• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode BIG M Kelompok 1 Reguler B2 (B)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode BIG M Kelompok 1 Reguler B2 (B)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PROGRAM LINIER MAKALAH PROGRAM LINIER

“METODE

“METODE BIG MBIG M””

Oleh: Oleh: Asep

Asep Rosikin Rosikin 05161040330516104033 Sofyan

Sofyan Wahidjul Wahidjul 05161040340516104034 Agus

Agus Irawan Irawan 05161040380516104038 Hery

Hery Abdurouf Abdurouf 05161040410516104041

Dosen : Dosen :

 Nova Indah Saragih, S.T., M.T  Nova Indah Saragih, S.T., M.T..

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataa’la karena dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode Big M”. Penulis berterima kasih kepada Ibu Nova Indah Saragih, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Optimasi Sistem yang memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penerapan metode ini. Penulis juga menyadari  bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu , penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini apat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, dan memohon kritik dan saran yang membangun.

Bandung, April 2018

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2 BAB 2 PEMBAHASAN ... 3 2.1 Metode Big M ... 3 2.2 Contoh perhitungan ... 6 2.3 Contoh Perhitungan 2 ... 9 BAB 3 PENUTUP ... 11 3.1 Kesimpulan ... 11 3.2 Saran ... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Perkembangan Linear Programming Ide linear programming pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli matematika asal Rusia bernama L.V. Kantorivich dalam bukunya yang berjudul Mathematical Methods In The Organization And Planning Of Production. Dengan buku ini, ia telah merumuskan pertama kalinya  persoalan Linear Programming. Namun, cara-cara pemecahan persoalan ini di

Rusia tidak berkembang dengan baik dan ternyata para ahli di negara Barat dan AS yang menggunakan cara ini dimanfaatkan dengan baik.

Operasi riset (operation research) merupakan penerapan beberapa metode ilmiah yang membantu memecahkan persoalan rumit yang muncul dalam kehidupan sehari-hari kemudian di inteprestasikan dalam permodelan matematika guna mendapatkan informasi solusi yang optimal. Operational research juga banyak digunakan untuk mengambil keputusan yang logis serta dapat dijelaskan secara kuantitatif. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu metode ilmiah dari sistem menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi atau pengawasan. Karena keputusan dalam riset operasi dapat  berkaitan dengan biaya relevan, dimana semua biaya yang terkaitan dengan keputusan itu harus dimasukkan, kualitas baik dipengaruhi oleh desain produk atau cara produk dibuat, kehandalan dalam suplai barang dan jasa, kemampuan operasi untuk membuat perubahan dalam desain produk atau kapasitas produksi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terja di.

Metode Big M digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dalam program linier yang tidak berada dalam bentuk baku atau standar ( bentuk standar adalah memaksimalkan Z sesuai dengan kendala fungsional dalam bentuk ≤ dan kendala nonegativitas di semua variabel) dan salah satu contoh masalah dalam kendala funsional adalah bila fungsi dalam bentuk- bentuk = atau ≥ atau bahkan ruas kanan yang negatif.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Program Linier Metode Big M? 2. Bagaimana Formulasi Metode Big M?

3. Bagaimana contoh soal dan pembahasan fungsi dari metode Big M?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami tentang Program Linier metode Big M.

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Metode Big M

Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh  pertidaksamaan ≤ tapi juga oleh pertidakasamaan ≥ dan/atau  persamaan (=).

Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ mempunyai surplus variable, tidak ada slack variables. Surplus variable tidak bisa menjadi variabel basis awal. Dengan demikian harus ditambahkan satu variabel baru yang dapat berfungsi sebagai variabel  basis awal. Variabel yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal hanya slack

variablesdan artificial variables (variabel buatan).

1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka

variabel basis awal semuanya adalah slack variables. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.

2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel  basis awal adalah slack variables dan/atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau Dual Simpleks.

3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini hanya dapat dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase. Kita akan bahas metode Big M dalam sub bab ini. Perbedaan metode Big M dengan primal simpleks biasa (teknik penyelesaian yang sudah dipelajari sebelumnya), terletak pada pembentukan tabel awal. Jika fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan ≥, perubahan dari bentuk umum ke bentuk baku memerlukan satu variabel surplus. Variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis awal, karena koefisiennya  bertanda negatif. Sebagai variabel basis pada solusi awal, harus ditambahkan satu

(7)

Variabel buatan pada solusi optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada. Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimal adalah dengan cara berikut:

• Penambahan variabel buatan pada fungsi kendala yang tidak memiliki variabel

slack, menuntut penambahan variabel buatan pada fungsi tujuan.

