• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : WiMAX, BSR, CPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : WiMAX, BSR, CPE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANGKAT JARINGAN WIRELESS 802.16D (FIXED WIMAX) Oleh : M. Faisol Riza – L2F006062

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah teknologi broadband yang dikategorikan sebagai teknologi komunikasi generasi keempat (4G). IEEE 802.16d (fixed WiMAX) adalah salah satu standar teknologi yang ada pada WiMAX yang digunakan untuk aplikasi FWA (Fixed Wireless Access).

WiMAX adalah salah satu teknologi akses radio yang menjanjikan dalam menawarkan performansi seperti sistem kabel xDSL. WiMAX dapat menjangkau area yang terisolasi seperti hotspot pada daerah rural, jaringan privat kampus, dan daerah yang jauh, baik pada kondisi LOS (Line of Sight) maupun NLOS (Non Line of Sight) dengan kecepatan data yang melebihi teknologi mobile 3G. Selain jangkauan dan kecepatan data, keandalan protokol transport yang digunakan dalam pengiriman data juga mempengaruhi kinerja sistem..

Dalam jaringan 802.16d ini digunakan perangkat Base Station Radio (BSR) pada sisi pemancar/base station dan Customer Premise Equipment (CPE) pada sisi pelanggan/subscriber. Pada PT. Airspan Network Indonesia, digunakan MicroMAXd dan MacroMAXd sebagai BSR jaringan 802.16d. Dan menggunakan ProST dan EasyST sebagai CPE.

Kata kunci : WiMAX, BSR, CPE I. Pendahuluan

Latar Belakang

WiMAX adalah salah satu teknologi akses radio yang menjanjikan dalam menawarkan performansi seperti sistem kabel xDSL. WiMAX dapat menjangkau area yang terisolasi seperti hotspot pada daerah rural, jaringan privat kampus, dan daerah yang jauh, baik pada kondisi LOS (Line of Sight) maupun NLOS (Non Line of Sight) dengan kecepatan data yang melebihi teknologi mobile 3G. Selain jangkauan dan kecepatan data, keandalan protokol transport yang digunakan dalam pengiriman data juga mempengaruhi kinerja sistem.

Dalam jaringan 802.16d ini digunakan perangkat Base Station Radio (BSR) pada sisi pemancar/base station dan Customer Premise Equipment (CPE) pada sisi pelanggan/subscriber. Pada PT. Airspan Network Indonesia, digunakan MicroMAXd dan MacroMAXd sebagai BSR jaringan 802.16d. Dan menggunakan ProST dan EasyST sebagai CPE.

Tujuan

a) Media adaptasi mahasiswa terhadap dunia engineering yang menuntut kedisiplinan, kecakapan, serta keterampilan memaksimalkan skill yang dimiliki.

b) Mengetahui secara langsung penerapan Teknologi WiMAX yang telah dikembangkan oleh Airspan Networks Indonesia.

Batasan Masalah

Pembahasan dibatasi pada teknologi wireless 802.16 (Fixed WiMAX) khususnya perangkat yang digunakan PT. Airspan Networks Indonesia

II. WiMAX

Pengertian WiMAX

WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN.

(2)

Gambar 1. Standar-standar IEEE Dari sisi kualitas performansi di antaranya jangkauan sinyal hingga 50 km dengan kecepatan transfer data menembus angka 70 Mbps.

Standar WiMAX

WiMAX merupakan standar Internasional tentang BWA yang mengacu pada standar IEEE 802.16. Standar ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh forum gabungan antar perusahaan-perusahaan dunia yang tergabung dalam WiMAX Forum

Hingga saat ini pengembangan standar WiMAX masih dilakukan oleh WiMAX Forum.

Tabel 1. standar IEEE 802.16 Standar Karakteristik

802.16

Beroperasi di band frekuensi 10/66 GHz dan memerlukan LOS (Line of Sight)

802.16a

Sebuah amandemen dari standar dasar 802.16 yang dapat digunakan di band frekuensi lebih rendah yaitu 2/11 GHz.Dapat bekerja di spektrum berlisensi dan tidak berlisensi. Dapat melayani pengguna secara NLOS (Non Line of Sight).

