Bab 3
Bab 3
Makromolekul (Polimer, Karbohidrat,
Makromolekul (Polimer, Karbohidrat,
Protein, dan Lemak)
Protein, dan Lemak)
DISUSUN
DISUSUN
OLEH:
OLEH:
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
Anggota
Anggota
:
: Melva
Melva Hilderia
Hilderia S.
S.
(06101381520043)
(06101381520043)
Msy.Wulandari
(06101381520028)
Msy.Wulandari
(06101381520028)
Noviyanti
Noviyanti Amarta
Amarta
(06101381520051)
(06101381520051)
Ratu
Ratu Ayu
Ayu Jessika
Jessika
(06101281520058)
(06101281520058)
Pembimbing
Pembimbing
: Dr
: Dr
s. Andi Suharman M.Si
s. Andi Suharman M.Si
Fakultas keguruan dan Ilmu
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidika
Pendidikann
Universita
Universitas
s Sriwijaya
Sriwijaya
2015/2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmatNya-Lah kita Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmatNya-Lah kita masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga karya ilmiah yang berjudul masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga karya ilmiah yang berjudul ””Macromolecules (polymers, carbohydrates, proteins, and fats)Macromolecules (polymers, carbohydrates, proteins, and fats)”” ini dapat terselesaikan. ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu diajukan sebagai tugas Kimia Organik II yang Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu diajukan sebagai tugas Kimia Organik II yang diberikan kepada penulis.
diberikan kepada penulis.
Karya ilmiah ini memuat tentang cara bagaimana tentang Macromolecules (polymers, Karya ilmiah ini memuat tentang cara bagaimana tentang Macromolecules (polymers, carbohydrates, proteins, and fats). Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing carbohydrates, proteins, and fats). Penulis sangat berterima kasih kepada guru pembimbing penulis yaitu Drs. Andi Suharman M.Si selaku guru bidang studi Kimia Organik II yang telah penulis yaitu Drs. Andi Suharman M.Si selaku guru bidang studi Kimia Organik II yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
terselesaikan dengan baik.
Palembang, Februari 2016 Palembang, Februari 2016
Penulis Penulis
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan PembelajPembelajaranaran
Setelah membaca literatur dan berdiskusi diharapkan siswa mampu: Setelah membaca literatur dan berdiskusi diharapkan siswa mampu:
Menjelaskan pengertian polimer, baik polimer alam maupun polimer sintetis;Menjelaskan pengertian polimer, baik polimer alam maupun polimer sintetis;
Menjelaskan pembentukan polimer berdasarkan asal dan jenis monomer melaluiMenjelaskan pembentukan polimer berdasarkan asal dan jenis monomer melalui reaksi polimerisasi, misalnya plastik, karbohidrat, dan protein;
reaksi polimerisasi, misalnya plastik, karbohidrat, dan protein;
Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi protein;Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi protein;
Menggolongkan monosakarida menjadi aldosa dan ketosa;Menggolongkan monosakarida menjadi aldosa dan ketosa;
Menjelaskan reaksi hidrolisis disakarida dan polisakarida;Menjelaskan reaksi hidrolisis disakarida dan polisakarida;
Mengklasifikasi lemak berdasarkan kejenuhan ikatan.Mengklasifikasi lemak berdasarkan kejenuhan ikatan.
A
A.
. Po
Polilim
me
err
Sebuah molekul yang sangat besar seperti protein, polisakarida, asam nukleat, atau lipid. Sebuah molekul yang sangat besar seperti protein, polisakarida, asam nukleat, atau lipid. Makromolekul memiliki massa molekul relatif tinggi (berat molekul) dan struktur yang pada Makromolekul memiliki massa molekul relatif tinggi (berat molekul) dan struktur yang pada dasarnya terdiri dari pengulangan beberapa unit asal, sebenarnya atau konseptual, dari dasarnya terdiri dari pengulangan beberapa unit asal, sebenarnya atau konseptual, dari molekul massa molekul relatif rendah. Mereka umumnya berbasis karbon dan sering penting molekul massa molekul relatif rendah. Mereka umumnya berbasis karbon dan sering penting secara biologis.
secara biologis.
