• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 TENTANG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN ORGANISASI

PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011

TENTANG

PERUBAHAN/ PENYEMPURNAAN PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 TENTANG PEMAIN : STATUS, ALIH STATUS DAN PERPINDAHAN

PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI)

Menimbang : a.

b.

c.

d.

Bahwa keberadaan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai asosiasi tunggal sepak bola nasional memiliki kewenangan yang luas dalam mengatur mengurus serta menyelenggarakan persepakbolaan nasional, bertekad menciptakan stabilitas serta kondusifitas bagi pembinaan sepakbola nasional yang berorientasi pada kemajuan.

Bahwa berdasarkan ketentuan FIFA yang tertuang dalam FIFA

Regulation for the Status and Transfer of Player, maka

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berhak membuat dan memiliki sistem status, alih status serta perekrutan pemain, yang disesuaikan dengan kondisi yang diizinkan oleh tata perundangan-undangan negara serta keadaan yang memperhatikan pada azas keadilan dan kesejahteraan pemain pada umumnya.

Bahwa sesuai dengan perkembangan persepakbolaan nasional, perlu dilakukan perubahan dan penataan kembali terhadap Peraturan Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan dalam bentuk Peraturan Organisasi.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada tertulis diatas. Perlu dibuat Peraturan Organisasi (PO) mengenai Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan.

Mengingat : 1. 2. 3.

Pedoman Dasar PSSI tahun 2009

Pasal 2 ayat (4), Pedoman Dasar PSSI tahun 2004.

(2)

4. 5.

6. 7. 8.

Pasal 40 ayat (1), Pedoman Dasar PSSI tahun 2004.

Keputusan Raparnas III PSSI Nomor: KEP/05/RAPARNAS/XI /2005 tanggal 29 November 2005, tentang Masalah Organisasi PSSI.

Keputusan-Keputusan Raparnas PSSI tahun 2009 Keputusan-Keputusan Munaslub PSSI tahun 2009

Surat Keputusan Ketua Umum PSSI, Nomor :SKEP/11/NH/VII/ 2009 tanggal 22 Juli 2009, tentang Penyempurnaan Struktur dan Komposisi Personalia Komite Eksekutif, Komite-Komite Tetap, Badan Pelaksana dan Sekretariat Jenderal PSSI periode tahun 2009-2011.

Memperhatikan : 1.

2.

3.

4.

Surat Edaran Nomor 1209 tanggal 30 Oktober 2009 tentang FIFA Regulation For The Status and Transfer of Players.

Surat Edaran FIFA Nomor 1010 tanggal 20 Desember 2005 tentang FIFA Statuta Pasal 60 ayat 3 (c) Independen dan Hak Konstitusi Dalam Persidangan Arbitrase.

Surat Edaran FIFA Nomor 1129 tanggal 28 Desember 2007 tentang Standar Nasional Peraturan Badan Penyelesaian Sengketa (NDRC), Kode Standar Pemilihan (SEC) dan Standar Perjanjian (SCA).

Upaya dan langkah perbaikan terhadap mutu pembinaan per sepakbolaan nasional, Pengurus Pusat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Organisasi No : 06/PO-PSSI/XII/2006 dan Peraturan Organisasi No : 02/PO-PSSI /III /2008, tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan

Memutuskan :

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA TENTANG PEMAIN : STATUS, ALIH STATUS DAN PERPINDAHAN

(3)

BAB I U M U M

Pasal 1 Pengertian

1. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan satu-satunya organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan/aktivitas sepakbola yang berada dalam wilayah hukum dan administratif Republik Indonesia Oleh karenanya memiliki hak dan tanggung jawab serta kewajiban yang berorientasi kepada kemajuan sepakbola nasional. Untuk selanjutnya di dalam peraturan organisasi ini disebut sebagai PSSI.

2. FIFA (Federation Internationale de Football Association) adalah satu-satunya organisasi sepakbola dunia, tempat PSSI bergabung menjadi anggotanya. Untuk selanjutnya di dalam peraturan organisasi ini disebut sebagai FIFA.

3. AFC (Asian Football Confederation) adalah satu-satunya organisasi sepakbola Asia, tempat PSSI bergabung menjadi anggotanya. Untuk selanjutnya di dalam peraturan organisasi ini disebut sebagai AFC.

4. AFF (Asean Football Federation) adalah satu-satunya organisasi sepakbola regional Asia Tenggara, dimana PSSI menjadi anggotanya, dalam peraturan ini disebut AFF.

5. Komite Eksekutif adalah Lembaga Tertinggi Organisasi PSSI Tingkat Pusat, dalam peraturan ini disebut Komite Eksekutif.

6. Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI adalah Pengurus PSSI yang berada di daerah Tingkat Provinsi, dalam peraturan ini disebut Pengprov PSSI.

7. Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI adalah Pengurus PSSI yang berada di daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dalam peraturan ini disebut Pengcab PSSI.

8. Non Amatir berarti Profesional

Pemain Non Amatir berarti Pemain Profesional

9. Pemain adalah seorang atlit sepakbola Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing, berstatus Pemain Amatir atau Pemain Profesional yang bergabung dengan suatu Klub anggota PSSI.

10. Pemain Amatir

Pemain yang tidak menerima bayaran selain pengeluaran nyata yang terjadi selama partisipasinya atau setiap aktivitasnya yang berkaitan dengan sepakbola dinyatakan berstatus Pemain Amatir. Hanya Pemain yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang dapat menjadi Pemain Amatir.

(4)

11. Pemain Profesional

Pemain yang menerima bayaran lebih, selain dari pengeluaran nyata selama partisipasinya atau aktivitasnya yang berkaitan dengan sepakbola serta dilakukan dengan suatu kontrak/perjanjian kerja, dinyatakan berstatus Pemain Profesional Pemain Profesional terdiri dari Pemain Lokal dan Pemain Asing.

11.1. Pemain Lokal adalah Pemain sepakbola yang berstatus profesional dan sepenuhnya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung pada salah satu Klub Profesional Anggota PSSI atau suatu klub dari Asosiasi /Federasi Sepakbola Nasional yang resmi menjadi anggota FIFA.

11.2. Pemain Asing adalah Pemain sepakbola profesional yang berasal dari suatu Klub, dari suatu Asosiasi/Federasi Sepakbola Nasional yang resmi menjadi anggota FIFA, pindah sementara ke Indonesia untuk bergabung menjadi Pemain dari salah satu Klub Profesional Anggota PSSI.

a. Pengertian penggunaan Pemain Asing bertujuan untuk memacu motivasi sepakbola Indonesia dan memberikan contoh positif yang mampu mendorong kemajuan persepakbolaan nasional dan pembentukan tim nasional yang berkualitas, serta menjadikan sepakbola sebagai olah raga yang menarik dan membanggakan bagi publik.

b. Pemain Asing yang bermain di Kompetisi Liga Indonesia harus memenuhi kriteria seperti yang dimaksud dengan tujuan penggunaannya. Kepada setiap Pemain Asing, diwajibkan melakukan alih metode dan teknologi, alih pengalaman, alih skill dan keterampilan elementer sepakbola serta menjadi panutan pemain lokal sebagai seorang profesional dengan menjunjung tinggi dan mengutamakan FAIR PLAY.

12. Pemain Bebas adalah Pemain yang tidak sedang terikat kontrak/perjanjian kerja dengan suatu Klub.

13. Klub

Perkumpulan sepakbola yang terdiri dari Klub Profesional dan Klub Amatir. 14. Klub Profesional

Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional.

15. Klub Amatir

Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir.

16. Klub Semi Profesional

Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Semi Profesional, bila sebagian Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus Pemain Profesional.

(5)

17. Sekolah Sepakbola (SSB)

Sekolah Sepakbola (SSB), Perkumpulan Sepakbola ataupun Klub Sepak bola di sekolah-sekolah, merupakan wadah pembinaan sebagai tempat bagi pembinaan Pemain Muda. Keberadaannya dihimpun serta dibina oleh Klub dan Pengcab PSSI.

18. Kompetisi atau Pertandingan

Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang terdiri dari Kompetisi Profesional dan Kompetisi Amatir.

19. Kompetisi atau Pertandingan Resmi

Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda)/Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA.

Pertandingan persahabatan dan pertandingan uji coba tidak termasuk sebagai pertandingan resmi.

19. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :

a. Kompetisi Super Liga b. Kompetisi Divisi Utama

20. Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu :.

a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai 21. Alih Status

Tata cara peralihan status Pemain dari status amatir menjadi status profesional atau sebaliknya.

22. Perpindahan

Tata cara perpindahan Pemain dari suatu Klub Profesional/Amatir asal ke Klub Profesional/Amatir Baru.

23. Bursa Pemain

Suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh PSSI dalam rangka mempertemukan Agen Pemain sebagai penyedia Pemain dengan Klub sebagai pengguna untuk proses rekruitmen Pemain Profesional.