802.16b

Sebuah amandemen dalam hal spesifikasi QoS (Quality of Service).

802.16c

Adanya suatu tambahan untuk memastikan terjadinya interoperabilitas antar operator dan vendor dalam teknologi WiMAX.

802.16d

Memfokuskan pada perbaikan dan peningkatan protokol yang tidak terjangkau oleh 802.16c

802.16e

Menekankan tentang mobilitas sehingga membuat pengguna tetap mendapatkan koneksi walaupun bergerak dengan kecepatan maksimal 60 km/jam Tiga buah varian yang paling terkenal adalah IEEE 802.16 (yang pertama kali muncul), IEEE 802.16d atau 802.16-2004/d dan IEEE 802.16-2005/e.

Tabel 2. Perbedaan ketiga standar WiMAX Parameter 802.16 802.16d 802.16e Ratifikasi Desember 2001 Juni 2004 Pertengahan 2005 Frekuensi yang digunakan 10 GHz-66 GHz 2 GHz – 11 GHz 2 GHz – 6 GHz Jenis Layanan Backhaul Backhaul dan Wireless DSL Mobile internet Jenis propagasi

LOS NLOS NLOS

Coverage 2-5 km Mencapai 50 km 2-5 km BW kanal 20,25,28 MHz 1,5 – 20 MHz 1,5 – 20 MHz Modulasi QPSK, 16 QAM, 64 QAM OFDM 256 subcarrier, BPSK - 64 QAM OFDMA

Mobilitas Fixed Fixed and Nomadic Pedestrian mobility, regional roaming Parameter 802.16 802.16d 802.16e Throughput 32-143 Mbps (28 MHz) Mencapai 75 Mbps (20 MHz) Mencapai 15 Mbps (5 MHz) Pengembangan WiMAX di masa depan dibuat pula untuk mendukung mobilitas yang tinggi dengan teknologi mobile fidelity IEEE 802.20 dengan mobile WiMAX IEEE 802.16e, dimana kedua teknologi ini memiliki bandwidth yang lebih rendah dari IEEE 802.16 namun memiliki mobilitas yang sangat tinggi hingga kecepatan 125-250 km/jam.

(3)

Spektrum Frekuensi

Terdapat dua kategori spektrum yang diusulkan yaitu frekuensi berlisensi dan frekuensi bebas lisensi. WiMAX dapat digunakan pada frekuensi berlisensi maupun pada frekuensi yang bebas lisensi. Alokasi frekuensi WiMAX ini diatur oleh pemerintah sebagai regulator. Pengaturan ini diperlukan mengingat terbatasnya alokasi frekuensi yang ada, sehingga perlu diatur agar tidak saling merugikan satu sama lain.

Tabel 3. Spektrum frekuensi WiMAX

Frekuensi berlisensi yang dikembangkan untuk WiMAX pada tahap awal berada pada 2,5 GHz (2,500 – 2,600 GHz dan 2,700 – 2,900 GHz) dan 3,5 GHz

(3,400 – 3,600 GHz). Khusus di Amerika Serikat, frekuensi 2,5 GHz telah digunakan untuk layanan MMDS dan belum dikembangkan untuk WiMAX sedangkan frekuensi 3,5 GHz pada banyak negara berstatus secondary karena bentrok dengan spektrum frekuensi untuk komunikasi satelit Extended C-band (3,400 – 3,700 GHz). Pengembangan tahap berikutnya direncanakan pada spektrum frekuensi 2,305 – 2,320 GHz, 2,345 – 2,360 GHz dan 3,300 – 3,400 GHz.

Untuk frekuensi bebas lisensi, pada tahap awal dikembangkan spektrum 5,8 GHz, yaitu pada band frekuensi 5,725 – 5,850 GHz. Pemerintah Indonesia (melalui badan regulasi telekomunikasi, yaitu Dirjen Postel) sedang merumuskan band frekuensi mana yang akan dipakai untuk penggunaan teknologi WiMAX. Beberapa periode yang lalu operator yang telah mengantungi ijin frekuensi di 3,5 GHz

Teknologi OFDM

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi pembawa (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). OFDM bekerja dengan cara memisahkan sinyal radio ke dalam sejumlah kecil subsinyal yang kemudian ditransmisikan secara simultan pada frekuensi berbeda. Masing-masing sub-carrier tersebut dimodulasikan dengan teknik modulasi konvensional pada rasio simbol yang rendah.

Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskan sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk paralel, sehingga bila bit rate semula adalah R, maka bit rate di tiap-tiap jalur paralel adalah R/N dengan N adalah jumlah jalur paralel (sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, namun ketiga teknik tersebut yang sering digunakan pada OFDM.

(4)

Gambar 2. Perbandingan FDM dan OFDM Modulasi WiMAX

Modulasi yang dipakai pada WiMAX adalah BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature Phase Shift Keying), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan 64 QAM. Dalam BPSK (Binary Phase Shift Keying), hanya ada dua fase keluaran yang mungkin akan keluar dan membawa informasi (binary dimaksudkan adalah 2). Satu fase keluaran (00 misalnya) mewakili suatu logika 1 dan yang lainnya (misalnya 1800) logika 0. Sesuai dengan perubahan keadaan sinyal masukan digital, fase pada keluaran pembawa bergeser diantara dua sudut yang keduanya terpisah 1800 (1800 out of phase). Nama lain untuk BPSK adalah PRK (Phase Reversal Keying) dan biphase modulation. BPSK adalah suatu bentuk suppresed carrier (pembawa yang diturunkan levelnya sampai minimum), dimana square wave (gelombang kotak) dimodulasi oleh suatu sinyal continuous wave (gelombang kontinyu) atau CW.

Ide dasar dari modulasi adaptif adalah mengadaptasikan parameter-parameter transmisi agar tetap stabil apapun kondisi kanalnya. Parameter dasar yang dapat diadaptasikan adalah teknik modulasi, level modulasi, level daya (power control), spreading factors dan bandwith signalling. Saat ini modulasi adaptif telah dikenal sebagai sebuah solusi tepat untuk meningkatkan efisiensi spektral pada sistem nirkabel. Teknik modulasi adaptif dilakukan untuk menghadapi kondisi fading dan memperluas jangkaun serta kapasitas.

Tujuan dasar dari teknik modulasi adaptif adalah memanfaatkan perubahan kondisi kanal nirkabel (pada waktu, frekuensi dan ruang) dengan menyesuaikan secara dinamis parameter-parameter kunci

dalam transmisi berdasarkan perubahan lingkungan dan kondisi interferensi yang terjadi antara base station dan subscriber. Dalam prakteknya, parameter-parameter transmisi yang akan diubah/diadaptasikan nanti akan dikelompokkan bersama-sama dalam sekumpulan mode. Misalnya ada sekumpulan mode, di mana 1 mode ini hanya terdiri dari dua parameter transmisi yaitu level modulasi dan coding rate. Setiap mode ini akan memiliki perbedaan dalam data rate (bits/s). Tiap mode ini akan bekerja secara maksimal untuk tiap kualitas kanal yang berbeda pula. Tujuan utama dari modulasi adaptif adalah untuk memastikan mode yang paling efektif yang akan digunakan untuk tiap-tiap variasi kondisi kanal nirkabel yang terjadi. Mode-mode yang paling efektif ini berdasarkan pada seleksi kriteria mode yang distandarkan (misal daya transmit minimum dan maksium data rate). Pada Gambar 4.6 diperlihatkan unjuk kerja modulasi adaptif pada kondisi kanal yang dipengaruhi oleh cuaca yang berbeda-beda.

Gambar 3. Ilustrasi modulasi adaptif pada terrain Struktur Layer WiMAX 802.16d

Karakteristik standar 802.16d ditentukan oleh spesifikasi teknis dari Layer fisik (PHY) dan Layer datalink (MAC).

