• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, B Pengelolaan sumberdaya alam Indonesia: Perspektif ekonomi, etika dan praksis kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Arifin, B Pengelolaan sumberdaya alam Indonesia: Perspektif ekonomi, etika dan praksis kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Alikodra, H.S., M. Thohari, S. Soedargo, H. Muntasib, dan N. Santoso. 1985. Buku I: Pedoman perencanaan pengembangan kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anonim. 2006. Laporan hasil kegiatan Conservation Response Unit/ CRU Seblat Bengkulu. Kerjasama antara Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkulu, Fauna dan Flora Indonesia (FFI) dan International Elephant Foundation (IEF). Bengkulu.

Anonim, 2001. Perencanaan pengelolaan areal eks HPH PT. Kopeka Raya. [Laporan Penelitian]. Kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dengan Lembaga Penelitian Universitas Jambi.

Arifin, B. 2001. Pengelolaan sumberdaya alam Indonesia: Perspektif ekonomi, etika dan praksis kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Basuni, S. 2003. Inovasi institusi untuk meningkatkan kinerja daerah penyangga kawasan konservasi (Studi kasus di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango, Jawa Barat) [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

[BTNKS] Balai Taman Nasional Kerinci Seblat. 2002. Kerangka kerja pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat 2002-2006. Kerjasama ICDP-Komponen A dengan BTNKS dan Ditjen PHKA. Jambi.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2001. Laporan pemeriksaan HPH

(Independent Consession Audits/ICA) PT Maju Jaya Raya Timber Propinsi Bengkulu. Kerjasama dengan Konsultan PT Sarbi Moerhani Lestari. Bogor. Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2004. Kelapa sawit:

budidaya, pemanfaatan hasil & limbah, analisis usaha & pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hairiah, K., Widianto dan Sunaryo. 2003. Bahan ajar 1: Sistem agroforestri di Indonesia. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Office. Bogor. Indonesia.

Hermawan, T.T., A. Affianto, A. Susanti, E. Soraya, W. Wardhana, dan S.

Riyanto. 2005. Pemanfaatan ruang dan lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai: Suatu rancangan model. Pustaka Latin. Bogor.

Hernawan, E. 2001. Analisis perubahan penutupan hutan di areal paska pengelolaan HPH menggunakan teknik penginderaan jauh (Studi kasus: bekas HPH di batas TNKS Propinsi Bengkulu) [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

ICDP-TNKS Komponen C1. 2002. Kawasan Eks- Maju Jaya Raya Timber Kabupaten Bengkulu Utara: kekayaan hayati dan nilai pentingnya. Laporan Teknis No. 13

(2)

97 Indonesia Corruption Watch dan Greenomics Indonesia. 2004. Desain sistem

perizinan konsesi hutan. Bahasan literatur terhadap implementasi model perizinan konsesi hutan berbasis peranserta masyarakat dan transparansi. Kertas Kerja No. 02, November 2004. Jakarta.

http://www.greenomics.org/docs/wp02.pdf. [7 Januari 2006]

______

. 2004. Model perizinan konsesi hutan. Bahasan literatur terhadap implementasi model perizinan konsesi hutan berbasis peran serta masyarakat dan transparansi. Kertas Kerja No. 01, Desember 2004. Jakarta. http://www.greenomics.org/docs/wp01.pdf. [10 Oktober 2005] Kartodihardjo, H. 2006a. Bahan Kuliah Analisis Kelembagaan dan Kebijakan

Pengelolaan Sumberdaya Alam. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. ______. 2006b. Sumberdaya daya alam, komoditi dan arah pengelolaannya.

Paper Lepas. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

______ . 1999. Masalah kebijakan pengelolaan hutan alam produksi. Pustaka Latin. Bogor.

MacKinnon, J., K. MacKinnon, G. Child, J. Thorsell. 1990. Managing of protected areas in the tropics. Hari Harsono Amir, penerjemah: Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Muhshi, M.A., 1999. Hambatan dan tantangan pembangunan hutan tanaman industri. Disampaikan dalam pertemuan tahunan 1999 Jaringan Kerja LitbangTerpadu Perusahaan HTI Patungan Lingkup PT INHUTANI I, 18 – 20 Oktober 1999 di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. www.latin.or.id. [18 Maret 2005].

