• Tidak ada hasil yang ditemukan

STP, Antisipasi Transaksi Masa Depan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STP, Antisipasi Transaksi Masa Depan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

04

�������������

����������

Edisi

Tahun 2012

Dari Redaksi

nam tahun lalu, rata-rata transaksi saham harian di PT Bursa Efek Indo-nesia (BEI) masih tercatat sebanyak Rp 1,6 triliun. Saat ini, rata-rata transaksi per hari sudah melambung sebesar 4,9 triliun. Pe-ningkatan jumlah transaksi akan terus terjadi seiring bertambahnya jumlah Emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI, peningkatan

jumlah investor, pengembangan online trad­

ing yang menduplikasi nasabah dan transaksi

dengan cepat, serta berkembangnya produk-produk baru.

Untuk mengantisipasi peningkatan trans-aksi itulah, pasar modal Indonesia meng-agendakan pembenahan infrastruktur pasar modal yang tertuang dalam master plan

E

������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������ Toll Free 0800 -1- 865734

Call Center KSEI

021 - 515 2855

Website KSEI

www.ksei.co.id

Setelah penerapan Scripless Trading pada tahun 2000, Straight Through

Processing (STP) menjadi milestone baru yang paling ditunggu dalam

rangkaian pembenahan infrastruktur di pasar modal Indonesia. Penerapan

proses transaksi perdagangan hingga kliring dan penyelesaian secara

terintegrasi ini dibuat untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas di pasar

modal Indonesia dari tahun ke tahun.

1

3

DaftaR isi

7

Perubahan Peraturan Jasa Kustodian sentral

4

stP, antisipasi transaksi

Masa Depan

email helpdesk@ksei.co.id ������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������

Wajah Baru Komisaris KsEi

sekilas tentang Pasar Modal syariah stP, antisipasi transaksi Masa Depan

aKtivitas & statistiK

8

Straight Through Processing (STP),

selalu jadi target yang diperbincang-kan SRO beberapa tahun ini. Miles­

tone baru yang paling ditunggu untuk

mengantisipasi lonjakan transaksi perdagangan Efek ini akhirnya ter-wujud. Peluncuran STP dilakukan 18 Juni lalu. Inilah salah satu infrastruktur pasar modal yang akan meningkat-kan efisiensi aktivitas perdagangan di pasar modal Indonesia.

Selain mengangkat STP sebagai tema utama edisi ini, kami mengulas perkembangan pasar modal syariah di Indonesia. Sudahkah masyara-kat muslim yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia memanfaatkan pasar modal syariah secara optimal? Seberapa besar ketersediaan produk investasi syariah? Dan bagaimana aturan hukum serta fatwa yang me-lengkapi aktivitas perdagangan Efek syariah? Kami hadirkan tulisan ini un-tuk pembaca.

Redaksi Fokuss menyajikan pula artikel mengenai perubahan Per-aturan Jasa Kustodian Sentral, wajah baru komisaris KSEI, dan integrasi media sosial dan dunia bisnis. Seperti biasa kami tambahkan aktivitas yang memotret beberapa kegiatan KSEI terakhir, dan statistik yang memapar-kan perkembangan aset dan sub reke-ning, serta kartu AKSes dan SID yang tercatat di C-BEST.

Selamat Membaca.

Redaksi

integrasi Media sosial Dengan Dunia Bisnis

(2)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

untuk dapat melakukan transaksi di BEI.

Menurut Syafrud-din, Kepala Divisi Pe-nelitian dan Pengem-bangan Usaha KSEI, dengan menerapkan SID sebagai Trading

ID, setiap order

trans-aksi yang dimasukkan ke sistem JATS akan dapat diidentifikasi sia-pa investor pelakunya. Data order yang telah dilengkapi dengan SID ini dibaca pula oleh sistem E-Clears milik KPEI sehingga hak dan kewajiban penyelesai-an trpenyelesai-ansaksi ypenyelesai-ang per-hitungan sebelumnya dilakukan pada level Anggota Kliring, kini dapat dihitung hingga level nasabah. Hasil per-hitungan hak dan ke-wajiban penyelesaian transaksi ini secara otomatis pada tanggal penyelesaian akan diproses langsung ke Sub Rekening Efek nasabah yang ada di sistem C-BEST KSEI.

“Dengan penerapan kewajiban pen-cantuman SID sebagai trading ID, informasi data perdagangan di Bursa menjadi lebih detail dan jelas. Bila sebelumnya informasi yang melakukan order jual-beli Efek di Bursa hanya dikelompokkan berdasarkan kode Anggota Bursa dan pihak asing atau ke rekening nasabah.

