• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil PT. Pandanaran Arta Perkasa. 1. Sejarah PT. Pandanaran Arta Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil PT. Pandanaran Arta Perkasa. 1. Sejarah PT. Pandanaran Arta Perkasa"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil PT. Pandanaran Arta Perkasa

1. Sejarah PT. Pandanaran Arta Perkasa

PT. Widodo Makmur Perkasa (WMP) didirikan oleh Bapak Ir. Tumiyono, MBA pada tahun 1996 dengan nama awal perusahaan ini berdiri yaitu Koperasi Majelis Taklim Widodo Makmur yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah. Seiring meningkatnya permintaan sapi potong di daerah Jabodetabek maka Koperasi Majelis Taklim Widodo Makmur melakukan perluasan usaha dengan mendirikan kandang di daerah Bogor dan berganti nama menjadi PT. Widodo Makmur Perkasa kemudian melakukan diversifikasi terhadap PT. Pandanaran Arta Perkasa yang bergerak di bidang sektor peternakan sapi potong, dengan kapasitas kandang 2.000ekor, sesuai dengan izin Menteri Pertanian No.26/Permetan/OT.140/2/2007.

Koperasi ini memiliki beberapa usaha diantaranya penggemukan sapi potong, kambing dan peternakan unggas.Berjalannya waktu Koperasi Majelis Taklim Widodo Makmur lebih berkonsentrasi pada penggemukan sapi potong karena lebih mudah dan lebih menguntungkan. Koperasi ini memulai usaha penggemukan sapi potong hanya 200 ekor sapi dengan jenis sapi lokal. Sapi bakalan diperoleh dari Tulungagung, Blitar, Gunung Kidul dan Yogyakarta dengan daerah pemasaran meliputi daerah di sekitar koperasi di daerah Solo, Yogyakarta dan Jakarta.

Koperasi ini mulai memperluas kegiatan produksinya pada bulan Oktober 2000 di daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Koperasi ini memindahkan lokasi usaha dikarenakan ada protes dari warga sekitar yang merasa terganggu dengan adanya peternakan di sekitar lingkungan mereka. Bulan April 2001 Koperasi ini memperluas usaha peternakannya di Kampung Nyalindung, DesaMampir, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Koperasi ini mengalami kesulitan dalam

(2)

memperoleh bakalan sapi lokal, koperasi memutuskan untuk menggunakan sapi import Australia sebagai sapi bakalan. Pengadaan sapi import berkerjasama dengan PT. Santori dan PT. Divindo. Koperasi tersebut mulai mandiri untuk mengimpor sendiri karena permintaan yang tinggi.

Koperasi ini pada tahun 2002 sesuai dengan ijin Dinas Pertanian No.503/543Binus/2005 menggantinama menjadi PT. Widodo Makmur Perkasa dengan kapasitas ternak 6.000 ekor dengan luas lahan seluruhnya 10.050 m2. Hal tersebut sesuai dengan meningkatnya pangsa pasar untuk daerah Jabodetabek dan Jawa Barat.

PT. Widodo Makmur Perkasa mempunyai visi yaitu Besar dan Sukses Kita Gapai bersama. Misi perusahaan ini yaitu membangun perusahaan peternakan dan pakan ternak yang berdaya saing tinggi dan memperoleh keuntungan serta mensejahterakan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja. Salah satu usaha yang dijalankan untuk dapat mencapai visi yang dikehendaki yaitu dengan pengembangan usaha penggemukan sapi potong dengan meningkatkan produktivitas ternak dan produksi pakan yang berkualitas sehingga mampu bersaing di pasar terbuka guna pemenuhan daging sapi yang berkulitas sehingga mampu menyediakan makanan bergizi bagi bangsa Indonesia.

2. Kondisi Geografis

PT. Pandanaran Arta Perkasa terletak di di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.Peternakan sapi potong ini memiliki luas areal 1.502 m2 dilengkapi dengan kandang sapi, gudang pakan, bangunan, serta bersebelahan dengan rumah potong hewan. Suhu berkisar antara 21-290C. Peternakan ini cukup dekat dari pemukiman penduduk namun agak jauh dengan jalan utama, tetapi akses jalan menuju peternakan cukup mudah dan jalannya sudah bagus.

(3)

3. Kondisi Umum Perusahaan

a. Keadaan umum

1) Populasi ternak : 1000 ekor

2) Harga : Daging Rp 43.000,00 /kg

b. Kondisi produksi : Ternak sapi dijual sebanyak 2-3 ekor/ hari

c. Wilayah pemasaran : Solo dan sekitarnya d. Proses produksi yang dijalankan

1) Aspek produksi : Penjualan dilakukan setiap hari sesuai dengan permintaan dari jagal.