North, D.C. 1990. Institutions, institutional change and economic performance. Cambridge University Press. New York.

Ohorella, A. L. 2003. Penguatan institusi pengelolaan hutan alam produksi dalam rangka otonomi daerah di Maluku Tengah [Tesis]. Bogor: Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pakpahan, A. 1989. Kerangka analitik untuk penelitian rekayasa sosial: perspektif ekonomi institusi. Dalam Prosiding Patanas: Evolusi Kelembagaan

Pedesaaan di Tengah Perkembangan Teknologi. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Balitbang Pertanian. Bogor.

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rasmusen, L.N., dan R.M. Dick. 1995. Local organizations for natural resource management: Lesson from theoritical and empirical literature. Sambas Basuni, penerjemah: Organisasi-organisasi lokal untuk pengelolaan

sumberdaya alam: Pelajaran dari literatur teoritik dan empirik. EPTD-IFPRI. Washington, D.C.

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi kompleks. Seri Manajemen No. 134. (terjemahan). PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

(3)

Sanim, B., Y. Syaukat, M.N. Aidi, M. Ridwansyah. 2006. Kajian kelembagaan dan ekonomi sumberdaya eks areal hutan konsesi yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor:

Singarimbun M., dan S. Effendi [Editor]. 1989. Metode peneliitan survai. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta.

Sudrajat, A. 2002. 21 Isu desentralisasi (otonomi) kehutanan. Dalam Mencari format desentralisasi kehutanan pada masa transisi. Sudrajat, A. dan I. Yustina (editor). Nectar Indonesia. Jakarta. Pp 2-15.

Suhendang, E. 2004. Kemelut dalam pengurusan hutan: Sejarah panjang kesenjangan antara konsepsi pemikiran & kenyataan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Suparna, N. 2005. Kawasan hutan negara antara legal formal dan kenyataannya. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia di Masa Mendatang. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor, 11 Juni 2005.

Tadjudin, D. 2000. Manajemen kolaboratif. Pustaka Latin. Bogor.

_______. D. 1999. Model Kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan hutan alam produksi. www.latin.or.id. [18 Maret 2005].

Wardojo, W. 2002. Kesiapan departemen kehutanan dalam penyelengaraan desentralisasi bidang organisasi dan manajemen serta penyediaan sarana dan prasarana. Dalam Mencari Format Desentralisasi Kehutanan pada Masa Transisi. Sudrajat, A. dan I. Yustina (editor). Nectar Indonesia. Jakarta. Pp 61-71.

(4)
(5)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

“ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA

TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT: Studi Kasus di Eks HPH PT

Maju Jaya Raya Timber Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi

Bengkulu”

Assalamu’alaikum Wr, Wb. Kami sedang melakukan penelitian dalam rangka penulisan Tesis:

Nama : Idham Khalik, SP NRP : P052040231

Program Studi : Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Kami melakukan survai di desa-desa di dalam dan sekitar eks HPH PT Maju Jaya Raya Timber (PT MJRT) Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu untuk mengetahui bagaimana pandangan rumah tangga Bapak/Ibu terhadap perlindungan daerah tanggkapan air pada areal eks HPH di daerah panyangga TNKS khususnya yang terdapat di kabupaten ini.

Kami akan mengajukan beberapa pertanyaan dan jawaban Bapak/Ibu akan kami jaga kerahasiannya. Kami sangat berterima kasih jika Bapak/Ibu bersedia menjawab pertanyaan kami.

Kecamatan : Putri Hijau

Desa : ……….. Nama Responden : ………..

Umur : ………..

Pendidikan terakhir : ……….. Pekerjaan : ………..

I. DATA RUMAH TANGGA

1. Berapa jumlah anggota rumah tangga Bapak/Ibu? ……orang

No Nama Umur Sex (L/P) Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5

MASYARAKAT

(6)

101 2. Berapa pendapatan (kotor) rumah tangga Bapak/Ibu secara keseluruhannya

setiap bulan dan sumbernya? Rp. ……… (total pendapatan)

No Sumber Rp/ Bulan

a Pertanian (tanaman pangan …………. ) (sebutkan)

b Perkebunan (sawit, karet,…….) (sebutkan) c Hasil hutan (kayu)

d Hasil hutan (non kayu) e Gaji (PNS/ pegawai lainnya)

f Warung

g Lain-lain ………….. (sebutkan)