24. NDRC (National Dispute Resolution Chamber)

(6)

25. Asosiasi (Asosiasi Nasional) Terdahulu (Asal) Asosiasi dimana ‘Klub sebelumnya’ bergabung. 26. Klub Terdahulu (Asal)

Klub yang ditinggalkan oleh Pemain. 27. Asosiasi (Asosiasi Nasional) Baru

Asosiasi dimana ‘Klub Baru’ bergabung. 28. Klub Baru

Klub dimana Pemain sekarang bergabung. 29. Kompensasi Pelatihan

Pembayaran untuk penggantian biaya atas pengembangan Pemain Muda.

BAB II

SYARAT, PENGGUNAAN DAN LEGALITAS PEMAIN Pasal 2

Syarat Pemain

1. Seseorang (Calon Pemain) dapat menjadi Pemain sepakbola dengan menjadi anggota dari suatu Klub Anggota PSSI, dengan syarat :

1.1. Mengajukan Surat Permohonan menjadi anggota kepada Klub yang bersangkutan.

1.2. Surat Permohonan harus ditandatangani oleh Orang Tua/Wali Orang Tua yang sah secara Hukum Republik Indonesia, apabila umur Calon Pemain kurang dari 17 (tujuh belas) tahun.

1.3. Berumur kurang dari 23 (dua puluh tiga) tahun.

1.4. Jika permohonannya diterima maka statusnya harus sebagai Pemain Amatir.

1.5. Setiap Calon Pemain harus meneliti dengan seksama mengenai hak dan kewajibannya menjadi Anggota Klub.

2. Batas umur Pemain yang bermain pada kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI, ditetapkan sebagai berikut :

2.1. Liga Super : bebas 2.2. Divisi Utama : bebas 2.3. Divisi Satu : bebas

2.4. Divisi Dua : dibawah 23 tahun (U-23) 2.5. Divisi Tiga : dibawah 21 tahun (U-21)

2.6. Kelompok Umur : sesuai dengan pengelompokannya dan tidak lebih dari usia 20 tahun

3. Pemain yang untuk pertama kalinya beralih status dari Pemain Amatir menjadi Pemain Profesional, sekurang-kurangnya pernah bermain di Kompetisi Amatir Tingkat Nasional selama 1 (satu) musim kompetisi.

(7)

4. Klub Profesional Anggota PSSI, mengikat kontrak dengan Pemain Amatir sehingga status Pemain tersebut beralih menjadi Pemain Profesional, dan Pemain yang bersangkutan belum pernah bermain di Kompetisi Amatir Tingkat Nasional, sekurang-kurangnya 1 (satu) musim kompetisi. Maka Klub tersebut dapat dikecualikan dari butir no. 3 diatas, dengan syarat :

4.1. Mengajukan surat permohonan kepada Pengprov sesuai dengan domisili Klub.

4.2. Mengajukan surat permohonan kepada PSSI, dengan melampirkan a. Surat Persetujuan Pengprov.

b. Bukti Kontrak Pemain, sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun. 5. Status Pemain yang bermain pada kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI,

ditetapkan sebagai berikut :

5.1. Liga Super : profesional 5.2. Divisi Utama : profesional

5.3. Divisi Satu : profesional/amatir 5.4. Divisi Dua : amatir

5.5. Divisi Tiga : amatir 5.6. Kelompok Umur : amatir

6. Domisili atau daerah asal, khusus bagi Pemain Lokal yang bermain pada kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI, ditetapkan sebagai berikut :

6.1. Liga Super : bebas 6.2. Divisi Utama : bebas 6.3. Divisi Satu : bebas

6.4. Divisi Dua : Pemain dan Klub pada provinsi yang sama 6.5. Divisi Tiga : Pemain dan Klub pada provinsi yang sama 6.6. Kelompok Umur : Pemain dan Klub pada provinsi yang sama

7. Setiap Pemain harus memahami dan mematuhi Pedoman Dasar dan Peraturan PSSI serta Instruksi, Keputusan dan Kode Etik FIFA dalam setiap kegiatan atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan dibawah otoritas PSSI, FIFA dan AFC.

Pasal 3 Penggunaan Pemain

1. Setiap Pemain tidak dibenarkan mengikuti pertandingan resmi diluar statusnya. Pemain Amatir hanya bermain di Pertandingan Amatir dan Pemain Profesional hanya bermain di Pertandingan Profesional.

2. Setiap Pemain yang melakukan alih status dan atau perpindahan diharuskan mengikuti ketentuan serta tata cara sebagaimana diatur dalam peraturan ini. 3. Setiap Pemain, diharuskan memiliki kontrak/ perjanjian kerja tertulis dengan

Klub masing-masing dengan waktu kontrak/perjanjian kerja minimal 1 (satu) tahun.

(8)

4. Kontrak/Perjanjian Kerja sebagaimana butir no. 3 diatas, harus didasarkan pada ketentuan hukum formal yang berlaku di wilayah Republik Indonesia dan Peraturan Organisasi tentang Kontrak Pemain yang ditetapkan oleh PSSI.

5. Khusus bagi Pemain Lokal :

5.1. Berusia diatas 23 (dua puluh tiga) tahun : jangka waktu kontrak/ perjanjian kerja minimal 2 (dua) tahun.

5.2. Kurang dari 23 (dua puluh tiga) tahun dan diatas 17 (tujuh belas) tahun : jangka waktu kontrak/perjanjian kerja minimal 3 (tiga) tahun.

5.3. Kurang dari 17 (tujuh belas) tahun : jangka waktu kontrak/ perjanjian kerja minimal 5 (lima) tahun.

6. Setiap Pemain yang terikat Kontrak/Perjanjian Kerja harus memahami isi kontrak dan diwajibkan memenuhi seluruh kewajibannya secara profesional.

7. Setiap Pemain berkewajiban untuk memenuhi setiap memanggilan memperkuat tim nasional dan Klub berkewajiban mendukung kepada setiap pemainnya yang dipanggil memperkuat tim nasional.

8. Setiap Pemain yang didaftarkan ke PSSI harus secara jelas mencantumkan data mengenai asal-usul pemain (track record), sejak bergabung dengan suatu Klub hingga Klub terakhir.

Pasal 4

Tata Cara Penggunaan Pemain Profesional

1. Setiap Pemain dan Klub dilarang menggunakan jasa Agen Pemain yang tidak berlisensi atau tidak memiliki izin.

2. Pengertian Agen Pemain berlisensi adalah Agen Pemain yang memiliki lisensi yang diterbitkan oleh PSSI atau Asosiasi Sepakbola Nasional anggota FIFA dan nama Agen Pemain tersebut harus terdaftar atau terpublikasi oleh FIFA.

3. Pemain tidak menggunakan jasa Agen Pemain dapat menunjuk orang tua, suami/isteri, saudara kandungnya/seorang wali yang sah secara hukum dalam mewakili kepentingannya.

4. Pengacara praktek yang sah menurut undang-undang advokat dapat mewakili Pemain melakukan negosiasi kontrak Pemain.

5. Ketentuan ayat (3) dan (4) sebagai pengecualian, sehingga tidak berada dalam yuridiksi dan tanggungjawab PSSI dan/atau FIFA.

(9)

7. Khusus bagi setiap Pemain Lokal dan berstatus Profesional yang tidak menggunakan jasa Agen Pemain, sebagaimana ayat (1) dan (2) diatas, wajib memberikan dana pembinaan pemain usia muda, diluar ketentuan mengenai kewajiban “agent fee”, sebesar :

a. Liga Super : Rp 2.500.000,-/Pemain b. Divisi Utama : Rp 1.500.000,-/Pemain

c. Divisi Satu : Rp 1.000.000,-/Pemain (khusus Pemain Profesional) 8. Pemain yang yang terikat dengan Agen Pemain yang tidak memiliki lisensi, maka

pada saat perpindahan dan melakukan ikatan kontrak di Indonesia atau di luar Indonesia dan bilamana terjadi persilisihan maka hal tersebut diluar tanggung jawab PSSI dan FIFA.

9. Klub yang mengikat suatu kontrak/perjanjian kerja dengan Pemain, diwajibkan mempunyai kesepakatan dengan hanya Pemain itu sendiri atau Agen Pemain yang memiliki lisensi dan harus dicantumkan secara jelas.

10. Setiap Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia dapat memiliki Pemain Asing dan dapat dimainkan pada setiap pertandingan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kompetisi Liga Indonesia.

11. Besarnya nilai kontrak ditetapkan atas dasar kesepakatan antara Klub dan Pemain.

12. Masa kontrak maksimum seorang pemain selama 4 (empat) tahun, Pemain yang mempunyai kontrak lebih dari 2 (dua) tahun dengan suatu Klub, maka harus melakukan penandatanganan ulang untuk setiap 2 (dua) tahun. Bagi Pemain apabila mempunyai masa kontrak melebihi 4 (empat) tahun harus mendapatkan izin tertulis dari PSSI.