2) Pakan : Pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, konsentrat diformulasi sendiri dan hijauan serta jerami dari pemasok.

3) Penanganan kesehatan : Ditangani oleh supervisor

4) Prosesing hasil ternak : Penjualan daging dilakukan bila ada pemesanan atau penyembelihan untuk pembeli

e. Sumberdaya yang dimiliki : Sumberdaya ternak, alat, gudang, kandang dan SDM/tenaga kerja

f. Penanggulangan limbah : Dibuat jadi bahan baku pengolahan pupuk kompos

g. Peran perusahaan dalam memberdayakan masyarakat sekitarnya: Merekrut warga sekitar untuk bekerja di perusahaan

h. SWOT analysis : 1) Kekuatan:

Manajemen pemeliharaan yang baik akan memproduksi daging yang menghasilkan produksi dengan kualitas tinggi. Kekuatan yang mendukung perusahaan ini adalah keuletan dalam usaha dan mempertahankan kelangsungan dari perusahaan itu sendiri. Dukungan personal perusahaan yang kuat mampu mengatasi masalah tersebut dengan lancar yaitu dengan menjual produk

(4)

langsung ke konsumen atau jagal dan perusahaanlah yang menentukan harga langsung. Bahan pakan yang dibuat sendiri oleh pabrik pakan sehingga kandungan nutrisi sapi dapat terpenuhi dan dapat dikembangkan oleh peternakan.

2) Kelemahan:

Kelemahan yang dihadapi adalah biaya pakan yang besar sebab pakan menyebabkan pengeluaran yangbesar apalagi pada saat musim kemarau, tetapi pengeluaran yang besar tersebut bisa diimbangi dengan penjualan daging sapi berkualitas nomor satu.Selain itu karenapemasaran yangbelum maksimal karena kurangnyatenaga kerja.

3) Peluang:

Semakin banyaknya permintaan daging sapi yang segar dikota Solo dan sekitarnya sehingga memungkinkan untuk meningkatkan produksi daging. Lokasi perusahaan dekat dengan pusat kota dan pasar sehingga akses lebih mudah.

4) Hambatan:

Belum ada pengelolaan limbah ternak secara maksimal, sehingga tidak ada pendapatan tambahan tetap dari pengolahan limbah ternak tersebut.

i. Peran Pengembangan Perusahaan

Struktur organisasi secara garis besar pada posisi teratas diduduki oleh owner yang diikuti oleh Direktur utama. Direktur utama tersebut membawahi Direktur Keuangan, Direktur Marketing, Direktur Teknologi dan Pembangunan serta Direktur Produksi. Struktur organisasi PT. Widodo Makmur Perkasa meliputi Presiden Direktur yang berada di posisi teratas yang bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan. Direktur Produksi membawahi General Manager Farm dan VP Feedmill. GM farm yang mengelola bagian Breeding dan Fettening, Manager Penjualan, Manager Maintenance dan Limbah, administrasi Feedlot, keuangan dan kordinator security. Pemegang

(5)

kekuasaan tertinggi di PT. Widodo Makmur Perkasa adalah komisaris. Pelaksana kegiatan operasional dipimpin oleh Direktur Utama. Pelaksanaan operasional dilapang dipimpin oleh seorang Manager Farm yang dibantu oleh Supervisor. Perusahaan ini memiliki SOP yang baik sehingga usahanya dapat berkembang hingga saat ini. SOP perusahaan harus ditepati dan dilaksanakan seluruh pegawai.

Langkah kedepannya, usaha sapi potong saat ini telah/mulai dikembangkan. Selain dari segi akan kebutuhan dagingyang semakin meningkat dan harga daging yang cukup stabil serta cenderung naik, maka perusahaan ini mempunyai peluang untuk masa depannya. Keuntungan lain adalah perusahaan ini adalah salah satu perusahaan sapi potong yang besar diantara perusahaan sapi potong lain, maka peluang untuk membuka usaha tersebut semakin besar, karena pesaingnya sedikit dan lokasinya yang mudah dijangkau yaitu di sekitar kota Solo. Sumber daya manusia yang bertempat tinggal disekitar lokasi usaha peternakan sebagai sumber kekuatan, perusahaan ini terus memperbaiki kualitas untuk dapat mengembangkan usaha agribisnis sehingga dapat memberi keuntungan secara bisnis dan peningkatan kualitas kehidupan bagi seluruh komponen yang menjadi keluarga besar PT. Pandanaran Arta Perkasa.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan mempunyai beberapa hal yang dapat menjadi kelemahan bagi kelangsungan perusahaannya. Kelemahan tersebut antara lain adalah adanya kondisi perekonomian yang tidak stabil, yaitu harga pakan yang terus naik dan harga daging yang tidak stabil bahkan terkadang turun, hal itu dapat menyebabkan adanya kerugian pada perusahaan. Kuota impor yang setiap tahunnya berbeda-beda. Kelemahan lain adalah produk daging yang berasal dari wilayah ataupun daerah lain yang dijual ke Solo dapat menjadi pesaing dalam proses penjualan daging.

