HUBUNGAN ANTARA SANITASI DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG
Christi I. Pangandaheng*, J.V.S. Sinolungan** , Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulamgi Manado
ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat mengkonsumsiair minum dalam kemasan (AMDK) karena praktis dan di anggap higienis, air minum memiliki persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Manado, ada 2606 kasus penyakit diare yang terjadi di 15 Puskesmas yang ada di Kota Manado. Diwilayah kerja Puskesmas Bahu memiliki jumlah kasus penyakit diare sebanyak 277 kasus, sehingga menjadi peringkat ke3 terbanyak kasus diare yang terjadi di Kota Manado. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara sanitasi dengan kualitas bakteriologis air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang.
Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua DAMIU yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bahu.Sampel adalah sebagian dari DAMIU yang memenuhi kriteria.
Penelitian ini menunjukan bahwa dari 14 DAMIU ada 7,1% DAMUI yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil uji chi square di dapatkan nilai p sebesar 0,071 nilai ini lebih besar dari pada 0,05 (p<0,05), artinya tidak ada hubungan antara sanitasi dengan total coliform, sama halnya dengan hubungan antara sanitasi dengan e.coli nilai p sebesar 0,071 nilai ini lebih besar dari pada 0,05 (p<0,05), artinya tidak terdapat hubungan.
Sanitasi DAMIU 92,9% memenuhi syarat kelaikan fisik. Tidak ada hubungan antara, sanitasi dengan total coliform, tidak ada hubungan antara sanitasi dengan e.coli.
Kata Kunci : Sanitasi DAMIU, Coliform, E.coli
ABSTRACT
Drinking water needs for the community in this time is greatly variating. On the city, the community always consumes the bottled water to fulfill the water needs for daily because bottled water is considered so practically and hygiene. Drinking-water has special requirements for it does not cause a disease for human being. According to data from manado health office, there were 2606 cases of diarrhea that happened in 15 health centers in manado. In bahu health center, there were 277 cases of diarrhea and in third rating of most cases in manado. The aim of this study was to analyze the relation between sanitation with the bacteriological quality of drinking water refill in bahu health center of malalayang district.
This research was an analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all Depots drinking water reffil in bahu health center. Samples were only some of depots that comply with the criteria.
This study showed that from 14 depots, there were 7,1% depots were ineligible. based on the chi- square results had gotten p value 0,071 which was greater than 0,05 (p<0,05), meaning that there was not
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air minum merupakan kebutuhan vital bagi
kehidupan manusia. Who
memperhitungkan bahwa kebutuhan air masyarakat di Negara berkembang termasuk di Indonesia antara 30-60 liter/orang/hari, sedangkan di Negara-negara maju memerlukan 60-120 liter/orang/hari (Suyono, 2010).
Sebagai mana dikota besar lainnya di Indonesia, AMIU juga telah menjadi alternatif bagi penduduk. Berdasarkan hasil penelitian Suprihatin, dkk tahun 2007 di Kecamatan Tanjung Redep pemeriksaan terhadap kualitas bakteriologis air, pada 72 sampel air terdapat 53% yang mengandung bakteri koliform. Keberadaan bakteri koliform dapat disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan, pemeliharaan peralatan, penanganan air hasil olahan, sistem transportasi untuk mengangkut air dari sumber air baku ke DAMIU dan lain-lain (Suprihatin dkk, 2007).
Pada tahun 2012 menurut profil Dinkes Kota Manado diare termasuk dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan.Data dari Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2013,
ada 2606 kasus penyakit diare yang terjadi di 15 Puskesmas yang ada di Kota Manado. Diwilayah kerja Puskesmas Bahu yang meliputi 5 Kelurahan memiliki jumlah kasus penyakit diare sebanyak 277 kasus, sehingga menjadi peringkat ke 3 terbanyak kasus diare yang terjadi di Kota Manado (Anonimous, 2013).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas bahu yaitu ada 18 depot. Sampel adalah sebagian dari DAMIU yang memenuhi kriteria, sampel yang memenuhi syarat dari kriteria adalah 14 Depot Air Minum Isi Ulang. Penelitian dilakukan di 14 DAMIU di wilayah kerja Puskesmas Bahu pada bulan April sampai oktober 2014. Analisis sampel dilakukan di Labolatorium BTKLPP Kelas I Manado.