Pengembangan STP merupakan salah satu proyek bersama pengem-bangan infrastruktur pasar modal yang dikoordinasi-kan oleh KPEI. Hasan Fawzi, Direktur Utama KPEI mengungkapkan bahwa dalam menuntaskan pe-kerjaan besar ini ada se-jumlah tantangan yang sempat dihadapi KPEI. Pertama, pengembangan sistem back office AB harus disesuaikan dengan proses STP. Selanjutnya, KPEI ha-rus melakukan penyesuai-an operasional/prosedur di sisi AB untuk disesuai-kan dengan proses STP. Dan terakhir, penyesuaian operasional dan stabilisasi sistem di SRO, terutama proses kliring, settlement, dan manajemen risiko

yang banyak berubah terkait implemen-tasi STP.

Meski demikian, kesuksesan penerap-an STP ini tidak lepas dari keberhasilpenerap-an KSEI menuntaskan proyek Single Identification

Number (SID). Sebagai identitas investor

di pasar modal, setiap investor wajib me-miliki satu SID, walaupun investor tersebut menjadi nasabah di sejumlah Perusahaan Efek. SID ini wajib dicantumkan sebagai

Trading ID dan menjadi syarat bagi investor

“Melalui STP, hanya

dibutuhkan satu kali input

mulai dari memasukkan

order transaksi, konfirmasi

penyelesaian transaksi

hingga penyelesaian Efek

dan dana.”

Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:

Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Ahmad Nooriman, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari, Dimas Prayogo • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI

pasar modal tahun 2010 - 2014. Salah satu-nya penerapan Straight Through Processing (STP) atau biasa disebut sistem transaksi perdagangan terintegrasi. Setelah melalui proses panjang persiapan dan pengem-bangan sistem, STP berhasil diluncurkan pada 18 Juni 2012 lalu.

Boleh dibilang STP menjadi bagian infrastruktur yang paling ditunggu. Se-perti online system yang ada di perbankan, STP di pasar modal merupakan integrasi sistem dan proses dengan mengotomasi seluruh proses transaksi bursa, mulai dari proses input order, eksekusi transaksi, kliring, hingga konfirmasi/afirmasi dan penyelesaian transaksi, tanpa adanya in-tervensi secara manual atau proses input ulang data.

Sebelum STP diluncurkan, untuk mela-yani transaksi nasabahnya Anggota Bursa (AB) harus berinteraksi secara terpisah dengan sistem perdagangan, sistem kli-ring dan sistem settlement yang dikelola oleh masing-masing SRO. Pertama, pro-ses input order transaksi hingga eksekusi transaksi dari sistem AB ke sistem JATS milik BEI. Kedua, proses kliring dan penye-lesaian transaksi ke sistem E-Clears milik PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan konfirmasi penyelesaian trans-aksi terkait Sub Rekening Efek milik ma-sing-masing nasabah di sistem C-BEST milik PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Melalui STP, hanya dibutuhkan satu kali input mulai dari memasukkan order transaksi, konfirmasi penyelesaian trans-aksi hingga penyelesaian Efek dan dana

Hasan fawzi

syafruddin

stP PROJECt

>>

(3)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

lokal, maka dengan penerapan SID ini, dapat diketahui pihak yang melakukan transaksi sampai level nasabah. Fasilitas ini sangat mendukung fungsi pengawasan pihak otoritas pasar modal atas transaksi di Bursa agar dapat berjalan secara wajar,” papar Syafruddin.

Tak cuma BEI, KPEI dan KSEI yang melakukan pengembangan untuk men-sukseskan STP, AB pun ikut melakukan pengembangan sistem back office yang prosesnya disesuaikan dengan mekanisme STP dan dengan mengimplementasikan SID. Selama proses pengembangan ini, AB juga melakukan penyesuaian proses pen-catatan transaksi, kliring, risk management, dan settlement sesuai SID.

Hasan Fawzi menyampaikan kepuas-annya atas beroperasinya STP. Dengan dimulainya STP, tidak lagi dibutuhkan en­

try data yang membutuhkan

pengulang-an dpengulang-an tidak ada lagi intervensi mpengulang-anual dari setiap prosesnya yang sekaligus dapat mengurangi risiko human error. “Dengan begitu kapasitas transaksi, kliring dan penyelesaian transaksi otomatis lebih me-ningkat,” ungkapnya.