(6)

B. Sapi Potong

Bangsa sapi potong yang dipelihara PT. Pandanaran Arta Perkasa adalah sapi Brahman Cross (BX), sapi Santa Gestrudis, sapi Abeerder Angus, sapi Drugmaster, sapi Sumba Ongole (SO). Semua jenis ras mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat dilihat dari sisi kekuatan finansial perusahaan, peruntukannya, waktu yang tepat untuk penjualannya. Alasan pemilihan sapi impor karena sapi tersebut merupakan jenis sapi potong yang memiliki kualitas daging baik dan pada umumnya pertumbuhan lebih cepat serta mempunyai pertambahan bobot badan yang tinggi.

Pengelolaan yang dilakukan peternakan ini yaitu membeli sapi kurus untuk digemukkan dan dijual. Sapi yang sudah mencapai bobot yang ditentukan dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan akan segera dijual atau dikirim ke rumah potong hewan dan dilakukan penyembelihan.

Menurut Santosa (1995), bahwa sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, kualitas dagingnya maksimum, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi, dan mudah dipasarkan. Contoh sapi potong yang ada di negara Indonesia dengan pertumbuhan cepat yaitu sapi Peranakan Ongole, sapi Simmental, Sapi Limousin, sapi Bali, dan sapi Madura. Abidin (2006) juga mengemukakan bahwa sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.

C. Pemilihan Bakalan Sapi Potong

Kemampuan peternak memilih dan menyediakanbakalan secara berkelanjutan sangat menentukan laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan

(7)

yang diharapkan. Usaha penggemukan sapi bertujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara. Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Usaha penggemukan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan selama 3 bulan. Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan modal utama, yaitu tersedianya bakalan yang memenuhi syarat secara berkelanjutan.

Sapi potong yang berada di PT. Pandanaran Arta Perkasa berasal dari PT. Pasir Tengah, yang diimpor dari luar negeri. Pembelian bakalan sapi potong memilih sapi yang kurus untuk dikelola dan digemukkan. Berbagai macam jenis sapi potong yang dikelola jumlahnya cukup banyak, diantaranya adalah sapi Brahman Cross (BX), Sapi Santa Gestrudis, Sapi Aberdeer Angus, Sapi Drugmaster, Sapi Sumba Ongole (SO). Pemerintah juga dikabarkan akan menambahkan kuota impor sapi potong untuk dikelola di peternakan tersebut, maka dari itu perusahaan peternakan ini menyediakan beberapa ruas kandang untuk ditempati sapi-sapi yang baru atau untuk berjaga-jaga apabila ada penambahan kuota sapi agar tidak terjadi stress akibat berdesak-desakan.

Menurut Zainal (2010), bahwa pemilihan bakalan sapi yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolok ukur penampilan produksi sapi potong adalah penambahan berat badan harian (PBBH) dari bakalan genetik yang bermutu, perusahaan tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi dapat optimal.Usaha penggemukan sapi potong biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan 2-3 bulan. Alasannya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertumbuhan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina, terutama yang masih produktif.

Sugeng (1998) juga mengemukakan tentang pemilihan sapi sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan sering dirasa sulit, sebab pada saat peternak itu melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta kriteria dasar. Kriteria dasar

(8)

tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk luar, serta kesehatan. Setiap peternak yang akan membesarkan, menggemukkan, atau memelihara bibit pengganti harus memilih bangsa sapi yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan, baik jenis impor maupun jenis lokal.