3. Berapa pengeluaran rumah tangga Bapak/Ibu secara keseluruhannya setiap bulan dan peruntukannya? Rp. ……… (total pengeluaran)

No Peruntukan Rp/ Bulan

a Pangan b Pendidikan c Kesehatan d Pakaian

e Rekreasi dan social f Kredit motor/ mobil

g Lain-lain ………….. (sebutkan)

4. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli daerah ini? 0=bukan 1= ya

5. Jika bukan penduduk asli, sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di sini? …… tahun.

II. KARAKTERISTIK FISIK-TEKNIS SUMBERDAYA

1. Berapa luas areal usahatani yang dimiliki keluarga Bapak/ Ibu?

No Jenis usahatani Jarak dari tempat tinggal (km) Luas (ha) (Kg/Bln/Ha) Produksi Harga jual (Rp/Kg) 1. Sawit

2. 3. 4. 5.

2. Apa saja usahatani yang ditanam sebagai sumber pangan keluarga? No Jenis usahatani Jumlah (Kg/hari) Pemanfaatan*) Nilai (Rp)

1. Padi/ Beras

2.

3.

4.

5.

(7)

3. Apa saja usahatani yang ditanam sebagai tanaman keras?

No Jenis usahatani Jumlah (Kg/hari) Pemanfaatan*) Nilai (Rp) 1. Sawit

2. 3. 4. 5.

*) Harian/ Mingguan/ Tahunan

4. Apa saja hasil hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga? (Khusus Tanaman/ obat-obatan/getah/dll)

No Jenis Tanaman Jumlah *) Pemanfaatan**) Peruntukan***) Nilai (Rp) 1. Kayu

2. Bambu 3. Rotan 4. 5.

*) sesuaikan dengan satuan lokal (batang /ikat/Kg) **) Harian/ Mingguan/ Tahunan

***) Obat/makanan/peliharaan/sebutkan……

5. Apa saja hasil hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga? (khusus Hewan)

No Jenis Hewan Jumlah *) Yang dimanfaatkan Pemanfaatan**) Nilai (Rp)

1. Ikan Daging

2. Burung 3. …… 4. 5.

*) sesuaikan dengan satuan lokal (ekor/Kg) **) Harian/ Mingguan/ Tahunan

III. KARAKTERISTIK KOMUNITAS

6. Pemerintah bertekad melaksanakan program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan), termasuk pada eks areal HPH MJRT di daerah penyangga TNKS. Sudahkah anggota keluarga bapak/ibu mendengar atau mengetahui hal tersebut? 0= tidak 1= ya

7. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat pengetahuan tentang Taman Nasional Kerinci Seblat?

0 = tidak pernah 1 = pernah

8. Jika pernah, berapa jauh jaraknya dari tempat tinggal Bapak/ Ibu? ……. Km 9. Berapa lama perjalanan menuju ke sana? ………. Jam

10. Apakah pernah Bapak/Ibu mengetahui tentang keberadaan pal batas TNKS dan papan larangan? 0 = tidak pernah 1 = pernah, dimana saja adanya? ……….

(8)

103 11. Apakah pernah Bapak/Ibu mengetahui tentang kegiatan patroli oleh

Jagawana/ Polisi Kehutanan di sekitar TNKS termasuk di desa Bapak/ Ibu? 0 = tidak pernah

1 = pernah, Berapakali? …..

12. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kegiatan yang boleh dilakukan di dalam TNKS dan di sekitar TNKS? 0 = tidak tahu 1 = tahu 13. Jika tahu, darimana Bapak/Ibu memperoleh pengetahuan tentang: pal batas,

kegiatan patroli, kegiatan yang boleh dilakukan di Taman Nasional Kerinci Seblat ? (jawaban dapat lebih dari 1)

1 = Dinas Kehutanan 2 = Dinas selain Kehutanan 3 = Kepolisian

4 = Lainnya ……… (sebutkan)

IV. KERANGKA ATURAN KELEMBAGAAN

14. Bagaimana sistem kepemilikan lahan yang berlaku di desa ini?

1 = warisan 2 = turun-temurun 3 = membeli 4 = tidak ada kepemilikan 5 = sebutkan ………. 15. Apakah peraturan dan kelembagaan adat masih berfungsi di sini?