Fungsi dari layer fisik adalah sebagai transport data fisik. Karakteristik layer PHY standar IEEE 802.16d adalah untuk kondisi NLOS menggunakan frekuensi kurang dari 11 GHz (2-11 GHz), sedangkan untuk kondisi LOS menggunakan frekuensi lebih dari 11 GHz (11-66 GHz), kanal broadband mencapai 20 MHz, akses jamak menggunakan TDM/TDMA sedangkan dupleks menggunakan TDD dan FDD

(5)

Tabel 4. Fitur pada PHY (Physical) layer 802.16a/RevD No Fitur Keuntungan 1 Menggunakan sistem signalling 256 point FFT OFDM Mendukung sistem multipath untuk memungkinkan diaplikasikan pada area

terbuka (outdoor) dengan kondisi LOS

dan NLOS 2 Sistem Modulasi

Adaptif dengan sistem error correction yang bervariasi untuk setiap

RF burst

Memastikan link RF yang robust dan memaksimalkan transfer rate yang maksimal kepada setiap

pengguna yang terhubung dengannya 3 Mendukung TDD dan FDD duplexing Menangani masalah bervariasinya regulasi di seluruh dunia 4 Ukuran kanal yang

fleksibel (misal: 3,5 MHz, 5 MHz, 19 MHz)

Menyediakan kemudahan bagi

operator untuk beroperasi dalam kanal frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan layanan. 5 Mendukung sistem

smart antenna

Smart antenna memiliki kemampuan untuk menekan interferensi dan meningkatkan gain Layer MAC ini berada diatas layer fisik yang menentukan ukuran QOS untuk standar nirkabel.

Tabel 5. Fitur di Layer MAC IEEE 802.16d

No Fitur Kentungan

1 Connection Oriented

Proses routing dan paket forwarding yang lebih cepat 2 TDM/TDMA pada frame uplink/donwlink Efisiensi penggunaan bandwidth 3 Scalability dari 1 hingga ratusan penguna

Biaya penggunaan lebih efektif karena mampu menampung pengguna lebih banyak

4 Mendukung sistem QOS

Dapat memberikan latency yang rendah untuk layanan yang sensitif delay seperti Voip dan video streaming

5 ARQ (Automatic Transmission Request)

Meningkatkan unjuk kerja end to end dengan menyembunyikan error pada layer RF yang dibawa dari layer diatasnya

6 Mendukung sistem modulasi adaptif

Memungkinkan data rate yang tinggi bergantung pada kondisi kanal sehingga dapat memperbaiki kapasitas sistem 7 Keamanan dan enkripsi Melindungi privasi pengguna 8 Automatic Power Control Memungkinkan pembuatan topologi seluler dengan tingkat daya yang dapat terkontrol secara otomatis.

Arsitektur WiMAX

WiMAX memiliki beberapa tipe arsitektur jaringan berdasarkan aplikasi yang akan digunakan, yaitu :

1. Aplikasi Backhaul

Untuk aplikasi backhaul, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul hotspot dan backhaul teknologi lain seperti seluler. Dalam konteks WiMAX sebagai backhaul dari WiMAX, aplikasinya mirip dengan fungsi BS sebagai repeater dalam sistem seluler. Tujuannya untuk memperluas jangkauan dari WiMAX. Konfigurasi WiMAX sebagai backhaul WiMAX dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4. WiMAX sebagai backhaul WiMAX

WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot.

(6)

Gambar 5. WiMAX sebagai backhaul hotspot

Sebagai backhaul teknologi lain, WiMAX dapat juga digunakan untuk backhaul seluler

Gambar 6. WiMAX sebagai backhaul seluler

.

2. Akses Broadband

WiMAX dapat digunakan sebagai lastmile untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini. Gambar 4.19 menunjukkan aplikasi WiMAX untuk akses broadband.

Gambar 7. Aplikasi WiMAX untuk aplikasi broadband

WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband, dapat dibedakan menjadi 2 pelanggan yang bersifat nomadic dan mobile.

Gambar 8. WiMAX untuk aplikasi personal broadband (nomadic).

III. Perangkat WiMAX 802.16d Base Station

BS merupakan perangkat transceiver (pengirim dan penerima) yang biasanya dipasang satu lokasi dengan jaringan IP (Internet Protokol). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio yang mengikuti standar WiMAX. BS merupakan perangkat pemancar dan penerima (transceiver) di sisi sentral.

Produk Base Stasion Airspan Networks untuk teknologi fixed WiMAX ada dua jenis, yaitu MacroMAXd dan MicroMAXd.

MacroMAX menggunakan frekuensi antara 3,4 – 3,6 GHz dengan lebar kanal yang bervariasi. Disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan frekuensi yang ada. MacroMAX dapat menggunakan lebar kanal 1,75 MHz dan 3,5 MHz dengan 256 FFT. Dengan sistem modulasi yang dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, MacroMAX dapat menggunakan modulasi BPSK hingga 64 QAM.

Gambar 9. MacroMAX

Perangkat MacroMAX telah terintegrasi dengan RF Unit didalamnya. Sehingga dalam proses instalasi MacroMAX hanya membutuhkan satu perangkat tambahan saja, yaitu antena. MacroMAX menggunakan antena eksternal dengan berbagai macam

(7)

sudut seperti 60º, 90º, 120º, 180º bahkan omni. Penguatan antena pada MacroMAX lebih besar dibandingkan dengan MicroMAX yaitu hingga 37 dBm tiap antena, selain itu daya yang digunakan pun lebih besar dibandingkan dengan MicroMAX. Sehingga wilayah yang dapat dilayani semakin luas.

Pada MicroMAX outdoor, tenaga disupply dari BSDU indoor. Ini menggunakan teknologi WipLL dan sequen chipset. Untuk band yaitu 3,5 Ghz FDD (Full Duplex) dan 5,8 Ghz TDD. Untuk frekuensi yang lain : 3,3-3,8 Ghz TDD/FDD varian, 4,9 Ghz dan yang lain 5,X Ghz TDD. Daya Tx untuk modulasi 64 QAM ¾ adalah 27 dBm di 3,X Ghz dan 22 dBm untuk 4,9 Ghz dan 5,X Ghz.

Gambar 10. MicroMAX

Antena terintegrasi dengan antena 120 derajat karena mudah instalasi, hemat frekuensi dan biaya murah. Untuk antena external memiliki gain antena yang tinggi dengan sektorisasi yang bermacam-macam (30, 60-gain tinggi, 90, 120, 180, 360-Omni).

Customer Premise Equipment (CPE) CPE terdiri dari tiga bagian penting yaitu modem, radio dan antena. Modem bertugas sebagai interface dari customer network dengan FWA network, sedangkan radio berfungsi sebagai interface antara modem dan antena.

Ada dua jenis CPE yang digunkan di PT. Airspan Networks Indonesia untuk jaringan wireless 802.16d, yaitu ProST dan EasyST

ProST termasuk dalam produk CPE WiMAX untuk aplikasi Outdoor. ProST didesain untuk dapat beroperasi pada sistem LOS maupun NLOS. Dengan menempatkan

CPE di luar ruangan, maka pelanggan akan menerima sinyal yang dipancarkan oleh BS dengan lebih baik. Dalam ProST telah terdapat antena yang terintegrasi dengan perangkat radio dengan penguatan antena sebesar 15 dBi hingga 18 dbi sehingga dapat menerima sinyal dari sumber yang jarak 5 km.

Gambar 11. ProST

EasyST sudah memiliki antenna terintegrasi dengan perangkat radio. EasyST juga berfungsi sebagai titik koneksi ke komputer pengguna.

Terdapat tiga metode propagasi sinyal pada EasyST, pertama yaitu menggunakan antena 4x900 terintergrasi, kedua menggunakan propagasi sinyal Wi-Fi, ketiga menggunakan external antenna. Modulasi yang digunakan adalah tipe modulasi OFDMA pada sisi uplink. EasyST dapat beroperasi dalam komdisi NLOS full indoor.

Gambar 12. EasyST Antenna

Antena dapat digunakan untuk meningkatkan jangkauan. Antena membatasi energi pancar pada wilayah tertentu dan dapat menyebarkan energi pancar pada wilayah

(8)

lainnya. Gain antena diukur dalam satuan dBi (decibel over isotropic). Antena omnidirectional memiliki gain antara 2 hingga 10 dBi sedangkan antena directional memiliki gain antara 3 hingga 25 dBi.

Gambar 13. Antena WiMAX

SDA (Subscriber Data Adaptor)

SDA-4S memiliki kemampuan untuk menkonfigurasi secara otomatis saluran (10BaseT atau 100BaseT) dan metode duplexing (Full Duplex atau half duplex), untuk mendapatkan kecepatan transfer data maksimal. Hal ini bergantung pada kecepatan taransfer data perangkat yang terhubung pada port SDA-4S.

Gambar 14. SDA-4S

Terdapat dua tipe SDA, yaitu SDA-4S type II dan SDA-SDA-4SDC. Perbedaan diantara keduanya terletak pada sumber daya yang digunakan. SDA-4SDC khusus dirancang dimana sumber daya DC tersedia dan port power socket yang tersedia pada pada SDA-4SDC adalah DC power socket.

BSDU (Base Station Distribution Unit)

Gambar 15. Base Station Distribution Unit (BSDU)

BSDU memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Data switching dan sebagai agregator:

Data switching antara delapan atau lebih MicroMAX BSRs melalui antarmuka 10/100 BaseT

Agregator data MicroMAX BSR melalui dua 1000BaseT Ethernet (GE) port menuju backhaul / backbone ataupun menuju BSDU lainnya

2. Sinkronisasi:

Sinkronisasi Tx / Rx TDD BSR untuk beberapa MicroMAX dalam satu BSDU dan antara BSDU yang saling terhubung

Sinkronisasi GPS untuk TDD Tx / Rx site BS yang berbeda

3. Distribusi tenaga listrik :

Menyediakan suplai daya DC dari sumber tunggal 48 VDC ke delapan BSR MicroMAX

AC / DC power converter (opsional) – dalam kondisi suplai daya 48 VDC tidak tersedia di site BS

GPS (Global Positioning System)

Gambar 16. Global Positioning System (GPS) Antena GPS adalah penerima GPS dan antena yang menerima sinyal satelit GPS clock universal. GPS merupakan unit opsional yang terhubung ke BSDU. Sinkronisasi GPS (berdasarkan frekuensi hopping) beberapa base station, memastikan bahwa seluruh

(9)

jaringan AsMAX beroperasi dengan clock yang sama berdasarkan sinyal clock satelit universal. Hal ini sangat penting dalam menghilangkan efek ghosting frekuensi radio.

IV. Instalasi Perangkat WiMAX 802.16d

Instalasi pada BSR

Gambar 17. Hubungan antara BSDU dan MicroMAX BSR

Berikut ini adalah cara menghubungkan MicroMAX dengan BSDU :

1. Memasang konektor 15-pin D-tipe male, di salah satu ujung kabel CAT-5e, ke port D-type 15-pin berlabel DATA & PWR & SYNC pada BSR.

2. Memasang konektor 15-pin D-tipe male, di ujung lain dari kabel CAT-5e, ke salah satu dari delapan port 15-pin D-type pada BSR, yang terletak pada bagian belakan BSDU

Instalasi pada CPE

Gambar 18. Hubungan antara jaringan pelanggan dan CPE EasyST

EasyST menyediakan 10/100BaseT (Fast Ethernet) dengan antarmuka jaringan pelanggan. konektivitas tersebut dilakukan melalui kabel 5 Ethernet yang terdiri dari 8-pin RJ-45 konektor pada kedua ujung.

Gambar 19. Hubungan antara jaringan pelanggan dan CPE ProST

Berikut ini adalah cara menghubungkan CPE ProST ke jaringan pelanggan :

1. Memasang sisi DB15 dari adaptor-DB15 ke-RJ45 untuk 15 pin Prost's-D-jenis port (female), yang berlabel DATA & PWR.

2. Memasang sisi DB15 dari adaptor-DB15 kedua-RJ45 sampai 15 pin SDA-4S's-D jenis port (female). 3. Menghubungkan konektor RJ-45, di

salah satu ujung kabel CAT 5, ke port RJ-45 dari adaptor-DB15 ke-RJ45 terletak di ProST tersebut.