D. Manajemen Pakan Ternak

Usaha penggemukan sapi potong yang dikandangkan sepanjang waktu membutuhkan pengolahan yang baik. Salah satunya dengan penyediaan pakan yang secara kuantitas cukup dan kualitas baik. PT. Pandanaran Arta Perkasa menggunakan sistem fattening yaitu penggemukan sapi dengan memprioritaskan pemberian pakan berupa konsentrat. Pakan yang diberikan di peternakan ini yaitu hijauan yang berupa rumput gajah dan konsentrat buatan sendiri. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan siang hari. Rumput gajah untuk pakan ternak tersebut berasal dari pengepul yang biasa mengirim rumput ke peternakan.

Pertambahan bobot badan sapi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain genetik sapi, kemampuan mencerna makanan, pakan dan lingkungan yang mendukung, selain itu faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan sapi yaitu umur dan bangsa sapi, jenis kelamin, kebutuhan pakan, pengaruh lingkungan serta gangguan (Sugeng, 1998). Penambahan bobot badan perharinya di PT. Pandanaran Arta Perkasa yaitu sekitar 1,5 kg per ekor. Sapi harus diberi pakan yang mencukupi kualitasnya agar pertambahan bobot badan sesuai dengan harapan. Konsentrat yang diberikan pada sapi dipeternakan tersebut adalah hasil buatan sendiri. Penambahan probiotik pada konsentrat berfungsi sebagai peningkat nafsu makan sapi agar pakan yang dikonsumsi banyak, disamping itu probiotik berfungsi agar feses yang dikeluarkan oleh sapi tidak bau.

(9)

1. Jadwal Pemberian Pakan

Waktu pemberian pakan di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Jadwal pemberian pakan sapi potong

Sapi

Waktu Jenis Pakan

07.00 dan 13.00 Konsentrat GRX 09.00 dan 13.30 Hijauan dan jerami Sumber : PT. Pandanaran Arta Perkasa, 2016

Pakan konsentrat grower (GRX) digunakan selama masa pemeliharaan mulai dari hari ke 1 sampai sapi dijual. Tujuan pemberian untuk memaksimalkan pertumbuhan otot dan tulang hingga mencapai ADG yang cukup dengan biaya produksi pakan yang rendah dan jangka waktu pemberian pakan yang lama saat masa penggemukan. Kebutuhan konsentrat pada sistem feedlot lebih banyak jika dibandingkan dengan kebutuhan akan jerami dan rumput, dalam sehari pemberian konsentrat sebanyak 10 kg yang diberikan 2 kali pada pagi dan siang hari. Harga konsentrat jenis GRX ini adalah Rp 2.500,00 per kilo, jadi dalam 1 kali periode pemeliharaan membutuhkan sekitar 225.000,00 kg konsentrat atau sekitar Rp 562.500.000,00 untuk 250 ekor sapi. Kandungan nutrien pakan konsentrat dan jerami padi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan nutrien konsentrat GR

BK PK SK LK TDN ENERGI

86 % + 11,5-13% 17-20% 4-7% 69-78% 3200-4000Kkal Sumber : Data complete feed PT. Pasir Tengah, 2016

Tabel 3. Kandungan nutrien jerami padi

BK PK SK LK TDN ENERGI

86 % 5,31 % 32,14 % 3,32 % 43% 1450 Kkal Sumber : Sarwono dan Arianto, 2002

Selain pakan konsentrat, ternak juga diberikan pakan hijauan segar yang telah dichopper dan jerami kering. Pakan hijauan yang melimpah adalah

(10)

jerami karena pada musim kemarau ketersediaan rumput kurang, sehingga pemberian rumput dilakukan secara bergilir untuk sisanya digantikan dengan jerami. Pemberian jerami dalam sehari adalah 5 kg yang diberikan 2 kali sehari. Harga jerami sekitar Rp 300,00 per kilonya, jadi kebutuhan jerami dalam 1 kali periode pemeliharaan adalah sekitar 112.500,00 kg atau sekitar Rp 33.750.000,00. Rumput yang diberikan adalah rumput gajah yang di chopper. Pemberian rumput per harinya adalah sekitar 3 kg per hari yang diberikan 2 kali dalam sehari. Harga rumput yaitu Rp 600,00. Kebutuhan rumput dalam 1 kali masa periode pemeliharaan adalah sekitar 67.500 kg atau sekitar Rp 40.500.000,00. Berbagai upaya seperti membuat fermentasi jerami dan amoniasi jerami telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi, palatabilitas, kecernaan karena merupakan salah satu upaya yang murah, praktis dan hasilnya disukai ternak.

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap hari sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase, (pertumbuhan, dewasa, bunting atau menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban) serta bobot badan sapi. Hal ini yang membuat setiap ekor sapi yang berbeda kondisinya membutuhkan komposisi pakan yang berbeda pula (Kartadisastra, 1997).