Tujuan lainnya, kata Hasan, dari aspek efisiensi biaya transaksi. “Dengan tidak ada lagi intervensi manual, validasi otomatis, pemanfaatan dana sampai Efek nasabah, akan menurunkan biaya-biaya. Bila misal-nya dulu Perusahaan Efek harus mempe-kerjakan petugas untuk melakukan input data, kini tidak dibutuhkan lagi. SDM yang ada bisa dioptimalkan menjadi tenaga

marketing, misalnya”.

Diharapkannya implementasi STP ter-sebut mampu memberikan transparansi perdagangan, meminimalisir segala risiko, meningkatkan frekuensi transaksi bursa serta efisiensi aktivitas seluruh nasabah atau Pemegang Rekening yang tercatat di sistem KSEI. Meski sudah selesai dilun-curkan, bukan berarti tugas KPEI dalam pengembangan STP selesai sampai di sini. Dalam jangka pendek, menurut Hasan, akan dilakukan sosialisasi lebih lanjut bagi AB terkait operasional sesuai STP untuk memperkecil risiko operasional dan me-ningkatkan efisiensi. Selain itu, stabilisasi dan penyempurnaan sistem-sistem terkait STP akan terus dilakukan. Sementara un-tuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan optimalisasi dan peningkatan efektifitas pengawasan/monitoring. ”Pe-nyempurnaan proses STP akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, antara lain melibatkan Bank Kustodian sebagai settle­

ment agent,” ungkapnya. l

[Redaksi]

asyarakat Indonesia secara umum mungkin lebih menge-nal Bank (perbankan) syariah dibandingkan dengan pasar modal sya-riah. Ini merupakan hal yang wajar meng-ingat perbankan syariah memang berkem-bang lebih dulu. Perkemberkem-bangan industri perbankan syariah di Indonesia, khusus-nya pada beberapa tahun belakangan ini, memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar modal syariah, di-mana sistem investasinya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar syariah.

Sejarah pasar modal syariah di Indone-sia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada tahun 1997, diikuti de-ngan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002. Sebelumnya pada bulan Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan salah satu manajer investasi meluncurkan Jakar-ta Islamic Index (JII) yang dapat diguna-kan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Instrumen-instrumen investasi syariah ter-sebut terus mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka unit syariah. Perkembangan pasar modal sya-riah Indonesia kian berlanjut dengan di-terbitkannya Sukuk Ijarah pertama pada tahun 2004 dan penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2007.

Berbagai produk dan instrumen pasar modal syariah yang semakin berkembang perlu didukung dengan ketentuan dan landasan hukum yang jelas. Pada April 2001, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluar-kan Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah yang berkaitan langsung dengan pasar modal.

Selanjut-M

sekilas tentang Pasar

Modal syariah indonesia

nya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadir-an Obligasi Syariah ykehadir-ang diterbitkkehadir-an oleh beberapa Emiten. Pada bulan Maret 2003 disepakati Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Pengawas Pasar Mo-dal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan DSN-MUI. MoU ini menunjukkan ada-nya kesepahaman antara Bapepam-LK dan DSN-MUI tentang pasar modal syariah.

DSN-MUI juga terus memperbaharui berbagai ketentuan pasar modal syariah, antara lain dengan menerbitkan Fatwa DSN Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar Modal Dan

Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim

terbesar di dunia, potensi pengembangan pasar

modal syariah di Indonesia cukup besar. Apalagi

didukung dengan kinerja pasar modal Indonesia

yang terus mengalami peningkatan.

“Perbedaan secara umum

antara pasar modal reguler

dengan pasar modal

syariah dapat dilihat pada

instrumen dan mekanisme

transaksinya.”

(4)

4

Fo ku ss E di si 0 4,  01 

“Dalam konsep

pasar modal syariah,

instrumen Efek yang

diperdagangkan harus

berasal dari perusahaan

yang bergerak dalam

sektor yang memenuhi

kriteria syariah dan

terbebas dari unsur

ribawi.”

Pedoman Umum Penerapan Prinsip Sya-riah Di Bidang Pasar Modal. Fatwa ini me-nentukan kriteria produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam, antara lain terkait jenis usaha, produk barang dan jasa yang diberikan serta cara pengelolaan perusahaan Emiten. Jenis transaksi pun harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melaku-kan spekulasi, manipulasi dan tindamelaku-kan lain yang didalamnya mengandung unsur

dharar, gharar, riba, maysir, dan zhulm

me-liputi: najash, ba’i al ma’dun, insider trading, penyebarluasan informasi yang menyesat-kan untuk memperoleh keuntungan trans-aksi yang dilarang, melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepa-da lembaga keuangan ribawi lebih domi-nan dari modalnya, margin trading dan

ikhtikar.