IV. Penutup Kesimpulan

1. PT. Airspan Networks Indonesia

merupakan vendor yang bergerak dalam bidang penyedia produk dan

layanan komunikasi data secara

(10)

2. Teknologi WiMAX termasuk dalam kategori teknologi WMAN yang

memungkinkan pengguna untuk

membuat koneksi nirkabel antara beberapa lokasi didalam suatu area metropolitan.

3. Secara umum perangkat yang digunakan dalam teknologi WiMAX adalah Base Ststion (BS), Antena dan Costumer Promise Equipment (CPE). 4. Berdasarkan arsitektur dasar,

perangkat yang digunakan dalam jaringan 802.16d (fixed WiMAX) adalah Base Station Distribution Unit (BSDU) ,Global Positioning System (GPS), MicroMAX/MacroMAX BSR, CPE ProST, CPE EasyST dan SDA-4S

Saran

1. Dengan selesainya Kerja Praktek ini, penyusun berharap, PT. Airspan Networks tidak menutup kemungkinan hubungan lebih jauh lagi dan masih selalu terbuka untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa Universitas Diponegoro untuk melaksanakan kerja praktek ataupun penelitian untuk tugas ahir di lingkungan PT. Airspan Networks Indonesia.

2. Topik Kerja Praktek selanjutnya dapat dikembangkan lebih luas lagi, tidak hanya membahas mengenai fixed WiMAX saja namun dapat membahas mengenai teknologi dan arsitektur jaringan mobile WiMAX.

3. Pada topik kerja praktek selanjutnyadapat dikembangkan tidak hanya berkisar mengenai perangkat jaringan WiMAX namun dapat dilanjutkan dengan perancangan sistem jaringan WiMAX

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wibisono,G., Dwi Hantoro,G., Peluang dan Tantangan Bisnis WiMAX di Indonesia, Informatika,Bandung, 2007.

[2] Wibisono,G., Dwi Hantoro,G., WiMAX Teknologi Broadband Wireless Access Kini dan Masa Depan, Informatika,Bandung, 2006. [3] Pareek,D., The Business of WiMAX,

John Wiley and Sons Inc, 2006. [4] Glisic,S., Advanced Wireless

Communications 4G

Technologies, John Wiley and Sons Inc, 2004.

[5] Stallings, William, Komunikasi Data dan Komputer Dasar - dasar Komunikasi Data, Salemba Teknika, Jakarta, 2001

[6] Angga Permana,A., Analisis Modulasi Adaptif pada Jaringan Akses Nirkabel Pita Lebar WiMAX Standard IEEE 802.16d (Studi Kasus di Base Station BRI II Sudirman Jakarta), UNDIP, 2007. [7] Sarif,Akhmad, Analisis Kinerja

Protokol TCP pada Sistem WiMAX, UNDIP, 2007.

[8] Ariff,Ram, Analisis Throughput pada Teknologi WiMAX Standar IEEE 802.16d di Base Station 1273 Kuningan Jakarta, UNDIP, 2007. [9] ---, MacroMAX Installation and

Commisioning,IP-based

Broadband Wireless Access System, Airspan.

[10] ---, EasyST Hardware Installation Guide,IP-based Broadband Wireless Access System, Airspan. [11] ---, ProST Hardware Installation Guide,

IP-based Broadband Wireless Access, Airspan.

[12] ---, Netspan SR 3.0 User's Guide IP-based Broadband Wireless Access System, Airspan.

[18] ---, Asmax System Description Document IP-based Broadband Wireless Access System, Airspan.

(11)

Biodata Penulis

Muhammad Faisol Riza (L2F006062)

Dilahirkan di Jakarta, 23 Oktober 1988. Menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tingkat menengah di Tangerang dan saat ini melanjutkan studinya di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro angkatan 2006, konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Airspan Networks Indonesia.

Semarang, 15 November 2010 Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Ahmad Hidayatno, ST, MT NIP.

19691221 199512 1 001

Gambar

Tabel 1. standar IEEE 802.16  Standar  Karakteristik
Tabel 3. Spektrum frekuensi WiMAX
Gambar 2. Perbandingan FDM dan OFDM  Modulasi WiMAX
Gambar 4. WiMAX sebagai backhaul WiMAX
+5

Referensi

Dokumen terkait