Pemberian minum dilakukan secara adlibitum. Petugas kandang akan mengisi ulang waterbunk ketika waterbunk mulai habis. Pembersihan waterbunk dilakukan setiap 2 hari sekali. Pembersihan dilakukan dengan cara menguras isi air kemudian menyikat lantai waterbunk hingga lumut dan sisa pakan yang tercampur dalam air hilang, kemudian air diisikan hingga penuh. E. Manajemen Perkandangan

Kandang sapi yang dimiliki oleh peternakan ini cukup dekat dari pemukiman penduduk namun agak jauh dengan jalan utama dan akses jalan menuju kandang mudah. Kandang ini terletak dikota Klaten, tepatnya di desa Jambakan Kec. Bayat Kab. Klatenbersebelahan dengan rumah pemilik PT.

(11)

Pandanaran Arta Perkasa yaitu H. Sunarno, SE.,M.Hum selaku adik dari bapak Tumiyono. Pemilihan letak kandang di Klaten karena udara disana dingin dan cocok untuk memelihara ternak.

Kandang mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal bagi ternak tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap beberapa aspek yang mengganggu sapi seperti cuaca, yang menyebabkan sapi tidak nyaman, kehujanan dan angin yang kencang. Cuaca akan sangat berpengaruh terhadap produksi, bila cuaca sangat panas sapi akan membutuhkan banyak minum untuk mempertahankan suhu tubuhnya, sedangkan cuaca dingin sapi membutuhkan banyak energi untuk memproduksi panas agar suhu tubuh normal.

Kandang di peternakan ini sudah dibuat permanen, tempat pakan dan tempat minum sudah terbuat dari beton. Atap kandang yang digunakan di PT. Pandanaran Arta Perkasa ini adalah tipe monitor, tipe gable, dan tipe shade yang terbuat dari genting dengan luas kandang 12m x 12m terdapat sekitar 20 kandang Fattening. Lantai kandang juga dibuat agak miring dengan tujuan feses ataupun urin yang dikeluarkan oleh ternak dapat langsung masuk ke selokan pembuangan kotoran.

Kandang yang ada di peternakan ini merupakan kandang terbuka.Kandang seperti ini cukup baik karena sinar matahari dapat masuk ke kandang dan sirkulasi udaranya lancar serta kandang tidak terlalu lembab sehingga terhindar dari gangguan.Fasilitas kandang yang tersedia yaitu tempat pakan, tempat minum, alat-alat kebersihan kandang serta timbangan sapi.

Menurut Sarwono dan Arianto (2006), bahwa lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman penduduk agar bau dan limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak kandang dari tempat pemukiman minimal 50 meter. Bangunan kandang ternak sapi sebaiknya beradadi lahan terbuka dan tidak tertutup bangunan atau pepohonan. Lokasi kandang dipilih dengan kemiringan relatif landai. Bentuk kandang di dataran rendah dan dataran tinggi dibuat berbeda karena tinggi

(12)

suhunya pun berbeda. Bangunan kandang di dataran rendah sebaiknya memiliki dinding yang lebih terbuka untuk ventilasi serta karena suhunya lebih panas dibandingkan di dataran tinggi.

Sugeng (2003) juga mengemukakan bahwa secara umum kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersirkulasi udara baik. Selain itu ternak terlindungi dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Oleh karena itu sehubungan dengan kontruksi ini perlu mendapat perhatian terutama mengenai kandang, ventilasi, atap, dinding dan lantai. Atap berfungsi untuk menghindarkan dari air hujan dan terik matahari, menjaga kehangatan ternak diwaktu malam. Lantai kandang harus kedap air dan memudahkan pembersihan, rata, tidak licin. Dinding mutlak harus ada, apalagi didaerah pegunungan dengan ketinggian lebih tinggi dari terrnak yang dipelihara. Arah kandang membujur dari utara ke selatan memungkinkan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang. Sinar pagi membantu pembentukan vitamin D didalam tubuh dan mengandung unsur ultraviolet yang berfungsi sebagai disinfektan dan pembasmi bibit gangguan serta mempercepat proses pengeringan kandang.