Ketentuan, pedoman dan peraturan pasar modal syariah terus digulirkan pada tahun 2006 - 2009 oleh Bapepam-LK, di-antaranya adalah Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal dan Peraturan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Per-aturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 ten-tang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daf-tar Efek Syariah.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai sejarah baru dengan disahkan-nya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Un-dang-undang ini menjadi landasan hukum untuk penerbitan SBSN atau Sukuk Negara. Pada Agustus 2008, untuk pertama kalinya

Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Untuk melengkapi UU dan ketentuan Bapepam-LK yang telah diterbitkan, pada tanggal 8 Maret 2011 disahkan Fatwa De-wan Syariah Nasional No.: 80/DSN-MUI/ III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Syariah Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dengan pengesahan fatwa tersebut maka penyelenggaraan perdagangan Efek di BEI telah memiliki dasar atau hukum fikih yang kuat bahwa mekanisme lelang berkelanjutan (continuous auction) yang digunakan BEI dalam transaksi Efek bersi-fat ekuitas di pasar reguler telah sesuai dengan prinsip Syariah.

Sejalan dengan Fatwa tersebut, pada 12 Mei 2012 PT Bursa Efek Indonesia melakukan peluncuran Indeks Saham Sya-riah Indonesia atau Indonesia Sharia Stock

Index (ISSI) yang dimaksudkan untuk

men-jadi acuan bagi investor untuk berinvestasi saham, khususnya saham syariah. Indeks ini digunakan untuk membantu meng-hilangkan kesalahpahaman masyarakat yang menganggap bahwa saham syariah hanya terdiri dari 30 saham yang masuk dalam JII.

Secara umum konsep pasar modal sya-riah dengan pasar modal reguler tidak jauh berbeda. Perbedaan secara umum antara pasar modal reguler dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya. Dalam konsep pasar modal syariah, instrumen Efek yang diperdagangkan harus berasal dari peru-sahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi. Sedangkan transaksinya dilakukan dengan menghindari berbagai praktek spekulasi.

Berkembangnya pasar modal syariah akan mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar sya-riah. Terlebih lagi, perkembangan ini juga dilengkapi dengan perangkat peraturan, ketentuan, pedoman serta landasan hu-kum yang jelas. Namun demikian, tingkat pemahaman masyarakat tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah ma-sih perlu ditingkatkan.

Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi syariah di Indone-sia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap se-suai dengan keinginannya, disamping in-vestasi yang selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan.

[Redaksi - dari berbagai sumber]

eiring perkembangan produk la-yanan pasar modal Indonesia yang cukup pesat, KSEI sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO), turut berperan mendukung segala per-ubahan dan pengembangan. Salah satu agenda penting Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bape-pam-LK) bersama SRO adalah peluncuran program Straight Through Processing (STP) sejak semester II tahun 2009. Program yang merupakan proyek nasional ini, telah tercantum dalam master plan pasar modal tahun 2010 - 2014.

STP atau biasa disebut sistem transak-si perdagangan terintegratransak-si, merupakan integrasi sistem dan proses dengan meng-otomasi seluruh proses transaksi bursa. Rangkaiannya mulai dari proses mema-sukkan order, eksekusi transaksi, kliring, hingga konfirmasi/afirmasi dan penye-lesaian transaksi, tanpa intervensi secara manual atau proses input ulang data. Diharapkan implementasi STP mampu memberikan transparansi perdagang-an, meminimalisasi segala risiko, serta meningkatkan frekuensi transaksi bursa serta efisiensi aktivitas seluruh Pemegang Rekening KSEI.

Pada saat STP tengah dikembangkan, KSEI melakukan pengembangan fasilitas C-BEST On­Line yang menghubungkan C-BEST dan sistem back office Pemegang Rekening KSEI secara host to host connect­

ion. KSEI juga mengembangkan Fasilitas

AKSes dan penerapan Master Client ID para investor pasar modal. Selain untuk mendukung penggunaan standar inter-nasional seperti XML Message dan seba-gainya, fasilitas-fasilitas tersebut juga dikembangkan untuk menggantikan ke-giatan yang bersifat semi manual. Salah satunya proses upload dan download file, yang saat ini masih dilakukan Pemegang Rekening KSEI.

