• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Y. Widhiastanto, M.Pd Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Y. Widhiastanto, M.Pd Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 138

Penerapan Metode Kooperatif Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Di SMK PGRI IV Ngawi Tahun Pelajaran 2015/ 2016 Oleh :

Y. Widhiastanto, M.Pd

Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn ABSTRAK

Proses pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila kegiatan pembelajaran dapat dinikmati oleh siswa dan dapat menumbuhkan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa. Tidak terkecuali pada proses pembelajaran Peendidikan Kewarganegaraan. Penggunaan metode kooperatif model STAD diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar sehingga tidak terjadi kejenuhan pada diri siswa, dengan demikian siswa akan terlibat langsung secara fisik, emosional dan bekerjasama yang pada akhirnya diharapkan siswa akan semakin mudah dalam memahami dan menguasai materi kedaulatan rakyat.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah; Apakah ada pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD terhadap prestasi belajar PKn tahun pelajaran 2015/2016? Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dari hasil analisis data diperoleh bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum adanya tindakan, siklus I sampai siklus II yaitu, siswa pada kegiatan pembelajaran PKn prasiklus mencapai nilai rata-rata 72,68 dan ketuntasan belajar 60,7 %, pada siklus I menjadi 77,32 dan ketuntasan 78,6 %, dan pada siklus II menjadi nilai rata-rata 86,07 dan ketuntasan belajar 85,7 %.

Kata kunci : Metode Kooperatif, Model STAD, Prestasi belajar,

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia beriman dan bertakwa. Dalam dunia pendidikan guru dan siswa saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Seorang guru harus memahami hakikat

materi pelajaran yang diajarkannya dan

memahami berbagai model

pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan

(2)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 139

mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar khususnya pelajaran PKn.

Selama ini proses

pembelajaran PKn di SMK PGRI IV NGAWI proses pembelajaran berpusat pada guru, siswa kurang diberi kesempatan untuk aktif, sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Sehingga minat siswa dalam belajar PKn menurun. Akibatnya prestasi belajar siswa masih kurang dari yang diharapkan.

Berdasarkan paparan tersebut diatas, dalam pengajaran PKn dilperlukan suatu inovasi agar siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam ketrampilan Interpersonal siswa (Rusman, 2012). Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran PKn.

Penelitian ini akan

mengujicobakan suatu metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga pengajar dan

(3)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 140

juga kepada pihak sekolah untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi/ keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran agar prestasi belajar siswa bias meningkat.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi

Dalam sistem belajar kooperatif siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tangung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sediri dan membantu sesame anggota kelompok untuk belajar (Agus,2012 :45)

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dengan kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya erdiri atas 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. (Rusman,2012:202)

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

a. Menentukan objek pembelajaran. b. Membuat keputusan menempatkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.

c. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

d. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas. e. Mengevaluasi prestasi siswa dan

membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara kerjasama.

Model STAD

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok

(4)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 141

dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajar

untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.

Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.

Meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Tiapsiswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individu seperti

memotivasi siswa untuk

memberipenjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara

bagi tim untuk berhasil adalah membuat anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.

Skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya, semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi bintang tim dalam minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor mereka sebelumnya maupun dengan membuat jawaban yang sempurna, yang selalu akan memberikan skor maksimum tanpa menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa.

Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang

tidak melakukan kegiatan.

(Hamdani,2011:137-138). Prestasi belajar merpakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

(5)

usaha-Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 142

usaha belajar.(Winkel dalam Hamdani,2011:138)

Sedangkan belajar menurut Skinner dalam Strategi Belajar Mengajar (2010) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsungsecara progresif Adapun belajar menurut Thursan Hakim dalam Strategi Belajar Mengajar (2010) adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,

daya fikir dan lain-lain

kemampuannya.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Bangsawan LT, (2006). Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan/ ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. kamus besar bahasa Indonesia

(2000:700)

Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus-penerus bangsa yang kompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan

kebudayaan bangsa, wawasan

nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur,

(6)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 143

berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku yang :

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.

b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

c. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara. d. Bersifat profesional yang dijiwai

oleh kesadaran bela negara.

e. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

Melalui pendidikan Kewarga negaraan, warga negara Republik

indonesia diharapkan mampu

“memahami”, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang di hadapi oleh masyarakat, bangsa dan

negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dalam cita-cita dan tujuan nasional seperti yang di gariskan dalam pembukaan UUD 1945.

METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya. Kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. (Suharsimi dalam Penelitian Tindakan Kelas,2010:6)

Sama seperti pendapat Suharsimi, Purwadi menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam arti

(7)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 144

luas. ( Purwadi dalam Penelitian Tindakan Kelas, 2010)

Setting penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI IV Ngawi Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2016 yang terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari a) Perencanaan b)Pelaksanaan tindakan c) Observasi/pengamatan d) Refleksi. Siklus 2, tahap-tahap pada siklus 2 sama seperti tahapan siklus 1, namun perencanaan yang dilakukan di siklus 2 disusun berdasarkan hasil refleksi siklus1.

Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas TKJ 2 SMK PGRI NGAWI

Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal mengenai keseluruhan kegiatan guru dan siswa dalam proses

pembelajaran PKn sebelum

menggunakan penerapan pembelajaran model STAD. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Suharsimi , Arikunto 2010: 37) yaitu proses tindakan bersiklus yang masing-masing siklus mencakup langkah

1) perencanaan 2) pelaksanaan 3) pengamatan 4) refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada fakta-fakta yang ingin diteliti yaitu hasil belajar PKn siswa.

1. Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument

penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

(8)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 145

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam 2 putaran, yaitu putaran 1, dan 2 dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

Prosedur kegiatan ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 x pertemuan, siklus II terdiri 1 x pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilakukan dengan melalui 4 (empat) tahap : (1) Tahap penyusunan rencana tindakan, (2) Tahap pelaksanaan tindakan, (3) Tahap observasi, (4) Tahap refleksi.

Instrumen

1. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi

pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,dan sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan perangkat

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran, Maasing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khususnya kegiatan belajar mengajar. RPP yang

digunakan tentang materi

kedaulatan rakyat. 3. Lembar kerja siswa

Lembar kerja ini

dipergunakan siswa untuk

membantu proses pengumpulan dan hasil diskusi kelompok. LKS tentang kedaulatan rakyat.

4. Tes prestasi belajar siswa

Tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

(9)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 146

dicapai dan kisi-kisi soal berjumlah 20 butir yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar PKn Tes ini diberikan setiap akhir siklus. a. Untuk menilai ulangan atau tes

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

X = ΣΝ ΣX

Dengan : X = Nilai rata-rata ∑ X = Jumla semua nilai siswa

∑ N = Jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

dan secaraa klasikal.

Berdasarkan petunjuk

pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud , 1994 ) disebutkan bahwa seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar baik di kelas tersebut

terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk

menghitung presentase

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P= Siswa belajar tuntas yang Siswa Σ Σ . . . x 100% HASIL PENELITIAN Siklus I

Berdasarkan catatan observasi oleh peneliti adalah secara umum tujuan pembelajaran hampir tercapai. Meskipun masih tampak siswa yang kurang tekun, kurang disiplin dan kurang aktif. Siswa masih canggung dalam menyampaikan informasi kepada teman-temannya dalam satu kelompok. Setelah terkondisi siswa sudah mulai nampak kinerjanya meningkat ke arah lebih baik, hal ini dapat dilihat dari keantusiasan siswa untuk berusaha memberikan suatu hasil yang terbaik. Setiap siswa sudah kelihatan nampak bertanggungjawab terhadap tugasnnya.

Hal yang belum memuaskan pada siklus I ini yaitu, semua siswa belum mampu bekerja dengan baik,

(10)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 147

kurang menghargai temannya dan nilai rata-rata tes yang dilaksanakan di akhir siklus I masih belum mencapai hasil yang diharapkan.

Siklus II

Pembelajaran pada siklus II, sudah mengalami peningkatan dibandingkan dari siklus I. Memberikan tugas rumah sebelum melakukan proses pembelajaran

memudahkan siswa memahami

konsep-konsep pembelajaran. Hal ini terlihat dari kegiatan diskusi dalam kelompok sudah lancar tidak ada perasaan canggung atau malu memberikan pendapat sampai saat kembali ke kelompok dalam memberi informasi kepada teman-temannya. Siswa termotivasi jika masing-masing individu siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada siklus II, secara umum tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga metode kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dan memotivasi belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II adalah 86,19% meningkat dari siklus I ,78,57%.

2. Prestasi belajar siswa pada siklus II rata-rata nilai 86,19.

3. Ketuntasan belajar siswa yang dilakukan diakhir siklus II, mencapai 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar siswa telah tercapai, dan sesuai yang diharapkan.

KESIMPULAN

Metode pembelajaran

kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.. Metode pembelajaran kooperatif model STAD yang diterapkan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dalam setiap siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.

Metode pembelajaran

kooperatif model STAD dapat menjadikan siswa merasa dirinya

(11)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 148

mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun

kelompok, serta mampu

mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok. Penerapan metode kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatan prestasi belajar siswa di SMK PGRI IV Ngawi tahun pelajaran 2915/2016. Prestasi belajar siswa dapt ditingkatkan, karena siswa bisa lebih aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini memberikan motivasi yang lebih untuk

mengikuti proses kegiatan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supriyono. 2013 Cooperative Learning, Yoyakarta, Pustaka Pelajar

Bangsawan LT, 2006. Perkembangan Peserta Didik, Bandung Citra Praya

Hamdani,2011:137-138). Strategi Belajar Mengajar, Bandung Pustaka Setia

Rusman, 2012. Model-model

Pembelajaran, Jakarta, PT. Raja Grasindo Persada

Suharsimi Arikunto, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Jakarta, Bumi Aksara

Wahyuni.2001, Pembelajaran Kooperatif. http://karya ilmiah. um.ac.id/indek. php/sastra arab/article/view/488(14 april 2010.20.30

(12)

Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 - 9225 149

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian bakteri probiotik SKT-b melalui Artemia dengan dosis yang berbeda pada pascalarva udang windu dapat meningkatkan

yg diberikan o/ salah 1 pihak dlm suatu perkara perdata di luar persidangan u/ membenarkan pernyataan-pernyataan yg. diberikan

5 Motivasi Merupakan salah satu faktor internal yang dapat meningkatkan prestasi seseorang baik dalam mengikuti pembelajaran maupun dalam bekerja dan berkarier karena itu

Hasil uji mikrobiologi pada air kran, bumbu giling, dan daging ayam pada setiap tahapan proses pembuatan pangan siap saji berbasis daging ayam sebelum diiradiasi dan

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang mana dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan koperasi yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba

(1) Pada saat berlakunya Qanun ini maka Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 10 Tahun 2009 tentang Peningkatan Status Mukim Delog Sibao dan Mukim Ujung Ganting

Faktor internal melibatkan human sensory (lebih pada penciuman), pengujian dengan test merokok, analisis kimia, sedangkan faktor eksternal melalui( human vision )

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah memberi masukan atau info tambahan yang berarti untuk organisasi, perusahaan dan penelitian lebih lanjut