• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

21

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR

AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT

DATAR

Oleh: Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen Kopertis Wilayah I

Abstract

The traffic accident doesn’t involved by the velocity but also gravitational. Therefore, the research activity is done by researcher obtains the energy of impact loading on the helmet. The information which is obtained from this research will explain the effect of the impact energy on helmet to user, industry, and also government. The objective of this research involves the measuring the impact load, impact stress, and the energy absorbing by helmet as effect of impact loading. The researcher collaborates with the Impact and Fracture Research Center (IRFC) that has built the testing apparatus which is equipped with good acquisition data system. The helmet is put on the adjustable testing rig. The impact time can be measured by eight inductive proximity sensors. The helmet will be slide down and collide the anvil. The force will be measured with the load cell which is put down the anvil type of flat plat. The data will be transferred from the load cell into the DAQ system which has function to change the analog into digital signal. Finally, the data will be saved into PC as the force (N) and the impact time (ms). The free-fall impact testing equipment has shown the best performance on the force and impact time signal reading as long as the research activity. The maximum impact force is 24.33 N; impact stress is 2.7 kPa at the elevation of 0.75 m. The minimum energy which causes the fracture on the helmet is 17.57 J at same elevation.

Keywords: impact energy, impact load, impact stress, anvil, free-fall impact.

1. PENDAHULUAN

Gelombang regangan adalah

gelombang mekanis, yaitu gelombang

yang memerlukan suatu medium

tertentu untuk dapat mentransmisikan ke bagian yang lain. Kecepatan rambat gelombang tersebut bergantung pada sifat-sifat medium yang dilaluinya.

Berdasarkan arah

perambatannya, gelombang regangan dibedakan atas 2 bagian, yaitu: (1)

gelombang transversal, dan (2)

gelombang longitudinal. Gelombang transversal memiliki arah gerakan partikel yang tegak lurus terhadap arah perambatan, sedangkan gelombang longitudinal memiliki arah yang sejajar

dengan arah perambatan. Pada

penelitian ini konsep yang digunakan ialah rambatan gelombang longitudinal

sebagai dasar pembahasan teori

kekuatan tarik impak. Perilaku

gelombang longitudinal pada sebuah

batang logam secara skematis

diperlihatkan pada Gambar 1. Gaya impak diberikan pada ujung kiri batang

yang mengakibatkan batang bergerak ke kanan dengan kecepatan C1, pada

waktu t.

Vo, t Cl, t

C

Gambar 1. Skema rambatan gelombang impak

Sebelum beban impak diberikan,

batang impak mempunyai kecepatan V1 sedangkan batang penerus dan spesimen mempunyai kecepatan yang sama yaitu: V2= V3 = 0. Pada bidang antar muka akan terjadi keseimbangan gaya, atau akan terjadi aksi dan reaksi antara kedua batang tersebut, yang dapat dinyatakan dengan hubungan

1A1 = 2A2, dimana 1 adalah

tegangan pada batang 1, 2 adalah tegangan pada batang 2, A1 ialah luas

penampang batang 1, dan A2 adalah

(2)

22

Berdasarkan hubungan

persamaan impulsdan momentum

diperoleh hubungan :

V

E

(1)

dimana: = tegangan impak, = massa jenis bahan, E= modulus Young, dan

V= kecepatan partikel. Dengan

demikian pada batang impak yang bergerak dengan kecepatan V1 akan timbul tegangan sebesar:

1

1E1 V1

1E1V' (2)

Selanjutnya jika ditinjau pada batang 2, yang bergerak dengan kecepatan V’, maka dapat ditentukan tegangan pada batang 2, yaitu: 2 2 2 ' E V

 (3)

Tegangan impak yang

ditransmisikan ke input bar dan

spesimen tersebut ditentukan oleh kecepatan batang impak dan sifat-sifat

mekanisnya. Bila luas kedua

penampang sama besar, maka  = 1 = 2.

Tegangan yang masuk dari ujung kiri input bar sebesar  akan timbul pada interface input bar dan spesimen pada saat t2 = l2/C0,2 dimana l2 adalah panjang input bar dan C0,2 adalah kecepatan gelombang elastis pada input bar. Dalam hal ini, ada tiga bentuk gelombang tegangan yang terlibat, yaitu: Tegangan yang terjadi (), Tegangan yang ditransmisikan (T), Tegangan yang direfleksikan (R).