Agar program STP dapat diimple-mentasikan sesuai tujuan, perlu dilaku-kan penyempurnaan terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Jasa Kusto-dian Sentral (JKS). Terutama bagian yang mengatur tentang fungsi Rekening Efek yang telah dibuat Pemegang Rekening KSEI, khususnya yang terkait dengan implementasi STP. Proses penyusunan peraturan ini telah dilakukan KSEI me-lalui tahapan Rule Making Rule sesuai per-syaratan Peraturan Bapepam-LK No.III.C.2 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penye-lesaian.

(5)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

Perubahan Peraturan

Jasa Kustodian sentral

Program STP telah diluncurkan pada pertengahan Juni 2012 lalu. Untuk mendukung

peluncuran tersebut, KSEI melakukan beberapa penyempurnaan Peraturan Jasa

Kustodian Sentral, khususnya yang terkait dengan implementasi STP.

Melalui surat No.S-6953/BL/2012, tanggal 6 Juni 2012, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan terhadap pe-nyempurnaan Peraturan Jasa Kustodian Sentral. Mengacu kepada surat persetu-juan Bapepam-LK tersebut, KSEI mem-berlakukan Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral dengan menerbitkan Keputusan Direksi KSEI Nomor: KEP-0013/ DIR/KSEI/0612 tentang Perubahan Per-aturan Jasa Kustodian Sentral pada tang-gal 11 Juni 2012.

Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral mencakup definisi Rekening Efek Penyelesaian sebagaimana disebutkan dalam angka 1.1, ketentuan angka 1.7.2, 1.7.3, 1.7.6 dan 1.7.7, yaitu: ketentuan-ketentuan terkait penggunaan Rekening Efek 002 (Rekening Serah Terima), Reken-ing Efek 003 (RekenReken-ing Pinjam Meminjam Efek Penerima Pinjaman) dan Rekening Efek 005 (Rekening Pinjam Meminjam Efek Pemberi Pinjaman).

“Melalui beberapa

penyempurnaan

Peraturan Jasa Kustodian

Sentral, diharapkan

implementasi STP

memiliki landasan

hukum yang jelas.”

Rekening Efek 002 yang semula digu-nakan untuk penyerahan Efek dan atau dana kepada KPEI, berubah menjadi reke-ning untuk penyerahan dan atau peneri-maan Efek dan atau dana dari dan atau kepada KPEI. Sedangkan Rekening Efek 003 mengalami perubahan fungsi. Jika sebelumnya digunakan sebagai rekening penerimaan Efek dan atau dana dari KPEI, kini digunakan sebagai rekening untuk penyerahan dan atau penerimaan Efek dan atau dana penerima pinjaman terkait transaksi Pinjam Meminjam Efek. Khusus untuk Rekening Efek 004 atau rekening jaminan, tidak mengalami perubahan fungsi. Rekening ini tetap digunakan un-tuk menempatkan Efek dan atau dana yang dijaminkan oleh Anggota Kliring kepada KPEI.

Peraturan yang diubah adalah keten-tuan mengenai pembukaan Sub Reke-ning Efek 004. Anggota Kliring kini wajib membuka hanya 1 (satu) Sub Rekening

Efek jaminan (Sub Rekening Efek 004) bagi setiap Nasabah Anggota Kliring yang telah memiliki Sub Rekening Efek depositori (Sub Rekening Efek 001) pada Anggota Kliring. Sedangkan fungsi Sub Rekening Efek 004 tidak mengalami per-ubahan. Rekening ini tetap digunakan untuk menempatkan Efek dan atau dana guna penyelesaian Transaksi Bursa dan atau jaminan penyelesaian Transaksi Bur-sa untuk kepentingan NaBur-sabah Anggota Kliring.

Melalui beberapa penyempurnaan tersebut, diharapkan implementasi STP memiliki landasan hukum yang jelas, yaitu untuk meningkatkan efisiensi secara ke-seluruhan bagi pasar modal Indonesia. l

(6)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

“Kombinasi pengalaman,

pengetahuan,

dan kapabilitas jajaran

Dewan Komisaris baru

diharapkan dapat

mendukung kinerja KSEI.”

1996 dengan menjabat se-bagai Product and Relation­

ship Manager di Citibank.