0 = tidak lagi 1 = masih Mengapa?

……….. 16. Apakah ada tempat-tempat yang secara adat dilindungi atau tidak boleh

diganggu (misalnya tempat keramat atau tanah/hutan adat)? 0=tidak 1= ya, sebutkan …………..

………. 17. Mengapa tempat-tempat tersebut dilindungi? ………. ………. 18. Apakah ada peraturan adat yang dipakai untuk melindungi hutan?

0= tidak 1= ada Mengapa?

……… 19. Sanksi-sanksi adat apa yang dikenakan bila seseorang merusak hutan?

……… 20. Apakah ada perubahan luasan hutan yang dimanfaatkan, Mengapa?

……… 21. Apakah ada perubahan aturan adat dalam pemanfaatan hutan, Mengapa?

……… 22. Apakah sulit untuk menggunakan/mendapatkan areal hutan yang baru,

Mengapa?

(9)

23. Menurut Bapak/Ibu ancaman kegiatan manusia apa saja yang dapat menggangu kelestarian dari fungsi dan manfaat hutan bagi masyarakat di sini? (jawaban dapat lebih dari 1)

a. ……….. b. ……….. c.………..

24. Apakah di kalangan masyakat di sini masih ada pantangan, kepercayaan, atau aturan adat khusus yang masih diberlakukan dalam menggunakan tumbuhan, binatang dan memanfaatkan hasil hutan lainnya?

0 = tidak 1 = ya Mengapa?

……… 25. Apakah ada pantangan, kepercayaan, atau aturan adat khusus yang masih

diberlakukan dalam membuka atau menggunakan lahan ataupun lokasi hutan tertentu?

0 = tidak 1 = ya Mengapa?

……… 26. Seandainya hutan di sini berkurang atau habis, apa yang akan Bapak/Ibu

lakukan?

……… 27. Bagaimana caranya agar hutan ini tidak musnah?

……… ………. 28. Apakah ada jenis tanaman atau binatang yang dianggap penting untuk

perlindungan dan pemeliharaan fungsi dan manfaat hutan? Jika ada, apa saja dan mengapa?

……… ……… 29. Apa sebutan yang Bapak/Ibu berikan untuk macam-macam tanah/lahan di

sawah/kebun/ladang di sekitar desa ini? Berdasarkan apa penyebutan dan pengelompokan tersebut? (berdasarkan lokasi/tekstur tanah/warna/bentuk lainnya) a. ………. b. ………. c. ………. d. ………. e.

30. Lahan hutan sangat penting bagi sumber air dan jasa lingkungan lainnya, apa yang seharusnya dilakukan agar hutan tetap terjaga?

……… ………

(10)

105 V. INFORMASI LAIN

31. Apakah pernah satwa mengganggu usahatani Bapak/Ibu? No. Jenis Satwa Gangguan Frekuensi Usahatani yg diganggu Kapan Sejak

Perkiraan Kerugian (Rp/Bln) 1. Gajah 2. Harimau 3. Monyet 4. Kera 5. 6. 7.

32. Apakah menurut Bapak/Ibu ada satwa yang dulu ada, tetapi saat ini tidak ada lagi? (khusus untuk di daerah ini)

0 = tidak tahu 1 = tidak ada 2 = ada

Jika ada, apa saja dan kapan diperkirakan tidak ada serta kira-kira apa penyebabnya?

No Nama satwa Sejak kapan Penyebab 1

2 3 4 5

VI. PERTANYAAN BERIKUT INI DIISI OLEH PEWAWANCARA Waktu yang dihabiskan untuk wawancara:_____________ menit

33. Seberapa baik responden memahami pertanyaan-pertanyaan yang telah ditanyakan?

(11)

Lampiran 2. Hasil Analisis Analytical Hierarchy Process (AHP)

Node: 0 Compare the relative IMPORTANCE with respect to: GOAL

1=EQUAL 3=MODERATE 5=STRONG 7=VERY STRONG 9=EXTREME 1 PEM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SWT 2 PEM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MASY 3 PEM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT 4 PEM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LSM 5 SWT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MASY 6 SWT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT 7 SWT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LSM 8 MASY 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT 9 MASY 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LSM 10 PT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LSM Abbreviation Definition