HASIL DAN PEMBAHASAN Higiene Sanitasi
Kondisi Higiene Sanitasi Fisik DAMIU Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil secara keseluruhan kondisi higiene sanitasi fisik DAMIU di wilayah kerja Puskesmas Bahu yang di observasi dengan menggunakan format pemeriksaan fisik depot air minum isi
ulang dari buku Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Kementerian Kesehatan tahun 2010 yang telah di modifikasi pada 14 DAMIU dapat di lihat pada tabel 1. Adapun hasil observasi dari
higiene santasi fisik DAMIU sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Kondisi Higiene Sanitasi Fisik pada 14 DAMIU Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. No Objek Observasi Hasil Penilaian Jumlah MS TMS n % n % n % Sumber Air 1 Bahan baku 6 42.9 8 57.1 14 100 2 Air minum 14 100 0 0 14 100
3 Pengangkutan air baku memiliki izin pengangkutan air 13 92.9 1 7.1 14 100
4 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat
beracun ke dalam air 13 92.9 1 7.1 14 100 5 Ada bukti tertulis/sertifikat air baku berasal dari sumber air tertentu 0 0 14 100 14 100
6 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum 14 100 0 0 14 100 Pengawasan Proses Pengolahan
7 Tendon air bahan baku terlindung dari sinar matahari 13 92.9 1 7.1 14 100
8 Bahan tendon air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat
beracun ke dalam air 13 92.9 1 7.1 14 100
Tabung Filter
9 Tabung filter terbuat dari bahan food grade dan mudah pemeliharaannya
serta tahan tekanan tinggi 14 100 0 0 14 100 10 Dimungkinkan dilakukan sistem back washing 0 0 14 100 14 100
Micro Filter
11 Bahan mikro filter terbuat dari bahan food grade 14 100 0 0.0 14 100
12 Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan ukuran berjenjang 14 100 0 0.0 14 100
13 Mikro filter masih sesuai masa pakai 13 92.9 1 7.1 14 100 Peralatan Pompa dan Pipa Penyalur Air
14 Terdapat pompa stainless yang berkekuatan tinggi 14 100 0 0 14 100
15 Terdapat alat petunjuk tekanan air 7 50 7 50 14 100
16 Pipa penyalur menggunakan bahan food grade 0 0 14 100 14 100 Peralatan Sterilisasi / Desinfeksi
17 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa Ultra Violet atau Ozonisasi dan atau
peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar 14 100 0 0 14 100 18 Peralatan sterilisasi / desinfeksi masih dalam masa efektif membunuh kuman 14 100 0 0 14 100
Pencucian Botol (gallon)
19 Ada fasilitas pencucian botol (gallon) 7 50 7 50 14 100
20 Ada fasilitas pembilasan botol (gallon) 14 100 0 0 14 100 Pengisian Botol (gallon)
21 Ada fasilitas pengisian botol (gallon) dalam ruangan tertutup 13 92.9 1 7.1 14 100 22 Tersedia tutup botol baru yang bersih 13 92.9 1 7.1 14 100 23 Tidak ada stock botol (gallon) yang telah diisi, lebih dari 1x24 jam di depot
air minum 12 85.71 2 14.3 14 100
Pengawasan Tikus, Lalat dan Kecoa
24 Terhindar dari tikus, lalat dan kecoa 13 92.9 1 7.1 14 100
Lantai, Dinding dan Langit-Langit
25 Konstruksi lantai, dinding dan langit-langit kokoh dan kuat 14 100 0 0 14 100
Pencahayaan
26 Pencahayaan cukup baik 13 92.9 1 7.1 14 100
Lain-Lain Kegiatan
27 Ada akses terhadap fasilitas sanitasi 13 92.9 1 7.1 14 100 28 Secara umum terlihat bersih, rapih dan teratur 12 85.7 2 14.3 14 100
29 Ada contoh produk air minum sebagai sampel 0 0 14 100 14 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi pemeriksaan fisik yaitu sumber air baku 8 DAMIU (57,1%) tidak memenuhi syarat,, pengangkutan air baku memiliki izin pengangkutan air semuanya tidak memenuhi syarat. Sementara itu, untuk kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air 13 DAMIU (92,9%) memenuhi syarat, ada bukti tertulis/sertifikat air baku berasal dari sumber air tertentu semua tidak memenuhi syarat. Sedangkan, untuk pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum semuanya (100%) memenuhi syarat. Menurut Depkes RI tahun 2006, pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam dapat memungkinkan berkembangnya mikro organisme yang berbahaya bagi kesehatan.