Untuk material yang mempunyai

sifat mekanis dan dimensi yang sama maka dengan mensubstitusikan harga E2 = E3, Co2 = Co3, A2 = A3, dan L2 = L3 ke dalam persamaan (E.9) dan (E.10), diperoleh T = 0 dan R = 0. Ini

berarti besar tegangan yang

ditransmisikan adalah sama dengan tegangan yang masuk, dan tidak ada tegangan yang direfleksikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan gaya impak, tegangan impak, serta energi impak akibat beban impak jatuh bebas pada helmet sepeda motor.

2. METODOLOGI

Spesimen yang diuji ialah helmet sepeda motor yang diletakkan pada

test rig khusus. Test rig ini dapat diatur ketinggian jatuhnya dengan ketinggian jatuh maksimum 4 m. Posisi helmet pada test rig diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar 2. Spesimen uji

Batang penerus yang

dipergunakan pada penelitian ini

terbuat dari besi St.37 dengan ukuran diameter 100 mm dan panjang 150

mm. Bentuk batang penerus

diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3. Batang penerus Pada bagian tengah diberikan

landasan pengujian yang dikenal

(3)

23

dipergunakan ialah bentuk plat datar seperti diperlihatkan pada gambar 4.

Gambar 4. Anvil plat datar Untuk mengukur besarnya beban impak dan gelombang regangan yang terjadi dipergunakan sensor gaya yang bekerja menggunakan strain gage full bridge dengan tahanan SG 350 ohm. Alat ini dikenal juga dengan istilah load cell dengan bentuk diperlihatkan pada gambar 5.

Gambar 5. Sensor beban impak.

Kemampuan alat ini dapat

menerima beban dan mengukur gaya impak hingga 30.000 kg dan untuk

penggunaannya, alat ini sudah

mendapatkan sertifikat kalibrasi dari

Komite Akreditasi Nasional untuk

20.000 kg. Susunan alat uji

selengkapnya diperlihatkan pada

gambar 6.

Gambar 6. Susunan alat uji.

Skematik pengukuran beban

impak jatuh bebas diperlihatkan pada gambar 7.

Gambar 7. Skematik pengukuran data.

Akibat tumbukan benda jatuh

bebas pada alat sensor, maka timbul

gelombang tegangan tekan

(compressive stress wave) pada batang penerus. Gelombang tersebut akan ditangkap oleh pengolah sinyal (signal conditioner) dengan cara mengukur

perubahan tahanan listrik ΔR/R yang

sebanding regangan yang diterima

strain gage melalui bridge box.

Selanjutnya dengan menggunakan

pengkondisian sinyal, perubahan

tersebut dikonversikan dalam bentuk tegangan listrik. Sinyal-sinyal tersebut diteruskan dalam bentuk gelombang

dan selanjutnya ditampilkan pada

penampil sinyal dalam bentuk digital sehingga dapat terbaca langsung. Akhirnya sinyal tersebut diteruskan ke

perangkat komputer yang telah

dilengkapi dengan software

pengukuran khusus. Perangkat Load Cell Digital Komputer Alat Sensor Pengolah Data Aqusisi (DAQ) Pengkondisi Sinyal Penampil Sinyal

(4)

24

3. HASIL PENGUJIAN

Luas daerah pembebanan pada

pengujian ini diperlihatkan pada

gambar 8, dengan nilai rata-rata ialah sebesar 0,0095 m2.

Gambar 8. Luas daerah pembebanan rata-rata.

Gaya dan tegangan hasil uji impak untuk ketinggian jatuh 0,75 m

berturut-turut diperlihatkan pada

gambar 9 dan 10.

Gambar 9. Gaya impak hasil pengujian.

Gambar 10. Tegangan impak hasil pengujian

Berdasarkan data-data hasil pengujian terlihat bahwa beban impak yang

mampu diserap helmet pada tiga kali pengujian dengan ketinggian impak

yang sama akan menyebabkan

penurunan kekuatan helmet tersebut. Dengan kata lain pada pengujian pertama dan kedua kekuatannya masih cukup bagus, tapi pada pengujian

ketiga kemungkinan terjadinya

deformasi yang cukup besar sehingga hanya dengan beban yang relatif lebih

kecil helmet telah mengalami

kerusakan. Data impuls yang terjadi diperlihatkan pada gambar 11.

Gambar 11. Hasil pengukuran impuls.

Energi impak yang dapat diserap helmet selama pengujian diperlihatkan pada gambar 12.

Gambar 12. Energi hasil pengujian impak.

Berdasarkan data tersebut

besarnya perbedaan energi yang

0.00930.00790.0113 -0.00100.0025 0.0060 0.0095 0.0130 0.0165 0.0200 0 1 2 3 4 Lu a s Pe n a m p a n g (m 2) No. Pengujian 2.371 2.180 1.707 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 0 500 1000 T e ga n ga n (k Pa ) Waktu(ms) 22 .5 3 0 10 20 30 0 G ay a (N) Waktu (ms) 1 6 . 2 0 5 10 15 20 25 -50 150 G a ya (N) Waktu … 17.57 15.75 15.50 16.00 16.50 17.00 17.50 18.00 0 1 2 3 En er gi Im p a k (J ) No. Uji Arata-rata = 0,0095 m2

(5)

25

diserap pada pengujian pertama

dengan ketinggian jatuh 0,75 m adalah sebesar 0,67 J atau sekitar 3,8%.

Kemudian pada pengujian kedua

dengan helm yang sama pada

masing-masing perlakuan anvil diperoleh

penyerapan yang lebih kecil

dibandingkan dengan pengujian

pertama. Besarnya perbedaan energi ialah 0,21 J atau hanya sekitar 1,3%. Dengan demikian terlihat bahwa energi impak yang diserap oleh spesimen yang sama dengan pengujian berulang-ulang akan semakin kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan energi impak

tersebut dikonversikan menjadi

perubahan deformasi dalam spesimen.

4. KESIMPULAN

Gaya impak hasil pengujian

helmet sepeda motor pada ketinggian 0,75 m yang dilakukan selama tiga kali percobaan dengan spesimen yang sama berturut-turut ialah 25,53 N, 20,72 N, dan 16,22 N. Data ini memperlihatkan penurunan gaya impak yang terjadi seiring semakin besarnya deformasi yang terjadi. Sedangkan

tegangan impak yang dihasilkan

dengan luas permukaan impak rata-rata 0,0095 m2 berturut-turut ialah 2,37 kPa, 2,18 kPa, dan 1,70 kPa. Data-data

ini menunjukkan bahwa kekuatan

helmet sepeda motor akan mengalami

penurunan apabila dikenai beban

impak berulang-ulang. Sejalan dengan

penurunan kedua parameter

sebelumnya, energi impak juga

mengalami penurunan dari pengujian pertama dan kedua, yaitu sebesar 3,8%.

DAFTAR PUSTAKA

Japan International Standard for Safety Helmet, T-8131, Japan, 1977. Johnson, W., Impact Strength of

Materials, Edward Arnold,

London, 1972.

Kolsky, H., An Investigation of The

Mechanical Properties of

Materials at Very High Rate of

Loading, Proc. Phys. Soc.

(London), B62, 676-700 (1949). Robert Metz, Impact and Drop Testing

with ICP® Force Sensors, PCB

Piezotronics, Inc, Automotive

Testng Expo, North America USA, 2006.

Standar Nasional Indonesia, Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua untuk Umum, SNI 19-1911-1990.

Syam, B., A Measuring Method for Impact Tensile Strength and Impact Fracture Behaviors of

Brittle Materials, A Doctoral

Dissertation, Muroran Institute of

Technology, Muroran, Japan,

March 1996, pp. 29-98.

Syam B, Nayan A, Penyelidikan Perilaku Mekanik Helm Industri Akibat Beban Impak Kecepatan

Tinggi, Prosiding Seminar

Material dan Struktur

(MASTRUCT), Medan, Januari, 2004.

Yanagihara, N., Theory of

One-Dimensional Elastic Wave for the

Measurement of the Impact

Force, Bulletin of JSME, vol. 43, 1977, pp. 40-48.

Gambar

Gambar 2. Spesimen uji
Gambar 4. Anvil plat datar  Untuk  mengukur  besarnya  beban  impak  dan  gelombang  regangan  yang  terjadi dipergunakan  sensor  gaya  yang  bekerja  menggunakan  strain  gage  full  bridge  dengan  tahanan  SG  350  ohm
Gambar 8. Luas daerah pembebanan  rata-rata.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangakan tawakkal dalam penelitian ini adalah tawakkal yang berupa mengetahui dan meyakini sifat dan kuasa Allah, memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha,

Dengan diketahuinya densitas nilai ( exposure ) maka secara keseluruhan resiko suatu kawasan akibat skenario earthquake hazard tertentu akan dapat disetimasikan.

[r]

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan bahasa pemrograman J2SE(Java 2 Standart Edition) yang dapat berjalan pada jaringan LAN(Local Area Network), dikarenakan Java

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Joomla yang terdiri dari 3 elemen dasar yaitu PHP sebagai bahasa pemrograman, MySQL sebagai system manajemen basis data dan Apache

Situs web SMA Negeri 1 Cilamaya adalah salah satu web sekolah yang dapat ditemukan di dunia maya internet yang secara khusus ditujukan untuk siswa siswi SMA Negeri 1 Cilamaya dan