13. Untuk mempercepat proses pelayanan administrasi penggunaan Pemain serta meningkatkan kualitas pemilihan Pemain, sebelum bergulirnya musim kompetisi profesional, PSSI akan menyelenggarakan Bursa Pemain.

Seluruh Klub, Agen Pemain dan Pemain Profesional dapat mengikuti Bursa Pemain.

Tata laksana Bursa Pemain akan diatur secara tersendiri dalam Surat Keputusan PSSI.

Pasal 5 Legalitas Pemain

1. Legalitas status Pemain ditetapkan dan disahkan oleh Komite Eksekutif PSSI cq Direktorat Status dan Alih Status Pemain, dibawah pengawasan Komite Status dan Alih Status PSSI.

(10)

2. Penetapan dan pengesahan Pemain oleh Direktorat Status dan Alih Status Pemain setelah Badan Liga Indonesia (BLI) atau pelaksana teknis yang ditunjuk, melakukan Verifikasi Fakta Aktual tentang jejak prestasi (track record) Pemain dan tingkatan/strata Klub asal Pemain.

3. Setiap Pemain yang bermain pada kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI, maka Pemain yang bersangkutan diharuskan terlebih dahulu memperoleh pengesahan, yang meliputi Pengesahan Status Pemain dan Pengesahan Syarat Administratif Pemain.

4. Pemain yang berhak bermain mengikuti Kompetisi Liga Super atau Divisi Utama ditetapkan oleh BLI setelah memenuhi Verifikasi dan pengesahan Syarat Adiministrasi Pemain.

5. Pemain yang telah dinyatakan sah untuk bermain di suatu kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI, tidak dapat dimainkan, bilamana :

5.1. Tidak didaftarkan oleh Klub tempatnya bernaung.

5.2. Klub tempatnya bernaung, lalai atau terlambat melakukan pendaftaran Pemain.

6. Setiap Pemain Profesional yang terdaftar pada Klub Anggota PSSI yang mengakhiri kariernya pada saat berakhirnya kontrak mereka dan Pemain Amatir yang terdaftar pada Klub Anggota PSSI yang mengakhiri aktivitasnya, mereka akan tetap terdaftar pada Klub terakhir mereka selama jangka waktu 30 bulan.

Jangka waktu tersebut dimulai pada saat penampilan terakhir Pemain tersebut pada pertandingan resmi atas nama Klub.

7. Setiap keputusan Pengurus PSSI yang menyangkut Pengesahan Pemain, meliputi Status serta Syarat Administratif Pemain bersifat mengikat dan final.

BAB III

STATUS DAN PENDAFTARAN PEMAIN Pasal 6

Status Pemain

1. Setiap Pemain yang terdaftar pada suatu Klub Amatir, dinyatakan sebagai Pemain Amatir.

2. Setiap Pemain Amatir dapat mengikuti pertandingan di turnamen dan kompetisi, diluar pertandingan yang dinyatakan sebagai Kompetisi/Pertandingan Profesional. 3. Pemain yang terdaftar sebagai anggota pada Klub Profesional dapat berstatus

Pemain Amatir dan Pemain Profesional. Tetapi setiap Pemain yang bermain pada Kompetisi Profesional dari PSSI, AFC dan FIFA, harus dinyatakan sebagai Pemain Profesional.

(11)

4. Sebagai kelengkapan kepentingan Pemain dari kemungkinan mengikuti Kejuaran Internasional Antar Klub atau pemanggilan oleh Tim Nasional maka seluruh Pemain Lokal yang telah berusia diatas 17 (tujuh belas) tahun diwajibkan memiliki Passport.

Pasal 7 Pendaftaran Pemain

1. Setiap Pemain dilingkungan PSSI diwajibkan terdaftar sebagai anggota pada Klub Amatir/Profesional Anggota PSSI, sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang diatur oleh Klub yang bersangkutan.

2. Setiap Pemain dilingkungan PSSI akan dilengkapi dengan Kartu Pemain (Player

Card) yang memuat identitas pemain.

3. Setiap Klub Amatir diwajibkan melaporkan Daftar Pemain yang menjadi anggotanya kepada Pengurus Cabang (Pengcab) di daerahnya.

4. Setiap Klub Profesional diwajibkan melaporkan Daftar Pemain yang menjadi anggotanya kepada Pengprov PSSI di daerahnya dan kepada PSSI.

BAB IV ALIH STATUS

Pasal 8

Ketentuan Alih Status

1. Setiap Pemain yang melakukan Alih Status harus sudah mencapai umur diatas 17 (tujuh belas) tahun.

Apabila dilakukan sebelum berumur 17 (tujuh belas) tahun, maka harus disertai izin tertulis dari orang tua/wali orang tua.

2. Ketentuan bagi Pemain yang melakukan alih status, diatur sebagai berikut : 2.1. Pemain yang untuk pertama kalinya melakukan permohonan alih status dari

Pemain Amatir menjadi Pemain Profesional, dapat langsung melakukan permohonan tanpa tenggang waktu.

2.2. Pemain yang terdaftar sebagai Pemain Profesional tidak dapat beralih status menjadi Pemain Amatir, sampai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah pertandingan terakhirnya sebagai Pemain Profesional.

2.3. Kompensasi Pelatihan pada ayat (2.2) dari Pasal ini, tidak wajib dibayarkan atas pengalihan statusnya sebagai Pemain Amatir.

2.4. Jika Pemain pada ayat (2.2) dari Pasal ini, beralih status kembali sebagai Pemain Profesional dari status Pemain Amatir, maka Klub Baru tempatnya bergabung, diharuskan membayar kompensasi pembinaan dengan ketentuan sebagai berikut :

(12)

a. Tenggang waktu 0 bulan sampai 6 bulan (transfer windows period), sebesar 20 % (dua puluh persen) dari Nilai Kontrak yang diterima Pemain atau sekurang-kurangnya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

b. Tenggang waktu 6 bulan – 12 bulan (masa dimulainya kompetisi), sebesar 15 % (lima belas persen) dari Nilai Kontrak yang akan diterima Pemain atau sekurang-kurangnya Rp 37.500.000,- (tiga puluh juta lima ratus ribu rupiah).

c. Tenggang waktu 12 bulan sampai 30 bulan, sebesar 10 % (sepuluh persen) dari Nilai Kontrak yang diterima Pemain atau sekurang-kurangnya Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).

d. Tenggang waktu lebih dari 30 bulan, TIDAK ADA kewajiban membayar kompensasi pembinaan.

2.5. Ketentuan pada ayat (2.4) dari Pasal ini, tidak menghilangkan kewajiban melakukan pembayaran untuk kompensasi pembinaan sebagaimana diatur pada Pasal 16 dari Peraturan ini.

3. Pemain yang telah beralih statusnya menjadi Pemain Profesional dan Klub Profesional tempatnya bergabung terkena degradasi menjadi Klub Amatir atau Pemain Profesional dari sebuah Klub Profesional peserta Kompetisi Profesional yang terkena degradasi ke level Kompetisi Amatir maka status Pemain yang bersangkutan adalah TETAP sebagai Pemain Profesional.

5. Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI dan Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat, sebelum memberikan izin atau menyatakan persetujuannya atas peralihan status, diwajibkan memeriksa secara seksama serta meneliti latar belakang dan mekanisme alih status dari pemain yang bersangkutan.

Pasal 9

Tata Cara Alih Status

1. Mengajukan permohonan secara tertulis (surat permohonan) mengenai maksud dan tujuan pengalihan statusnya kepada Klub dengan tembusan kepada Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

2. Berdasarkan surat permohonan dari Pemain yang mengajukan peralihan status, Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat mengeluarkan persetujuan atau penolakan yang dilengkapi dengan alasan persetujuan/penolakan, yang ditujukan kepada Pengurus Pusat Klub tempat Pemain bersangkutan bergabung.

3. Mengisi dan melengkapi semua formulir yang telah diterbitkan oleh PSSI.

4. Bagi Pemain yang beralih status dari Amatir ke Profesional harus melampirkan Kontrak/Perjanjian Kerja Asli, yang ditandatangani langsung oleh Agen Pemain /Pemain yang bersangkutan dan Ketua Umum Klub. Sebagai syarat pendaftaran ke Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat dan PSSI.

(13)

5. Apabila Surat Kontrak/Perjanjian Kerja tidak ditandatangani oleh Ketua Umum Klub, maka harus dilampirkan Surat Kuasa Khusus yang berisi pemberian wewenang untuk melakukan penandatanganan kontrak/ perjanjian kerja atas nama Klub.

BAB V

PERPINDAHAN PEMAIN Pasal 10

Ketentuan Penerimaan Pemain

1. Suatu Klub tidak dibenarkan mengambil alih/merekrut seorang Pemain dimana Pemain yang bersangkutan masih terikat kontrak dengan Klub lainnya. Terkecuali mendapatkan izin tertulis dari Klub tempat Pemain tersebut bernaung, untuk mengadakan pembicaraan mengenai perekrutan. Pemain yang bersangkutan wajib melaporkan kepada Klub tempatnya bernaung, bilamana ada pihak lain yang bermaksud melakukan perekrutan terhadapnya.

2. Bagi suatu Klub yang akan menerima Pemain yang tidak terikat pada suatu Klub lain, harus mengajukan permohonan tertulis yang diketahui oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat kepada PSSI untuk mendapatkan pengesahan. 3. Klub yang menerima permohonan perpindahan dari Pemainnya, wajib

memberikan keputusan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan perpindahan dari Pemain tersebut.

Pasal 11

Ketentuan Pelepasan Pemain

1. Ketentuan Pelepasan Pemain Amatir

1.1. Pengajuan surat permohonan keluar (pindah) dari suatu Klub Amatir harus ditembuskan kepada Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

1.2. Apabila setelah 30 (tiga puluh) hari, Klub yang bersangkutan belum memberikan keputusannya maka pemain yang bersangkutan dapat mengajukan persoalannya kepada Pengurus Cabang (Pengcab) tempat Klub tersebut berdomisili.

1.3. Bilamana setelah 14 (empat belas) hari, Pengcab (Pengurus Cabang) belum memberikan jawaban atas persoalan tersebut, maka Pemain yang bersangkutan dapat mengajukannya kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat untuk ditindaklanjuti.

1.4. Bilamana setelah 14 (empat belas) hari, Pengurus Provinsi (Pengprov) belum memberikan jawaban atas persoalan tersebut, maka Pemain yang bersangkutan berhak mengajukannya kepada Pengurus PSSI, untuk diberikan keputusan final dan bersifat mengikat.

(14)

2. Ketentuan Pelepasan Pemain Profesional

2.1. Pengajuan surat permohonan keluar (pindah) dari suatu Klub Profesional harus ditembuskan kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat serta Pengurus PSSI.

2.2. Apabila setelah 30 (tiga puluh) hari, Klub yang bersangkutan belum memberikan keputusannya maka Pemain yang bersangkutan dapat mengajukan persoalannya kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

2.3. Bilamana setelah 14 (empat belas) hari, Pengurus Provinsi (Pengprov) belum memberikan jawaban atas persoalan tersebut, maka Pemain yang bersangkutan berhak mengajukannya kepada Pengurus PSSI, untuk diberikan keputusan final dan bersifat mengikat.

Pasal 12

Tata Cara Perpindahan Pemain Antar Klub Amatir

1. Mengajukan permohonan secara tertulis untuk maksud perpindahannya kepada Klub Amatir tempatnya bernaung.

2. Surat Keluar dari Klub Terdahulu (Klub Asal), harus diketahui oleh Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

3. Mengajukan surat lamaran menjadi anggota kepada Klub Amatir Baru yang dituju. 4. Apabila pemain pada butir no. 3 diatas, diterima sebagai Anggota Baru, maka

Klub yang bersangkutan wajib menerbitkan Surat Penerimaan, sebanyak rangkap 4 (empat) yang diberikan kepada Pemain, Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI dan arsip.

5. Pemain tersebut harus didaftarkan kepada Pengurus Cabang (Pengcab) tempat Klub tersebut bergabung serta Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

Pasal 13

Tata Cara Perpindahan Pemain Antar Klub Profesional

1. Mengajukan permohonan secara tertulis untuk maksud perpindahannya kepada Klub Profesional tempatnya bernaung.

2. Surat Keluar dari Klub Terdahulu (Klub Asal), harus diketahui Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

3. Ketentuan ayat (1) dan (2) diatas, tidak berlaku jika masa kontrak pemain yang bersangkutan telah berakhir dengan ketentuan Pemain tersebut telah menyelesaikan seluruh hak dan kewajibannya dengan Klub Terdahulu (Klub Asal) dan Pemain dinyatakan sebagai Pemain Bebas.

(15)

5. Pemain tersebut harus didaftarkan kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat dan Pengurus PSSI.

6. Apabila dalam perpindahan Pemain terjadi lintas Pengurus Provinsi (Pengprov) maka Pengurus Provinsi (Pengprov) yang sebelumnya harus diberikan tembusan pada saat didaftarkan.

Pasal 14

Tata Cara Perpindahan Pemain Dari Klub Amatir ke Klub Profesional

1. Mengajukan permohonan secara tertulis (surat permohonan) kepada Klub Amatir asal tempatnya bergabung.

2. Memegang Surat Keluar (Surat Perpindahan) dari Klub Amatir Terdahulu (Klub Asal) tempat bergabung dan harus diketahui oleh Pengurus Cabang (Pengcab) serta Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

3. Mengajukan Surat Lamaran untuk menjadi anggota baru kepada Klub Profesional yang dituju (Klub Baru).

4. Apabila Pemain berkeinginan melakukan alih status dari Pemain Amatir menjadi Pemain Profesional, maka diwajibkan telah memiliki Kontrak/Perjanjian Kerja dari Klub Baru dan didaftarkan ke Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat dan Pengurus PSSI.

Pasal 15

Tata Cara Perpindahan Pemain Dari Klub Profesional ke Klub Amatir

1. Mengajukan permohonan secara tertulis (Surat Permohonan) kepada Klub Profesional asal tempatnya bergabung.

2. Memegang Surat Keluar (Surat Perpindahan) dari Klub Profesional Terdahulu (Klub Asal) tempat bergabung dan harus diketahui Pengurus Daerah (Pengda) PSSI setempat.

3. Mengajukan surat lamaran untuk menjadi anggota kepada Klub Amatir yang dituju (Klub baru).

4. Mempunyai Surat Penerimaan sebagai Anggota dari Klub Baru.

5. Didaftarkan ke Pengurus Cabang (Pengcab) dengan tembusan kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

(16)

BAB VI

KOMPENSASI PEMBINAAN Pasal 16

Kompensasi Pemain Muda

1. Setiap Pemain Amatir yang dikontrak menjadi Pemain Profesional, maka Klub serta Pelatih sebelumnya yang melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan Pemain, berhak untuk mendapatkan uang kompensasi (kompensasi pembinaan Pemain Muda).

2. Kompensasi pembinaan Pemain Muda, diberlakukan sebelum Pemain yang bersangkutan berumur 23 (dua puluh tiga) tahun, yaitu ketika :

2.1. Untuk pertama kalinya Pemain tersebut beralih status menjadi Pemain Profesional dan mengikat suatu kontrak/perjanjian kerja

2.2. Pemain Profesional yang melakukan perpindahan masuk wilayah atau keluar wilayah Hukum Negara Republik Indonesia.

3. Kompensasi pembinaan Pemain Muda, TIDAK dapat diberlakukan, jika :

3.1. Pemain yang bersangkutan telah berumur diatas 23 (dua puluh tiga) tahun dan dinyatakan sebagai Pemain Bebas.

3.2. Perpindahannya tidak merubah status sebagai Pemain Amatir.

4. Kompensasi pada butir no. 1 dan no 2 diatas, sebagai pengganti biaya pembinaan, pendidikan dan latihan, terhitung dari usia 12 (dua belas) sampai Pemain tersebut beralih status menjadi Pemain Profesional serta harus dibayarkan setiap kali Pemain yang bersangkutan berpindah Klub sampai berusia 23 (dua puluh tiga) tahun.

5. Jumlah uang kompensasi yang dimaksud pada butir no. 4 diatas, merupakan prosentasi nilai bersih dari kontrak (setelah dipotong jasa Agen Pemain serta Pajak terkait) yang diperoleh Pemain dan harus dibayarkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari, setelah pemain yang bersangkutan di daftarkan kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.

6. Sebagai upaya untuk memacu dan meningkatkan kualitas pembinaan Pemain, PSSI menetapkan ketentuan nilai prosentasi yang dimaksud pada butir no. 5 diatas, sebagai berikut :

6.1. Tahun Pertama

a. Klub : 25 % (dua puluh lima persen) b. Pelatih : 15 % (lima belas persen) 6.2. Tahun Kedua

a. Klub : 20 % (dua puluh persen) b. Pelatih : 10 % (sepuluh persen)

(17)

6.3. Tahun Ketiga dan seterusnya

a. Klub : 10 % (sepuluh persen) b. Pelatih : 5 % (lima persen)

7. Bilamana Klub serta Pelatih yang membina Pemain, pada butir no. 6 diatas, lebih dari 1 (satu), maka kompensasi yang diperoleh dari nilai bersih Kontrak Pemain, harus dibagi rata.

8. Klub serta Pelatih yang terkategori melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi Pemain pada butir no. 6 diatas, bila Pemain yang bersangkutan bergabung sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun.

9. Khusus bagi Pemain, dalam masa setahun atau lebih, pernah tidak memiliki Klub serta Pelatih sebelum menjadi Pemain Profesional, maka nilai kompensasi pada butir no. 6 diatas yang diterima oleh Klub serta Pelatih yang pernah membina, mendidik dan melatihnya, sebesar :

9.1. Tahun Pertama dan Kedua

a. Klub : 10 % (sepuluh persen) b. Pelatih : 5 % (lima persen) 9.2. Tahun Ketiga dan seterusnya

a. Klub : 5 % (lima persen) b. Pelatih : 5 % (lima persen)

10. Bilamana Pemain Profesional yang mengikat kontrak/perjanjian kerja dengan suatu Klub sebelum berumur 23 (dua puluh tiga) tahun.

Kemudian melakukan pemutusan terhadap kontrak/perjanjian kerja, untuk bergabung dengan Klub Baru. Maka dengan mengabaikan kompensasi pembinaan Pemain Muda yang telah diberikan, Pemain tersebut diwajibkan memberi sumbangan solidaritas kepada Klub yang melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan.

11. Adapun nilai sumbangan solidaritas yang dimaksud butir no.10 diatas, diambil berdasarkan prosentasi nilai bersih dari kontrak/perjanjian kerja baru. Sebagai berikut :

a. umur 12 tahun : 0,25 % (seperempat persen) b. umur 13 tahun : 0,25 % (seperempat persen) c. umur 14 tahun : 0,25 % (seperempat persen) d. umur 15 tahun : 0,25 % (seperempat persen) e. umur 16 tahun : 0,50 % (setengah persen) f. umur 17 tahun : 0,50 % (setengah persen) g. umur 18 tahun : 0,50 % (setengah persen) h. umur 19 tahun : 0,50 % (setengah persen)

12. PSSI cq Direktorat Status dan Alih Status Pemain bersama dengan Komite Status dan Alih Status Pemain akan menentukan Klub serta Pelatih yang berhak menerima kompensasi dan sumbangan solidaritas.

Bilamana PSSI, TIDAK menemukan Klub serta Pelatih yang dinyatakan berhak menerimanya maka dana tersebut diserahkan kepada PSSI untuk dipergunakan

(18)

Pasal 17

Perlindungan Pemain Muda

1. PSSI mendukung setiap peran serta yang dilakukan oleh masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pembinaan, pendidikan dan pelatihan sepakbola bagi Pemain Muda. Oleh karenanya pendirian SSB (Sekolah Sepakbola), Perkumpulan Sepakbola ataupun Klub Sepakbola di sekolah-sekolah yang bersifat mandiri dan dikelola langsung oleh masyarakat, dipahami dan dilindungi oleh PSSI sebagai bagian dari upaya membangunan persepakbolaan nasional.

2. Keberadaan Sekolah Sepakbola (SSB), Perkumpulan Sepakbola atupun Klub Sepakbola di sekolah-sekolah yang melakukan pembinaan Pemain Muda secara serius dan terencana, dapat diakui keberadaannya oleh Pengcab PSSI dengan melakukan pendaftaran atau pendaftaran ulang setiap tahunnya ke Pengcab PSSI setempat. Dengan melampirkan secara lengkap:

a. Susunan Pengurus b. Nama Klub dan Domisili c. Tempat Latihan

d. Nama Pelatih e. Daftar Pemain f. Program Pelatihan

3. Pemain yang belum genap berumur 18 (delapan belas) tahun DILARANG melakukan perpindahan internasional (masuk atau keluar dari wilayah Hukum Negara Republik Indonesia), untuk bergabung dengan suatu Klub, kecuali : 3.1. Orang Tua atau Wali Orang Tua dari Pemain tersebut melakukan

perpindahan domisili (masuk atau keluar dari wilayah Hukum Negara Republik Indonesia) dan perpindahan tersebut TIDAK diperkenankan memakai sepakbola sebagai alasan.

3.2. Pemain yang tinggal di perbatasan dengan Negara Republik Indonesia, dimana jarak antara domisili Pemain dan Klub, kurang dari 100 (seratus) km. Meskipun terdapat perbedaan status kewarganegaraan antara Pemain dan Klub tempatnya bergabung.

Pasal 18

Transparansi Uang Pembinaan

1. Klub yang menerima perpindahan pemain, berkewajiban memberikan uang perpindahan/pembinaan kepada Klub/Perkumpulan asal Pemain yang nilainya diputuskan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.

2. Besarnya nilai perpindahan/pembinaan wajib diberitahukan secara tertulis kepada PSSI.

3. Dalam hal yang khusus, apabila kedua belah pihak bersepakat bahwa tidak ada uang perpindahan/pembinaan, maka kedua belah pihak harus terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis untuk memperoleh dispensasi kepada PSSI.

(19)

Surat Permohonan tersebut harus dengan melampirkan Surat Pernyataan dari kedua belah pihak bermaterei secukupnya, yang menyatakan tidak adanya uang perpindahan/ pembinaan.

4. Persetujuan ataupun penolakan dari PSSI, akan dikeluarkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari, sejak diterimanya permohonan pada butir no. 3 diatas.

BAB VII

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PEMAIN ASING Pasal 19

Persyaratan Umum dan Prosedur

1. Penggunaan Pemain Asing diizinkan di Indonesia, terbatas pada Klub Anggota PSSI yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi yang bersifat Profesional sesuai Peraturan dan Keputusan yang ditetapkan oleh PSSI.

2. Setiap Pemain Asing yang akan bermain pada suatu Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh PSSI.

3. Sebelum terikat dengan Kontrak/Perjanjian Kerja, setiap Pemain Asing yang akan bermain pada suatu Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia wajib mengikuti Seleksi dan Uji Coba yang diselenggarakan oleh Klub yang bersangkutan.

4. Seleksi dan Uji Coba, pada butir no. 3, harus diatur dalam perjanjian/ kesepakatan tersendiri (Perjanjian Pra Kontrak) antara Klub, Pemain Asing dan Agen Pemain.

5. Klub memiliki otoritas untuk memilih dan menentukan Pemain Asing sesuai dengan kebutuhan dan kualitas yang diinginkannya. Setiap pemutusan hubungan kontrak/perjanjian kerja dengan alasan teknis termasuk perilaku, kualitas bermain ataupun riwayat kesehatan. Maka Klub diwajibkan memenuhi seluruh hak-hak Pemain.

6. Kontrak/Perjanjian Kerja antara Klub dengan Pemain Asing, harus :

6.1. Ditulis dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 6.2. Ditandatangani langsung oleh Pemain yang bersangkutan dan Ketua Umum

Klub atau Perwakilan Klub yang mendapat Surat Kuasa serta Agen dari Pemain Asing tersebut.

6.3. Kontrak/Perjanjian Kerja harus sudah ditandatangani, 30 (tiga puluh) hari sebelum pendaftaran pemain. Kontrak/Perjanjian Kerja dibuat rangkap 5 (lima). Klub, Agen Pemain dan Pemain Asing, masing-masing harus memperoleh 1 (satu) salinan dan menyimpannya.

Sebanyak 2 (dua) rangkap dari salinan Kontrak/Perjanjian dan dokumen lainnya (bila perlu) beserta pas foto berwarna ukuran 4 x 6 dari pemain yang bersangkutan, harus diserahkan kepada PSSI.

(20)

6.4. Masa Kontrak/Perjanjian Kerja untuk seorang Pemain Asing, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan selama-lamanya 4 (empat) tahun. Akan tetapi periode dari setiap kontrak maksimum 2 (dua) tahun. Setelah 2 (dua) tahun harus dilakukan menandatanganan ulang.

7. Bagi Pemain Asing yang telah berakhir masa kontraknya dengan suatu Klub dan tidak diperpanjang lagi maka Pengurus PSSI akan mencabut seluruh rekomendasi yang diberikan ke Dirjen Imigrasi (Departemen Kehakiman dan HAM RI) dan Departemen Tenaga Kerja RI.

8. Seluruh pendapatan yang diterima oleh Pemain Asing harus dalam mata uang Rupiah dan jumlah Pemain Asing yang dapat mengikat Kontrak /Perjanjian Kerja dengan suatu Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia, diatur dan ditentukan secara tersendiri dalam Manual atau Peraturan Pertandingan Khusus.

9. Segala hak dan kewajiban yang telah dituangkan secara tertulis pada Kontrak/Perjanjian Kerja harus dipenuhi oleh masing-masing Pihak sampai dengan berakhirnya masa kontrak.

10. Perpindahan Pemain Asing dari suatu Klub ke Klub lainnya, sesama Anggota PSSI, harus terlebih dahulu meninggalkan Indonesia sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun dan aktif bermain di kompetisi profesional di luar wilayah Indonesia. Kecuali melalui proses transfer.

11. Perlakuan transfer Pemain Asing hanya dapat dilakukan dalam 2 (dua) periode, yaitu sebelum kompetisi atau pada masa jeda kompetisi (transfer windows) dan dapat langsung dilakukan antar Klub atau melalui Panitia Transfer Pemain.

12. Panitia Transfer Pemain dapat menerima titipan Pemain Asing dari suatu Klub dan Klub yang bersangkutan dapat mencari Pemain pengganti hingga mencapai jumlah kuota (jumlah maksimum) yang telah ditetapkan. Selama Pemain Asing yang dititipkan, untuk kepentingan transfer tidak memperoleh Klub Baru di Kompetisi Liga Indonesia atau Kompetisi di Luar Negeri. Maka Klub yang menitipkan Pemain tersebut harus menanggung seluruh kewajibannya yang sudah disepakati dalam kontrak/perjanjian kerja.