Tendon air bahan baku terlindung dari sinar matahari 1 DAMIU (7,1%) yang tidak memenuhi syarat, sedangkan bahan tendon air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air 13 DAMIU (92,9%) memenuhi syarat. Fasilitas pencucian botol/gallon hanya 7 DAMIU (50%) yang memenuhi syarat, sedangkan adanya fasilitas pembilasan botol/gallon 14 DAMIU (100%) memenuhi syarat. Hasil observasi untuk tabung filter terbuat dari bahan food grade dan mudah pemeliharaannya serta tahan tekanan tinggi (100%) memenuhi syarat. Bahan mikro filter terbuat dari bahan food grade dan terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan ukuran berjenjang (100%) memenuhi syarat, sedangkan mikro filter masih sesuai masa pakai 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat karena tidak rutin membersihkan mikro filter. Objek terdapat pompa stainless yang berkekuatan tinggi (100%) memenuhi syarat, dan terdapat alat petunjuk tekanan air hanya 7 DAMIU (50%) yang memenuhi syarat, sedangkan objek pipa penyalur menggunakan bahan food grade (100%) tidak memenuhi syarat. Hasil observasi pada tabel diatas menunjukkan, semua depot (100%) memenuhi syarat untuk dua objek ini yaitu terdapat peralatan sterilisasi berupa Ultra Violet atau Ozonisasi dan atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar serta peralatan sterilisasi / desinfeksi masih dalam masa efektif membunuh kuman.
Hasil obsevasi untuk dua objek yaitu adanya fasilitas pengisian botol (gallon) dalam ruangan tertutup dan tersedia tutup botol baru yang bersih 13 DAMIU (92,9%) telah memenuhi syarat. Sedangkan, tidak ada stock botol (gallon) yang telah diisi lebih dari 1x24 jam di depot air minum 2 DAMIU (14,3%) tidak memenuhi syarat. Untuk objek keberadaan depot terhindar dari tikus, lalat dan kecoa 13 DAMIU (92,9%) telah memenuhi syarat. Objek konstruksi lantai, dinding dan langit-langit kokoh dan kuat
semua (100%) memenuhi syarat. Berdasarkan hasil observasi tabel di atas, untuk objek pencahayaan yang cukup baik hanya 1 DAMIU (7,1%) yang tidak memenuhi syarat.
Untuk objek adanya akses terhadap fasilitas sanitasi hanya 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat, serta secara umum terlihat bersih, rapih dan teratur 12 DAMIU (85,7%) memenuhi syarat. Sedangkan ada contoh produk air minum sebagai sampel 14 DAMIU tidak memenuhi syarat.
Kualitas Bakteriologis
Tabel 2.Distribusi kualitas Bakteriologis Air Minum.
NO Objek
Hasil Pemeriksaan MPN / 100ml Total Coliform
Hasil Pemeriksaan MPN / 100ml Total E.coli
Hasil Kriteria Hasil Kriteria
1 Depot 1 0 MS 0 MS 2 Depot 2 0 MS 0 MS 3 Depot 3 0 MS 0 MS 4 Depot 4 0 MS 0 MS 5 Depot 5 0 MS 0 MS 6 Depot 6 0 MS 0 MS 7 Depot 7 0 MS 0 MS 8 Depot 8 0 MS 0 MS 9 Depot 9 0 MS 0 MS 10 Depot 10 >23 TMS >23 TMS 11 Depot 11 0 MS 0 MS 12 Depot 12 0 MS 0 MS 13 Depot 13 0 MS 0 MS 14 Depot 14 0 MS 0 MS
Berdasarkan hasil laboratorium, menunjukan bahwa hasil pengujian air minum di depot air minum isi ulang Kelurahan Bahu dari 14 DAMIU 13 (92,9%) memenuhi syaratuntuk Total Coliform dengan jumlah 0 MPN/100 ml,sedangkan 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat dengan total coliform >23/100ml. Berdasarkan tabel di dapat dilihat bahwahasil pengujian air minum di depot air minum isi ulang Kelurahan Bahu dari 14 DAMIU 13 (92,9%) telah memenuhi syarat untuk Escherichia.Coli dengan jumlah 0 MPN/100 ml, sedangkan 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat dengan jumlah E.coli >23/100ml.
Hubungan Sanitasi dengan Kualitas Bakteriologis
Tabel 3. Hubungan antara sanitasi dengan kualitas bakteriologis
Sanitasi Total Coliform Total pValue TMS MS N % N % N % TMS 1 7.1 0 0 1 100 0.071 MS 0 0 13 92.9 13 100 Sanitasi Escherichia Coli Total pValue TMS MS N % N % N % TMS 1 7.1 0 0 1 100 0.071 MS 0 0 13 92.9 13 100
Berdasarkan hasil pengolahan data, setelah dilakukannya uji analisis dengan menggunakan uji fisher exact bantuan software SPSS versi 20, di peroleh nilai probabilitas sebesar 0,071 dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara sanitasi DAMIU dengan kandungan total coliform pada air minum DAMIU. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini tidak di teliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas air yaitu misalnya higiene sanitasi petugas dan tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium kualitas air baku.
Penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Navis (2012) dimana dalam penelitiannya yang berjudul Hygiene. uji analisis dengan menggunakan uji fisher exact bantuan software SPSS versi 20, di peroleh nilai probabilitas sebesar 0,071 dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara
sanitasi DAMIU dengan keberadaan E.coli pada air minum DAMIU karena kualitas sanitasi depot yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bahu telah memenuhi syarat. Mulai dari kualitas sumber air minum yang memenuhi syarat, alat dan perlengkapan memenuhi syarat karena pemilik/petugas depot menerapkan jadwal pembersihan depot secara berkala seperti pembersihan pipa penyalur, pembersihan fasilitas pencucian botol,serta alat-alat yang digunakan masih dalam masa pakai. Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum,menjelaskan bahwa dari 16 DAMIU di Kabupaten Demak dengan kondisi sanitasi tidak baik, terdapat 16 DAMIU (37,5%) tidak memenuhi syarat dan 10 DAMIU (62,5%) memenuhi syarat jumlah coliform air minum
KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesma Bahu Kecamatan Malalayang secara keseluruhan (92,9%) telah memenuhi syarat kelaikan fisiksesuai dengan pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Deopt Air Minum Kementerian Kesehatan Tahun 2010.
2. Hasiluji laboratorium untuk Total Coliformmemenuhi syarat 13 DAMIU (92,9%)dengan jumlah0 MPN/100 ml, sedangkan 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat dengan jumlah >23MPN/100 ml.
3. Hasil uji laboratorium untuk E.Colimemenuhi syarat 13 DAMIU (92,9%) dengan jumlah 0 MPN/100 ml, sedangkan 1 DAMIU (7,1%) tidak memenuhi syarat untuk Total Coliform dan E.Coli dengan jumlah >23MPN/100 ml.
4. Sanitasi depot air minum isi ulang tidak ada hubungan dengan Total Coliform.
5. Sanitasi depot air minum isi ulang tidak ada hubungan dengan E.Coli.
SARAN
1. Pengawasan dari pemerintah Dinas Kabupaten/Kota dan Puskesmas, lebih khusus Puskesmas Bahu yang menjadi lokasi penelitian tetap mengkontrol secara rutin sanitasi DAMIU bahkan kualitas bakteriologis air minum dan air
bakusehingga kualitas sanitasi dan kualitas bakteriolgis air minum terkontrol dengan baik dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
2. Bagi depot air minum isi ulang yang telah memenuhi syarat kualitas sanitasi maupun kualitas bakteriologisnyadiharapakan mempertahankankualitas sanitasi depot air minum isi ulang dari segi pengawasan terhadap alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan air minum dan mempertahankan pemeriksaan laboratorium secara berkala sehingga kualitas air baku dan air minum tetap terjaga.
3. Bagi depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat, diharapkan lebih memperhatiakan sanitasi depot, mulai dari alat dan bahan yang digunakan harus lengkap serta sesuai dengan pedoman cara produksi yang baik menurut Menteri perindustrian dan perdagangan, menggunakan bahan food grade, masa pakai alat harus di perhatikan dan di ganti jika tidak lagi dalam masa pakai, bangunan harus kuat, kokoh, terhindar dari tikus, lalat, kecoa serta tidak terdapat sampah yang berserahkan dan harus memiliki sarana sanitasi seperti tempat mencuci tangan dan jamban.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2013. Manado: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. (hal 2)
Fajar, Ibnu, dkk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu. Kementerian Kesehatan RI, 2010. Pedoman
Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jakarta: Direktorat Jendral PP & PL Kementrian Kesehatan RI. (hal 2,17-20,46,49-50) Suprihatin B, Adriyani R. 2008. Higiene
Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Volume 4, Nomor 2, Januari 2008, Halaman 81-88. (Online).
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/9.DA MIU_Bambang.pdf). Diakses pada tanggal 21 April 2014).
Suyono, dkk. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : EGC.
Muhammad Navis, M. 2014. Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum. Jurnal Kesehatan Masyarat, Volume 9, Nomor 2, Januari 2014 : 167-173. (di akses tanggal 18 Juli 2014).