9 Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

-..•.... -,

Gambar

Tabel 1 Hasil Uji Contoh Rokok dari Pabrik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah diterima, selanjutnya akan dibahas lebih jauh mengenai penyebab diterimanya

Halaman ini berfungsi masuk ke website dengan akun pembeli yang pernah mendaftar, dengan melakukan login pembeli bisa melakukan checkout produk yang akan

Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi

Jika penjabaran materi 50% tidak menggunakan kata yang memuat makna ganda Jika penjabaran materi 25% tidak menggunakan kata yang memuat makna ganda Jika penjabaran materi 10%

Dari Tabel 3 terlihat bahwa ketahanan luntur warna kain mori terhadap panas penyetrikaan menunjukkan kain mori dengan fiksatif tawas, kapur, dan tunjung tidak luntur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Nilai dan Norma di Kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak sudah dilaksanakan dengan baik antara lain

Sifat dan hierarkhi dari sebuah sistem dapat dilihat dengan jelas berdasarkan tingkat tingkat yang ada didalam sistem dimana pada setiap tingkatannya yang harus dimengerti

Hasil pengujian UCS pada kombinasi semen dan serat sintetis tidak mengalami peningkatan nilai untuk sisi kering dan sisi basah dimana kekuatan optimum didapatkan pada kadar air