F. Penanganan Kesehatan Ternak

Pengendalian penyakit merupakan hal yang sangat penting dilakukan di setiap peternakan. Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai oleh setiap peternak, walaupun penyakit tidak secara langsung mematikan ternak namun dapat menimbulkan masalah kesehatan berkepanjangan bila tidak segera ditangani. Penyakit juga dapat menghambat pertumbuhan ternak dan mengurangi produktivitas ternak. Pengendalian penyakit dilakukan dengan pencegahan penyakit misal dengan membersihkan kandang secara teratur, pemberian pakan yang baik, menjaga kebersihan kandang maupun ternak sapi itu sendiri, dan pemberian obat-obatan apabila ada ternak yang sakit.

Setiap usaha pasti terdapat hambatan atau kendala yang dapat menggangu kelancaran kegiatan produksi, tidak terkecuali pada perusahaan

(13)

sapi potong. Salah satu kendala adalah mengenai kesehatan sapi yang kadang terganggu. Penyakit yang menyerang di peternakan ini pada sapi sangat jarang, namun terkadang ternak sapi mengalami gangguan seperti kembung dan diare. Gangguan ini biasanya didiagnosa oleh pihak perusahaan sendiri, karena pemilik peternakan itu telah mengerti tanda-tanda ternak terserang gangguan karena pemilik sapi tersebut telah mempunyai pengalaman memelihara sapi sudah cukup lama. Jenis gangguan yang pernah terjadi di peternakan ini adalah sebagai berikut :

1. Diare

Diare merupakan gangguan yang disebabkan oleh bakteri Eschericia coli. Gangguan ini dapat menular apabila kebersihan kandang dan pengelolaan lingkungan yang kurang baik. Gejala klinis yang sering tampak adalah diare, dehidrasi, lesu yang dalam beberapa hari dapat mengakibatkan kematian pada sapi. Sapi yang terserang gangguan ini akan mengeluarkan feses yang banyak dan encer, bila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kematian. Sapi yang terserang diare akan ambruk dalam waktu 12-24 jam. Pencegahan gangguan ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, serta dengan memberikan pakan yang baik untuk sapi.Pengobatan kasus diare ini dengan menggunakan antibiotik.

2. Kembung (Bloat)

Kembung merupakan keadaan rumen (perut pertama) yang mengembang, membesar akibat kelebihan gas yang tidak bisa cepat keluar. Gejala yang tampak adalah lambung sebelah kiri atas membesar dan terasa kencang, pada bagian itu bila dipukul dengan jari berbunyi seperti drum akibat rentangan perut yang begitu kencang, pernafasan berat dan kontraksi rumen sangat kuat sehingga hewan sering terhuyung-huyung atau sering berbaring dan berdiri.

Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan pelayuan atau penjemuran hijauan, menghindarkan pemberian pakan yang berasal dari jenis leguminosa yang terlalu banyak dan diusahakan penggembalaan

(14)

ternak tidak terlalu pagi karena rumput masih basah akibat embun atau air hujan. Sapi yang sudah tidak bisa diobati maka dilakukan reject atau sapi tersebut disembelih untuk dijual.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Akoso (1996), hewan sakit adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh suatu individu hidup atau oleh penyebab lainnya, baik yang diketahui maupun tidak, yang merugikan kesehatan hewan yang bersangkutan. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis pe yang dapat menyerang sapi potong adalah cacingan, penyakit mulut dan kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

G. Manajemen Limbah Ternak

Manajemen limbah ternak di peternakan PT. Pandanaran Arta Perkasa hanya dikumpulkan menjadi satu yang nantinya akan di buat bahan pembuatan pupuk kandang. Kotoran dari dalam kandang diambil dengan loader lalu dimasukkan ke dalam mobil pick up dan sisa-sisa kotoran yang masih menempel disiram dengan air yang akan mengalir ke selokan pembuangan kotoran. Limbah pada peternakan ini tidak ada pengolahan khusus seperti dibuat biogas tetapi dibuat menjadi bahan dasar pembuatan pupuk kandang untuk diperjualbelikan.

Limbah khususnya di bidang peternakan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Limbah yang berupa kotoran sapi (feses dan urine) dan sisa pakan ternak merupakan media penyebarluasan mikroorganisme pathogen seperti jamur, bakteri, parasit dan bibit tanaman liar yang dapat merugikan manusia maupun ternak itu sendiri. Penanganan dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik baik padat maupun cair perlu diadakan untukmenyelesaikan masalah tersebut. Pengolahan limbah tersebut selain untuk mengurangi atau membersihkan mikroorganisme juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan dari penjualan pupuk tersebut.

(15)

H. Aspek Ekonomi Usaha Penggemukan Sapi Potong

1. Investasi

Biaya investasi penggemukan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Investasi di PT. PandanaranArta Perkasa.