Selama 13 tahun berikut-nya, Rudy terus menapaki karirnya pada perusahaan yang sama hingga jabatan terakhir, Chief Operating

Officer of Global Transac­ tions Services Citibank pada

tahun 2009. Pria kelahiran Palembang, 10 Juli 1967 ini, saat ini menjabat se-bagai Head of Transaction

Banking PT Bank Permata

Tbk. Selain itu, Rudy juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Perdagangan periode 2002 - 2003 pada Asosiasi Bank Kustodian Indonesia.

Selain dipercaya men-jadi komisaris, Wiwit Gus-nawan juga menjabat sebagai Finance & Opera­

tions Director PT Bahana

Securities. Pria kelahiran Bandung, 29 April 1970 ini, mengantongi gelar sarja-na Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Bandung. Sejak awal kariernya hingga saat ini, Wiwit banyak berkecimpung di dunia sekuritas, terutama yang berhubungan dengan bi-dang keuangan dan operasional. Sejak tahun 2009, ia dipercaya sebagai project

leader untuk pengembangan electronic trading platform untuk Direct Market Access

dan Online Trading di PT Bahana Securi-ties.

Kombinasi pengalaman, pengetahu-an, dan kapabilitas yang dimiliki jajaran Dewan Komisaris periode 2012 - 2015, di-harapkan dapat mendukung kinerja KSEI dalam melaksanakan tugas dan tang-gung jawabnya selaku Lembaga Penyim-panan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia. l

[Redaksi] pengalaman kerja dan organisasi di

bi-dang keuangan dan pasar modal, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini kembali didaulat untuk menduduki ja-batan selaku Komisaris Utama.

Untuk periode 2012 - 2015, Rudy Tan-djung dan Wiwit Gusnawan menjadi wa-jah baru pada jajaran Dewan Komisaris KSEI, menggantikan Heri Sunaryadi dan Elwin Karyadi. Keduanya didaulat menjadi Komisaris baru KSEI setelah memperoleh suara bulat para pemegang saham.

Menyandang gelar Insinyur dari Insti-tut Pertanian Bogor (1991) dan Master of

Business Administration dari Oklahoma City

University (1994), Rudy mengawali karier pada perusahaan jasa keuangan Amerika, A.G Edwards, Oklahoma. Rudy Tandjung memasuki dunia perbankan pada tahun

Wajah Baru Komisaris KsEi

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2012 kembali mengangkat Erry

Firmansyah sebagai Komisaris Utama KSEI. Dua posisi komisaris lainnya dijabat

Rudy Tandjung dan Wiwit Gusnawan.

SEI kembali menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Grand Ball­

room, The Dharmawangsa, Jakarta (28/6).

RUPST kali ini dihadiri oleh 34 pemegang saham yang memiliki hak suara atau 92,93% dari total pemegang saham per-seroan yang memiliki hak suara. Bebera-pa keputusan strategis telah diseBebera-pakati dalam rapat yang diselenggarakan selama kurang lebih 2 jam tersebut. Salah satunya pengangkatan jajaran Dewan Komisaris KSEI periode 2012 - 2015.

Untuk kedua kalinya, posisi Komisa-ris Utama kembali dipercayakan kepada Erry Firmansyah, yang telah menjabat po-sisi yang sama, periode 2009 - 2012. Pria kelahiran Bandung, 18 September 1955 ini adalah sosok yang tidak asing di dunia pasar modal Indonesia. Mengawali karier sebagai auditor pada Drs. Hadi Sutanto, karirnya di dunia pasar modal mencapai puncaknya ketika ia menjabat sebagai Direktur Utama KSEI (1998 - 2002) dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2 periode (2002 - 2007 dan 2007 - 2009). Tak pelak, pria berkacamata ini sangat disegani di kalangan para pelaku pasar modal Indonesia. Berbekal berbagai

K

Komisaris KsEi dari kiri ke kanan: Wiwit Gusnawan, Erry firmansyah, dan Rudy tandjung.

(7)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

­

integrasi Media sosial

dan Dunia Bisnis

Bangun tidur, cek Facebook. Jam Istirahat, update

Twitter. Sebelum tidur, posting di Blog. Media sosial kini

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan

sehari-hari.

lai menganggap pentingnya penggunaan media sosial.

