• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pemahaman Kompetensi Keahlian Sistem Pengapian Melalui Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya Pada Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Pemahaman Kompetensi Keahlian Sistem Pengapian Melalui Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya Pada Siswa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 110 Peningkatan Pemahaman Kompetensi Keahlian Sistem Pengapian Melalui Pembelajaran

Berbasis Tutor Sebaya Pada Siswa

Galih Heri Sasongko (10320120)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Latar belakang masalah. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar di pandang sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan media pembelajaran berbasis tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar materi sistem pengapian pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar materi sistem pengapian pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan. Kesimpulan. (1) penggunaan metode Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya dapat meningkatkan Pemahaman Kelistrikan Mesin Standar Kompetensi Sistem Pengapian Melalui Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan. Terbukti dengan nilai pre test dan post test siswa .niali rata-rata pre test pada siklus pertama pertemuan 1 adalah 49,25 dengan ketuntasan 9,68% setelah dilakukan post test mengalami peningkatan menjadi 76,61 dengan ketuntasan 70,96%. pada pertemuan 2 nilai rata-rata pre test 46,24 dengan ketuntasan 3,23%dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 76,61 dengan ketuntasan 74,2%. pada saat pertemuan 3 nilai rata-rata pre test 52,47 dengan ketuntasan 22,58% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 80,00 dengan ketuntasan 74,2%.namun dikarenakan jumlah siswa yang lulus KKM (kriteria ketuntasan minimum) pada siklus 1 adalah 74,2% sedangkan indikator keberhasilan adalah 75% maka perlu dilaksanakan siklus kedua. Pada siklus kedua pertemuan 1 rata pre test adalah 67,53 dengan ketuntasan 48,38%setelah dilakukan post test mengalami peningkatan menjadi 84,52 dengan ketuntasan 93,55% pada pertemuan 1. pada pertemuan 2 nilai rata-rata pre test 67,31 dengan ketuntasan 45,16% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 82,42 dengan ketuntasan 87,10%. pada saat pertemuan 3 nilai rata-rata pre test 65,16 dengan ketuntasan 38,70% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 82,90 dengan ketuntasan 96,78%. Hasil pre test dan post test pada siklus kedua di setiap pertemuan sudah memenuhi syarat ketuntasan belajar minimal 75%dan jumlah rata-rata hasil belajar siswa 75 sehingga siklus kedua dapat dikatakan berhasil; (2) Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing-masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran berbasis tutor sebaya. Hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru (3) Dari kedua siklus yang dilakukan pada penelitian kelas tersebut, mengindikasikan bahwa penggunaan media pembeljaran berbasis tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan pada materi sistem pengapian. Saran. Diharapkan guru mata pelajaran dan kesehatan kerja untuk menggunakan model pembelajaran berbasis tutor sebaya dalam pembelajaran sistem pengapian, karena model dan media ini dapat dijadikan sebagai variasi dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa lebih tertarik, lebih bersemangat sehingga lebih aktif lagi di dalam belajar.

(2)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 111 PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dn teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, demikian juga dunia pendidikan yang mengalami lompatan kemajuan yang luar biasa pesatnya, hal itu dibuktikan dengan banyaknya paradigma baru dalam pendidikan, mulai dari konstruktivieme, quantum teaching, quantum learning, kooperativ learning, konstekstual teaching and learning, pembelajaran autentik, pakem dan masih banyak lagi deretan revolusi pembelajaran yang memberikan warna dan semangat baru terhadap dunia pendidikan.

Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuannya sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Untuk itu diperlukan strategi dan metode belajar baru yang lebih memberdayakan siswa, yakni sebuah metode belajar yang mendorong siswa untuk lebih dinamis, aktif, dan kreatif dalam menemukan, menyusun dan mengkomunikan hasil belajarnya. Dengan model pembelajaran ini siswa akan berada pada proses penerapan antara konsep dan realitas yang ada, sehingga siswa dengan mudah dapat mengingat konsep yang diperoleh untuk kemudian diterapkan.

Berdasarkan pengamatan di SMK Muhammadiyan Talun Kab. Pekalongan diperoleh beberapa masalah yang menghambat proses belajar mengajar yang dialami siswa dan gurudi kelas khususnya di kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

Siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran yang diceramahkan Penguasaan konsep teori yang masih kurang

Minat mengikuti pelajaran teori kejuruan yang masih kurang

Kendala tersebut menuntut adanya media pembelajaran yang dapat memberikan penyampaian ilmu dan mudah dipahami serta menyenangkan. Ada beberapa alat yang dapat digunakan

Tutor Sebaya

Multimedia komputer Jigsaw

Dari beberapa alat di atas, dipilih metode tutor sebaya karena Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.

(3)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 112 Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.

TINJAUAN PUSTAKA

Standar Kompetensi Sistem Pengapian

Kompetensi sistem pengapian sepeda motor adalah salah satu standar kompetensi padapada program keahlian teknik otomotif, kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) Kelas XI di SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan

Berdasarkan silabus yang tertuang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK, standar kompetensi system pengapian pada Sepeda Motor terdiri dari 3 kompetensi, yaitu:

1. Mengindentifikasi komponen sistem pengapian 2. Mendiagnosis gangguan pada sistem pengapian 3. Memperbaiki gangguan sistem pengapian Pendekatan Tutor Sebaya

Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Pada SMK Muhammadiyah talun Kab pekalongan masih terdapat banyak kekurangan tenaga pengajar, oleh karena itu untuk menyiasati kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif diperlukan sebuah metode baru, metode yang akan digunakan adalah metode tutor sebaya, metode ini dipilih mengingat jenis media yang digunakan tergolong mudah dan dapat meningkatkan motifasi siswa untuk membantu teman yang lain. Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan, maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar

(4)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 113 lebih dari 8 dan benar-benar menguasai praktek tune up motor bensin konvensioal sesuai dengan SOP , dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam rangka pemecahan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran dikelas dengan mencoba menerapkan strategi pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Penelitin tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajat yang trjadi di kelas, bukan pada input kelas ( silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus harus tertuju atau mengenal hal-hal yang ada di dalam kelas.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMK muhamadiyah Talun Kab. pekalongan.objek penelitian adalah siswa kelas XI TSM semester genap 2012/2013. jumlah siswa yang menjadi objek penelitian adalah 31 siswa. Guru pelaku tindakan kelas adalah guru produktif Teknik sepeda Motor kelas XI TSM.

Waktu penelitian dilaksanakan 6 bulan yaitu antara bulan Oktober 2012 sampai maret 2013. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini mengacu pada metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana ada empat tahapan prosedur yang dilalui yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus pemecahan masalah. Penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran tercapai.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan:

1. Teknik Dokumentasi

Adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pencatatan pengutipan data dan dokumen yang ada di lokasi penelitian. Data yang dicatat adalah data yang berhubungan dengan variabel misalnya berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, raport dan sebagainya. Metode ini lebih mudah digunakan untuk memperoleh data, dalam arti apabila terjadi kekeliruan sumber datanya masih tetap, tidak berubah oleh karena yang di amati adalah benda mati hukum benda hidup.

2. Format Tes

Tes aadalah serentetan pertanyaan atau latihanserta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

(5)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 114 kelompok. Soal tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada proses kognitif saat sebelum dan sesudah pembelajaran, maka tes ini disusun sesuai dengan indikator yang dikembangkan.

3. Lembar observasi

Observasi dimaksudkan untuk mengukur atau melihat aktifitas siswa, aktifitas guru, dan motivasi siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode Tutor Sebaya. Hasil observasi kelas ditulis dalam lembar observasi juga dilengkapi dengan catatan tindakan kelas. Hal ini dimaksudkan sebagai alat bantu untuk menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan pembelajaran,sehingga dapat diketahui seberapa besar peningkatan metode pembelajaran Tutor Sebaya, sehingga dapat diinventarisir faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran sehingga kekurangan-kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung dapat diperbaiki pada pembelajaran berikutnya.

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Siklus I

Perencanaan Tindakan siklus I

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan proses pembelajaran system pengapian yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis tutor sebaya, dengan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran system pengapian yang telah berlangsung selama ini. Adapun kegiatan ini meliputi :

a. Membuat rencana pembelajaran pada materi sistem pengapian.

b. Menyediakan alat berupa rangkaian sistem pengapian sebanyak 6 buah, sumber belajar berupa modul sistem pengapian sebanyak 6 buah, menyediakan bahan praktek berupa bensin dan beberapa komponen sistem pengapian dan penggunaan media pembelajaran tutor sebaya sebagai pengganti metode pembelajaran sebelumnya

c. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi kinerja guru dan observasi kegiatan siswa.

d. Mendesain alat evaluasi berupa tes, untuk pre test dan soal evaluasi siklus I. e. Membuat angket respon dan daftar hadir siswa.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan dan pengamatan pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Januari 2013. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis tutor sebaya, materi yang disampaikan meliputi materi mengidentifikasi komponen sistem pengapian sepeda motor.

(6)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 115 Adapun tindakan yang dilakukan yang dilakukan padea siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) kegiatan pendahuluan

Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajari dan memberikan motivasi atau mengkaitkanya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep seperti halnya penerapan pembelajaran sistem pengapian pada kegiatan sehari-hari. Selanjutnya guru melakukan presensi, semua siswa hadir yaitu sejumlah 31 siswa. 2) kegiatan inti

Guru memberikan soal pre test tentang materi system pengapian sepeda motor, Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri tentang system pengapian sepeda motor, tetapi pada saat mengerjakan soal pre test sebagian besar siswa masih ribut sendiri sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Setelah diadakan pre test guru menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk yaitu sebanyak 6 orang, kemudian Guru Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru dan bertugas menerangkan materi kepada teman sebayanya. itu melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung. Setelah siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok diselipkan seorang siswa yang menjadi tutor, setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan materi seara bergantian tanpa perintah guru, pada pertemuan ini hanya para tutor yang membaca materi di setiap kelompok karena siswa lain belum merasa percaya diri untuk melakukanya,namun walaupun yang membaca materi adalah para tutor tetap saja guru harus memberi perintah untuk pergantian membaca materi, hal ini bisa dikatakan bahwa pengorganisasian kelompok siswa belum baik. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya,namun hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan.Guru memberikan soal post test kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penutup 3) penutup

Guru menanyakan kesulitan siswa selama kegiatan pembelajaran, namun siswa belum memberi respon positif,hanya seorang siswa yang menyatakan ”saya kurang percaya diri dan takut diejek teman apabila bertanya” kemudian guru memberikan pengarahan dan motivasi agar siswa lebih aktif di pertemuan selanjutnya.kemudian bersama dengan murid menyimpulkan materi pembelajaran dan menugaskan siswa untuk mengaplikasikanya pada kegiatan praktik.

Observasi

Hasil observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. Objek pengamatan dilakukan terhadap

(7)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 116 aktifitas guru dan siswa elama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan dan catatan selama tindakan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan aktifitas guru selama pembelajaran b. Pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran Refleksi

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka rekomendasi kegiatan untuk siklus berikutnya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan pembelajaran harus semaksimal mungkin agar tidak terjadi kekurangan kontrol pada siswa

b. Siswa diberi penjelasan dan bimbingan dalam mengemukakan pertanyaan dalam bentuk lesan c. Agar siswa bisa lebih aktif, guru harus memberikan pertanyaan umpan agar siswa termotifasi

untuk bertanya, menjawab, berpendapat dan berdiskusi terutama untuk siswa yang keaktifanya kurang

d. Guru memberi peringatan kepada siswa yang melakukan kegaduhan dan mencontek temanya pada pelaksanaan tes

e. Membuat pengorganisasian dan pengelolaan kelompok yang baik Hasil Penelitian Siklus II

Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan proses pembelajaran system pengapian yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis tutor sebaya, dengan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran system pengapian yang telah berlangsung selama ini. Adapun kegiatan ini meliputi :

a. Membuat rencana pembelajaran pada materi sistem pengapian.

b. Menyediakan alat berupa rangkaian sistem pengapian sebanyak 6 buah, sumber belajar berupa modul sistem pengapian sebanyak 6 buah, menyediakan bahan praktek berupa bensin dan beberapa komponen sistem pengapian dan penggunaan media pembelajaran tutor sebaya sebagai pengganti metode pembelajaran sebelumnya

c. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi kinerja guru dan observasi kegiatan siswa.

d. Mendesain alat evaluasi berupa tes, untuk pre test dan soal evaluasi siklus I. e. Membuat angket respon dan daftar hadir siswa

Pelaksanaan Tindakan Sklus II

Tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan dan pengamatan pada pembelajaran siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Januari 2013. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu

(8)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 117 melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis tutor sebaya, materi yang disampaikan meliputi materi mengidentifikasi komponen sistem pengapian sepeda motor. Adapun tindakan yang dilakukan yang dilakukan padea siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajari dan memberikan motivasi atau mengkaitkanya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep seperti halnya penerapan pembelajaran sistem pengapian pada kegiatan sehari-hari. Selanjutnya guru melakukan presensi, semua siswa hadir yaitu sejumlah 31 siswa. 2) Kegiatan Inti

Guru memberikan soal pre test tentang materi system pengapian sepeda motor, Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri tentang system pengapian sepeda motor, siswa sudah mengerjakan soal dengan tenang, situasi kelas terlihat kondusif. Setelah diadakan pre test guru menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk yaitu sebanyak 6 orang, Guru sudah tidak Mengadakan latihan bagi para tutor dikarenakan pada pertemuan sebelumnya tutor sudah bisa meningkatkan ketertarikan dan memberikan rasa percaya diri pada teman sebayanya. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru dan bertugas menerangkan materi kepada teman sebayanya. Setelah siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok diselipkan seorang siswa yang menjadi tutor, setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan materi seara bergantian tanpa perintah guru, pada pertemuan ini siswa terlihat sangat antusias. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, banyak siswa yang mengajukan pertanyaan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru memberikan soal post test kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penutup 3) Penutup

Guru menanyakan kesulitan siswa selama kegiatan pembelajaran, siswa memberi respon positif tentang metode pembelajaran yang dianggap siswa lebih menarik dibandingkan dengan metode lain seperti ceramah, kemudian guru memberikan pengarahan dan motivasi agar siswa lebih aktif di pertemuan selanjutnya. kemudian bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan menugaskan siswa untuk mengaplikasikanya pada kegiatan praktik.

Observasi

Hasil observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. Objek pengamatan dilakukan terhadap aktifitas guru dan siswa elama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan dan catatan selama tindakan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

(9)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 118 a. Pengamatan Aktivitas guru selama pembelajaran

b. Pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran Refleksi

Berdasarkan tabel diatas hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: a. Pada umumnya guru sudah baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru sudah bisa

menguasai kelas dan menjalankan tugasnya dengan baik

b. siswa sudah aktif dalam aktivitas belajar, aktif untuk mengajukan pertanyaan dan bertanya pada guru

c. Pengorganisasian kelompok siswa sudah baik, sehingga setiap pergantian giliran membaca materi siswa tidak perlu diingatkan oleh guru

Pembahasan

Keterlaksanaan hasil pembelajaran adalah tahapan yang harus dilalui agar proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tingkat pelaksanaan model ini dapat diukur melalui data hasil observasi pengamatan aktifitas guru selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah datahasil pengamatan aktifitas guru untuk setiap proses pembelajaran:

Tabel 1. hasil observasi kegiatan guru siklus I Hasil

pengamatan

Pertemuan

ke-1 2 3

Rata-rata 3,61 3,73 3,75

kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Tabel 2. hasil observasi kegiatan guru siklus II Hasil

pengamatan

Pertemuan

ke-1 2 3

Rata-rata 3,67 3,78 3,83

kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Data tersebut diatas merupakan tahap-tahap pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbantukan tutor sebaya. Tingkat keterlaksanaan model pembelajaran diinterpretasikan dari skor tiap tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada setiap siklus pembelajaran, berdasarkan data tersebut setiap tahap pembelajaran yang telah dilaksanakan diinterpretasikan dalam kategori sangat baik pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II. Hisyam (2002: 80) mengatakan bahwa ” metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain ” hal ini terbukti pada penelitian yang dilakukan pada siswa karena terjadi peningkatan hasil belajar dri siklus I yang mengalami peningkatan pada siklus II.

(10)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 119 Table 3. tabel hasil pre test dan post test siklus I

Pertemuan

Pre test Post tes

Indicator (%) Ket. Belum tuntas % Tuntas % Belum tuntas % Belum tuntas % 1 90,32 9,68 29,04 70,96 75 Belum tuntas 2 96,77 3,23 25,8 74,2 75 Belum tuntas 3 77,42 22,58 25,8 74,2 75 Belum tuntas

Table 4. tabel hasil pre test dan post test siklus II

Pertemuan Indicator (%) Ket. Belum tuntas % Tuntas % Belum tuntas % Belum tuntas % 1 51,62 48,38 6,45 93,55 75 tuntas 2 54,84 45,16 12,90 87,10 75 tuntas 3 61,30 38,70 3,22 96,78 75 tuntas

Gambar 1. grafik peningkatan hasil belajar siswa

(11)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 120 Berdasarkan hasil tes objektif selama dua siklus tindakan pembelajaran, menunjukan adanya peningkatan kemampuan pada aspek kognitif siswa. Kemampuan awal siswa sebelum tindakan pembelajaran menunjukan kemampuan awal yang rendah pada setiap siklusnya,pada siklus I pertemuan ke-1 skor rata-rata pre test 49,25 dengan siswa yang memenuhi syarat lulus hanya 3 orang siswa saja, pertemuan ke-2 skor rata-rata pre test 49,25 dengan kriteria siswa yang memenuhi syarat lulus hanya 3 orng siswa, pertemuan ke-3 skor rata-rata pre test 52,47 dengan siswa yang memenuhi nilai syarat lulus sebanyak 7 orang siswa. Hasil pembelajaran pada siklus I menunjukan peningkatan hasil tes, skor rata-rata post test pertemuan ke-1 76,61 jumlah siswa yang lulus kriteria ketuntasan minimal 70 mencapai 70,96% sedangkan siswa yang belum tuntas ( tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimum 70) sebanyak 29,04% (9orang). Pertemuan 2 74,20% dan pada pertemuan ke-3 siswa yang sudah tuntas mencapai 74,20% , jika dibandingkan dengan siklus II jumlah siswa yang berhasil lulus KKM meningkat pada pertemuan ke-1 menjadi 93,55%, siswa yang belum lulus KKM dua siswa saja, pada pertemuan ke-2 menjadi 87,10% yang lulus, siswa yang belum lulus KKM 4 orang, pada pertemuan ke-3 menjadi 96,78% yang lulus, sementara itu jumlah siswa yang belum memenuhi kelulusan KKM 1 orang saja (3,22%).

Terjadinya peningkatan hasil belajar tersebut menunjukan adanya peningkatan pemahaman siswa setelah dilakukan penerapan metode tutor sebaya pada kompetensi keahlian sistem pengapian. Penggunaan metode tutor sebaya terbukti mampu meningkatkan minat belajar siswa karena dengan tutor sebaya siswa tidak malu atau canggung untuk menanyakan materi yang belum dipahami dan pembelajaran tutor sebaya sangat menarik karena melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran sehingga memberikan kesan belajr yang tinggi.

Berdasarkan pemaparan yang telah dibahas diatas, keberhasilan pembelajaran tutor sebaya tetap memerlukan faktor lain di luar tutor sebaya itu sendiri, diantaranya suasana pembelajaran yang baik, motifasi belajar siswa, serta kemampuan guru untuk mengelola kelas. Natawidjaya (dalam Zuchri, 1996:5) mengatakan bahwa “bantuan belajar oleh tutor sebaya pada umumnya memberi hasil yang cukup baik, hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibanding dengan guru”

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. penggunaan metode Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya dapat meningkatkan Pemahaman Kelistrikan Mesin Standar Kompetensi Sistem Pengapian Melalui Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Talun Kab. Pekalongan. Terbukti dengan nilai pre test dan post test siswa .niali rata-rata pre test pada siklus pertama pertemuan 1 adalah 49,25 dengan ketuntasan 9,68% setelah dilakukan post test mengalami peningkatan menjadi 76,61 dengan ketuntasan 70,96%. pada pertemuan 2 nilai rata-rata pre test 46,24 dengan ketuntasan 3,23%dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 76,61 dengan ketuntasan 74,2%. pada saat pertemuan 3 nilai rata-rata

(12)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 121 pre test 52,47 dengan ketuntasan 22,58% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 80,00 dengan ketuntasan 74,2%.namun dikarenakan jumlah siswa yang lulus KKM (kriteria ketuntasan minimum) pada siklus 1 adalah 74,2% sedangkan indikator keberhasilan adalah 75% maka perlu dilaksanakan siklus kedua. Pada siklus kedua pertemuan 1 rata pre test adalah 67,53 dengan ketuntasan 48,38%setelah dilakukan post test mengalami peningkatan menjadi 84,52 dengan ketuntasan 93,55% pada pertemuan 1. pada pertemuan 2 nilai rata-rata pre test 67,31 dengan ketuntasan 45,16% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 82,42 dengan ketuntasan 87,10%. pada saat pertemuan 3 nilai rata-rata pre test 65,16 dengan ketuntasan 38,70% dan meningkat setelah dilakukan post test sebesar 82,90 dengan ketuntasan 96,78%. Hasil pre test dan post test pada siklus kedua di setiap pertemuan sudah memenuhi syarat ketuntasan belajar minimal 75%dan jumlah rata-rata hasil belajar siswa 75 sehingga siklus kedua dapat dikatakan berhasil 2. penerapan Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada

standar kompetensi sitem pengapian, jika selama proses pembelajaran didukung oleh suasana pembelajaran dan keadaan motivasi belajar siswa yang baik, serta kemampuan guru yang optimal dalam mengelola kelas.karena dengan pebelajaran berbaasis tutor sebaya siswa terasa lebih dekat dan lebih tebuka pada para tutor, para siswa juga tidak malu untuk bertanya pada tutor karena yang menjadi tutor adalah teman sekelas. Tutor juga dapat memotivasi siswa lain agar mau belajar dan mempunyai pemahaman yang sama dengan tutor

3. Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing-masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran berbasis tutor sebaya. Hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru, pada siklus I presentase kinerja guru masuk ke dalam kategori cukup, tapi pada Siklus II presentase kinerja guru meningkat dan masuk ke dalam kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Nuraedhi Apriyanto. 2007. Statistika . Semarang : Yayasan penerbit FPTK IKIP Veteran Siswanto. 2007. Materi IHT Kelistrikan Body

PT. Toyota Astra Motor. 1994. Electrical Fundamental Step 2. Manual Training --- 1994. Gasoline Engine Step 2. Manual Training Daryanto.2009. Gangguan-Gangguan Kelistrikan Mesin Pada Mobil.Bandung Sudjana, 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Suharsimi Arikunto. 1997. Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka cipta ---. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Sutrisno Hadi. 1987 Statistik II. Yogyakarta: Andi Ofset

(13)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 122 Lutfil Hakim. 2009. Peningkatan Pemahaman Mahasiswa Tentang Sudut Dwell Dengan Menggunakan Alat Peraga Sistem Pengapian pada Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Semarang:UNNES (Tidak diterbitkan).

Ahmad Huzni. 2010. Penggunaan Instructional Materials untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa tentang Sistem pengapian pada Mahasiswa pada Mata Kuliah kelistrikan Otomotif II Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Semarang:UNNES (Tidak diterbitkan).

http;//www.bpgdisdik-jabar.net/2010/02/06 intruksionsl sheet.pdf.

http://www.depdiknas.go.id (metode pengajaran);14 Juni 2009, 22.00 WIB.

Ali Muhidin,. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Nugroho. 2005. UNNES menjadi research university: mungkinkah? dalam Meningkatkan kualitas

pendidikan tinggi. Semarang: UNNES Press.

Nur, M. & Wikandari, P. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis

Dalam Pengajaran, Edisi 3. Pusat Studi MIPA. UNESA.

Soemanto, W., 1990. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pimpinan Kependidikan). Rieneka Cipta. Bandung.

Sugiyono, 2007. Statisitka untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukamto. 1988. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta : DIKTI.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Islam pada interior rumah bubungan tinggi ini cukup banyak terlihat, seperti pada organisasi dan fungsi ruang, elemen pembentuk ruang maupun elemen dekoratif yang telah

Untuk selesaikan masalah yang berlaku dalam kalangan umat Islam dengan cara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan itu kehidupannya akan diberkati oleh Allah SWT3.

Social lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan.. Tidak menyukai

Adhedhasra andharan lan andharan asil panliten kanthi irah-irahan “Ngundhakake Katrampilan Nyemak Dongeng kanthi Modhel Numbered Heads Together Lumantar Medhia Audio Siswa

Seyogianya usaha penegakan Hukum bukan hanya Bottom-Up upaya yang di lakukan masyarakat yang merasa di rugikan akibat praktek perdukunan ini tapi juga Top- Down kepada

2 Kilang Minyak Tuban 175 Jadwal baru perlu didiskusikan dengan Rosneft; Pekerjaan pembebasan lahan dimulai 2017; memerlukan dukungan penyelesaian tuntas TPPI Refinery

[r]

Dari data tersebut terlihat jelas bahwa perusahaan mayora memiliki rata-rata harga saham paling tinggi selama tahun pengamatan dibandingkan dengan perusahaan sampel