• Jika fungsi tujuan adalah maksimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan

mempunyai koefisien +M; jika fungsi tujuan adalah minimisasi, maka variabel  buatan pada fungsi tujuan mempunyai koefisien -M.

• Karena koefisien variabel basis pada tabel simpleks harus bernilai

0, maka variabel buatan pada fungsi tujuan harus digantikan nilai dari fungsi kendala yang memuat variabel buatan tersebut.

Teknik ini memberikan nilai koefisien yang sangat besar kepada variabel-variabel artifisial dalam persamaan objective function. Nilai koefisien ini bertindak sebagai  penalty dan disebut Big-M. Nila ini perlu sangat besar agar algoritma simpleks berusaha memprioritaskan menangani variabel artifisial ini terlebih dahulu. Setelah nilai artifisial ini bernilai nol, maka suatu solusi feasible sudah tercapai dan variabel artifisial dapat dibuang dari tabel simpleks.

Sebagai contoh apabila objective function yang asli sebagai berikut: max2x1+9x2

maka persamaan tersebut diubah menjadi:

(8)

Metode Simpleks biasa dapat menyelesaikan persoalan Pemrograman Linier Kanonik yang mempunyai ciri –  ciri :

- Semua variabel slack bertanda “+” - Solusi basis awal sudah tersedia

Demikian juga pada soal Pemrograman Linier Non Kanonik solusi basis awal tidak otomatis tersedia karena :

- Slack pada kendala ³  bertanda “-” - Tidak ada slack pada kendala =

- Matriks Identitas tidak terbentuk, dan solusi basis awal tidak tersedia.

Untuk mengatasi masalah di atas, dibentuk variabel buatan (artificial ) yang harus memenuhi syarat –  syarat sbb :

1. Variabel buatan ditambahkan pada kendala ³ dan = 2. Variabel buatan pada tabel awal sebagai basis

3. Variabel buatan pada tabel AKHIR harus NON BASIS 4. Perlu diberikan penalti “M” pada fungsi tujuan.

Dari uraian di atas bila disusun dalam langkah-langkah penyelesaian atau yang disebut algoritma metode tersebut seperti yang terlihat di bawah ini. Algoritma Metode Simpleks “M Besar” (M adalah bilangan positif yang sangat besar) yaitu:

Rubah model Pemrograman linier ke bentuk standar PL.

Tambahkan pada fungsi tujuan, variabel buatan dengan koefisien denda : Bila soal maksimum ®  –  M

Bila soal minimum ® + M

(9)

Masukkan bentuk standar ke tabel awal variabel basis : Variabel slack untuk kendala £

Variabel slack untuk kendala ³ dan =

Lakukan test optimalitas dan ratio seperti pada metode simpleks biasa. Catatan :

Usahakan agar variabel buatan keluar dari basis. Bila tidak berhasil pada tabel akhir, maka persoalan program linear tidak mempunyai solusi.

2.2 Contoh perhitungan

Perhatikan contoh di bawah ini. Bentuk Umum Min. z = 4 x1 + x2 Terhadap: 3x1 + x2 = 3 4x1 + 3x2 ≥ 6 x1 + 2x2≤ 4 x1, x2≥ 0 Bentuk Baku: Min. z = 4 x1 + x2 Terhadap: 3x1 + x2 = 3

(10)

Min. z = 4 x1 + x2 + MA1 + MA2

Terhadap: 3x1 + x2 + A1 = 3

4x1 + 3x2 - s1 + A2 = 6 x1 + 2x2 + s2 = 4

x1, x2, s1, s2≥ 0

1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama.

A1 = 3 - 3x1 - x2

MA1 berubah menjadi M(3 - 3x1 - x2) 3M-3Mx1-Mx2

2. Nilai A2 digantikan dari fungsi kendala ketiga.

A2= 6 - 4x1- 3x2 + s1

MA2 berubah menjadi M(6 - 4x1- 3x2 + s1)

6M- 4Mx1 - 3Mx2+ Ms1

3. Fungsi tujuan berubah menjadi

Min z = 4x1 + x2 + 3M-3Mx1-Mx2 +6M-4Mx1-3Mx2+Ms1

= (4 -7M)x1+(1 - 4M)x2 + Ms1+9M

4. Tabel awal simpleks

VB X1 X2 S1 A1 A2 S2  Solusi

z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M

A1 3 1 0 1 0 0 3

A2 4 3 -1 0 1 0 6

(11)

5. Perhitungan iterasinya sama dengan simpleks sebelumnya. Iterasi 0 = Iterasi-0 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M -A1 3 1 0 1 0 0 3 1 A2 4 3 -1 0 1 0 6 3/2 S2 1 2 0 0 0 1 4 2 Iterasi 1 = Iterasi-1 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z 0 (1 +5M)/3 -M (4-7M)/3 0 0 4+2M -X1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3 A2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 6/5 S2 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 9/5 Iterasi 2 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z 0 0 1/5 8/5 - M -1/5 – M 0 18/5 -X1 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5 25/3 X2 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5 -S2  0 0 1 1 -1 1 1 1

(12)

Iteras 3 Optimal VB X1 X2 S1 A1 A2 S2  Solusi z 0 0 0 7/5-M -M -1/5 17/5 X1 1 0 0 2/5 0 -1/5 2/5 X2 0 1 0 -1/5 0 3/5 9/5 S1  0 0 1 1 -1 1 1 Solusi Optimum X1 = 2/5 satuan X2 = 9/5 satuan Z = 17/5 satuan 2.3 Contoh Perhitungan 2

Contoh Soal Program Linier dengan Teknik M:

Perusahaan minuman Bevco memproduksi minuman tanpa alkohol Super-Orange. Super-Orange dibuat dengan mengkombinasikan air soda rasa  jeruk dengan jus jeruk. Setiap air soda rasa jeruk mengandung 0.5 ons gula dan 1 mg vitamin C. Setiap ons jus jeruk mengandung 0.25 oms gula dan 3 mg vitamin C. Biaya untuk memproduksi 1 ons air soda rasa jeruk adalah 2¢, sedangkan 1 ons jus  jeruk diproduksi dengan biaya 3¢. Bagian pemasaran perusahaan Bevco memutuskan  bahwa setiap botol Super-Orange ukuran 10-ons paling sedikit mengandung 30 mg vitamin C dan paling banyak 4 ons gula. Dengan menggunakan program linier,  bagaimana Bevco dapat memenuhi kebutuhan bagian pemasaran dengan biaya produksi

minimum.

Solusi Masalah Menggunakan Metode Big M Misalkan :

x1 = besarnya kandungan (ons) air soda rasa jeruk dalam botol x2 = besarnya kandungan (ons) jus jeruk dalam botol

Solusi Masalah Menggunakan Metode Big M Persoalan di atas mempunyai model PL sbb. :

(13)

Berdasarkan kendala :

0.5x1 + 0.25x2 ≤ 4 (gula)

x1 + 3x2 ≥ 20 (Vitamin C)

x1 + x2 = 10 (10 ons dalam 1 botol)

x1, x2  0

Bentuk standar PL masalah ini ditampilkan dalam slide berikut : Solusi Masalah Menggunakan Metode Big M

Baris 1 : -z + 2x1 + 3x2 = 0

Baris 2 : 0.5x1 + 0.25x2 + s1 = 4

Baris 3 : x1 + 3x2 - s2 = 20

Baris 4 : x1 + x2 = 10

Dengan menggunakan teknik artificial variables, yakni dengan menambahkan variabel artifisial a2 pada baris ketiga dan a3 pada baris keempat. Variabel a2 dan a3 ditulis hitam, maka diperoleh :

Baris 1 : -z + 2x1 + 3x2 = 0

Baris 2 : 0.5x1 + 0.25x2 + s1 = 4

Baris 3 : x1 + 3x2 - s2 + a2 = 20

Baris 4 : x1 + x2 + a3 = 10

Solusi Contoh Soal

(14)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan soal tersebut kita dapat simpulkan bahwa :

1. Metode BIG M digunakan untuk kasus pada model persamaan fungsi pebatas belum memuat matrik identitas

2. Pada kasus tersebut perlu ditambahkan artificial variabel (variabel buatan) R1,R2.R3.

3. Dalam fungsi Z, koefisien artificial variabel diisi dengan : - M untuk kasus maksimasi

+ M untuk kasus minimasi

4. Dengan ketentuan adalah bilangan yang besar sekali 3.2 Saran

Penulis menyadari tentang penyusunan makalah ini tentu masih banyak kesalahan dan kekurangannya, karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan  penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna  bagi penulis pada khususnya juga para pembacanya.

Referensi

Dokumen terkait