13. Usia/umur seorang Pemain Asing yang bermain di Kompetisi Liga Indonesia, dianggap dewasa dan produktif, berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan maksimum 35 (tiga puluh lima) tahun.

14. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengeluarkan izin khusus bagi Pemain Asing yang sudah menikah dengan Warga Negara Indonesia (WNI) sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan mempunyai Izin Tinggal Tetap.

Pasal 20

Persyaratan Administratif Pemain Asing

1. Setiap Pemain Asing yang tidak memiliki Agen, harus mempunyai salinan daftar riwayat hidup, daftar prestasi, status dan riwayat kesehatan, pas foto diri pemain (berwarna 4 x 6), dokumentasi gambar /foto atau potongan-potongan video pertandingan yang pernah diikutinya serta dokumen lainnya yang mendukung.

(21)

2. Pemain Asing yang telah mempunyai Kontrak/Perjanjian Kerja dengan suatu Klub, diwajibkan mempunyai Izin Kerja dan Izin Tinggal di Indonesia.

3. Klub yang bersangkutan harus menyediakan semua fasilitas yang telah disepakati bersama secara tertulis dalam Kontrak/ Perjanjian Kerja, termasuk kewajiban menyediakan tiket pergi/ pulang dari/ke negara asal pemain.

4. Khusus untuk Pemain Asing baru yang akan bermain pada suatu Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia, atas permintaan Klub yang bersangkutan dan telah memasukkan data pemain tersebut didalam TMS (Transfer Matching System), maka PSSI dapat melaksanakan permohonan ITC (International Transfer of

Certicate) kepada Asosiasi/Federasi Sepakbola Negara asal Pemain.

5. Seluruh Pemain Asing yang telah memenuhi semua persyaratan, menyelesaikan perizinan dan telah mempunyai Kontrak/Perjanjian Kerja dengan Klub maka PSSI akan memberikan rekomendasi bahwa pemain yang bersangkutan berhak bekerja sebagai pemain untuk Klub yang memberikan kontrak.

Pasal 21

Prosedur Izin Kerja dan Izin Tinggal

1. Berdasarkan permohonan Klub yang bersangkutan sebagai pengguna Pemain Asing, maka Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengeluarkan Surat Rekomendasi yang ditujukan :

1.1. Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat (KONI Pusat), untuk memperoleh Rekomendasi Atlit.

1.2. Departemen Tenaga Kerja RI, untuk memperoleh Izin Kerja.

1.3. Direktorat Jenderal Imigrasi (Departemen Kehakiman dan HAM RI), untuk memperoleh Izin Tinggal.

2. Atas rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI maka Direktorat Jenderal Imigrasi (Departemen Kehakiman dan HAM RI) menerbitkan persetujuan kepada pemain yang bersangkutan untuk mengambil VISA Tinggal baru maupun pembaharuan di Kedutaan Besar RI di Singapura.

3. Berdasarkan VISA Tinggal, pemain yang bersangkutan dapat mengurus KITAS (KIMS) di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.

4. Seluruh biaya yang diperlukan dan ditimbulkan dalam penyelesaian perizinan diatur melalui Surat Keputusan PSSI.

Pasal 22

Ketentuan Mengenai ITC (International Transfer Certificate)

1. Pemain yang terdaftar di PSSI, jika sebelumnya bermain pada suatu Klub yang menjadi Anggota dari suatu Asosiasi Nasional lain, hanya dapat terdaftar jika PSSI telah menerima Sertifikat Transfer Internasional (ITC).

(22)

2. Jika suatu Asosiasi Nasional lain meminta kepada PSSI untuk menerbitkan ITC bagi pemain, maka terlebih dahulu PSSI akan memeriksa status dari Pemain yang bersangkutan. ITC akan dikeluarkan oleh PSSI melalui TMS tanpa biaya, sesuai peraturan serta batasan waktu (registration period) yang berlaku dimasing-masing Asosiasi Nasional. Salinan ITC yang diterbitkan melalui TMS oleh PSSI langsung tercatat di FIFA. Jika ada sanksi yang dikenakan oleh PSSI/FIFA maka sanksi akan tercatat didalam TMS.

2. PSSI tidak menerbitkan ITC bagi Pemain yang berusia dibawah 12 tahun.

Pasal 23

SISTIM PENCOCOKAN TRANSFER PEMAIN PROFESIONAL (TRANSFER MATCHING SYSTEM / TMS)

1. Berkaitan dengan perpindahan pemain professional, peraturan organisasi ini mengacu kepada Sistem Pencocokan Transfer (Transfer Matching System/TMS) sebagaimana yang dikeluarkan oleh FIFA dan/atau beserta dengan perubahan-perubahannya.

2. Pembatasan Penggunaan TMS :

2.1 Sistem Pencocokan Transfer hanya dipergunakan untuk perpindahan Internasional bagi pemain profesional.

2.2 Tidak berlaku terhadap perpindahan pemain domestik atau pemain amatir.

2.3 Bukan alat untuk bernegosasi.

3. Tujuan Sistem Pencocokan Transfer adalah:

3.1. Untuk pencocokan kontrak dalam memastikan bahwa semua pihak yang terlibat telah menyetujui syarat-syarat perpindahan internasional bagi pemain profesional.

3.2. Untuk perlindungan terhadap pemain di bawah umur.

3.3. Untuk mentaati waktu pendaftaran (registration period)yang telah ditentukan oleh PSSI cq. BLI dalam perpindahan pemain internasional 3.4. Untuk memudahkan klub/pemain dalam permintaan ITC dengan sistem

elektronik jika tidak terkait masalah hak dan kewajiban pemain dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pemain (klub, agen).

3.5. Ketepatan waktu dalam penyelesaian masalah keuangan, yaitu gaji, bonus, fee agen, pajak dan lain-lain.

3.6. Untuk mempermudah monitoring dan pelaksanaan skorsing baik terhadap asosiasi, klub dan agen.

3.7. Untuk monitoring kepatuhan pihak-pihak yang terkait dengan pemain dan pemain itu sendiri terhadap seluruh aturan FIFA.

4. Teknis Pelaksanaan :

4.1. Pelaksanaan TMS dikoordinir oleh PSSI dan wajib dijalankan oleh masing-masing klub di mana pemain profesional bernaung.

4.2. Petugas pelaksana TMS di masing-masing klub adalah pihak yang diajukan oleh masing-masing klub dan dikoordinir oleh PSSI.

4.3. Seluruh informasi yang terkait dengan pemain dan pihak terkait wajib dimasukkan ke dalam sistem TMS.

(23)

BAB VIII

SANKSI DAN HUKUMAN Pasal 24

Sanksi

1. Segala peraturan dan ketentuan lainnya diluar peraturan ini, yang telah ditetapkan oleh PSSI yang berkenaan dengan Pemain, tetap mengikat sebagai Peraturan.

2. Setiap perselisihan yang menyangkut penggunaan Pemain antara Klub, Pemain dan Agen Pemain. Maka :

2.1. Pihak-pihak yang berselisih dapat menyelesaikan perselisihannya secara musyawarah dan mufakat.

2.2. Setiap penyelesaian perselisihan harus dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang berselisih.

2.3. Bilamana tidak terdapat penyelesaian maka pihak-pihak yang berselisih dapat membawa perselisihan tersebut kepada Panitia Penyelesaian Perselisihan untuk mendapatkan penyelesaian.

2.4. Keputusan yang diambil oleh Panitia Penyelesaian Perselisihan bersifat mengikat dan final.

3. Pelanggaran terhadap Status, Alih Status dan Perpindahan dari setiap Pemain pada pertandingan resmi diluar status dan keanggotaannya, dikenakan Sanksi Disiplin oleh PSSI, menurut tingkat dan kewenangann

4. Setiap Pemain dan atau Klub yang tidak memenuhi pemanggilan Pemain untuk memperkuat Tim Nasional tanpa alasan yang jelas akan dikenakan Sanksi Disiplin. 5. Klub dan atau Pemain yang mempunyai ikatan kontrak/perjanjian kerja lebih dari 4 (empat) tahun, tanpa mendapatkan izin tertulis dari PSSI, masing-masing dikenakan Sanksi Disiplin.