Dalam biologi, makromolekul adalah istilah yang digunakan untuk membedakan Dalam biologi, makromolekul adalah istilah yang digunakan untuk membedakan suatu makromolekul (yang lebih kecil dalam ukuran dan berat molekul). Makromolekul suatu makromolekul (yang lebih kecil dalam ukuran dan berat molekul). Makromolekul biasanya digunakan untuk
biasanya digunakan untuk merujuk kepada polimer merujuk kepada polimer biologis yang besarbiologis yang besar, seperti , seperti asam nukleatasam nukleat dan protein, yang terdiri dari
dan protein, yang terdiri dari monomer kecil dihubungkan bersama.monomer kecil dihubungkan bersama. 1. Pengertian Makromolekul
1. Pengertian Makromolekul
Istilah makromolekul ini diciptakan oleh pemenang Nobel Hermann Staudinger pada Istilah makromolekul ini diciptakan oleh pemenang Nobel Hermann Staudinger pada tahun 1920, meskipun publikasi yang relevan pertama pada bidang ini hanya menyebutkan tahun 1920, meskipun publikasi yang relevan pertama pada bidang ini hanya menyebutkan senyawa molekul tinggi (lebih dari 1.000 atom). Pada waktu itu frasa polimer, seperti yang senyawa molekul tinggi (lebih dari 1.000 atom). Pada waktu itu frasa polimer, seperti yang diperkenalkan oleh Berzelius di 1833, memiliki arti berbeda dari hari ini: itu hanya bentuk diperkenalkan oleh Berzelius di 1833, memiliki arti berbeda dari hari ini: itu hanya bentuk lain dari isomer misalnya dengan benzena dan asetilena dan tidak ada kaitannya dengan lain dari isomer misalnya dengan benzena dan asetilena dan tidak ada kaitannya dengan ukuran.
Penggunaan istilah untuk menggambarkan molekul besar bervariasi antara disiplin ilmu. Sebagai contoh, sementara biologi mengacu pada makromolekul sebagai empat molekul besar yang menyusun makhluk hidup, dalam kimia, istilah ini mungkin mengacu pada agregat dari dua atau lebih molekul yang diselenggarakan bersama oleh gaya
antarmolekul dan bukan ikatan kovalen tetapi tidak mudah terdisosiasi.
Makromolekul atau polimer adalah molekul besar, terdiri atas sejumlah satuan pembentuk. Satuan pembentuk disebut monomer. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer).
2. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya
1. Polimer alam adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk hidup.
Tabel beberapa contoh polimer alam
2. Polimer semi sintetis adalah polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh : selulosa nitrat yangsering dipasarkan dengan nama celluloid dan guncotton.
3. Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari monomer-monomernya dalam reaktor.
Tabel beberapa contoh polimer sintetis
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,akar umbi 2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu, kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu,daging,telur, wol, sutera 4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA, RNA
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Polietena Etena Adisi Kantung,kabel plastik 2. Polipropena Propena Adisi Tali,karung,botol plastik
3. PVC Vinil klorida Adisi Pipa pralon,pelapis lantai, kabel listrik
4. Polivinil alcohol
Vinil alcohol Adisi Bak air
5. Teflon Tetrafluoro etena Adisi Wajan,panci anti lengket 6. Dakron Metal tereftalat dan
etilen glikol
Kondensasi Pita rekam magnetik, kain,tekstil,wol sintetis
7. Nilon Asam adipat dan heksametilen
diamin
Kondensasi Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Adisi Ban motor, mobil Berdasarkan Jenis Monomernya
1. Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang sama atau sejenis. Contoh : PVC, protein, karet alam, polivinil asetat (PVA), polistirena, amilum, selulosa, dan teflon.
2. Kopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang berlainan jenis. Berdasarkan susunan monomernya, terdapat empat jenis kopolimer sebagai berikut.
a) Kopolimer bergantian b) Kopolimer blok
c) Kopolimer bercabang d) Kopolimer tidak beraturan
Berdasarkan Sifat terhadap Pemanasan atau Sifat Kekenyalannya
1. Termoplastik adalah polimer yang bersifat kenyal atau liat jika dipanaskan dan dapat dibentuk menurut pola yang diinginkan. Setelah dingin, polimer menjadi keras dan kehilangan sifat kekenyalannya. Contoh : polietilena, PVC, seluloid, polistirena, polipropilena, asetal, vinil, nilon dan Perspex.
2. Termosetting adalah polimer yang bersifat kenyal saat dipanaskan, tetapi setelah dingin tidak dapat dilunakkan kembali. Jika pecah, polimer tersebut tidak dapat disambungkan kembali dengan pemanasan. Contoh : bakelit, uretana, epoksi, polyester, dan formika.
Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
1. Polimer linear adalah polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu sama lainnya :membentuk rantai polimer yang panjang.
2. Polimer bercabang adalah polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama.
3. Polimer berikatan silang (Cross-linking) adalah polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikataan satu sama lain pada rantai utamanya.
Sambungan silang dapat terjadi ke berbagai arah sehingga terbentuk sambung silang tiga dimensi yang disebut polimer jaringan.
Berdasarkan Apilkasinya
1. Polimer komersial adalah polimer yang disintesis dengan harga murah dan diproduksi secara besar-besaran. Contoh : polietilena, polipropilena, pilivinil klorida dan polistirena.
2. Polimer teknik adalah polimer yang mempunyai sifat unggul tetapi harganya mahal. Contoh : poliamida, polikarbonat, asetal, dan polyester.
3. Polimer dengan tujuan khusus adalah polimer yang mempunyai sifat spesifik yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh : alat-alat kesehatan seperti thermometer atau timbangan.
A. Macam polimer menurut terbentuknya
Berdasarkan struktur monomer pembentuk polimer, maka polimer dibedakan menjadi dua macam, yaitu polimer adisi dan polimer kondensasi
1) Polimer adisi
Polimer adisi dapat terbentuk apabila monomer rantai karbon berikatan rangkap (senyawa tak jenuh). Pada pembentukan ini, jumlah monomer yang bergabung membentuk polimer jumlah atom tetap.
Contoh:
Etena Etena Dimer Etena
n etena polietena (politen)
Stiren Stiren Dimer Stiren
n stiren polistiren
2) Polimer kondensasi
Polimer kondensasi disusun oleh monomer yang mempunyai gugus fungsional. Pada pembentukannya melepaskan molekul air sehingga jumlah atom monomer tidak sama dengan
Dapat ditulis :
jumlah atom yang terdapat dalam polimer. Pada polimer kondensasi monomer pembentuknya homopolimer dan dapat juga kopolimer.
Contoh:
Dimer ini terbentuk jika salah satu ujung dari gugus OH pada karboksilat berikatan dengan salah satu ujung dari atom H pada gugus amino membentuk air.
B. Pembentukan struktur polimer
1) Polimer alam
Contoh: karbohidrat dan karet alam.
a) Karbohidrat
(1) Amilosa merupakan polimer dari D(+) glukosa dalam bentuk ikatan alfa (α). Strukturnya:
(2) Amilopektin merupakan polimer D(+) glukosa dalam bentuk ikatan alfa ( α) dengan rantai bercabang. Strukturnya:
(3) Selulosa adalah polimer D(+) glukosa dalam bentuk ikatan beta (β). Strukturnya:
b) Karet alam merupakan polimer dari 2-metil,1,3-butadiena (i soprena).
Strukturnya:
2) Polimer sintetis
a) Karet sintetis
b) Plastik sintetis
Polimer plastik sintetis dibedakan menjadi dua macam, yaitu polimer secara adisi dan polimer secara kondensasi.