Investasi Biaya (Rp) Kandang 4.202.400.000 Kendaraan 230.000.000 Peralatan 10.000.000 Chopper 15.000.000 Loader 400.000.000 Total Jumlah 4.857.400.000

Sumber : Data primer terolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui total jumlah investasi adalah Rp 4.857.400.000,00. Jumlah tersebut didapat dari biaya pembuatan kandang sebesar 4.202.400.000,00. Kendaraan perusahaan berupa 2 unit mobil colt-diesel sebagai transportasi pendistribusian pakan ke seluruh kandang. Peralatan kandang berupa 4 unit gerobak untuk mengangkut jerami dan rumput, sekop, cangkul, selang, sapu, sepatu boot. Loader untuk membersihkan feses dengan harga Rp 400.000.000,00 serta sebuah chopper pencacah rumput dengan harga Rp 15.000.000,00.

Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya (Subagyo, 2001).

(16)

Biayaproduksidalampengertianekonomiproduksidibagiatasbiayatet apdanbiayatidaktetap.Biayatetapmerupakanbiaya yang harusdikeluarkan, misalnya adalah gajipekerjabulanan, penyusutan, bungaatas modal, pajakbumidanbangunan, dan lain-lain.Biayatidaktetapadalahbiaya yang dikeluarkanberhubungandenganjumlahproduksi sapi potong yang diusahakan.Semakinbanyak sapi potong semakinbesar pula biaya tidak tetap yang dikeluarkan dalam produksi peternakan secara total (Rasyaf, 1995). Biaya produksi di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya produksi per tahun di PT. Pandanaran Arta Perkasa

Uraian Biaya produksi (Rp)

Pembelian bakalan 12.900.000.000

Pakan 2.547.000.000

Kesehatan 25.000.000

Tenaga kerja 417.500.000

Listrik dan air 15.000.000

Perbaikan 15.000.000

Biaya transportasi 93.000.000

Total Jumlah 16.012.500.000

Sumber : Data primer terolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 5 biaya produksi per tahun mencapai Rp 16.012.500.000,00. Total tersebut meliputi biaya pembelian bakalan sapi dengan total jumlah 1000 ekor selama 1 tahun atau 4 kali periode yang diambil dari Cianjur sebesar Rp 12.900.000.000,00. Pembelian pakan konsentrat GRX dengan harga Rp 2.500,00 per kg, jerami dengan harga Rp 300,00 per kg dan rumput dengan harga Rp 600,00 per kg dengan total biaya sebesar Rp 2.547.000.000,00. Biaya kesehatan meliputi pembelian obat-obatan dan vitamin sebesar Rp 25.000.000,00. Pemberian upah tenaga kerja sebanyak 14 orang serta kepala kandang, 1 manajer, 1 supervisor dan 1 ahli kesehatan dengan jumlah Rp 417.500.000,00 beserta bonusnya. Biaya listrik dan air sebesar Rp 15.000.000,00 berupa lampu untuk menerangi kandang dan pompa air ke bak penampungan air serta perbaikan sebesar Rp 15.000.000,00.

(17)

3. penerimaan

Besarnya pendapatan atau keuntungan yang diperoleh peternak maka harus ada keseimbangan antara penerimaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan suatu alat analisis yaitu π = TR – TC dimana π adalah pendapatan (keuntungan), TR adalah Total Revenue atau total penerimaan adalah pendapatan (keuntungan). TR adalah total revenue atau total penerimaan peternak dan TC adalah total cost atau total biaya-biaya. Pemisahan biaya dan penerimaan dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunakan alat analisis (Hoddi, 2011).

Penerimaan usaha penggemukan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penerimaan per tahun di PT. Pandanaran Arta Perkasa

Uraian Jumlah (Rp)

Penjualan ternak 17.544.000.000

Nilai sisa 1.942.960.000

Total Jumlah 19.486.960.000

Sumber : Data terolah, 2016.

Berdasarkan data Tabel 6 dapat diketahui bahwa penerimaan per tahun mencapai angka Rp 19.486.960.000,00 dengan jumlah populasi 1000 ekor dengan periode pemeliharaan 4 kali selama setahun dan setiap periode lama pemeliharaan selama 90 hari. Rata-rata bobot hidup 500 kg serta harga bobot hidup per kg Rp 43.000,00. Sapi BX memiliki kisaran bobot 400-500kg untuk steerdan 450 kg untuk heifer. Harga bobot hidup per kilogram berdasarkan harga pasar yang sedang berlaku. Nilai sisa merupakan hasil dari penyusutan peralatan serta gedung, mobil, alat kandang, loader, chopper dengan total sebesar Rp 1.942.960.000,00.