6. Setiap perselisihan yang muncul dari ikatan kontrak pada Pemain yang terikat dengan Agen Pemain yang tidak memiliki lisensi, PSSI akan memberikan sanksi kepada pemain bersangkutan, sebagai berikut :

6.1. Teguran/Peringatan secara tertulis

6.2. Denda, minimal Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) 6.3. Skorsing 1 (satu) tahun

7. Klub yang melanggar ketentuan yang tercantum didalam kontrak/ perjanjian kerja yang telah ditandatangani, akan diberikan sanksi, disesuaikan dengan kadar kelalaiannya, sebagai berikut :

7.1. Teguran/Peringatan

7.2. Denda, maksimal sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

(24)

7.4. Larangan mengikuti kegiatan sepakbola baik di lingkungan PSSI (nasional) maupun internasinal.

8. Sebelum mengikat kontrak/perjanjian kerja dengan seorang Pemain, Klub harus memeriksa dan memastikan status Pemain bahwa yang bersangkutan tidak sedang terikat dengan Klub lain dan merupakan pemain bebas. Klub yang terbukti melakukan pelanggaran akan dikenakan denda oleh PSSI sekurang-kurangnya Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan hukuman lainnya yang ditentukan kemudian.

9. Pemain dilarang keras mengikat kontrak/perjanjian kerja dengan lebih dari 1 (satu) Klub pada waktu yang bersamaan, pelanggaran terhadap larangan ini, maka PSSI akan mengambil tindakan tegas, berupa skorsing kepada pemain yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan hukuman lainnya yang akan ditentukan kemudian.

10. Pemain yang masih terikat kontrak dengan suatu Klub, terbukti mengadakan pembicaraan mengenai perekrutan dengan Klub lain atau Perwakilan Klub lain dan tanpa sepengetahuan dari Klub tempatnya bergabung, dikenakan Sanksi Disiplin oleh PSSI.

11. Pelanggaran terhadap Uang Pembinaan antara Klub asal dan Klub baru sesama Anggota PSSI, diketahui bahwa besar nilai perpindahan/ pembinaan, tidak sesuai dengan yang tertulis dan termuat pada kesepakatan yang diterima PSSI, maka PSSI akan menindak tegas dengan menjatuhkan denda kepada Klub asal dan Klub baru, yang masing-masing senilai 10 (sepuluh) kali lipat dari nilai Kontrak/ Perjanjian Kerja yang diterima oleh Pemain yang bersangkutan dengan Klub barunya.

12. Kontrak/Perjanjian Kerja antara Klub dengan Pemain/Agen Pemain harus ditulis dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, apabila tidak maka PSSI menganggap bahwa Kontrak/Perjanjian Kerja tersebut Tidak Sah.

BAB IX

PERALIHAN, PERSELISIHAN DAN PENUTUP Pasal 25

Peralihan

1. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan bahwa musim Kompetisi Liga Indonesia tahun 2007, sebagai musim peralihan masalah Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan.

2. Mulai musim kompetisi tahun 2008, seluruh Pemain yang berhimpun dibawah otoritas PSSI akan mempergunakan tata peraturan baru yang diputuskan oleh PSSI dan disahkan oleh FIFA.

(25)

Pasal 26 Perselisihan

1. Setiap perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan peralihan status dan atau perpindahan pemain, harus terlebih dahulu diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Apabila upaya musyawarah tersebut tidak dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi, maka penyelesaiannya diserahkan kepada Perserikatan dan atau Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI.

3. Bilamana penyelesaian yang diputuskan oleh Perserikatan atau Pengurus Provinsi (Pengprov) belum dapat diterima oleh masing-masing pihak, maka penyelesaiannya diserahkan kepada PSSI.

4. PSSI memberikan keputusan akhir sebagai keputusan final dan bersifat mengikat. 5. Setiap kasus perselisihan yang muncul dari akibat masalah status, alih status dan

perpindahan maka seluruh Klub, Agen Pemain dan Pemain yang berhimpun dibawah otoritas PSSI sepakat untuk membebaskan PSSI dari segala tuntutan material.

Pasal 27 Penutup

1. Peraturan Organisasi tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan Pemain dari PSSI, dialihbahasakan kedalam Bahasa Inggris untuk disahkan oleh FIFA.

2. Seluruh Lampiran pada Peraturan Organisasi ini adalah berdasarkan surat edaran FIFA yang merupakan ketentuan yang bersifat mengikat dan Tidak Terpisahkan. 3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dikemudian

hari, tidak tertutup kemungkinan dilakukan penambahan/ perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh persepakbolaan nasional. 4. Segera dilakukan sosialisasi dari Peraturan Organisasi ini kepada semua pihak yang

berkepentingan agar mengetahuinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : Januari 2011 Ketua Umum,

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia

(26)

Lampiran 1

PELEPASAN PEMAIN KEPADA TIM NASIONAL

Pasal 1 Prinsip

1. Klub wajib untuk melepaskan Pemainnya kepada Tim Nasional dimana Pemain berhak untuk bermain berdasarkan kewarganegara- annya jika pemain tersebut dipanggil oleh Asosiasi/Federasi Nasional terkait. Setiap perjanjian yang dibuat antara Pemain dan Klub dilarang bertentangan dengan ketentuan tersebut.

(Clubs are obliged to release their registered players to the representative teams of the country for which the player is eligible to play on the basis of his nationality if they are called up by the association concerned. Any agreement between a player and a club to the contrary is prohibited). 2. Pelepasan Pemain sebagaimana diatur dalam Ayat 1 dari Pasal 1 ini

adalah ditentukan untuk pertandingan yang terdaftar pada Kalender Pertandingan Internasional dan untuk semua pertandingan dimana kewajiban untuk melepaskan pemain di atur berdasarkan keputusan khusus Komite Eksekutif FIFA.

(The release of players under the terms of paragraph 1 of this article is mandatory for matches on dates listed in the coordinated international match calendar and for all matches for which a duty to release players exists on the basis of a special decision by the FIFA Executive Committee). 3. Bukan merupakan suatu kewajiban untuk melepaskan Pemain untuk

pertandingan yang jadwalnya Tidak Terdaftar pada Kalender Pertandingan Internasional.

(It is not compulsory to release players for matches scheduled on dates not listed in the coordinated international match calendar).

4. Pemain juga harus dilepaskan untuk masa periode persiapan sebelum pertandingan, dengan ketentuan sebagai berikut :

(Players must also be released for the period of preparation before the match, which is laid down as follows) :

a) Untuk Pertandingan Persahabatan : 48 jam (Frendly matches : 48 hours);

b) Untuk pertandingan setaraf Turnamen Internasional : 4 hari (termasuk hari pertandingan). Hari pelepasan dapat diperpanjang menjadi 5 hari jika pertandingan terkait diadakan di Konfederasi yang berbeda dengan Konfederasi dimana Klub Pemain terdaftar. (Qualifying matches for an international tournament ; four days (including the day of the match). The release period shall be extended to five days if the match concerned is held in a different confederation to the one in which the player’s club is registered);

c) Untuk pertandingan setaraf Turnamen Internasional yang diselenggarakan pada tanggal yang ditentukan sebagai pertandingan persahabatan : 48 jam

(Qualifying matches for an international tournament that are staged on a date reserved for friendly matches : 48 hours);

(27)

d) Untuk pertandingan persahabatan yang diselenggarakan pada tanggal yang ditentukan sebagai pertandingan setaraf Turnamen Internasional : 48 jam

(Friendly matches that are staged on a date reserved for qualifying matches for an international tournament : 48 hours);

e) Untuk pertandingan final atas pertandingan setaraf Turnamen Internasional : 14 hari sebelum tanggal pertandingan pertama dalam kompetisi tersebut.

(The final competition of an international tournament : 14 days before the first match in the competition).

Pemain akan bergabung dengan Tim Nasional tidak lebih dari 48 jam sebelum Kick Off.

(Players shall join the association team no later than 48 hours before kick-off).

5. Pemain Nasional yang memiliki kualifikasi Tim “A” Nasional untuk Pertandingan Final pada Kejuaran Dunia FIFA atau untuk Kejuaraan Antar Benua harus dilepaskan untuk Pertandingan Persahabatan pada tanggal yang ditentukan sebagai Pertandingan Resmi sesuai dengan petunjuk yang dapat diberlakukan pada Pertandingan Resmi yang diadakan pada tanggal-tanggal tersebut.

(The players of associations that have automatically qualified for the final competition of the FIFA World Cup™ or for continental championships for national ”A” teams shall be released for friendly matches on dates reserved for official qualifying matches in accordance with the directives that would apply for official matches staged on those dates).

6. Klub dan Asosiasi Nasional terkait dapat menyetujui periode waktu pelepasan yang lebih lama.

(The clubs and associations concerned may agree a longer period of release) 7. Pemain yang memenuhi panggilan dari Asosiasi Nasionalnya berdasarkan ketentuan Pasal ini harus kembali pada tugas di Klubnya tidak lebih dari 24 jam setelah berakhirnya pertandingan yang memanggil Pemain tersebut. Jangka waktu ini dapat diperpanjang menjadi 48 jam jika pertandingan tersebut diadakan di Konfederasi yang berbeda dengan Konfederasi dimana Klub Pemain terdaftar. Klub harus diberikan pemberitahuan tertulis mengenai kepergian Pemain dan jadwal kembali Pemain 10 hari sebelum pertandingan. Asosiasi Nasional harus memastikan bahwa Pemain dapat kembali ke klub mereka tepat waktu setelah pertandingan.