Menurut Enda, tren penggunaan me-dia sosial ini juga sudah merambah Indo-nesia. Beberapa perusahaan di Indonesia sudah memanfaatkan media sosial untuk keperluan publikasi dan sarana informasi. Perusahaan tampaknya mulai sadar bah-wa media sosial memiliki peranan penting karena banyak stakeholder yang memiliki

account di media sosial.

ampir semua orang memiliki blog atau account Twitter dan Facebook. Mereka senantiasa menyisihkan sedikit waktu untuk sekedar

update status. Tak cuma sekali, bahkan bisa

berkali-kali dalam sehari. Fakta ini menun-jukkan penggunaan media sosial yang kini menjadi sebuah gaya hidup di Indonesia.

Dalam salah satu sesi Seminar Emiten 2012 KSEI yang bertajuk “Pemanfaatan Media Sosial Bagi Perusahaan Publik”, Enda Nasution Managing Director salingsilang. com, memaparkan bahwa hubungan so-sial bagi orang Indonesia merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat di-pisahkan dari kebudayaan Indonesia. Sei-ring berkembangnya teknologi, hubungan sosial orang Indonesia kini banyak dibina melalui media sosial.

Enda mengungkapkan, setidaknya ada 3 alasan yang membuat orang In-donesia gemar atau bahkan cenderung ‘kecanduan’ menggunakan media sosial, yaitu: kebebasan berekspresi, biaya yang cenderung murah, ikatan kelompok/ko-munitas serta prioritas pada pentingnya hubungan keluarga dan pertemanan.

Aktifnya penggunaan media sosial tidak terlepas dari jumlah pengguna in-ternet di Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Facebook dan Twitter adalah media sosial yang saat ini cukup populer dan banyak digunakan di Indo-nesia. Uniknya, meski kedua jejaring so-sial ini sudah tersedia sejak tahun 2006, tren penggunaannya di Indonesia justru baru terjadi beberapa tahun kemudian. Facebook pada tahun 2009, sedangkan Twitter tahun 2010. Meski terkesan ter-lambat, pengguna Twitter dan Facebook di Indonesia terbilang sangat aktif. Ber-dasarkan data yang dipaparkan Enda, Indonesia menjadi pengguna Facebook tertinggi kedua di dunia dan negara de-ngan pengguna Twitter paling aktif no-mor tiga di dunia.

Tak hanya digunakan untuk kepen-tingan pribadi, media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Media sosial menjadi media baru untuk melengkapi media konvensional (tv, radio, majalah dan surat kabar) yang sudah lebih dahulu populer sebagai sumber informasi tentang produk dan promosi perusahaan.

Dalam studi yang dilakukan pengem-bang media sosial Buddy Media dan Booz Allen yang dirilis pada blog Harvard Busi­

ness Review, sepanjang tahun 2011 lebih

dari 50% perusahaan di Amerika beren-cana meningkatkan penggunaan media sosial untuk kepentingan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

mu-H

“Tak hanya digunakan

untuk kepentingan

pribadi, media sosial

juga dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan

bisnis.”

Dari sisi konsumen, media sosial di-harapkan dapat berperan sebagai sarana penghubung dengan perusahaan jika ada masalah yang dihadapi serta penyedia informasi promo dan produk. Sedangkan dari sisi perusahaan, media sosial berman-faat untuk berinteraksi dengan konsumen (customer care), membangun image peru-sahaan, menyampaikan program-program perusahaan, dan dapat digunakan untuk kepentingan marketing dan promosi.

Munculnya tren media sosial, mem-berikan perubahan pada karakteristik me-dia. Media konvensial yang bersifat jarak pendek, terkendali, penuh perencanaan dan bersifat membentuk image terhadap merek, kini berubah menjadi sebuah me-dia baru yang bersifat jangka panjang, sulit dikendalikan, dinamis dan tidak seke-dar membangun merek tetapi juga

peng-gemar setianya. Berdasarkan pemaparan Enda, media kini terbagi menjadi 3 kategori yaitu: paid media, earned media, dan owned

media. Internet advertising dan sponsorship

adalah beberapa contoh dari paid me­

dia, sedangkan owned media contohnya

adalah website, mobile application dan digi­

tal content. Porsi media sosial berada pada earned media, dimana perusahaan bisa

memberikan feeds kepada konsumennya melalui berbagai media sosial.

Sedangkan menurut Kaplan, dalam artikel yang diterbitkan pada jurnal Else-vier di tahun 2009, ada 5 hal penting yang harus diperhatikan jika perusahaan ingin menggunakan media sosial, yaitu: memi-lih dengan seksama media sosial apa yang akan digunakan, media sosial yang akan digunakan harus dibuat sendiri, dibeli atau menggunakan yang sudah ada, menyam-paikan konten yang sama, menggabung-kan penggunaan media sosial dengan media konvensial serta membuka akses media sosial di kantor bagi karyawan un-tuk kepentingan monitoring.