(1) Polimer adisi
Dasar reaksi adalah
(a) Politena adalah polimer dari etena. Strukturnya:
Sifat politena, yaitu titik lebur 105 °C, lunak dalam air panas, digunakan untuk film, tas plastik, botol plastik.
(b) Polivinil klorida (PVC) adalah polimer dari vinilklorida. Strukturnya:
Sifatnya: lebih tahan api daripada politena, lebih kuat dari politena, sebagai bahan pembungkus kabel, piringan hitam.
(c) Polipropilen adalah polimer dari propena. Strukturnya:
Sifatnya: kerapatan besar, digunakan untuk tali plastik, fiber, bahan perahu.
Sifatnya: tahan panas, sangat stabil, gesekan kecil dan lentur, sangat keras, untuk salutan alat masak.
(e) Orlon (akrilan) adalah polimer dari akrilonitril. Strukturnya:
Sifatnya: kuat, bersifat fiber, digunakan untuk bahan serat tekstil.
(f) Polistiren adalah polimer dari stirena. Strukturnya:
Sifatnya: rapuh, kenyal, digunakan untuk pembungkus/isolasi.
(g) Perspex adalah polimer dari 2 – metil propanoat. Strukturnya:
Sifatnya, transparan, digunakan untuk bahan gelas.
(2) Polimer kondensasi
Polimer kondensasi adalah polimer yang menghasilkan/ membebaskan air. Contoh:
Sifatnya: jenis termoset, tahan guncangan, digunakan untuk kaca kendaraan perang/ kapal.
(b) Urea formaldehida adalah polimer dari urea dengan formaldehida. Strukturnya:
Sifatnya: jenis termoset, tahan guncangan, sebagai bahan kaca kendaraan perang/ kapal perang.
(c) Nilon 6.6 adalah polimer dari heksanadiol diklorida dengan 1,6 diamino heksana. Strukturnya:
(d) Dacron adalah poliester yang berasal dari dimetil tereftalat dengan etilen glikol. Strukturnya:
Dacron merupakan serat sintetis, digunakan untuk bahan sandang.
c) Polimer turunan
(1) Karet vulkanisir
Sifat karet alam kurang elastis dan mudah dioksidasi karena rantai karbon berikatan rangkap. Bila karet alam dipanaskan dengan sejumlah kecil belerang akan berubah sifatnya menjadi elastis dan stabil. Proses demikian disebut karet vulkanisir. Karet vulkanisir banyak digunakan untuk pembuatan ban kendaraan. Strukturnya:
(2) Selulosa xantat (rayon)
Selulosa xantat dibuat dari selulosa direaksikan dengan NaOH dan CS2. Untuk mendapatkan rayon digenerasi dengan larutan asam sulfat encer.
(3) Selulosa nitrat
Dibuat dari selulosa + HNO3 pekat selulosa nitrat. Sifat/gunanya:
o Mudah terbakar sehingga dipakai sebagai bahan peledak. o Digunakan untuk pembuatan seluloid (film).
Caranya, apabila selulosa nitrat dilarutkan dalam kamfer, maka terbentuk seluloid. (4) Selulosa asetat
Selulosa asetat dibuat dari selulosa + anhidrida asam asetat selulosa
asetat. Sifatnya, sukar terbakar, digunakan sebagai bahan pembuatan sisir, kancing, gagang kacamata, dan bahan pembungkus.
d) Jenis plastik
(1) Termoplastik adalah jenis plastik yang lunak jika dipanaskan dan mengeras jika didinginkan tanpa mengalami perubahan kimiawi ketika pemanasan atau pendinginan tersebut. Maka plastik semacam ini dapat dipanaskan atau didinginkan berulang-ulang.
Contoh : (a) Polivinil klorida (PVC) (b) Polietilena
(c) Polistirena
berulang-ulang. Ketika dipanaskan yang kedua kali dan seterusnya, jika didinginkan maka tidak akan dapat mengeras lagi.
Contoh: (a) Plastik urea formaldehida (b) Plastik bakelit (fenol metanal) 3. Sifat-sifat Polimer
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer sebagai berikut.
Panjang rata-rata rantai polimer
o Kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.
Gaya antarmolekul
o Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan menjadi
kuat dan sukar meleleh.
Percabangan
o Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan
mudah meleleh.
Ikatan silang antar rantai polimer
o Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku
dan membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak maka polimer semakin kaku dan mudah patah.
Sifat kristalinitas rantai polimer
o Polimer berstruktur tidak teratur memil;iki kristanilitas rendah dan bersifat
amorf (tidak keras). Sedangkan polimer dengan struktur teratur mempunyai kristanilita tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim.
4. Reaksi-reaksi Polimer
Reaksi polimerisasi yaitu reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer. Polimerisasi dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a). Polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Polimerisasi adisi alami. Polimerisasi adisi alami misalnya pembentukan karet alam
atau poliisoprena. Monomernya berupa isoprene atau senyawa 2-metil-1,3-butadiena.
Polimerisasi adisi sintesis. Contoh : pembentukan PVC, polipropena, Teflon, polifenil
etena atau polistirena, dan polietilena.
b). Polimerisasi kondensasi yaitu reaksi yang terjadi jika dua atau lebih monomer sejenis atau berbeda jenis bergabung membentuk molekul besar sambil melepaskan molekul-molekul kecil seperti H2O, NH3, dan HCl.
Polimerisasi kondensasi dibagi menjadi dua sebagai berikut :
Polimerisasi kondensasi alami. Contoh : pembentukan selulosa, amilum dan protein. Polimerisasi kondensasi sintesis. Contoh : pembentukan nilon, tetoron, bakelit, dan
urea-metanal. 5. Kegunaan Polimer
No. Polimer Monomer Sifat Kegunaan
1. Polietena Etena Lentur Botol semprot, tas plastik, kabel, ember, tempat sampah dan film plastik (pembungkus makanan)
2. Polipropilena Propena Keras dan titik leleh tinggi
Karpet, tali, wadah plastik, dan mainan anak-anak
3. Polivinil klorida Vinil klorida Kaku dan keras Pipa air dan pipa kabel listrik (paralon)
4. PolistirenaPolife nil etena
Fenil etena Tahan terhadap tekanan tinggi
Plastik pada kendaraan dan pesawat terbang, genting, cangkir, mangkuk, dan mainan 5. Poliamida
(nilon)
Asam adipat dan heksametilen diamina
Kuat (tidak cepat rusak) dan halus
Pakaian, peralatan camping, laboratorium, rumah tangga, dapur, parasut, layar perahu 6. PolitetrafluoroEt
ena (PTFE)Atau Teflon
Tetrafluoro etena Keras, kaku, tahan panas dan bahan kimia
Pelapis anti lengket dan wajan anti lengket
7. Bakelit FormaldehidDan fenol
Termoset Peralatan listrik (saklar), perlengkapan radio, telepon,
kamera, piring, dan gelas Dampak Negatif Penggunaan Polimer dan Penanggulangannya
Disamping memiliki manfaat yang sangat besar dalam semua bidang kehidupan, polimer juga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Polimer yang dibuang ke lingkungan sulit diuraikan olek mikroorganisme tanah. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Sementara itu, gugus atom pada polimer yang terlarut di dalam
makanan lalu masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan kanker (karsinogenik). Dampak negatif tersebut dapat ditanggulangi jika kita mengurangi pemakaian polimer plastik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, memilih alat-alat yang lebih mudah diuraikan dan mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang. Daur ulang plastik melalui proses pirolisis. Pirolisis adalah proses pemecahan senyawa menjadi satu atau lebih senyawa hasil
dengan bantuan panas dalam reaktor.
B. K arbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri atas unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat disebut juga hidrat arang atau sakarida.
Penggolongan karbohidrat
1. Berdasarkan karbohidrat sederhana yang dihasilkan pada hidrolisis A. Monosakarida
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Monosakarida terkecil adalah gliseraldehida. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa, dan lain-lain.
Kedua bentuk ini merupakan isomer ruang. Dengan menggunakan acuan letak OH pada atom C kedua sebelum terakhir, monosakarida diberi awalan D, jika OH terletak di
kanan dan L jika OH terletak di kiri.
Menurut Van’t Hoff, untuk senyawa yang memiliki n atom C asimetris akan memiliki isomer optis sebanyak 2n. Contoh:Gliserida mempunyai sebuah atom C asimetris, maka banyaknya isomer optis adalah 21 = 2, yaitu D-gliserida dan L-gliserida.
A) Glukosa (gula anggur)
Glukosa disebut juga destrosa, karena bersifat dekstro. Glukosa mempunyai putaran optik ke kanan (dekstro), ditulis D(+) glukosa (memutar bidang polarisasi ke kanan 52°). Mengenai arah rotasinya tak dapat ditetapkan dari konfigura-sinya, tetapi dari eksperimen. Struktur terbuka D(+) glukosa jika dilarutkan dalam air membentuk struktur melingkar disebut siklohemiasetal. Hal ini terjadi karena reaksi gugus aldehida dengan gugus alkohol dalam 1 molekul (pada atom C nomor 5).
Glukosa terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, maltosa, dan dapat diragikan menjadi etanol dan gas CO2.
B) F ruktosa/Levulosa/Gula buah
Fruktosa merupakan ketoheksosa yang terbentuk dari hidrolisis sukrosa, insulin (pati dari dahlia). Fruktosa terdapat bersama dalam madu dan buah-buahan, rasa manis melebihi glukosa dan sukrosa. Fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri dengan sudut 92° sehingga ditulis D( – ) fruktosa.
3) Ribosa dan Deoksiribosa
Yang mengandung 5 atom C atau pentosa yang sangat penting adalah aldopentosa yang disebut ribosa, terdapat dalam RNA ( Ribonucleic Acid = asam deoksiribosa). Struktur:
Untuk mengidentifikasi suatu monosakarida, ambillah sedikit glukosa dalam tabung reaksi, larutkan dengan air secukupnya. Tambahkan reagen Fehling dalam tabung tersebut. Jika tak terjadi perubahan, masukkan tabung dalam air panas! Perubahan apakah yang terjadi?
B. Disakarida
Disakarida terjadi karena penggabungan 2 molekul monosakarida dengan pelepasan air. Pada hidrolisis akan terbentuk monosakarida-monosakarida
penyusunnya. Contoh: sukrosa, laktosa, maltosa.
1) Sakarosa/sukrosa/gula tebu
Pada hidrolisis sukrosa (karena pengaruh enzim invertase) akan terjadi perubahan arah putaran bidang polarisasi dari positif (ke kanan) ke negative (ke kiri). Peristiwa ini disebut
inversi gula tebu. Campuran yang terjadi disebut gula invert.
Sukrosa tidak bersifat reduktor, tetapi dapat diragikan.
2) Maltosa
Maltosa tersusun atas 2 molekul D(+) glukosa dengan melepas air. Oleh karena itu, hidrolisis maltosa dengan enzim maltase akan dihasilkan glukosa.
3) Laktosa
Laktosa tersusun atas satu molekul D-glukosa dan 1 molekul D-galaktosa. Karena itu, hidrolisis laktosa menghasilkan glukosa dan galaktosa (terjadi karena pengaruh asam atau enzim laktase). Laktosa terdapat dalam susu mamalia sebanyak 4 – 5%. Laktosa tidak manis seperti gula lain dan tak dapat diragikan. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan sedikit larut dalam air.
C. Polisakarida
Polisakarida mempunyai massa rumus yang sangat besar dan tidak larut dalam air. Polisakarida mempunyai rumus umum: (C6H10O5)n. Polisakarida adalah karbohidrat yang disusun oleh lebih dari delapan unit monosakarida. Senyawa-senyawa penting polisakarida: amilum (pati), glikogen, dan selulosa.
1) Amilum/pati
Amilum merupakan polimer glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang terdiri atas kurang lebih 500 unit. Amilum terdapat sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Terbentuknya amilum dalam tumbuh-tumbuhan merupakan hasil reaksi fotosintesis.
Sifat-sifat amilum:
(1) Dengan larutan iodium memberikan warna biru karena adanya amilosa.
(2) Pada hidrolisis dengan asam encer mulamula terbentuk dekstrin dan akhirnya glukosa.
Glukosa dengan enzim zimase merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan CO2.
2) Glikogen
Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit, merupakan makanan cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan hewan menyusui, dan manusia.
Sifat-sifat glikogen:
1) Dengan iodium memberi warna merah. 2) Mereduksi larutan Fehling.
3) Larut dalam air.
4) Pada hidrolisis dengan asam terbentuk glukosa, sedang hidrolisis dengan enzim diastase membentuk maltosa.
3) Selulosa
Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan. Selulosa terdiri atas satuan glukosa yang terdiri atas 1.000 – 3.000 unit sehingga sukar dicerna oleh enzim manusia. Sifat-sifat selulosa: Sukar larut dalam air, asam, atau basa encer, tetapi larut dalam larutan kupro amonium hidroksida (CuSO4 + NH4OH yang disebut pereaksi Schweitzer).
Guna selulosa:
(1) Metil selulosa digunakan dalam pembuatan plastik film. (2) Selulosa asetat digunakan untuk membuat film tak terbakar. (3) Selulosa nitrat (kapas peledak) digunakan untuk bahan peledak.
2. Berdasarkan gugus fungsional yang dikandungnya
1) Aldosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus aldehida. i) Contoh: glukosa adalah suatu aldosa.
2) Ketosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. i) Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa.
3. Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida
1) Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C. i) Contoh: gliseraldehida dan dihidroksi keton.
2) Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C. i) Contoh: ertosa.
3) Pentosa adalah monosakarida yang mengandung 5 atom C. i) Contoh: arabinosa.
4) Heksosa adalah monosakarida yang mengandung 6 atom C.
C . P rotein
Asam amino adalah asam karboksilat yang mengandung gugus amino (NH2). Semua asam amino merupakan zat padat yang bersifat optis aktif, kecuali glisin (asam α amino asetat). Asam amino merupakan hasil peruraian protein, terutama bentuk α. Asam amino bersifat amfoter, disebabkan adanya gugus amino (basa) dan gugus karboksilat (asam). Dalam satu molekul asam amino dapat terjadi pemindahan proton dari gugus karboksilat ke gugus amino sehingga terdapat gugus NH3+ dan COO – yang disebut zwitter ion/ion kembar.
2. Protein
Protein dikenal juga dengan nama zat putih telur. Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam semua sel hidup karena protein merupakan bagian esensial dari protoplasma. Pada sel-sel hewan, protein merupakan bagian penting, yaitu sebagai dinding
sel. Protein merupakan polimer asam amino dalam ikatan peptida.
OH dari gugus karboksilat dengan H dari gugus amino. Ikatan peptida yang banyak disebut polipeptida. Karena polimerisasi terjadi pengurangan zat) dalam hal ini air), maka disebut polimer kondensasi.
A. Penggolongan protein
1) Protein sederhana: dalam hidrolisis akan diperoleh asam-as am amino. 2) Protein kompleks: dalam hidrolisis diperoleh asam amino dan zat lain.
a. Kromoprotein → protein + zat warna (hemoglobin). b. Fosfoprotein → protein + asam fosfat (kasein).
c. Glikoprotein → protein + karbohidrat. d. Lipoprotein → protein + lemak.
e. Hidrolisis protein berlangsung karena pengaruh asam, basa, atau enzim.