I.

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Potong

Kriteria yang dapat digunakan dalm investasi antara lain NPV, IRR, BCR, PPC. Besarnya kriteria pada usaha penggemukan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat dilihat pada Tabel 7.

(18)

Tabel 7. Investasi di PT. Pandanaran Arta Perkasa

Uraian Hasil

Net Present Value (NPV) Rp 663.657.500 Internal Rate of Return (IRR) 17,6% Net Benefit Cost Ratio (BCR) 1,36 Payback Period of Credit (PPC) 3,17 tahun Sumber : Data terolah, 2016.

Aliran cashflow dibagi menjadi 2 yaitu aliran masuk (cash inflow) dan aliran keluar (cash outflow). Cash inflow diperoleh dari penjualan ternak serta nilai sisa pada tahun terakhir yaitu Rp 1.942.960.000. Cash outflow diperoleh dari biaya operasional antara lain pembelian bakalan, pakan, kesehatan, tenaga kerja, air dan listrik, serta biaya perbaikan kandang sebesar Rp 16.012.500.000,00. Cummulatif Net Cash Flow bernilai positif sejak tahun keempat.

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih (manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya. Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut : jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan. NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan. NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung (Gittinger, 2003). Discount factor yang digunakan dalam metode ini adalah 12% sesuai dengan suku bunga bank yang berlaku, sehingga nilai NPV didapatkan dengan hasil Rp 663.657.500. Angka NPV yang lebih dari 0 atau bersifat positif berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan.

IRR adalah suatu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cashflow setelah dikalikan discount factor. Hasil IRR ternyata lebih besar dari bunga bank maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan lebih menguntungkan

(19)

jika dibandingkan modal yang dimiliki disimpan di bank (Soetriono, 2006 ). Nilai IRR menunjukkan >12% yaitu 17,6% sehingga usaha penggemukan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa layak untuk dijalankan.

BCR merupakan hasil perbandingan antara nilai total benefit dengan total biaya sebagai indikator bisa diterima atau tidaknya investasi yang dijalankan dalam perusahaan. Metode ini digunakan untuk menghitung

present value dari cash in flow dibagi dengan present value dari cash out flow (Sugiono, 2009). Semakin besar B/C ratio maka akan semakin besar

pula keuntungan yang diperoleh perusahaan mengalokasikan faktor produksi dengan lebih efisien (Soekartawi, 2003). Hal ini sesuai dengan analisis

peternakan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa yang menghasilkan nilai BCR >1 yaitu sebesar 1,36 sehingga membuktikan bahwa perusahaan ini layak untuk dikembangkan.

Payback period digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi (initial investment) yang dihitung dengan membagi investasi semua dengan cash in flow (Sugiono, 2009). Berdasarkan data diatas peternakan sapi potong di PT. Pandanaran Arta Perkasa dapat mengembalikan modal dalam kurun waktu 3 tahun mendatang.

Gambar

Tabel 5. Biaya produksi per tahun di PT. Pandanaran Arta Perkasa

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Wa nita Tani “Sari Makmur” dalam pemberdayaan wanita pada kelompok melakukan pemanfaatan sumber daya alam dengan kelompok dan anggota melakukan kegiatan berupa

Bahwa isi dari laporan Corporate Social Responsibility pada PT. Bank Syariah Mandiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sosial kemasyarakatan dan lingkungan,

Penggunaan strategi TTW juga harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini disampaikan oleh Bapak Amirudin bahwa pemilihan materi yang tepat sangat penting

47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Gambaran Umum SD Darul Ulum Bungurasih Sidoarjo 1) Sejarah berdirinya SD Darul Ulum Bungurasih SD Darul Ulum Bungurasih Waru Sidoarjo

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat kondisi Trend Return On Asset pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk dari tahun 2016 sampai 2019 mengalami peningkatan dan

Apabila rasio keuangan dalam kinerja keuangan perusahaan mengalami pertumbuhan dengan menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian

Lain halnya dengan pernyataan dari Bapak Khoirudin, Beliau menuturkan bahwa orangtua juga dapat menjadi faktor penghambat dalam penanaman nilai keagamaan anak. “Faktor

Balikpapan dari Divisi Prodaya (Progam dan Pemberdaya), awal mula program ini berdiri yaitu pada tahun 2010 dan jumlah penerima beasiswa SP pada waktu itu sebayak 70