Tak pelak, tren media sosial memang memberikan warna baru pada dunia bis-nis. Untuk itu, perusahaan harus pintar-pintar menggunakan strategi media plan agar penggunaan media sosial tidak men-jadi sia-sia. l

(8)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 

aKtivitas

statistiK

Konferensi Pers tengah tahun

Dalam rangka memperingati HUT Pasar Modal ke-35 pada tanggal 10 Agustus 2012, Bapepam-LK bersama dengan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) menggelar Konferensi Pers tengah tahun. Bertempat di Galeri BEI, Gedung BEI lantai 1, acara dibuka oleh Ngalim Sawega, Ketua Bapepam-LK yang menyampaikan kiner-ja pasar modal Indonesia pada semester I tahun 2012. Setelah itu, Direktur Utama SRO menyampaikan kinerja dan perannya dalam perkembangan pasar modal Indonesia. Sebelum acara buka puasa bersama, diselenggarakan pula siraman rohani untuk awak media. l

Buka Puasa Bersama KsEi dan anak Yatim Piatu

Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, KSEI menyeleng-garakan buka puasa bersama para karyawan dengan anak-anak yatim piatu dari Panti Yatim Indonesia di Kidzania, Pacific Place. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 4 Agustus 2012 tersebut, diawali kegiatan bermain bersama anak-anak yatim piatu dan anak dari karyawan KSEI di Kidzania. Di penghujung acara, para peserta yang hadir kemudian berbuka puasa bersama, dan dilanjutkan kembali dengan kegiatan bermain. Dengan diselenggarakannya kegiatan buka puasa tersebut, diharapkan KSEI dapat memberikan hiburan bagi anak-anak yatim piatu di bulan suci yang penuh berkah ini. l

Rangkaian Kegiatan Rohani di Bulan Ramadhan

Untuk mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai kegiatan bermanfaat, SRO yang terdiri dari BEI, KPEI, KSEI, mengadakan rangkaian kegiatan selama bulan suci ini. Bagi para karyawan yang ingin belajar membaca Al-Quran, baik yang baru belajar maupun untuk memperlancar, dibuka kelas Belajar Baca Quran (BBQ) yang diselenggarakan setiap hari Selasa dan Kamis di waktu Dzuhur selama 23 Juli 2012 - 13 Agustus 2012. Untuk menambah ilmu seputar agama Islam, hadir Ustadz Jeffry Al Buchori (24 Juli 2012), Ustadz M Khalilurrahman Al Mahfani (31 Juli 2012) dan Ustadz Dedi Martoni (7 Agustus 2012) yang memberikan siraman rohani. Acara buka bersama juga diselenggarakan pada Kamis, 9 Agustus 2012 di Galeri BEI untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama karyawan SRO. Semoga bulan Ramadhan kali ini dapat memberikan berkah untuk semua. l

��� ��� ��� ��� ��� ������� �������������� ������� ������� ������� ������� ����������������������������������������������� ����������������������������� ��� ��� ������ ���������������������������������� ����������������������������� ���������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������ �������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ����������������� ����������������������������� ������� ������� ������� ������� ������� ������������������������������������������������������������������������� ����������������������������� ������� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� �������

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sampelnya adalah koleksi buku referensi penunjang perkuliahan makasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

sistem yang dapat digunakan dengan mudah dalam mengontrol lampu rumah. tanpa dibatasi jarak

SWAT model telah diaplikasikan untuk mensimulasikan dampak perubahan curah hujan dan tata guna lahan di Sub DAS Krueng Jreu (SDKJ) Kabupaten Aceh Besar terhadap

Pada tahun 2009 ini Kebun Raya “Eka Karya” Bali menggandeng kembali Universitas Udayana, beserta Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali

pendahuluan yang dilakukan terhadap 25 wanita reproduksi yang tinggal di Desa Glonggong ada 15 wanita yang mengkonsumsi jamu untuk mengurangi nyeri menstruasi, 12 wanita

DK, perempuan, usia 16 tahun, penduduk Desa Santong, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah

-sering dikombinasikan dengan obat batuk pilek yang dosisnya juga 3-4 kali sehari Catatan: untuk alergi yang kuat misalnya gatal-gatal seluruh tubuh, biasanya antialergi

Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan biaya yang diperlukan dalam suatu pekerjaan konstruksi. Didalam menentukan Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan perhitungan volume galian