B. Pengertian protein
1) Beda protein ditentukan oleh macam asam amino, jumlah asam amino, dan urutan asam amino.
2) Protein yang berbentuk serat berfungsi sebagai bahan pembentuk jaringan (kulit, kuku, rambut). Protein berbentuk bulat (dikenal sebagai enzim) mudah larut dalam air. Enzim adalah jenis protein yang dapat bertindak sebagai biokatali s.
3) Proses pemutusan ikatan antara sesama molekul protein alam yang menyebabkan perubahan sifatnya disebut denaturasi protein. Denaturasi protein dapat disebabkan oleh pemanasan sehingga menggumpal atau ditambah asam + alcohol sehingga mengendap.
C. G una protein
1) Pembentukan jaringan tubuh baru serta mengganti jaringan yang rusak. 2) Sebagai katalis, pengangkut, dan sebagai pelindung.
3) Pada industri protein digunakan untuk membuat lem, cat, serat, tekstil, sikat gigi, dan lain-lain.
D. R eaksi identifikasi terhadap protein
1) Reaksi buret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida.
2) Reaksi xantoproteat digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino pada inti benzena.
D. Lemak dan Minyak
Dipandang dari sudut kimia lemak dan minyak adalah sama. Keduanya merupakan ester dari asam suku tinggi dengan gliserol (1,2,3-propanatriol). Dipandang dari sifat fisisnya lemak berfase padat, sedang minyak berfase cair. Minyak mengandung asam tak jenuh (asam oleat),
sedang lemak mengandung asam jenuh. Contoh:
Lemak disebut juga dengan lipida. Lipida merupakan senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan hewan.
Lipida larut dalam pelarut-pelarut yang mempunyai kepolaran rendah seperti kloroform, karbon tetraklorida, dietil eter, atau benzena. Air tidak dapat melarutkan lipida. Beberapa senyawa yang termasuk lipida, antara lain: Lemak dan minyak
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol, artinya triester dari gliserol.
Pada suhu kamar (25 °C) lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
Minyak dapat dihasilkan dari kelapa, kedelai, bunga matahari, kapas, jagung, kacang
senyawa yang tergolong trigliserida, dikenal sebagai lemak dan minyak. Senyawa-senyawa ini banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan seperti: kelapa, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, bunga matahari, kapas, dan sebagainya.
Perbedaan lemak dan minyak didasarkan pada sifat fisiknya. Pada suhu kamar lemak berupa zat padat, sedangkan minyak berupa zat cair. Pada umumnya lemak berisi asam lemak jenuh (contoh gliserol tristearat TL = 75 °C) dan minyak berisi asam lemak tak jenuh (contoh
gliserol trioleat TL = 13 °C).
Asam-asam lemak penyusun gliserida umumnya s uku-suku tinggi, yang paling
banyak tersebar ialah asam palmitat ( C15H31 C )yangterdapat hampir pada semua lemak.
H
Catatan:
Jika R-nya berbeda dihasilkan campuran dari 3 macam asam lemak.
Fungsi lipida antara lain sebagai komponen structural membran sel, bahan bakar, lapisan pelindung, vitamin, dan hormon.
Fosfolipida
Fosfolipida ialah lipida yang mengandung gugus asam fosfat. Salah satu contoh fosfolipida adalah asam fosfatida. Berbeda dengan lemak/gliserida di mana ketiga OH pada gliserol diganti dengan asam lemak, maka dalam molekul asam fosfatida hanya terdapat 2 gugus OH yang diganti dengan asam lemak, sedangkan gugus OH yang ketiga diganti dengan asam fosfat. Bandingkan gliserida dan asam fosfatida berikut.
Pencernaan lemak
Dalam tubuh, lemak yang berasal dari bahan makanan merupakan penghasil kalor terbesar, sebagai pembangun bagian-bagian sel serta pelarut vitamin-vitamin dan zat-zat tertentu. Butir-butir lemak yang terlarut dalam air pada cairan tubuh dalam empedu diubah