(Players complying with a call-up from their association under the terms of this article shall resume duty with their clubs no later than 24 hours after the end of the match for which they were called up. This peiod shall be extended to 48 hours if the match concerned took place in a different confederation to the one in which the player’s club is registered. Clubs shall be informed in writing of a player’s outbound and return schedule ten days before the match. Associations shall ensure that players are able return to their clubs on time after the match).

(28)

8. Jika Pemain tidak kembali pada tugas di Klubnya setelah tenggat waktu sebagaimana ditentukan dalam Pasal ini, maka pada waktu Pemain dipanggil berikutnya oleh Asosiasi Nasionalnya, periode pelepasan Pemain akan diperpendek menjadi sebagai berikut ;- (If a player does not resume duty with his club by the deadline stipulated in this article, the next time the player is called up by his association, the period of release shall be shortened as follows) :

a) Pertandingan Persahabatan : 24 Jam (Friendly Matches : 24 hours);

b) Pertandingan Kualifikasi : 3 Hari (Qualifying Matches : 3 days);

c) Pertandingan Final pada Turnamen Internasional : 10 Hari (The final competition of an international tournament : 10 days) 9. Jika Asosiasi Nasional terus mengulangi pelanggaran atas ketentuan

ini, maka Komite Status Pemain FIFA dapat menjatuhkan sanksi yang sesuai , termasuk namun tidak terbatas pada :-

(Should an association repeatedly breach these provisions, the FIFA Players’ Status Committee may impose appropriate sanctions, including but not limited to) :

a) Denda (Fines)

b) Pengurangan jangka waktu pelepasan (A reduction of the period of release)

c) Larangan untuk memanggil pemain pada pertandingan berikutnya (A ban on calling up a player(s) for subsequent match(es))

Pasal 2 Ketentuan Keuangan dan Asuransi

1. Klub yang melepaskan pemain sesuai ketentuan Lampiran ini Tidak Berhak untuk mendapatkan kompensasi keuangan.

(Clubs releasing a player in accordance with the provisions of this annexe are not entitled to financial compensation).

2. Asosiasi Nasional yang memanggil Pemain harus menanggung biaya perjalanan Pemain yang dilakukan untuk memenuhi pemanggilan tersebut.

(The association calling up a player shall bear the costs of travel incurred by the player as a result of the call-up).

3. Klub dimana Pemain terkait terdaftar harus bertanggungjawab atas Asuransi Pemain yang Pertanggungannya meliputi Penyakit dan Kecelakaan selama periode Pelepasan Pemain. Pertanggungan Asuransi tersebut juga harus meliputi kecelakaan yang dialami Pemain selama Pertandingan Internasional dimana pemain tersebut dilepaskan.

(29)

(The club with which the player concerned is registered shall be responsible for his insurance cover against illness and accident during the entire period of his release. This cover must also extend to any injuries sustained by the player during the international match(es) for which he was released).

Pasal 3 Pemanggilan Pemain

1. Sebagai Ketentuan Umum, setiap Pemain yang terdaftar pada klub wajib untuk segera memberi tanggapan/Konfirmasi ketika dipanggil oleh Asosiasi Nasional dimana “ia” secara sah mewakili atas dasar kewarganegaraannya untuk bermain pada satu tim nasionalnya. (As a general rule, every player registered with a club is obliged to respond affirmatively when called up by the association he is eligible to represent on the basis of his nationality to play for one of its representative teams). 2. Asosiasi Nasional yang bermaksud untuk memanggil Pemain yang

sedang bermain diluar negeri harus memberitahukan kepada Pemain secara tertulis selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum hari pertandingan dimana “ia” diminta untuk bermain. Asosiasi Nasional yang bermaksud untuk memanggil Pemain untuk pertandingan Final pada Turnamen Internasional harus memberitahukan kepada Pemain secara tertulis selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum dimulainya 14 (empat belas) hari periode persiapan (Lampiran 1

Pasal 1 ayat 4 e). Klub Pemain juga harus diberikan pemberitahuan

secara tertulis pada waktu yang bersamaan. Klub harus memberikan konfirmasi pelepasan Pemain dalam waktu 6 hari.

(Associations wishing to call up a player who is playing abroad must notify the player in writing at least 15 days before the day of the match for which he is required. Associations wishing to call up a player for the final competition of an international tournament must notify the player in writing at least 15 days before the beginning of the 14-day preparation period (cf. Annexe 1 article 1 paragraph 4 e). The player’s club shall also be informed in writing at the same time. The club must confirm the release of the player within the following six days).

3. Asosiasi Nasional yang meminta bantuan FIFA untuk mendapatkan pelepasan Pemain yang bermain diluar negeri hanya dapat dilakukan dengan 2 (dua) syarat sebagaimana berikut ;-

(Associations that request FIFA’s help to obtain the release of a player playing abroad may only do so under the following two conditions) :

a. Asosiasi Nasional dimana pemain tersebut terdaftar telah diminta untuk terlibat namun tidak berhasil.

(The association at which the player is registered has been asked to intervene without success)

b. Kasus tersebut diajukan kepada FIFA selambatnya 5 hari sebelum hari pertandingan dimana Pemain dimaksud tersebut dibutuhkan. (The case is submitted to FIFA at least five days before the day of the match for which the player is needed)

(30)

Pasal 4 Pemain yang Terluka

Pemain yang terluka atau sakit tidak dapat memenuhi panggilan dari Asosiasi Nasional dimana “ia” berhak untuk mewakili karena alasan kewarganegaraannya, jika diminta oleh Asosiasi Nasional untuk setuju melakukan tes kesehatan oleh dokter yang dipilih oleh Asosiasi Nasional, maka “ia” wajib melakukannya. Jika Pemain menginginkan, maka Tes Kesehatan tersebut dapat dilakukan diwilayah Asosiasi dimana Pemain terdaftar.

(A player who due to injury or illness is unable to comply with a call-up from the association that he is eligible to represent on the basis of his nationaltiy shall, if the association so requires, agree to undergo a medical examination by a doctor of that association’s choice. If the player so wishes, such medical examination shall take place on the territory of the association at which he is registered).

Pasal 5 Pembatasan Dalam Bermain

Pemain yang telah dipanggil oleh Asosiasi Nasionalnya untuk bermain pada salah satu tim perwakilannya, kecuali disetujui sebaliknya oleh Asosiasi terkait (dimana Pemain terdaftar), tidak dapat bermain untuk Klub dimana Pemain terdaftar selama periode dimana “ia” dilepaskan atau seharusnya dilepaskan berdasarkan ketentuan Lampiran ini. Pembatasan dalam bermain untuk Klub tersebut akan diperpanjang lebih 5 (lima) hari dalam hal Pemain, karena alasan apapun juga tidak mau atau tidak dapat memenuhi panggilan.

(A player who has been called up by his association for one of its representative teams is, unless otherwise agreed by the relevant association, not entitled to play for the club with which he is registered during the period for which he has been released or should have been released pursuant to the provisions of this annexe. This restriction on playing for the club shall, moreover, be prolonged by five days in the event that the player, for whatsoever reason, did not wish to or was unable to comply with the call-up).

Pasal 6 Tindakan Kedispilinan

1. Pelanggaran atas ketentuan yang terdapat pada Lampiran ini akan mengakibatkan pengenaan sanksi tindakan kedisiplinan.

(Violations of any of the provisions set forth in this annexe shall result in the imposition of disciplinary measures).

2. Jika Klub menolak untuk melepaskan Pemain atau mengabaikannya walaupun telah diatur dalam Lampiran ini, maka Komite Status Pemain FIFA akan meminta Asosiasi Nasional dimana Klub tersebut terdaftar untuk menyatakan bahwa setiap pertandingan dimana Pemain ikut ambil bagian akan dinyatakan kalah. Setiap nilai yang diperoleh oleh Klub tersebut akan dibatalkan. Setiap pertandingan yang dilakukan sesuai sistem kejuaraan harus dianggap sebagai telah dimenangkan oleh Tim Lawan, tanpa memperdulikan Skor.

(31)

(If a club refuses to release a player or neglects to do so despite the provisions of this annexe, the FIFA Players’ Status Committee shall furthermore request the association to which the club belongs to declare any match(es) in which the player took part to have been lost by the club concerned. Any points thus gained by the club in question shall be forfeited. Any match contested according to the cup system shall be regarded as having been won by the opposing team, irresprective of the score)

3. Jika Pemain terlambat melapor untuk tugasnya pada Klub lebih dari sekali setelah dipanggil oleh Asosiasi Nasionalnya, maka Komite Status Pemain FIFA dapat, atas permintaan dari Klub si Pemain mengenakan sanksi tambahan pada Pemain dan/atau Asosiasi Nasionalnya.

(If a player reports late for duty with his club more than once after being called up by an association, the FIFA Players’ Status Committee may, at the request of the player’s club, impose additional sanctions on the player and/or his association).

Referensi

Dokumen terkait