Goal Kebijakan Pengelolaan Daerah Penyangga TNKS PEM Pemerintah SWT Swasta MASY Masyarakat PT Perguruan Tinggi LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

PEM .396 SWT .072 MASY .271 PT .148 LSM .114 Inconsistency Ratio =0.06

(12)

Lampiran 3. Matriks SWOT Pengelolaan Daerah Penyangga TNKS

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan (Strengths) BOBOT NILAI NT Peluang (Opportunities) BOBOT NILAI NT

S1. Penggunaan areal sebagai lahan perkebunan

kelapa sawit 0,50 4 2,00

O1. Peningkatan kepedulian

stakeholders yang terkait dengan

masalah lingkungan. 0,50 4 2,00

S2. Terdapat Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat

yang merupakan kawasan hutan dengan

fungsi khusus dan memiliki kepastian hukum. 0,50 4 2,00

O2. Banyak lembaga donor/ negara

donor yang ingin membantu kegiatan konservasi

keanekaragaman hayati Indonesia.

0,50 3 1,50

JUMLAH 1,00 4,00 JUMLAH 3,50

Kelemahan (Weaknesses) BOBOT NILAI NT Ancaman (Threats) BOBOT NILAI NT

W1. Kurangnya sosialisasi pengelolaan daerah

penyangga kepada masyarakat. 0,50 4 2,00 T1. Ancaman kerusakan sumberdaya. 0,35 3 1,05

T2. Dualisme pemanfaatan kawasan. 0,35 3 1,05

W2. Belum adanya legalitas sebagai daerah

penyangga. 0,50 3 1,50 T3. Kondisi sumberdaya hampir

seperti open access. 0,30 2 0,60

JUMLAH 1,00 3,50 JUMLAH 1,00 2,70

Selisih Kekuatan dan Kelemahan 0,50 Selisih Peluang dan Ancaman 0,80

(13)

Lampiran 4. Prioritas alternatif kebijakan terpilih pengelolaan daerah penyangga TNKS berdasarkan analisis SWOT

No Strategi Strength – Opportunities (S-O) Nilai Prioritas

1 Penguatan terhadap property rights atas lahan di daerah penyangga (S1,2, O1,2)

4 + 4 + 4 + 3 = 15 1

2 Mengembangkan agroforestry

(S2, O1)

4 + 4 = 8 3

3 Penguatan institusi lokal dalam pengelolaan daerah penyangga (S1, O1,2)

4 + 4 + 3 = 11 2

4 Pemberdayaan ekonomi produktif masyarakat melalui ecoturism (S1,2, O1)

4 + 3 + 4 = 11 2

(14)

109

Lampiran 5. Peta tutupan lahan eks HPH PT MJRT tahun 1988

Provinsi Bengkulu

(15)

Lampiran 6. Peta tutupan lahan eks HPH PT MJRT tahun 2001

Provinsi Bengkulu

(16)

111

Lampiran 7. Peta tutupan lahan eks HPH PT MJRT tahun 2003

(17)

Lampiran 8. Gambar kondisi umum daerah penyangga TNKS

Perkebunan Kelapa Sawit

Ladang Masyarakat

Kebun Mayasarakat

Perambahan Hutan Papan Larangan (insert)

(18)

113 Lanjutan ….

Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat

Konversi Lahan dan Kebakaran Hutan (insert)

Illegal Logging

(Penebangan liar)

i

Penurunan Kualitas Sungai Sedimentasi (insert)

Referensi

Dokumen terkait

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dibutuhkan suatu strategi bagaimana memperbaiki permasalahan yang ada berdasarkan aspek

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di MTs Al-Ihsan Babakan Manjeti Kecamatan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator alami dari

Semarang memerlukan suatu fasilitas yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi hewan-hewan baik itu berupa hewan peliharaan atau hewan ternak dan juga untuk

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat melalui pelatihan kader dan bimbingan konseling serta cara pemeriksaan pasien prolanis di posbindu wilayah kerja Puskesmas

Pada penelitian program bimbingan bagi siswa underachiever yang dimaksud adalah program yang disusun secara sistematis, terencana, terarah dan.. terpadu untuk

Pengaruh perlakuan penambahan dosis pupuk kandang pada tanah yang mengandung residu pupuk kandang terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan usia tanam 30

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Pemungutan Pajak Daerah yang dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau